Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019)...

19
1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam Pelestarian Seni Tradisional Melayu 1 Darmawan, 2 Imam Yudhi Prastya, 3 Edison Email : [email protected] Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Kegiatan Gawai Seni merupakan sebuah implementasi kebijakan pemerintah Kota Tanjungpinang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 tahun 2015 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang yang diatur dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2018 yang dalam usahanya melakukan pelestarian (revitalisasi) seni dan budaya Melayu. Kegiatan yang telah menjadi rutinitas tahunan ini ditujukan sebagai wahana aktualitas budaya terhadap internalisasi nilai-nilai kebudayaan berbasis kearifan lokal. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, Peneliti akan mengupas kegiatan Gawai Seni beserta dampak dari penyelenggarannya kepada masyarakat Kota Tanjungpinang beserta stakeholders. Gawai Seni Kota Tanjungpinang seyogianya dapat mengakomodir ranah kreatifitas seniman dan masyarakat Kota Tanjungpinang. Komitmen birokrasi budaya pada kegiatan ini telah memberikan citra dan pengaruh positif terhadap pelestarian dan revitalisasi budaya Melayu. Sebaliknya, justru semua pihak yang terlibat dalam kegiatan gawai seni kota Tanjungpinang sebisa mungkin harus menjalin komunikasi agar terjalin silaturahmi antarpenggiat seni dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan sekolah- sekolah. Sehingga tidak melahirkan kubu-kubu antarpenggiat seni yang mampu membuat seni tradisional yang digeluti terpecah belah. Disamping itu, pemerintah Kota Tanjungpinang sendiri sebaiknya membuat langkah-langkah inovatif dalam mengembangkan gawai seni sehingga tidak terkesan membosankan setiap tahunnya mulai dari penambahan cabang lomba (seni tradisional Melayu), melakukan pembinaan dari proses persiapan hingga selesai penampilan pada kelompok sasaran saat perhelatan gawai seni dan melakukan penambahan untuk besarnya jumlah hadiah. Kata kunci : Evaluasi Dampak, Kebijakan, Gawai Seni 1 Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fisip Umrah 2 Dosen Ilmu Administrasi Negara, Jalan Raya Dompak Kompleks Gedung Fisip Umrah, 29100, [email protected] 3 Dosen Ilmu Administrasi Negara, Jalan Raya Dompak Kompleks Gedung Fisip Umrah, 29100, [email protected]

Transcript of Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019)...

Page 1: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

1

Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang

Dalam Pelestarian Seni Tradisional Melayu

1Darmawan, 2Imam Yudhi Prastya, 3Edison

Email : [email protected]

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Kegiatan Gawai Seni merupakan sebuah implementasi kebijakan pemerintah Kota

Tanjungpinang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 tahun

2015 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang yang diatur dalam Rencana

Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang Tahun

2013-2018 yang dalam usahanya melakukan pelestarian (revitalisasi) seni dan

budaya Melayu. Kegiatan yang telah menjadi rutinitas tahunan ini ditujukan sebagai

wahana aktualitas budaya terhadap internalisasi nilai-nilai kebudayaan berbasis

kearifan lokal. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, Peneliti akan

mengupas kegiatan Gawai Seni beserta dampak dari penyelenggarannya kepada

masyarakat Kota Tanjungpinang beserta stakeholders. Gawai Seni Kota

Tanjungpinang seyogianya dapat mengakomodir ranah kreatifitas seniman dan

masyarakat Kota Tanjungpinang. Komitmen birokrasi budaya pada kegiatan ini

telah memberikan citra dan pengaruh positif terhadap pelestarian dan revitalisasi

budaya Melayu. Sebaliknya, justru semua pihak yang terlibat dalam kegiatan gawai

seni kota Tanjungpinang sebisa mungkin harus menjalin komunikasi agar terjalin

silaturahmi antarpenggiat seni dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan sekolah-

sekolah. Sehingga tidak melahirkan kubu-kubu antarpenggiat seni yang mampu

membuat seni tradisional yang digeluti terpecah belah. Disamping itu, pemerintah

Kota Tanjungpinang sendiri sebaiknya membuat langkah-langkah inovatif dalam

mengembangkan gawai seni sehingga tidak terkesan membosankan setiap tahunnya

mulai dari penambahan cabang lomba (seni tradisional Melayu), melakukan

pembinaan dari proses persiapan hingga selesai penampilan pada kelompok sasaran

saat perhelatan gawai seni dan melakukan penambahan untuk besarnya jumlah

hadiah.

