Tugas PPK

12
PENDAHULUAN Seorang Bapak S yang sekarang sudah berusia 71 tahun adalah seorang pensiunan PNS AKMIL yang kebetulan di lingkungan bapak tersebut, bukan hanya bapak ini yang mempunyai kejadian serupa, jadi kami memilih datang di tempat Bapak S dalam menyelesaikan tugas kami. Saat itu kami hanya sekelompok kecil dari tutorial 13, disana kami melakukan anamnesis dan pemeriksaan Reflek Neurologis. Dari anamnesis kami dapatkan bahwa Bapak S tersebut sudah tidak dapat menggerakan tangan dan kaki sebelah kirinya sejak 3 Juli 2011. Menurut cerita beliau saat itu terjadinya pas waktu subuh ketika beliau bangun tidur, nah.. tiba-tiba Bapak S ini merasakan tangan dan kakinya yang sebelah kiri sudah tidak bisa digerakan lagi. Dengan segera, keluarga Bapak S ini langsung membawa beliau ke RSUD Magelang dan Bapak S ini di rawat inap selama 10 hari. Selain tangan dan kaki kiri yang tidak bisa digerakan, wajah beliau juga terlihat Perot dan ketika berbicara, suara yang terdengar Pelo. Namun, Alhamdulillah tangan dan kaki yang sebelah kanan masih berfungsi dengan baik. Setelah beberapa hari di RSUD Bapak S ini merasa tidak mengalami perbaikan terhadap penyakitnya. Oleh karena itu, keluarga beliau mengusulkan untuk di rawat di rumah. Setelah keluar dari RSUD Bapak S ini menjalani berbagai macam pengobatan alternatif, salah satunya adalah totok darah, setelah melakukan beberapa kali pengobatan,

description

6464

Transcript of Tugas PPK

Page 1: Tugas PPK

PENDAHULUAN

Seorang Bapak S yang sekarang sudah berusia 71 tahun adalah seorang

pensiunan PNS AKMIL yang kebetulan di lingkungan bapak tersebut, bukan hanya

bapak ini yang mempunyai kejadian serupa, jadi kami memilih datang di tempat Bapak

S dalam menyelesaikan tugas kami. Saat itu kami hanya sekelompok kecil dari tutorial

13, disana kami melakukan anamnesis dan pemeriksaan Reflek Neurologis. Dari

anamnesis kami dapatkan bahwa Bapak S tersebut sudah tidak dapat menggerakan

tangan dan kaki sebelah kirinya sejak 3 Juli 2011. Menurut cerita beliau saat itu

terjadinya pas waktu subuh ketika beliau bangun tidur, nah.. tiba-tiba Bapak S ini

merasakan tangan dan kakinya yang sebelah kiri sudah tidak bisa digerakan lagi.

Dengan segera, keluarga Bapak S ini langsung membawa beliau ke RSUD Magelang

dan Bapak S ini di rawat inap selama 10 hari. Selain tangan dan kaki kiri yang tidak bisa

digerakan, wajah beliau juga terlihat Perot dan ketika berbicara, suara yang terdengar

Pelo. Namun, Alhamdulillah tangan dan kaki yang sebelah kanan masih berfungsi

dengan baik.

Setelah beberapa hari di RSUD Bapak S ini merasa tidak mengalami perbaikan

terhadap penyakitnya. Oleh karena itu, keluarga beliau mengusulkan untuk di rawat di

rumah. Setelah keluar dari RSUD Bapak S ini menjalani berbagai macam pengobatan

alternatif, salah satunya adalah totok darah, setelah melakukan beberapa kali

pengobatan, Alhamdulillah, beliau mulai merasakan tangan dan kaki kirinya sudah

mulai bisa digerakan, walaupun hanya sedikit-sedikit. Bukan hanya itu, wajah dan

bicara beliau juga sudah mulai keliatan normal kembali. Walaupun sudah mulai keliatan

agak baikan, namun ketika Bapak S ini berbicara terlalu lama, beliau merasa mudah

capek.

