Tugas Sat Ptp

25
Tekhnik Dasar Drainase Tugas Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Semester Antara Pengantar Teknologi Pertanian Dosen Pembimbing : Bpk. Hardanto Disusun oleh : Gandhi Dwijaya Yusuf : 150510120125 Muhammad Fikri Nugroho : 150510120127 Mohammad Iqbal : 150510120129 UNIVERSITAS PADJADJARAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

description

Tugas Sat Ptp

Transcript of Tugas Sat Ptp

Page 1: Tugas Sat Ptp

Tekhnik Dasar Drainase

Tugas Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Semester Antara Pengantar Teknologi Pertanian

Dosen Pembimbing :

Bpk. Hardanto

Disusun oleh :

Gandhi Dwijaya Yusuf : 150510120125

Muhammad Fikri Nugroho : 150510120127

Mohammad Iqbal : 150510120129

UNIVERSITAS PADJADJARAN

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Tugas Sat Ptp

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan penyertaan-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Penulis juga turut mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam pengembangan tulisan ini. Kepada Bapak Hardanto selaku Dosen Mata Kuliah “ Pengantar Teknologi Pertanian “ Semester Antara 2014 yang telah memberikan arahan dan bimbingan dan kepada rekan-rekan yang turut memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang Tekhnik Dasar Pada Drainase.Penulis tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik. Atas bantuan dan perhatian anda, Penulis ucapkan terima kasih dan semoga tulisan ini berguna bagi semua pembaca.

Jatinagor, 7 Juli 2014

Penulis

Page 3: Tugas Sat Ptp

BAB I

PENDAHULUAN

Tatanan atau perencanaan suatu kawasan atau kota memerlukan perencanaan yang matang, terutama dalam bidang penataan system drainase. Faktor drainase dalam suatu kawasan atau wilayah atau kota merupakan harga mati yang harus dikaji dengan serius. Buruknya system drainase suatu wilayah atau kota merupakan atau bisa dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang akan datang, kasus genangan air, banjir adalah beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan. Oleh karena itu perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu wilayah atau kawasan dengan sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau kota yang ideal dapat terwujudkan. Drainase sangatlah diperlukan dan sangat penting untuk kita ketahui.

Dalam perhitungan luas dan volume juga tidak kalah pentingnya karena dengan mengukur luas drainase tersebut maka dapat memanfaatkan saluran drainase secara efesien dan tidak ada yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebih kecil dari volume curah hujan maka akan terjadi banjir dan jika saluran irigasi lebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi pemborosan. Fungsi dari drainase sangat berbeda dengan fungsi dari irigasi. Jika irigasi menyalurkan air ke media tanam maka drainase membuang air berlebih dari suatu media atau lahan pertanian.

Drainase diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

Page 4: Tugas Sat Ptp

BAB II

A. Pengertian Drainase

Drainase ( drainage ) yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistim-sistim yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota ( perencanaan infrastruktur khususnya ). Menurut Suripin (2004), drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air ( sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah ) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir (Suripin, 2004).

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaaan. Sistem drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di kawasan kota tersebut. Drainase perkotaan merupakan sistim pengeringan dan pengaliran air dan wilayah perkotaan yang meliputi : Pemukiman, kawasan industri & perdagangan, sekolah, rumah sakit, & fasilitas umum lainnya, lapangan olah raga, Lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik & telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan lautlsungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota. Dengan demikian Kriteria Desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk perkotaan ada tambahan variabel design seperti : keterkaitan dengan tata guna lahan, keterkaitan dengan master plan drainase kota, keterkaitan dengan masalah sosial budaya ( kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut memelihara fungsi drainase kota ) dan lain-lain.

Standar dan sistem penyediaan drainase kota sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu (Hasmar, 2002) :

1. Sistem Drainase Utama merupakan sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota.

2. Sistem Drainase Lokal merupakan sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.

3. Sistem Drainase Terpisah merupakan sistem drainase yang mempunyai  jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.

