Tugas Tren Isu Komunitas

26
MAKALAH TREN ISU KEPERAWATAN KOMUNITAS HOME CARE 1. R. Nisa Haqqu 1211026 2. Nilsa Prih Utami 12110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR 2016

description

a

Transcript of Tugas Tren Isu Komunitas

Page 1: Tugas Tren Isu Komunitas

MAKALAH

TREN ISU KEPERAWATAN KOMUNITAS

HOME CARE

1. R. Nisa Haqqu 1211026

2. Nilsa Prih Utami 12110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA

BLITAR

2016

Page 2: Tugas Tren Isu Komunitas

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Makalah Tren Isu

Keperawatan Komunitas “Home care”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas

semester 8 mata kuliah Komunitas 4. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga

makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Blitar, Maret 2016

Penyusun

Page 3: Tugas Tren Isu Komunitas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Page 4: Tugas Tren Isu Komunitas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trend kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada transisi

epidemologi dari penyakit menular ke penyakit kronis serta degeneratif.

Kondisi tersebut disebabkan oleh perubahan struktur pendidikan dan gaya

hidup masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan pola perawatan jangka

panjang sangat dibuthkan. Seiring dengan itu, konsep pelayanan kesehatan

pun berubah. Konsep yang tadinya masyarakat mendatangi institusi pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas menjadi pelayanan kesehatan

yang mendatangi masyarakat. Oleh karena itu, paradigma rumah sakit adalah

tempat paling penting dalam penyembuhan dan perawatan klien sudah mulai

berubah menjadi perawatan dirumah (Widyanto, 2014).

Hampir semua orang setuju bahwa rumah merupakan tempat paling

baik untuk melakukan perawatan kesehatan, terutama untuk meningkatkan

kemandirian klien. Tidak hanya memberikan perawatan yang lebih murah,

home care juga merupakan langkah kunci untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimal untuk banyak klien. Konsep home care dapat meningkatkan

kualitas pelayanan dan menghindari rawat inap di pelayanan kesehatan karena

kondisi kronis atau efek samping. Konsep home care juga menghindari

kesalahan yang sering dilakukan di rumah jika tidak ada perawat seperti

kesalahan pengobatan atau terjatuh.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang Home

care yang merupakan salah satu Trend dan Isu Keperawatan Komunitas.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui Home care merupakan salah satu trend isu keperawatan

komunitas terkini.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi home care.

Page 5: Tugas Tren Isu Komunitas

b. Mengetahui tujuan home care.

c. Mengetahui manfaat home care.

d. Mengetahui prinsip-prinsip home care.

e. Mengetahui faktor pendorong perkembangan home care.

Page 6: Tugas Tren Isu Komunitas

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Home care

Home care merupakan penyidiaan pelayanan dan peralatan profesional

perawat bagi klien dan keluarganya dirumah untuk menjaga kesehatan,

edukasi, pencegahan penyakit, diagnosis dan penanganan penyakit, terapi

paliatif, dan rehabilisatif (Widyanto, 2014). Sedangkan Depkes (2002)

menyebutkan bahwa home care merupakan pelayanan kesehatan yang

berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan

keluarga di tempat tinggal mereka untuk meningkatkan, mempertahankan atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit.

Menurut Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Depertemen Kesehatan

RI dalam makalahnya pada seminar nasional 2007 tentang “Home care Bukti

Kemandirian Perawat“ menyebutkan bahwa home care sebagai salah satu

bentuk praktik mandiri perawa. Home care merupakan sintesis dari pelayanan

keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknis keperawatan klinik

yang berasal dari spesialisasi keperawatan tertentu.

2.2 Tujuan Home care

Menurut Widyanto ( 2014 ), Home care merupakan upaya untuk

menyembuhkan, mempertahankan, memilihara dan meningkatkan kesehatan

fisik, mental atau emosi klien. Pelayanan diberikan di rumah dengan

melibatkan klien dan keluarganya atau pemberi pelayanan yang lain. Tujuan

khusus home care antara lain :

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar klien secara bio, psiko, sosial, dan spiritual.

2. Meningkatnya kemandirian pasien dan keluarga dalam pemiliharaan dan

perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

3. Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai

kebutuhan klien.

