Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

32
ACCOUNTING MEASUREMENT SYSTEM Penyusun : Farisan Wanaputra Miranti Novita Wardhani Rayhan Sayyid al-Ayyubi PROGRAM S1 EKSTENSI BIDANG STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

description

Permasalahan pada praktek akuntansi biasanya berkaitan dengan masalah pencatatan dan pelaporan laporan keuangan atau transaksi ekonomi. Landasan dasar dalam memproses laporan keuangan mengalami sedikit perubahan semenjak ditemukannya sistem double entry oleh Pacioli. Setelah Wall Street jatuh pada tanggal 1929, sistem tradisional yang menggunakan biaya historis kembali diterapkan. Namun, hingga pada akhir tahun 1930 penggunannya tidak secara sistematis digunakan sebagai dasar utama dalam pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi dalam suatu perusahaan. Di tahun 1960 kemudian muncul beberapa alternatif sistem pengukuran yang lain yang kemudian terus dikembangkan untuk menggantikan sistem biaya historis. Yang pertama adalah mengukur nilai terkini pada objek yang telah terpakai menggunkan sistem current buying price atau kita kenal sebagai Current Cost Accounting System dan yang kedua adalah menggunkan sistem current selling price atau yang dikenal sebagai Exit Price Accounting System.

Transcript of Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

Page 1: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

ACCOUNTING MEASUREMENT SYSTEM

Penyusun :

Farisan Wanaputra

Miranti

Novita Wardhani

Rayhan Sayyid al-Ayyubi

PROGRAM S1 EKSTENSI

BIDANG STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

Page 2: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“ Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas

terlampir merupakan murni hasil dari pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada

pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum/tidak pernah dasajikan/digunakan sebagai bahan makalah/tugas

mataajaran lain kecuali makalah/tugas ini saya kumpulkan dapat diperbanyak

dan dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagarisme.”

Nama : Farisan Wanaputra

NPM : 1406645304

Tanda Tangan :

Nama : Miranti

NPM : 1406645701

Tanda Tangan :

Nama : Novita Wardhani

NPM : 1406645872

Tanda Tangan :

Nama : Rayhan Sayyid al-Ayyubi

NPM : 1406645986

Tanda Tangan :

Mata Ajaran : Teori Akuntansi Keuangan

Judul Makalah/Tugas : Accounting Measurement System

Tanggal : 28 September 2015

Dosen : Desi Adhariani S.E., Ak., M.Si.

Page 3: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

3 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objective 1

Tiga Sistem Utama Pengukuran Pendapatan dan Modal (Three

Main Income and Capital Measurement System)

Permasalahan pada praktek akuntansi biasanya berkaitan dengan masalah

pencatatan dan pelaporan laporan keuangan atau transaksi ekonomi. Landasan

dasar dalam memproses laporan keuangan mengalami sedikit perubahan semenjak

ditemukannya sistem double entry oleh Pacioli. Setelah Wall Street jatuh pada

tanggal 1929, sistem tradisional yang menggunakan biaya historis kembali

diterapkan. Namun, hingga pada akhir tahun 1930 penggunannya tidak secara

sistematis digunakan sebagai dasar utama dalam pengukuran, pencatatan dan

pelaporan transaksi ekonomi dalam suatu perusahaan. Di tahun 1960 kemudian

muncul beberapa alternatif sistem pengukuran yang lain yang kemudian terus

dikembangkan untuk menggantikan sistem biaya historis. Yang pertama adalah

mengukur nilai terkini pada objek yang telah terpakai menggunkan sistem

current buying price atau kita kenal sebagai Current Cost Accounting System dan

yang kedua adalah menggunkan sistem current selling price atau yang dikenal

sebagai Exit Price Accounting System.

Di tahun 1961, Edward and Bell memperkenalkan sebuah sistem nilai

terkini (current cost accounting system) dalam bukunya The Theory and

Measurement of Business Income. Karena sistem ini berlandaskan pada nilai

terkini, bisa dikatakan sistem ini adalah sistem pertama yang menggunakan nilai

fair value. Sistem yang kedua adalah menggunakan harga jual untuk mengukur

objek (exit price accounting system). Dukungan untuk masing-masing sistem

tersebut sangat bervariasi. Oleh karena itu, selanjutnya kami akan menjelaskan

kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem tersebut, dan juga sistem pengukuran

yang paling awal digunakan yakni metode biaya historis.

Page 4: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

4 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objective 2

Pengukuran Akuntansi Biaya Historis (Biaya historis Accounting)

A. Tujuannya dalam akuntansi

Tujuan penggunaan biaya historis menekankan pada hubungan “kontrak”

antara perusahaan dan pihak yang menyediakan sumber informasi tersebut. Hal

ini membuat manajemen bertanggung jawab atas penggunaan asset dalam operasi

perusahaan dan dampaknya terhadap nilai bersih asset. Tanggung jawab

manajemen tersebut dituangkan dalam bentuk laporan laba rugi.

Kritik terhadap biaya historis menyatakan bahwa metode tersebut hanya

memperhitungkan input yang berdasar pada biaya historis tanpa memperhatikan

perubahan nilai dari aset dan liabilitas. Hal tersebut tentu menyesatkan dan

menghasilkan dividen yang tidak tepat karena mungkin terdapat gain/loss selama

memiliki aset/liabilitas tersebut, dan ini seharusnya diakui ketika mengevaluasi

aset tersebut. Dalam biaya historis gain/loss tersebut tidak diakui sampai aset

tersebut benar-benar terjual. Oleh karena itu dalam biaya historis, menentukan

nilai net residual value tidaklah penting.

B. Modal dan Keuntungan

Untuk mementukan profit berdasarkan biaya historis, perusahaan perlu

menggunakan jumlah modal (aset dikurang liabilitas) awal periode operasi

dimana seluruh aset dan liabilitasnya diukur dengan menggunakan biaya historis.

Dan income diperoleh dari mengurangkan modal diakhir periode dengan diawal

periode.

Dalam metode biaya historis, income menunjukan pencapaian perusahaan

pada periode tertentu, expense menunjukan usaha yang telah dikeluarkan

(berdasarkan biaya historis) dan profit menunjukan keefektifan perusahaan dalam

beroperasi. Profit merupakan hal yang terpenting dalam metode biaya historis.

Page 5: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

5 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

C. Matching of Cost Theory

Akuntan yang menganut biaya historis selalu melacak aliran biaya. Ketika

perusahan melakukan pembelian, tugas akuntan adalah melacak pegerakan

biayanya dan melekatkannya/mencocokannya dengan pendapatan yang mengalir

ke perusahaan. Dengan kata lain, akuntan harus menentukan biaya yang mana

yang cocok di tempatkan pada laporan laba rugi dan yang mana yang cocok

ditempatkan pada neraca. Konsep ini mengarahkan para akuntan dalam

memutuskan mana biaya (cost) dan mana beban (expense).