Page 5: Tugas Sat Ptp

4. Sistem Drainase Gabungan merupakan sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu (Hasmar, 2002) :1. Sistem Drainase Mayor

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran atau badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama ( major system ) atau drainase  primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam  perencanaan sistem drainase ini.

2. Sistem Drainase Mikro Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase

yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan  permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah ( Hasmar, 2002 ) : 1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder dan tersier melalui normalisasi

maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Jaringan primer merupakan saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai. b. Jaringan sekunder merupakan saluran yang menghubungkan saluran tersier

dengan saluran primer ( dibangun dengan beton/plesteran semen ). c. Jaringan tersier merupakan saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke

saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah. 2. Memenuhi kebutuhan dasar ( basic need ) drainase bagi kawasan hunian dan kota. 3. Menunjang kebutuhan pembangunan ( development need ) dalam menunjang

terciptanya skenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rencana Umum Tata Ruang Kota. Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah : o Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.

o Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.

o Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.

Page 6: Tugas Sat Ptp

o Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.

o Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.

o Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.

Standarisasi sistem penyediaan drainase untuk penempatan perumahan di  pinggiran saluran primer atau sungai yang mengacu pada Provincial Water  Reclement (PWR) Bab II pasal 2 tentang “Pemakaian Bebas dari Perairan Umum” (Waterrocilijn) yang berbunyi “Dilarang menempatkan sebuah bangunan apapun, atau memperbaharui seluruhnya atau sebagian dalam jarak diukur dari kaki tangkis sepanjang perairan umum atau bilamana tidak ada tangkis, dari pinggir atas dari tamping (talud) perairan umum kurang dari :

a. 20 meter untuk sungai-sungai tersebut dalam daftar 1 dari verordening ini. b. 5 meter untuk sungai-sungai tersebut dalam daftar 2 dari verordening ini, demikian

juga untuk saluran pengaliran dan pembuangan dengan kemampuan (kapasistet) 4 m3/detik atau lebih.

c. 3 meter untuk saluran-saluran pengairan, pengambilan dan pembuangan kemampuan normal 1 s/d 4 m3/detik.

d.  2 meter untuk saluran-saluran pengairan pengambilan dan pembuangan kemampuan normal kurang dari 1 m3/detik.

B. Tujuan dan Kegunaan DrainaseTujuan dan Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin, 2004) :  

o Mengeringkan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

o Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

o Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

o Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana

banjir. o Mengendalikan debit air yang mengalir pada setiap bawah tanah kota.

C. Jenis Jenis DrainaseJenis –  jenis drainase dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu ( Hasmar,

2002 ) : 1. Menurut Sejarah Terbentuknya

a. Drainase Alamiah ( Natural Drainage )Sistem drainase yang terbentuk secara alami dan tidak ada unsur campur

tangan manusia. Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

b. Drainase Buatan ( Arficial Drainage )

Page 7: Tugas Sat Ptp

Sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.

gambar 1. Dranaise Buatan

2. Menurut Letak Saluran a. Drainase Permukaan Tanah ( Surface Drainage ), yaitu saluran drainase yang

berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel  flow.

b. Drainase Bawah Tanah ( Sub Surface Drainage ), yaitu saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di  bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

3. Menurut Konstruksi a. Saluran Terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk

menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada  pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan  pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.

b. Saluran Tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah  perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota metropolitan dan kota-kota besar lainnya.

4. Menurut Fungsia. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air  buangan

saja. b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis

buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.

