Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi...

17
123 Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi Kasus Penutupan Harian Sore Sinar Harapan F.X. Lilik Dwi Mardjianto Universitas Multimedia Nusantara [email protected] Pendahuluan Teknologi digital berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu antara lain terlihat dari munculnya sejumlah sarana alternatif—selain surat kabar-- yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi oleh masyarakat. Sarana alternatif itu adalah gawai, lengkap dengan segala perangkat lunak di dalamnya. Di dalam sebuah gawai yang terkoneksi dengan internet, setiap orang akan sangat dengan mudah terhubung dengan sumber-sumber informasi melalui portal berita dan platform jejaring sosial. Keberadaan internet telah menginterupsi strategi distribusi konten dan strategi investasi media massa. Nic Newman dalam Digital News Project 2017 memaparkan hal itu. Dia mejaring pendapat dari 143 pimpinan media digital dari 24 negara. Salah satu temuan menarik dari penelitian itu adalah bahwa sebagian besar responden (78 persen) memilih untuk mengembangkan investasi distribusi informasi melalui Facebook. Semetara itu, responden yang yang lain menyebutkan berbagai aplikasi alternatif untuk mendistribusikan berita, antara lain Youtube, Facebook Messenger, Whatsapp, Twitter, dan Snapchat. Situasi itu menunjukkan bahwa sebagian besar pimpinan media digital mulai meninggalkan atau--paling tidak—bukan hanya memikirkan distribusi konten melalui cara tradisional, yaitu melalui portal berita mereka, apalagi sirkulasi surat kabar. Kondisi ini sangat masuk akal bila disandingkan dengan kenyataan yang dilaporkan Reuters Institute Digital News Report, sebagaimana dikutip oleh World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA). Laporan

Transcript of Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi...

Page 1: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

123

Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar :Studi Kasus Penutupan Harian Sore Sinar Harapan

F.X. Lilik Dwi MardjiantoUniversitas Multimedia Nusantara

[email protected]

PendahuluanTeknologi digital berkembang sangat pesat dalam beberapa

tahun terakhir. Hal itu antara lain terlihat dari munculnya sejumlah sarana alternatif—selain surat kabar-- yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi oleh masyarakat. Sarana alternatif itu adalah gawai, lengkap dengan segala perangkat lunak di dalamnya. Di dalam sebuah gawai yang terkoneksi dengan internet, setiap orang akan sangat dengan mudah terhubung dengan sumber-sumber informasi melalui portal berita dan platform jejaring sosial.

Keberadaan internet telah menginterupsi strategi distribusi konten dan strategi investasi media massa. Nic Newman dalam Digital News Project 2017 memaparkan hal itu. Dia mejaring pendapat dari 143 pimpinan media digital dari 24 negara. Salah satu temuan menarik dari penelitian itu adalah bahwa sebagian besar responden (78 persen) memilih untuk mengembangkan investasi distribusi informasi melalui Facebook. Semetara itu, responden yang yang lain menyebutkan berbagai aplikasi alternatif untuk mendistribusikan berita, antara lain Youtube, Facebook Messenger, Whatsapp, Twitter, dan Snapchat.

Situasi itu menunjukkan bahwa sebagian besar pimpinan media digital mulai meninggalkan atau--paling tidak—bukan hanya memikirkan distribusi konten melalui cara tradisional, yaitu melalui portal berita mereka, apalagi sirkulasi surat kabar. Kondisi ini sangat masuk akal bila disandingkan dengan kenyataan yang dilaporkan Reuters Institute Digital News Report, sebagaimana dikutip oleh World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA). Laporan

Page 2: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

124

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan informasi di berbagai belahan dunia.

Perubahan pola konsumsi berita diikuti oleh penurunan pendapatan surat kabar. Secara global, menurut data World Press Tren, pendapatan iklan surat kabar berkurang di beberapa negara. Banyak pihak memprediksi bahwa hal itu disebabkan oleh peningkatan penggunaan sebagai etalase utama untuk memajang produk-produk jurnalistik. Dengan kata lain, media cetak tidak lagi akan menjadi pilihan pertama, baik oleh pembaca maupun oleh pemasang iklan.

Nic Newman dalam laporannya memaparkan bahwa Google dan Facebook adalah dua platform yang menyerap iklan digital terbanyak. Mengutip data publik dari kedua perusahaan tersebut, Newman mamaparkan bahwa Google telah meraup pendapatan iklan sebesar 9,5 miliar dolar pada kuartal ketiga 2016. Facebook berada di bawahnya dengan pendapatan sebesar 3,4 miliar dolar. Kondisi ini, menurut Newman, menunjukkan Google dan Facebook telah menguasai 99 persen pasar iklan secara global, sementara media lain hanya mendapat bagian 1 persen.

Kondisi tersebut menjadi alasan yang cukup kuat bagi fenomena penurunan sirkulasi dan iklan media cetak, terutama di Eropa dan Amerika. Data World Press Tren menunjukkan rata-rata penurunan sirkulasi surat kabar dalam kurun waktu lima tahun terakhir di beberapa negara di Benua Amerika bagian utara mencapai 8,8 persen. Sementara itu, penurunan sirkulasi di Eropa mencapai 21,3 persen (WAN-IFRA, 2015).

Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia. Salah satu surat kabar di Indonesia yang mengalami penurunan sirkulasi dan akhirnya berhenti terbit adalah Sinar Harapan. Penutupan surat kabar sore itu menarik perhatian berbagai pihak. Bahkan, penutupan tersebut menjadi bahan pemberitaan di berbagai media massa. Perhatian itu tidak lepas dari perjuangan panjang Sinar Harapan dalam merekam berbagai peristiwa penting di Indonesia. Bahkan, dalam satu artikel, CNN Indonesia menyayangkan penutupan surat kabar yang berdiri dan menjadi saksi perubahan rezim, dari Demokrasi Terpimpin menjadi Orde Baru tersebut (Kandi, 2015). Bagi penliti, penutupan Sinar Harapan menyisakan pertanyaan yang perlu dijawab secara sistematis.

Page 3: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

125

Penelitian ini mencoba menggali berbagai dimensi krisis yang dialami oleh Sinar Harapan. Kemudian, penelitian ini juga menguraikan bagaimana berbagai dimensi krisis itu berkontribusi terhadap keputusan manajemen untuk menutup surat kabar sore tersebut.

Kajian TeoriDimensi Krisis Surat Kabar

Media cetak, khususnya surat kabar, masih menikmati masa jaya sampai dengan awal tahun 2000-an. Namun, memasuki dekade ke-2 di era yang sama, surat kabar di Amerika Serikat mulai terpuruk. Siles dan Boczkowski menyatakan, gejala tersebut ternyata tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, namun juga melanda surat kabar di beberapa negara lain (2012: 376). Sejumlah surat kabar mulai ditinggalkan oleh pemasang iklan. Kondisi itu diperburuk dengan menurunnya jumlah sirkulasi.

Melalui sebuah tulisan yang terbit di jurnal New Media and Society, Siles dan Boczkowski menawarkan beberapa dimensi tentang krisis yang dialami oleh surat kabar. Intisari konsep itu mereka rumuskan berdasarkan pendalaman terhadap sejumlah penelitian tentang krisis surat kabar di Amerika Serikat. Menurut mereka, krisis surat kabar bisa dilihat dari beberapa dimensi. Dua dimensi yang relevan bagi penelitian ini adalah dimensi penyebab dan dimensi manifestasi.

1. Dimensi PenyebabSiles dan Boczkowski menyatakan, sejumlah riset tentang krisis

surat kabar di Amerika Serikat menunjukkan keseragaman pola penyebab. Secara umum, krisis surat kabar disebabkan oleh tiga faktor, yaitu ekonomi, teknologi, dan sosial.

Sejumlah peneliti, menurut Siles dan Boczkowski, menemukan bahwa faktor ekonomi yang menyebabkan krisis di sejumlah surat kabar selalu berkaitan dengan ketidaksesuaian model bisnis dengan tuntutan perkembangan zaman. Beberapa surat kabar menerapkan model bisnis yang tidak sesuai dengan konteks masyarakat saat ini. Bentuk nyata dari krisis perusahaan akibat faktor ekonomi itu adalah turunnya iklan surat kabar. Kondisi itu semakin diperburuk oleh krisis global yang terjadi pada 2008 silam.

Page 4: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

126

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Faktor teknologi juga memiliki andil dalam memperparah krisis surat kabar. Sejumlah peneliti sepakat menunjuk internet sebagai fenomena utama yang berberan pesar dalam hal ini. Siles dan Boczkowski menyatakan, kemunculan internet mengakibatkan surat kabar harus mengubah sistem produksi berita, menyesuaikan dengan pola konsumsi informasi oleh masyarakat, serta mengurangi pendapatan iklan dari divisi cetak (2012: 378).

Faktor lain yang menyebabkan krisis surat kabar adalah transformasi sosial. Siles dan Boczkowski mengasosiasikan faktor ini dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas berita surat kabar. Bahkan, menurut keduanya, beberapa penelitian menunjukkan masyarakat tidak percaya terhadap kualitas para jurnalis surat kabar.

2. Dimensi ManifestasiMenurut Siles dan Boczkowski, penyebab krisis surat kabar yang

telah diuraikan akan termanifestasi menjadi beberapa bentuk. Tiga manifestasi krisis surat kabar adalah penurunan jumlah pembaca, pengurangan jumlah karyawan, serta perubahan kualitas dan kuantitas konten.

Beberapa riset terhadap koran di Amerika Serikat menunjukkan manifestasi dalam hal penurunan jumlah pembaca. Hal ini sekaligus menunjukkan migrasi pembaca yang signifikan ke ruang-ruang digital.