Kata kunci : Evaluasi Dampak, Kebijakan, Gawai Seni

1 Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fisip Umrah 2 Dosen Ilmu Administrasi Negara, Jalan Raya Dompak Kompleks Gedung Fisip Umrah, 29100, [email protected] 3 Dosen Ilmu Administrasi Negara, Jalan Raya Dompak Kompleks Gedung Fisip Umrah, 29100, [email protected]

Page 2: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

2

PENDAHULUAN

Perkembangan budaya tidak terlepas dari kerja manusia yang menjaga

kebudayaan itu untuk terus bertahan, sehingga pandangan terhadap perkembangan

sebuah budaya tidak hanya terlepas dari permasalahan sosio-kulturalnya saja, tetapi

dari faktor ekonomi dan dialektika sejarah tempatan menjadi parafrasa yang tak

kalah penting bagi ketahanan sebuah kebudayaan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya (nilai kearifan lokal).

Pemerintah yang baik seyogianya dapat menjaga, merawat, serta

melestarikan kebudayaan beserta nilai-nilai kearifan lokal sebagai bagian dari

kekayaan budaya yang turut membangun karakter dan identitas bangsa. Apalagi

pasca Undang-undang pemajuan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2017; tentang pemajuan kebudayaan diresmikan, maka seharusnya sinergitas antara

kebudayaan dan kerja pemerintah daerah semakin mengakar.

Demikian halnya di Provinsi Kepulauan Riau, Pasca menjadi provinsi

mandiri di tahun 2002 silam, kerja pemerintah dalam khasanah pembangunan

cukup pesat, baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun sumber daya

manusianya. Rencana-rencana strategis mulai dikonsep sekaligus direalisasikan.

Dalam hal kebudayaan, Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau memiliki

pandangan yang optimis, hal ini tertuang dengan visi Kepulauan Riau yakni

Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera,

Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di Bidang Maritim (RPJMD

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021). Keseriusan pemerintah Provinsi

Kepri dalam merealisasikan visi tersebut cukup dapat diapresiasi dengan usahanya

memelihara dan melestarikan budaya, meskipun proses pelestarian itu baru terasa

Page 3: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

3

geliatnya pada beberapa kota besar saja (kota/kabupaten yang menjadi sentra

budaya) di Kepulauan Riau, yakni Kab. Lingga, Karimun, Bintan, dan Kota

Tanjungpinang.

Banyak sekali kesenian dan kebudayaan Melayu yang tumbuh dan

berkembang di Kota Tanjungpinang. Hal ini terbukti dengan maraknya berbagai

event atau kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam

usahanya melakukan pemartabatan budaya lewat salah satu kegiatan pemerintah

yang dikenal dengan nama Gawai Seni Kota Tanjungpinang. Kegiatan yang telah

menjadi agenda tahunan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang yang didalamnya melombakan

berbagai macam bentuk kesenian, diantaranya adalah lomba berbalas pantun untuk

tingkat SD, lomba tari tradisi untuk tingkat SMP, lomba visualisasi puisi untuk

tingkat SMA dan Perguruan Tinggi, panggung penyair Kota Tanjungpinang dan

lomba tari kreasi tingkat sanggar. Program yang dilaksanakan berdasarkan Visi

Misi Walikota Tanjungpinang Nomor 6 Tentang Kebudayaan ini adalah sebuah

kegiatan yang termasuk dalam penganggaran pemerintah kota Tanjungpinang dan

pertama kali dilakukan tahun 2003.

Pada dasarnya, kegiatan gawai seni merupakan implementasi Peraturan

Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 6 tahun 2015 tentang Uraian Tugas Pokok dan

Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Tanjungpinang yang diatur dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang Tahun 2013-2018. Lebih rinci kegiatan

gawai seni termuat dalam program pengelolaan keragaman budaya.

Page 4: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

4

Kendati demikian, realisasi kegiatan gawai seni kota Tanjungpinang dalam

mencapai tujuan tentunya harus memperhatikan sasaran. Sulit untuk mencapai

tujuan sesuai dengan hasil yang hendak dituju ketika jumlah peminat seni

tradisional Melayu (baik individu maupun komunitas budaya/sanggar) makin

berkurang. Dalam data tertulis di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Tanjungpinang (2017) terdapat sanggar aktif dan tidak aktif dengan jumlah 73

sanggar. Jumlah sanggar tidak aktif lebih mendominasi dibandingkan sanggar aktif.

Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap produktivitas sanggar

menuju ajang gawai seni Kota Tanjungpinang. Pasalnya, jumlah peserta tari kreasi

tingkat sanggar dalam Gawai Seni Kota Tanjungpinang mengalami penurunan

(inkonsistensi grafik), seperti pada tahun 2017 berjumlah 8 sanggar, sedangkan

pada tahun 2018 berjumlah sebanyak 6 sanggar. Bukan hanya peserta tari kreasi

tingkat sanggar saja yang mengalami penurunan angka dalam ajang Gawai Seni

kota Tanjungpinang. Namun jumlah sanggar aktif di Kota Tanjungpinang tahun

2018 pun mengalami penurunan angka, dari 24 sanggar di bulan Desember 2017

menjadi 20 sanggar di tahun 2018 (Sumber : Olah Data Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tanjungpinang, 2018).