Home care merupakan salah satu jenis perawatan jangka panjang (long

time care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non

Page 7: Tugas Tren Isu Komunitas

professional yang telah mendapat pelatiahan home care merupakan lanjutan

asuhan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit yang termasuk dalam

rencana pemulangan dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit

semula, oleh perawat komunitas dimana klien tersebut berada, atau

keperawatan khusus yang menangani klien dirumah. Pelayanan yang home

care merupakan suatu komponen rentang keperawatan yang

berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga

di tempat tinggal mereka.

2.3 Manfaat Home care

Manfaat pelayanan home care bagi klien menurut Triwibowo ( 2012 )

antara lain :

1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik, dan komprehensif

2. Pelayanan lebih professional

3. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dibawah naungan legal

dan etik keperawatan

4. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga merasa lebih nyaman dan

puas dengan asuhan keperawatan yang profesional

2.4 Prinsip Home care

Prinsip-prinsip home care menurut Triwibowo ( 2012 ) sebagai berikut :

1. Pengelolaan pelayanan keperawatan di rumah dilaksanakan oleh

perawat/TIM yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut.

2. Mengaplikasi konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.

3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan

komprehensif secara terus menerus.

4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa

keperawatan.

5. Mengembangkan rencana keperawatna didasarkan pada diagnosa

keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan – tindakan pencegahan,

terapi dan pemulihan.

6. Memberikan pelayan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,

penyembuhan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan komplikasi.

7. Mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarganya terhadap

intervensi keperawatan.

Page 8: Tugas Tren Isu Komunitas

8. Bertanggung jawab kepada klien dan keluarganya akan pelayanan yang

bermutu melalui manajemen kasus, rencana penghentian asuhan

keperawatan ( discharge planing ) dan koordinasi dengan sumber – sumber

di komunitas.

9. Memilihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan

yang dilakukan anggota tim saling mendukung.

10. Mengembangkan kemampuan profesional dan berkontribusi pada

pertumbuhan kemampuan profesional tenaga yang lain.

11. Berpartisipasi dalam aktivitas riset untuk mengembangkan pengetahuan

pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik

keperawatan.

2.5 Faktor Perkembangan Home care

Bentuk pelayanan kesehatan yang saat ini dikenal masyarakat dalam

sistem pelayanan kesehatanadalah rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain

banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai

pertimbangan terpakasa dirawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi

pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan home

care menurut Triwibowo (2012) adalah :

1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efesien

apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan.

2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada

kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang lebih

lama. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus yang

memerlukan tindak lanjut perawatan di rumah.

3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profil, merasakan

perawatan pasien yang lebih lama (lebih dari 1 minggu) tidak

menguntungkan bahkan menjadi beban dari manajemen.

4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan kesehatan

membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak menikmati

kehidupan secara optimal karena terkait dengan aturan-aturan yang

ditetapkan.

Page 9: Tugas Tren Isu Komunitas

5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien

dibandingkan dengan perawatan dirumah sakit, sehingga dapat

mempercepat kesembuhan.

Page 10: Tugas Tren Isu Komunitas

2.6 Jurnal Keperawatan Komunitas

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PRAKTEK

KEPERAWATAN DI RUMAH (HOMECARE) PADA

PASIEN CRONIC HEART FAILURE

Lia Mulyati*

*Mahasiswa Magister Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Abstrak

Latar belakang : Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit nomor satu yang memicu terjadinya kematian. Penyakit gagal jantung sering menyebabkan ketidakmampuan dan penurunan kualitas hidup penderitanya. Metode Telehealth saat ini dikembangkan untuk meningkatkan layanan perawatan di rumah. Tulisan ini menggambarkan tentang penggunaan teknologi dengan rancangan telehealth dalam pelaksanaan perawatan di rumah pada pasien dengan gagal jantung kronik. Dimana dengan menggunakan telehealth pemberi pelayanan kesehatan dan pasien dapat berkomunikasi dan bertukar informasi secara jarak jauh serta pasien dapat melakukan monitoring secara mandiri. Telehealth ini ditujukan untuk menyokong aplikasi praktek pelayanan kesehatan secara profesional yang melibatkan berbagai disiplin ilmu..

Tujuan : menganalisis perkembangan teknologi kesehatan/ keperawatan mutakhir dalam melakukan perawatan di rumah untuk penderita penyakit kronik khusunya CHF.

Hasil dan kesimpulan: Dengan menggunakan telehealth dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pasien dan mengurangi frekwensi rehospitalisasi. Penggunaan telehealth tidak mengurangi kualitas pelayanan dan tidak mengurangi tingkat kepuasan pasien.

