Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

8
Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar-Dasar MIPA Nama : Adi Sutrisno NIM : F03112066 Prodi : Pendidikan Fisika Kelas A Penyelesaian Masalah Fisika Kontekstual (Studi Kasus) Melalui Model Pendekatan Pakar Fisika Fisika merupakan salah satu bidang ilmu alam yang mempelajari gejala bentuk fisik tentang ilmu alam, fenomena dan mekanisme yang terjadi didalamnya. Pada hakekatnya bidang keilmuan fisika bersandarkan pada realita yang diimplementasikan melalui observasi (pengamatan). Sehingga guru sebagai pembimbing dalam pembelajar dituntut harus mampu menjelaskan dan menguasi bidang ilmu fisika yang dilakukkan secara profesional dalam proses pembelajaran. Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu sains yang mempelajari fenomena dan mekanisme yang terjadi dialam semesta. Dalam ilmu sains, fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mengkaji hal-hal dasar yang terkait dengan fenomena dan gejala-gejala fisik alam. Menurut Johari (2007), Sains merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan penelitian eksperimen dan penganalisisan sesuatu fenomena secara sistematik dan objektif dengan metode khusus bagi menciptakan pengetahuan baru yang bisa

description

Tugas

Transcript of Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

Page 1: Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar-Dasar MIPA

Nama : Adi Sutrisno

NIM : F03112066

Prodi : Pendidikan Fisika

Kelas A

Penyelesaian Masalah Fisika Kontekstual (Studi Kasus)

Melalui Model Pendekatan Pakar Fisika

Fisika merupakan salah satu bidang ilmu alam yang mempelajari gejala bentuk fisik tentang

ilmu alam, fenomena dan mekanisme yang terjadi didalamnya. Pada hakekatnya bidang

keilmuan fisika bersandarkan pada realita yang diimplementasikan melalui observasi

(pengamatan). Sehingga guru sebagai pembimbing dalam pembelajar dituntut harus mampu

menjelaskan dan menguasi bidang ilmu fisika yang dilakukkan secara profesional dalam proses

pembelajaran. Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu sains yang mempelajari fenomena dan

mekanisme yang terjadi dialam semesta. Dalam ilmu sains, fisika merupakan salah satu cabang

ilmu sains yang mengkaji hal-hal dasar yang terkait dengan fenomena dan gejala-gejala fisik

alam. Menurut Johari (2007), Sains merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan penelitian

eksperimen dan penganalisisan sesuatu fenomena secara sistematik dan objektif dengan metode

khusus bagi menciptakan pengetahuan baru yang bisa dipercayai. Sedangkan menurut penulis

pribadi sains merupakan bidang wawasan pembelajaran yang berhubungan dengan pengetahuan

kealaman yang berdasarkan realita yang terjadi sehingga dalam proses pembelajaran perlunya

melakukan observasi dan pengambilan keputusan ilmiah terhadadap hasil pengamatan. Dari

beberapa hasil penelitian ditemukan banyak pelajar yang bisa menyelesaikan masalah fisika

tetapi tidak bisa memahami konsep fisika yang terlibat (Kuo, 2001). Menurut penulis

kebanyakan pelajar hanya mampu menguasai teroinya sedang dalam hal praktek, pengembangan

dan penerepan disiplin ilmu fisika, ideks pencapaian mereka masih sangat minim. Kebanyakan

pelajar hanya mampu menyelesaikan permasalahannya saja tanpa memahami konsep fisika itu

sendiri, sebab penyelesaian permasalah fisika yang mereka lakukan itu benar berdasarkan atas

dasar kebetulan bukan pemahan konsep. Hal ini terjadi karena pelajar telah menghafal

Page 2: Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

penyelesaian sesuatu masalah terutama jika melibatkan masalah-masalah fisika rutin yang

diajarkan oleh gurunya di sekolah. Sehingga jika diberikan masalah fisika bukan rutin

