TUGAS PAI

25
A. PENDAHULUAN Kajian tentang manusia telah banyak dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai objek (sasaran) dari berbagai kegiatan tersebut. Termasuk dalam kajian Ilmu Pendidikan Islam. Pemahaman terhadap manusia menjadi penting agar proses pendidikan tersebut dapat beerjalan dengan efektif dan efisien. Pengetahuan tentang asal kejadian manusia adalah amat penting dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru harus dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Allah adalah salah satu hakikat wujud manusia. Satu-satunya jalan untuk mengenal dengan baik siapa manusia, adalah merujuk kepada wahyu Illahi (Al-Qur‟an) dan As-Sunnah (Hadits Rosulullah SAW), agar kita dapat menemukan jawabannya. Bagaimanakah perspektif Al-Qur‟an dan As-Sunnah tentang hakikat dan fitrah manusia? Makalah ini berusaha mengungkapkan Hakikat dan Fitrah manusia dalam perspektif Al-Qur‟an dan As- Sunnah. Selain Allah menciptakan manusia Allah pun menciptakan alam semesta untuk tempat manusia hidup dan beribadah kepadaNya.Apakah pernah kamu membayangkan bertapa luasnya alam semesta temapat kita tinggal? Mungkin kamu belum banyak tahu tentang hal itu.Kalaupun pernah mungkin masih sangat sulit membayangakan bertsps besar alam semesta ini. Lihatlah Allah telah menciptakan kita, telah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya, Dan Allah pun telah

description

TUGAS PAI

Transcript of TUGAS PAI

A. PENDAHULUAN

Kajian tentang manusia telah banyak dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai objek (sasaran) dari berbagai kegiatan tersebut. Termasuk dalam kajian Ilmu Pendidikan Islam. Pemahaman terhadap manusia menjadi penting agar proses pendidikan tersebut dapat beerjalan dengan efektif dan efisien.Pengetahuan tentang asal kejadian manusia adalah amat penting dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru harus dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Allah adalah salah satu hakikat wujud manusia.

Satu-satunya jalan untuk mengenal dengan baik siapa manusia, adalah merujuk kepada wahyu Illahi (Al-Quran) dan As-Sunnah (Hadits Rosulullah SAW), agar kita dapat menemukan jawabannya. Bagaimanakah perspektif Al-Quran dan As-Sunnah tentang hakikat dan fitrah manusia? Makalah ini berusaha mengungkapkan Hakikat dan Fitrah manusia dalam perspektif Al-Quran dan As-Sunnah.Selain Allah menciptakan manusia Allah pun menciptakan alam semesta untuk tempat manusia hidup dan beribadah kepadaNya.Apakah pernah kamu membayangkan bertapa luasnya alam semesta temapat kita tinggal? Mungkin kamu belum banyak tahu tentang hal itu.Kalaupun pernah mungkin masih sangat sulit membayangakan bertsps besar alam semesta ini.Lihatlah Allah telah menciptakan kita, telah menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya, Dan Allah pun telah menciptakan bulan, matahari, bumi dan seluruh isi alam semesta agar kita dapat hidup dengan nyaman dan menyenangakan dan sebagai ujian dan cobaan bagi kita.

Bab 1 MANUSIA

Hakikat Manusia dalam Perspektif Al-Quran

Apa Hakikat manusia dalam perspektif Al-Quran? Di dalam Al-Quran, manusia merupakan salah satu subjek yang dibicarakan, terutama yang menyangkut asal-usul dengan konsep penciptaannya, kedudukan manusia dan tujuan hidupnya. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena al-Quran memang diyakini oleh kaum muslimin sebagai firman Allah SWT yang ditujukan kepada dan untuk manusia.Ada tiga kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia, yaitu:a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan sin semacam insan, ins, nas atau unas.b. Menggunakan kata basyar.c. Menggunakan kata Bani adam dan Dzuriyat Adam.Sementara Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa istilah manusia dalam Al-Quran dikenal tiga kata, yakni kata al-insn, al-basyr dan al-ns.

