Berawal Dari Kecintaan, Berproses dalam Media Komunitas...

18
389 Berawal Dari Kecintaan, Berproses dalam Media Komunitas Sepakbola : Menengok Manajemen Media Komunitas Berbasis Fans Sepakbola Fajar Junaedi dan Budi Dwi Arifianto Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta [email protected] Sepakbola dan suporter adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila- gila, kecintaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub. Di sudut - sudut jalan dipasang berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya telah menjadi simbol dan identitas mereka (Santosa, 2014 : 5). Fenomena ini dengan mudah dijumpai di Yogyakarta (terutama Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman), Magelang dan Surakarta – yang lazim juga disebut Kota Solo – dan Surabaya. Di Yogyakarta, klub PSIM Yogyakarta berkandang, di Sleman klub PSS Sleman berkandang, di Kota Magelang klub PPSM Magelang berkandang, di Surakarta klub Persis Solo menjadi simbol kebesaran kota dan di Surabaya, klub Persebaya menjadi simbol kebanggaan kota. Klub – klub ini, pada tahun 2017, berada di Liga 2, sebuah jenjang kompetisi sepakbola kelas dua yang berada di bawah Liga 1. Meskipun berada di kasta kedua kompetisi sepakbola profesional Indonesia, klub – klub ini tetap mendapat dukungan semangat dari para fans yang secara sukarela menjadi suporternya. Suporter adalah pemain keduabelas yang dibilang paling fanatik dan antusias dalam membela klub yang dicintainya. Susah maupun senang, hati mereka melebur menjadi satu saat tim mereka berjuang meraih kemenangan. Inilah sepakbola yang telah membuka mata mereka bak separti pahlawan yang sedang berjuang dengan mengusung gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan di stadion hanya untuk menyandang gelar sang pemenang (Santosa, 2014 : 5).

Transcript of Berawal Dari Kecintaan, Berproses dalam Media Komunitas...

389

Berawal Dari Kecintaan, Berproses dalam Media Komunitas Sepakbola : Menengok Manajemen

Media Komunitas Berbasis Fans SepakbolaFajar Junaedi dan Budi Dwi Arifianto

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

[email protected]

Sepakbola dan suporter adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila, kecintaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub. Di sudut - sudut jalan dipasang berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya telah menjadi simbol dan identitas mereka (Santosa, 2014 : 5).

Fenomena ini dengan mudah dijumpai di Yogyakarta (terutama Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman), Magelang dan Surakarta – yang lazim juga disebut Kota Solo – dan Surabaya. Di Yogyakarta, klub PSIM Yogyakarta berkandang, di Sleman klub PSS Sleman berkandang, di Kota Magelang klub PPSM Magelang berkandang, di Surakarta klub Persis Solo menjadi simbol kebesaran kota dan di Surabaya, klub Persebaya menjadi simbol kebanggaan kota. Klub – klub ini, pada tahun 2017, berada di Liga 2, sebuah jenjang kompetisi sepakbola kelas dua yang berada di bawah Liga 1. Meskipun berada di kasta kedua kompetisi sepakbola profesional Indonesia, klub – klub ini tetap mendapat dukungan semangat dari para fans yang secara sukarela menjadi suporternya.

Suporter adalah pemain keduabelas yang dibilang paling fanatik dan antusias dalam membela klub yang dicintainya. Susah maupun senang, hati mereka melebur menjadi satu saat tim mereka berjuang meraih kemenangan. Inilah sepakbola yang telah membuka mata mereka bak separti pahlawan yang sedang berjuang dengan mengusung gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan di stadion hanya untuk menyandang gelar sang pemenang (Santosa, 2014 : 5).