(kontekstual) pelajar tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. Menurut penulis pada umumnya

siswa belum menguasi materi dan konsep yang disampaikan seorang guru melainkan hanya

terhapal karena penyelesaian masalah tersebut disampaikan secara rutin. Ini merupan sebuah

permasalahan kontektual dimana sebuah soal fisika yang diberikan, dimana melibatkan

penggunaan konsep dan teroi yang tidak biasa digunakan sebelumnya sehingga pelajar sulit

untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan didalam soal tersebut. Solusi yang dapat

diberikan untuk menyelesaikan masalah fisika kontekstual pelajar, diperlukannya suatu proses

pemikiran secara khusus dan berbeda-beda antara masalah yang satu dengan masalah lain. Salah

satu hal yang menyebabkan banyaknya pelajar tidak dapat menyelesaikan masalah fisika

kontekstual karena kurangnya perhatian guru dalam mengajarkan kemahiran penyelesaian

masalah ini. Penelitian yang dijalankan oleh Sharif dan Razak (1996), menunjukkan bahwa

sewaktu proses pengajaran dan pembelajaran, guru banyak memberikan perhatian kepada

kemahiran berhitung saja sedangkan kemahiran menafsirkan masalah dan menyelesaikan

masalah sangat kurang.

Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional sangat mendukung dan

memperhatikan penguasaan kemahiran menyelesaikan masalah dalam pengajaran dan

pembelajaran fisika. Hal ini dapat kita lihat dengan dimasukkannya aspek penyelesaian masalah

menjadi salah satu standar kompetensi dalam kurikulum mata pelajaran fisika. Standar

kompetensi keempat dalam kurikulum mata pelajaran fisika ialah mengembangkan kemampuan

pelajar untuk berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip

fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara

kualitatif maupun kuantitatif (Depdiknas, 2003). Meskipun Pemerintah menganggap pe-

nyelesaian masalah merupakan satu kemahiran yang penting dalam mempelajari ilmu fisika,

namun didalam kurikulum fisika itu sendiri tidak akan pernah kita temukan tentang penjelasan

dan panduan mengenai strategi penyelesaian masalah. Pemerintah mempercayakannya kepada

guru untuk mengajarkan kemahiran menyelesaikan masalah ini kepada pelajar sesuai dengan

strategi masing-masing.

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukkan oleh Muhammad Syukri dkk, diperolehlah

sebuah hasil penelitian mengenai strategi pendekatan penyelesaian masalah fisika kontekstual

Page 3: Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

yang dijalankan oleh pakar fisika dalam penelitian. Harapan dari hasil penelitian ini yaitu dapat

digunakan oleh guru sebagai salah satu rujukan untuk mengajarkan kemahiran penyelesaian

masalah fisika terutamanya yang melibatkan masalah fisika kontekstual. Adapaun Tujuan dari

penelitian yang dilakukkan oleh Muhammad Syukri dkk, adalah menghasilkan sebuah model

pendekatan pakar fisika dalam menyelesaikan masalah fisika kontekstual. Diharapkan model ini

dapat dijadikan sebagai panduan oleh guru fisika dalam mengajarkan kemahiran menyelesaikan

masalah. Penelitian yang mereka lakukkan menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuannya ialah

untuk menentukan kerangka model penyelesaian masalah fisika kontekstual yang diperoleh dari

langkah-langkah pakar fisika sewaktu menyelesaikan masalah fisika kontekstual. Menurut

Creswell (2005) dalam penelitian kualitatif, hal yang dianggap penting bukannya hasil penelitian

melainkan proses yang dilalui oleh subjek penelitian untuk memperoleh hasil penelitian tersebut.

Selain itu pendekatan kualitatif juga membolehkan peneliti memperoleh kepahaman yang

mendalam tentang kasus yang diteliti. Adapun menurut pendapat penulis secara pribadi

menyatakan hal yang sangat setuju dengan pendapat Creswell yaitu ketika seorang peneliti

sedang melakukkan penelitian, yang paling bernilai dari kegiatan penelitian itu adalah proses

penelitian yang dilakukkan peneliti dengan demikian secara tidak lansung peneliti akan

menemukan hal dan pengalaman baru yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang terkait

dengan permasalahan yang sedang dipecahkan seorang peneliti.

Subyek penelitian yang dilakukkan oleh Muhammad Syukri dkk adalah sepuluh staf

pengajar (dosen) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian dilakukan selama dua bulan (September 2011 –

November 2011). Data utama penelitian ini adalah data tulisan dan data lisan. Data tulisan

didapat dari jawaban tertulis masalah fisika kontekstual yang diselesaikan oleh semua subyek

penelitian (sepuluh pakar fisika), sedangkan data lisan didapat dari wawancara terstruktur setelah

mereka menyelesaikan masalah tersebut. Proses penelitian yang dilakukkan oleh Muhammad

