Tugas Sesi 10 Pak

66
TUGAS SESI 10 PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN Dosen Pengampu : Hermawan, M.Ak, CPMA, Ak Kelas B 1. Juwenah 12MPAXXVIB14 2. Kurnia Ulli Nova Isa Wulan 12MPAXXVIC27 3. Leo Iskandar 12MPAXXVIC28 4. Nur Fajar Kusumawati 12MPAXXVIC36 5. Rifka Amalia Mirza 12MPAXXVIC38 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

description

Tugas Kuliah

Transcript of Tugas Sesi 10 Pak

Page 1: Tugas Sesi 10 Pak

TUGAS SESI 10

PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN

Dosen Pengampu : Hermawan, M.Ak, CPMA, Ak

Kelas B

1. Juwenah 12MPAXXVIB14

2. Kurnia Ulli Nova Isa Wulan 12MPAXXVIC27

3. Leo Iskandar 12MPAXXVIC28

4. Nur Fajar Kusumawati 12MPAXXVIC36

5. Rifka Amalia Mirza 12MPAXXVIC38

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVESITAS GAJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 2: Tugas Sesi 10 Pak

2013

PENDAHULUAN

Transaksi adalah suatu peristiwa ekonomi yang mempengaruhi sektor

keuangan suatu perusahaan. Peristiwa ekonomi ini akan mempengaruhi susunan

perubahan harta, utang, atau modal. Transaksi keuangan dibedakan menjadi

sebagai berikut:

1. Menurut pihak yang melakukan, transaksi keuangan dibedakan menjadi

berikut:

a). Transaksi intern, adalah peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam

lingkup perusahaan tanpa melibatkan pihak luar. Misalnya, penetapan

biaya produksi, penetapan pemakaian perlengkapan, dan penetapan piutang

tidak tertagih.

b). Transaksi ekstern, adalah peristiwa ekonomi yang dilakukan

perusahaan dengan pihak luar. Pada transaksi ini, pihak luar perusahaan

ikut terlibatdalam transaksi. Misalnya pembelian peralatan dan

pembayaran utang

2. Menurut sumbernya, transaksi keuangan dibedakan menjadi berikut:

a). Transaksi modal, adalah transaksi yang bisa mempengaruhi perubahan

modal perusahaan. Misalnya, setoran modal dan pengambilan pribadi

(prive).

b). Transaksi usaha, adalah transaksi yang terjadi berkaitan dengan

kegiatan operasional perusahaan. Misalnya, pembelian barang,

perlengkapan, dan peralatan.

Perusahaan seringkali melaksanakan kegiatan transaksinya secara terpisah-

pisah melalui anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi untuk memperoleh

kepentingan dalam perusahaan lain untuk tujuan investasi atau untuk alasan

Page 3: Tugas Sesi 10 Pak

perniagaan dalam proporsi yang cukup untuk mengendalikan atau melaksanakan

pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan keuangan dan operasi perusahaan

penerima investasi (investee), hal ini disebut dengan pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa dan merupakan gejala normal dalam perniagaan

dan usaha.

Hubungan istimewa dengan suatu pihak dapat mempunyai dampak atas posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pelapor. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat melakukan transaksi yang tidak akan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa juga dapat dilakukan dengan harga yang berbeda dengan transaksi serupa yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7  juga dinyatakan bahwa, laporan keuangan harus mengungkapkan transaksi dengan pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Yang termasuk dalam pihak – pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah transaksi yang dilakukan dengan:

Perusahaan yang memiliki hubungan kepemilikan Perorangan sebagai pemilik atau karyawan yang mempunyai pengaruh

signifikan.

Anggota keluarga terdekat dari perorangan tersebut, dan

Perusahaan yang dimiliki secara substansial oleh perorangan tersebut.

. Agar pembaca laporan keuangan dapat mendapatkan gambaran tentang pengaruh hubungan istimewa, perusahaan pelapor wajib mengungkapkan adanya hubungan istimewa bila terdapat pengendalian (control), sehubungan dengan transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain.

Page 4: Tugas Sesi 10 Pak

PEMBAHASAN

1. Definisi Transaksi Hubungan Istimewa ( Transaksi Pihak yang Berelasi )

Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 7 tentang

Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan istimewa, Pihak-pihak

yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap

mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk

mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain

dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi antara pihak-

pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya

atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa

menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan. Dari penjelasan definisi

tersebut diuraikan lebih lanjut bahwa termasuk sebagai pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa yaitu:

a. perusahaan dibawah pengendalian satu atau lebih perantara

(intermediaries)

b. perusahaan asosiasi (associated company)

c. perorangan yang memiliki hak suara yang berpengaruh secara

signifikan

d. anggota keluarga dekat

e. karyawan kunci

f. perusahaan yang dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung

oleh setiap orang yang berpengaruh signifikan.

Page 5: Tugas Sesi 10 Pak

Pengaruh Signifikan (untuk tujuan Pernyataan ini) adalah penyertaan

dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasi suatu perusahaan,

tetapi tidak mengendalikan kebijakan itu. Pengaruh signifikan dapat dijalankan

dengan berbagai cara antara lain berdasarkan perwakilan dalam dewan komisaris

atau penyertaan dalam proses perumusan kebijakan, transaksi antar perusahaan

yang material, pertukaran karyawan manajerial atau ketergantungan pada

informasi teknis. Pengaruh signifikan dapat diperoleh berdasarkan kepemilikan

bersama, anggaran dasar atau perjanjian. Dengan kepemilikan bersama, pengaruh

signifikan dianggap sesuai dengan definisi yang dimuat dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi.

Sedangkan pihak-pihak berikut tidak dianggap sebagai pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa:

Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota

memiliki direktur atau anggota manajemen kunci yang sama, atau

karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas mempunyai

pengaruh signifikan terhadap entitas lain.

Dua venturer hanya karena mereka hanya karena mereka

mengendalikan bersama atas ventura.

Penyandang dana, serikat dagang, perusahaan pelayanan umum

(public utilities), departemen dan instansi pemerintah. Dalam

pelaksanaan urusan normal dengan perusahaan pelapor (meskipun

pihak-pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu perusahaan

atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan).

Satu-satunya pelanggan, pemasok, pemegang hak franchise,

distributor atau perwakilan/agen umum dengan siapa suatu

perusahaan mengadakan transaksi usaha dengan volume yang

signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang

diakibatkan oleh keadaan.

Page 6: Tugas Sesi 10 Pak

2. Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengungkapan Transaksi dengan Pihak Berelasi

Berdasarkan PSAK No. 7, transaksi dengan pihak berelasi harus

diungkapkan untuk memungkinkan pengguna L/K memahami dampak dari

hubungan pihak berelasi pada suatu entitas, maka hubungan antara entitas induk

dan entitas anak harus diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi transaksi

antara mereka. PSAK 7 mensyaratkan adanya tambahan pengungkapan terkait

transaksi dengan pihak berelasi dalam Laporan keuangan konsolidasian (PSAK

4). Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara total

dan untuk masing-masing kompensasi personil manajemen kunci secara total dan

untuk masing-masing kategori berikut:

a. Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji, dan kontribusi jaminansocial,

cuti tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus(jika dibayar dalam

waktu duabelas bulan setelah akhir periode) dan imbalan non keuangan (seperti

perawatan kesehatan, perumahan, mobil,dan barang/ jasa gratis yang disubsidi)

bagi karyawan saat ini.

b. Imbalan pascakerja, seperti pension, manfaat pension lain, asuransi jiwa

pascakerja dan perawatan medis pascakerja.

c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti besar, cuti hari raya,

imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasiyang ditangguhkan

(jika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan pada akhir periode pelaporan.

d. Pesangon pemutusan kontrak kerja.

e. Pembayaran berbasis saham. Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak

berelasi selama periode yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas

mengungkapkan sifat dari hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi

mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk memahami

potensi dampak hubungan tersebut sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi kategori berikut :

Jumlah transaksi

Page 7: Tugas Sesi 10 Pak

Jumlah saldo, termasuk komitmen

Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut

Beban yang di akui selama periode dalam hal pitang ragu-ragu

atau penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi. Pengungkapan yang

disyaratkan diatas dilakukan secara terpisah untuk masing- masing

kategori berikut:

1. Entitas induk  

2. Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan

terhadapentitas

3.  Entitas anak

4.  Entitas asosiasi

5. Ventura bersama dimana entitas merupakan venturer

6. Personil manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya

7. Pihak-pihak berelasi lainnya. Apabila ada transaksi antara pihak-

pihak berelasi, maka harus dilakukan dengan dasar nilai wajar.