A. Latar Belakang

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak

terjadi di jaman kekinian dimana penyakit ini merupakan penyakit nomor satu

yang memicu terjadinya kematian. Perkembangan penyakit gagal jantung

ditunjang dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang menimbulkan

beberapa kondisi yang memicu terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti;

Page 11: Tugas Tren Isu Komunitas

meningkatnya kadar kolesterol darah, peningkatan tekanan darah, tingginya kadar

gula darah, dan obesitas.

Penyakit gagal jantung merupakan sindrom dengan gejala unik yang

terkadang kurang disadari oleh penderita. Gagal jantung dapat berasal dari

penyakit jantung koroner, hipertensi, kardiomiopathy atau dysfungsi valvular,

kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk jantung (remodeling).

Pada jantung kiri akan terjadi dysfunsi systolik ventrikuler dan semakin

lemahnya ventrikel kiri dan membesar, serta ventrikel semakin menebal.

Kegagalan pada kedua sisi jantung menyebabkan dypsnoe dan kelelahan. Tanda

dan gejala lain meliputi edema perifer, sulit tidur pada posisi supine, batuk dan

ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan berat badan yang tiba-tiba

naik akibat dari retensi cairan.

European Society of Cardiology mencatat dari 900 juta penduduk di

United state, sekitar 15 juta orang meninggal dengan gagal jantung. Prevalensi

gagal jantung meningkat tajam pada usia 75 tahun. Menurut Nukman(1), di

Indonesia data preva-lensi gagal jantung secara nasional memang belum ada.

Namun, sebagai gambaran, di ruang rawat jalan dan inap Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo Jakarta pada 2006, didapati 3,23 persen kasus gagal jantung dari

total 11.711 pasien. Management yang sering dilakukan pada pasien dengan CHF

meliputi intervensi farmakologi, restriksi cairan dan nutrisi, dan rekomendasi

modifikasi gaya hidup.

Menurut Numan(1) Hampir 50% pasien dengan gagal jantung mengalami

penurunan kualitas hidup karena menimbulkan ketidakmampuan secara fisik,

oleh karena itu, gagal jantung dan penyebab penyakitnya harus dikenali sejak

awal untuk dicegah dan mendapat tata laksana sedini mungkin, hal ini

dimaksudkan untuk menghindari penurunan kualitas hidup, mortalitas dan beban

ekonomis yang tinggi.

Dengan melihat gambaran pasien dengan CHF di atas sangat diperlukan

adanya pelayanan perawatan di rumah (homecare) sebagai tindak lanjut dari

perawatan di rumah sakit. Tujuan program homecare ini adalah meningkatkan

pencapaian tujuan pasien dan menurunkan kejadian dirawat kembali serta

menurunkan cost. Namun pada kenyataannya tidak terlalu mudah untuk

melakukan follow-up atau kunjungan rumah, ada beberapa kendala yang dihadapi

Page 12: Tugas Tren Isu Komunitas

diantaranya adalah keterbatasan tenaga kesehatan, belum adanya koordinasi yang

baik antar multidisiplin ilmu dalam melakukan perawatan di rumah dan letak

geografis tempat tinggal pasien yang memerlukan waktu dan tenaga untuk

mencapainya. Sehingga yang sering terjadi pada pasien CHF adalah pasien

mendapatkan perawatan yang sangat baik selama fase akut dan setelah di rumah

pasien kembali lagi datang ke rumah sakit dengan kondisi yang sama atau lebih

buruk lagi. Hasil study(2), dari 67,1% pasien yang dirawat di ruang penyakit

dalam dan 51,5% pasien dari ruang bedah, menunjukan rata-rata pasien masuk

kembali ke ruang perawatan setelah dipulangkan sebanyak 19,6% dari

11.855.702 dalam jangka waktu 30 hari, selebihnya 34% dirawat kembali dalam

90 hari dari waktu dipulangkan dari rumah sakit. pasien yang dirawat di ruang

medical surgical.

Permasalahan diatas merupakan tantangan tersendiri bagi petugas pemberi

pelayanan kesehatan untuk menemukan strategi yang efektif untuk menolong

pasien dengan penyakit kronik khususnya CHF yang merupakan penyakit nomor

satu penyebab kematian. Apakah Telehealth merupakan solusinya?

