Tugas TAK - Ch. 9 (Compile)

download Tugas TAK - Ch. 9 (Compile)

of 20

description

teori akuntansi godfrey

Transcript of Tugas TAK - Ch. 9 (Compile)

Makalah Teori AkuntansiREVENUE

Disusun oleh:Farisan W.MirantiNovita WardhaniRayhan S. Al-Ayyubi

PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS INDONESIATAHUN AJARAN 2015/2016

4

STATEMENT OF AUTHORSHIP Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir merupakan murni hasil dari pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.Materi ini belum/tidak pernah dasajikan/digunakan sebagai bahan makalah/tugas mataajaran lain kecuali makalah/tugas ini saya kumpulkan dapat diperbanyak dan dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.Nama: Farisan WanaputraNPM: 1406645304Tanda Tangan:

Nama: MirantiNPM: 1406645701Tanda Tangan:

Nama: Novita WardhaniNPM: 1406645872Tanda Tangan:

Nama: Rayhan S. Al-AyyubiNPM: 1406645986Tanda Tangan:

Mata Ajaran: Teori AkuntansiJudul Makalah/Tugas: RevenueTanggal: 2 November 2015Dosen: Desi ADaftar IsiStatement Of Authorship2Daftar Isi3Pendahuluan4LO 1. Definisi Pendapatan5LO 2. Pengakuan Pendapatan7LO 3. Pengukuran Pendapatan11LO 4. Tantangan Untuk Para Penyusun Standar16LO 5. Permasalahan Bagi Auditor19Daftar Pustaka20

PENDAHULUAN

Pendapatan merupakan salah satu elemen kunci dalam laporan keuangan dan penting untuk disajikan sebagai informasi untuk para user dalam mengambil keputusan. Pendapatan dalam laporan keuangan merefleksikan kinerja perusahaan dimasa lalu dan jua memprediksi kinerja perusahaan dimasa depan. Meskipun menentukan pendapatan merupakan hal yang penting, namun pengukurannya tidak selalu mudah dikarenakan banyaknya jenis model industri yang ada. Pada makalah ini akan dibahas mengenai definisi, pengakuan dan pengukuran pendapatan dan mengenai permasalahan seputar pengakuan dan pengukuran pendapatan. Sebuah overview dari pedoman yang ada pada IAS 18/AASB 118 mengenai revenue juga akan kami sajikan.Peraturan perusahaan mengenai waktu dari pengakuan pendapatan dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam hasil pelaporannya. Para regulator di Australiia dan Amerika telah menemukan banyak kasus terkait penggunaan periode waktu yang tidak tepat. Para pembuat standar juga mempertimbangkan bahwa pengakuan pendapatan merupakan area yang memerlukan panduan yang ketat.

Learning Objectives 1.Definisi Revenue ( Revenue Defined)Terdapat dua unsur utama untuk mengidentifikasi definisi dari pendapatan, the physical and monetary flows. Yang pertama adalah adanya aliran fisik (physical flows), yakni proses memproduksi dan mejual output/produk perusahaan. Sedangkan aliran moneter ( monetary flows) meliputi proses menigkatkan nilai perusahaan melalui penjualan output perusahaan. Dengan kata lain pendapatan merupakan peningkatan nilai perusahaan secara moneter, melalui produksi atau penjualan output perusahaan.Sedangkan berikut adalah pengertian istilah mengenai pendapatan yang digunakan dalam PSAK 23 :Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms length transaction).Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas bukan merupakan pendapatan. Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan. Demikian juga dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi meliputi jumlah yang ditagih atas nama prinsipal, yang tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas bukan merupakan pendapatan. Jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan, yang merupakan pendapatan adalah komisi yang diterima.Pendapatan juga di definisikan dalam IAS 18 paragraph 7 yang isinya sama dengan yang didefinisikan dalam PSAK 23. Sedangkan dalam IASB Framework pendapatan merupakan bagian dari income. Definisi dari income terdiri dari pendapatan dan juga gain. Pendpatan muncul dari aktivitas normal perusahaan seperti penjualan, komisi, bunga dividen royalti dan juga sewa. Sedangkan gain adalah kenaikan dari net aset yang timbul dari transaksi lain atau transaksi incidental dan juga transaksi yang diluar kendali perusahaan.Sudut Pandang Perilaku Pendpatan (Behavioural View of Revenue)Konsep ini menekankan pada revenue dan profit muncul karena usaha yang dilakukan perusahaan. Segala aktivitas yang dilakukakn perusahaan untuk memperoleh profit disebut earning process. Berikut adalah contoh earning process dalam perusahaan manufaktur.WarrantyProductionPurchase of service InputsSale on CreditsCollection of CashStorage of Product