390

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Fans sepakbola adalah konsumen yang sudah tersedia bagi media massa untuk mendapatkan audiens, maka olahraga menjadi salah satu isu seksi di media. Media baik cetak maupun elektronik terlihat gencar memberitakan ketika klub ternama (nasional/internasional) tengah menunjukkan kekuatannya dalam adu pertandingan. Tidak bisa dipungkiri, hingga saat ini, sepakbola masih menjadi berita favorit di media. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh penggemar sepakbola yang lebih banyak dibandingkan dengan olahraga lainnya. Tak hanya ketika pertandingan saja, isu dunia olahraga rutin dimunculkan di media meski tidak ada pertandingan. Isu-isu seperti profile pemain, aktivitas pemain, perpindahan pemain pada suatu klub, dan sebagainya, tak henti-hentinya selalu laris di kolom media (Pramesthi, 2014 : 67).

Pada musim kompetisi sepakbola Indonesia tahun 2017, Jawa Pos – sebuah koran nasional yang berpusat di Surabaya – mengalokasikan empat halaman berwarna khusus berita tentang Persebaya setiap hari Selasa. Langkah Jawa Pos ini diikuti oleh koran – koran di daerah yang menjadi anak perusahaannya. Di Solo, Radar Solo – anak perusahaan Jawa Pos di Kota Solo -- menyediakan empat halaman berwarna khusus pemberitaan tentang Persis. Radar Jogja – sebuah koran lokal yang tergabung dalam konglomerasi kelompok bisnis Jawa Pos – menerbitkan suplemen bertajuk Main Bola yang berisi berita tentang PSIM, PSS, PPSM dan Persiba Bantul. Berbeda dengan Jawa Pos edisi Surabaya dan Radar Solo yang hanya melayani audiens yang seragam, Radar Jogja harus melayani suporter dari empat klub yang berbeda.

Rubrik olahraga memang menjadi salah satu isu menarik dalam media. Berdasarkan sejarah jurnalisme profesional di Amerika Serikat, mengatakan bahwa jurnalisme olahraga merupakan terkenal dengan sebutan ‘toy department’, a bastion of easy living, sloppy journalism and ‘soft’ news. Artinya bahwa berita olahraga bukan suatu berita yang berat melainkan berita yang halus, ringan, dan seperti permainan. Dalam perkembangannya. Kendati merupakan berita santai, namun rubrik ini membawa implikasi penting bagi perkembangan sebuah negara. Pengaruh olahraga ini ternyata tidak hanya pada bidang olahraga semata, melainkan budaya, politik, maupun ekonomi. Olahraga memunculkan fanatisme dari komunitas tertentu yang berpengaruh pada sebuah identitas (Boyle dalam Pramesthi, 2014 : 76).

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

391

Internet sebagai PlatformMeskipun media massa telah mengalokasikan rubrikasinya untuk

sepakbola lokal, agaknya fans sepakbola di beberapa kota masih belum cukup mendapatkan informasi tentang klub mereka dari media arus utama. Hal in terlihat dari komunitas fans sepakbola di Yogyakarta, Sleman, Solo, Magelang dan Surabaya yang membangun media komunitas yang ditujukan sebagai media informasi mengenai klub sepakbola di kota masing – masing. Secara umum, media komunitas yang dibangun dan dikelola oleh fans sepakbola menggunakan platform internet, dengan perkecualian beberapa media komunitas. Tabel di bawah ini memerlihatkan pemetaan media komunitas berbasis sepakbola yang menjadi obyek penelitian ini.

Tabel 1. Platform Jenis Media yang Dimanfaatkan Media Komunitas Sepakbola

No Nama Media Komunitas

Klub Sepak-bola

Format Saat Ini

Format Sebelumnya

1. Pasoepati.net Persis Solo Website Sejak awal media komunitas ini menggunakan situs internet, na-mun sempat juga merilis versi majalah digital.

2. Bawah Skor PSIM Yogya-karta

Website

3. Kabar Mataram PSIM Yogya-karta

Website Awalnya dirilis dalam bentuk buletin cetak 4 halaman warna. Namun pada perkembangannya beralih ke media internet.