B. Tinjauan Teori1. Homecare & Permasalahannya

Penyakit CHF merupakan penyakit kronis yang menyebabkan

berbagai gangguan lain dan merupakan penyakit yang mengancam jiwa, oleh

sebab itu pasien CHF memerlukan perawatan di rumah sakit dengan

membutuhkan biaya yang sangat besar. Meskipun selama perawatan kualitas

hidup dapat ditingkatkan, namun belum dapat dipastikan peningkatan kualitas

hidup dapat dipertahankan secara konsisten. Sehingga peran pemberi

perawatan di rumah (homecare) sangat penting sebagai tindak lanjut

perawatan di rumah sakit. Komponen penting pada perawatan klien dengan

CHF adalah managemnent terapi medis yang direkomendasikan, konseling

dan edukasi terkait dengan modifikasi aktifitas, kegiatan yang

direkomendasikan, self monitoring, prognosis, keterampilan kopping, sosial

support, dan kebutuhan spiritual.

Homecare merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang

(Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non

Page 13: Tugas Tren Isu Komunitas

profesional yang telah mendapatkan pelatihan(3). Homecare juga merupakan

suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal

mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau

memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian, sehingga

yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan homecare ini adalah

keberhasilan proses discharge planning pasien yang perlu diperhatikan selama

pasien dalam perawatan dan koordinasi yang terjalin dengan baik antara

pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan tim pemberi pelayanan

kesehatan di komunitas. Pasien dan anggota keluarga merupakan bagian yang

penting dalam discharge planning. Ketidakadekuatan discharge planning dan

follow-up merupakan penyebab kembalinya pasien ke ruang rawat dalam

waktu cepat.

Perawatan kesehatan di rumah bertujuan : (1) Membantu klien

memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya, (2)

Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga

dengan masalah kesehatan dan kecacatan, (3) Menguatkan fungsi keluarga dan

kedekatan antar keluarga, (4) Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah

dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan

paliatif, (5) Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di

kelompokkan sebagai berikut ; (1) Pelayanan medik dan asuhan keperawatan,

(2) Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik, (3)

Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik, (4) Pelayanan informasi dan rujukan,

(5) Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan, (6) Higiene dan sanitasi

perorangan serta lingkungan, (7) Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Medicare (Stewart at.al

1995), tentang efek intervensi berbasis rumah terhadap rehospitalisasi pada

pasien dengan CHF dengan hasil intervensi berbasis rumah efektif

menurunkan kunjungan ke rumah sakit yang tidak terencana. Pasien yang

diberikan intervensi berbasis rumah dapat menurunkan frekwensi kunjungan

ulang ke rumahsakit yang tidak terencana sebesar 5,2% dari pada pasien CHF

yang tidak mendapatkan tindakan intervensi berbasis rumah.

Page 14: Tugas Tren Isu Komunitas

Di balik keberhasilan pelaksanaan homecare dalam mengatasi

masalah-masalah pasien dengan penyakit kronik, terdapat permasalahan lain

yang mengganggu efektivitas pelaksanaan perawatan di rumah diantaranya

adalah; (1) Terbatasnya tenaga kesehatan (2) Adanya panggilan kunjungan

yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu, tenaga dan biaya, (3)

Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga (4) Ketergantungan penderita

dan atau keluarga, (5) untuk kolaborasi dengan tim profesional lain

membutuhkan waktu yang cukup lama, (6) letak geografis yang jauh dapat

mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang diperlukan.

2. Penggunaan teknologi dalam praktek keperawatan di rumah

Di era kesejadatan ini peningkatan perkembangan teknologi berbanding lurus

dengan percepatan informasi. Dimana saat ini sedang terjadi revolusi digital, data,

suara, gambar diam dan gambar gerak dapat dicampur sehingga mendapatkan

gambaran yang cocok dan dapat dikirim dengan berbagai jenis saluran. Hal ini

menunjukan bahwa sejumlah besar informasi dapat disimpan pada chip yang lebih

kecil dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan database medis .

Telehealth menunjukkan kecenderungan umum yang dapat mempengaruhi masa

depan. Interoperabilitas, konektivitas, skalabilitas dan mobilitas merupakan fitur

kunci untuk teknologi telehealth. Telehealth merupakan penyediaan layanan

kesehatan dan informasi yang terkait melalui teknologi telekomunikasi.