PROFIL PT. UNILEVER, Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933

sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh

Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur

Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16

Desember 1933 PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5

Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang

dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh

Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal

16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302

pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant

pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Page 8: Tugas Sesi 10 Pak

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal

22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan

akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni

1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini

disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-

1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita

Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam

Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang tertulis

dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.

tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama

dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri

Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik

Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

 

Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan

PT Anugrah Indah Pelangi untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT

Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,

pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk

dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi

perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan

Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT

Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-

barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7

November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli

saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut

Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia

Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Beragamnya penjabaran konsep Talent Management ini menjadikan konsep

ini kian istimewa. “Kita bisa datang dengan label, istilah dan ruang-lingkup

yang berbeda-beda mengenai konsep “talent management”, namun

Page 9: Tugas Sesi 10 Pak

pengelolaan SDM atau “managing talent” sebenarnya sudah lama dilakukan

oleh demikian banyak organisasi dengan tingkat kecanggihan sistem dan

program SDM pendukung yang berbeda-beda,” urai Irwan Rei.

Gaungnya menurut Irwan semakin terdengar seiring dengan persaingan bisnis

yang semakin tinggi dan yang lalu mendorong organisasi untuk semakin

serius di dalam menarik dan mengelola SDM-SDM pilihannya. Berbeda dengan

misalnya konsep Balanced Scorecard dimana ada Kaplan dan Norton sebagai

pencetus idenya, tapi tidak mudah untuk menunjuk siapa yang melakukannya

untuk konsep talent management.

“Karena demikian banyak pihak, termasuk konsultan-konsultan besar di dunia

mempopulerkan istilah ini. Meski label atau istilah yang digunakan sama,

perbedaan umumnya didapatkan pada ruang lingkup (scope), proses maupun

istilah-istilah pendukung yang digunakan, walau kalau dicermati lebih-dalam,

semuanya fokus untuk menjawab tantangan bagaimana organisasi dapat

“mengelola talent” dengan baik sehingga tujuan-tujuan mereka dapat

tercapai,”terangnya lagi.

Irene Wuisan pun mengakui banyaknya penafsiran terhadapkonsep itu. “Kalau

kita lihat dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain, itu banyak sekali

definisi-definisi yang berbeda-beda, jadi kembali tergantung kepada

perusahaannya itu sendiri,” ujar Irene.

Hanya saja Irene mengaku banyak melihat pergeseran pendekatan dalam

menerapkan konsep Human Resources Management yang ada. Kalau dulu

kata Irene, orang-orang itu harus disesuaikan dengan pekerjaannya, ini

menjadi focus dari konsep CBHRM, sekarang mulai bergeser.

“Sekarang mulai megarah kepada karyawannya sendiri, karyawannya punya

keahlian apa sih, karyawannya ini kelebihan-nya ada dimana, dan itulah yang

ditumbuhkan, dibina dan diangkat supaya karyawan ini potensinya bisa lebih

tergali, itulah yang dibilang memanage talent, jadi talent itu disini lebih

kepada si karyawannya sendiri,” terang Irene memaparkan konsep Talent

Managementnya.

VISI PT. UNILEVER, Tbk.

Salah satu perusahaan yang dianggap telah memiliki corporate culture yang

mapan adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. Corporate culture yang mapan,

membuat perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933 ini

tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer products yang mempunyai

peran penting di Indonesia.

Kemapanan corporate culture di PT. Unilever, tidak begitu saja terbentuk. Hal

ini membutuhkan waktu dan proses yang terencana dengan matang. Keluar

dari krisis tahun 1998, PT. Unilever layaknya perusahaan lain, juga mengalami

Page 10: Tugas Sesi 10 Pak

penurunan penjualan. Namun memasuki tahun 1999, PT. Unilever bertekad

untuk kembali mencapai pertumbuhan seperti sebelum krisis. “Kami

menyimpulkan, jika mau kembali tumbuh dengan level pertumbuhan seperti

sebelum krisis, Unilever harus mengubah behavior orang-orangnya. Kami

harus mengubah the way we are,” ujar Joseph Bataona, Direktur HR PT.

Unilever Tbk. “Jadi kami harus re-direct semua yang sudah dipunyai. Karena

jika tidak akan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk mewujudkan

tekad itu,” tambahnya lagi.

Banyak proses yang telah dilalui oleh perusahaan ini untuk mencapai tujuan

tersebut. Dalam masa persiapan, dilakukan diskusi secara internal. Mulai pada

level puncak dipimpin oleh chairman dan direksi, mencoba mengidentifikasi

apa saja elemen yang dimiliki perusahaan untuk tetap tumbuh atau tumbuh

lebih cepat lagi dan apa saja yang menghambatnya. “Itu adalah unsur awal

kami mencoba bicara tentang vision. Kami sebetulnya mau kemana dalam 5-

10 tahun mendatang dari titik ini. Dan itu kami lakukan sendiri,” jelas Joseph.

Kemudian disadari bahwa PT. Unilever terfokus pada consumer, costumer dan

community. Hingga kemudian muncul visi dari PT. Unilever yaitu To become

the first choice of consumer, costumer and community. Hal ini terwujud

pada komitmen PT. Unilever terhadap konsumennya yaitu menyediakan

produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari

segi harga dan kualitas, dan yang aman bagi tujuan pemakaiannya.

Banyak juga exercising yang dilakukan secara internal. Ada team kecil yang

berjumlah 5 orang, dipimpin oleh Joseph, diminta untuk menerjemahkan visi

itu ke dalam real values yang harus dimiliki karyawan. “Waktu itu saya minta

beberapa direksi untuk menuliskan momen dalam karier mereka dimana

mereka merasa satisfied, rewarded dan juga saat mereka merasa marah

besar, disappointed, dan very frustrated. Lalu mereka diminta untuk mencari

value apa yang membuat mereka merasa satisfied dan value yang membuat

mereka merasa frustrated. Dan mereka menulis apa saja values yang harus

ada untuk memacu perkembangan di perusahaan.”

Hasilnya, muncul sekitar 20 values, yang kemudian di bagikan pada level

puncak untuk dibahas yang akhirnya dihasilkan the top six. Yang termasuk

dalam the top six adalah Customer, consumer and community focus,

Teamwork, Integrity, Making things happen, Sharing of joy, dan Excellence.

Namun tim tidak berhenti di situ saja, tim harus mengidentifikasi behavior

seperti apa yang mendukung atau tidak mendukung dari ke-6 nilai-nilai itu. Ini

membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan. Joseph menilai, behavior tersebut

bukanlah sesuatu yang statis sifatnya. Behavior yang dianggap mendukung

Page 11: Tugas Sesi 10 Pak

dan tidak mendukung itu bukanlah sesuatu yang statis sifatnya. Ia

membutuhkan proses dalam pelaksanaannya. Meskipun sudah berjalan 4-5

tahun, ini belum juga selesai, masih harus terus di  review from time to time.

Awal tahun 1999, akhirnya terbentuk organization effectiveness committee.

Komite ini bertugas untuk melihat the whole company dan memberikan advis

pada perusahaan untuk mewujudkan visi focus pada consumer, costumer and

community. Yang pertama dilakukan komite ini adalah business process

improvement plan. Untuk membuat semua mengerti bahwa seluruh proses itu

dilakukan agar costumer, consumer dan community dapat merasa puas.

“Dalam hal ini pertanyaan yang selalu muncul adalah apakah proses ini add

value kepada costumer, consumer dan community, jika tidak kami cut,” tegas

Joseph.

Kemudian ditunjuk satu group yang disebut sebagai facilitator perubahan,

karena hal ini tidak bisa dikerjakan oleh board atau unit secara sendiri-sendiri.

Ia harus dilakukan secara paralel di semua bagian dalam perusahaan. “Kami

identifikasi dari seluruh divisi untuk menjadi facilitator, karena yang sedang

kami rencanakan adalah transformasi, dan ini butuh support dari seluruh

bagian. Kalau tidak akan pincang jadinya,” jelasnya.

Keberagaman yang ada di perusahaan, bagi PT. Unilever Tbk. juga tidak

menjadi masalah, bahkan dianggap sebagai nilai tambah bagi perusahaan.

“Kami yakin bahwa diversity dalam hal apa saja di perusahaan ini perlu

dipupuk. Kami tidak perlu menjadikan seseorang sama semuanya. Kami yakin

meski berbeda mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan

dan bahkan membawa nilai tambah,” tutur Joseph. Contohnya, Unilever

pernah punya accountant itu seorang flight engineer??atau pejabat HR yang

pendidikannya teknik arsitektur.

Setiap proses pasti memiliki tantangan, begitupun yang terjadi pada PT.

Unilever. Tantangannya yang ada yaitu apakah semua pihak memiliki

kesiapan yang sama dan apakah plan untuk program energizing sudah benar.

“Jika kami benar mau berubah, elemen transparansi atau keterbukaan juga

harus ada. Kami coba train karyawan di sini sebagai the whole being, yang

punya brain juga heart,” tutur Joseph.