Adanya penurunan jumlah sanggar aktif dari tahun ke tahun membuktikan

bahwa sanggar seni tidak dapat berdiri sendiri untuk tetap eksis dan produktif,

sehingga semarak kegiatan gawai seni terkesan hanya menjadi rutinitas agenda

yang mesti dilaksanakan untuk menyerap anggaran. Potensi kompetisi sanggar-

sanggar cenderung berorientasi pada kemenangan yang berujung untuk eksistensi

sebuah sanggar atau komunitas budayanya saja. Hal ini semakin pelik yang

akhirnya memunculkan kubu-kubu ekslusif pada masing-masing bidang (tangkai)

Page 5: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

5

perlombaan dalam gawai seni seperti kubu penyair, pemantun, dan koreografer.

Sehingga tujuan gawai seni sebagai perekat tali silaturahmi justru menimbulkan

perang dingin antarbidang kompetisi untuk saling menjatuhkan.

Penyegaran budaya hanya sebatas pertandingan (event tahunan), setelah

dilaksanakan lalu dilupakan dan tidak terealisasinya nilai-nilai suatu budaya yang

membumi dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih kegiatan Gawai Seni Kota

Tanjungpinang juga, hanya menjadi sebuah seni yang tontonan non-komersial oleh

masyarakatnya, bukan pada tataran internalisasi nilai-nilai kearifan lokal. Sehingga

masyarakat hanya menganggap bahwa kegiatan gawai seni tidak lebih dari sekedar

agenda pemerintah yang menyebabkan terciptanya jarak antara masyarakat,

penggiat seni dan nilai budaya Melayu itu sendiri. Eksistensi kegiatan gawai seni

hanya sebatas transformasi budaya menjadi bahasa gerak atau sastra verbal. Dimana

tujuannya lebih berorientasi pada kepentingan sebuah perlombaan tanpa adanya

realisasi di kehidupan sehari-hari sehingga tidak memberikan efek atau dampak

yang berkelanjutan.

Berdasarkan argumentasi diatas, fokus studi dalam penelitian ini lebih

berorientasi pada evaluasi dampak dari kegiatan gawai seni Kota Tanjungpinang

dalam pelestarian seni tradisional Melayu. Dengan menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Owen & Roger (dalam Wahyudi, 2010 : 28) yaitu evaluasi

dampak memiliki tujuan yakni (1) melihat dan menilai program tertentu dan

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai; (2) siapa saja yang terlibat; dan (3) apa

manfaat yang didapat setelah mereka terlibat.

Page 6: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

6

BAHAN DAN METODE

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah pendekatan

studi kasus, Stake & Yin (Creswell, 2014:42) mengatakan bahwa pendekatan studi

kasus adalah desain penyelidikan yang ditemukan di banyak bidang, terutama

evaluasi, di mana peneliti mengembangkan analisis mendalam tentang suatu kasus,

sering kali berupa program, acara, kegiatan, proses, atau satu atau lebih individu.

Kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi

terperinci menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode

waktu yang berkelanjutan.

Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang. Selain itu, penelitian ini

juga bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinanag,

pihak pendidikan (SD, SMP, SMA) serta sanggar seni yang memungkinkan peneliti

mendapatkan data penelitian. Dalam proses pengumpulan data, peneliti

menetapkan sumber data yang sesuai dengan data yang dibutuhkan yakni data

primer dan data sekunder. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah empat

belas orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program pengelolaan keragaman budaya memiliki tujuan yakni

meningkatkan pelestarian keragaman budaya daerah dalam rangka memperkuat jati

diri dan karakter bangsa serta meningkatkan daya saing pariwisata. Sedangkan

sasarannya yaitu: (1) meningkatkan kualitas pengelolaan, perlindungan,

pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya; (2) meningkatnya fungsi dan

Page 7: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

7

kualitas pelayanan pengelolaan keragaman seni dan budaya. Adapun indikator

kinerja program pengelolaan keragaman budaya yakni : (1) memenuhi standar

pelayanan dan pengelolaan; (2) sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sejarah; (3)

sebagai salah satu tujuan destinasi wisata.

Kegiatan gawai seni juga merupakan pelaksanaan misi ke-2 Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang yakni Meningkatkan Potensi

Budaya Lokal yang Memiliki Daya Saing sebagai Daya Tarik Wisata dengan

tujuan meningkatkan pelestarian, pembinaan dan pengembangan budaya lokal.