Kemudian, pengurangan jumlah karyawan adalah manifestasi lain yang mungkin muncul. Keterpurukan ekonomi dan kegagalan untuk mengimbangi perkembangan teknologi sangat mungkin membuat manajemen surat kabar tertentu untuk mengurangi jumlah karyawan. Menurut Siles dan Boczkowski, beberapa riset yang mereka pelajari menunjukkan penurunan pendapatan perusahaan berbanding lurus dengan pengurangan karyawan surat kabar, termasuk staf redaksi.

Arti Penting KrisisKirchhoff (2009), sebagaimana dikutip oleh Siles dan Boczkowski,

menjelaskan bahwa penutupan surat kabar di AS serta transformasi isi surat kabar membawa implikasi politik yang cukup besar. Menurut Siles dan Boczkowski, surat kabar pada dasarnya mengemban misi layanan publik. Sehingga penutupan sebuah surat kabar, betapapun kecilnya perusahaan surat kabar tersebut, adalah sebuah bentuk hilangnya

Page 5: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

127

salah satu sumber pengetahuan politik bagi masyarakat. Surat kabar adalah sumber pengetahuan yang membuat masyarakat bisa membuat keputusan-keputusan politik yang terukur (2012: 380)

Solusi untuk KrisisSejumlah ahli, menurut Siles dan Boczkowski, mengusulkan

penerapan model bisnis yang baru sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi krisis sebuah surat kabar. Model bisnis yang baru ini sangat mungkin terlepas dari model bisnis konvensional yang sangat bergantung kepada pendapatan iklan. Oleh karena itu, sejumlah model pendanaan alternatif bisa menjadi pilihan, antara lain sponsor dari individu atau yayasan, crowd-sourcing, kolaborasi antara jurnalis profesional dan pewarta warga (pro-am project), kerjasama antarinstitusi, kepemilikan oleh keluarga, dll (2012: 381).

Solusi lainnya adalah penguatan kualitas isi surat kabar. Menurut Meyer, seperti dikutip oleh Siles dan Boczkowski, kepercayaan publik dan pengiklan kepada surat kabar akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas konten.

Metode PenelitianPenelitian ini berjenis kualitatif yang diharapkan bisa

mendeskripsikan sebuah gejala secara mendalam. Sebuah penelitian kualitatif, menurut Denzin dan Lincoln (1994: 4), menekankan pada proses dan makna. Penelitian semacam itu tidak bertujuan untuk mengukur kuantitas, jumlah, intensitas, dan frekuensi dari sesuatu.

Melalui elaborasi yang akan dilakukan, peneliti berusaha mendeskripsikan sebuah gejala atau kasus secara komprehensif. Oleh karena itu, studi kasus menjadi pilihan metode yang paling relevan. Robert E Stake menjelaskan, studi kasus haruslah meletakkan perhatian utama pada proses mempelajari sebuah kasus. Oleh karena itu, dalam sebuah studi kasus, peneliti bisa menggunakan berbagai macam cara untuk dapat memahami sebuah kasus secara komprehensif (Denzin dan Lincoln, 1994: 236).

Dalam penelitian ini, peneliti mempelajari dan mendeskripsikan kasus penutupan harian sore Sinar Harapan. Untuk bisa mencapai tingkat kedalaman, peneliti melakukan observasi sehingga bisa mendapatkan gambaran umum terhadaap kasus tersebut. Kemudian,

Page 6: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

128

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

peneliti juga memanfaatkan beberapa pustaka yang relevan untuk digunakan sebagai basis konseptual bagi penelitian ini.

Hal krusial lain yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan serangkaian wawancara dengan beberapa informan. Wawancara dilakukan secara terpisah pada 16 Desember 2015 dan 19 Januari 2016. Beberapa informan yang memberikan gambaran komprehensif tentang penutupan Sinar Harapan adalah:1. Mantan Komisaris Utama Sinar Harapan, Aristides Katoppo2. Pemimpin Redaksi Sinar Harapan, Rikardo Somba3. Redaktur Pelaksana Sinar Harapan, Ray

Hasil Penelitian dan PembahasanPada sub bab ini, peneliti akan menguraikan sejumlah fakta

yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan langsung di ruang redaksi Sinar Harapan. Data observasi itu dilebur bersama temuan-temuan selama melakukan proses wawancara.

Berhenti terbitInformasi mengenai penghentian operasional Sinar Harapan mulai

terdengar oleh sejumlah karyawan harian sore itu pada pertengahan 2015. Kabar ini semakin berhembus lebih kencang menjelang akhir tahun itu. Setiap karyawan, memiliki versi masing-masing mengenai rencana penutupan tersebut. Ray Soemantoro yang saat itu menjabat sebagai redaktur pelaksana menggambarkan situasi tersebut sebagai situasi yang penuh dengan rumor. Sekelompok karyawan merasa mengaku mendapatkan informasi dan memberi tahu karyawan lainnya mengenai rencana penutupan tersebut. Sementara itu, sekelompok karyawan lainnya bertanya-tanya mengenai kebenaran kabar penutupan tersebut. Melihat kabar yang semakin simpang siur, akhirnya jajaran petinggi di redaksi Sinar Harapan berusaha mendapat kepastian dari Board of Directors (BOD).