Biaya adalah pengeluaran yang belum terpakai (unexpired) atau biaya-

biaya yang dianggap akan memberi manfaat dimasa yang akan datang, berupa

aktiva contohnya adalah sewa dibayar dimuka, biaya di tempatkan dalam neraca.

Sedangkan beban pengeluaran/biaya yang telah terpakai (expired) dan tidak dapat

memberikan manfaat lagi dimasa yang akan datang misalnya adalah beban sewa,

beban di tempatkan pada laporan laba rugi. Alokasi biaya merupakan kunci utama

dalam akuntansi konvensional.

D. Konservatisme

Prinsip konservatisme juga sangat penting diterapkan dalam sistem biaya

historis. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa, apabila terdapat beberapa

alternaif dalam akuntansi, maka keputusan yang dipilih adalah keputsan yang

memberikan dampak terburuk sebagai bentuk antisipasi perusahaan, sebagai

contoh beban harus di alokasikan secepat mungkin, sementara pendapatan tidak

boleh diakui sebelum ada kepastian bahwa manfaatnya akan benar-benar mengalir

ke perusahaan. Contoh yang lain adalah kenaikan nilai aset tidak boleh diakui,

namun penurunannya boleh diakui (apabila lebih rendah dari biaya perolehan

maupun harga pasar). Hal tersebut menunjukan tidak adanya pendapatan potensial

yang mengalir pada laporan laba rugi sebelum pendapatan tersebut benar-benar

atau dapat dipastikan akan terealisasi.

Page 6: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

6 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

E. Argumen-argumen Metode Biaya historis

Biaya historis menuai banyak kritik dari berbagai pihak, berikut adalah

argumen-argumen dari para pendukung metode biaya historis untuk

mempertahankan prinsipnya

1. Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dalam manajer membuat keputusan mengenai perencanaan masa depan, ia

membutuhkan data dari transaksi dimasa lalu. Ia harus bisa mereview

usaha/transaksi yang telah dilakukan dimasa lalu dan pengukuran dari

transaksi tersebut dinamakan biaya historis.

2. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bukan hanya

transaksi yang mungkin terjadi.

Dalam biaya historis, pencatatan didasarkan pada transaksi aktual yang

telah terjadi sehingga dapat dibuktikan dan diobservasi.

3. Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah

berguna.

Mautz menyatakan, “Jika orang-orang yang membuat keputusan

manajemen dan investasi belum menemukan bahwa laporan keuangan

berdasarkan biaya historis berguna selama bertahun-tahun, peru-bahan

akuntansi akan sejak lama dibuat”

4. Pemahaman terbaik konsep profit adalah kelebihan dari harga jual

terhadap harga perolehan/ biaya historis.

Profit diinterpretasikan sebagai ukuran dari performa yang baik.

Keputusan untuk meneruskan suatu produk/divisi bergantung dari apakah

terdapat selisih yang menguntungkan antara pendapatan dan biaya yang

telah dikeluarkan.

5. Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi

internal.

Sebagian besar orang tidak setuju bahwa biaya historis lebih kecil resiko

manipulasinya dibandingkan current cost atau selling price. Namun para

pendukung biaya historis beranggapan bahwa current cost yang

Page 7: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

7 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

berdasarkan pada current value/fair value terkadang sulit untuk ditentukan

dan memiliki celah lebih besar untuk dimanipulasi.

6. Seberapa bermanfaatkah informasi mengenai profit, berdasarkan current

cost atau exit price ?

Para pendukung biaya historis beranggapan bahwa kenaikan/penurunan

nilai dari sebuah aset tidaklah berguna ketika perusahaan tidak berencana

untuk menjual aset tersebut, begitu juga dengan kenaikan atau penurunan

harga pasarnya.

7. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.

Dalam banyak kasus, para pendukung biaya historis berpendapat bahwa

biaya historis tidak memiliki perbedaan yang material dengan current cost.

Tambahan data pada harga saat ini adalah cara yang praktis dan efisien

dalam berhadapan dengan informasi tersebut tanpa harus bergeser dari

basis biaya historis ke basis current cost.

8. Tidak ada bukti yang cukup untuk membenarkan penolakan terhadap

akuntansi biaya historis.

Akuntan tradisional berpendapat bahwa tidak ada bukti empiris yang

meyakinkan yang menunjukkan bahwa informasi biaya saat ini atau

informasi akuntansi exit price lebih berguna daripada informasi biaya

historis. Sebagian besar studi penelitian menunjukkan bahwa data biaya

saat ini tidak memberikan banyak informasi dibanding data biaya historis.

F. Kritik Terhadap Historical Cost Accounting

Sejarah akuntansi menunjukan bahwa, tujuan dari akuntansi adalah untuk

membantu para pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam hal ini, pengukuran yang diperlukan adalah yang bersifat looking forward

atau memperkirakan masa depan, bukan hanya yang mempertimbangkan

informasi pada masa lalu seperti yang ditekankan pada biaya historis.

Pengukuran yang digunakan seharusnya tidak membatasi akuntabilitas

perusahaan untuk menyajikan nilai yang sesungguhnya dari aset atau liabilitas

yang ada. Investor juga berhak mengetahui kenaikan dan penurunan dari nilai

Page 8: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

8 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

investasi mereka yang dicerminkan melalui aset bersih perusahaan. Oleh karena

itu, berikut kami sajikan beberapa point kritik terhadap biaya historis.

1. Informasi untuk proses pengambilan keputusan

Pendukung dari sistem biaya historis berargumen bahwa manajer

menggunakan data historis untuk mengevaluasi keputusan masa lalunya dan juga

merencanakan keputusan masa depan, berikut beberapa kritikan terhadap

pernyataan tersebut

Keputusan masa lalu baik benar maupun salah perlu dipastikan dengan apa

yang terjadi di pasar. Evaluasi menggunkan keputusan dimasa lalu dalam

menentukan profit, harus mampu memisahkan antara profit yang berasal

dari operasi perusahaan dan profit yang berasal dari holding gain/loss.

Biaya historis tidak cocok dijadikan evaluasi dalam menentukan keputusan

bisnis. Biaya historis hanya relevan pada tahun aset itu diperoleh karena

pada current transactionnya. Sedangkan untuk tahun berikutnya, nilai suatu

aset sudah tidak lagi sama sehingga informasi biaya historisnya sudah

tidak lagi relevan atau sudah tidak lagi berpengaruh dalam proses

pelaporan. Informasi yang bermanfaat adalah informasi yang menyajikan

nilai yang sesungguhnya suatu aset/liabilitas agar dapat menyajikan

informasi yang dapat digunakan oleh para pemakai laporan keuangan

dalam mengambil keputusan.