Sebelum Bapak S ini mengalami kejadian ini, pasien sempat mengalami

kesemutan, kram, bahkan hingga mati rasa. Tetapi hanya berlangsung beberapa saat saja

dan dapat kembali sembuh dengan sendirinya. Selain itu, Bapak S ini juga mempunyai

riwayat hipertensi dan diceritakan tekanan sistolnya mencapai 200 mmHg. Semenjak

Bapak S mengalami kejadian ini, beliau sudah tidak bisa pergi ke sawah seperti

biasanya. Untuk berdiri dan berpindah tempat saja, beliau harus membutuhkan bantuan

orang lain. Oleh karena beliau merasa pengobatan alternatif dapat membantu beliau,

Page 2: Tugas PPK

maka beliau lebih suka pengobatan alternatif dari pada pergi ke dokter. Oleh dokter

beliau diberikan obat Piracetam 800 mg. Untuk obat alternatif sendiri beliau

menggunakan obat-obatan herbal seperti Propolis dan Nature Hemofit (Eksta Kental

Daun Ginko Biloba).

Setelah beberapa pertanyaan yang telah kami tanyakan dalam anamnesis,

kamipun meminta izin kesediaan beliau dalam melakukan pemeriksaan fisik mulai dari

Vital Sign dan pemeriksaan Reflek Neurologis. Pada pemeriksaan Vital Sign didapatkan

semuanya dalam keadaan normal, setelah itu kami melakukan pemeriksaan neurologis

di dapatkan : bisep kakan-kiri (+), trisep kanan-kiri (+), brakhioradialis (+) dan Reflek

Babinski (+) pada kaki kiri.

Setelah semua yang telah dilakukan, dalam pikiran saya timbul pertanyaan, apa

indikasi dokter memberikan pengobatan dengan Piracetam dan mengapa Bapak S lebih

suka berobat dengan menggunakan pengobatan alternatif? Apakah pengobatan yang

telah dilakukan oleh dokter masih belum cukup atau sudah bagus, atau karena

kurangnya kepatuhan dari pasien sendiri atau karena kurangnya informasi dan

kepedulian yang diberikan dokter ataupun pihak RSUD kepada pasien terhadap

penyakitnya sehingga beliau lebih suka dirawat di rumah dan menggunakan pengobatan

alternatif?

Page 3: Tugas PPK

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kali ini saya mulai mencari berbagai sumber yang dapat

menjawab rasa penasaran saya atas pertanyaan-pertanyaan pada pendahuluan di

halaman sebelumnya. Di lihat dari hasil diagnosis sebelumnya Bapak S ini menderita

Stroke. Nah, sebelum saya bahas lebih jauh lagi, saya mulai berfikir bahwa Stroke itu

sendiri adalah suatu kelaian pada pembuluh darah di otak, baik karena Iskemik ataupun

Hemoragik. Manifestasi yang ditimbulkan dari klasifikasi juga berbeda-beda. Dilihat

dari hasil diagnosis, Bapak S ini menderita Stroke Iskemik, yang di akibatkan karena

kurangnya asupan darah ke jaringan otak yang di akibatkan oleh suatu penyumbatan.

Beberapa manifestasi yang sangat keliatan adalah Bapak S ini mengalami wajah

yang terlihat perot, bicaranya pelo, serta bagian tubuh sebelah kiri tidak bisa di gerakan.

Saya mulai berfikir, kenapa dokter hanya memberikan obat yang indikasinya hanya

bersifat sentral saja, padahal bagian perifernya juga mengalami kelainan. Sayapun

merasa bingung dengan hal ini, oleh karena itu saya pun mulai mencari-cari informasi

tentang obat ini, dan ternyata obat ini hanya berguna untuk menjaga kualiatas hidup

Bapak S saja, dengan indikasinya seperti gejala involusi yang berhubungan dengan usia

lanjut (astenia, kemunduran daya pikir, gangguan adaptasi, gangguan reaksi

psikomotorik, alkoholisme kronik dan adiksi, disfungsi serebral sehubungan dengan

akibatpasca trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan, astenia). Walaupun

mempunyai indikasi seperti itu, tetapi belum bisa mengobati berbagai kelainan seperti

yang dirasakan Bapak S ini, dalam jurnal yang saya dapatkan juga ternyata percobaan

pada piracetam tidak memberikan bukti pasti dari manfaat atau efek berbahaya pada

stroke iskemik. Data yang tersedia juga tidak mendukung penggunaan rutin piracetam

dalam pengelolaan pasien dengan stroke iskemik akut. Selain itu percobaan yang di

lakukan pada hewan percobaan juga masih harus terus dilakukan, dan hipotesa yang di

dapatkan bahwa penggunaan Piracetam sebaiknya diberikan segera setelah onset stroke.