“Pimpinan, dari Pemred sampai Redpel, berusaha untuk mencari informasi itu ke BOD. Kami kasih tahu dan ternyata BOD ngomong langsung ke kita, mengatakan bahwa kita karena sesuatu dan lain hal akhirnya diputuskan bahwa tanggal 31 Desember ini adalah terbitan kita terakhir, dan tanggal 1 Januari itu kita sudah berhenti beroperasi”. (Ray, wawancara 16 Desember 2015).

Page 7: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

129

Ray dan jajaran pengelola redaksi belum mendapatkan alasan yang pasti mengapa direksi memutuskan untuk menghentikan penerbitan surat kabar. Oleh karena itu, untuk memberikan kepastian kepada karyawan, jajaran petinggi redaksi meminta BOD untuk membuat pengumuman resmi kepada semua karyawan.

Menjelang akhir November 2015, BOD membuat keputusan untuk menyatakan secara resmi di hadapan seluruh karyawan. Saat itu, menurut Ray, karyawan diundang untuk hadir di auditorium. Sebagian besar awak redaksi hadir. Sebagian yang lain berasal dari divisi non-redaksi. Di auditorium, mereka menanti pernyataan dari direksi.

Seperti halnya ketika berbicara kepada jajaran pimpinan redaksi, saat itu BOD juga menyatakan hal yang sama kepada karyawan. Pernyataan untuk menutup Sinar Harapan itu disertai harapan kepada seluruh karyawan untuk tetap bekerja sampai dengan akhir Desember 2015. BOD juga menyatakan komitmen perusahaan untuk memenuhi semua hak karyawan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Keputusan BOD itu ditanggapi secara beragam oleh para karyawan. Beberapa dari mereka berusaha memahami, sementara yang lain menyimpan sejumlah pertanyaan. Harapan BOD agar karyawan tetap bekerja seperti biasa juga mendapatkan respon yang beragam. Ray menjelaskan, beberapa karyawan memang bekerja seperti biasa. Tapi, tidak sedikit karyawan dan wartawan yang seperti patah arang dan tidak memiliki semangat bekerja.

“Tapi kan mereka kerjanya ada yang setengah hati. Ada yang berpkir untuk mencari pekerjaan di tempat lain, terus berupaya apply di sana sini atau wawancara. Dan ada sebagian teman-teman yang tidak semangat lagi”. (Ray, wawancara 16 Desember 2015).

Untuk menyiasati hal itu, Ray dan jajaran pimpinan di redaksi berusaha untuk tetap menumbuhkan semangat kerja dan optimisme awak redaksi. Hal itu antara lain diwujudkan dengan mendatangkan sejumlah tokoh nasional untuk berbicang di ruang redaksi. Mereka membicarakan banyak hal, mulai dari isu yang sedang hangat dan ramai diberitakan, hingga hal-hal lain yang berkaitan dengan Sinar Harapan.

Ray mengakui suasana ruang redaksi menjadi tidak semarak setelah BOD mengumumkan rencana penutupan Sinar Harapan. Selain tidak lagi memiliki semangat ketika bekerja, beberapa karyawan bahkan sudah tidak masuk kerja lagi. Akibatnya, ruang redaksi Sinar

Page 8: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

130

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Harapan menjadi sepi, bahkan pada saat tenggat pengumpulan berita. Biasanya, masa tenggat pengumpulan berita adalah momen ketika ruang redaksi mencapai puncak keramaian.

Kesenyapan ruang redaksi itu terlihat menjelang akhir Desember 2015. Berdasarkan pengamatan peneliti, sebagian besar meja kerja wartawan kosong. Hanya tidak lebih dari 5 wartawan uang berada di ruang redaksi saat itu. Mereka yang berada di ruang redaksi melakukan berbagai hal. Ada yang sekedar duduk-duduk. Ada juga yang memantau pemberitaan melalui internet.

Gambar 4.1 Suasana redaksi Sinar Harapan pada Desember 2015Sumber: dokumentasi peneliti

Gambar 4.2 Suasana redaksi Sinar Harapan pada Desember 2015Sumber: dokumentasi peneliti

Page 9: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

131

PerombakanKeputusan dewan direksi untuk menutup kegiatan Sinar Harapan

adalah puncak dari rangkaian gangguan yang sebenarnya sudah dirasakan oleh awak surat kabar sore itu. Salah satu krisis yang disadari oleh awak Sinar Harapan adalah penurunan penjualan dan penurunan jumlah iklan. Hal itu diperparah dengan terpaan media daring yang semakin ketat.