Walaupun ketiga kata di atas menunjukkan arti pada manusia, tetapi secara khusus memiliki pengertian yang berbeda:

1) Al-InsnAl-Insn terbentuk dari kata yang berarti lupa. Kata al-insn dinyatakan dalam al-Quran sebanyak 73 kali yang disebut dalam 43 surat. Penggunaan kata al-insn pada umumnya digunakan pada keistimewaan manusia penyandang predikat khalifah di muka bumi, sekaligus dihubungkan dengan proses penciptaannya. Keistimewaan tersebut karena manusia merupakan makhluk psikis disamping makhluk pisik yang memiliki potensi dasar, yaitu fitrah akal dan kalbu. Potensi ini menempatkan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang mulia dan tertinggi dibandingkan makhluk-Nya yang lain.Nilai psikis manusia sebagai al-insn yang dipadu wahyu Ilahiyah akan membantu manusia dalam membentuk dirinya sesuai dengan nilai-nilai insaniah yang terwujud dalam perpaduan iman dan amalnya. Sebagaimana firman Allah SWT Artinya:kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Thiin: 6)

Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut, akhirnya manusia mampu mengemban amanah Allah SWT di muka bumi. Quraish Syihab dalam bukunya Wawasan Al-Quran mengatakan bahwa kata insan terambil dari akar kata uns yang berarti jinak, harmonis dan tampak. Menurutnya pendapat ini jika ditinjau dari sudut pandang Al-Quran lebih tepat dari yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu yang berarti (berguncang). Kata insan, digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasan.Kata al-insn juga menunjukkan pada proses kejadian manusia, baik proses penciptaan Adam maupun proses manusia pasca Adam di alam rahim yang berlangsung secara utuh dan berproses. Firman Allah:Artinya:

71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah.

72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya. (QS. Shaad: 71-72)Artinya:

12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (QS. Al-Mukminn: 12-13)

2) Al-BasyarAl-Basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain.

Kata Al-Basyar dinyatakan dalam al-Quran sebanyak 36 kali yang tersebut dalam 26 surat. Kata-kata tersebut diungkap dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjukkan manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya.Pemaknaan manusia dengan Al-Basyar memberikan pengertian bahwa manusia adalah makhluk biologis serta memiliki sifat-sifat yang ada di dalamnya, seperti makan, minum, perlu hiburan, seks dan lain sebagainya. Karena kata Al-Basyar ditunjukkan kepada seluruh manusia tanpa terkecuali, ini berarti nabi dan rasul pun memiliki dimensi Al-Basyar seperti yang diungkapkan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Kahfi ayat 110: Artinya:Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku (QS. Al-Kahfi 110)

Dengan demikian penggunaan kata al-basyar pada manusia menunjukkan persamaan dengan makhluk Allah SWT lainnya pada aspek material atau dimensi jasmaniahnya.

3) Al-nsKata al-ns menunjukkan pada hakikat manusia sebagai makhluk social dan ditunjukkan kepada seluruh manusia secara umum tanpa melihat statusnya apakah beriman atau kafir. Penggunaan kata al-ns lebih bersifat umum dalam mendefinisikan hakikat manusia dibanding dengan kata al-insn.Kata al-ns juga dipakai dalam Al-Quran untuk menunjukkan bahwa karakteristik manusia senantiasa berada dalam keadaan labil. Meskipun telah dianugerahkan Allah SWT dengan berbagai potensi yang bisa digunakan manusia untuk mengenal Tuhannya, namun hanya sebagian manusia saja yang mau mempergunakannya, sementara sebagian yang lain tidak, justru mempergunakan potensi tersebut untuk menentang ke-Mahakuasa-an Tuhan. Dari sini terlihat bahwa manusia mempunya dimensi ganda, yaitu sebagai makhluk yang mulia dam yang tercela.

Dari uraian di atas, bahwa pendefinisian manusia yang diungkap dalam Al-Quran dengan istilah Al-Insn, Al-Basyar dan al-ns menggambarkan tentang keunikan dan kesempurnaan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Hal ini memperlihatkan bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, antara aspek material (fisik/jasmani), dan immaterial (psikis/ruhani) yang dipandu oleh ruh Ilahiah. Kedua aspek tersebut saling berhubungan.

Dengan kelengkapan dua aspek material dan immaterial di atas, manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya. Disini manusia memerlukan bimbingan,binaan dan pendidikan yang seimbang, harmonis dan integral, agar kedua aspek tersebut dapat berfungsi dengan baik dan produktif.