Learning Objectives 2Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition)Perspektif Historis (Historical Perspective)Pada abad 19, income atau profit ditentukan berdasarkan kenaikan dari kekayaan perusahaan. Chatfield menyatakan hal tersebut bisa diperoleh melalui replacement accounting atau melalui bantuan appraisal. Kemudian prinsip kenaikan kekayaan tersebut secara bertahap tergantikan oleh gagasan bahwa income perlu terealisasi. Perubahan tersebut semakin berkembang pada periode setelah Perang Dunia 1 dimana banyak perusahaan mulai menggunkan aset tidak tetap yang khusus dan sulit untuk diukur nilainya terlebih apabila memperhitungkan kenaikan nilai asetnya. Selain itu di Amerika manipulasi yang dilakukan para apraisal dalam menilai kekayaan perusahaan telah menyebabkan depresi besar pada tahun 1930. Sehingga akhirnya pada tahun 1932 penggunaan prinsip pengakuan mulai disetujui dan didukung oleh Commitee of American Institute dan New York Stock Exchange dan melarang penggunaan metode appraisal. Kriteria Pengakuan Pendapatan (Criteria for Revenue Recognition)Pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada tahap-tahap tertentu dalam siklus operasi perusahaan, berikut pada bagan siklus operasi, terdapat beberapa pendapatan yang diakui dalam point-point tertentu pada siklus operasii) Pada point 5 dilakukan oleh industri konstruksi pada kontrak long-term constructions ii) Pada point 7 ketika tnggung jawab si pembeli untuk mengumpulkan barangiii) Pada point 8 hampir di semua kasusiv) Pada point 9 oleh para praktisi profesional dan untuk kredit angsuran penjualan

Siklus Operasi

Kita perlu menentukan kriteria untuk membantu kita dalam menentukan bukti yang objektif dalam mengakui pendapatan. Sebelumnya telah ditentukan tiga kriteria yang digunakan untuk mengakui pendapatan maupun gain, yakni : Measurability of asset value Existence of a transaction Substantial completion of the earning process,Ketiga kriteria tersebut akan didiskusian berikut

1. Terukurnya Nilai Aset (Measurability of Asset Value) Pendapatan dapat menunjukan aliran masuk yang meningkatkan nilai dari total aset perusahaan, bersamaan dengan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu nilai aset yang dapat diukur merupakan salah satu kriteria utama pendapatan. Jka tidak terdapat aliran masuk aset yang nilainya dapat ditentukan secara objektif, maka revenue tidak dapat dihitung secara objektif pula. Kebutuhan akan pengukuran yang reliable dan verifiable mengarah pada pendekatan konservatisme dalam menilai aset. Dan kondisi yang paling konservatif adalah kenaikan dari nilai aset diakui ketika benar-benar telah terelalisasi. Berdasarkan akuntansi fair value, perubahan dari nilai aset dialaporkan sebagai beban atau pendapatan berdasarkan dari holding asetnya. Hal ini konsisten dengan pnedekatan akuntansi akrual, namun tidak konsisten dengan konsep konservatisme dan realisasi. Pengakuan incremental pada perubahan nilai aset cocok untuk aset-aset yang memiliki pasar aktif seperti pada perusahaan penjualan saham. Namun, metode tersebut tidak dapat digunakan untuk aset yang tidak memiliki pasar aktif.

Must The Asset be Liquid ?FASB menyatakan bahwa pendapatan dan gains tidak dapat diakui sebelum dapat terealisasi (realised) atau dapat direalisasi (realisable). Istilah realised berarti bahwa aset yang diterima adalah cash atau dapat dklaim sebagai cash dan realisable berarti aset yang diterima dapat di tukar dengan sejumlah kas yang dapat diketahui nilainya atau dapat diklaim menjadi kas.

2. Kolektibilitas (Collectibility) Sebuah aspek dari kriteria terukurnya adalah apakah kolektibilitas atau ketertagihan dari kas dapat dipastikan. Terukurnya nilai aset berkaitan dengan kolektibilitasnya. Kolektibilitas berkaitan dengan judgement, biasanya didasarkan pada pengalaman sebelumnya perusahaan. Semakin panjang periode penagihan, semakin tidak pasti semua uang dapat terkumpulkan. Menentukan kolektibilitas adalah sebuah permasalahan memecahkan ketidakpastian dihubungkan dengan realisasi pendapatan.