4. Fortuna Zine PSIM Yogya-karta

Website Awalnya dirilis dalam bentuk ma-jalah. Namun kemudian memilih berganti platform dengan me-manfaatkan internet.

5. Sleman Football PSS Sleman Website Bermula dari Curva Sud Magazine, kemudian berubah nama menjadi Sleman Football dan sekaligus ber-ganti platform internet.

6. EljaTV PSS Sleman Streaming televisi via internet

Awalnya berasal dari Elja Radio yang kemudian dikembangkan menjadi streaming televisi internet.

7. Emosi Jiwaku P e r s e b a y a Surabaya

Website

8. Pakuning Jawa P P S M Magelang

Website

392

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Dari tabel di atas terlihat bahwa keseluruhan media komunitas berbasis fans sepakbola yang diteliti memilih untuk menggunakan internet sebagai platform. Azka Ramadhan dari Kabar Mataram mengungkapkan bahwa awalnya Kabar Mataram berangkat dari idealisme dan latar belakang pengelolanya yang bekerja sebagai jurnalis di sebuah koran lokal Yogyakarta. Pertautan dua hal ini diwujudkan dengan menerbitkan Kabar Mataram dalam bentuk bulletin / newsletter empat halaman yang dicetak warna sejumlah 600 eksemplar. Tujuan penerbitan untuk edukasi kepada suporter PSIM dan dibagi saat pertandingan PSIM atau di luar pertandiangan jika tidak ada pertandingan. Periode terbit buletin Kabar Mataram adalah seminggu sekali.

Gambar. Wujud buletin cetak Kabar Mataram

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

393

Sayangnya niat baik tidak selamanya mendapat respon positif dari semua pihak. Beberapa eksemplar buletin Kabar Mataram yang dibagi saat pertandingan dijadikan pesawat terbang mainan oleh beberapa suporter yang berada di tribun. “Kami sudah menyiapkan hati untuk sabar jika hal tersebut terjadi,” ujar Azka Ramadhan, redaktur Kabar Mataram kepada kami. Idealisme untuk menerbitkan Kabar Mataram secara berkelanjutan harus berhenti karena kesulitan keuangan untuk mendanai biaya cetak. Pilihannya adalah berubah menjadi media digital berbasis platform internet dengan alasan biaya yang jauh lebih murah.

Hampir sama dengan Kabar Mataram, Fortuna Zine awalnya dipilih dalam format cetak, namun kesulitan dalam biaya pencetakan menyebabkan majalah ini akhirnya juga bertransformasi menjadi media digital internet.

Di antara media komunitas yang diteliti, Pasoepati.net bisa disebut sebagai media komunitas generasi awal. Media komunitas ini diidirikan pertama kali pada tanggal 3 Maret 2008 di kota Solo. Menurut informasi resmi di situs pasoepati.net, sejak online pada tahun 2008, website PasoepatiNet telah menembus lebih dari satu juta pageview. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan traffic yang signifikan dari waktu ke waktu. Dengan rata-rata kurang lebih 3.000 pengunjung setiap harinya, media berita PasoepatiNet mengklaim bahwa mereka merupakan media online suporter sepak bola di Indonesia dengan traffic dan jumlah pageview yang cukup tinggi. Tentang pengakuan Pasoepati.net ini bisa dilihat di tautan http://pasoepati.net/redaksi-2/tentang-kami/.

Bawah Skor menyusul rilis sejak tahun 2010. Dalam profil resmi yang dipasang di situs Bawah Skor tertulis “Bawahskor sejak awal tahun 2010, mulai menyebarkan virus cinta PSIM melalui merchandise. Sedikit berbeda dengan merchandise yang sudah pada tahun itu. Konsep produk Bawahskor lebih mengutamakan kajian historis, simpel dan nyaman saat digunakan setiap hari baik ketika mendukung PSIM atau pun untuk dikenakan sehari-hari. Tahun 2013 kami mulai fokus pada pengarsipan PSIM pada khususnya dan sepakbola Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Indonesia pada umumnya. Selain pengarsipan berupa kliping digital kami juga mengarsipan rekaman wawancara

394

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

dengan mantan pemain PSIM.” Tentang pernyataan ini bisa dijumpai di profil Bawah Skor pada tautan berikut ini https://bawahskor.wordpress.com/about/.