PEROSES PENCIPTAAN MANUSIAManusia adalah makhluk Allah. Ia bukan terjadi dengan sendirinya, tetapi dijadikan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat Ar-Rum ayat 40, yang berbunyi:Artinya:Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali) (QS. Ar-Rum : 40)

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang unsur penciptaannya terdapat ruh Illahi sedang manusia tidak diberi pengetahuan tentang ruh kecuali sedikit. Artinya:Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. (QS. Al-Israa : 85)

Proses penciptaan manusia seperti yang dimuat pada Al-Quran Surat Ash-Shaad ayat 71-72 dan Al-Mukminn ayat 12-13 di atas, penggunaan kata al-insn mengandung dua dimensi, Pertama; dimensi tubuh/materiil (dengan berbagai unsurnya). Kedua; dimensi spiritual (ditiupkan-Nya ruh-Nya kepada manusia).13Quraish Syihab dalam Wawasan Al-Quran menjelaskan bahwa Al-Quran ketika berbicara tentang penciptaan manusia pertama, menunjuk kepada sang Pencipta dengan menggunakan pengganti nama berbentuk tunggal :14Artinya:(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah.(QS. Shd: 71)Artinya:Allah berfirman: Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah

kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?. (QS. Shd: 75)Tetapi ketika berbicara tentang reproduksi manusia secara umum, Yang Maha Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk jamak.

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk,Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.(QS. Al-Hijr: 28-29)

Seperti telah disebutkan di atas bahwa Al-Quran juga menggunakan kata ath-thin untuk unsur materiil asal manusia. Salah satunya menggunakan kata sullatin min thn, dalam konteks kejadian manusia pada umumnya. Di bagian lain diungkap menggunakan kata thnin lzib seperti yang termuat dalam Al-Quran Surat Ash-Shfft ayat 11:

Maka Tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu? Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (QS. Ash-Shfft : 11)

Selain menggunakan kedua kata di atas (sullatin min thn dan thnin lzib), dalam Al-Quran juga terdapat kata shalshl yang dirangkai dengan ungkapan min hamain masnn seperti yang disebut dalam Surat Al-Hijr ayat 26:

Artinya:Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Artinya:Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (QS. Ar-Rahmn ; 14)Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Albaqarah: 30)Malaikat adalah makhluk Allah yang paling patuh terhadap segala perintahNya. Sebelum manusia pertama atau Adam diciptakan, malaikat sudah diciptakan terlebih dahulu. Suatu ketika saat Allah memberikan pengumuman berupa rencana akan menciptakan suatu makhluk yang akan menjadi khalifah di muka bumi. Namun, makhluk yang dipilih Allah itu adalah manusia. Mengetahui hal ini malaikat sedikit protes pada Allah. Kita harus ingat bahwa malaikat itu makhluk yang paling taat dan patuh pada segala perintah dan keputusanNya. Akan tetapi satu hal ini yang membuat malaikat angkat bicara kepada Allah berkenaan dengan akan adanya penciptaan manusia ini.Seperti yang dijelaskan oleh ayat di atas, malaikat tahu bahwa manusia yang akan diciptakan Allah tersebut akan membuat kerusakan di muka bumi. Padahal Allah menciptakan manusia dengan tujuan menjadi khalifah di muka bumi.Allah pun menjawab protes para malaikat dengan kalimat Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui disini kita bisa melihat bahwa Allah lah sang perencana segalanya, Allah lah sang maha pencipta yang paling mengetahui ciptaannya. Ada sesuatu dibalik skenario yang dibuat Allah. Pasti ada sejuta hikmah dari jawaban Allah tersebut.Ayat ini juga mengingatkan pada manusia bahwa tujuan awal kita diciptakan oleh Allah adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi.

a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As Sajdah (32) : 7)Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al Hijr (15) : 26)Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (QS. Al Hijr (15) : 28-29) Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah. (HR. Bukhari)Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! (Albaqarah:31)Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana . (Albaqarah:32)Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ? (Albaqarah:33)Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Alanam:2)

b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (QS. Yaasiin (36) : 36)Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa ayat 1 yaitu :Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak (QS. An Nisaa (4) : 1)Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam (HR. Bukhari-Muslim)Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Quran dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.Di dalam Al Quran proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al Muminuun (23) : 12-14).Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya). (HR. Bukhari-Muslim)Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Quran dengan saripati berasal dari tanah sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas). Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur (QS. Addahr: 2)Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS 96. Al-Alaq: 2)Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut. Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah). Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah Ijz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran. Karena menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam Al-Quran.Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (Assajdah:7-9)Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Athuur:21) TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIASebagai manusia kita harus tahu kenapa Allah SWT menciptakan kita dan untuk apa kita hidup di dunia ini?Allah menciptakan kita untuk menyembahnya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.Sebagaimana Firman-Nya Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. (Adz Dzariyat : 56)Dan sabda Rasulullah Hak Allah atas hambanya, agar supaya menyembahnya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. (Muttafaqun Alaih)

