Tugas PSIL Kelompok 3

5
Tugas PSIL kelompok 3 Tugas kelompok : cari tentang wilayah sebaran ikan baung namanya wallace(kayaknya salah tulisannya) jelasin tentang itu, selain ditangkap ikan baung dijual dalam bntuk olahan yg ini dijelasin juga, cari tentang budidaya ikan baung dari jurnal atau tesis Tugas individu : cari tentang fisiologi ikan hitam, ikan ini termasuk cyprinidae, jelaskan dia ini herbivora omnivora atau detritus intinya segalanya tentang ikan hitam HABITAT DAN PENYEBARAN Ikan-ikan daerah Wallacea Daerah Wallacea meliputi daerah Nusa Tenggara dan Sulawesi. Spesies ikan air tawar tidak terlalu banyak dan juga tidak terdapat ikan-ikan herbivor dan ikan-ikan pemakan epifit (famili Cyprinidae), demikian juga ikan-ikan karnivor dari famili Siluridae. Daerah ini didominasi oleh jenis sidat (Anguillaspp.), jenis betok (Anabas spp.), dan dua jenis beloso (famili Eleotridae). Di Danau tondano Sulawesi, ikan baung juga banyak ditemukan, tetapi jumlahnya sudah sangat sedikit. Demikian juga dengan danau-danau, dan rawa-rawa lain yang ada diseluruh Indonesia. Ikan baung adalah ikan asli Indonesia. Ikan ini banyak hidup di air tawar. Daerah yang paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karena itu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya. Meski begitu, ikan baung tetap memerlukan oksigen yang tinggi untuk kehidupannya. Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit. Ketidaktahanan pada keduanya terutama terjadi pada fase benih yaitu dari ukuran 0,5 – 2 cm. Ikan baung dapat hidup pada ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut, hidup baik pada suhu antara 24 – 29 O C, derajat keasaman (pH) antara 6,5 – 8, kandungan oksigen minimal 4 ppm, dan air yang tidak terlalu keruh dengan kecerahan pada pengukuran alat secchi disk.

description

sumberdaya ikan lokal

Transcript of Tugas PSIL Kelompok 3

Tugas PSIL kelompok 3

Tugas kelompok : cari tentang wilayah sebaran ikan baung namanya wallace(kayaknya salah tulisannya) jelasin tentang itu, selain ditangkap ikan baung dijual dalam bntuk olahan yg ini dijelasin juga, cari tentang budidaya ikan baung dari jurnal atau tesis

Tugas individu : cari tentang fisiologi ikan hitam, ikan ini termasuk cyprinidae, jelaskan dia ini herbivora omnivora atau detritusintinya segalanya tentang ikan hitam

HABITAT DAN PENYEBARAN

Ikan-ikan daerah Wallacea

Daerah Wallacea meliputi daerah Nusa Tenggara dan Sulawesi. Spesies ikan air tawar tidak terlalu banyak dan juga tidak terdapat ikan-ikan herbivor dan ikan-ikan pemakan epifit (famili Cyprinidae), demikian juga ikan-ikan karnivor dari famili Siluridae. Daerah ini didominasi oleh jenis sidat (Anguillaspp.), jenis betok (Anabas spp.), dan dua jenis beloso (famili Eleotridae).

Di Danau tondano Sulawesi, ikan baung juga banyak ditemukan, tetapi jumlahnya sudah sangat sedikit. Demikian juga dengan danau-danau, dan rawa-rawa lain yang ada diseluruh Indonesia. Ikan baung adalah ikan asli Indonesia. Ikan ini banyak hidup di air tawar. Daerah yang paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras. Karena itu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau-danau, waduk dan perairan yang tenang lainnya. Meski begitu, ikan baung tetap memerlukan oksigen yang tinggi untuk kehidupannya.

Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan penyakit. Ketidaktahanan pada keduanya terutama terjadi pada fase benih yaitu dari ukuran 0,5 2 cm. Ikan baung dapat hidup pada ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut, hidup baik pada suhu antara 24 29OC, derajat keasaman (pH) antara 6,5 8, kandungan oksigen minimal 4 ppm, dan air yang tidak terlalu keruh dengan kecerahan pada pengukuran alatsecchi disk.

Di Jawa Barat, ikan baung banyak ditemukan di tiga waduk besar, yaitu Waduk Jatiluhur, Saguling dan Cirata. Populasi ikan baung di ketiga waduk itu cukup tinggi, mengingat keadaan perairan yang sesuai dengan habitat hidupnya. Bagi masyarakat sekitar waduk, ikan baung telah menjadi salah satu ikan tangkapan yang dapat menjadi sumber kehidupan.