Dimaz Maulana, founder dan pengelola Bawah Skor, menyampaikan bahwa untuk mendapatkan data arsip tentang PSIM, yang dilakukannya adalah dengan mendatangi Jogja Library yang berada di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Pada tampilan home situs Fortuna Zine dijumpai tautan yang mengarah pada Bawah Skor. Sebuah fenomena yang memperlihatkan jejaring dalam media komunitas fans PSIM.

Sleman Football bisa dirujuk sebagai sebuah model media komunitas yang menjadi rujukan utama fans klub yang mereka beritakan yaitu PSS Sleman. Media komunitas ini secara konsisten mengabarkan informasi tentang PSS Sleman. Masih dari kalangan fans PSS Sleman, muncul media komunitas yang secara khusus menyiarkan secara langsung pertandingan PSS Sleman melalui streaming internet yaitu Elja TV.

Di Magelang, fans PPSM Magelang membangun media komunitas bernama Pakuning Jawa. Media komunitas ini dibangun oleh seorang fans PPSM yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponogoro Semarang. Media komunitas ini baru berumur tidak lebih dari satu tahun terhitung sejak berdiri di tahun 2016.

Berbeda dengan media komunitas sepakbola yang lain, Emosi Jiwaku pertama kali rilis pada tahun 2016 pada saat Persebaya Surabaya sedang mati suri sebagai akibat konflik yang dialami klub ini dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Konflik yang menyebabkan Persebaya tidak diakui dalam peta sepakbola Indonesia oleh PSSI selama tahun 2013 - 2016. Maka kesulitan yang muncul saat kali pertama rilis adalah ketersediaan berita. Pada awalnya, berita – berita di Emosi Jiwaku didominasi tentang perlawanan fans Persebaya terhadap PSSI. Setelah Persebaya diakui lagi oleh PSSI pada awal tahun 2017, Emosi Jiwaku tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan berita.

Perkembangan media komunitas yang difasilitasi oleh perkembangan teknologi internet ini menunjukan tentang kekuatan internet dalam jurnalisme warga. Nadine Jurrat menyebutkan bahwa

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

395

sejak penemuan mesin cetak, penulis non-profesional telah berbagi informasi dan menyoroti ketidakadilan yang dirasakan melalui pamflet dan brosur. Namun, bentuk awal jurnalisme warga ini memiliki batasan mereka: informasi hanya bisa dibagi dengan sejumlah orang, dan hanya setelah proses produksi yang panjang dan seringkali mahal. Dengan datangnya era Web 2.0, berbagi informasi dengan jutaan “netizen” di seluruh dunia dalam hitungan detik telah menjadi kenyataan bagi siapa saja yang bisa mengakses internet (Jurrat, 2011 : 6).

Jenis Berita dan Rubrikasi Media Komunitas SepakbolaAdapun jenis berita dan rubrikasi dari media komunitas sepakbola

berbasis fans bisa dipetakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Jenis Berita dan Rubrikasi Media Komunitas Berbasis Fans Sepakbola

No Nama Media Komunitas

Klub Sepakbola Jenis Berita Rubrikasi

1. Pasoepati.net Persis Solo Straight news, soft news, feature

Home, Persis Solo, Pasoepati, sejarah, galeri, digital maga-zine, jadwal pertandingan ter-dekat yang dijalani Persis, hasil pertandingan terakhir Persis, Klasemen

