TUGAS SEJARAH
Click here to load reader
-
Upload
hakim-luqman -
Category
Documents
-
view
265 -
download
10
Transcript of TUGAS SEJARAH
TUGAS SEJARAH
PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA
(1942-1945)
OLEH :
M. LUQMAN HAKIM
XIP-2/24
A. Masa pendudukan Jepang di Indonesia
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada
tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno
dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Dalam perang dunia II (1939-1945), jepang bergabung dengan jerman dan italia
melawan sekutu. Sekutu terdiri dari amerika, inggris, belanda, dan perancis. Pada tanggal 8
Desember 1941 pasukan Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl
Harbour (Hawaii). Terjadilah perang pasifik atau perang asia timur raya. Jepang berusaha
merebut wilayah nusantara dengan cara menyerbu daerah - daerah penting seperti pulau
Tarakan (Kalimantan Timur) yang merupakan ladang minyak pada tanggal 11 januari 1942.
Secara berturut2 jepang akhirnya menguasai daerah di indonesia antara lain sebagai
berikut:
a. Jepang menduduki Balikpapan pada tanggal 24 januari 1942
b. Jepang menduduki Pontianak pada tanggal 29 januari 1942
c. Jepang menduduki Samarinda pada tanggal 3 februari 1942
d. Jepang menduduki Kotabangun pada tanggal 5 februari 1942
e. Jepang menduduki Banjarmasin pada tanggal 10 februari 1942
f. Jepang menduduki Palembang pada tanggal 16 februari 1942
Penyerbuan jepang ke jawa dilakukan dari tiga arah yaitu dari utara (Kalimantan), barat
(Sumatra), timur (Sulawesi dan Bali). Akhirnya, dengan cara tersebut pasukan jepang yang
dipimpin oleh jendral Hiroshi Imamura pada tanggal 1 maret 1942 berhasil mendarat di
teluk Banten (Banten) dan di Kranggan (Jawa Jengah). Dari tempat itu pasukan Jepang
menyerbu daerah penting dan pusat pemerintahan Belanda di Jawa. Pada tanggal 5 Maret
1942 Jepang berhasil menduduki kota Batavia (Jakarta).
Bagi Jepang, Indonesia merupakan negara yang mampu menunjang atau menopang
perang melawan sekutu sehingga Jepang berusaha menguasainya. Pasukan Belanda tidak
mampu menahan serangan Jepang. Akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Jawa
Barat, dilakukan perundingan antara pihak Belanda dan pihak Jepang yang memutuskan
penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang tanpa syarat.
Dalam pendudukan jepang daerah indonesia dibagi menjadi 3 wilayah sebagai berikut :
a) Wilayah I meliputi jawa dan madura dibawah komando angkatan darat (riku) bermarkas di batavia (sekarang jakarta)
b) Wilayah II meliputi sumatra dan kepulauan sekitarnya dibawah komando angkatan darat (riku) bermarkas di bukit tinggi
c) Wilayah III meliputi kalimantan, maluku, sulawesi, bali, dan nusa tenggara dibawah komando angkatan laut (kaigun) bermarkas di makassar
Pemerintah militer jepang membagi setiap wilayah menjadi karesidenan (syu), kotapraja (syi), kabupaten (ken), kawedanaan (gun), kecamatan (song), dan desa/ kelurahan (ku).
Jepang juga berusaha menarik simpati bangsa indonesia dengan melakukan propaganda sebagai berikut
a. Jepang dan indonesia adalah sama2 bangsa asia
b. Jepang merupakan “saudara tua” bangsa indonesia
c. Jepang membebaskan bangsa indonesia dari penjajahan bangsa barat
d. Jepang memajukan bangsa indonesia
e. Jepangmendirikan perhimpunan gerakan “3A” yaitu:
- Jepang cahaya asia
- Jepang pelindung asia dan
- Jepang pemimpin asia
f. Sekutu merupakan musuh
g. Bahasa indonesia sebagai bahasa resmi bangsa indonesia
h. Beberapa jabatan tinggi di duduki oleh bangsa indonesia
i. Membentuk berbagai organisasi
B. Latar Belakang
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri
Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki
melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat,
bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin
menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan
embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang,
maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi
perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua
operasi besar. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak
serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara
mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii.
Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung
Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan
Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia
Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat
tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo
memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari
pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua
gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar
serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga
menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Namun tiga kapal induk Amerika selamat,
karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres
Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di
Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-Belanda
adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber
minyak utama.
C. Organisasi yang Diprakarsai oleh Jepang
1. Pembela Tanah Air
Tentara Sukarela Pembela Tanah Air disingkat PETA (kyōdo bōei giyûgun?) adalah
kesatuan militer yang dibentuk Jepang dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943. Tentara PETA
telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh nasional yang
dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral Besar
Soedirman. Veteran-veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusi
militer Indonesia, antara lain setelah menjadi bagian penting dari pembentukan Badan
Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat,
Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya TNI. Karena hal ini, PETA banyak dianggap
sebagai salah satu cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.
2. Heiho
Heiho (tentara pembantu) adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang
dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Pasukan
ini dibentuk berdasarkan instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran
Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943.
Heiho pada awalnya dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti
membangun kubu dan parit pertahanan, menjaga tahanan, dll. Dalam perkembangannya,
seiring semakin sengitnya pertempuran, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di
medan perang, bahkan hingga ke Morotai dan Burma.