Piracetam telah dilaporkan dapat meningkatkan aliran darah di otak dan

metabolisme glukosa pada jaringan infark  dan efektif dalam meningkatkan fungsi

bahasa pada pasien dengan afasia setelah menderita stroke. Meskipun ada keterbatasan

evidence mengenai mekanisme piracetam terhadap SSP, namun hal ini tetap diadakan

untuk memungkinkan pemulihan fluiditas membran dan untuk memfasilitasi

Page 4: Tugas PPK

pemeliharaan yang yang terkait dengan fungsi membran sel, termasuk produksi ATP,

neurotransmission dan aktivitas second messenger, sehingga mampu melindungi neuron

dari kerusakan akibat iskemik.

Setelah saya membaca beberapa jurnal, dan textbook bahwa stroke adalah suatu

kondisi medis yang membutuhkan keterlibatan pelayanan jasa yang multi-disiplin, yaitu

dokter UGD, dokter spesialis saraf (stroke), ahli radiologi, dokter bedah vasculer,

perawat, teknisi laboratorium dan radiologi, serta ahli farmasi. Penangan pasien stroke

bukan hanya diberikan terapi hanya sekedar memberikan obat kepada pasien, tapi

kurangnya edukasi terhadap penyakit ini, pasien pun merasa bahwa penyakitnya ini

tidak akan sembuh jika terus-terusan meminum obat yang sama namun tidak ada

perbaikan dalam kondisi yang dialami. Obat yang di berikan dokter juga hanya sebagai

obat pemeliharaan, bukan untuk mengurangi keluhan-keluhan yang di derita pasien.

Buruknya komunikasi antar tiap disiplin akan memberikan koordinasi yang

buruk dan merupakan sumber kesalahan medis. Dalam suatu evaluasi retrospektif

berdasarkan review dari 234 kasus stroke iskemik dan perdarahan didapatkan insiden

kesalahan dalam pengobatan mencapai 19%. Hal ini mengakibatkan lamanya rawat inap

pada pasien stroke yang ditangani tidak tepat akan memanjang 3 kali lipat dibanding

pada pasien yang tidak mengalami kesalahan dalam pengobatan. Karena kurangnya

edukasi dan terapi yang tak kunjung membaik, pasien pun mencari alternatif lain,

seperti totok darah dan mengkonsumsi obat-obatan herbal, dan Alhamdulillah hasilnya

lumayan. Saya pun mulai berfikir, kenapa terapi alternatif mampu melakukan itu?

Memang sih terapi alternatif, selain mempunyai khasiat yang baik, juga tidak

menimbulkan efek samping yang memberatkan bagi pasien, di samping itu biayanya

juga tidak semahal di RSUD.

Sayapun mulai mendapat jawaban atas pencarian saya, ternyata pengobatan

totok darah adalah salah satu cara menjaga kelancaran peredaraan darah. Dengan totok

darah dapat membuka penyumbatan-penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh

vena. Merangsang simpul-simpul syaraf dan pusat syaraf, serta mempengaruhi fungsi-

fungsi kelenjar. Selain itu terapi totok darah  dapat pula mengurangi atau

menghilangkan zat-zat pelelah (miyoglosis) yang menggumpal atau mengeras di sel-sel

otot, memperbaiki proses metabolisme di dalam tubuh dan menyempurnakan proses

pembagian zat-zat makanan ke seluruh tubuh.