Profit yang diperoleh dari biaya historis tidak bersifat prospektif, namun

bersifat retrospektif. Modal dalam biaya historis dartikan sebagai jumlah

nominal dana yang diinvestasikan di perusahaan, dan bukan merupakan

purchasing power of investment-nya. Sementara yang dapat digunakan

untuk memprediksi masa depan adalah purchasing power of investment-

nya, sebagai contoh harga terkini suatu aset tentu lebih mampu dalam

memprediksi nilai aset dimasa mendatang dibandingkan biaya yang dulu

dikeluarkan untuk membeli aset tersebut.

Biaya historis menilai terlalu tinggi profit ketika harga-harga mengalami

kenaikan, karena ia menilai terlalu rendah terhadap suatu beban sementara

penjualan mengalami kenaikan akibat inflasi.

Page 9: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

9 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

2. Basis dari Biaya Historis

Salah satu dari pembelaan penggunan biaya historis oleh para

pendukungnya adalah prinsip going concern dimana umur perusahaan dianggap

tidak dapat ditentukan sehingga ekspektasi normal mengenai item non moneter

akan terpenuhi. Persediaan dianggap pasti terjual dan aset tidak lancar dapat

sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena itu biaya historis suatu aset atau

pengalokasiannya dirasa tepat digunakan dalam pelaporan keuangan. Namun

indikasi akan adanya kebangkrutan dalam suatu perusahaan seperti rugi yang terus

menerus dapat dijadikan perkiraan bahwa perusahaan tidak dapat berjalan lagi.

Sehingga pada dasarnya kita dapat memprediksi umur suatu perusahaan, sehingga

asumsi biaya historis mengenai going concern dianggap tidak realistis.

3. Matching

Salah satu konsekuensi dari penggunanan matching concept adalah karena

konsep tersebut menempatkan neraca pada posisi kedua. Neraca semata-mata

hanya sebagai ringkasan setelah penentuan profit. Padahal sebenarnya neraca

memiliki fungsi yang sangat penting, neraca merupakan sumber informasi utama

untuk melihat posisi keuangan perusahaan. Menurut Sproud, neraca memiliki

elemen-elemen fundamental untuk menilai kondisi dari sebuah perusahaan seperti

aset, liabilitas dan juga ekuitas, dan setiap transaksi seharusnya dianalisis dalam

pengaruhnya terhadap aset, liabilitas dan ekuitas. Penggunaan konsep matching

tidak menghasilkan informasi yang relevan dan terpercaya. Hal ini membawa

pada kritik bahwa konsep ini bias terhadap neraca dimana laporan rugi laba

meletakkan neraca pada posisi kedua.

4. Gagasan Mengenai kebutuhan Investor

Seperti yang telah kita ketahui pada argumen-argumen sebelumnya bahwa

dalam menentukan profit menggunakan biaya historis, menyebabkan adanya

penyimpangan dalam proses pengungkapan laporan keuangan. Menurut Whitman

dan Shubik hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

Akuntan memiliki pandangan yang sederhana mengenai keinginan

investor

Page 10: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

10 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Akuntan menerima pandangan yang kuno dan fundamental mengenai

bagaiamana menganalisa sebuah perusahaan dan sahamnya

Terdapat hal yang berbeda antara menganalisa saham dan perusahaan.

Dalam menganalisa saham, perlu lebih menekankan pada sisi psikologis pasar

dibandingkan kenyataan yang ada pada perusahaan, hal tersebut karena :

Investor biasanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai manajemen,

peraturan, tujuan, peluang dan juga masalah dari perusahaan

Investor memiliki peran pasif

Investor bergantung pada pasar sekuritas, sehingga dapat dengan mudah

keluar masuk

Investor memiliki pemikiran jangka pendek terhadap pasar investasi.

Psikologi dari para investor memiliki efek lebih besar dalam menentukan

harga pasar.

Karena alasan-alasan tersebut, sistem akuntansi kovensional dibentuk

untuk memenuhi kebutuhan investor yang sebenarnya tidak begitu memperhatikan

kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Menurut Whitman dan Shubik, akuntansi seharusnya menyediakan

informasi bagi para investor yang cerdas yang tertarik dengan kondisi sebenarnya

perusahaan. Biaya historis hanya menekankan pada current rates of return

dibandingkan longterm profitability, sehingga berisiko menyajikan data yang

menyesatkan seperti overstated revenue and asset, dan understated expense and

liabilities ataupun sebaliknya.

Page 11: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

11 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objective 3

Current Cost Accounting

Current Cost Accounting adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai

berdasarkan nilai sekarang (fair value) dan profitnya berdasarkan pada nilai saat

aset tersebut dibeli. Tujuan dari Current Cost Accounting (CCA) berdasarkan

pada 3 asumsi yang diungkapkan oleh Edwards dan Bell :

1. Berapa nilai aset yang harus dimiliki pada waktu tertentu? Ini merupakan

masalah ekspansi.

2. Aset tersebut harusnya bentuknya apa? Ini merupakan masalah komposisi.

3. Bagaimana aset tersebut dibiayai? Ini merupakan masalah pembiayaan.

Manajer membuat keputusan berdasarkan kepada ketiga asumsi tersebut.

Bagaimana caranya? Melakukan evaluasi untuk dapat menentukan pengukuran.

Untuk melakukan pengukuran, alat terbaik yang dapat dijadikan tolak ukur adalah

perbandingan dengan historical cost, yaitu perbandingan nilai sekarang dengan

nilai pada masa sebelumnya. Karena perbandingan evaluasi tersebut dirasa kurang

akurat, dibutuhkan data tambahan yaitu nilai sekarang berdasarkan pasar dan

ekspektasi terhadap kejadian dimasa mendatang. Jadi, nilai historis dijadikan

sebagai fungsi evaluasi, sedangkan nilai aktual dan ekspektasi masa depan

dijadikan sebagai fungsi pengambilan keputusan.

Informasi historical cost, nilai saat ini dan ekspektasi mendatang didapat

dari pengumpulan data. Data dan informasi perusahaan tidak hanya berasal dari

pihak manajemen, namun juga pihak pemegang saham. Sehingga tujuan dari

informasi akuntansi tersebut adalah sebagai:

1. Evaluasi oleh manajer berdasarkan keputusan masa lalu sebagai

pembelajaran untuk keputusan masa depan.

2. Evaluasi oleh pemegang saham, kreditor dan lainnya.

Konsep Laba Usaha dan Modal Keuangan

Sehubungan dengan profit, ada hal yang perlu diperhatikan:

Page 12: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

12 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

1. Holding decision yaitu kapan saat ingin ‘hold’ aset dan liabilitas atau

kapan saat menjualnya.