Selain itu, sasaran kegiatan gawai seni berdasarkan misi ke-2 yaitu

meningkatnya pelestarian budaya dan meningkatnya pembinaan dan

pengembangan budaya dengan indikator sasaran yaitu jumlah benda, situs dan

kawasan cagar budaya yang dilestarikan, jumlah seni dan budaya lokal yang

dilestarikan (sanggar), dan jumlah event Festival Seni dan Budaya Skala

Nasional (event).

Dalam hal pelestarian tradisi, sebenarnya sudah diatur dengan apik oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dengan

mengeluarkan Permendikbud RI No. 10 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian

Tradisi. Di dalam Permendikbud tersebut telah disebut uraikan dengan jelas

bahwasanya Pelestarian Tradisi adalah upaya perlindungan, pengembangan, dan

pemanfaatan suatu kebiasaan dari kelompok masyarakat pendukung kebudayaan

yang penyebaran dan pewarisannya berlangsung secara turun menurun. Indikasi

dari bentuk Pelestarian Tradisi sebagiamana yang telah diatur dalam Permendikbud

RI No.10 Tahun 2014 seyogianya menjadi acuan atau parameter bagi pemerintah

daerah kabupaten/kota dalam melestarikan tradisi yang tersemai di daerahnya.

Page 8: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

8

Sebagai salah satu daerah dengan kekentalan tradisi Melayu-nya, Kegiatan

Gawai Seni Kota Tanjungpinang menjadi salah satu kegiatan andalan dalam upaya

pemerintah kota melakukan pelestarian seni dan budaya Melayu. Dengan mengacu

pada indikasi Pelestarian Tradisi yang telah diatur oleh Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia juga berdasarkan data observasi dan

wawancara yang diperoleh peneliti, hasil penelitian yang didapatkan berkaitan

dengan dampak pelestarian budaya Melayu melalui kegiatan gawai seni di Kota

Tanjungpinang berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Owen & Roger (dalam

Wahyudi, 2010 : 28) adalah sebagai berikut :

1. Melihat dan Menilai Program Tertentu dan Berorientasi pada Hasil

Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata, seyogianya melakukan retropeksi program. Gawai Seni sebagai sebuah

kegiatan yang sedikit banyaknya mampu mengakomodir gelora kreatifitas para

penggiat seni Kota Tanjungpinang suatu saat akan mengalami kekeringan peserta.

Hal ini dikarenakan, sebagai salah satu lembaga birokrasi kebudayaan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata hanya baru memberikan ‘wadah’, dan bukan ‘isi’.

Pada dasarnya, yang dimaksud dengan ‘isi’ adalah bagaimana membuat

masyarakat Kota Tanjungpinang semakin sadar dan peduli terhadap budaya tradisi,

sehingga menimbulkan motivasi bagi para komunitas budaya untuk dapat bergerak

menyemarakkan kegiatan Gawai Seni sebagai peserta (bukan hanya sebagai

apresiator yang sekedar menyaksikan sebuah pergelaran seni budaya). Untuk itu,

perlunya internalisasi nilai-nilai tradisi kepada masyarakat Kota Tanjungpinang.

Sebuah internalisasi nilai-nilai, bukanlah hal yang begitu saja datang dari Tuhan,

atau merupakan bawaan alamiah. Tapi, kegiatan internalisasi adalah sebuah

Page 9: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

9

kegiatan yang sengaja diciptakan untuk menumbuhkembangkan semangat

nasionalis lewat mencintai seni budaya lokal.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan bahwasannya terjadi kesenjangan

antara jumlah keterlibatan sanggar seni dengan kualitas garapan saat perhelatan

gawai seni. Di mana terjadi penurunan jumlah sanggar dari tahun ke tahun

meskipun kualitas garapan karya malah menguat dan mengalami peningkatan.

Kualitas garapan karya dapat dilihat dari penambahan pola gerak tari (khusus

sanggar seni) yang lebih kreatif tanpa meninggalkan bentuk tradisinya, warna

musik lebih semakin indah baik itu dari segi keberagaman alat musik yang

digunakan maupun penciptaan instrumen/melodi musik, penataan busana yang

semakin kreatif dan didukung dengan tata rias yang mempesona, dan pengangkatan

tema garapan dengan konsep yang dipadukan semakin membuat isi dari sebuah

garapan menjadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan dan dinikmati oleh

masyarakat serta khalayak umum.

Menurut Gupta & Davidson ( dalam Allan Mcconnell 2010 : 22), kesuksesan

sebuah kebijakan atau program terkait secara luas dengan hasil evaluasi

kebijakan/program. Pendekatan tersebut berhubungan dengan pencapaian tujuan

dan sejauh mana mereka yang terlibat terpengaruh oleh program/kebijakan. Oleh

karena itu, sebuah program atau kebijakan yang berhasil adalah sejauh mana tujuan

tersebut tercapai yang diprakarsai oleh para pendukung program/kebijakan. Dari

penjelasan pendekatan tersebut, diuraikan bahwa sebuah program atau kebijakan

berhasil, jika mencapai tujuan yang diharapkan, memiliki dukungan yang

menyeluruh dan tidak menarik kritik apapun.