Page 5: Tugas PPK

Selain pengobatan dengan totok darah, pemakaian obat-obatan herbal seperti

propolis, mampu mengaktifkan enzim dan anti-inflamasi serta terbukti merangsang

berbagai macam enzim, metabolisme sel, sirkulasi dan pembentukan kolagen, serta

mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, Bapak S memilih pengobatan

alternatif yang cukup aman terhadap penyakitnya, dari pada di RSUD yang kira-kira

biaya rawat inap saja bisa sampai ratusan ribu rupiah, dari pada terus-terusan di RSUD

yang tak kunjung membaik, lebih baik dirumah, yang tinggalnya gratis. Sebenarnya dari

pihak rumah sakit, harus selalu memberikan edukasi yang baik terhadap pasien agar

setiap pasien memahami apa yang terjadi pada dirinya, dan tindakan-tindakan apa yang

akan dilakukan.

Page 6: Tugas PPK

KESIMPULAN

Dari berbagai hal yang telah saya pelajari dari riwayat penyakit yang di derita

pasien (stroke) saya merasa bahwa tindakan terapi yang telah dilakukan dokter hanya

sebatas mencegah kemungkinan buruk yang akan terjadi pada pasien dengan stroke

iskemik, yang saya ingin tekankan bahwa edukasi sangatlah penting di lakukan, pasien

merasa bahwa tindakan yang di lakukan di RSUD tidak membantu dalam mengobati

kejadian yang terjadi pada diri Bapak S ini. Padahal kalau-kalau edukasi yang baik

dilakukan pasien pasti akan memahami tentang penyakitnya. Buktinya, saat kunjungan

pasien tidak tahu-menahu tentang penyakitnya, beliau hanya tahu kalau itu adalah

stroke, tapi beliau tidak tahu stoke itu apa? Bisa sembuh total atau tidak? Nah.. karena

mendengarkan pertanyaan-pertanyaan itu, kamipun berusaha menjawab hanya sebatas

sepengetahuan kami. Dan Alhamdulillah Bapak S mulai memahami.

Bukannya kami bertingkah sok pintar, ataupun menggurui, tapi kami berusaha

memberikan beberapa nasihat agar dapat membantu dalam menangani penyakit yang di

derita ini, seperti rajin-rajin keluar, jangan terus-terusan di kamar, latihan menggerakin

tangan dan kaki walau dalam posisi berbaring, kalau-kalau hari libur minta bantu

keluarga untuk jalan-jalan di sekitar rumah. Hal ini, Insya Allah dapat membatu urat-

urat syaraf agar tidak kaku.

Padahal jika hal ini dokter sendiri yang melakukannya pertama kali dengan cara

memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan contoh bagaimana cara melatih

penderita hemiparetik, Bapak S ini pasti akan senang sekali. Dalam hati saya, Alangkah

senangnya kalau Bapak S ini melihat dengan mata sendiri bahwa tangan dan kaki

kirinya sudah mulai bergerak sedangkan kemarin-kemarin masih lumpuh sama sekali.

Bapak S ini pasti akan sangat berterima kasih. Ia menganggap perbuatan dokter adalah

suatu kehormatan.

Page 7: Tugas PPK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2011. Pengobatan Totok Darah. http://www.totokdarah.com/. Di akses pada 08

Oktober 2011.

Anonim., 2011. Propolis Platinum. http://www.k-link.co.id/products.php?act=detail&idp=

38. Di akses pada 08 Oktober 2011.

Anonim., 2011. Indikasi Piracetam 800 mg. http://www.farmasiku.com/index.php?target=

products&product_id=30779. Di akses pada 08 Oktober 2011

Gofir, A., 2011. Manajemen Stroke (Evidence Based Medicine) (2nd ed). Yogyakarta :

Pustaka Cendekia Press.

Graeme, J. H., Stefano, R., Maria, G. C., Teresa, A. C., Enrico, R. Piracetam for Acute

Ischemic Stroke. http://stroke.ahajournals.org/content/37/8/2191.full.pdf+html

Philippa, C.R., Wheble, E.S., Sena, M.R., Macleod. A Systematic Review and Meta-

Analysis of the Efficacy of Piracetam and Piracetam-Like Compounds in

Experimental Stroke. http://content.karger.com/produktedb/ produkte.asp?

DOI=00011 1493&typ=pdf

Sidharta, P., 2009. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.