2. Bawah Skor PSIM Yogyakarta Soft news, feature Opini, arsip, merchandise3. K a b a r

MataramPSIM Yogyakarta Straight news, soft

news4. Fortuna Zine PSIM Yogyakarta Soft news, feature Bawah Skor Corner, Football

for Life, Komunitas, Music and Football, Outside The Pitch, Pi-ala Soeratin 2016, Piala Soeratin 2017, Rising Star, Tanpa Kate-gori, What’s on Mandala

5. Sleman Foot-ball

PSS Sleman Straight news, soft news, opini

Home, Analisis, Berita, Cerita, Editorial

6. EljaTV PSS Sleman Live pertandin-gan

Pemirsa, Daftar, Konfirmasi, Login

396

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

7. Emosi Ji-waku

Persebaya Surabaya Straight news, soft news, opini

Home, Bonek, EJ Sharing, Foto, Kartun, Matchday Programme, Jadwal dan Hasil, id Bonita, Se-jarah, Streaming Radio AB1927, Video, Analisis Taktik, Intip La-wan, Editorial

8. P a k u n i n g Jawa

PPSM Magelang Soft news, opini PPSM, PPSM Junior, Magelan-gan, Stadion, Fiksi

Secara umum dari tabel di atas terlihat ada keragaman rubrikasi dari media komunitas berbasis fans sepakbola. Keragaman rubrikasi ini juga berbanding lurus dengan keragaman jenis berita, meskioun soft news adalah format berita yang paling banyak dijumpai dari keseluruhan media komunitas fans sepakbola.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah pemaparan dari masing – masing media.

Gambar 2.1 Tampilan home pada situs Pasoepati.Net

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

397

Sebagai sebuah media komunitas sepakbola yang telah berdiri sejak tahun 2008, Pasoepati.net terbilang lengkap rubrikasinya, mulai dari berita yang straight news yang update sampai berita feature yang tidak isinya tidak lekang dimakan waktu. Berita di Pasoepati.Net berwujud teks dan foto yang dikelompokkan dalam beberapa rubrik yaitu Home, Persis Solo, Pasoepati, sejarah, galeri, digital magazine, jadwal pertandingan terdekat yang dijalani Persis, hasil pertandingan terakhir Persis dan Klasemen. Sebagaimana warna kebesaran Persis Solo yang berwarna merah, Pasoepati.Net juga didominasi warna merah. Pasoepati Net beralamat di http://pasoepati.net/.

Pasoepati.Net sempat merilis majalah digital mulai Maret 2011. Penerbitan majalah digital ini tertahan sampai dengan April 2013. Total ada 13 edisi yang sempat terbit. Sayangnya majalah digital ini tidak lagi terbit.

Sumber berita Pasoepati.Net berasal dari liputan yang dilakukan oleh jurnalis mereka dan rilis berita resmi dari Persis Solo yang dirilis oleh media officer klub. Ada lima jurnalis yang menggawangi redaksi Pasoepati.Net, dua diantaranya adalah alumni dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Latar belakang pendidikan jurnalistik yang dimiliki oleh jurnalis Pasoepati.Net menjadi salah satu kekuatan yang penting dalam kualitas pemberitan Pasoepati.Net .

Gambar 2.1 Tampilan home pada situs Bawah Skor

398

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Berdiri sejak tahun 2010, Bawah Skor secara khusus melakukan positioning sebagai pengepul arsip tentang PSIM. Hal ini tidak lepas dari latar belakang Dimaz Maulana yang menjadi founder Bawah Skor yaitu sebagai sarjana ilmu sejarah dari Universitas Gadjah Mada. Bawah Skor beralamat di https://bawahskor.wordpress.com/ .

Secara umum rubrikasi yang ada di Bawah Skor hanya terbagi dalam tiga rubrik yaitu opini, arsip dan merchandise. Sumber berita yang didapatkan Bawah Skor adalah berasal dari kliping koran dan wawancara aktor – aktor sejarah PSIM. Kekuatan Bawah Skor adalah pada arsip yang bukan saja ditampilkan, namun juga dinarasikan. Untuk memudahkan pembaca, rubrik arsip sepakbola ang terdapat di tampilan utama Bawah Skor dikelompokan lagi ke dalam tahun asal arsip.