Telehealth dapat menggunakan telepon, atau dengan menggunakan

videoconference. Telehealth merupakan perluasan dari telemedicine, dimana

perbedaannya adalah telemedicin berfokus pada pengobatan/kuratif sedangkan

telehealth menitikberatkan pada aspek preventif, promotif dan kuratif. Telehealth saat

ini dijadikan solusi teknologi dalam melaksanakan menejemen kesehatan pasien.

Dengan menggunakan telehealth pemberi layanan kesehatan kesehatan dapat

melakukan monitoring pasien dari jarak jauh, seperti; memonitor tanda-tanda vital

pasien, berat badan, tekanan darah, nadi dan indikasi lain yang merupakan tanda-

tanda yang emergensi serta keluhan pasien dan obat-obatan. Pasien yang berada di

rumah dapat berkomunikasi dengan pemberi layanan kesehatan, interaksi ini dapat

diilakukan dengan berbagai cara diantaranya; real-time atau off line, atau dalam

Page 15: Tugas Tren Isu Komunitas

bentuk video, voice-video dan dapat juga dalam bentuk telephone dan internet [Dellifraine, 2008; Tran, 2008].

Berdasarkan American Telehealth Association (ATA) ada beberapa metode yang

digunakan dalam penerapan home care technology dan telehealth diantaranya adalah:

1. Home Telehealth; dititk beratkan pada perawatan jarak jauh atau monitoring

pasien di luar gedung pelayanan kesehatan

2. Interactive Home Telehealth; interaksi dengan menggunakan audio-video

antara pemberi pelayanan kesehatan dan pasien. Biasanya pelayanan yang

diberikan adalah; assement, edukasi, atau pengumpulan data. Telemonitoring;

digunakan untuk melakukan pengumpulan data klinik pasien, contoh

penggunaan telemonitoring pada pasien CHF adalah penggunaan alat EKG

yang menggunakan transmisi wireless sehingga hasil dapat di monitor oleh

petugas pelayanan kesehatan, monitor EKG dapat juga dengan menggunakan

Bluetooth.

Gambar di ambil dari http://www.google.co.id/imglanding=telecardiolog

Keterangan :

- Alat EKG ditempelkan pada dada kiri

- Mobile phon akan mencatat dan menyimpan sinyal EKG melalui wireless

- Sinyal catatan EKG dapat dikirim ke dokter untuk di analisa

Page 16: Tugas Tren Isu Komunitas

4. Self monitoring; monitoring yang dilakukan secara periodic dan terjadwal untuk

mendapatkan data klinik yang dilakukan oleh pasien sendiri, seperti tekanan

darah, glukosa, berat badan, temperature.

Penggunaan telehealth dalam praktek keperawatan khususnya sangat efektif

hal ini terbukti dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Pennsylvania Homecare

Association mengenai efektivitas penggunaan telehealth yang dilakukan pada 178

agency yang menggunakan telehealth sebagai kelompok intervensi dan sebagai 300

agency sebagai kelompok control tidak menggunakan telehealth. Hasil penelitian

menunjukan adanya perbedaan signifikan pada kelompok agensi yang menggunakan

telehealth rata-rata pasien yang dirawat kembali sebesar 10% sebangkan pada

kelompok yang tidak menggunakan telehealt sebesar 28%. Biaya yang dikeluarkan

oleh pasien yang menggunakan telehelt jauh lebih sedikit yaitu $ 87,327 sedangkan

kelompok yang tidak menggunakan telehealth $ 232,872. Hasil penelitian kualitatif

menunjukan bahwa penggunaan tehelth tidak mengurangi kualitas dan tingkat

kepuasan pasien.

3. Kesimpulan

Gagal Jantung kongestif merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

utama. Tidak adanya follow-up menyebabkan pasien mengalami perburukan

kondisi yang menyebabkan pasien perlu di rawat ulang. Kondisi ini yang memicu

tingginya angka kematian pada pasien CHF. Hal tersebut memerlukan suatu

pendekatan manajemen penyakit yang terkoordinasi dapat dilakukan dengan cara

melakukan penilaian awal/ deteksi dini tanda dan gejala, pendidikan yang

komprehensif, dan modifikasi perilaku dalam rangka meningkatkan manajemen

penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawat (homecare) merupakan

penyedia integral terlibat dalam mendidik, pembinaan, pengawasan dan

mendukung pasien dan keluarganya selama proses penyakit CHF.