2. Operating Decision yaitu bagaimana menggunakan dan membiayai

operasional entitas.

Evaluasi terhadap kedua asumsi diatas menggunakan ‘business profit’,

yaitu 1) current operating profit 2) realisable cost savings. Current operating

profit merupakan kelebihan dari jumlah penjualan terhadap barang dikurangi

dengan biaya yang dikeluarkan. Realisable cost savings merupakan kenaikan

current cost dari aset pada periode saat ini juga. Konsep tersebut erat kaitannya

dengan realised/unrealised holding gain, yaitu keuntungan dan kerugian dalam

aset berdasarkan nilai saat ini.

Holding Gain and Losses

Munculnya holding gain and losses sempat menjadi kebingungan oleh

manajemen dalam mengevaluasi keputusan dan mengalokasi sumber daya.

Konsep antara operating gain/loss dan holding gain/loss harus dipisahkan.

holding digunakan untuk menilai apakah keputusan manajemen untuk menahan

asetnya tersebut tepat dan profitable. Selain itu, sistem holding digunakan untuk

menentukan posisi perusahaan dalam suatu pasar. Pengukuran berdasarkan

historical cost digunakan dan dibandingkan hanya apabila aset atau liabilitas

tersebut dijual. Sedangkan dalam holding, perbandingan menggunakan historical

cost dianggap tidak relevan karena adanya perbedaan waktu dan situasi

sekitarnya, sehingga menggunakan nilai masa kini.

Kenapa Holding Gain merupakan Komponen dari Profit?

Edwards & Bell menyatakan bahwa holding gain menunjukkan bahwa

nilai tambah yang disimpan dan dimasukkan sebelum penggunaannya. Revsine

menambahkan bahwa holding gain dianggap sebagai penambahan nilai yang ‘tak

disengaja’ yang menciptakan benefit/keuntungan bagi entitas sebagai akibat dari

perbedaan waktu pembelian suatu aset yang diwaktu sekarang dan mendatang.

Selain itu kelebihan nilai aset tersebut memberikan untung pada saat aset tersebut

Page 13: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

13 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

dijual dimasa mendatang yang dimana akan menambah jumlah arus kas yang

masuk.

Jadi holding gain dianggap sebagai nilai aset yang diapresiasi sebagai

akibat dari fenomena ekonomi, sehingga bersifat unrealised. Nilai tersebut

kemudian menjadi realised apabila dimasa mendatang aset tersebut dijual.

Sehingga mempengaruhi arus kas.

Beberapa akuntan berpendapat bahwa perusahaan membeli aset untuk

operasional tanpa memperhatikan perubahan harganya, sehingga penekanannya

hanya berdasarkan saat nilai likuidasi/exit value. Pernyataan ini kemudian dikritisi

oleh Revsine karena penilaian seperti ini tidak relevan bagi investor, karena

investor sangat memperhatikan kondisi arus kas masa depan, hubungannya pada

pemberian dividen dan penjualan saham. Revsine berpendapat bahwa holding

gain masuk dalam kategori profit karena kenaikan nilai berdasarkan pada

cerminan kekuatan pendapatan di masa depan yang lebih besar.

Page 14: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

14 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objective 4

Modal Uang VS Modal Fisik

Perbedaan mendasar pada modal dan modal fisik adalah penggunaan

holding gain. Holding gain lumrah digunakan pada modal, sedangkan modal fisik

tidak menggunakan holding gain.

Dukungan terhadap Modal Fisik

Pendukung modal fisik berpendapat bahwa modal merupakan suatu bentuk

fisik yang menunjukkan kemampuan operasional perusahaan. Sebelumnya

dikatakan bahwa penggunaan konsep holding gain sebagai profit karena:

Sebagai penghematan biaya

Mewakili penambahan arus kas pada masa mendatang

Samuelson membantah pernyataan tersebut. Ia menganggap bahwa cost

savings harusnya dimasukkan ke penyesuaian pemeliharaan modal. Ia juga

berpendapat bahwa holding gain merupakan sebuah kesempatan untuk mengambil

keuntungan dari pihak yang berlawanan. Holding gain merupakan keuntungan

yang tidak diambil dan juga tidak berwujud. Menurutnya, dalam net cash flows,

keuntungan berasal dari arus kas yang berwujud dan realised, dan holding gain

tidak memenuhi persyaratan tersebut, sehingga tidak masuk ke bagian profit.

Fitur Utama dalam Physical Capacity System, Capital Maintenance

Capital Maintenance adalah konsep akuntansi didasarkan pada prinsip

bahwa pendapatan hanya diakui setelah modal telah dipertahankan. Pemeliharaan

modal telah dicapai jika jumlah modal perusahaan pada akhir periode tidak

berubah dari yang pada awal periode, apabila terdapat jumlah yang berlebih maka

diperlakukan sebagai keuntungan.

Sistem ini berdasarkan pada konsep analisis marjinal dalam faktor pasar.

Mengacu pada permintaan dan penawaran, pergerakan permintaan dan penawaran

sangat mempengaruhi faktor pada pasar.

Page 15: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

15 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Monetary Items dan Non-monetary Items

Monetary items adalah aktiva yang mempunyai klaim untuk menerima

sejumlah manfaat mata uang (rupiah, dollar) di masa mendatang tanpa

memperhatikan perubahan keadaan ekonomi dan daya beli masyarakat, seperti

inflasi. Pegukuran monetary item berdasarkan pada nilai historical cost. Item

kebanyakan berasal dari kreditur, debitur, kas, pembayaran dimuka dan cerukan

bank.

Sebaliknya non-monetary items berpengaruh terhadap keadaan sekitar

sehingga dibutuhkan penyesuaian pada mata uangnya, sehingga pengukuran

berdasarkan pada nilai kini, nilai tersebut berasal dari:

Harga perolehan masa kini

Indeks spesifik karena tidak ada harga pasarnya

Untuk spessifik atau untuk digantikan

Argumen yang Mendukung dan Menentang Current Cost

Pengakuan Prinsip

Para pendukung historical cost berpendapat bahwa nilai masa kini

melanggar konservatisme prinsip yang menyatakan bahwa keuntungan diakui

pada saat aset non-moneter dijual. Pendukung current cost berpendapat bahwa

unrealised holding gain menunjukkan adanya fenomena pergerakan nilai aset

yang terjadi pada waktu tersebut sehingga harus diakui, apabila memiliki bukti

yang cukup kuat.

