Tugas Pengantar Hukum Bisnis

9
TUGAS PENGANTAR HUKUM BISNIS OLEH : BIMA SETTIAJI N (F0212024) MANAJEMEN KELAS B UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

description

hukum bisnis

Transcript of Tugas Pengantar Hukum Bisnis

TUGAS PENGANTAR HUKUM BISNIS

OLEH :

BIMA SETTIAJI N (F0212024)

MANAJEMEN KELAS B

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Soal Tugas Pengantar Hukum Bisnis :

1. Carilah 2 kasus (sengketa) di dalam hokum bisnis2. Carilah Undang – Undang sebanyak banyaknya yang terkait dengan kasus tersebut

KASUS 1 : Skandal Libor (London Interbank Offered Rate)

http://www.inspirasi-usaha.com/old/berita-4310-12-bank-kena-denda-rp209-triliun-karena-manipulasi-bunga.html

Morgan Stanley memperkirakan, 12 bank global yang diketahui terkait skandal manipulasi suku bunga Libor akan menghadapi denda sebesar US$ 22 miliar (Rp 209 triliun). Jumlah itu merupakan gabungan penalti regulator dan kerugian yang dialami investor serta pihak-pihak terkait langsung.

Bulan lalu, Barclays sudah membayar denda US$ 456 juta ke otoritas Inggris dan AS karena usaha memanipulasi London Interbank Offered Rate sebagai patokan derivatif, pinjaman dan hipotek sebesar US$ 360 triliun. Perhitungan ini tidak meliputi kerugian potensial dari investigasi kartel AS dan Uni Eropa yang bisa mengakibatkan denda puluhan miliar dolar.

Joaquín Almunia, aparat penegak hukum persaingan Uni Eropa hari ini mengatakan, penyelidikan kartel Uni Eropa tentang suku bunga derivatif terkait Libor dan dua suku bunga serupa dikenal sebagai Euribor dan Tibor, yang sudah berjalan setahun merupakan salah satu prioritas utamanya.

Menurut Almunia, bahwa skandal Libor yang mengejutkan itu mewakili beberapa kelakuan sektor perbankan paling tak bertanggungjawab di masa lalu. Jika kekhawatirannya terbukti, dia ingin ada hukuman untuk menegaskan perubahan budaya di sektor perbankan yang selama ini belum terjamah aparat penegak hukum kartel.

Penyelesaian investigasi kartel Komisi Eropa membutuhkan beberapa tahun, tapi bisa berakhir dengan denda hingga 10% turnover. Di bawah hukum Uni Eropa, para investigator hanya perlu menunjukkan ada usaha membentuk kartel, daripada membuktikan efek pasti di pasar produk.

Analisa Morgan Stanley merupakan upaya paling detail sejauh ini untuk menghitung kerusakan potensial dari skandal Libor Barclays. Menurut perhitungan Morgan Stanley, denda bisa memangkas 4 – 13% pendapatan bank per saham untuk 2012 atau sekitar 0.5% dari nilai buku.

Analisa tersebut juga menempatkan nilai resiko potensial dari gugatan class action. Setiap bank yang disebut akan membayar rata-rata US$ 400 juta dengan denda individual berkisar dari US$ 60 juta – US$ 1,1 miliar, tergantung dari besarnya buku derivatif mereka.

Skandal Libor, Bank Skotlandia Didenda US$ 610 Juta

http://bisnis.liputan6.com/read/506529/skandal-libor-bank-skotlandia-didenda-us-610-juta

Setelah Barcalys dan UBS, otoritas keuangan Inggris atau Financial Services Authority (FSA) juga menjatuhkan denda ke bank Skotlandia yakni Royal Bank of Scotland (RBS) karena terbukti bersalah dalam skandal LIBOR.

LIBOR (London Interbank Offered Rate) atau tingkat suku bunga pinjaman antar bank dibuat bersama 16 bank terbesar dunia. Bank-bank itu menentukan suku bunga rata-rata yang dihitung dari biaya meminjam dana jangka pendek tanpa agunan yang nantinya dijadikan acuan untuk bank dalam memberikan pinjaman ke bank-bank lain setiap hari.