Banyak hal telah dilakukan PT. Unilever untuk menyentuh hati para

karyawannya. Joseph mencontohkan banyak perusahaan yang menyediakan

fasilitas kesehatan dengan menyediakan rumah sakit gratis, tapi Unilever mau

manusia yang sehat. Yaitu dengan menyediakan ruang gym di lantai atas

untuk semua level. Contoh lain, di lantai bawah disediakan nursery room,

untuk ibu yang menyusui.

Page 12: Tugas Sesi 10 Pak

 

MISI PT. UNILEVER,Tbk.

Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari visi

dan misi perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini Human Capital akan

membahas mengenai succession plan atau rencana suksesi. Untuk menggali

pengalaman mengenai rencana suksesi ini rasanya sangat wajar jika kita coba

berkaca pada perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia Tbk.

Bagi PT. Unilever Indonesia tbk, rencana suksesi dianggap sangat penting

karena berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. “Rencana suksesi itu

menurut saya sangat penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan

hanya operasi satu atau dua tahun,” tutur Joseph Bataona, Human Resources

Director PT. Unilever Indonesia tbk. Menurut Joseph, kalau sebuah perusahaan

beroperasi dalam jangka panjang, perusahaan tersebut harus mempunyai

rencana yang jelas dalam jangka panjang tentang bagaimana mendorong

bisnis dalam kaitannya dengan penyediaan tenaga kerja di berbagai level

dengan capability yang diperlukan di periode yang berbeda-beda.

Suksesi yang dilakukan PT. Unilever tidak selalu hanya berhubungan dengan

posisi yang bisa dikatakan tinggi. “Unilever tadi malam merayakan dan

memberi penghargaan bagi karyawannya yang sudah bekerja paling tidak 15,

25 dan sudah akan pensiun,” papar Joseph. Rencana suksesi dipersiapkan

secara matang oleh Pt. Unilever. “Tahun ini saja mereka yang akan memasuki

masa pensiun itu 54 orang, yang 25 tahun itu ada 214 orang, dan yang 15

tahun itu ada 14 orang, jadi total yang kami rayakan ada 282 orang. Jadi

bayangkan bahwa untuk tahun ini saja kami harus menyediakan penggantian

untuk mereka di berbagai level,” tambahnya. Yang memasuki masa kerja 25

tahun itu 214 orang itu berarti mereka juga akan segera masuk ke masa

pensiun dan kita harus Persiapkan penggantinya dan itu di berbagai level.

Yang kita lakukan itu memang terencana dan tidak ada yang dadakan. Artinya

kita lihat ke depan dalam jangka panjang. Lalu kita plot pertahunnya. Jadi

sudah kita diskusikan siapa yang akan pergi termasuk pertambahan karyawan

seiring dengan pertumbuhan perusahaan.

Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan

Joseph, pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat

apakah perusahaan akan punya karyawan yang sama atau mengalami

pertambahan atau pengurangan, kedua apakah perusahaan mempunyai stock

tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau

mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi

requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun

Page 13: Tugas Sesi 10 Pak

70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari

perguruan tinggi. “Mereka yang direkrut adalah mereka yang punya potensi

bisa naik setinggi mungkin di dalam organisasi ini. Kami didik mereka untuk

bisa di posisi baik vertical maupun horizontal,” jelas Joseph. “Hal ini

memungkinkan mereka belajar, untuk bisa mengisi posisi yang ada baik

disamping atau di atas mereka. Hasil dari itu saat ini direksi lokal kami adalah

mantan management trainee yang kami rekrut saat masih fresh graduate,”

ujarnya bangga.

Selain itu, untuk mendukung rencana suksesi di perusahaan, PT. Unilever

mempunyai buku panduan yang dinamakan ‘Professional Skill Dictionary’.

“Masing-masing role di perusahaan ini mempunyai petunjuk pengetahuan apa

yang harus dia punya untuk semua level. Di sini kami definisikan ada basic

awareness, working knowledge, fully operational dan yang paling tinggi

leading act,” papr Joseph. Jadi setiap karyawan selalu dibandingkan dengan

requirement dari pekerjaannya, apakah cocok atau tidak, jika belum cocok

yang akan dilakukan perusahaan adalah pengembangan orangnya. Rencana

suksesi ini dilakukan juga untuk menghadapi keadaan darurat seperti ketika

karyawan yang tiba-tiba pindah ke perusahaan lain. Meski demikian tetap

tidak menutup kemungkinan jika karyawan pengganti harus diambil dari luar

perusahaan. “Mungkin dalam perkembangan perusahaan yang cepat ada

yang setelah kami identifikasi ternyata kami tidak punya tenaga itu di dalam

atau untuk menunggu pengembangan tenaga di dalam itu terlalu lama,”

tukasnya.

 

TUJUAN PT. UNILEVER, Tbk.

Kebijakan deviden merupakan penentuan seberapa besar laba akan dibagikan

kepada para pemegang saham sebagai deviden dan seberapa besar laba

tersebut akan ditahan. Resiko keuangan dan resiko bisnis suatu perusahaan

akan tergantung sejauh mana perusahaan memiliki biaya tetap sebagai akibat

dari penggunaan leverage keuangan. Pada perusahaan yang sudah go publik,

harga dari saham yang diterbitkannya cenderung menjadi tolok ukur

keberhasilan di dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan dan

memakmurkan kekayaan para pemegang sahamnya. Perusahaan dikatakan

tumbuh jika tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan

yang dinikmati oleh investor. Suatu alat analisis finansial adalah tingkat

pertumbuhan yang berkesinambungan. Ukuran ini menunjukan besarnya

tingkat pertumbuhan maksimal yang dapat dipertahankan apabila perusahaan

hanya menggunakan modal sendiri.

Page 14: Tugas Sesi 10 Pak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan kebijakan

deviden apakah memiliki hubungan dan pengaruh atau tidak terhadap resiko

keuangan, resiko bisnis, harga saham serta pertumbuhan laba. Apabila di

dalam proses penelitian ditemukan tidak adanya hubungan dan pengaruh dari

kebijakan deviden, maka akan di cari penyebabnya serta di cari faktor-faktor

lainnya yang kemungkinan memiliki hubungan dan pengaruh terhadap resiko

keuangan, resiko bisnis, harga saham serta pertumbuhan laba. Objek dari

penelitiannya adalah kebijakan deviden, resiko keuangan, resiko bisnis, harga

saham serta pertumbuhan laba dari studi kasus PT. Mandom Tbk., PT. Unilever

Tbk., dan PT. Indofood Tbk.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada PT. Mandom Tbk kebijakan deviden

memiliki hubungan dan pengaruh yang negatif terhadap resiko keuangan,

resiko bisnis, harga saham serta pertumbuhan laba. Dan pengaruhnya tidak

signifikan/ tidak nyata/ dapat diabaikan terhadap resiko keuangan, resiko

bisnis, harga saham serta pertumbuhan laba perusahaan, dengan tingkat

signifikansi masing-asing sebesar .731, .514, .238, dan .602. Pada PT. Unilever

Tbk kebijakan deviden memiliki hubungan dan pengaruh yang positif terhadap

resiko keuangan, dan negatif terhadap resiko bisnis, harga saham serta

pertumbuhan laba. Dan pengaruhnya tidak signifikan/ tidak nyata/ dapat

diabaikan terhadap resiko keuangan, resiko bisnis dan harga sahamnya,

dengan tingkat signifikansi masing-masing sebesar .483, .509, dan .479.

Namun pengaruhnya signifikan/ nyata/ tidak dapat diabaikan terhadap

pertumbuhan laba perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar .000. Pada

PT. Indofood Tbk kebijakan deviden memiliki hubungan dan pengaruh positif

terhadap resiko keuangan dan harga sahamnya, dan negatif terhadap resiko

bisnis dan pertumbuhan laba. Dan pengaruhnya signifikan/ nyata/ tidak dapat

diabaikan terhadap pertumbuhan laba dan harga sahamnya, dengan tingkat

signifikansi masing-masing sebesar .011 dan .021, namun memiliki pengaruh

yang tidak signifikan/ tidak nyata/ dapat diabaikan terhadap resiko keuangan

dan resiko bisnis perusahaan, dengan tingkat signifikansi masing-masing

sebesar .329 dan .162.

FAKTOR KEBERHASILAN PT. UNILEVER, Tbk.

