TUGAS PENATALAKSANAAN

download TUGAS PENATALAKSANAAN

of 9

Transcript of TUGAS PENATALAKSANAAN

Sindrom Antibodi AntifosfolipidObat-obatan yang lazim digunakan adalah Aspirin dosis rendah (75-100 mg/hari), Warfarin, dan Heparin (Unfractionated Heparin/UFH atau Low Molecular Weight Heparin/LMWH). Aspirin dosis rendah efektif untuk mengurangi kelengketan trombosis, sedangkan Warfarin dan Heparin bermanfaat untuk mengencerkan darah (antikoagulan). Warfarin berupa tablet yang diminum. Dosis Warfarin yang diberikan pada penderita ditentukan secara uji coba dengan titrasi sampai didapatkan dosis yang dapat membuat darah menjadi encer tetapi tidak menyebabkan komplikasi perdarahan. Pengukuran yang digunakan adalah International Normalized Ratio/INR) yang membandingkan darah pasien dengan darah normal, semakin tinggi rasio, darah semakin kurang kental (semakin encer). Pengukuran INR tersebut dilakukan secara berkala dan dicatat dalam kartu catatan khusus mengenai dosis antikoagulan dan hasil INR. Umumnya diharapkan target INR antara 2-3. Heparin, baik UFH maupun LMWH, diberikan lewat suntikan/injeksi. LMWH dapat disuntikkan sendiri oleh penderitanya dengan mudah menggunakan jarum suntik kecil yang telah tersedia dalam paket obatnya. Heparin digunakan pada tiga kondisi utama, yakni segera setelah terjadinya trombosis karena mula kerjanya cepat, menjelang operasi atau melahirkan karena kerja obat dapat dihentikan dan dimulai lebih cepat daripada Warfarin, dan digunakan bila diperlukan pada kehamilan karena Warfarin dapat berbahaya dan bersifat racun bagi perkembangan janin pada masa kehamilan tertentu. Bila kontrol dengan obat yang tepat tercapai, penderita sindrom darah kental dapat kembali hidup normal.

IDP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura)HOW IS ITP TREATED IN CHILDREN? Karena sebagian besar anak penderita ITP dapat pulih tanpa penanganan medis, banyak dokter yang merekomendasikan untuk melakukan observasi ketat dan sangat hati-hati terhadap penderita serta penanganan terhadap gejala-gejala perdarahannya. Penderita tidak perlu dirawat di Rumah Sakit jika penanganan dan perawatan intensif dan baik ini tersedia di rumah. Akan tetapi, beberapa dokter merekomendasikan penanganan medis singkat dengan pengobatan oral _Prednisone_ atau pemasangan infus (masuk ke urat darah halus) berisikan zat gamma globulin untuk meningkatkan jumlah sel darah merah

penderita dengan cepat. Kedua jenis obat ini memiliki beberapa efek samping.

HOW IS ITP TREATED IN ADULTS? Penanganan medis terhadap penyakit ITP yang diderita orang dewasa lebih ditujukan untuk meningkatkan jumlah sel darah merahnya. Ini tidak sama dengan menyembuhkan penyakit ITP-nya. Penderita ITP mungkin diharuskan untuk mengkonsumsi obat Prednisone selama beberapa minggu, atau bahkan lebih lama. Akan tetapi, saat pengobatan oral ini dihentikan, jumlah sel darah merah dalam tubuh penderita mungkin saja akan rendah kembali. Jika pengobatan _Prednisone _ tidak juga banyak membantu, organ limpa penderita mungkin akan dikeluarkan melalui tindakan operasi. Organ ini yang memproduksi sebagian besar antibodi yang selama ini menghancurkan sel-sel darah merah dalam tubuhnya sendiri. Organ ini juga berfungsi untuk menghancurkan sel-sel darah yang tua atau rusak. Di lain pihak, bagi orang dewasa yang sehat, tindakan operasi pengeluaran organ limpa bukanlah kategori tindakan medis yang serius.

HEMOFILIAAdapun Prof. Dr. Djajadiman Gatot, SpA (K) yang juga menjadi pembicara juga dalam diskusi tersebut menerangkan, pengobatan definitif yang bisa dilakukan oleh penderita Hemofilia adalah dengan metode RICE, singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevation. Penjabarannya: - Rest. Penderita harus senantiasa beristirahat, dan jangan banyak melakukan