D. Pola Jaringan Drainase

Pola jaringan drainase menurut Sidharta Karmawan (1997) terdiri dari enam macam, antara lain:

Page 8: Tugas Sat Ptp

1. Siku Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai sebagai saluran pembuangan akhir berada di tengah kota.

Gambar 2.  Pola Jaringan Drainase Siku

2. Paralel Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi  perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Gambar 3.  Pola Jaringan Drainase Paralel

3. Grid Iron Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dahulu pada saluran  pengumpul.

Gambar 4.  Pola Jaringan Drainase Grid Iron

Page 9: Tugas Sat Ptp

4. Alamiah Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih  besar.

Gambar 5.  Pola Jaringan Drainase Alamiah

5. Radial Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah.

Gambar 6.  Pola Jaringan Drainase Radial

6. Jaring-Jaring Mempunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar. Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi 4 jenis (Modul Perkuliahan Drainase Perkotaan, 2004) : a. Pola Perpendicular

Pola perpendicular adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat digunakan untuk sistem terpisah dan tercampur sehingga banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.

b. Pola Interceptor Dan Pola ZonePola interceptor dan pola zone adalah pola jaringan yang digunakan untuk sistem tercampur.

c. Pola FanPola fan adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran atau cabang yang dapat lebih dari dua saluran menjadi satu menuju ke sautu banguan  pengolahan. Biasanya digunakan untuk sistem terpisah.

d. Pola Radial

Page 10: Tugas Sat Ptp

Pola radial adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala arah dimulai dari tengah kota sehingga ada kemungkinan diperlukan banyak  bangunan pengolahan.

E. Klasifikasi Saluran Drainase  Macam saluran untuk pembuangan air, menurut De Chaira dan Koppelmen (1994) dapat dibedakan menjadi :

1. Saluran Air Tertutup a. Drainase bawah tanah tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari

daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran  permukaan atau sungai) ke sistem drainase kota.

b. Drainase bawah tanah tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.

2. Saluran Air Terbuka Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi : a. Saluran Alam (natural ), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar

sampai saluran terbuka alamiah. b. Saluran Buatan (artificial ), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit  pembuangan,

dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain : Saluran ( canal ) Biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat

di tanah, dapat dilapisi pasangan batu atau beton, semen, kayu maupun aspal. Talang ( flume ) Merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu,

biasanya disangga atau terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.

Got miring ( chute ) Selokan yang curam. Terjunan ( drop ) Seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam

jangka pendek. Gorong-gorong ( culvert ) Saluran tertutup ( pendek ) yang mengalirkan air

melewati  jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya. Terowongan Air Terbuka ( open-flow tunnel ) Selokan tertutup yang cukup

panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit atau gundukan tanah.  

3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase tertutup.

F. Bangunan-Bangunan Sistem Drainase Dan Pelengkapnya

Page 11: Tugas Sat Ptp

Dalam pembuatan sistem drainase diperlukan beberapa bangunan sistem drainase dan bangunan pelengkap, yaitu (Modul Perkuliahan Drainase Perkotaan, 2004) :

1. Bangunan-Bangunan Sistem Saluran Drainase Bangunan-bangunan dalam sistem drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan bangunan-bangunan non struktur.

a. Bangunan Struktur Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan  perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan struktur adalah :

bangunan rumah pompa bangunan tembok penahan tanah bangunan terjunan yang cukup tinggi jembatan  

b. Bangunan Non Struktur Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa  pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap pasang. Contoh bangunan non struktur adalah :

Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak kontrol ususran Cecil, street inlet).

Tanpa pasangan yaitu saluran tanah dan saluran tanah berlapis rumput.2. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase

Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi suatu sisem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu. Adapun bangunan-bangunan  pelengkap sistem drainase antara lain : a. Catch Basin/Watershed

Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup dan air mengalir bebas di atas permukaan tanah menuju catch basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada tepat-tempat yang rendah, tempat parkir.

b. Inlet Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar, maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan agar sampah tidak masuk ke dalam saluran tertutup.

c. Headwall  Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk melindungi dari longsor dan erosi.

d. Shipon Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun bawah dari penampang sungai, karena tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuangannya harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi keretakan ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan menggunakan shipon, dan sebaiknya saluran yang debitnya lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran drainasenya yang dibuat saluran terbuka atau gorong-gorong.