Kebijakan deviden merupakan penentuan seberapa besar laba akan dibagikan

kepada para pemegang saham sebagai deviden dan seberapa besar laba

tersebut akan ditahan. Resiko keuangan dan resiko bisnis suatu perusahaan

akan tergantung sejauh mana perusahaan memiliki biaya tetap sebagai akibat

dari penggunaan leverage keuangan. Pada perusahaan yang sudah go publik,

harga dari saham yang diterbitkannya cenderung menjadi tolok ukur

keberhasilan di dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan dan

memakmurkan kekayaan para pemegang sahamnya. Perusahaan dikatakan

tumbuh jika tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan

Page 15: Tugas Sesi 10 Pak

yang dinikmati oleh investor. Suatu alat analisis finansial adalah tingkat

pertumbuhan yang berkesinambungan. Ukuran ini menunjukan besarnya

tingkat pertumbuhan maksimal yang dapat dipertahankan apabila perusahaan

hanya menggunakan modal sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan kebijakan

deviden apakah memiliki hubungan dan pengaruh atau tidak terhadap resiko

keuangan, resiko bisnis, harga saham serta pertumbuhan laba. Apabila di

dalam proses penelitian ditemukan tidak adanya hubungan dan pengaruh dari

kebijakan deviden, maka akan di cari penyebabnya serta di cari faktor-faktor

lainnya yang kemungkinan memiliki hubungan dan pengaruh terhadap resiko

keuangan, resiko bisnis, harga saham serta pertumbuhan laba. Objek dari

penelitiannya adalah kebijakan deviden, resiko keuangan, resiko bisnis, harga

saham serta pertumbuhan laba dari studi kasus PT. Mandom Tbk., PT. Unilever

Tbk., dan PT. Indofood Tbk.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional

2. Dalam prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm’s length principle) penetapan harga dan laba transaksi haruslah sama dan sebanding antara transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa. Sama dan sebanding tidaklah dalam arti sama persis, akan tetapi terdapat batasan-batasan rentang yang wajar.

Page 16: Tugas Sesi 10 Pak

CONTOH ANALISIS LAPORAN KEUANGANFEBRUARY 19, 2013 BY ASNAMAULIDA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT.POLYCHEM INDONESIA TBK

DAN MEMBANDINGKAN TERHADAP ATURAN DALAM PSAK DAN

IFRS

Sebelum menganalisa lebih detail laporan sebuah perusahaan,

tentu kita akan bertanya mengapa di Indonesia harus melakukan

konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu

tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat

meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan

perusahaan-perusahaan, terlebih untuk perusahaan-perusahaan

yang sahamnya sudah go public seperti perusahaan yang akan

kita bahas setelah ini. Penyusunan laporan keuangan suatu

perusahaan di Indonesia harus mengacu pada PSAK, yaitu

standar yang menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan

keuangan di Indonesia yang mana PSAK sendiri sedang berada

dalam proses penyesuaian terhadap IFRS. Untuk itulah penulis

akan mencoba membahas kesesuaian laporan keuangan

PT.POLYCHEM terhadap IFRS dengan pengetahuan dan

pemahaman yang terbatas.

Informasi Umum PT. Polychem Indonesia Tbk (Perusahaan

PT. Polychem Indonesia Tbk (Perusahaan), didirikan dengan akta

No. 62 tanggal 25 April 1986 dari Irawati Marzuki Arifin, SH,

notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan

Surat Keputusannya No. C2-1526.HT.01.01.Th.87 tanggal 21

Pebruari 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 28 tanggal 7 Nopember 1989, tambahan No. 2882.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali

perubahan, terakhir dengan akta No. 16 tanggal18 Juli 2008 dari

Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, SH, notaris di Jakarta dalam

Page 17: Tugas Sesi 10 Pak

rangka penyesuaian Undang-undang No. 40 tahun 2007

mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia dengan Surat Keputusannya No. AHU-64716.AH.01.02

Tahun 2008 tanggal 17 September 2008.

Perusahaan berdomisili di Jakarta, dengan pabrik berlokasi di

Tangerang, Karawang dan Merak. Kantor pusat Perusahaan

beralamat di Wisma 46 Kota BNI Lantai 20, Jalan Jend. Sudirman

Kav. 1, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang

Iingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri pembuatan

polyester chips, polyester filament, engineering plastik,

engineering resin, ethylene glycol, polyester staple fiber dan

petrokimia, pertenunan, pemintalan dan industri tekstil.

Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun

1990. Hasil produksi dipasarkan di dalam dan luar negen

termasuk ke Asia, Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Afrika.

Penawaran Umum Saham Perusahaan

Pada tanggal 17 September 1993, Perusahaan memperoleh

pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK)

dengan suratnya No. S-1573/PM/1993 untuk melakukan

penawaran umum atas 80.000.000 saham Perusahaan kepada

masyarakat. Pada tanggal 20 Oktober 1993 saham tersebut telah

dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan tanggal 21 Oktober 1993

pada Bursa Efek Surabaya.

Pada tanggal 4 Nopember 1994, Perusahaan memperoleh

pernyataan efektif dari ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK)

dengan suratnya No. S-1817/PM/1994 untuk melakukan

Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu sebesar 80.000.000 saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal

25 Nopember 1994.

Pada tanggal 26 Agustus 1996, Perusahaan memperoleh

Page 18: Tugas Sesi 10 Pak

pernyataan efektif dari ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK)

dengan suratnya No. S-1376/PM/1996 untuk melakukan

Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu sebesar 800.000.000 saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada

tanggal 21 Oktober 1996.

Pada tanggal 25 Nopember 2004, Perusahaan telah melakukan

peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui pengeluaran

saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai

dengan Peraturan Bapepam No. IX.D.4 sejumlah 1.649.179.559

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Jakarta dan Surabaya pada tanggal 21 Desember 2004.

Pada tanggal 30 Juni 2011, seluruh saham Perusahaan telah

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia ( Bursa Efek Jakarta dan

Surabaya.)

Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan

prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk

laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang

pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan

konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan

konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali

beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain

sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-

masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasi disusun

dengan menggunakan metode langsung dengan

mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Menurut PSAK 1 dan IAS 1 paragraf 10

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode

Page 19: Tugas Sesi 10 Pak

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan

akuntansi penting dan informasi penjelasan lain

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi

secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos

laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos

dalam laporan keuangannya.

Laporan Keuangan PT POLYCHEM TBK.

1. Laporan posisi keuangan konsolidasi

2. Laporan laba rugi komprehensif konsolidasi

3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasi

4. Laporan arus kas konsolidasi

5. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi, berisi ringkasan

kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain

Ada sedikit perbedaan antara PSAK dengan penerapannya oleh

PT POLYCHEM TBK., yaitu tidak adanya Laporan posisi keuangan

pada awal periode komparatif. Hal ini disebabkan karena PT

POLYCHEM TBK. tidak menerapkan suatu kebijakan yang

retrospektif atau reklasifikasi sehingga tidak perlu dibuat

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Namun

hal ini masih tergolong wajar karena sebagian besar laporan

keuangan perusahaan yang saya amati tidak mencantumkan

laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif ini.

I. Pembahasan penyajian Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan (neraca) perusahaan ini disampaikan

dengan pemisahan penyusunan aset lancar dan aset tidak

lancar, liabilitas jangka panjang dan jangka pendek sebagaimana

yang diatur dalam PSAK 01 paragraf 57. Perusahaan ini

menyusun aset maupun liabilitas berdasarkan likuiditasnya, dan

Page 20: Tugas Sesi 10 Pak

mengklasifikasikannya dengan baik sesuai dengan aturan dalam

PSAK 01 paragraf 63-73.

PSAK 01 paragraf 75 mengatur mengenai rincian subklasifikasi

menyatakan bahwa :

a. Hal ini sudah dipatuhi oleh perusahaan. Rinciannya memang

tidak dituliskan secara langsung di neraca, namun dilampirkan

dalam catatan atas laporan keuangan.Pos-pos aset tetap

dipisahkan sesuai PSAK 16

b. Aturan ini juga telah dilaksanakan oleh perusahaan dengan

memisahkan piutang menjadi jumlah piutang dagang, piutang

dari pihak – pihak yang mempunyai hubungan

istimewa.Pemisahan piutang

c. Sama seperti pemisahan aset tetap, perusahaan sudah

melakukan pemisahan walaupun tiddak secara langsung ditulis

di laporan keuangan, tapi dilampirkan dalam catatan atas

laporan keuangan.Pemisahan persediaan sesuai PSAK 14

d. Pemisahan provisi juga sudah dilaksanakan oleh perusahaan

dengan baik.

e. Pemisahan ekuitas juga telah dilaksanakan oleh perusahaan

dengan baik. Hanya saja ada beberapa aturan yang belum

dipenuhi. Antara lain: perusahaan tidak mencantumkan

rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir

periode, perusahaam juga tidak mengungkapkan hak,

keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis

saham.

Selain perbedaan yang ada di atas, menurut aturan IFRS dan IAS

penyajian Neraca seharusnya berurutan dari Aset – Ekuitas –

Liabilitas sedangkan perusahaan ini menyajikannya dengan

urutan Aset – Liabilitas – Ekuitas sebagaiman aturan dalam PSAK.