Jajaran direksi PT Sinar Harapan Persada, perusahaan yang menaungi surat kabar Sinar Harapan, sebenarnya telah mengeluarkan ketentuan yang cukup progresif untuk menyikapi hal itu. Di bawah koordinasi Duad Sinjal selaku pemimpin umum, Dewan Direksi Sinar Harapan telah mengeluarkan SK Pemimpin UMUM Nomor 001/SK/PU/III/2015 tentang Transformasi Cara Kerja Redaksi untuk Keterpaduan Sinar Harapan Online dan Cetak. Selain itu, Pemimpin Umum juga mengeluarkan SK nomor 003/SK/PU/IV/2015 tentang Penggunaan CMS sepenuhnya. Kedua surat keputusan itu menjadi dasar bagi Pemimpin Redaksi Sinar Harapan, Rikando Somba untuk mengeluarkan ketentuan tentang Sistem Prosedur Operasional Redaksi. Dalam pengantar untuk ketentuan itu, Rikando menuliskan bahwa Sistem Prosedur Operasional Redaksi diperlukan untuk mengubah pola kerja dan kualitas Sinar Harapan secara komprehensif untuk menghadapi persaingan media dan ancaman keberlangsungan hidup Sinar Harapan.

Sebelum akhirnya ditutup, Sinar Harapan memang mengalami masalah. Menurut Rikando, salah satu penyebab keterpurukan Sinar Harapan adalah kondisi keuangan yang buruk. Selama sekitar 15 tahun sejak lahir kembali, menurut dia, koran sore itu tidak pernah membukukan keuntungan yang signifikan, bahkan cenderung terus merugi. Semua operasional perusahaan ditanggung oleh investor.

“Sinar Harapan dari awal terbit sampai sekarang gak pernah untung, disubsidi terus. Bahkan hanya beberapa kali lah di bulan-bulan tertentu kita pernah meringankan beban investor, dengan lebih dari setengah operasional cost kita yang mikir”. (Rikando Somba, Wawancara 16 Desember 2015).

Dia menghitung, rata-rata biaya operasional Sinar Harapan adalah Rp1,8 miliar hingga Rp2,2 miliar per bulan untuk berbagai biaya rutin.

Page 10: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

132

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Itu berarti investor menanggung sekitar Rp210 miliar selama Sinar Harapan terbit dalam kurun waktu 15 tahun.

Berdasarkan dokumen yang didapatkan oleh peneliti, Sistem Prosedur Operasional Redaksi yang tertuang di dalam surat keputusan bernomor 009/SK/Pemred/IX/2015 itu mengatur tiga hal utama untuk memperbaiki kondisi Sinar Harapan. Berikut adalah ketiga hal tersebut yang dituliskan sama persis dengan narasi yang terdapat di dalam dokumen:1. Rapat redaksi

Selama ini, rapat redaksi kerap tidak diikuti oleh semua desk. Bahkan, ada redaktur yang tidak pernah ikut rapat. Perencanaan berita menjadi tidak maksimal, khususnya untuk halaman utama atau 1 serta rubrik-rubrik khusus.

2. Penampilan Dinamis dan EstetisPerlunya penampilan desain yang dimanis sekaligus menarik bagi pembaca. Mewajibkan redaktur dan asisten redaktur untuk memperhatikan estetika halaman koran yang lebih baik.

3. Disiplin, Kualitas, dan Produktivitas KerjaSelama ini, disiplin tak menjadi fokus dalam upaya menghasilkan etos kerja yang baik. Dengan SOP, diharap terbentuk etos kerja yang kompetitif dengan media lain.Tiga hal utama di dalam Sistem Prosedur Operasional Redaksi

tersebut kemudian diuraikan menjadi 27 butir. Sebagian dari butir-butir itu mengatur tentang rapat redaksi dan kehadiran awak redaksi. Namun, beberapa butir yang lain mengatur hal lain yang relatif lebih progresif, yaitu diversifikasi konten, integrasi dengan platform daring (sinarharapan.co), dan pemanfaatan berbagai platform media sosial. Berikut adalah butir-butir progresif tersebut:• Penetapan kuota minimum 3 berita per hari, termasuk untuk pemuatan

di sinarharapan.co. Selain itu, semua redaktur sinarharapan.co wajib menyunting semua berita yang dikirimkan oleh reporter (Butir 9)

• Redaktur pelaksana wajib menyunting 10 berita dari media penyedia konten dan ditayangkan di sinarharapan.co (butir 10)

• Semua penyunting tidak hanya wajib menyunting untuk surat kabar, tapi juga wajib menyunting dan menulis di kanal tertentu untuk sinarharapan.co (butir 19)

Page 11: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

133

• Setiap awak redaksi diwajibkan mempunyai akun media sosial, bisa Facebook atau Twitter, dan sebaiknya membagikan berita Sinar Harapan melalui media sosial tersebut (butir 24)

• Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, dan Staff Desk Data-Konten mengelola akun twitter @sinar_harapan dan membagikan berita-berita dari sinarharapan.co (butir 26)

• Staff Desk Data dan Konten menyiapkan e-mail berisi teaser berita koran dan sinarharapan.co serta membagikannya ke publik setiap hari (butir 27)Keberadaan sinarharapan.co mendapat perhatian khusus dari

jajaran petinggi redaksi Sinar Harapan. Menurut Rikando, perhatian itu mulai muncul pada 2010 ketika manajemen redaksi menempatkan beberapa orang khusus di divisi daring tersebut. Sebelumnya, sinarharapan.co yang muncul sejak 2005 itu hanya merupakan versi daring dari surat kabar Sinar Harapan. Segala konten surat kabar akan muncul persis sama di sinarharapan.co.