Syukri dkk, yang pertama adalah memberikan permasalah fisika kontekstual adapun yang

menjadi bahan pembahassan subjek penelitian ini terdiri atas dua masalah (mekanika dan gaya

gesekan). Selanjutnya semua jawaban masalah fisika kontekstual yang telah diselesaikan oleh

subjek pnelitian ini akan dianalisis untuk mengetahui dan memahami semua pendekatan

penyelesaian masalah yang mereka lakukan. Setiap langkah penyelesaian yang mereka lakukan

diberi kode agar mudah dilakukan pengurutan dari awal sampai akhir. Setelah menganalisis

Page 4: Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

semua jawaban tertulis, peneliti selanjutnya melakukan wawancara terstruktur. Wawancara ini

dilakukan untuk lebih memahami semua pendekatan penyelesaian yang mereka lakukan sewaktu

menyelesaikan masalah fisika kontekstual dan juga untuk mengetahui apakah ada pendekatan

lain yang mereka gunakan selain yang telah diberi kode dari jawaban tertulis mereka. Akhirnya

semua pendekatan penyelesaian yang mereka lakukan akan dikelompokan kedalam beberapa

strategi penyelesaian masalah sesuai dengan model rujukan penelitian. Muhammad Syukri dkk

menggunakan model penyelesaian masalah Minnesota sebagai model rujukan.

Model Minnesota merupakan model umum penyelesaian masalah fisika yang dipelopori oleh

dua peneliti pendidikan fisika Patricia Heller dan Kenneth Heller dari University of Minnesota,

USA. Dalam model Minnesota terdapat lima kelompok strategi penyelesaian masalah yaitu:

fokus kepada masalah, formulasi fisika, merancang jawaban, melaksanakan rancangan, dan

memeriksa kembali jawaban. Setelah melalui analisis dari jawaban tertulis dan wawancara

semua subyek penelitian, Muhammad Syukri dkk menemukan 20 pendekatan yang dilakukan

oleh pakar fisika sewaktu menyelesaikan masalah fisika kontekstual. Berdasarkan perbandingan

dengan model pendekatan rujukan penelitian (model Minnesota), Muhammad Syukri dkk

membagi semua pendekatan hasil penelitian tersebut kedalam tiga kategori yaitu: pendekatan

yang sama dengan pendekatan model Minnesota, pendekatan penelitian tetapi bukan pendekatan

model Minnesota dan pendekatan model Minnesota tetapi bukan pendekatan hasil penelitian.

Perbedaan antara model hasil penelitian dengan model Minnesota lebih sebabkan oleh perbedaan

subjek penelitian dan materi masalahnya. ng

Dari hasil analisis semua model pendekatan penyelesaian masalah fisika kontekstual yang

dilakukan oleh sepuluh pakar fisika, Muhammad syukri dkk menentukan satu model pendekatan

yang selalu dilakukan oleh semua pakar fisika. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah

mengumpulkan informasi, menentukan prinsip/konsep, mengidentifikasi variabel, membuat

hubungan kuantitatif, membuat persamaan spesifik membuat substitusi, membuat perhitungan,

membuat keputusan, dan memeriksa jawaban.

Harapan dari Muhammad Syukri ddk tentang penelitian yang telah mereka lakukan ini dapat

digunakan oleh guru sebagai salah satu rujukan dalam pengajaran dan pembelajaran ilmu fisika

di sekolah. Dengan model pendekatan ini diharapkan pelajar mempunyai kemampuan dan

kemahiran dalam menyelesaikan masalah fisika.

Page 5: Tugas Pengganti Nilai UAS Dasar, Model Pendekatan Pakar Fisika

Daftar Pustaka :

Creswell, J.W. 2005. Educational research: planing, conducting and evaluating quantitative and

qualitative research. New Jersey: Pearson.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika SMA & MA. Jakarta: Pusat

Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Kuo, V.H., Heller, K., Heller, P., Henderson, C. & Yerushalmi, E. 2001. Instructors’ Ideas about

Problem Solving-Grading. Proceedings of the Physics Education Research Conference,

Rocester, NY.

Sharif, M. & Habib, A. R. 1996. Penggiraan, Penterjemahan dan Penyelesaian Masalah dalam

Matematik: Kajian tentang Kesediaan Pelajar-pelajar Tingkatan Satu. Jurnal Pendidikan,

21:109-118.

Syukri, M dkk.2012. Model Pendekatan Pakar Fisika dalam Menyelesaikan Masalah Fisika

Kontekstual : Studi Kasus. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8 : 61-67.