II. Pembahasan penyajian Laporan Laba Rugi

Telah disebutkan di atas bahwa dasar penyusunan laporan

keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi,

adalah dasar akrual. Jadi metode pengakuan pendapatan yang

Page 21: Tugas Sesi 10 Pak

digunakan adalah accrual basis sesuai dengan PSAK 1 paragraf

24, bahwa pengakuan semua komponen laporan keuangan

termasuk pendapatan dan beban hendaknya menggunakan

metode accrual basis.

Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi

berikut dipenuhi:

• Perusahaan dan anak perusahaan telah memindahkan risiko

secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang

kepada pembeli;

• Perusahaan dan anak perusahaan tidak lagi mengelola atau

melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

• Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan

transaksi akan mengalir kepada Perusahaan dan anak

perusahaan tersebut; dan

• Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi

penjualan dapat diukur dengan andal.

Selanjutnya mengenai pengakuan beban, perusahaan ini sudah

melaksanakan sesuai aturan yaitu menggunakan metode accrual

basis. Perusahaan menyusun beban berdasarkan fungsinya

sesuai aturan pada PSAK 01 paragraf 100.

Menurut aturan IFRS, interest expense sudah tidak lagi masuk ke

dalam kelompok beban dan pendapatan lain-lain, tetapi

dikelompokan ke dalam financing cost, karena merupakan biaya/

beban yang dikeluarkan untuk urusan pendanaan. Namun pada

laporan keuangan ini, interest expense masih dikelompokkan

dalam beban dan pendapatan lain-lain yang dirinci dalam

catatan atas laporan keuangan.

III. Pembahasan penyajian Laporan Perubahan Ekuitas

PSAK 01 paragraf 103 dan 105 mengatur komponen-komponen

yang harus ada dalam laporan perubahan ekuitas, diantaranya :

1. dapat dilihat bahwa perusahaan ini sudah menerapkan aturan

ini dengan menyajikan laporan perubahan ekuitas lengkap

Page 22: Tugas Sesi 10 Pak

dengan total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik

entitas induk dan kepada kepentingan non-kepengendali.Total

laba rugi selama satu periode dengan menunjukan pembagian

secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada

pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-kepengendali

2. Aturan ini sudah diterapkan dengan baik oleh perusahaan,

termasuk transaksi seperti penyetoran modal.Pengungkapan

perubahan yang timbul dari laba rugi, pendapatan komprehensif

lain, dan transaksi pemilik

Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan

nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi

antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai

bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan

Ekuitas Anak Perusahaan, dan akan diakui sebagai pendapatan

atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

3. Ditambahkan dalam paragraf 105, bahwa jumlah dan jenis

modal disetor seharusnya ditampilkan, namun perusahaan belum

menerapkan aturan ini.

Perusahaan telah dengan jelas melaporkan jumlah dividen yang

diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode

sebagaimana diatur dalam PSAK 01 paragraf 104.

IV. Pembahasan penyajian Laporan Arus Kas

Perusahaan telah menyusun laporan arus kas dengan baik

sebagaiman diatur dalam PSAK 01 paragraf 108 yang diperjelas

dengan PSAK 02 tentang Pelaporan Arus Kas. PT POLYCHEM TBK.

telah mengklasifikasikan arus kas sebagai arus kas dari aktivitas

operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari

aktivitas pendanaan. Perusaahaan juga telah menunjukan kas

dan setara kas pada awal dan akhir periode beserta

peningkatannya.

V. Pembahasan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut PSAK 01 paragraf 109 mengenai struktur catatan atas

laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan berisi

Page 23: Tugas Sesi 10 Pak

informasi yang disyarat oleh SAK yang tidak diungkapkan di

laporan keuangan manapun. PT POLYCHEM TBK. membuat

catatan atas laporan keuangan dengan cukup baik, perusahaan

melaporkan semua catatan-catatan yang relevan untuk

memahami laporan keuangan perusahaan sehingga

mempermudah pengambilan keputusan oleh para pihak-pihak

terkait.

Paragraf 111 PSAK 01 mengatur penyusunan catatan atas

laporan keuangan, yaitu :

a) PT POLYCHEM TBK. sudah menyediakan pernyataan ini

dengan judul Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan

menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum

di Indonesia pada catatan no.2 , itu berarti bahwa perusahaan

mengaku bahwa perusahaan memang mematuhi peraturan yang

ada di PSAK.Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK

b) Perusahaan mencantumkannya dengan judul Penyajian

Laporan Keuangan Konsolidasi pada catatan nomor 2.Ringkasan

kebijakan akuntansi yang diterapkan

c) perusahaan sudah menyediakan informasi yang cukup

mengenai tambahan informasi pos-pos laporan keuangan,

contohnya pada catatan nomor 2 poin a sampai s.Informasi

tambahan atas pos-pos yang ada di laporan keuangan sesuai

dengan urutan penyajian masing-masing pos

d) Pengungkapan lainnya, seperti :

informasi segmen usaha pada catatan nomor 26hal-hal yang

tidak berhubungan dengan keuangan

Secara umum PT POLYCHEM TBK. sudah menyajikan seluruh

komponen yang seharusnya ada dalam catatan atas laporan

keuangan, hanya saja perusahaan belum menyusunnya sesuai

yang dianjurkan pada PSAK 01 paragraf 111.

I. Perbandingan Laporan Keuangan Konsolidasi dengan Aturan

IFRS

Page 24: Tugas Sesi 10 Pak

Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan

a) Terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi, Laporan

Laba Rugi Konsolidasian Komprehensif, Laporan Arus Kas

Konsolidasian, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian, serta

Catatan Atas Laporan Keuangan.

b) Metode penyisihan persediaan menggunakan metode rata-

rata tertimbang.

c) Penyusunan asset, liabilitas dan ekuitas disusun dari yang

tingkat likuiditasnya paling tinggi.

d) Penggunaan metode langsung dalam penyajian laporan arus

kas konsolidasian.

e) Aset keuangan yang ada dalam laporan keuangan diukur

dengan metode fair value.

f) Semua asset disajikan dalam satuan mata uang Rupiah,

kalaupun ada asset yang masih dalam satuan mata uang asing,

sudah dikonversikan ke Rupiah sesuai dengan nilai kurs yang

berlaku saat pelaporan keuangan

Aturan IFRS

a) Seharusnya ada elemen laporan tambahan berupa Laporan

Posisi Keuangan dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi.

b) Sudah sesuai, dalam IFRS penyisihan persediaan dapat

dilakukan dengan 2 cara; FIFO (first in first out) dan rata-rata

tertimbang

c) Penyusunan Laporan Posisi Keuangan pada bagian asset

dimulai dari asset tidak lancar, kemudian diikuti asset yang

paling lancar dalam perusahaan, selanjutnya ekuitas lebih dulu

dicantumkan sebelum liabilitas.

d) Penyajian laporan arus kas konsolidasian sudah sesuai, karena

dalam IFRS boleh menggunakan metode langsung atau tidak

langsung.

e) Sesuai dengan aturan IFRS, asset keuangan dapat diukur

menggunakan metode fair value saat asset tersebut dibeli, atau

saat asset itu ingin dijual.

Page 25: Tugas Sesi 10 Pak

f) IFRS membenarkan pelaporan dalam segala bentuk satuan

mata uang, dan harus disesuaikan dengan nilai kurs yang

berlaku saat tanggal pelaporan keuangan.

VI. Penutup

Menurut hasil pengamatan penulis, PT POLYCHEM TBK. dalam

membuat laporan keuangannya mengacu pada aturan yang

terdapat dalam PSAK namun belum sepenuhnya mengadopsi

IFRS. Laporan ini memenuhi tujuan dibuatnya laporan keuangan

yaitu untuk menyediakan informasi yag cukup bagi para

pembuat keputusan. Perusahaan menyajikan laporan dengan

relevan memenuhi kriteria:

‘comparability’ karena disediakan juga reklasifikasi untuk

membandingkan dengan laporan keuangan tahun 2009.

‘neutrality’ dan ‘full disclosure’ karena menyajikan semua

informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

dengan tidak memihak.

Laporan keuangan PT POLYCHEM TBK.memiliki beberapa

kekurangan diantaranya:

laporan keuangan ini disajikan kurang lengkap atau ‘complete’

karena tidak ada laporan posisi keuangan pada awal periode.

Tidak ‘verifiability’ karena belum diaudit

tidak semua laporan dibuat dengan asumsi ‘accrual basis’

Jadi secara keseluruhan dapat ditegaskan kembali bahwa PT

POLYCHEM TBK. dalam membuat laporan keuangan sudah

mengacu pada aturan yang terdapat dalam PSAK namun belum

sepenuhnya mengadopsi IFRS. Laporan tersebut disampaikan

dengan cukup baik, relevan dan mendukung untuk membuat

keputusan.