Objektivitas Current cost

Para pendukung historical cost berpendapat bahwa nilai masa kini tidak

objektif karena kebanyakan kasus, nilai masa kini penggunaannya tidak

berdsarkan pada transaksi aktual yang perusahaan lakukan. Namun objektivitas

dalam historical cost sendiri juga sulit untuk mengukurnya. Sebagai contoh

barang-barang yang mudah didapat seperti bahan baku, persediaan barang dan

lainnya, karena barang-barang tersebut bersifat operasional dan pemakaiannya

Page 16: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

16 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

bersifat jangka pendek, maka susah untuk menebak berapa historical cost-nya,

mengingat tiap waktu harga berubah-ubah. Dibutuhkan sistem current cost/nilai

kini untuk mengukurnya agar lebih objektif.

Perubahan Teknologi

Sebelumnya dikatakan bahwa current operating profit sebagai indikasi

bahwa adanya kontribusi positif pada masa depan terhadap ekonomi dan

produktivitas perusahaan semakin efektif.

Namun hal ini ditentang karena pemberian kontribusi tidak

memperhatikan adanya perubahan teknologi pada masa mendatang. Walaupun

current operating profit sebagai dasar prospek masa depan, tetapi hanya apabila

teknologi bersifat stagnan, padahal di masa depan teknologi tersebut sudah usang.

Resvine juga berpendapat bahwa perubahan teknologi mempengaruhi

biaya produksi juga, sehingga dibutuhkan penyesuaian terhadap harga mesin.

Kritik Spesifik terhadap Current cost

Pendukung Historical Cost

Para pendukung historical cost banyak yang menolak current cost/aktual,

hal ini karena current cost melanggar prinsip awal realisasi. Permasalahan berada

pada pengukuran terhadap kenaikan biaya. Apabila tidak ada pasar yang dapat

dibandingkan, maka dasar pembanding terhadap nilai aset masa kini berdasarkan

pada pembelian aset baru untuk menggantikan aset lama. Penilaian terhadap

adanya keuntungan dan kerugian operasional aset juga tidaklah mudah. Selain

perubahan nilai aset, current cost/aktual juga juga dibutuhkan adanya penyesuaian

terhadap seluruh biaya operasi dan biaya-biaya yang terkait di dalamnya, serta

penyesuaian terhadap nilai output.

Perbandingan antara Historical cost dan current cost

Perbedaan antara perhitungan historical cost dan current cost berada pada

perhitungan terhadap perhitungan profit. Pada historical cost, profit yang

dihasilkan justru lebih besar dibandingkan perhitungan current cost. Hal ini

Page 17: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

17 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

karena current cost memiliki adanya unrealised holding gain. Dalam Current

cost, pemisahan antara profit dan unrealised profit menunjukkan adanya 2 (dua)

keuntungan dengan aktivitas yang berbeda, profit muncul karena adanya aktivitas

operasional yang dikelola oleh manajemen, dan unrealised profit muncul karena

adanya aktivitas’holding’ perusahaan. Sedangkan dalam historical cost, kedua

profit ini dianggap satu kesatuan.

Pendukung Exit Price

Pendukung teori ini menganggap bahwa biaya berarti opportunity cost

atau pengorbanan terhadap alternatif lain. Di beberapa kasus, pengorbanan yang

dihadapi perusahaan terhadap aset yaitu pada saat ingin menjualnya dibanding

menggunakannya. Sehingga penggunaan current cost menjadi tidak relevan.

Penggunaan exit price atau realisable value menjadi lebih logis dalam kasus ini

karena objektivitas current cost yang sulit dinilai. Current cost memerlukan

perhitungan matematis karena dalam praktiknya, current cost diukur melibatkan

variasi metode pengukuran. Selain itu current cost dianggap tidak relevan dalam

beberapa keputusan investasi karena tidak berfokus pada kemampuan perusahaan

dalam mengelola sumber dananya.

Page 18: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

18 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objectives 5

Exit Price Accounting

Pendapatan dan Modal

Exit Price Accounting adalah suatu sistem akuntansi yang menggunakan

harga jual pasar untuk mengukur laporan keuangan perusahaan dan performa

perusahaan. Terdapat dua alasan dari conventional historical cost accounting:

- Nilai dari non-monetary asset disesuaikan untuk mengukur perubahan

harga jual pasar asset tersebut dan nilai tersebut sudah termasuk

pendapatan unrealized gain.

- Perubahan dalam daya beli uang digunakan untuk pertimbangan dalam

mengukur modal keuangan dan hasil operasi.

Asset yang tertera pada neraca telah disesuaikan dengan exit values (nilai

jual) jadi merepresentasikan fair value.

Tujuan Akuntansi

Pembuatan keputusan adaptif

Chambers mengemukakan tujuan komprehensif dari exit price accounting,

atau yang disebut “continuously contemporary accounting” (CoCoA) dan

memutakhirkan ke current cash equivalent (CCE). Chambers melihat bisnis

perusahaan sebagai entitas yang adaptif dalam jual beli barang dan jasa. Yang

mana hal itu diatur oleh keputusan si manajer yang mana sebuah representasi

tujuan pemilik perusahaan.

Untuk melanjutkan bisnis, perusahaan harus bisa mengikuti perkembangan

pasar, dan tercermin dari laporan keuangannya. Dalam penilaian moneter sebuat

asset dan kewajiban dapat dihitung secara objektif dengan referensi harga pasar;

yaitu harga beli dan harga jual.

Ketika perusahaan membeli asset tidak lancar mengubah kemampuannya

dalam adatasi. Apabila asset dibeli dengan kas, pengurangan dalam cash balance

menurunkan kebebasannya dalam menaruh kas untuk investasi lain. Apabila asset

Page 19: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

19 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

dibeli secara kredit, akan mengurangi kemampuan perusahaan dalam menjaga

kredit kedepannya. Tapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan selalu siap

untuk mengatur asset apabila kejadiannya di dalam bunga yang menarik. Sebab

itu, perusahaan akan mempertahan kan asset tidak lancarnya apabila present value

pada waktu yang akan datang lebih besar dari pada present value dari expected net

cash flow dari exit value asset alternative investasi.

Perilaku adaptif, disebutkan sebagai pengetahuan mengenai cash dan

current cash equivalent dari sebuah net asset perusahaan. Chamber menyatakan:

properti keuangan tunggal yang mana secara seragam relevan pada sebuah

titik waktu untuk semua future action yang memungkinkan dalam pasar,

adalah harga jual pasar atau harga realizable untuk seluruh barang yang

dimiliki.

Argumen untuk exit price accounting

Menyediakan informasi yang berguna

Perusahaan bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra

kelompok kecil. Akuntan yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban

untuk: pemilik, yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur,

yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening

atau pinjaman saat jatuh tempo.