3. Keberadaan Transaksi (Existence of Transaction)Terdapat sebuah pertanyaan apakah dalam suatu transaksi, suatu perusahaan harus terlibat secara langsung dengan pihak pembeli untuk dapat memperoleh bukti objektif bahwa pendapatan (peningkatan nilai aset) akan terealisasi. Meskipun dalam kebanyakan kasus, pendekatan itu kurang dapat memberi bukti objektif akan kolektabilitas aset, namun ada beberapa pengecualian yang memungkinkan pencatatan pendapatan sebelum transaksi terjadi. Hal ini mungkin terjadi karena dalam beberapa bidang tertentu, terdapat bukti objektif yang dapat diakui sebelum terjadinya penjualan, contohnya di bidang pertambangan yang outputnya memiliki pasar aktif dan dapat dipastikan akan terjual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam beberapa kasus, penggunaan harga pasar tanpa perusahaan terlibat langsung dalam transaksi tidaklah andal, namun kita tidak dapat mengharuskan seluruh perusahaan untuk terlibat langsung dalam penjualan sebelum mengakui pendapatan (dengan catatan alasan pengakuannya memadai).

4. Penyelesaian Proses Perolehan Pendapatan yang Substansial (Substansial Completion of The Earning Process)Kriteria ini tidak secara eksplisit dinyatakan dalam kerangka konspetual, berfokus pada keyakinan bahwa pendapatan tidak diakui/diperoleh sebelum perusahaan melaksanakan sebagian besar aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diakui keika perusahaan telah melakukan sesuatu terlebih dahulu. Sebagai contoh, pendandatanganan kontrak tidak dapat dijadikan bukti untuk mengakui revenue karena penjual belum melakukan apapun. Ketika sebagian besar operasi proses perolehan pendapatan telah dilaksanakan, maka biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi dapat ditentukan dengan mudah. Bukti objektif yang kita cari untuk menilai adanya kenaikan nilai perusahaan bergantung pada penetapan biaya yang objektif.

Learning Objective 3Pengukuran Pendapatan (Revenue Measurement)Selain tiga kriteria utama dalam pengakuan pendapatan yang telah dibahas sebelumnya, terdapat pula dua kriteria yang disajikan The Framework, Paragraf 83 sebagai berikut:a) Terdapat kemungkinan adanya future economic benefit, bersamaan dengan barang yang keluar masuk dari entitas.b) Barang tersebut memiliki harga atau nilai yang dapat dihitung secara andal.Meskipun kerangka konseptual memberikan pedoman dalam pengakuan pendapatan maun hal tersebut tidak dapat dijadikan pedoman dalan pengukurannya. Pada IAS18/AASB 118 Revenue disajikan secara lebih spesifik. Pendapatan diukur secara fair value ketika pendapatan itu diterima atau masih piutang (par.9). Selanjutnya IAS juga menyajikan aturan spesifik mengenai pengakuan dan pengukuran pada tipe-tipe pendapatan yang berbeda, seperti penjualan barang, pemberian jasa dan bunga, royalty dan dividen. Berikut akan kami sajikan pedoman dalam mengakui dan mengukur jenis-jenis pendapatan tersebut yang tercancum pada IAS 18/AASB 118 Revenue, Paragraf 14, 20, 29 dan 30.Sale of Goods14. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut terpenuhi :a) Entitas telah mentransfer risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.b) Entitas tidak lagi mengelolahal yang berhubungan dengan kepemilikan dan tidak melakukan pengendalian secara efektif atas barang yang dijual.c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara tepat/andal .d) Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan dari suatu barang, yang akan mengalir pada entitase) Biaya yang terkait dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal

Rendering of Service15. Ketika hasil suatu transaksi jasa dapat diestimasi dengan handal. Pendapatan terkait dengan transaksi harus diakui yang mengacu pada tingkat penyelesaian. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal ketika kondisi berikut terpenuhi :a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andalb) Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan, yang akan mengalir pada entitasc) Tahap penyelesaian transaksi diukur dengan andald) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal

Interest, Royalties, and Dividen29. Pendapatan yang muncul sebagai aibat dari pemakaian aset entitas oleh pihak lain sehingga menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui ketika memnuhi kondisi berikut :a) Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan, yang akan mengalir pada entitasb) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal30. Pendapatan harus diakui berdasarkan kondisi-kondisi berikut :a) Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga b) Royalti harus diakui dengan basis dasar akrual c) Dividen akan diakui pada saat hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Penjualan BarangBerdasarkan pandangan teoritis, titik penjualan terbaik memenuhi tiga kriteria pengakuan umum yaitu nilai aset yang dapat diukur, adanya suatu transaksi, dan penyelesaian substansial dari proses produktif yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.Penjelasan mengenai PenjualanMenurut pandangan Martin, bukti yang terverifikasi dari pendapatan didapat dari transaksi penjualan dengan pihak eksternal, sehingga pendapatan biasanya tidak dapat diakui sebelum pendapatan itu terjadi.Dari beberapa kejadian, penjual tidak mengirimkan barangnya tapi hanya dokumen-dokumennya. Apakah pertukaran barang juga disebut penjualan? Dalam beberapa kasus, perpindahan nama dan dokumen adalalah suatu bukti hukun yang mengatakan bahwa penjualan itu ada perpindahan nama. Tapi sebenarnya hal tersebut tidak menjadi tekanan dalam penjualan. Karena contoh Sales-type lease, adalah salah satu contoh tidak adanya perubahan nama tapi secara jelas economic benefitnya berubah untuk entitas siapa. Pengatur standar mengatakan bahwa lease yang ada transfer kepemilikannya secara substansial seluruh benefit dan resiko nya bersamaan dengan kepemilikan dari asset tersebut harus dicatat sebagai akuisisi asset oleh lessee dan penjualan bagi lessor. Menurut kontrak pertukaran barang adalah salah satu lease, tapi kalau dilihat itu standar setter itu adalah penjualan. Kalau lessor memberikan asset tersebut kepada lessee, maka harus mencatatHPP nya dan sales revenue. Tapi pemikiran utama yaitu satu, penjualan terjadi karena ada substansi ekonomi bukan dokumen legalnya. Pengecualian PenjualanAda tiga pengecualian dari prinsip pengakuan penjualan: Pendapatan diakui selama produksi Pendapatan diakui di akhir produksi Pendapatan diakui ketika uang diterima setelah penjualan terjadi.Karena prinsip berdasarkan tergantung dari sisi bukti objetif, pengecualian berhubungan dengan bukti yang tidak mencukupi sebelum penjualan atau saat penjualan.

Selama ProduksiPendapatan dapat diakui selama produksi seperti halnya Percentage-of-Completion yang digunakan dalam kontrak konstruksi. Tapi penggunan percentage-of-completion hanya dapat digunakan pada asset yang estimasi nya dapat diandalkan, estimasi untuk progress penyelesaian kontrak, biaya dan pendapatan kontrak. Tiga cara untuk membantu perhitungan tahap demi tahap dalam penyelesaian kontrak, yaitu proporsi biaya kontrak muncul apabila pekerjaan dikerjakan sampai tanggal tertentu untuk menjadi acuan estimasi total biaya, survey pada pekerjaan yang telah ddikerjakan, atau penyelesaian proporsi secara fisik dari pekerjaan. Diakhir ProduksiPengakuan pendapatan di akhir produksi bukan pada saat penjualan adalah prosedur yang bijaksana apabila produksi adalah persitiwa penting dan penjualan nya adalah sebuah transaksi rutin. Uang diterima setelah PenjualanMetode instalasi dan cost recovery adalah prosedur yang pas sehubungan dengan pengakuan pendapatan berdasarkan cash yang diterima setelah penjualan. Uang yang diterima adalah jumlah pendapatan. Untuk metode instalasi, biaya produksi di alokasian dengan rasio :

Untuk metode cash-recovery, jumlah beban sama dengan jumlah pendapatan sampai semua biaya ketutup. Dan cash tambahan yang diterima adalah profit.