BAB 3

Page 26: Tugas Sesi 10 Pak

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Perkembangan Perusahaan

PT. Unilever Indonesia tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember

1933

dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No.23 Mr. A.H. van

Ophuijsen, Notaris

di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Geneeral van Nederlandsch-Indie

dengan surat N0.14

tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan

No.302 pada

tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9

Januari 1934

tambahan No.3.

Nama Perseroan diubah menjadi “PT.Unilever Indonesia” dengan akta No.171

tanggal

22 Juli 1980 dan Notaris Ny. Kartini Muljadi SH. selanjutnya perubahan

nama Perseroan

menjadi “PT. Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta No.92 tanggal

30 Juni 1997

dari notaris Tn. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman

dalam surat

keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan

diumumkan dalam

Page 27: Tugas Sesi 10 Pak

Berita Negara No.2620 tanggal 15 Mei 1998 tambahan No.39.

Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan

Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM) No.SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15%

sahamnya di Bursa

Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24

Juni

2003, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham

(Stock Split)

dengan mengubah nilai nominal saham dari Rp.100 (Rupiah penuh) menjadi

Rp.10 (Rupiah

penuh) per lembar saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta No.46 tanggal

10 Juli 2003

dari Notaris Singgih Susilo SH dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan

Menteri Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-17533 HT.01.04

TH.2003.

Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin,

makanan

berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk

kosmetik. 51

Page 28: Tugas Sesi 10 Pak

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000,

yang diaktakan

dengan akta No.82 tanggal 14 Juni 2000 dari Notaris Singgih Susila SH,

Perseroan juga

bertindak sebagai distributor utama untuk produk-produk Perseroan dan

penyedia jasa

penelitian pemasaran. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan

Perundang-Undangan

(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan surat keputusan No.

C-18482

HT.01.04 TH.2000.

Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor Perseroan

berlokasi

di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav.15 Jakarta. Pabrik Perseroan berlokasi di

jalan jababeka

9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O, Kawasan Industri Jababeka Cikarang,

Bekasi, Jawa

Barat dan Jalan Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan industri Rungkut,

Surabaya, Jawa

Timur.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 8 Desember 2003

Perseroan

Page 29: Tugas Sesi 10 Pak

telah mendapatkan Persetujuan Pemegang Saham Minoritas untuk

mengakuisisi saham PT.

Knorr Indonesia (“PT KI”) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak

yang mempunyai

hubungan istimewa). Akuisisi ini dinyatakan efektif pada saat perjanjian Jual-

Beli antara

Perseroan dan Unilever Overseas Holdings Limited ditandatangani pada

tanggal 21 Januari

2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, Perseroan melakukan penggabungan usaha

dengan PT KI

di mana penggabungan usaha ini dicatat dengan menggunakan metode seperti

penyatuan

kepemilikan. Perseroan adalah pihak yang menerima penggabungan usaha ini

sesuai dengan

keputusan Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) No. 740/III/PMA/2004

tanggal 29 Juli

2004.

3.1.1 Misi

“Menambah vitalitas dalam kehidupan”.

PT. Unilever Indonesia Tbk. Memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan

perawatan pribadi

sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para konsumen merasa

nyaman,

Page 30: Tugas Sesi 10 Pak

berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. 52

3.1.2 Kegiatan-kegiatan PT. unilever Indonesia Tbk.

• Home Care “Menjadi tanggung jawab sosial pribadi”

Di tahun 2004, Home Care menghadapi tantangan pasar yang ketat, terutama

di kategori

deterjen dan sabun mandi. Unilever merasa bangga bahwa produk-produknya

menguat di

pasaran. Unilever juga mendorong para karyawannya untuk secara sukarela

memberikan

kontribusinya pada masyarakat. Dari masyarakat Unilever belajar banyak

tentang berbagi dan

bercita-cita tinggi. Pada akhirnya, tanggung jawab sosial bukan hanya sekedar

tanggung

jawab perusahaan, tetapi menjadi tanggung jawab sosial pribadi.

• Personal Care “Membantu sesama menjadi suatu kebutuhan”

Secara keseluruhan, Personal Care sekali lagi menikmati pertumbuhan pesat

meskipun

persaingan pasar sangat ketat. Keberhasilan ini didukung oleh inovasi luar

biasa dari Skin

Care, Oral Care, Hair Care dan Deodorant. Dengan memberi lebih kepada

masyarakat,

Page 31: Tugas Sesi 10 Pak

sesungguhnya membantu Unilever dalam menjalankan bisnis secara

berkesinambungan

dengan memperkaya pengetahuan Unilever tentang masalah kesehatan dan

kebersihan pada

masyarakat di sekitar Unilever. Membantu sesama kini menjadi suatu

kebutuhan, lebih

daripada sekedar kewajiban.

• Foods “Memberdayakan perempuan Indonesia di rumah”

Sekali lagi Unilever mencatat keberhasilan dengan meraih peningkatan 2 digit

di tahun 2004.

Unilever memastikan tercapainya target laba yang ditentukan, dan secara

progresif

meningkatkan marjin melalui efisiensi yang lebih tinggi. Sejalan dengan

perkembangan bisnis,

Unilever akan membutuhkan pengadaan bahan baku yang lebih banyak.

Karena itu Unilever

akan terus mendorong terciptanya harga yang stabil dan mengembangkan

mekanisme

penghargaan bagi para petani rekanan Unilever dengan semangat kerjasama

yang saling

menguntungkan.

• Ice Cream “Membangun kerjasama secara berkesinambungan”

Page 32: Tugas Sesi 10 Pak

Tim Ice Cream sekali lagi menyumbangkan pertumbuhan kuat atas penjualan

dan laba di

tahun 2004, dengan serangkaian inovasi sehat. Penjualan in-home, melalui

anjungan 53

penjualan modern/pasar swalayan, menunjukkan pertumbuhan yang kuat.

Hasil ini, Unilever

yakin adalah berkat hubungan erat Unilever dengan konsumen, pelanggan dan

masyarakat.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, Unilever memegang komitmen

untuk

memanfaatkan sumber lokal. Melalui kegiatan “Community Connection”,

Unilever telah berbagi

saat-saat bahagia dengan anak-anak, terutama dengan mereka yang kurang

beruntung.

• Supply Chain “Memilih untuk melibatkan masyarakat dalam rantai pasokan

Unilever”

Unilever bertekad untuk melibatkan masyarakat di sekitar pabrik dalam proses

usaha Unilever

dengan demikian Unilever dapat tumbuh bersama masyarakat secara

berkesinambungan.

Unilever yakin bahwa kepedulian pada masyarakat merupakan salah satu

aspek penting dalam

Page 33: Tugas Sesi 10 Pak

pertumbuhan bisnis yang menguntungkan secara berkesinambungan, dan

menjadi nilai yang

diyakini oleh rekanan Unilever apabila ingin berhasil.

• Development “Peduli lingkungan adalah bagian dari tugas Unilever”

Unilever bertanggung jawab kepada lingkungan sebagaimana tercermin dalam

komitmen untuk

menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan pada produk dan

kemasannya. Tak kalah

penting, untuk tim Development, Unilever yakin telah mencapai tahap lanjut

dari perjalanan

budaya melayani dan akan terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan

Unilever konsumen

dan masyarakat pada umumnya.

• Customer Care “saat kenyataan mewarnai hubungan Unilever dengan

masyarakat setiap

hari”

“Saat kenyataan” merupakan saat-saat ketika karyawan Unilever berinteraksi

dengan

konsumen yang akan menentukan terjadi atau tidaknya transaksi penjualan.

Unilever yakin

bahwa kesuksesan bisnis harus dibangun atas dasar hubungan berharga.

Komitmen Unilever

Page 34: Tugas Sesi 10 Pak

untuk memastikan bahwa hubungan tersebut mencerminkan kepercayaan

timbal-balik, seperti

yang terlihat pada saat Unilever berhubungan dengan pelanggan, konsumen

dan masyarakat.

• Corporate Relations “Menjalin hubungan dengan masyarakat sebagai pihak

yang penting”

Corporate Relations memainkan peran penting dalam berhubungan dengan

tiga pihak utama

Perseroan, yaitu: masyarakat, pemerintah dan media. Untuk mempererat

ikatan antara 54

karyawan dan masyarakat Unilever menyelenggarakan program “Community

Connection”.

Karyawan Unilever dapat ambil bagian dalam aktivitas bersama masyarakat.

Unilever yakin,

hal ini dapat membangun kesan positif pada masyarakat. Unilever

berkembang bersama

masyarakat berlandaskan prinsip kesinambungan dan keuntungan bersama.

• Human Resources “Mengembangkan manusia seutuhnya - pikiran dan jiwa”

Unilever percaya pada pengembangan karyawan seutuhnya, meliputi pikiran

dan jiwa

karyawan. Unilever berupaya untuk menyentuh jiwa mereka, lebih dari

sekedar pelatihan

Page 35: Tugas Sesi 10 Pak

keahlian dan kemampuan. Apabila Unilever mampu meyakinkan karyawan

untuk menuangkan

pikiran dan jiwa mereka dalam pekerjaan, maka karyawan bisa terdorong

sendiri dan siap

melakukan hal-hal besar.