Kedudukan ManusiaKesatuan wujud manusia antara fisik dan psikis serta didukung oleh potensi-potensi yang ada membuktikan bahwa manusia sebagai ahsan al-taqwim. Dalam hubungannya dengan Pendidikan Islam, menempatkan manusia pada posisi yang strategis, yaitu:a. Manusia sebagai makhluk yang muliab. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumic. Manusia sebagai makhluk paedagogik

a. Manusia sebagai makhluk yang muliaManusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk beragama sesuai dengan fitrahnya. Manusia adalah hamba Allah (abd Allah). Esensi dari ketaatan seorang hamba adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan terhadap Tuhannya. Sebagai hamba Allah manusia tidak bisa lepas dari kekuasaan-Nya karena fitrah untuk beragama.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui(QS. Al-Ruum 30)

Berdasarkan ayat di atas, menjelaskan bahwa bagaiamana pun primitifnya suku bangsa manusia, mereka akan mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa di luar dirinya.37 Dengan demikian, rasa tunduk dan kepatuhan manusia kepada Zat Yang Maha Agung, merupakan tabiat asli (fitrah) manusia yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai nilai ubudiyah kepada-Nya.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. Adz-Dzriyt 56)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tugas manusia dalam hidup ini berakumulasi pada tanggung jawab mengabdi (beribadah) kepada Allah SWT.

b. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi

Fungsi kekhalifahan manusia di muka bumi ini, dijelaskan oleh Al-Quran berikut;Artinya:Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (QS. Al-Baqarah 30)Artinya:Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat (QS Al-Anam 165)

Ayat-ayat di atas disamping menjelaskan kedudukan manusia di alam raya ini sebagai khalifah, juga memberi isyarat tentang perlunya sikap moral atau etika yang harus ditegakkan dalam melaksanakan fungsi kekhalifahannya.

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifah, Allah telah memberikan kepada manusia seperangkat potensi (fitrah) berupa aql, qalb dan nafs. Namun demikian, aktualisasi fitrah itu tidaklah otomatis berkembang melainkan tergantung pada manusia itu sendiri. Untuk itu, Allah SWt menurunkan wahyu-Nya kepada para Nabi dan Rosul, agar menjadi pedoman bagi manusia dalam mengaktualisasikan fitrahnya secara utuh, selaras dengan tujuan penciptaanya, sehingga manusia dapat tampil sebagai makhluk Allah yang tinggi martabatnya.38Ahmad Hasan Firhat membedakan kedudukan kekhalifahan manusia pada dua bentuk:39

Pertama, khalifah kauniyah. Dimensi ini mencakup wewenang manusia secara umum yang telah dianugerahkan Allah SWT untuk mengatur dan memanfaatkan alam semesta beserta isinya bagi kelangsungan umat manusia di muka bumi. Dalam konteks ini, wewenang manusia meliputi pemaknaan yang bersifat umum, tanpa dibatasi oleh agama apa yang mereka yakini. Artinya label kekhalifahan yang dimaksud diberikan kepada semua manusia sebagai penguasa alam semesta.

Jika dimensi ini yang dijadikan standar dalam melihat predikat manusia sebaga khalifah Allah fi al-ardh, maka akan berdampak negatif bagi kelangsungan kehidupan manusia dan alam semesta. Manusia dengan kekuatannya akan mempergunakan alam semesta sebagai konsekuensi kekhalifahannya tanpa control dan melakukan penyimpangan-penyimpangan dari nilai Ilahiah. Akibatnya keberadaannya di muka bumi, bukan lagi sebagai pembawa kemakmuran, namun cenderung berbuat kerusakan dan merugikan makhluk Allah lainnya.