Gambar 2.3. Tampilan utama Fortuna Zine

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

399

Gambar 2.4. Fortuna Zine saat masih berbentu cetak.

Sebagaimana Bawah Skor yang melakukan diffirensiasi dengan media komunitas sepakbola lain, Fortuna Zine juga melakukan differensiasi dalam positioning – nya dengan secara spesifik hanya mengangkat pemberitaan PSIM kelompok di bawah umur (amatir) yang terjun di Piala Soeratin. Pemberitaan tentang PSIM di Piala Soeratin ini diangkat dalam rubrik Piala Soeratin 2016 dan Piala Soeratin 2017. Selain rubrikasi yang berbeda dengan media komunitas yang lain ini, Fortuna Zine juga membuat rubrikasi lain yang sifatnya soft news dan feature yaitu Bawah Skor Corner, Football for Life, Komunitas, Music and Football, Outside The Pitch, Rising Star, Tanpa Kategori, What’s on Mandala. Fortuna Zine beralamat di https://fortunazine.wordpress.com/.

400

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Gambar 2.5. Tampilan utama Sleman Football

Sleman Football awalnya berangkat dari sebuah media komunitas sepakbola fans PSS Sleman yang tergabung dalam Brigata Curva Sud (BCS). Kelompok fans ini berada di tribun selatan Stadion Maguwoharjo Sleman. Mereka menerbitkan media komunitas dalam bentuk majalah cetak bernama Curva Sud Magazine. Biaya cetak yang tinggi akhirnya menyebabkan, majalah ini digantikan dengan Sleman Football, sebuah media komunitas fans PSS yang menggunakan platform internet dalam bentuk situs internet dengan beralamat di http://sleman-football.com/.

Situs Sleman Football dikemas dengan menonjolkan foto pada setiap rubrikasinya. Ada beberapa rubrik di media komunitas ini yaitu Home, Analisis, Berita, Cerita, Editorial. Rubrik Analisis berisi tentang analisis taktik dan hal – hal lain terkait dengan manajemen klub

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

401

sepakbola modern dan bentuk opini dan feature. Rubrik berita berisi kabar terbaru tentang pertandingan PSS Sleman baik yang bermain di Liga 2 maupun tim yang bermain di kelompok umur serta pemberitaan yang berkisar tentang PSS Sleman. Rubrik cerita berisi tentang opini mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan PSS Sleman. Sedangkan rubrik Editorial berisi artikel yang mencerminkan sikap redaksi Sleman Football. Dibandingkan rubrik yang lain, rubrik Editorial tidak terlalu banyak diisi. Sampai 10 Juni 2017 hanya ada tiga artikel yang ada di rubrik ini.

Gambar 2.6. Tampilan utama Elja TV

Berbeda dengan media komunitas sepakbola yang lain, Elja TV secara khusus menyiarkan pertandingan PSS Sleman melalui layanan streaming. Pertandingan yang disiarkan adalah pertandingan resmi PSS Sleman di kompetisi Liga 2 maupun pertandingan ujicoba. Untuk mengakses streaming, audiens wajib mendaftarkan diri dan membayar biaya. Pengenaan biaya ini digunakan untuk menutupi biaya produksi

402

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

siaran langsung. Menariknya adalah layanan streaming Elja TV hanya bisa dinikmati di luar Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk tetap mendorong fans PSS Sleman di Yogyakarta untuk tetap datang langsung mendukung PSS Sleman di stadion.