kegiatan berat atau yang sifatnya kontak fisik. - Ice. Jika terjadi luka segera perdarahan itu dibekukan dengan mengkompresnya dengan es. - Compression. Dalam hal ini, luka itu juga harus dibebat atau dibalut dengan perban. - Elevation. Berbaring dan meninggikan luka tersebut lebih tinggi dari posisi jantung.Meskipun tidak ada obat untuk hemofilia, bisa dikontrol dengan infus teratur faktor pembekuan darah kekurangan, yaitu faktor VIII pada hemofilia A atau faktor IX hemofilia B. Faktor pengganti dapat berupa diisolasi dari serum darah manusia, rekombinan, atau kombinasi dari dua. Beberapa penderita hemofilia mengembangkan antibodi (inhibitor) terhadap faktor-faktor penggantian diberikan kepada mereka, sehingga jumlah faktor harus ditingkatkan atau produk pengganti non-manusia harus diberikan, seperti faktor VIII babi. Jika seorang pasien menjadi refrakter terhadap faktor pengganti koagulasi sebagai hasil dari beredar inhibitor, ini mungkin sebagian diatasi dengan rekombinan faktor VII manusia (NovoSeven), yang terdaftar untuk indikasi di banyak negara. Pada awal 2008, US Food and Drug Administration (FDA) menyetujui Xyntha (Wyeth) faktor anti-haemophilic, rekayasa genetik dari gen sel indung telur hamster Cina. Sejak tahun 1993 (Dr Mary Nugent) faktor produk rekombinan (yang biasanya dibudidayakan di ovarium hamster Cina (CHO) sel kultur jaringan dan melibatkan sedikit, jika ada produk plasma manusia) telah tersedia dan telah banyak digunakan di negara-negara barat kaya. Sedangkan rekombinan faktor pembekuan menawarkan produk kemurnian lebih tinggi dan keselamatan, mereka, seperti berkonsentrasi, sangat mahal, dan umumnya tidak tersedia di negara berkembang. Dalam banyak kasus, faktor produk apa pun yang sulit diperoleh di negara-negara berkembang. Di negara-negara Barat, standar umum jatuh perawatan menjadi salah satu dari dua kategori: profilaksis atau on-demand. Profilaksis melibatkan infus faktor pembekuan pada jadwal reguler untuk menjaga kadar pembekuan cukup tinggi untuk mencegah episode perdarahan spontan. On-demand pengobatan melibatkan mengobati pendarahan episode setelah mereka muncul. Pada tahun 2007, percobaan klinis yang diterbitkan di''New England Journal of Medicine''membandingkan pengobatan on-demand anak laki-laki ( 50.000/ml. 2. Splenektomi merupakan terapi definitif bagi pasien ITP dewasa. Splenektomi diindikasikan bila pasien tidak berespon pada pemberian prednison dosis awal. Atau dosis tinggi untuk mempertahankan hitung trombosit < 10.000/ml. Sekitar 80% dari pasien splenektomo akan mengalami remisi baik parsial atau sempurna. 3. Immunoglobulin dosis tinggi iv (400mg/kg BB) selama 3-5 hari, mempunyai efektivitas tinggi (90%) dalam meningkatkan hitung trombosit dengan cepat., yaitu 1-5 hari.namun pngobatan ini sangat mahal dan efeknya berakhir hanya 1-2 minggu. Terapi immunoglobulin harus diberikan pada situasi gawat darurat seperti persiapan operasi pada pasien dengan trombositopenia brat. 4. Pada pasien yang gagal, baik pada terapi prednison/spleniktomi, dapat digunsksn danazol 600 mg/hari yang telah berespon terhadap 50% kasus. 5. Immunosupresif seperti vinkristin, infus finblastin azateoprin, dan siklio fosfamit, dapat digunakan pada kasus-kasus refrakter. 6. Tranfusi trombosit, jarang diberikan pada pengobatan ITP. Tranfusi hanya diberikan pada kasus-kasus perdarahan berat yang mengancam jiwa untuk mmpertahankan kemantapan hemostasis. (Arief mansoer, dkk) PTI akut: 1. Pada yang ringan hanya dilakukan observasi tanpa pengobatan, karena dapat sembuh secara spontan 2. Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, berikan kortikosteroid 3. Pada trombositopenia akibat koagulasi intravaskular diseminata (KID) dapat diberikan heparin intravena. Pada pambarian heparin sebaiknya selalu disiapkan antidotumnya yaitu protein sulfat. 4. Bila keadaan saat gawat (terjadi perdarahan otak atau saluran cerna), berikan tranfusi suspense trombosit. PTI menahun: 1. Imunoglobulin intravena (dosis inisial 0,8 g/kg, 1 kali pemberian) 2. Kortikosteroid (4mg prednison/kg/hari per oral selama 7 hari, kemudian tapering-off dalam 7 hari).

3. Antibodi anti-R (D) 4. interferon 5. Siklosporin 3-8 mg/kg perhari dibagi dalam 2-3 dosis 6. Azatioprin 50-300 mg/m2/hari per oral, selama > 4 bulan

Penatalaksanaan a. Terapi untuk mengurangi proses imun sehingga mengurangi perusakan trombosit - Terapi kortikosteroid, yang berfungsi untuk mengurangi aktivitas makrofag sehingga mengurangi destruksi trombosit, mengurangi pengikatan IgG oleh trombosit, serta menekan sintesis antibodi - Pemberian prednison 60-80 mg/hari kemudian diturunkan perlahan-lahan, untuk mencapai dosis pemeliharan (