Kedua, khalifah Syariyat; Dimensi ini wewenang Allah yang diberikan kepada manusia untuk memakmurkan alam semesta. Hanya saja untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab ini, predikat khalifah secara khusus ditujukan kepada orang-orang mukmin. Hal ini dimaksudkan agar dengan keimanan yang dimilikinya, mampu menjadi pilar dan control dalam mengatur mekanisme alam semesta, sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah yang telah digariskan Allah lewat ajaran-Nya. Dengan prinsip ini, manusia akan senantiasa berbuat kebaikan dan memanfaatkan alam semesta ini demi kemaslahatan umat manusia.

c. Manusia sebagai makhluk paedagogikMakhluk paedagogik ialah makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.40 Manusia adalah makhluk paedagogik, karena memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi. Manusia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu.

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (QS. Al-Rum 30)

Manusia adalah makhluk yang dapat berpikir, merasa dan bertindak dan terus berkembang. Fitrah inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dari sinilah semakin jelas bahwa manusia adalah makhluk paedagogik. Meskipun demikian, jika potensi itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dalam usaha dan kegiatan pendidikan. Teori nativis dan empiris yang dipertemukan oleh Kerschenteiner dengan teori konvergensinya, telah ikut membuktikan bahwa manusia itu adalah makhluk yang dapat dididik dan mendidik (paedagogik).

Bab 2 ALAM SEMESTA

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA :artinyaAllah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.Pernahkah kamu berpikir tentang bagaimana alam semesta yang tak berujung ini dapat muncul?Bagaimana bisa bumi, matahari, bulan serta bintang-bintang yang berukuran sangat besar tersebut terjadi?Apakah kamu tahu bahwa alam semesta ini penuh dengan benda-benda menarik seperti halnya bumi,bulan dan matahari? Tahukah kamu bahwa ada suatu keseimbangan di alam semesta ini yangmenjadikannya tepat bagi kehidupan?Mari kita mulai mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, dan bagaimana Allah menciptakan alam semesta ini.

1.Ketika Alam Semesta Belum Ada!

Pada jaman dahulu kala, pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah terbatas.Peralatan untuk meneliti angkasa tidaklah secanggih sekarang. Karenanya, kadangkala manusia berpikir yang aneh-aneh tentang munculnya alam semesta. Pendapat bahwa alam semesta itu ada dan selalu ada merupakan yang paling lucu. Sebelum manusia memiliki teleskop dan peralatan lain untuk mengamati angkasa, banyak yang mengatakan dengan sekehendak hatinya bahwa alam semesta ini tak memilikipermulaan, namun telah ada dan akan terus ada selamanya.

Tentu saja itu tidak masuk akal! Rumah dan juga sekolahmu dibangun pada suatu waktu tertentu.Bahkan tulisan yang sedang kamu baca ini pun ditulis pada suatu waktu tertentu. Seperti halnya kamu,ibu dan ayahmu memiliki hari lahir. Berarti segala sesuatu baik benda hidup maupun tidak, muncul padawaktu tertentu. Pernyataan alam semesta tidak memiliki asal mula, karena ia selalu ada, sangatlahmenggelikan. Tak seorangpun mempercayai pernyataan tersebut sekarang.

Kami akan memberimu sebuah contoh: suatu pagi kamu berjalan ke sekolah, anggap kamumemalui jalan lain dan menemukan sebuah patung. Apa yang kamu pikirkan? Tentu kamu akan berpikir, seorang pemahat telah membuat patung tersebut dan menaruhnya disitu, benarkah demikian? Bagaimana kalau ada seorang kawanmu yang berkata, Tidak, patung ini selalu ada di sini, tidak ada seorangpun yang memahatnya.? Mungkin kamu akan berkata padanya, Jangan bercanda! Setiap karyaseni pasti ada yang membuat! Iya kan?

Orang-orang yang menganggap bahwa alam semesta ini selalu ada memiliki pikiran yang lebih menggelikan daripada kawanmu yang mengatakan bahwa patung itu memang selalu ada di sana. Sebuah patung hanyalah batu yang dipahat, sedangkan alam semesta memiliki banyak sekali benda-benda langit dan sistem yang jauh lebih rumit dan ruwet daripada sebongkah batu.

Berkat penemuan astronomi, semakin jelas pula kesalahan pernyataan bahwa alam semesta selalu ada. Penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa, sebagaimana benda lainnya, alam semesta pun memilikiasal mula.

Orang pertama yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal mula adalah seorangastronom yang bernama Edwin Hubble. (Ingat ya, astronom adalah orang yang mempelajari ruangangkasa, bintang, dan galaksi). Pada suatu hari di tahun 1929, dengan menggunakan teleskop berukuranraksasa, ia mendapati bahwa bintang-bintang itu bergerak.