3. Putera
Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah Jepang di
Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Hatta, Ki
Hajar Dewantara dan Kyai Haji Mas Mansyur. Tujuan Putera adalah untuk membujuk kaum
Nasionalis dan intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya demi untuk
kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan dengan adanya pemimpin orang
Indonesia, maka rakyat akan mendukung penuh kegiatan ini.
Propaganda Tiga A yang disebarluaskan oleh Jepang untuk mencari dukungan rakyat
Indonesia ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan, karena rakyat justru merasakan
tindakan tentara Jepang yang kejam seperti dalam kerja paksa romusha.
Keberadaan Putera merupakan organisasi resmi pemerintah yang disebarluaskan
melalui surat kabar dan radio, sehingga menjangkau sampai ke desa, namun tidak
mendapatkan bantuan dana operasional. Meskipun kegiatannya terbatas, para pemimpin
Putera memanfaatkan media massa yang disediakan untuk mengikuti dan mengamati situasi
dunia luar serta berkomunikasi dengan rakyat. Karena Putera tidak menguntungkan Jepang,
Putera hanya bertahan selama setahun, lalu dibubarkan dan diganti dengan Jawa Hokokai.
4. Jawa Hokokai
Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Rakjat Djawa merupakan perkumpulan yang
dibentuk oleh Jepang pada 1 Maret 1944 sebagai pengganti Putera. Pemimpin tertinggi
perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya.
Jawa Hokokai dibentuk sebagai organisasi pusat yang merupakan kumpulan dari Hokokai
atau jenis pekerjaan (profesi), antara lain Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyoiku
Hokokai (Himpunan Kebaktian Pendidik), Fujinkai (Organisasi wanita) dan Keimin Bunko
Syidosyo (Pusat budaya). Perkumpulan ini adalah pelaksana pengerahan atau mobilisasi
(penggerakan) barang yang berguna untuk kepentingan perang
D. Pengerahan Romusa
Romusa adalah pekerja paksa yaitu orang-orang yang dipaksa bekerja berat pada zaman pendudukan jepang. Romusa dipaksa bekerja untuk kepentingan japang tanpa diberi upah. Beberapa sebab terjadinya pengerahan romusa yaitu :
a. Untuk membantu jepang dalam perang melawan sekutu
b. Untuk membantu jepang memanfaatkan kekayaan alam di indonesia
c. Untuk membangun lapangan terbang, jalan, dan sarana perang.
Untuk memperlancar rencananya, jepang menerapkan beberapa peraturan. Beberapa
peraturan yaitu :
a. Setiap panen padi rakyat indonesia harus menyetorkan 60% hasil panen kepada
jepang
b. Rakyat indonesia dikenai tanam paksa untuk kepentingan perang. Rakyat indonesia
dipaksa untuk menanam rami, jarak, randu, dan kapas
c. Rakyat dipaksa menyerahkan bahan makanan kepada jepang.
Romusa diawasi oleh polisi militer jepang (kempetai). Kempetai terkenal kejam dan
kasar. Romusa direkrut dari berbagai daerah. Para romusa hanya dapat makanan seadanya
tanpa ada jaminan kesehatan.
Akibat dari romusa bangsa indonesia menderita lahir dan batin. Para romusa mendapat
siksaan dan hukuman yang tidak manusiawi bila menentang jepang. Kemiskinan, kelaparan,
wabah penyakit, dan berbagai macam penderitaan merupakan akibat yang nyata dari
pengertian romusa.
E. Perlawanan Menentang Penjajahan Jepang
Penderitaan lahir batin yang di alami oleh rakyat Indonesia menimbulkan rasa benci dan
pemberontakan/pertentangan. Pemberontakan itu antara lain :
Perlawanan rakyat aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan rakyat aceh juga terjadi di
merudu tahun 1944.
Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kaplongan untuk menyerahkan sebagian hasil buminya.
Petani marah, terjadilah perlawanan terhadap pasukan jepang.
Perlawanan di Lobener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada Jepang. Terjadilah
peperangan terhadap pasukan jepang.
Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan terbang. Para pemimpin
sepakat untuk menyerang jepang pada tanggal 16 oktober 1943. Mereka ditangkap
dan dibunuh.
Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap
Perlawanan PETA ini terjadi pada bulan juni 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh
Kusaeri, komandan regu PETA di cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak di jatuhi
hukuman. Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya.
Perlawanan di Singaparna, jawa barat
Perlawanan ini di pimpin oleh kh. Zaenal Mustofa. Beliau menolak seikeirei
(membungkukkan badan kepada kaisar jepang Tenno Heika) dan menentang
romusa. Beliau memandang itu bertentangan dengan ajaran islam.
Perlawanan PETA di Blitar, Jawa Timur
Pemberontakan ini di bawah pimpinan Shodanco F. X. Supriyadi. Namun Jepang
dapat mematahkan perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temannya ditangkap oleh
tentara jepang.
F. Periode menjelang Kemerdekaan RI
Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan
Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat
dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. 7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke
Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang
sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24
Agustus.
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada
tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang
bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman
kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang
telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan
darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih
berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Belanda.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah
tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik
Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai
peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang
telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal
Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari
komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan
Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki
wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi,
Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks
Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi
pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang
pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat
pengumuman Proklamasi ke luar negeri.
G. Pasca Kemerdekaan
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu
bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik
koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten
sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung
jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap
Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945,
tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada
Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil
Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van
Mook.