e. Manhole

Page 12: Tugas Sat Ptp

Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi manhole pertemuan, perubaan dimensi, perubahan  bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60 cm dengan tutup dari besi tulang.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya genangan air di suatu lokasi antara lain (Modul Perkuliahan Drainase Perkotaan, 2004) :

Dimensi saluran yang tidak sesuai. Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit  banjir di

suatu daerah aliran sistem drainase. Elevasi saluran tidak memadai. Lokasi merupakan daerah cekungan. Lokasi merupakan tempat retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi

permukiman. Ketika berfungsi sebagai tempat retensi (parkir alir) dan belum dihuni adanya genangan tidak menjadi masalah. Masalah timbul ketika daerah tersebut dihuni.

Tanggul kurang tinggi. Kapasitas tampungan kurang besar. Dimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga aliran balik. Adanya penyempitan saluran. Tersumbat saluran oleh endapan, sedimentasi atau timbunan sampah.

G. Perencanaan Sistem Drainase1. Landasan Perencanaan

Perencanaan drainase perkotaan perlu memperhatikan fungsi drainase  perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Konsep ini antara lain berkaitan dengan sumberdaya air, yang ada prinsipnya adalah mengendalikan air hujan supaya  banyak meresap dalam tanah dan tidak banyak terbuang sebagai aliran, antara lain  membuat bangunan resapan buatan, kolam tandon, penataan landscape dan sempadan.

2. Tahapan Perencanaan Tahap perencanaan drainase perkotaan meliputi :

a. Tahapan dilakukan melalui pembuatan rencana induk, studi kelayakan dan perencanaan detail dengan penjelasan :

Studi kelayakan dapat dibuat sebagai kelanjutan dari pembuatan rencana induk.

Perencanaan detail perlu dibuat sebelum pekerjaan konstruksi drainase dilaksanakan.

b. Drainase perkotaan di kota raya dan kota besar perlu direncanakan secara menyeluruh melalui tahapan rencana induk.

c. Drainase perkotaan di kota sedang dan kota kecil dapat direncanakan melalui tahapan rencana kerangka sebagai pengganti rencana induk.

3. Data dan Persyaratan

Page 13: Tugas Sat Ptp

Sistem drainase perkotaan data dan persyaratan untuk perencanaannya sebagai berikut (Modul Perkuliahan Drainase Perkotaan, 2004) : a. Data primer merupakan data dasar yang dibutuhkan dalam perencanaan yang

diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka, mencakup : Data permasalahan dan data kuantitatif pada setiap lokasi genangan atau

banjir yang meliputi luas, lama, kedalaman rata-rata dan frekuensi genangan.

Data keadaan fungsi, sistem, geometri dan dimensi saluran Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi, hidrologi,

morfologi sungai, sifat tanah, tata guna tanah dan sebagainya. Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan.

b. Data sekunder merupakan data tambahan yang digunakan dalam perencanaan drainase perkotaan yang sifatnya menunjang dan melengkapi data primer, terdiri atas :

Rencana Pengembangan Kota Geoteknik Pembiayaan Kependudukan Institusi atau kelembagaan Sosial ekonomi Peran serta masyarakat Keadaan kesehatan lingkungan permukiman

Serta Perencanaan Drainase harus sesuai dengan kriteria :a. Kebutuhan

b. Pertimbangan ekonomis

c. Kondisi alam meliputi :

1. Segi Hidrologis.

Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas 3–5 hari berturut turut dan harus habis mengalirkan air.

2. Segi Topografis

Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis yang mempunyai ketinggian yang berbeda. Sehingga selalu memungkinkan adanya beda tinggi yang akan menyebabkan air tetap mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa galian semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.

Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus diusahakan kecil.