Gerakan mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang terus menerus bergerakmenjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak saling menjauh satu dengan lainnya. Bila segala sesuatuyang ada di dalam alam semesta bergerak saling menjauh satu sama lain berarti alam semesta terusmenerus bertambah besar.

Belum genap seratus tahun manusia memahami hal tersebut. Sekarang, semua ilmuwan sepakatbahwa bintang-bintang bergerak saling menjauh satu sama lain sebagaimana mereka juga bergerakmenjauhi bumi.

Pergerakan bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang sangat penting mengenaipenciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa bintang-bintang saling menjauh satu dengan yang lainnyamenunjukkan bahwa dahulu kala mereka itu saling berdekatan. Menurut para ilmuwan, 15 milyar tahun yang lalu alam semesta merupakan suatu titik tunggal sebesar ujung jarum. Alam semesta kita ini muncul ketika titik kecil tadi meledak.Sekarang ayo kita tuliskan apa saja yang telah kita ketahui: Bintang-bintang terus-menerus bergerak Bintang-bintang selalu bergerak menjauhi kita Jika kita dapat memutar mundur waktu, kita akan melihat bahwa bintang-bintang tersebut akanterus saling mendekat. Hingga akhirnya seluruh alam semesta berkumpul dalam suatu titik.Jika kita lanjutkan terus, titik tersebut akan menghilang. Berarti alam semesta muncul dari sesuatuyang tidak ada: Allah telah menciptakannya.Mungkin kamu akan lebih memahami makna ketiadaan dengan menjawab tiga pertanyaansederhana berikut ini:1. Berapa usiamu setahun yang lalu?Kamu mungkin menjawab setahun lebih muda.2. Jika kamu menghitung mundur usiamu dari tahun ke tahun, umur berapa yang terakhir kamudapatkan?Jawabanmu pastilah satu. Setahun setelah kelahiranmu, kamu berusia satu tahun. Ketikakamu dilahirkan tentunya kamu belum memilioki usia. Jadi bisa dianggap sebagai usia ke nol.3. Pikirkan sejenak tahun sebelum kamu dilahirkan! Berapa usiamu saat itu? Dimana kamu saatitu?Seharusnya kamu jawab dengan mengatakan, Aku tidak ada di sekitar itu.Kamu tidak ada sebelum ibumu hamil.

Jika kita juga memutar mundur waktu untuk badanmu, kamu akan tahu bahwa badanmu pun akanhilang diakhir putaran waktu. Setiap kita kembali ke masa lalu, badanmu akan mmengecil dan menjadi lebih kecil lagi, sampai akhirnya kamu menjadi seorang bayi dalam rahim ibumu. Jika kita teruskan lagi, kamu akan sampai pada saat di mana ibumu belum hamil.

Jadi, alam semesta tidak ada sebelum diciptakan oleh Allah. Jika kita memutar mundur waktu,alam semesta akan menjadi lebih muda. Ia akan mengecil, hingga berupa sebuah titik kecil tak berarti dan akhirnya lenyap. Semua itu menandakan bahwa alam semesta telah diciptakan.

Sementara itu, ayo kita mengingat kembali kata penciptaan yang kita pakai untuk menjelaskanmunculnya sesuatu menjadi ada dari ketiadaan. Hanya Allah yang mampu menjadikan sesuatu dariketiadaan. Jadi, hanya Allah yang mampu menciptakan sesuatu. Manusia juga mampu membuat suatu benda yang sebelumnya tak ada. Misalnya, mereka bisa melukis suatu gambar. Mereka bisa membuat kapal. Namun sebenarnya manusia dapat membuat sesuatu itu dengan menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia di bumi dan dengan mencontoh apa-apa saja yang telah ada di bumi. Karena itu, kita takbisa menyebutnya sebagai penciptaan. Penciptaan adalah menjadikan sesuatu ada dari sesuatu yangtiada tanpa contoh sebelumnya. Allah telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini, termasuk bumi, dari sesuatu yang tak ada.