Setelah resmi menjadi Pemimpin Redaksi, Rikando mulai menerapkan kebijakan itu lebih ketat. Dia menggagas perubahan wajah di sinarharapan.co. Bahkan, ia juga mengubah tampilan surat kabar Sinar Harapan. Dari sisi penghargaan dan hukuman bagi wartawan, dia menerapkan mekanisme pengukuran yang cukup ketat. Sistem Prosedur Operasional Redaksi menjadi panduan untuk menentukan apakah seorang wartawan atau redaktur masuk kategori berprestasi atau buruk. Untuk mereka yang berprestasi, perusahaan akan memberikan bonus. Sedangkan yang memiliki kinerja buruk akan mendapatkan hukuman.

Kebijakan manajemen redaksi itu ternyata tidak mendapatkan respon yang bulat. Sebagian menganggapnya sebagai hal yang positif. Namun, beberapa awak redaksi yang lain menganggapnya sebagai sebuah kebijakan yang tidak baik. “Persoalannya kemudian adalah, internal politics di sini yang heavy. Jadi ada beberapa pihak yang gak suka sama saya dan gak suka gaya kepemimpinan saya,” kata Rikando dalam wawancara dengan peneliti (16 Desember 2015). Rikando bahkan mengaku pernah mendapatkan kritik dari para redaktur yang mendapat nilai buruk dalam hal kinerja.

Kebijakan pimpinan redaksi lain yang ditolak adalah tentang perubahan tampikan Sinar Harapan. Kali ini, penolakan berasal dari

Page 12: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

134

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

sesepuh sekaligus pendiri Sinar Harapan, Aristides Katoppo. Rikando bahkan mengaku pernah berdebat dengan Aristides mengenai hal itu.

“Dia sampai gebrak meja marah karena wajah Sinar Harapan diubah sama saya. Memang mungkin ada orang yang suka dengan nostalgic ideas. Dan memang saya kurang ajar karena saya bilang ke dia bahwa orang kaya dahulu yang sekarang jadi gembel itu gak bisa mengklaim dirinya sebagai orang kaya. Saya menganalogikan Sinar Harapan itu kayak gitu. Jadi saya bilang manajemen konflik yang you kelola zaman dulu Pak, sama teori-teori jurnalistik zaman dulu udah gak practicable buat saya dan teman-teman saya”. (Rikando Somba, Wawancara 16 Desember 2015).

Meski demikian, Rikando menegaskan bahwa perubahan wajah Sinar Harapan adalah karena kecintaannya kepada koran tersebut. Dia menegaskan, usahanya itu adalah untuk membuat Sinar Harapan menjadi lebih baik dan dapat bersaing. Dia juga menyatakan bahwa semangat yang ditanamkan oleh para pendiri Sinar Harapan, termasuk Aristides, sangat baik dan tidak akan pernah hilang.

“Saya warisi spirit anda, saya warisi kehebatan anda, tapi benchmark kita sudah berbeda. Dan yang kedua, niatan saya mengubah wajah (Sinar Harapan) dan sebagainya tidak untuk menghilangkan idealismenya”. (Rikando Somba, Wawancara 16 Desember 2015).

Dalam diskusi terpisah, Aristides Katoppo menjawab pertanyaan peneliti tentang polemik di dalam Sinar Harapan. Pada prinsipnya, Aristides tidak menyangkal bahwa yang akan meneruskan langkah Sinar Harapan adalah generasi muda. Dia juga menyadari bahwa bentuk dan tampilan media juga berubah. Namun, pada saat yang sama, dia juga tidak membantah bahwa dirinya tidak sependapat dengan perubahan yang terjadi di Sinar Harapan. Salah satu hal yang dia sayangkan adalah lenyapnya motto koran sore itu, yaitu “Memperjuangkan Kebenaran, Keadilan, Kebebasan, dan Perdamaian Berdasarkan Kasih”.

“Cuma satu hal, kalau anda mau pakai nama Sinar Harapan, saya harapkan anda coba menjunjung tinggi semboyan atau vision dari para pendirinya. Banyak yang mengatakan itu sudah kolot, sudah kuno. Memperjuangkan Kebenaran, Keadilan, Kebebasan, dan Perdamaian Berdasarkan Kasih”. (Aristides Katoppo. Diskusi 19 Januari 2016).

Page 13: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

135

Aristides sebenarnya sudah memutuskan untuk tidak campur tangan lagi dengan apa yang terjadi di Sinar Harapan. Namun, dia merasa terpanggil untuk melibatkan diri jika ada sesuatu yang dia anggap tidak benar.