Page 10: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

10

Jika melihat pendapat dari Gupta & Davidson (dalam Allan Mcconnell 2010

: 22) terkait kesuksesan sebuah program maka para pendukung kebijakan yang

sangat berpengaruh di dalam kegiatan gawai seni yakni komunitas budaya (sanggar

seni) dan aktor yang terlibat. Di mana sanggar seni menjadi induk dalam

menampung kreatifitas dan inovasi sebuah garapan. Garapan yang diperlombakan

di gawai seni mencakup lomba berbalas pantun, tari tradisional, visualisasi puisi,

laga penyair, dan tari kreasi tingkat sanggar. Beberapa cabang lomba tersebut

seringkali menggunakan tenaga pelatih dan penyewaan kostum/busana yang

berasal dari sanggar seni. Sehingga eksistensi sanggar seni dalam keikutsertaan

pada program gawai seni sangat besar pengaruhnya.

Sejauh ini kegiatan gawai seni telah menunjukkan hasil pada pencapaian

tujuan program terkait meningkatkan kreatifitas insan seni dalam melestarikan

budaya daerah dan menjadikan ajang prestasi generasi muda dan masyarakat

umum. Peningkatan kreatifitas insan seni dapat dilihat dari kualitas gararapan karya

yang semakin tahun semakin baik dan mengalami penyegaran warna garapan musik

dan tari bagi sanggar/umum dan garapan lebih berinovasi kreatif bagi pihak

sekolah. Kemudian, penilaian program yang ideal dapat dilihat dari prestasi yang

dicapai oleh peserta yang terlibat. Tentu saja, peserta yang terlibat mendapatkan

prestasi baik itu dalam bentuk apresiasi dari masyarakat umum maupun

penghargaan dari pemerintah daerah (ketika dinobatkan sebagai juara).

2. Siapa Saja yang Terlibat

Keterlibatan peserta terhadap kegiatan gawai seni tidak cukup terlibat saja

tetapi juga perlu bertanggungjawab dalam melestarikan budaya Melayu.

Sebagaimana Keith Davis (Rohmad, 2016 : 121) mendefinisikan partisipasi sebagai

Page 11: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

11

sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut

bertanggungjawab di dalamnya. Berikut aktor yang terlibat di Kegiatan Gawai Seni

Kota Tanjungpinang yaitu :

Tabel I Aktor yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Kegiatan Gawai Seni Kota

Tanjungpinang

No Aktor yang Terlibat Keterangan

1 Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tanjungpinang Sebagai pihak penyelenggara Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang

2 Sekolah

(SD,SMP,SMA)

Sebagai peserta yang terlibat dalam perlombaan berbalas pantun, visualisasi puisi, laga penyair,

dan tari makan sirih pada Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang

3 Sanggar Seni

(Penari, Pemusik, Pimpinan

Sanggar, Penggiat Seni)

Peserta lomba tari kreasi tingkat sanggar

4 Stakeholder dan Masyarakat

Sebagai pemerhati, budayawan, peneliti kebudayaan, penikmat seni, dan juri yang terlibat didalam Kegiatan Gawai Seni Kota

Tanjungpinang

Sumber : (Olah Data Peneliti, 2019)

Kondisi partisipasi atau keterlibatan dalam hasil temuan peneliti,

seyogianya dapat dikatakan sebagai kondisi emosional (secara emosi). Hal ini

dikarenakan, keterlibatan sekolah hanya sekedar memburu hadiah atau kehormatan

sebagai pemenang kompetisi; perlombaan saja. Bukan keterlibatan emosi yang

menyublim dengan mentalitas sehingga menimbulkan kemurnian spirit dalam

melestarikan tradisi lokal.

Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan tradisi lokal dalam

wahana perlombaan, tentunya hadiah pembinaan dan kehormatan dapat menjadi

tawaran menggiurkan bagi para peserta lomba, terlebih dengan kebijakan baru di

sekolah-sekolah saat ini, yang dapat menampung siswa/i baru lewat jalur prestasi

berbasis seni dan budaya tradisi. Selain itu, keikutsertaan peserta di gawai seni pun

memiliki target yang berbeda-beda mulai dari hanya mencari pengalaman,

Page 12: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

12

mempererat hubungan silaturrahmi, hingga untuk mendapatkan prestasi (ajang

menjadi juara).

Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Tanjungpinang, semestinya lebih mengedepankan strategi penciptaan komunitas

budaya yang aktif dalam produksi. Sehingga, hadiah dan kehormatan tentunya

hanya menjadi side effect dari kerja keras para peserta dalam berlatih. Penciptaan

komunitas budaya ini terlebih akan strategis apabila disejalankan menjadi sebuah

implementasi pembinaan masyarakat. Sehingga kedepannya, dengan diadakan atau

tidaknya Gawai Seni, dengan dapat atau tidaknya hadiah, semangat melestarikan

seni budaya tradisi itu telah menjadi kewajiban bagi masyarakat Kota

Tanjungpinang dengan sendirinya. Hal ini, akan membuat roda pergerakan

kreatifitas dan pelestarian seni budaya tradisi akan terus konstan dan lebih tertata.

Elida Imro’atin Nur Laily (2015:187) menyatakan bahwasannya partisipasi

yang baik dilakukan dengan dua arah dimana pihak pemerintah sebagai

penyelenggara program dan masyarakat sebagai pihak yang merasakan langsung

dampak dari program tersebut. Masyarakat dapat memberikan respon positif dalam

artian mendukung atau memberikan masukan terhadap program atau kebijakan

yang diambil oleh pemerintah, namun dapat juga menolak kebijakan atau program

tersebut.

Sejauh ini, kegiatan gawai seni hanya menerapkan partisipasi dengan sistem

satu arah dimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang

melakukan komunikasi kepada peserta terlibat yakni sanggar seni, pihak sekolah,

dan masyarakat umum untuk perhelatan gawai seni tanpa melakukan pembinaan

terkait untuk pengembangan dan pemajuan program tersebut. Padahal hakikat

Page 13: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

13

komunikasi semestinya dilakukan secara dua arah dan berkelanjutan (Subhan dalam

Fajar Mutia Suri 2017:16). Penyebaran informasi terkait pelaksanaan gawai seni

kepada peserta yang dilibatkan tidak lebih jauh untuk membangun komunikasi yang

lebih akrab berupa pemantauan atau kontinyuitas komunikasi mulai dari proses

persiapan peserta hingga menuju gawai seni dengan memberikan pembinaan

kepada peserta yang terlibat. Secara singkatnya, pemerintah membuat program

tersebut untuk memaksakan kehendak agar program tersebut dijalankan tanpa

memperhatikan kondisi peserta yang dilibatkan.

Selain itu, kontinyuitas komunikasi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Tanjungpinang kepada peserta yang terlibat (sanggar seni, pihak sekolah,

masyarakat) seyogianya tidak hanya terbangun pada saat ingin melakukan

perhelatan gawai seni saja, namun juga sanggar seni, pihak sekolah, dan masyarakat

dilibatkan dari proses persiapan hingga selesai gawai seni. Sehingga mampu

membuat masyarakat umum merasa menjadi bagian dan memiliki program tersebut

serta tidak menimbulkan jarak antara pemerintah dengan masyarakat.

3. Manfaat Setelah Terlibat

Manfaat yang ingin peneliti telusuri melalui penelitian ini yaitu sebagaimana

dikemukakan oleh Owen & Roger (1999:266) mengenai evaluasi dampak menggali

informasi melalui keuntungan-keuntungan atau manfaat yang diperoleh oleh

partisipan selama atau setelah program dilaksanakan baik dalam bentuk perubahan

pengetahuan, keterampilan, sikap, kondisi maupun status. Berikut pemaparan

manfaat yang didapat setelah terlibat di kegiatan gawai seni kota Tanjungpinang

sebagai berikut :

Page 14: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

14

a. Pengetahuan

Pengetahuan dapat diasumsikan sebagai informasi yang diketahui atau

disadari oleh seseorang. Dalam penelitian ini pengetahuan yang dimaksud lebih

mengarah kepada perubahan pola pikir individu ataupun kelompok terhadap seni

tradisional Melayu dengan adanya perhelatan gawai seni kota Tanjungpinang.

Pengetahuan memiliki peranan dalam memunculkan sikap dan persepsi seseorang

terhadap suatu objek tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman,

proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya (Mar’at dalam Hamrat, 2018:22).

Pengetahuan bisa didapatkan melalui pengalaman ketika mengikuti atau

menyaksikan gawai seni bagi sanggar seni dan juga proses belajar disekolah bagi

pelajar.