3.1.3 Prinsip PT. unilever Indonesia Tbk.

• Standar perilaku

PT.unilever melaksanakan kegiatan dengan kejujuran, integritas dan

keterbukaan, dengan

menghormati Hak Asasi Manusia dan kepentingan para karyawannya, begitu

pula dengan

kepentingan relasi yang sah.

• Mematuhi hukum

Semua Perseroan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi

ketentuan hukum

dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan

usahanya.

• Karyawan

Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja

yang diwarnai oleh

sikap saling percaya dan hormat di mana semua memiliki rasa tanggung jawab

atas kinerja dan

Page 36: Tugas Sesi 10 Pak

reputasi Perseroan. Unilever akan merekrut, mempekerjakan dan

mengembangkan para

karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi

pekerjaan yang

harus dilakukan. Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi

kerja yang aman dan

sehat. Unilever tidak akan menggunakan sarana kerja apapun yang bersifat

paksa atau 55

mempekerjakan anak. Unilever memiliki komitmen untuk bekerja dengan

karyawan demi

mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap

individu.

• Konsumen

Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan

pelayanan yang secara

konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas, yang aman bagi

tujuan

pemakaiannya. Produk-produk dan pelayanan-pelayanan akan diberi label,

diiklankan dan

dikomunikasikan secara tepat dan semestinya.

• Pemegang saham

Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola

korporasi yang

Page 37: Tugas Sesi 10 Pak

baik setaraf internasional. Unilever menyediakan informasi atas kegiatannya,

struktur dan

situasi finansial serta kinerja kepada pemegang saham pada waktunya secara

teratur dan

dapat diandalkan.

• Mitra usaha

Unilever memiliki komitmen untuk menjalin hubungan yang saling

bermanfaat dengan para

pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis Unilever

mengharapkan mitranya

untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip Unilever.

• Keterlibatan pada masyarakat

Unilever berupaya menjadi warga negara korporasi yang dapat diandalkan,

dan sebagai bagian

integral dari masyarakat, memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan

komunitas setempat.

• Kegiatan umum

Perseroan Unilever diharapkan untuk membela dan menggerakkan

kepentingan bisnisnya yang

sah. Unilever akan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi

lainnya, baik

Page 38: Tugas Sesi 10 Pak

secara langsung maupun asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan

usulan legislasi dan

peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis.

• Lingkungan

Unilever memiliki komitmen untuk terus-menerus mengadakan perbaikan

dalam pengelolaan

dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk

mengembangkan suatu 56

bisnis yang berdaya tahan. Unilever akan bekerja melalui kemitraan dengan

pihak lain untuk

menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan

masalah lingkungan

dan menyebarluaskan budaya karya yang lain.

• Inovasi

Dengan upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan

konsumen, Unilever

akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Unilever

bekerja atas

dasar ilmu yang tepat dan menerapkan standar keamanaan produk secara ketat.

• Persaingan

Page 39: Tugas Sesi 10 Pak

Unilever percaya akan persaingan yang ketat namun sehat dan Pengembangan

PerundangUndangan tentang persaingan yang sesuai. Perseroan Unilever beserta

karyawannya akan

melakukan kegiatannya sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan semua

peraturan yang

berlaku.

• Integritas bisnis

Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau tidak

langsung, suapan

atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau

finansial. Tidak satu

pun karyawan yang boleh menawarkan, memberi, ataupun menerima hadiah

atau pembayaran

yang merupakan, atau dapat diartikan yang merupakan sarana suap. Tidak ada

transaksi dana

atau aset yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat dan

dibuktikan.

• Benturan kepentingan

Semua karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kepentingan

pribadi dan

kepentingan finansial yang dapat bertentangan dengan prinsip pribadi mereka

terhadap

Page 40: Tugas Sesi 10 Pak

Perseroan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan mencari keuntungan

bagi dirinya sendiri

atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.

• Kepatuhan-kepatuhan pelaporan

Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsur utama dalam meraih

keberhasilan

bisnis. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip ini dikomunikasikan,

dipahami dan

dipatuhi oleh seluruh karyawan. 57

3.1.4 Kerjasama

• Pada tanggal 22 November 2000 Perseroan mengadakan perjanjian

kerjasama dengan PT.

anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan sebuah perusahaan baru dengan

nama PT.

Anugrah lever (“PT AL”) yang bergerak dalam bidang produksi,

pengembangan,

pemasaran dan penjualan kecap , sambal, dan saus lainnya dengan merek

Bango, Parkiet

dan Sakura serta merek lainnya di bawah lisensi Perseroan kepada PT AL.

• Pada tanggal 3 Juli 2002 Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama

dengan Texchem

Page 41: Tugas Sesi 10 Pak

resources Berhad, untuk mendirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT.

Technopia

Lever yang bergerak dalam bidang distribusi, ekspor dan impor barang

dagangan dengan

merek Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem

resources Berhad

mengadakan perjanjian jual-beli saham dengan Technopia singapore. Pte.

Ltd., di mana

Texchem resources Berhad setuju untuk menjual penyertaannya di PT.

Technopia Lever

kepada Technopia Singapore. Pte. Ltd.

3.1.5 Prestasi dan Penghargaan

• Finance Asia Award

Best Managed Companies 2004, Best Corporate Governance and Most

Commited to strong

dividend policy dari majalah Finance Asia

• Finance Asia Award

Mr. Desmond G. Dempsey sebagai Best CFO di Indonesia

• IBBA Award

10 penghargaan (Sunlight, Molto, Rinso, Royco, Pond’s, Citra, Pepsodent,

Lux, Lifebuoy soap

Page 42: Tugas Sesi 10 Pak

dan Sunsilk) dari majalah SWA & MARS Research agency

• Investor Award

Top Listed Company 2004 di sektor produk rumah tangga dari majalah

Investor

• The Asset Award 58

Best Corporate Governance Award 2004 dari The Asset Magazine

• Penghargaan wajib Pajak Patuh

Unilever dinyatakan sebagai salah satu wajib pajak patuh dari Direktorat

Jenderal Pajak

• Investor Award

Top Performing Listed Company 2004 dari majalah Investor

3.2 Penjelasan Mengenai produk

Sunsilk merupakan produk sampo kecantikan yang ditujukan khusus untuk

wanita

Indonesia dengan usia antara 15-35 tahun yang terdiri dari beberapa varian

untuk merespon

kebutuhan yang berbeda-beda. Sunsilk mulai diproduksi di Indonesia pada

tahun 1950 dan

Sunsilk Conditioner mulai diproduksi pada tahun 1970.

Sunsilk Hair Nourisher diluncurkan dengan maksud agar setelah berkeramas,

kutikula

Page 43: Tugas Sesi 10 Pak

rambut yang terbuka akibat pemakaian sampo dapat tertutup kembali sehingga

manfaat dari

sampo tetap terjaga.

Varian dari Sunsilk Hair Nourisher :

• Sunsilk Full and Bouncy Hair Nourisher, diformulasikan dengan jojoba

essence, untuk

membuat rambut lepek menjadi berkembang dan lebih bervolume

• Sunsilk Healthy and Strong Hair Nourisher, diformulasikan khusus dengan

ekstrak

ginseng untuk menjadikan rambut rapuh tetap kuat

• Sunsilk Soft and Smooth Hair Nourisher, diformulasikan khusus dengan

Rice Extract

untuk membuat rambut kering dan rusak terasa lembut dan halus 59

3.3 Kondisi Bisnis Perusahaan

Kondisi bisnis perusahaan dapat dilihat dari kondisi persaingan PT. Unilever

Indonesia

Tbk. dalam industri. Kondisi ini dapat digambarkan dengan analisis Porter

yang menjelaskan

lima elemen kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapi persaingan

yang ada.

PT. Unilever Indonesia Tbk. merupakan perusahaan Perseroan. Bila dilihat ke

dalam

Page 44: Tugas Sesi 10 Pak

jenis pasarnya PT. Unilever Indonesia Tbk. termasuk dalam jenis pasar

persaingan

monopolistis yang dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat

banyak produsen

menghasilkan barang yang berbeda corak.

Gambar 3.1

Aplikasi Teori Analisa Five Competive Force Porter pada PT. Unilever

Indonesia Tbk.

Sumber : PT. Unilever Indonesia Tbk.