Page 14: Tugas Sat Ptp

Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil tetapi lebar. Tetapi dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi sebagai berikut :

Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi ada batas–batas tertentu untuk menghindari gesekan / keausan saluran.

3. Segi Geologis.

Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase besar perlu diadakan peninjauan geologi misalnya pada bidang mekanika tanah, terutama untuk mendapatkan konstruksi pelengkap dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan hal–hal itu maka dalam merencanakan kita harus memperhatikan hal–hal sebagai berikut :

a. Kemiringan talud [tg a]

Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam tanah dan besarnya kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran drainase makin curam maka air yang mengalir makin deras, sehingga makin cepat dinding saluran aus karena terkikis.

b. Kecepatan aliran air.

c.Drainase Modul.

Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data total /tahun, dengan data hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.

Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari didrainase 3 hari dengan genangan, menggunakan rumus:

Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan

Dimana : Dn= R( n )T + n( IR – ET – P ) – S

Dimana : R = Jumlah hujan dari n hari

S = Storage

N = Jumlah hari

I = Irrigation Supplay

P = Perkolasi

ET = Evapotranspirasi

DM = Drainage Module

Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir ( float protection ), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai

Page 15: Tugas Sat Ptp

air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

H. Permasalahan Drainase.Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang

mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :1. Peningkatan debit

Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan / penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.2. Peningkatan jumlah penduduk

Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.3. Amblesan tanah

Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.4. Penyempitan dan pendangkalan saluran5. Reklamasi6. Limbah sampahdan pasang surut

I. Penanganan Drainase Perkotaan 1. Diadakan penyuluhan akanpentingnya kesadaran membuang sampah2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungan.5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.

a. Drainase Jalan RayaDrainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota. Umumnya di perkotaan

dan luar perkotaan, drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah ( Surface drainage ). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaimana diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup ( terbuka lebar ), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya diperkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring kearah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan

Page 16: Tugas Sat Ptp

ke arah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus, menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.

b. Drainase Lapangan Terbang Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada drainase area runway dan

shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis kapasitas / debit hujan mempergunakan formula drainase muka tanah atau surface drainage.Kemiringan keadaan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,50%, kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50% sampai 5%. Kemiringan kearah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10%, ketentuandari FAA. Amerika Serikat, genangan air dipermukaan runway maksimum 14cm, dan harus segera dialirkan.Disekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air ( Interception ditch ) dari sisi luar lapangan terbang.

c. Drainase Lapangan OlahragaDrainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan

pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah ( subsurface drainage ) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi. Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.

Page 17: Tugas Sat Ptp

BAB III

KESIMPULAN

Buruknya system drainase suatu wilayah atau kota merupakan atau bisa dikatakan sebagai tabungan bencana dimasa yang akan datang, kasus genangan air, banjir adalah beberapa dampak yang akan menjadi kenyataan. Perlunya perencanaan dan penataan drainase yang matang pada suatu wilayah atau kawasan dengan sebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau kota yang ideal dapat terwujudkan. Drainase sangatlah diperlukan dan sangat penting untuk kita ketahui. Drainase pada suatu tatanan kota sangat penting untuk mendukung pengairan yang memadai bagi setiap kalangan masyarakat. Penggunaan drainase yang benar, akan menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi masyarakat. Drainase merupakan salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air ( sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah ) dan atau bangunan resapan. Pembangunan sistem drainase yang baik didukung oleh beberapa aspek aspek tertentu yang sangat perlu diperhatikan, dari segi ekonomis, ramah lingkungan serta hal hal yang tidak merugikan satu pihak.

Page 18: Tugas Sat Ptp

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalk3.com/makalah-k3-drainase-jalan.html http://www.krumpuls.com/2013/10/contoh-kajian-pustaka-makalah.html http://www.academia.edu/5343580/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKAhttp://www.academia.edu/6475912/Makalah_tentang_sistem_drainasehttp://www.repository.ipb.ac.id/93850-93/Sistem-pengairan-tatanan-kota.html