Anggota LIBOR per Mei 2012 adalah: Abbey National plc, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, Barclays Bank plc, BNP Paribas, Citibank NA, Credit Agricole CIB, Deutsche Bank AG, HSBC, JP Morgan Chase, Lloyds Banking Group, Mizuho Corporate Bank, Rabobank, Royal Bank of Canada, The Royal Bank of Scotland Group, Societe Generale, UBS AG.

Dalam kasus skandal LIBOR bank-bank yang terseret adalah Norinchukin (Jepang), West LB (Jerman), UBS (Swiss), RBS (Inggris), RBC (Kanada), Rabobank (Belanda), JP Morgan (AS), HBOS (Inggris), HSBC (Inggris), Lloyds (Inggris), Deutsche Bank (Jerman), Credit Suisse (Swiss), Citibank (AS), Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) dari Jepang, Bank of America, dan Barclays (Inggris). 

Bank-bank itu diduga menetapkan bunga yang lebih rendah yang membuatnya tetap untung meski kondisi keuangan sedang ketat dan krisis keuangan. Sebaliknya, nasabah mendapat keuntungan yang lebih sedikit dari yang seharusnya didapatkan.

Dalam kasus skandal LIBOR itu, FSA mendenda RBS sebesar 390 juta poundsterling atau US$ 610 juta atau setara Rp 5,9 triliun (Kurs 9.705/US$).

Seperti dilansir BBC, Kamis (7/2/2013), pimpinan RBS, Sir Philip Hampton mengatakan itu adalah 'hari yang menyedihkan' bagi banknya.

Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengatakan bahwa denda RBS harus dibayarkan dari bonus bankir daripada dari kantong pembayar pajak.

RBS sendiri mengatakan akan membayar denda itu dengan menggunakan uang dari bonus yang sudah dibayar dan pengurangan untuk bonus di masa depan. RBS mengatakan pihaknya telah

menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh 21 karyawannya terkait sakndal LIBOR ini, yang kini telah dikeluarkan bank tersebut.

UNDANG – UNDANG YANG TERKAIT :

1) The Fraud Act 2006 CHAPTER 35 Act of the Parliament of the United Kingdom

Undang-undang ini memberikan definisi hukum tentang tindak pidana penipuan , mendefinisikan dalam tiga jenis penipuan yaitu representasi palsu, penipuan dengan tidak mengungkapkan informasi, dan penipuan oleh penyalahgunaan posisi. Dalam Undang Undang ini dikatakan bahwa seseorang yang ditemukan bersalah atas penipuan adalah bertanggung jawab untuk denda atau penjara sampai dua belas bulan (enam bulan di Irlandia Utara), atau denda atau penjara sampai sepuluh tahun pada surat dakwaan.

"Penipuan oleh perwakilan palsu" didefinisikan oleh Pasal 2 UU sebagai kasus di mana seseorang membuat "setiap representasi sebagai fakta atau hukum ... tersurat maupun tersirat" yang mereka tahu tidak benar atau menyesatkan.

"Penipuan dengan tidak mengungkapkan informasi" didefinisikan oleh Pasal 3 UU sebagai kasus di mana seseorang gagal untuk mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga ketika mereka berada di bawah kewajiban hukum untuk mengungkapkan informasi tersebut.

"Penipuan oleh penyalahgunaan posisi" didefinisikan oleh Pasal 4 UU sebagai kasus di mana seseorang menempati posisi di mana mereka diharapkan untuk melindungi kepentingan keuangan dari orang lain, dan pelanggaran posisi, ini termasuk kasus di mana pelecehan terdiri dari kelalaian daripada tindakan terang-terangan .

Dalam semua tiga jenis penipuan, menyebutkan bahwa untuk suatu pelanggaran telah terjadi, orang tersebut telah bertindak tidak jujur , dan bahwa mereka bertindak dengan tujuan membuat keuntungan untuk diri sendiri atau orang lain, atau menimbulkan kerugian (atau risiko kerugian) yang lain.