Dengan perhelatan gawai seni peserta yang terlibat sudah mengalami

perubahan pengetahuan dalam bentuk penambahan pemahaman baru mengenai seni

tradisional Melayu. Baik itu seni tradisional yang masih asli dan juga seni

tradisional yang sudah dikreasikan. Masyarakat bisa belajar seni tradisional Melayu

lewat tontonan hasil karya penggiat seni. Tidak hanya masyarakat tetapi pihak

sekolah dan sanggar seni juga makin bisa menajamkan pemikirannya mengenai

kebudayaan Melayu sehingga kedepan bisa belajar dari pengalaman ketika terlibat

di kegiatan gawai seni. Penyegaran budaya muncul dari penambahan pengetahuan

yang dimiliki oleh masyarakat sehingga peradaban budaya semakin menampakkan

eksistensinya.

b. Keterampilan

Keterampilan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dan kapasitas

yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja, sistematis, dan berkelanjutan

Page 15: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

15

untuk secara lancar dan adaptif melaksanakan aktivitas yang melibatkan ide-ide,

hal-hal keterampilan, dan orang-orang yang memiliki keterampilan. Menurut

Dunette (Hamrat, 2018:26), keterampilan dapat dihasilkan dari pengembangan

pengetahuan yang didapatkan melalui pelatihan dan pengalaman dengan

melakukan kegiatan-kegiatan.

Semakin bertambahnya waktu keterampilan para penggiat seni dan

pemerintah daerah semakin meningkat. Dari segi penggiat seni, baik itu sanggar

seni maupun pihak sekolah garapan karya semakin bagus didukung oleh anggota

yang terlibat sebagai pemerannya (misalnya, ditarian ada penari) bagus dalam

memperagakan karya tersebut. Dari segi pemerintah daerah, peningkatan kualitas

konsep acara semakin baik (mulai dari roundown acara hingga penataan panggung).

c. Sikap

Sikap cenderung menghasilkan perilaku (Eagly & Chaiken dalam Hamrat

2018:30), sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek yang di

ekspresikan kedalam proses-proses kognitif, afektif, dan perilaku. Proses kognitif

dapat terjadi melalui pengalaman langsung, misalnya pada saat individu minum soft

drink kemudian merasakan kesegarannya atau pengalaman tidak langsung yang

diperoleh dengan menonton iklan soft drink yang memperlihatkan bintang iklan

berubah penampilan menjadi segar setelah minum soft drink tersebut ditelivisi.

Terdapat perbedaan perubahan sikap diantara peserta yang terlibat dan

berkecimpung di gawai seni. Pemerintah daerah (Disbudpar) sangat peduli dengan

kegiatan gawai seni sebagai bentuk pelestarian budaya Melayu dengan bahu-

membahu seluruh elemen di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Tanjungpinang dalam mensukseskan acara tersebut. Berbeda dengan masyarakat

Page 16: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

16

yang memandang gawai seni sebagai tontonan atau hiburan saja. Bagi pihak

sekolah, sangat menanti-nantikan gawai seni dengan mengambil sikap peduli

terhadap lestarinya budaya Melayu. Terakhir bagi sanggar seni, gawai seni yang

sekarang sebenarnya merubah sikap penggiat seni hanya untuk turut serta saja tidak

seperti beberapa tahun belakangan kalau gawai seni gaungnya mampu membuat

semangat penggiat seni dalam menciptakan garapan baru.

d. Kondisi

Kondisi peserta yang terlibat setelah keikutsertaan gawai seni dipengaruhi

oleh ketika menjadi pemenang dan tidak menjadi pemenang. Ketika menjadi

pemenang keadaan sanggar atau sekolah semakin semangat dalam latihan dan

aktivitas produksi serta memiliki acuan untuk membuat garapan/karya baru untuk

dilanjutkan ke tingkat provinsi bagi sanggar seni. Sedangkan ketika sebagai peserta

biasa yang belum diapresiasi sebagai pemenang oleh juri maka kondisi sanggar seni

atau peserta biasa-biasa saja sama seperti sebelum keikutsertaan gawai seni tetapi

tetap menjalani latihan rutin. Latihan rutin yang dilaksanakan tidak menambah

semangat berbeda ketika menjadi pemenang semangat latihan menggebu-gebu. Dan

kondisi sanggar yang tidak menang tetap jalan ditempat mengulang lagi proses

untuk persiapan gawai seni berikutnya sembari mendapatkan job tampilan.

e. Status

Setelah keikutsertaan gawai seni peserta yang terlibat mampu menaikkan

status namanya baik individu maupun organisasi. Bagi sanggar seni dan sekolah

ketika mendapatkan juara (prestasi) maka nama baik sekolah akan terangkat dan

statusnya akan diperhitungkan untuk penyelenggaraan gawai seni berikutnya.

Sehingga gengsi pemenang akan lebih mengharumkan nama organisasi dan mampu

Page 17: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

17

membuat sanggar seni atau sekolah lain untuk lebih mempersiapkan diri untuk

gawai seni berikutnya. Selain itu, pemerintah daerah (Disbudpar) yang posisinya

sebagai penyelenggara kegiatan tentu selalu mendapat apresiasi dari pemerintah

kota Tanjungpinang dan masyarakat apalagi kegiatan tersebut meriah dan sukses

diselenggarakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan oleh

peneliti tentang dampak kegiatan gawai seni kota Tanjungpinang dalam pelestarian

seni tradisional Melayu dapat disimpulkan bahwa kegiatan gawai seni sudah

memberikan dampak bagi pelestarian seni tradisional Melayu tetapi belum

signifikan dalam meningkatkan keterlibatan peserta khususnya sanggar seni.

