Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

12
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan berduka karena kematian merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya. Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka dalam kematian sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain. Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur merekasehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius. B.Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

description

Menjelang ajal

Transcript of Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

Page 1: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian yang

sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan

berduka karena kematian merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu

kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini

lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.

Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka dalam

kematian sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada

keinginan untuk mencari bantuan kepada orang lain. Perawat berkerja sama dengan klien

yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk

memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur merekasehingga kehidupan

mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka

cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah

emosi, mental dan sosial yang serius.

B.Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

1.Tujuan khusus

a.Mengetahui konsep keadaan terminal

b.Mengetahui aplikasi Caringpada klien menjelang ajal

2.Tujuan umum

a.Mengetahui manifestasi klinik pada klien menjelang ajal

b.Mengetahui tahap-tahap menjelang kematian

C.Ruang Lingkup Permasalahan

Makalah ini membahas tentang konsep keadaan terminal,manifestasi klinik klien yang

menjelang ajal, tahap-tahap menjelang ajal, serta aplikasi caring pada klien menjelang ajal.

Page 2: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

BAB II

PEMBAHASAN

A.Kondisi Terminal

Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan melalui

suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu. Perawatan

terminal dapat dimulai pada minggu-minggu,hari-hari dan jaminan terakhir kehidupan,

yang bertujuan:

1.Mempertahankan hidup

2.Menurunkan stress

3.Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin

Secara umum, kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami

olehsiapasaja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan nyeri dan

takut, tidak hanya pasien, akan tetapi juga keluarganya, bahkan pada mereka yang

merawat dan mengurusnya.

Manifestasi klinik dari klien menjelang ajal, antara lain:

a.fisik

Page 3: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

1.Gerakan penginderaan menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki dan

ujung jari

2.Aktivitas dari GI berkurang

3.Reflek mulai berkurang

4.Suhu klien biasanya tinggi, tapi klien merasa kedinginan

5.Denyut tidak teratur dan lemah

6.Penglihatan mulai kabur

7.Klien dapat tidak sadarkan diri

b.Psikososial

1.Respon kehilangan

- Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara tertentu

untuk mengulurkan tangan

- Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian mengendor

- Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menangis

2.Hubungan dengan orang lain

Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan secara

interpersonal serta akibat penolakan.

Elizabeth Kubler Ross menggambarkan 5 tahap menjelang kematian, yaitu:

a) Denial (Tahap Kejutan Dan Denital)

Adalah ketidakmampuan menerima kehilangan untuk membatasi atau mengontrol

nyeri dan distress dalam menghadapinya. Gambaran pada tahap denial yaitu:

- Tidak percaya diri

- Shock

- Mengingkari kenyataan akan kehilangan

- Selalu membantah dengan perkataan baik

- Diam terpaku

b) Tahap Anger (marah)

Adalah kekesalan terhadap kehilangan

Gambaran pada tahap anger yaitu:

- Klien marah-marah

- Nada bicara kasar

- Suara tinggi

Page 4: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

c) Tahap tawar menawar atau bargaining

Adalah cara koping dengan hasil-hasil yang mungkindari penyakit dan

menciptakan kembali tingkat kontrol.

Gambaran pada tahap ini yaitu:

- Sering mengungkapkan kata-kata kalau, andai

- Sering berjanji pada Tuhan

- Mempunyai kesan mengulur-ulur waktu

- Kemarahan mereda

d) Tahap Depresi

Adalah ketiadaan usaha apapun untuk mengungkapkan perasaan reaksi atau

reaksi kehilangan.

Gambaran pada tahap ini, yaitu:

- Klien tidak banyak bicara

- Sering menangis

- Putus asa

e) Tahap acceptance atau menerima

Adalah akhirnya klien dapat menerima kenyataan dengan kesiapan. Gambaran

pada tahap ini yaitu:

- Tenang/damai

- Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang baru

- Berpartisipasi aktif

- Tidak mau banyak bicara

- Siap menerima maut

Tidak semua orang dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat

saja terjadi ketidakmampuan menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk

reaksi lain. Jangka waktu periode tahap tersebut juga sangat individual.

B. Tujuan Aplikasi Caring pada Klien Menjelang Ajal

Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga, kenyataan

ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya. Untuk menghindari hal di atas,

bukan hanya keluarganya saja yang berduka, bahkan klien lebih tertekan dengan penyakit

yang dideritanya. Tujuan aplikasi caring pada klien menjelang ajal adalah:

1. Memberikan perasaan tenang dan tentram kepada kliendalam menghadapi maut

dengan memberikan bantuan fisik dan spiritual sehingga meringankan penderitaannya

Page 5: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

2. Membantu keluarga memberi support pada klien

3. Membantu klien dan keluarga untuk menerima perhatian.

C. Aplikasi Caring pada Klien Menjelang Ajal

Asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan

menegangkan. Namun demikian, membantu klien menjelang ajal untuk meraih kembali

martabatnya dapat menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat

berbagi penderitaan klien menjelang ajal dan mengintervensi dalam cara meningkatkan

kualitas hidup. Klien menjelang ajal harus dirawat dengan respek dan perhatian.

Secara umum, pengaplikasian caringpada klien menjelang ajal berupa:

a. Peningkatan Kenyamanan

Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan

distres psikobiologis. Perawat memberi berbagai tindakan penenangan bagi klien sakit

terminal. Kontrol nyeri terutama penting karena nyeri mengganggu tidur, nafsu

makan, mobilitas, dan fungsi psikologis. Higiene personal adalah bagian rutin dari

mempertahankan kenyamann klien dengan penyakit terminal. Klien mungkin pada

akhirnya bergantu ng pada perawat atau keluarganya untuk pemunuhan kebutuhan

dasarnya.

b. Pemeliharaan Kemandirian

Sebagian besar klien menjelang ajal menginginkan sebanyak mungkin mapan

diri. Mengizinkan klien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi dan makan

akan mempertahankan martabat dan rasa makna diri. Ketika klien tidak mampu secara

fisik untuk melakukan perawatan diri, perawat dapat memberikan dorongan dengan

berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk memberikan rasa kontrol diri pasien.