2) The Financial Services and Markets Act 2000 CHAPTER 8 Act of the Parliament of the United Kingdom

Beberapa bagian kunci dari tindakan ini adalah:

Section 2 menguraikan tujuan regulasi dari FSA ( Otoritas Jasa Keuangan Inggris ): (a) kepercayaan pasar, (b) stabilitas keuangan (c) kesadaran publik, (d) perlindungan konsumen, dan (e) pengurangan kejahatan keuangan .

Pasal 19 mewajibkan perusahaan diberi wewenang untuk melakukan kegiatan diatur.

Bagian 21 membuatnya menjadi tindak pidana untuk mengeluarkan promosi keuangan (undangan untuk terlibat dalam kegiatan investasi) di Inggris kecuali dikeluarkan atau disetujui oleh perusahaan resmi atau dibebaskan melalui Orde Promosi Keuangan .

Pasal 59 menyatakan bahwa seseorang tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam mengendalikan perusahaan tanpa persetujuan oleh FSA.

Bagian 71 memungkinkan orang pribadi untuk menuntut perusahaan untuk kerusakan jika seseorang melakukan fungsi dikontrol tidak disetujui.

Pasal 118 menyangkut penyalahgunaan pasar .

Bagian 132 menetapkan Jasa Keuangan dan Pasar Pengadilan .

Bagian 138 hibah FSA aturan pembuatan listrik.

Bagian 150 memungkinkan orang pribadi untuk menuntut ganti rugi jika sebuah perusahaan resmi telah melanggar aturan-aturan tertentu.

Bagian 165 memberikan kekuatan FSA untuk meminta informasi tertentu.

Bagian 213 menetapkan Skema Kompensasi Jasa Keuangan .

Bagian 397 membuatnya menjadi tindak pidana untuk menyesatkan pasar atau investor.

KASUS 2 : MA Menangkan TPI, Pailit Batal

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2009/12/15/320/285132/ma-menangkan-tpi-

pailit-batal

Sidang kasasi kasus pailit TPI telah diputuskan oleh Mahkamah Agung (MA). Hasilnya, MA mengabulkan permohonan kasasi TPI yang diajukan oleh karyawan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Alhasil, putusan pailit atas TPI pun batal.

"Intinya mengabulkan kasasi dari pemohon kasasi yaitu PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia dan kawan-kawan. Oleh karena itu permohonan pailit ditolak," kata Ketua Muda Bidang Pengawasan MA M Hatta Ali, di Gedung MA, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (15/12/2009).

Sidang putusan kasasi kasus pailit TPI ini dipimpin ketua majelis hakim Abdul Kadir Mappong dengan hakim anggota Zaharuddin Utama dan M Hatta Ali.

Dijelaskan Hatta, majelis hakim mengabulkan permohonan dengan alasan permohonan pailit yang sudah diputus Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak sederhana. Karena sesuai UU Kepailitan, pembuktiannya harus sederhana.

"Perkaranya rumit dan ruwet. Misalnya, pembuktian laporan tahunan. Juga banyak bukti-bukti yang memerlukan ketelitian yang sifatnya tidak sederhana," terangnya.

Sekadar diketahui, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan pailit pada TPI pada Rabu 14 Oktober 2009. Putusan didasarkan pada bukti TPI masih mempunyai utang jatuh tempo senilai USD53 juta kepada Crown Capital Global Limited. Namun, pihak TPI kukuh bahwa CCGL tidak memiliki hak tagih, karena utang tersebut sudah dibayar lunas. TPI juga menengarai bahwa gugatan pailit ini atas keinginan pemilik lama.

UNDANG – UNDANG YANG TERKAIT :

1. Undang – Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

2. Pasal 16 UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU KPKPU)

Berdasarkan Pasal 16 UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU KPKPU) Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit meskipun putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali.

3. Pasal 1131 KUH Perdata dan pasal 1132 KUH Perdata.

Dalam pasal 1131 KUH Perdata dinyatakan bahwa segala kebendaan debitur baik yang ada maupun yang akan ada baik bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap pelunasan hutang yang dibuatnya.

Sedangkan pasal 1132 KUH Perdata menyebutkan harta kekayaan debitur menjadi jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditur yang memberikan hutang kepadanya.