Pemberian JasaIAS 18/AASB 118 mengatakan bahwa pendapatan yang didapatkan berdasarkan pemberian jasa diakui dengan tahap-tahap penyelesaian dari transaksi pada saat tanggal pencatatan. Jadi, pendapatan diakui pada periode dimana jasa diberikan. Penngakuan pendapatan pada cara ini menghasilkan informasi berguna tentang aktivitas jasa dan performa perusahaan pada periode tersebut, yang mana tidak akan ada jika jasa harus diselesaikan sebelum pendapatan diakui. Estimasi dapat diukur secara andal, memungkinan pengakuan pendapatan, jika disetujui dengan pihak lain :a) Masing-masing hak dari para pihak mengenai jasa yang diberikan dan diterima.b) Pertimbangan untuk pertukaran.c) Persyaratan Penyelesaian.Bunga, Royalti dan DividenBunga, royalty dan dividen dapat diakui ketika diterima, memenuhi ketiga kriteria umum pengakuan. Namun, untuk beberapa jenis, perbedaan waktu akan ada perbedaan pendapatan yang didapatkan. Dalam kasus ini, pendapatan secara akrual yang dicatat, walaupun tidak ada transaksi dengan eksternal.

Learning Objectives 4Tantanggan Untuk Penyusun Standar (Challenges For Standard Setters)Pengakuan pendapatan merupakan elemen yang sangat penting, apalagi di saat sekarang ini, transaksi bisnis semakin kompleks dengan adanya kombinasi dari transaksi barang, jasa dan finansial. Semakin rumitnya transaksi mulai mendatangkan banyaknya inkonsistensi terhadap pencatatan dan pengakuan pendapatan itu sendiri.FASB dan IASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan dan pengukuran pendapatan, yaitu: Pengakuan pendapatan berada pada periode akuntansi yang bersangkutan dan diukur berdasarkan fair value (nilai wajar) pada periode akuntansi tersebut, jika dasar pengukuran nilai wajar tersebut dapat diandalkan. Pengukuran pendapatan juga dilakukan akibat dari naik dan turunnya nilai wajar dari sebuah aset dan liabilitas.Prinsip diatas menyebabkan adanya perubahan dalam beberapa areal pendapatan yang dimana nantinya akan ada perubahan terhadap praktik pencatatan akuntansi, misalnya: Pengakuan pendapatan berdasarkan waktu terjadinya transaksi pendapatan, bukan berdasarkan pada realisasi pendapatan. Pengakuan pendapatan tidak hanya berasal dari nilai aset akibat dari siklus produksi, tetapi juga adanya remeasurement terhadap aset yang bersifat holding. Pengakuan berdasarkan nilai wajar mempengaruhi manajemen dalam mengambil keputusan kedepannya, padahal prinsip nilai wajar masih bersifat kontroversial karena tidak ada kesepakatan yang pasti mengenai nilai wajar tersebut. Pengukuran pendapatan harus reliable dan konsisten berdasarkan kerangka konsepnya.IASB sementara menyetujui adanya 2 (dua) kriteria yang harus dipenuhi dalam pengakuan pendapatan: Kriteria elemen, dibutuhkan adanya perubahan aset atau liabilitas yang terjadi. Kriteria pengukuran, perubahan terhadap aset atau liabilitas kurang lebih dapat diukur.

Pengukuran Nilai Wajar (Fair Value)Dalam IASB telah dijelaskan bahwa pendapatan dapat berasal dari perubahan nilai aset. Beberapa juga membutuhkan adanya remeasurement (pengukuran kembali) terhadap aset yang naik-turunnya nilai tersebut nantinya akan masuk ke dalam laporan laba rugi maupun laba rugi komprehensif. Penggunaan nilai wajar memberikan perubahan dalam pengakuan pendapatan, dimana pendapatan diakui ketika transaksi benar-benar terjadi di periode tersebut, baik itu bersifat realised atau unrealised.Penyajian Laporan Keuangan Kerjasama antara IASB dan FASB dalam menetapkan pengakuan terhadap pendapatan telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. All inclusive, single income statement. Pada perubahan ini semua perubahan nilai aset dan liabilitas disajikan dalam laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya beberapa hal saja yang dimasukkan. Realisation is not the basis for inclusion of items. Dalam pengambilan keputusan, hal yang bersifat unrealised juga akan dimasukkan dalam pertimbangan pengambilan keputusan akibat dari adanya prinsip nilai wajar. Separate disclosure on performance and remeasurement. Laporan laba rugi akan dipisah antara arus pendapatan dan penyesuaian nilai. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas akan dijelaskan penyebabnya, seperti performa perusahaan, kondisi ekonomi, ekspektasi pasar dan lain-lain.