Manusia mencontoh apa saja yang telah diciptakan Allah, bahkan ketika manusia melukis sesuatu.Jika kamu diminta menggambar pemandangan diatas kertas, apa yang akan kamu gambar? Tentunyakamu akan menggambar matahari, gunung, pohon-pohon hijau, pelangi dan lautan. Bagaimanapun,pernahkah kamu berpikir bahwa tak mungkin kamu menggambar sebatang pohon jika kamu belumpernah melihatnya? Bayangkan tentang seseorang yang telah buta sejak lahir. Ia hanya tahu bahwamatahari itu bulat dan terang, jika seseorang menjelaskan kepadanya. Ia hanya akan memiliki gambaran tentang sesuatu jika ia melihatnya.

Anak-anak yang baik! Sebagaimana contoh-contoh yang telah diperlihatkan, hanya Allah-lah yangmemiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu tanpa contoh sebelumnya. Alquran, Kitab Allah yangdikirimkan bagi seluruh umat manusia sebagai pedoman, mengatakan pada kita:Dialah Pencipta langit dan bumi (QS. Al-Anam:101)

Sekarang, saatnya kita belajar, bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Kamu harusbersungguh-sungguh mendengarkan bagaimana suatu peristiwa besar terjadi.

BIG BANG DAN MENGEMBANGNYAALAM SEMESTA

Kamu telah mengetahui bahwa milyaran tahun silam alam semesta ini hanyalah berupa titik kecil.Sekarang waktunya kita pelajari bagaimana titik kecil ini mulai mengembang secara tiba-tiba.Barangkali kamu menonton film kartun di TV. Biasanya, dalam film-film itu sang musuhmenghalau sang pahlawan dan sang pahlawan berusaha keras agar dapat lolos. Satu hal yang seringdilakukan adalah dengan menggunakan dinamit. Misalnya, musuh Bug Bunny meletakkan dinamit di rumahnya, atau musuh Road Runner yang meletakkan dinamit di jalan yang akan dilaluinya. Dalam setiap kejadian, para pahlawan itu berusaha lolos dari ledakan itu dengan cara yang luar bisa.Sekarang coba lihatlah ledakan itu. Misalkan, sang pemburu menangkap Bug Bunny denganmeletakkan dinamit di dalam rumah bawah tanahnya. Apa yang terjadi saat meledak? Tanah berhamburan dan butiran-butirannya saling menjauh satu sama lain, benar bukan? Sebelum ledakan, tanah itu menyatu. Akan tetapi, butir-butiran tanah kecil tiba-tiba berpencar dan saling menjauh satu sama lain setelah ledakan itu terjadi.

Bermilyar-milyar tahun yang lalu, alam semesta terjadi setelah adanya suatu ledakan. Pecahanyang jumlahnya amat banyak pun muncul bersama dengan ledakan ini. Bagian pecahan tersebut saling menjauh dan berhamburan, sebagaimana butiran kecil tanah yang berhamburan tadi. Akhirnyaterbentuklah alam semesta dengan segala isinya.

Ledakan tersebut, yang merupakan awal dari penciptaan alam semesta oleh Allah, kemudiandisebut Big Bang. Ketika ledakan raksasa ini terjadi, alam semesta mulai tumbuh dan mengembang terusmenerus hingga sekarang.

Sebelum melangkah lebih jauh, ayo kita ingat kembali apa saja yang sudah kita ketahui:1. Pada awalnya tidak ada Alam Semesta;2. Alam semesta muncul setelah ledakan suatu titik kecil;3. Setelah ledakan tersebut, terdapat banyak sekali terdapat pecahan-pecahan yang akhiernyamembentuk alam semesta kita, kemudian pecahan-pecahan itu mulai bergerak saling menjauh satu sama lain;4. Alam semesta mengembang karena semua benda-benda di dalamnya terus bergerak salingmenjauh satu sama lain.

Semua ini adalah bukti kekuatan Allah yang tak terbatas. Bahkan jika semua orang di dunia iniberkumpul bersama, mereka tak akan pernah bisa sekalipun membuat tiruan terburuk alam semesta.Bahkan jika semua bahan yang ada di bumi dikumpulkan, tetap saja manusia tidak mampu meniruledakan sedahsyat Big Bang. Segala kekuatan adalah milik Allah Yang Menciptakan segala sesuatu.Dengan terus membaca buku ini, kamu akan lebih mengerti luasnya alam yang Allah ciptakan dengankearifan dan kekuatanNya.