Solusi ideal dipandang untuk akuntan untuk melaporkan semua

keuntungan dan kerugian seperti nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang

kompetitif. Namun, tidak semua aset memiliki nilai pasar. Oleh karena itu

MacNeal menyarankan bahwa harus bisa diterapkan ke nilai:

- efek aset pada harga pasar (exit price)

- aktiva yang dapat diandalkan dengan biaya pengganti.

- kadang-kadang non-marketable, non-reproducible aset pada biaya historis.

Relevan dan informasi yang dapat dipercaya.

Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan

pengguna laporan akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan

pengguna untuk menentukan tindakan untuk mengambil dari beberapa alternatif.

Page 20: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

20 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Jika tidak ada kendala, informasi dapat dikumpulkan yang relevan untuk

setiap user atau masalahnya diberikan dan model keputusan. Namun, kendala ada

karena informasi sumber daya produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah

untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model

untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat

tindakan.

Additivity

Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam

mendukung akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan

akuntansi - neraca dan laporan laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda

dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala

pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial dapat

dideduksi dari agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-

sama.

Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi

pada setara uang mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat

diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini

berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting uang dan setara

uang. Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.

Alokasi

Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis

dan arus) sangat bergantung pada alokasi exit price adalah bahwa laporan

keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan

dalam jumlah yang dialokasikan, tapi melaporkan arus masuk aktiva dan

perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu

periode tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva

bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.

Page 21: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

21 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Kenyataan

Exit price melibatkan referensi untuk contoh-contoh yang nyata karena,

berpendapat bahwa mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan

tidak didefinisikan dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi

penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun

jika harga naik atau tetap konstan.

Obyektifitas

Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun,

beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif

daripada kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang

perbandingan relatif dan objektivitas untuk exit price dan jumlah biaya historis

tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai.

Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran.

Ukuran risiko

Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi

posisi risiko dan kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan dengan

rancangan standar akan membutuhkan:

1. Deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan

perusahaan serta kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.

2. Informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan

(neraca) dan laporan kinerja keuangan.

3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk

memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.

Argumen yang bertentangan dengan exit price.

Konsep laba

Mengingat bahwa keuntungan adalah ukuran efektivitas kinerja aktual

perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dipercayakan, Bell

menyatakan:

Page 22: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

22 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

“Aktiva tertentu telah dibeli dengan rencana operasi yang direncanakan.

Rencana itu, operasi-operasi, memang orang-orang yang telah mengembangkan

rencana harus dievaluasi alternatif-altenatif tentang masa depan yang dianggap,

dan tugas akuntan untuk memberikan data untuk mengevaluasi”.

Additivity

Pendukung exit price mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika

mereka harus objektif, harus didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan kini.

Perhitungan antisipasi tidak dapat ditambahkan bersama-sama dengan angka saat

ini. Pengkritik menunjukkan, bagaimanapun, arus kas yang setara aset ditentukan

berdasarkan asumsi likuidasi bertahap dan teratur.

Penilaian kewajiban

Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk

modal dan harus dinyatakan sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar. Ini telah

membuat inkonsistensi, karena obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan sebesar

nilai pasar.

Current Cost or Exit price

Teori current cost berpendapat bahwa harga entri adalah 'metode penilaian

normal' dibandingakan exit price karena alasan berikut:

- Menggunakan harga keluar (exit price) mengarah ke revaluasi anomali

atas perolehan karena segera setelah nilai pembelian biasanya harga jatuh

sehingga kurang dari harga perolehan.

- Menggunakan harga keluar (exit price) menyiratkan pendekatan jangka

pendek untuk operasi bisnis karena salah satu tertarik pada nilai-nilai

disposisi dan likuidasi.

- Menggunakan harga keluar (exit price) untuk persediaan barang jadi

mengarah pada antisipasi terhadap laba operasi sebelum titik skala karena

persediaan dinilai lebih dari biaya saat ini.

Page 23: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

23 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objectives 6

Value in Use VS Value in Exchange

Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap

viewpoint :

Pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan

keuangan.

Keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak

bergantung pada alokasi subjektif.

Aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan

yang sama, disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.

Ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang

menggunakan kembali akuntansi (EXA dan CCA) dalam hubungannya dengan

kebutuhan net present value (NPV) :

Jika CCA> EXA, dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini

digunakan - mempertahankan operasi saat ini.

Jika EXA> CCA, dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini yang

digunakan – dan terus-menerus aset tersebut beradaptasi untuk alternatif

investasi lainnya.

Jika EXA>CCA, dan CCA < NPV ,maka melikuidasi dan menghentikan

semua operasi.

Value in use

Aset dimiliki tidak untuk

dijual

Tidak semua aset dapat dijual

secara terpisah

Aset digunakan untuk

kegiatan perusahaan

Fokus pada kepentingan

investor atau orientasi

kegiatan produktif

Value in exchange

Pendekatan manajer dan kreditor

Lebih mengutamakan kinerja jangka

pendek

Cukup berarti bagi perusahaan yang

mempunyaoi masalah likuiditas

Perusahaan yang melakukan kegiatan

perdagangan yang berubah secara

cepat (perusahaan sekuritas)

Page 24: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

24 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objective 7

A Global Perspective And International Financial Reporting

Standars

Vasiasi dari current cost dan tingkat harga dalam akuntansi telah dicoba

dan diadopsi di beberapa negara.

Current cost in United States

Pada tahun 1979, FASB mencabut ASR 190 dan menerbitkan Statement

33 yang meminta pengungkapan tambahan dari rekening umum disesuaikan

inflasi dan data biaya saat ini. Dalam Statement 33, FASB mengharuskan

perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai:

- Laba dari operasi yang dilanjutkan atas dasar biaya saat ini untuk tahun

keuangan saat ini.

- Biaya saat persediaan PPE pada akhir tahun keuangan saat ini.

- Perubahan dalam biaya saat ini untuk tahun keuangan saat ini persediaan

dan PPE, dengan menggunakan constant dollar basis.

FASB ragu apakah akan mendukung pandangan modal atau tampilan

modal fisik. Karena itu, diputuskan dalam Statement 33 untuk menyebut

perubahan pada biaya saat ini sebagai 'kenaikan atau penurunan biaya saat ini',

ketimbang holding gains (or losses) atau penyesuaian pemeliharaan modal.

Statement 33 awalnya dimaksudkan untuk percobaan selama 5 tahun. Setelah

mempertimbangkan bukti-bukti dan reaksi penolakan atas tambahan tersebut,

FASB mengeluarkan Statement 82 bulan November 1984 untuk membatalkan

aturan tersebut.

Current cost in United Kingdom

Pada tahun 1975, Sandilands Committee, yang didirikan oleh pemerintah

Inggris, merekomendasikan sistem akuntansi biaya saat ini. Komite

menyimpulkan bahwa laporan biaya perolehan, termasuk yang langsung

disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum, adalah kegunaan terbatas.