Terdapat kesenjangan antara jumlah keterlibatan sanggar seni dengan kualitas

garapan saat perhelatan gawai seni. Dimana terjadi penurunan jumlah sanggar dari

tahun ke tahun namun kualitas garapan karya malah menguat dan mengalami

peningkatan. Jika merujuk pada parameter pelestarian yang diatur dalam

Permendikbud RI Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi,

maka bentuk pelestarian seperti perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan

dinilai masih belum optimal dalam realisasinya. Perlindungan yang dilakukan oleh

Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui kegiatan Gawai Seni baru sebatas

mencatat, Pengembangan sekedar mewadahi kreatifitas dalam ranah Tari Kreasi

(yang berangkat dari ranah tradisi), dan Pemanfaatan yang dilakukan baru sebatas

penyebarluasan informasi nilai-nilai tradisi. Padahal masih banyak bentuk-bentuk

realisasi lainnya yang justru lebih efektif dan dapat bersinergi aktif dalam kegiatan

Gawai Seni Kota Tanjungpinang. Selain itu, dalam pelestarian budaya Melayu

Page 18: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

18

Kegiatan Gawai Seni dibantu dengan kegiatan pendamping yakni Festival Pulau

Penyengat yang dimasukkan kedalam Program Pengelolaan Keragaman Budaya

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang.

Kegiatan Gawai Seni melibatkan beberapa aktor yang berperan besar dalam

pelestarian seni tradisional Melayu. Adapun aktor yang terlibat didalam kegiatan

gawai seni yaitu pihak penyelenggara dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tanjungpinang, sanggar seni, pihak sekolah (SD,SMP,SMA), dan

melibatkan masyarakat secara tidak langsung sebagai penikmat seni dan budaya.

Setelah keikutsertaan kegiatan gawai seni, aktor yang terlibat mendapatkan

manfaat dari perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap, kondisi, dan status.

Dimana perubahan tersebut sangat dirasakan oleh sanggar seni dan pihak sekolah

ketika menjadi peserta dalam perhelatan gawai seni. Dampak revitalisasi

budayapun muncul sebagai penyegaran budaya melalui inovasi ide-ide kreatif

penggiat seni yang membuat seni tradisional Melayu lebih indah dalam

pengemasannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Creswell, John. 2014. Research Design. Edited by Vicky Knight. 4th Edition.

Singapore: SAGE Publication.

Sibarani, R. 2012. Kearifan lokal: hakikat, peran, dan metode tradisi lisan. Jakarta:

Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Sumber Publikasi Jurnal :

Hamrat, Bakri Muthmainnah. 2018. Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan, dan

Sikap Terhadap Tingkat Penerimaan Teknologi Budidaya Organik (Studi

Kasus Petani Sayuran Organik di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep).

Tesis Universitas Hasanuddin : Makasar

Laily, Nur Imro’atin Elida. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan

Pengembangan Partisipatif. Jurnal kebijakan dan Manajemen Publik Ilmu

Page 19: Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam ...repository.umrah.ac.id/3431/1/Darmawan (2019) Dampak Kegiatan G… · 1 Dampak Kegiatan Gawai Seni Kota Tanjungpinang Dalam

19

Administrasi Negara Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015. Universitas

Airlangga : Surabaya.

Mcconnell, Allan. 2010. Policy Success, Policy Failure and Grey Areas In-

Between. Journal of Public Policy.

Melyanti, Merry Imelda. 2014. Pola Kemitraan Pemerintah, Civil Society, Dan

Swasta Dalam Program Bank Sampah Di Pasar Baru Kota Probolinggo.

Kebijakan Dan Manajemen Publik 2 (1): 1–9.

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/kmpe0736a7a4efull.pdf.

Owen, J. M. & Rogers, P. J. (1999). Program evaluation: Forms and approaches

(2nd ed.). St. Leonards, NSW: Allen & Unwin.

Suri, Mutia Fajar. 2017. Pengaruh Partisipasi dan Motivasi Terhadap Tingkat

keberhasilan Rural Infrastruktur Support-Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri di Desa Waringin Sari Pringsewu. Jurnal Perspective

Business Administrasi Niaga Vol 1. No. 1 Bulan Desember 2017. Universitas

Tulang Bawang : Lampung.

Wahyudi, Arif. 2010. Evaluasi Dampak Program Rumah Susun di Kota Surakarta.

Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret :

Surakarta.

Sumber Lain (Dokumen, Internet) :

Laporan Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah (Gawai

Seni), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang : 2018.

Buku Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang

2013-2018