“Bahkan, suatu ketika, saya mungkin, bukan intervensi, saya bilang saya tidak mau campur tangan, tidak mau turun tangan. Tapi di lain pihak tidak boleh pangku tangan, tidak boleh lepas tangan, angkat tangan, apalagi cuci tangan. Jadi bisa apa saya? Saya bisa mengulurkan tangan kalau ada yang minta. Tapi suatu ketika saya langgar sendiri karena saya lihat motto Sinar Harapan tiba-tiba sudah hilang. Jadi saya datang. Ya kasarnya itu sudah kuno lah, sudah tidak relevan lagi untuk zaman sekarang. Saya mengatakan saya hormati pendapat anda, namun jangan kaitkan ini dengan nama Sinar Harapan”. (Aristides Katoppo. Diskusi 19 Januari 2016).

Mosi Tidak PercayaKonflik internal di Sinar Harapan semakin meruncing setelah

sekitar 30 karyawan Sinar Harapan melayangkan mosi tidak percaya kepada Pemimpin Umum Sinar Harapan, Daud Sinjal. Meskipun ditujukan kepada Daud, namun mosi tersebut juga menyeret nama Rikando Somba sebagai Pemimpin Redaksi.

Salah satu latar belakang munculnya mosi tersebut adalah kondisi finansial Sinar Harapan yang semakin memburuk. Menurut catatan para pembuat mosi, pendapatan iklan Sinar Harapan cenderung turun. Penurunan paling tajam terjadi pada September 2015. Pada bulan itu, pendapatan iklan sebesar Rp 510.594.589. Jumlah ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan jumlah sebulan sebelumnya (Agustus 2015) yaitu sebanyak Rp 1.190.974.459.

Hal-hal lain yang menjadi perhatian para pembuat mosi tercatat di halaman awal dokumen mosi. Beberapa hal itu antara lain:• Penyamarataan aturan, terutama jam kerja, bagi awak redaksi dan

non redaksi• Keputusan yang diambil selalu bersifat top-down, tanpa evaluasi,

sehingga tidak mendapatkan hasil perubahan yang signifikan• Pimpinan Sinar Harapan dianggap tidak memiliki visi jangka

panjang

Page 14: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

136

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

• Mekanisme penghargaan dan hukuman di Sinar Harapan dianggap hanya berdasarkan prinsip suka dan tidak suka terhadap seseorang

• Pimpinan perusahaan dianggap gagal dalam mempersatukan semua unsur di dalam perusahaan tersebut

• Pimpinan perusahaan dianggap melakukan pembiaran ketika Pemimpin Redaksi memiliki perusahaan yang bergerak di bidang advokasi media. Para pembuat mosi menganggap hal itu berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.Mosi tidak percaya itu dilayangkan oleh 30 orang karyawan Sinar

Harapan, 16 orang diantaranya adalah awak redaksi. Sementara itu, sisanya berasal dari divisi lain, yaitu marketing, sirkulasi, kontributor, IT, Umum, dan Keuangan. Mosi tersebut dikirimkan langsung kepada jajaran komisaris Sinar Harapan dan ditembuskan kepada beberapa pihak, yaitu pemegang saham, direksi, dan pemimpin redaksi.

Penghentian penerbitan Sinar Harapan adalah ujung dari krisis jangka panjang yang dihadapi oleh surat kabar tersebut. Selama kurun waktu yang cukup lama, koran sore tersebut telah berada dalam masa krisis. Berdasarkan kajian dimensi krisis seperti yang dikaji oleh Siles dan Boczkowski, krisis yang dialami oleh Sinar Harapan relatif tidak memiliki arti penting bagi konteks politik nasional. Siles dan Boczkowski menyebutkan, penutupan sebuah surat kabar bisa memberikan kontribusi bagi dunia politik. Dalam beberapa kasus, kondisi politik bisa dinamis karena publik kehilangan surat kabar yang sering mereka gunakan sebagai referensi politik. Kasus Sinar Harapan ini agak berbeda karena koran ini tidak memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi kondisi politik nasional. Masa keemasan Sinar Harapan terjadi sekitar tiga dekade yang lalu. Oleh karena itu, Sinar Harapan memang sudah relatif “tenggelam” dan tertinggal oleh media lain yang lebih memiliki dampak. Singkatnya, dari sisi arti penting, penutupan Sinar Harapan tidak mempengaruhi dinamika politik nasional.

Namun demikian, penutupan Sinar Harapan merefleksikan kembali dimensi “penyebab krisis” yang diuraikan oleh Siles dan Boczkowski. Kondisi finansial adalah salah satu penyebab utama kehancuran Sinar Harapan. Hal itu ditunjukkan dengan penurunan produksi dan sirkulasi. Aspek finansial lain yang juga terlihat memburuk adalah pendapatan iklan. Level pendapatan iklan Sinar Harapan beberapa

Page 15: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

137

bulan terakhir menjelang penutupan telah mencapai kondisi terburuk. Dalam hal ini, analisis Siles dan Boczkowski tentang aspek finansial sebagai salah satu penyebab utama krisis juga terjadi di Sinar Harapan.