Perawat mencari isyarat non-verbal yang menunjukan ketidakinginan berpartisipasi

dalam perawatan. Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi, terutama jika

ketidakmampuan secara fisik membuat partsipasi menjadi sulit.

c. Pencegahan Kesepian dan Isolasi

Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat mengintervensi

untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Klien menjelang ajal tidak harus secara

rutin ditempatkan dalam ruang tersendiri di lokasi yang sangat jauh. Klien merasakan

keterlibatan ketika dirawat bersama dan memperhatikan aktivitas perawat. Klien

menjelang ajal dapat merasa sangat kesepian terutama pada malam hari dan mungkin

merasa lebih aman jika seseorang tetap menemaninya di smping tempat tidur. Perawat

Page 6: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

harus mengetahui cara menghubungi kondisi anggota keluarga jika kunjungan

diperlukan atau kondisi klien memburuk. Klien harus ditemani oleh seseorang ketika

terjadi kematian. Perawat tidak boleh merasa bersalah jika tidak dapat selalu

memberikan dukungan ini. Perawat harusmencoba untuk berada bersama klien

menjelang kematian ketika diperlukan dan memperlihatkan perhatian dan keharuan.

d. Peningkatan Ketenangan Spiritual

Memberikan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar

kunjungan rohaniawan. Perawat dapat memberi dukungan kepada klien dalam

mengekspresikan filosofi kehidupan. Ketika kematian mendekat, klien sering mencari

ketenangan dengan menganalisis nilai dan keyakinan yang berhubungan dengan hidup

dan mati. Perawat dan keluarga dapat membantuklien dengan mendengarkan dan

mendorong klien untuk mengekspresikan tentang nilai dan keyakinan. Perawat dan

keluarga dapat memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan keterampilan

komunikasi, mengekspresikan simpati, berdoa dengan klien, membaca literatur yang

memberi inspirasi, dan memainkan musik.

e. Dukungan untuk Keluarga yang Berduka

Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian

dari orang yang mereka cintai dan, waktu yang bersamaan, siap sedia untuk

memberikan dukungan. Perawat harus mengenali nilai anggota keluarga sebagai

sumber dan membantu mereka untuk tetap berada dengan klien menjelang ajal.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan klien,antara lain:

1) Fase Denial

- Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan

suasana tenang

- Konfirmasikan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya dengan

menanyakan kepada klien apa yang dipersepsikannya tentang kehidupan

setelah mati

- Tanyakan tentang pengalaman klien menghadapi kematian yang diketahui

klien, tanyakan apa saja ketakutan yang dihadapi proses kematian

- Menganjurkan klien untuk tetap diam dalam pertahanan dengan tidak

menghindar dari situasi sesungguhnya.

2) Fase Anger

- Pertahankan sentuhan fisik dan suaa tenang dan juga rahasia klien

Page 7: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

- Membicarakan klien untuk mengekspresikan keinginan,apa yang dan sedang

terjadi pada mereka

- Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injury

3) Fase Bargaining

- Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna

- Dengarkan klien saat berscerita tentang hidupnya mengenai apa yang

diperolehnya, kesukaan dan kegagalannya, kesenangan dan keputusan yang

dialaminya.

4) Fase Depresi

- Beri kenyataan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan

lingkungan yang tenang

- Perlakuan klien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas

- Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi klien, jika salah pengertian harusnya

diklarifikasi

- Untuk klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal, tetap berikan

support

5) Fase Acceptance

- Bina hubungan saling percaya sehingga klien akan terbuka, menanyakan dan

mengklarifikasikan alternatif pemecahan masalah bila klien didiagnosa

penyakit terminal

- Identifikasikan dengan siapa klien ingin bicara terbuka, beri tahu keluarga

untuk menghadapi masalah regresi yang akan terjadi

- Bantu klien memperoleh dan membertitahukan kualitas hidup jika mungkin

- Bantu klien dalam mengatur waktu agar merasa kepuasan dalam hidup

mereka

- Pertahankan hubungan klien dengan orang-orang tedekat

- Bantu klien dalam mendapatkan informasi dan apa yang dapat klien lakukan

dengan informasi yang diberikan olehnya

- Berikan jawaban terbuka dan jujur terhadap semua pertanyaan yang diajukan

klien

- Tetap merespon dan mencari tahu bagaimana klien menerima informasi

sebelum mereka mencari kolaborasi lebih jauh.

Page 8: Tugas Paliatif (Mnjelang Ajal)

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien yang sedang

dalam keadaan terminal, perawat harus memperhatikan hak-hak pasien berikut

ini:

a. Hak diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba

b. Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun perubahan yang

terjadi, hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan

harapannya, apapun yang terjadi

c. Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan

kematian yang sedang dihadapinya

d. Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan

perawatan

e. Hak memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara

berkesinambungan, walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah

menjadi tujuan memberikan rasa nyaman

f. Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian

g. Hak untuk bebas dari rasa sakit

h. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur

i. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga

yang ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya

j. Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat

k. Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil

keputusan yang bertentangan dengan kepercayaan yangdianut

l. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun

artinya bagi orang lain

m. Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati

setelah yang bersangkutan meninggal

n. Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang yang profesional, yang

dapat mengerti kebutuhan dan kepuasan dalam mnghadapi kematian.