Di Sumatra, ikan baung banyak ditemukan di Danau Toba, tetapi populasinya terus berkurang, karena adanya penangkapan yang tidak selektif. Selain di danau, rawa dan waduk, ikan baung juga sering ditemukan di sungai-sungai. Tentu saja bukan sungai yang berair deras, tetapi sungai yang arus airnya lambat. Ikan baung banyak ditemukan di sungai-sungai di Propinsi Riau. Selain di sana, ikan baung juga banyak ditemukan di sungai lain di seluruh Indonesia. Ikan baung termasuk ikan yang penyebarannya cukup luas. Selain di Indonesia, ikan baung juga banyak ditemukan di Hindia Timur, yang meliputi Malaya, Indocina, Singapura dan Thailand. Menurut Sriyusanti, selain di Benua Asia, ikan baung juga banyak ditemukan di Benua Afrika.

BUDIDAYA IKAN BAUNG

Teknik Pembenihan Ikan Baung Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar di Indonesia. Di Jawa Barat ikan baung dikenal dengan nama tagih, senggal atau singgah, di Jawa Tengah, tageh, di Jakarta dan Malaysia, bawon, di Serawak, baon, di Kalimantan Tengah, niken, siken, tiken, bato, baung putih, kendinya dan di Sumatra, baong. Tekstur dagingnya berwarna lembut, putih, tebal tanpa duri halus, sehingga sangat digemari masyarakat. Sebelumnya produksi ikan baung mengandalkan hasil penangkapan di alam. Selain jumlah dan ukurannya tidak menentu, terjadi penurunan kemampuan alam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat. Pada tahun 1998, BBPBAT Sukabumi berhasil melakukan pemijahan buatan ikan baung mulai dipijahkan secara buatan di sejak tahun 1998. Dengan dikuasai teknik pemijahan ikan baung diharapkan usaha pembudidayaannya akan berkembang sehingga produksinya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

BIOLOGI

Phylum : Chordata

Class : Pisces

Sub Class : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub Ordo : Siluridae

Family : Bagridae

Genus : Mystus

Species : Mystus nemurus

Ikan baung memiliki kumis atau sungut yang panjangnya mencapai mata, badannya tidak bersisik, mempunyai sirip dada dan sirip lemak yang besar, mulutnya melengkung, berwarna coklat kehijauan, hidup di dasar perairan dan bersifat omnivora.

Ciri-ciri induk jantan dan betina :

Induk betina : tubuh lebih pendek, mempunyai dua buah lubang kelamin yang

bentuknya bulat.

Iduk jantan : tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang

bentuknya panjang.

PEMBENIHAN

Pematangan gonad dilakukan di kolam beraliran air yang kontinyu dengan kepadatan 0,20,5 kg/m, diberi pakan berupa pelet sebanyak 3-4% per hari dari bobot tubuhnya. Seleksi Induk Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan. Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan lembut, bila diurut telur yang keluar bentuknya bulat utuh berwarna kecoklatan. Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan. Penyuntikan Induk betina disuntik Ovaprim dengan dosis sebanyak 0,6 ml/kg dan jantan 0,2 ml/kg. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu 810 jam. Setiap penyuntikan sebanyak 1/2 dosis total. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung.

Pemijahan/Pengurutan

Apabila dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalm bak yang sudah diberikan ijuk dan biarkan memijah sendiri. Apabika akan diurut, maka pengurutan dilakukan 68 jam setelah penyuntikan II.

Langkah pertama adalah menyiapkan sperma : ambil kantong sperma dari induk dengan membedah sperma perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl 0,9% sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer. Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk yang bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata. Agar menjadi pembuahan tambahkan air bersih dan aduklah sampai merata sehingga pembuahan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan pembilasan 23 kali agar bersih. Telur yang sudah bersih dimasukkan kedalam akuarium penetesan yang sudah diisi air. Cara memasukkan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan akuarium sampai merata. Dalam 36 jam telur akan menetes dan larva yang dihasilkan dipindahkan ke akuarium pemeliharaan larva. Setelah berumur dua hari, larva diberi makan kutu air (Moina sp atau Daphnia sp) atau cacing sutra (Tubifex sp) yang telah dicincang. Setelah berumur empat hari larva diberi makan cacing sutra hingga berumur tujuh hari.

Pendederan

Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir. Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor ke dalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 50gr/m. Pemupukan menggunakan kotoran ayam yang sudah dikeringkan dengan dosis 500 1.000 gr/m. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari disemprot dengan insektisida organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari. Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 ekor/m. Pendederan 1 dilakukan selama 14 hari, pendederan II selam 30 hari. Pakan diberikan setiap hari berupa tepung pelet sebanyak 0,75 gr/1.000 ekor.

PENCEGAHAN PENYAKIT

Penyakit yang sering menyerang ikan baung adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/liter.

Sumber : BBPBAT Sukabumi

Website : www.bbpbat.net