Berikutnya adalah aspek teknologi sebagai penyebab krisis. Dalam hal ini, Sinar Harapan adalah sebuah anomali. Artinya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bukanlah penyebab krisis. Bahkan, Sinar Harapan sempat mencoba untuk menyelaraskan diri dengan perkembangan teknologi supaya bisa tetap bersaing dengan media lain. Berbagai upaya untuk memperkuat sinarharapan.co adalah upaya nyata jajaran pimpinan redaksi dalam mempertahankan Sinar Harapan.

Anomali penyebab krisis yang terjadi di koran sore ini semakin terlihat nyata ketika membahas konflik internal. Konflik di dalam tubuh perusahaan justru menjadi pemantik krisis yang lebih parah, sehingga akhirnya berujung pada penutupan perusahaan. Konflik internal ini juga menjadi salah satu “penghalang” kemajuan, sehingga upaya pembenahan diri yang terwujud dalam penerapan Sistem Prosedur Operasional Redaksi tidak bisa berjalan dengan baik. Hal tersebut diperparah dengan politik internal yang cenderung menyerang pribadi beberapa orang. Konflik internal di Sinar Harapan ini sangat berlapis. Konflik operasional terjadi antara awak redaksi dengan pimpinan perusahaan dan pimpinan redaksi. Sedangkan konflik idealisme terjadi antara jajaran pimpinan redaksi dan pendiri atau sesepuh Sinar Harapan.

PenutupSimpulan

Di penghujung 2015, Sinar Harapan berhenti beroperasi. Surat kabar sore ini mengalami krisis multidimensi. Finansial dan hambatan teknologi adalah dua dimensi yang cukup berpengaruh. Secara finansial, koran ini tidak meraup untung selama 15 tahun dan hanya mengandalkan suntikan dana dari investor. Sementara dari aspek tekonologi, Sinar Harapan relatif lambat dalam memanfaatkan teknologi dan internet untuk bertahan di tengah gempuran digitalisasi konten.

Kemudian, studi ini menemukan aspek lain yang tidak terdapat di dalam konsep dimensi krisis surat kabar, yaitu konflik internal.

Page 16: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

138

Mediamorfosa : Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Lapisan konflik finansial ini cukup kompleks. Di satu sisi, pemimpin redaksi yang sedang mencoba melakukan digitalisasi berhadapan dengan generasi senior yang khawatir bahwa perubahan yang terjadi akan menghilangkan semangat serta nilai luhur surat kabar tersebut. Sementara itu, karyawan di level bawah juga terlibat dalam perselisihan. Mereka merasa pemred dan jajaran manajemen tidak mampu menjalankan amanah sehingga perusahaan mengalami krisis.

SaranPenelitian mengenai Sinar Harapan bisa dipertajam justru dengan

mengungkap berbagai hal yang lebih mikro. Misalnya, mengungkap pengalaman personal Pemimpin Redaksi Sinar Harapan yang- dari segi usia- masuk kategori generasi muda berusaha mempertahankan konsep modern di bawah baying-bayang romantisme jurnalistik masa lalu. Untuk itu, studi fenomenologi bisa menjadi alternatf metodologi yang mungkin dijalankan.

Sementara itu, secara praktis, krisis yang dihadapi oleh Sinar Harapan bisa menjadi pelajaran bagi industri media cetak pada umumnya. Penulis menyarankan media cetak yang mengalami sedang krisis untuk mempertahankan dan menumbuhkan soliditas internal. Keseragaman visi untuk mempertahankan perusahaan perlu terus dijaga, sehingga semua energi bisa dipusatkan pada upaya perbaikan dan mempertahankan perusahaan di tengah persaingan media.

Page 17: Perselisihan Internal dan Kematian Surat Kabar : Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13388/9...itu menunjukkan tren peningkatan penggunaan gawai sebagai sarana mendapatkan

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, Perselisihan Internal dan...

139

Daftar PustakaDenzin, N. K., & S, L. Y. Handbook of Qualitative Research. London:

Sage Publications.

Globe, T. J. (2015). The Jakarta Globe. Retrieved February 2015, from http://jakartaglobe.beritasatu.com/news/jakarta-globes-journey-newspaper-digital-format/

Kandi, R. D. (2015, December 31). Retrieved January 25, 2017, from CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151231171551-20-101488/terang-redup-jalan-aristides-katoppo-di-sinar-harapan/2

Newman, N. (2017). Digital News Project 2017: Journalism, Media, and Technology Trends and Predictions 2017. Oxford: Reuters Institute for the Study of Journalism.

Siles, I., & Boczkowski, P. J. (2012). Making sense of the newspaper crisis: A critical assessment of existing research and an agenda for future work. New Media & Society , 1375-1394.

Soloski, J. (2013). Collapse of the US newspaper industry:Goodwill, leverage and bankruptcy. Journalism , 309-329.

WAN-IFRA. (2015). World Press Tren: Newspaper Revenues Shift To New Sources. Retrieved February 2015, from WAN-IFRA: http://www.wan-ifra.org/press-releases/2015/06/01/world-press-trends-newspaper-revenues-shift-to-new-sources