Gambar 2.7. Tampilan utama Emosi Jiwaku

Emosi Jiwaku yang beralamat di http://emosijiwaku.com/ merupakan media komunitas yang baru. Berdiri dari tahun 2016, media komunitas fans Persebaya Surabaya ini terbilang sangat lengkap dalam rubrikasinya. Ada beberapa rubrik yaitu Home, Bonek, EJ Sharing, Foto, Kartun, Matchday Programme, Jadwal dan Hasil, id Bonita, Sejarah, Streaming Radio AB1927, Video, Analisis Taktik, Intip Lawan, Editorial.

Redaksi Emosi Jiwaku memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk berpartisipasi menjadi jurnalis warga di Emosi Jiwaku dengan mengirim artikel atau opini yang dimuat di EJ Sharing. Emosi Jiwaku melakukan konvergensi media dengan menyediakan layanan streaming Radio AB1927 dan video. Radio AB1927 sendiri

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

403

adalah sebuah radio komunitas yang dikelola oleh fans Persebaya yang juga diantaranya mereka terlibat dalam pengelolaan Radio AB1927. Layaknya media arus utama, redaksi Emosi Jiwaku menyuarakan sikap media mereka melalui rubrik Editorial.

Pengelola Emosi Jiwaku berlatar belakang eks jurnalis dan pegawai kelompok media Jawa Pos. Latar belakang inilah yang membuat media komunitas ini secara kualitas jurnalistik cukup diperhitungkan serta membuat perkembangan Emosi Jiwaku melaju pesat.

Gambar 2.8. Tampilan utama Pakuning Jawa

Pakuning Jawa yang beralamat di http://pakuningjawa.id/ memiliki rubrikasi yang sederhana, yaitu PPSM, PPSM Junior, Magelangan, Stadion dan Fiksi. Rubrik Fiksi yang ada di media komunitas ini membedakannya dengan media komunitas yang lain. Latar belakang pendiri media komunitas ini yang berasal dari fans PPSM yang sedang menempuh studi di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang melatarbelakangi adanya rubrik ini. Secara umum rubrikasi di Pakuning Jawa berformat feature, artikel dan cerpen.

Secara keseluruhan, media komunitas berbasis fans sepakbola memiliki tujuan yang sama yaitu edukasi dan literasi pada fans masing – masing klub. Pawito menyebutkan peran media komunitas dapat

404

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

dikembangkan dengan memberikan titik berat terutama pada, pertama informasi dimana peran ini berkenaan dengan peran media komunitas dalam upaya penyebarluasan informasi dan pengetahuan. Kedua, forum diskusi publik dimana dalam hal ini media komunitas diharapkan memiliki peran yang nyata dalam memfasilitasi berkembangnya diskusi publik (di antara warga komunitas) berkenaan dengan persoalan-persoalan penting yang berkenaan dengan warga komunitas serta persoalan-persoalan lain yang lebih luas yakni menyangkut hubungan atau interaksi warga komunitas dengan warga lain bahkan juga urusan atau persoalan nasional. Ketiga, membantu mencapai kesepakatan untuk mengatasi persoalan.Terakhir, menggelorakan semangat partisipasi (Pawito, 2007 : 172 – 173).

Dari sistem media dan demokrasi di Indonesia, kelahiran dan perkembangan media komunitas adalah buah reformasi. Di masa sebelum reformasi, media massa secara ketat dikontrol oleh pemerintah. Namun, kebebasan pers di masa reformasi tidak selalu memuaskan semua pihak. Industri media mengemas jurnalisme yang dikendalikan oleh pasar (market driven journalism) dan serempak audiens terabaikan. Ketika kebebasan pers terbuka pasca-1998, semangat reformasi di bidang media semakin tumbuh dalam masyarakat. Akan tetapi kondisi tersebut tidak menjamin keberpihakan media kepada masyarakat. Semangat untuk mengurangi dominasi pemerintah masih pula berhadapan dengan dominasi pasar yang begitu kuat terhadap media (Maryani, 2014 : 1). Kebutuhan khalayak dipandang sama dengan kebutuhan mayoritas khalayak dan kebutuhan khalayak sendiri juga tereduksi menjadi segala sesuatu yang diinginkan khalayak. Padahal keinginan khalayak (public wants) belum tentu merupakan kebutuhan khalayak (public needs) (Maryani, 2014 : 3-4). Apa yang dilakukan oleh fans sepakbola dengan media komunitas yang mereka kembangkan bisa dipahami dalam konteks keinginan mereka sebagai khalayak dalam mengabarkan klub mereka masing – masing.