Learning Objective 5Permaslahan Bagi Auditor (Issues for Auditor)

Masalah utama bagi auditor terkait dengan pendapatan adalah risiko lebih catat yang dilakukan oleh manajer. Lebih catat pendapatan dapat terjadi apabila transaksi atau peristiwa terkait pencatatan pendapatan belum terjadi, jumlah pendapatan tidak dicatat secara benar, atau pendapatan yang terjadi terkait transaksi pada periode berikutnya. Selain itu, terdapat juga resiko terkait pengungkapan pendapatan, misalnya penjualan ke pihak berelasi tidak dicatat secara akurat. Lebih catat pendapatan dianggap sebagai masalah yang lebih besar dibandingkan dengan kurang catat. Ini dilakukan oleh manager untuk menutupi kejadian sesungguhnya terjadi dan sulit untuk dideteksi. Dalam kenyataannya, auditor lebih banyak ditanyakan oleh regulator tentang kegagalan mendeteksi lebih catat daripada kurang catat.Bukti bahwa pentingnya masalah pencatatan pendapatan ditemukan pada laporan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap auditor selama periode 2004-06. Laporan itu menyebutkan adanya misstatement material disebabkan kecurangan dalam laporan keuangan yang seringkali dikasilkan oleh kesalahan pencatatan pendapatan. Karenanya, auditor harus mencari bukti yang lebih untuk mendukung opininya ketimbang hanya mempercayai hasil prosedur analitis atau melakukan pengujian di sejumlah akun seperti piutang dan inventory. Hurtt, Kreuze dan Langsam mereview benerapa kecurangan besar dan pandangan SEC dalam mengaplikasikan prinsip akuntansi dan standar dalam pengakuan pendapatan. Hasilnya adalah setengah dari seluruh bentuk kecurangan dalam pelaporan keuangan melibatkan lebih catat pada pendapatan. Umumnya kecurangan tersebut berisiko untuk terjadi pada perusahaan yang manajernya mendapatkan kompensasi berupa bonus apabila terdapat kenaikan pendapatan. Baik PCAOB dan Hurtt dkk menyatakan pengakuan pendapatan merupakan masalah yang sulit ketika transaksinya kompleks dan atau ada ketidakpastian dalam menentukan susbstansi penyelesaian suatu transaksi. Auditor bertanggung jawab dalam menilai dasar dari keputusan manajer tentang keberadaan dan nilai pendapatan yang diakui pada periode tersebut.Kelebihan pencatatan pendapatan dapat terjadi dalam standar akuntansi dengan cara membuat estimasi yang terlalu optimistis. Sebagai contoh, pendapatan (dan beban) untuk kontrak konstruksi yang dijadwalkan selesai dalam beberapa tahun kedepan dapat diakui sebelum penyelesaian kontrak apabila outcome kontrak tersebut dapat diestimasi secara handal. (IAS 11/AASB 111). Apabila beban yang terjadi pada setelahnya melebihi beban yang sudah diestimasi, maka penyesuaian dilakukan pada periode setelahnya dengan membalikan profit yang tidak lagi dapat ditagih. Oleh karena itu, pada tahap interim, auditor harus menentukan seberapa banyak waktu ekstra yang dapat mereka berikan kepada manajer untuk menghitung estimasi beban sampai kontak selesai dan seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui.Kasus lain terkait lebih catat pada pendapatan terjadi ketika perusahaan menggunakan jalur distribusinya untuk menaikkan jumlah pendapatan. Misalnya, perusahaan mempengaruhi wholesaler untuk membeli lebih banyak barang daripada permintaan yang dijamin. Prakteknya dilakukan dengan mengirim barang kepada konsumen secara prematur, disertai dengan penundaan pembayaran dan mengakui pendapatan tersebut ketika barangnya diantarkan. Meskipun pengakuan pendapatan biasanya terjadi pada titik tersebut, ada kelemahan dari validitas order konsumen, yaitu mengenai tanggal pemesanan. Prakter yang sering terjadi adalah mencatat transaksi sebelum waktunya yang dikenal dengan istilah sales cut-off. PCAOB juga telah menemukan kelemahan dari perusahaan audit yaitu performance prosedur audit yang berhubungan dengan akun pendapatan. Secara khusus, auditor tidak cukup dalam menginvestigasi hasil yang janggal dari pengujian yang dilakukan. Sering kali ketika auditor meminta penjelasan dari manajer, auditor tidak mendapatkan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pernyataan manajer tersebut. Dengan kata lain, auditor menyetujui pernyataan manajer tanpa memverifikasi pernyataan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne, et al. Accounting Theory. Australia: John Wiley & Sons, 2010PSAK 23 Revisi 2010, Pendapatan

4Revenue