Penggunaan telehealth dalam praktek perawatan di rumah sangat efektif,

dengan telehealth kondisi perubahan-perubahan klinik pasien dapat segera

terdeteksi dan dapat segera di komunikasikan dengan pemberi pelayanan

kesehatan sehingga kondisi-kondisi yang memerlukan tindakan emergensi dapat

segera dilakukan. Selain itu dengan menggunakan telehealth dapat menurunkan

biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk perjalanan dan menurunkan

tingkat ketidaknyamanan pasien selama perjalanan.

Page 17: Tugas Tren Isu Komunitas

Telehealth sangat cocok diterapkan di Indonesia, mengingat letak

geografis Indonesia berbentuk kepulauan dan banyak pegunungan menyebabkan

masyarakat Indonesia banyak yang kesulitan mencapai tempat pelayanan

kesehatan, dengan penggunaan telehealth pasien dapat dengan mudah

mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun demikian aplikasi penggunaan

telehealth di Indonesia harus diiringi dengan pengadaan alat-alat yang diperlukan

untuk melakukan monitoring dan membangun jaringan untuk accses penyaluran

sinyal ke tempat pelayanan kesehatan serta pemberian informasi kepada pasien

dan keluarga yang akan menggunakan metode telehealth. Mimpi ini dirasa akan

lebih mudah terwujud jika ditunjang dengan kebijakan pemerintah.

Page 18: Tugas Tren Isu Komunitas

Daftar Pustaka

Atzmon, O., (2006). Tele-Cardiology Services in the UK Improve Patient Care and Save Costs, VP Business Development Aerotel Medical Systems

_______.(2007).Economic Benefits of e-Technology in Managing Congestive Heart Failure. American Association of Homes and Services for the Aging.

Betty A. L., Ellen M., Tang M.J. H. (2006). Home Monitoring of Congestive Heart Failure Patients Proceedings of the 1st Distributed Diagnosis and Home Healthcare. Conference Arlington. Virginia. USA.

Benack R.T.(2008).Congestive Heart Failure the Patient and theCommunity, Conference Arlington. USA.

Chao1, K-M., Anane1, J., Plumley, N., Godwin1, R. (2004). A mobile agent framework for telecardiology, Data and Knowledge Engineering Research Group (DKERG), School of Mathematical and Information Sciences, Coventry University, UK

Chetney, R., (2003). Home Care Technology and Telehealth The Future Is HERE, Home Healthcare Nurse vol. 21(10).

Maglaveras1, V- N., Koutkias1, S., Meletiadis1, I., Chouvarda1, E-A, (2006). The Role of Wireless Technology in Home Care Delivery, Aristotelian University, The Medical School, Lab of Medical Informatics, 54006 Thessaloniki, Macedonia,GREECE

Quaglietti., Atwood, J-E., Ackerman, L., Froelicher, V.(2000). Management of the Patient With Congestive Heart Failure Using Outpatient, Home and Palliative Care, Progress in Cardiovascular Diseases. 43. 259-274

Sawo, D., Cherofsky, N., (2005). Telehealth in adult patients with congestive heart failure in long term home health care: A systematic review.

Smeletzer Suzzane ett all,(2008)Brunner & Suddarth Texbook of medical-surgical nursing, 11 th.ed. Lippincott William & Wilkins

Page 19: Tugas Tren Isu Komunitas

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Home care merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan

dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat

tinggal mereka untuk meningkatkan, mempertahankan atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit.

Home care memiliki tujuan antara lain yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar

klien secara bio, psiko, sosial, dan spiritual, meningkatnya kemandirian

pasien dan keluarga dalam pemiliharaan dan perawatan anggota keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan, serta terpenuhinya pelayanan

keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan klien.

3.2 Saran

Sebagai perawat kita diharapkan tidak hanya terpusat pada pelayanan

di institusi pelayanan kesehatan saja. Tetapi kita juga bisa melaksanakan

praktek mandiri seperti home care sesuai dengan ketentuan yang telah

diatur dalam Undang-Undang Keperawatan.

Page 20: Tugas Tren Isu Komunitas

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV. Agung Seto.

Widyanto. 2014. Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis.

Yogyakarta: Nuha Medika

Mulyati, Lia. PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PRAKTEK

KEPERAWATAN DI RUMAH (HOMECARE) PADA PASIEN CRONIC

HEART FAILURE. http://anisaardani.weebly.com/jurnal-home-care.html