Dalam mempertimbangkan kebutuhan informasi dari berbagai pengguna,

Page 25: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

25 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

diputuskan bahwa penilaian dari manfaat masa depan yang diperoleh dari aktiva

bersih perusahaan adalah relevansi khusus bagi pengguna. Oleh karena itu,

kapasitas fisik dan operasi tampilan modal didukung akuntansi biaya saat ini di

Inggris.

Lebih lanjut, Sandilands menetapkan bahwa holding gain mencerminkan

kondisi ekonomi saat ini yang umumnya di luar kendali manajemen dan bukan

merupakan indikasi aktivitas normal. Mereka memutuskan bahwa holding gain

harus diungkapkan tetapi tidak dimasukkan dalam laporan laba.

Proposal Sandilands Committee tersebut disahkan oleh pemerintah dan

diterima secara substansi oleh profesi akuntansi yang diwakili oleh Accounting

Standards Steering Committee. Telah disepakati bahwa pelaksaannya harus

dilakukan profesi akuntansi. The Inflation Accounting Steering Group (IASG)

kemudian dibentuk di awal tahun 1976 dan mengeluarkan exposure draft (ED 18)

di akhir tahun 1976 yang merupakan pedoman khusus untuk digunakan

perusahaan. Setelah banyak perdebatan, revisi, dan eksperimen, Accounting

Standards Committee (ASC) mengeluarkan Statement (SSAP 16) pada akuntansi

biaya saat ini pada Maret 1980. Persyaratan SSAP 16 dapat dipenuhi dengan

dengan menampilkan secara jelas tambahan data mengenai current cost atau

current cost ditampilkan sebagai data utama dan historical cost sebagai tambahan

data. Standar ini kemudian diaplikasikan pada semua perusahaan, tapi pada tahun

1985 setelah banyak perdebatan ASC akhirnya menarik SSAP 16.

Current cost in Australia

Di Australia, profesi akuntansi mengeluarkan DPS 1.1, Statement of

Provisional Accounting Standards (PAS) Current Cost Accounting pada Oktober

1976. Versi amandemen dari pernyataan tersebut (PAS 1) dan pedoman

pelasanaannya diterbitkan pada Agustus 1978. Rekomendasi sistem current cost

adalah berdasarkan mempertahankan kapasitas operasi perusahaan secara utuh.

Standar ini dipertimbangkan akan menjadi sistem baru untuk menggantikan

historycal cost ketika para user sudah mulai familiar. Namun, dikarenakan banyak

kritik yang masuk dan lobi dari perusahaan dan individu, serta kurangnya efek

Page 26: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

26 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

yang material, a downgrade Statement of Accountung Practice (SAP) 1 Current

Cost Accounting dikeluarkan pada November 1983.

SAP 1 sangat merekomendasikan seluruh entitas menyajikan current cost

sebagai catatan tambahan di laporan keuangan historical cost, tapi bukan sebagai

suatu persyaratan. Alternatif lain current cost disajikan di laporan keuangan

menggantikan historical cost.

International accounting standards and current costs

Gambaran di atas mengungkapkan banyak negara telah mencoba

mengiplementasikan current cost namun tidak berhasil. Pada 15 Juli 2004, AASB

mengadopsi international accounting standars untuk seluruh entitas yang

ditujukan setelah 1 januari 2005. Di eropa, standar ini juga diadopsi oleh

perusahaan yang listed di pasar modal dan diterapkan dalam laporan keuangan

konsolidasi. IASB standards membuat standar lebih baik dengan fair value

sebagai alat pengukuran.

IAS 39/AASB 139 Financial Instruments: Recognition and Measurement

dan IFRS 3/AASB 3 Business Combinations mendefinisikan nilai wajar sebagai

nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau kewajiban yang dilunasi, antara

pihak yang berpengetahuan, serta berkeinginan dalam suatu transaksi. Di pasar

aktif, nilai wajar biasanya harga transaksi saat ini dan jika tidak ada pasar aktif

maka sejumlah pengganti untuk nilai wajar dapat digunakan, seperti arus kas

diskonto, model penentuan harga opsi, biaya pengganti terdepresiasi, indeks

pasar, dan appraisal value.

Menurut IAS 16/AASB 116 Property, Plant, and Equipment nilai wajar

adalah harga biaya pada tanggal pengakuisisi memperoleh kendali aset menjadi

tanggal akuisisi. Setelah akuisisi, setiap entitas untuk setiap kelas aset harus

memutuskan model pengukuran yang akan digunakan. Standar ini memungkinkan

entitas memiliki pilihan antara model biaya dan model biaya saat ini (revaluasi).

Berdasarkan IAS 40/AASB 140 entitas dapat memilih antara model cost-

depreciation-impairment atau model nilai wajar dengan perubahan nilai diakui

dalam laporan laba rugi, ketika mengukur investasi properti.

Page 27: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

27 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

How is Historical Cost Applied ?

Harga perolehan aset dalam akuntansi tidak hanya harga faktur, tetapi

meliputi semua biaya yang dikeluarkan hingga aset tersebut dapat beroperasi dan

digunakan. Ada banyak item yang dimasukkan dalam biaya aset tersebut. Contoh

paragraph 10 of IAS 2/AASB 102 Inventories, biaya persedian terdiri dari semua

biaya pemebelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul untuk membawa

persedian ke lokasi dan kondisinya sekarang.

Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya,

transportasi, penanganan dan biaya lain yang terlibat untuk akuisis barang jadi,

material dan jasa. Diskon penjualan, rabat dan item lain yang sejenis dikurangi

dari biaya pembelian.

Biaya konversi termasuk biaya yang secara langsung terkait dengan unit

yang diproduksi, seperti upah jam kerja, dan juga biaya fix dan variable yang

terjadi ketika mengkonversi material menjadi barang jadi.

Dalam praktiknya, terdapat variasi dalam penerapan prosedur, seperti

aturan kieso dan weygdant menetapkan ongkos angkut sebagai biaya persediaan,

tetapi dalam praktiknya beberapa perusahaan tidak memasukkanya.

Untuk tujuan perpajakan, kantor pajak Australia memerlukan

dimasukkanya biaya tidak langsung dalam menghitung persedian. Penghasilan

hukum pajak tidak memiliki relevansi dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum, namun dalam praktiknya demi kenyamanan, banyak perusahaan

menetapkan prosedur yang sama untuk kedua undang-undang pajak dan pelaporan

eksternal.

Historical Cost under Attack

Penggunaan biaya historis belum sepenuhnya ditinggalkan namun

penggunaannya terus mendapatkan berbagai kritikan. Dalam beberapa tahun, kita

telah menyaksikan perpindahan secara bertahap dari pelaporan biaya historis,

yang mungkin merupakan sinyal awal dari berakhirnya pelaporan biaya historis.