KETERATURAN YANG MUNCULDARI SUATU LEDAKAN

Anakku, bila kamu bayangkan, maka tak ada ledakan yang menghasilkan keteraturan. Sebaliknya,sebuah ledakan merusak keteraturan yang telah ada, bahkan membahayakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bom dengan daya ledak tinggi akan meruntuhkan gedung menjadi tak berbentuk. Bom terkuat di dunia adalah bom atom. Ketika dijatuhkan, bom ini akan menghancurkan seluruh kota yang menjadi sasarannya.

Kekuatan ledakan Big Bang jauh lebih kuat daripada milyaran bom atom. Sebaliknya, ternyata BigBang justru menghasilkan sebuah keteraturan yang sangat sempurna. Bumi ini, yang dirancang dengan sangat baik agar sesuai dengan kebutuhan kita, juga terjadi setelah ledakan itu.

Bagaimana bisa Big Bang menghasilkan suatu keteraturan yang sempurna?Allah menciptakan alam semesta dari ketiadaan dengan ledakan besar tersebut. Dengannya, Allahmenciptakan alam semesta dengan keteraturan yang sempurna.Jawaban selain itu adalah salah. Misalnya, adalah tidak rasional untuk mengatakan bahwaketeraturan itu terjadi secara kebetulan setelah ledakan terjadi. Coba perhatikan penjelasan berikut ini:

Apa yang akan terjadi dengan pasir pantai jika sebuah bom dijatuhkan disana? Butir-butiran pasirakan berhamburan kesana kemari, benar begitu? Bagaimana menurutmu jika seseorang mengatakan ada sebuah istana yang terbentuk karena ledakan dahsyat di pantai? Kamu mungkin akan menganggapnya tidak waras atau sedang membual. Sama halnya dengan orang yang menganggap bahwa alam semesta muncul dengan sendirinya adalah orang gila. Terlalu banyak terdapat hal-hal terperinci, seperti kesetimbangan dan keteraturan yang sempurna dalam alam semesta yang sangat luas ini, yang jauh lebih rumit daripada sebuah istana pasir.

Jadi, keteraturan yang sempurna di alam semesta ini membuktikan bahwa alam semesta tidaklahterjadi dengan sendirinya. Setiap keteraturan dan kesetimbangan yang ada merupakan bukti dari kearifan Allah Maha Luas.

AL QURAN MEMBERITAHU KITATENTANG ALAM SEMESTA

Allah menurunkan Kitab Suci Al Quran bagi manusia. Al Quran memberikan informasi palingakurat tentang segala hal. Karena setiap yang tercantum di dalam Al Quran merupakan Firman AllahYang Maha Agung dan Maha Perkasa. Namun, ketika Al Quran diturunkan, ilmu pengetahuan danteknologi masih belum secanggih sekarang. Bahkan, hingga saat ini, tak seorang pun mampu membuat penelitian mengenai semua hal-hal yang tercantum dalam Alquran. Meskipun demikian, saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah sangat maju. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan seluruhnya sesuai dengan yang tercantum dalam Alquran. Alquran mengabarkan pada kita bahwa langit dan bumi alam semestadahulumerupakan satu kesatuan, tapi kemudian Allah memisahkannya. Dalam Alquran, fakta ilmiah inidigambarkan sebagai berikut:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itubahwasannya langit dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkanantara keduanya . (Surat al-Anbiya': 30)

Mari kita cermati ayat tersebut: Kata langit meliputi seluruh penjuru langit, termasuk ruang angkasa. Pernyataan langit dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu yang padu menggambarkansegala sesuatu di alam semesta ini dahulunya bersatu padu.

Akhirnya, pernyataan kemudian Kami pisahkan antara keduanya menjelaskan bahwa alamsemesta menjadi berkeping-keping dengan adanya suatu ledakan.Contoh ini membuktikan dua fakta penting: Alquran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah. Berita yang diberikan oleh Alquran adalah yang paling benar. Karena Allah, Yangmenciptakan alam semesta ini menurunkan Alquran, sedangkan Allah yang paling tahu apa yang telah Dia ciptakan.

Dalam Bab ini, kita lihat bahwa Allah menciptakan alam semesta ini dari ketiadaan. Kini,bersiaplah untuk mulain menjelajahi alam semesta, yang menunjukkan betapa Tak TerbatasnyaPengetahuan dan Kekuatan Allah.Tujuan penciptaan alam semesta1. Membuktikan kebesaran Allah SWT.2. Disiapkan untuk kesejahteraan dankebahagiaan manusia dan3. Ujian untuk manusia DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta.Harunyahya.