Dalam konteks fans dan manajemen klub, kemunculan media komunitas berbasis fans sepakbola ini melahirkan anomali bagi manajemen klub sepakbola. Melalui media komunitas, fans sepakbola berpartisipasi dalam mengabarkan tentang klub mereka. Pada saat yang bersamaan justru klub yang seharusnya memiliki media resmi belum banyak mengelola media resmi klub yang mengabarkan tentang klub sepakbola tersebut. Berdasar pada kecintaan, para fans sepakbola Indonesia berproses jurnalisme dan manajemen media sepakbola.

Fajar Junaedi & Budi Dwi Arifianto, Berawal Dari Kecintaan...

405

Daftar PustakaHans-Jurgen Beerfeltz (2010). Free access to the media is essential

for good governance. Paper presented at International media conference in Berlin, March 18, 2010

Bowman, Shayne and Willis, Chris (2003). We - Media: How Audiences are Shaping the Future of News and Information. United States, The Media Centre American Press Institute, July 2003

Couldry, Nick (2003). ‘Beyond the Hall of Mirrors? Some Theoretical Reflections on the Global Contestation of Media Power’, dalam N. Couldry and J. Curran [eds] (2003). Contesting Media Power: Alternative Media in a Networked World. Rowman & Littlefield, Lanham MD, pp. 39–54.

Hasbi, Sirajudin (2015). Merawat Media Komunitas, dalam Hasbi, Sirajudin dan Sasono, Feri Triadi [ed] (2015). Sepakbola 2.0. Yogyakarta, Football Fandom

Jurat, Nadine (2011). Mapping Digital Media : Citizen Journalism and The Internet. Open Society Media Program and the Open Society Information Program

Laily, Devi Fitroh dan Ramdhon, Akhmad (2015). Media, Dinamika dan Suporter : Catatan untuk Pasoepati, dalam Hasbi, Sirajudin dan Sasono, Feri Triadi [2015]. Sepak bola 2.0. Yogyakarta, Football Fandom

Maryani, Eni (2011). Media dan Perubahan Sosial : Suara Perlawanan Melalui Radio Komunitas. Bandung, Rosda Karya

Moleong, Lexy (2001).  Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosda Karya

Pawito (2007). Media Komunitas dan Media Literacy, dalam Jurnal Ilmu Komunikasi UAJY Volume 4 Nomor 2 tahun 2007

Pramesthi, Olivia Lewi (2014). Olah Raga, Media dan Audiens : Perspektif Media Lokal dalam Meliput Isu Olahraga, dalam Junaedi, Fajar ; Satyabharata, Bonaventura ; Budi, Setio [ed} (2014). Sport, Komunikasi dan Audiens : Arena Olah raga dalam Diskursus Ekonomi-Politik, Bisnis, dan Cultural Studies. Yogyakarta, Aspikom; Fikom Untar ; Prodi Ilmu Komunikasi UAJY dan Buku Litera

406

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Santosa, Hedi Pudjo (2014). Olah Raga, Komunikasi dan Multikulturalisme : Dimensi Sosial Sepakbola di Indonesia, dalam Junaedi, Fajar ; Satyabharata, Bonaventura ; Budi, Setio [ed} (2014). Sport, Komunikasi dan Audiens : Arena Olah raga dalam Diskursus Ekonomi-Politik, Bisnis, dan Cultural Studies. Yogyakarta, Aspikom; Fikom Untar ; Prodi Ilmu Komunikasi UAJY dan Buku Litera