Ancaman Pendatang baru

PT. P & G

Daya Tawar Pembeli

Individu

Ancaman Produk Subtitusi

1. Shampoo + Conditioner

2. Vitamin rambut

Daya Tawar Pemasok

-

Industri

Page 45: Tugas Sesi 10 Pak

PT. Unilever Idonesia Tbk

Pesaing

1. PT. P & G

2. PT. Wings 60

Menurut Rangkuti (2002, P12 – 15), terdapat lima kekuatan kompetitif Porter

yang akan

menentukan keunggulan bersaing dalam industri, yaitu:

1. Ancaman pendatang baru

Bisnis ini tidak akan banyak mengalami kesukaran bagi para pendatang baru,

pendatang

baru pada dasarnya harus berusaha memproduksi barang yang lebih menarik

dari yang

sudah ada di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan

mutu barang

tersebut. Hal ini dikarenakan produk-produk yang diproduksi oleh PT.

Unilever sudah

menjadi brand/image yang mempunyai pelanggan setia dan pangsa pasar

yang besar.

Tetapi, ancaman pendatang baru bagi PT. Unilever sangat tinggi, Seperti PT.

P&G yang

mengeluarkan Rejoice Long yaitu conditioner untuk rambut lurus panjang

dan mempercepat

Page 46: Tugas Sesi 10 Pak

pertumbuhan rambut.

2. Ancaman produk pengganti (Threat of substitor product or service)

Produk pengganti conditioner Sunsilk adalah Shampoo+Conditioner dari

PT. LION WINGS.

Namun produk pengganti, seperti Shampoo+conditioner yang pemakaiannya

lebih praktis

cenderung relatif mahal. Produk pengganti berikutnya yaitu vitamin rambut

dari PT.

Kinocare Era Kosmetindo untuk menghaluskan dan melindungi rambut akibat

sinar UV.

Produk conditioner dari PT. Unilever memiliki kedua fungsi dari produk

tersebut, conditioner

Sunsilk selain pemakaiannya menghemat waktu, menghaluskan rambut, juga

melindungi

rambut dari akibat buruk sinar UV. Kelebihan yang ditawarkan Unilever

didukung dengan

harga yang murah membuat produk ini tetap laku di pasaran. Karena itu,

Unilever selalu

menyediakan produk di pasar sehingga konsumen tidak sulit mencari

produknya dan beralih

membeli produk pengganti.

3. Kekuatan tawar-menawar pemasok (Bargaining power of suppliers)

Page 47: Tugas Sesi 10 Pak

Dalam hal pemasok PT. Unilever tidak mengalami masalah, karena semua

kebutuhan untuk

proses produksi dipasok dari grup atau unit bisnis milik PT. Unilever

Indonesia sendiri. 61

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (Bargaining power of buyers/customers)

Kekuatan daya tawar pembeli bersifat lemah, karena banyaknya produk yang

tersedia di

pasaran, harga bukanlah penentu konsumen akan membeli produk tetapi dari

sifat barang

yang dihasilkannya. Untuk itu perusahaan harus memperbaiki mutu dan

desain barang,

melakukan iklan yang terus-menerus, memberikan syarat penjualan yang

menarik.

Perbedaan ini menyebabkan konsumen bersifat memilih, sehingga apabila

konsumen sudah

percaya dengan satu produk, maka walaupun harga dinaikkan konsumen akan

tetap membeli

produk tersebut.

5. Persaingan sesama industri (Rivalry among exiting competitors)

Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat dari pesaing utamanya

yaitu PT.

Procter & Gambler (PT. P&G) yang juga memproduksi produk yang sama

yaitu produk Hair

Page 48: Tugas Sesi 10 Pak

Care. P&G merupakan pesaing yang cukup kuat, karena produk-produk P&G

sudah dikenal

oleh masyarakat dan memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Seperti produk

Pantene dan

Rejoice. Setelah P&G pesaing berikutnya yaitu PT. WINGS yang juga

memproduksi produk

Hair Care seperti Zink shampoo+Conditioner. Persaingan yang cukup ketat

ini dikarenakan,

banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama dan

memproduksi produk

yang sama. PT. Uniliver dapat dijadikan kekuatan untuk bersaing, dengan

meminimalisasikan waktu penggunaan produk, yang hanya membutuhkan

waktu semenit (60

detik) dan hasilnya pun jauh lebih baik dari hasil yang diberikan oleh

shampoo+conditioner.

Dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat Unilever melakukan

program pemasaran

berupa promosi yang gencar dan besar-besaran untuk mempertahankan

posisinya di

pasaran. 62

3.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

3.4.1 Struktur Organisasi

Page 49: Tugas Sesi 10 Pak

Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk.

Gambar 3.2

Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk.

Sumber : Laporan Tahunan 2004 PT. Unilever Indonesia Tbk.

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris

Presiden Direktur

Komisaris independen

Direksi

Komisaris Komisaris Komisaris

Direktur

Chief

Financial

Officer

Direktur

Foods

Direktur

Personal

Care

Page 50: Tugas Sesi 10 Pak

Direktur

Customer

Care

Direktur

Ice

Cream

Direktur

Human

Resources

Direktur

Supply

Chain

Direktur

Corporate

Relations

Direktur

Home

Care

Komite Komite

Page 51: Tugas Sesi 10 Pak

Group

Audit

Financial

Controller

Commercial Manager Divisi

Corporate Relation Manager

Communication Manager

General Manager

Yayasan ULI PEDULI

Legal Services Manager

General Affairs

CorporateSecretary

Akuntan Publik 63

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning

Komisaris Independen : Robby Djohan

(Ketua Komite)

Anggota Komite : Tjan Hong Tjhiang

Anggota Komite : Benny Redjo Setyono

Page 52: Tugas Sesi 10 Pak

Komisaris : Theodore Permadi rachmat

Komisaris : Kuntoro Mangkusubroto

Komisaris : Cyrillus Harinowo

Direksi

Presiden Direktur : Maurits Lalisang

Direktur Vice Chairman/ : Desmond G. Dempsey

Chief Financial Officer

Direktur Development : Muhammad Saleh

dan Corporate Relations

Direktur Supply Chain : Mohammad Effendi

Direktur Human Resources : Josef Bataona

Direktur Ice Cream : Surya Dharma Mandala

Direktur Customer Care : Andreas Rompis

Direktur Personal Care : Deborah Herawati Sadrach

Direktur Foods : Rostinawati Leli

Direktur Home Care : May Kwah 64

3.4.2 Uraian Pekerjaan

• Dewan Komisaris

Page 53: Tugas Sesi 10 Pak

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan Direksi dalam

menjalankan

perseroan, sebagaimana ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan dari waktu

ke waktu, dan memberi nasehat kepada Direksi serta melaksanakan hal-hal

lain, seperti

ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

• Direksi

Tugas pokok Direksi adalah memimpin dan mengelola Perseroan sesuai

dengan tujuan-tujuan

Perseroan, yaitu: Menguasai, Memelihara dan Mengurus kekayaan Perseroan

untuk kepentingan

Perseroan. Chief Financial Officer bertanggung jawab untuk hubungan dengan

investor, dengan

keterlibatan seluruh anggota Direksi.

• Komite Audit

Peranan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris memenuhi

tanggung jawab

pengawasan berkaitan dengan integritas Laporan Keuangan Perseroan,

pengendalian internal,

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, kinerja serta keterampilan dan

independensi akuntan

Page 54: Tugas Sesi 10 Pak

publik dan kinerja fungsi audit internal.

Aktivitas utama Komite Audit di tahun 2004, yaitu:

∗ Mengkaji ulang laporan keuangan kuartalan dan tahunan.

∗ Mengkaji ulang kebijakan dan administrasi akuntansi untuk menjamin

kesesuaian

dengan hukum, peraturan dan standar yang berlaku

∗ Mengkaji ulang kepatuhan terhadap regulasi, prinsip bisnis, pengendalian

resiko

korporasi dan tata kelola korporasi yang baik

∗ Mengkaji ulang laporan audit internal dan tindak lanjut berikutnya, lingkup

dan program

audit serta anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan

∗ Diskusi secara independen dengan akuntan publik

∗ Melaporkan masalah-masalah penting kepada dewan komisaris 65

• Pengendalian Risiko Perseroan

Tim pengendalian resko perseroan diketuai oleh Chief Financial Officer,

dengan anggotanya yang

terdiri dari Group Audit Manager, Financial Controller, Commercial Manager

Divisi dan Corporate

secretary. Tujuannya adalah untuk membantu direksi dalam melaksanakan

kewajibannya

Page 55: Tugas Sesi 10 Pak

memastikan sistem pengendalian internal yang efektif.

• External Affairs dan Corporate Relations

Dipimpin oleh Direktur Corporate Relations, dengan anggota yang terdiri dari

Corporate

Relations Manager, Communication Manager, General Manajer yayasan ULI

PEDULI,

Corporate Secretary, Legal service Manager dan General Affairs. Bertugas

untuk membantu

Direksi sehubungan dengan hal-hal eksternal yang berdampak pada bisnis dan

memberi

masukan kepada Direksi tentang tanggung jawab sosial Perseroan dan

mengkaji ulang

strategi Corporate Relations Perseroan.

Page 56: Tugas Sesi 10 Pak