Page 28: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

28 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Menurut Shanahan, neraca yang berisi harga biaya historis tidak dapat dikatakan

benar dan adil.

Perpindahan dari pelaporan biaya historis tercermin dalam paragraf 101

dari kerangka IASB. Dasar pengukuran yang paling sering diadopsi oleh entitas

dalam menyusun laporan keuangan mereka adalah biaya historis. Hal ini biasanya

dikombinasikan dengan pengukuran lainnya. Misalnya, persediaan, biasanya

dicatat pada nilai pasar dan kewajiban pensiun dinyatakan sebesar nilai tunainya.

Selanjutnya, beberapa entitas menggunakan dasar biaya saat ini sebagai respon

terhadap ketidakmampuan dari model biaya akuntansi history untuk menangani

dampak perubahan harga aset non-moneter.

A mixed measurement system and international standards

Pertanyaannya adalah bagaimana teknik current value diaplikasikan ke

dalam laporan keuangan. Secara khusus, masalah pencatatan aset finansial

menyediakan contoh bagaimana exit price mungkin digunakan di laporan

keuangan. Aset keuangan mungkin dimasukkan sebagat aset yang diperdagangkan

dan aset yang dimiliki hingga jatuh tempo. Untuk aset yang diperdagangkan,

keberadaan pasar yang sudah siap berarti ada nilai pasar yang dapat disajikan ke

dalam laporan keuangan. Aset untuk diperdagangkan diukur pada nilai pasar

diatur dalam IAS 39/AASB 139 Financial Instruments: Recognition and

Measurement serta US dan Japanese GAAP.

Aset yang dimiliki hingga jatuh tempo saat ini dinilai dengan biaya

amortisasi di banyak negara. Namun penggunaan nilai pasar (harga jual saat ini)

untuk semua instrumen finansial adalah standar yang lebih ideal.

Meskipun nilai pasar tersirat di pendekatan ‘nilai wajar’ di beberapa

international financial reporting standards, pendekatan tersebut telah

diimplementasikan dengan model mentah karena regulator tidak memiliki konsep

teori valuasi, pemeliharaan modal atau pengukuran pendapatan.

Beberapa contoh dari standar-standar ini menunjukkan perpindahan dari

biaya historis yang terbatas dan penggunaan pengukuran yang berbeda, seperti:

Page 29: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

29 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

1. IAS 2/AASB 102: Memungkinkan pengukuran persediaan sebesar nilai

realisasi bersih bahkan jika itu atas biaya persediaan produsen produk

pertanian dan hutan, bijih mineral, dan broker.

2. IAS 16/AASB 116: PPE bisa dinilai pada biaya historis atau nilai revaluasi

dimana nilai revaluasi adalah nilai wajar akumulasi penyusutan dan

kerugian penurunan nilai kurang berikutnya.

3. IAS 17/AASB 117: Bunga sewa atas tanah dicatat sebagai investasi

bangunan berdasarkan IAS 40/AASB 140 dan diukur pada nilai wajar

dengan perubahan nilai diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam

laporan laba rugi.

4. IAS 19/AASB 119: Pengukuran pembatasan keuntungan atau kerugian

terdiri dari (a) perubahan dalam nilai kini obligasi, (b) hasil perubahan

nilai wajar plant assets, dan (c) pro rata dari setiap keuntungan terkait dan

kerugian.

5. IAS 29/AASB 129: Penyesuaian terhadap laporan keuangan suatu entitas

yang beroperasi dalam ekonomi hyperinflationary dapat dilakukan dengan

menggunakan indeks tingkat harga umum.

6. IAS 36/AASB 136: Penurunan nilai aset, dimana aset senilai jumlah

terpulihkan, yang nilainya lebih tinggi dari nilai pakai aset dan setara kas

saat ini.

7. IAS 36/AASB 136: Memperlakukan residual value dari asset setara

dengan kas saat ini.

8. IAS 37/AASB 137: Pengukuran ketentuan ditentukan dengan metode nilai

sekarang yang diharapkan

9. IAS 40/AASB 140: Investasi bangunan dapat diukur dengan pilihan antara

cost-depreciation-impairment atau nilai wajar dengan perubahan nilai

melewati laporan laba rugi sebagai keuntungan atau kerugian.

Page 30: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

30 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Horton dan Macve berpendapat bahwa Interpretasi FASB dan IASB

terhadap nilai wajar adalah penilaian dengan exit prices. Bagaimanapun, sampai

sistem akuntansi memutuskan dan disepakati secara global, proyek IASB

selamanya harus tetap menjadi sistem akuntansi campuran. Pandangan

internasional berada di bawah garis perspektif ini.

Page 31: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

31 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Learning Objective 8

Masalah Bagi Auditor

Auditor mencari bukti untuk mendukung opini mereka tentang apakah

laporan keuangan disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar dan hukum

yang relevan. Bukti ini harus cukup dan tepat. Kualitas bukti ditentukan oleh

relevansi dan kehandalan dalam memberikan dukungan atau mendeteksi salah saji

dalam, kelas transaksi, saldo rekening dan pengungkapan entitas. Dimana auditor

percaya ada risiko yang lebih besar dari salah saji, kebutuhan untuk

mengumpulkan cukup dan bukti audit yang lebih berat.

Auditor harus memahami model pengukuran campuran. Setiap model

pengukuran menciptakan beberapa jenis risiko salah saji. Exit price bisa sulit

untuk ditentukan ketika pasar yang diperdagangkan rendah. Auditor menangani

beberapa isu-isu penilaian dengan mencari pendapat ahli dan lain-lain dengan

menguji dasar asumsi manajemen dan input data ke model penilaian bukan

langsung menguji nilai untuk korespondensi ke nilai pasar eksternal.

Faktor lain yang meningkatkan risiko salah saji dalam pengukuran adalah

keterlibatan pihak terkait. Dimana transaksi dengan pihak terkait ada, auditor

memerlukan bukti spesifik bahwa transaksi properti telah tercatat anad

diungkapkan. Namun, kerugian adanya keterlibatan pihak terkait, dapat

mempengaruhi kualitas bukti. Auditor harus memeriksa semua dokumen dan aset,

dan mendiskusikan rincian transaksi dengan pengurus dan anggota komite audit

yang sesuai dalam situasi ini.

Page 32: Makalah TAK - Ch. 6 Acccounting Measurement System

32 | A c c o u n t i n g M e a s u r e m e n t S y s t e m

Daftar Pustaka

Godfrey, Jayne, et al. Accounting Theory. Australia: John Wiley & Sons, 2010.