Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi...

29
IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI PENGAWAS DALAM PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAI SMA/SMK SE KOTA TARAKAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah.[1] Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus dan dari sinilah pentingnya kepengawasan sebagai bagian dari sistem yang bertanggung jawab membina guru untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam merancang program-program kerjanya maupun untuk implementasi di ruang kelas dan sekolah. Enco Mulyasa menyatakan bahwa peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan dan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.[2]

Transcript of Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi...

Page 1: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI PENGAWAS DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAI 

SMA/SMK SE KOTA TARAKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah

 Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan yaitu untuk meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu usaha

meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah.[1]

Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen

sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus dan dari sinilah

pentingnya kepengawasan sebagai bagian dari sistem yang bertanggung jawab membina guru

untuk meningkatkan kompetensinya, baik dalam merancang program-program kerjanya maupun

untuk implementasi di ruang kelas dan sekolah.

Enco Mulyasa menyatakan bahwa peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat

mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan dan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa

ditingkatkan.[2]

                Penyelenggaraan pendidikan dapat dijamin kualitasnya, maka perlu ada pengawasan yang

memadai dilakukan oleh pengawas, baik dilihat dari latar belakang pendidikan, pengalaman

bekerja, dan kemampuan melaksanakan tugas kepengawasan secara profesional. Ditegaskan

dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 66

mengatur sebagai berikut “pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite

Page 2: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang

dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing”.[3]

                Undang-Undang ini memberi kesempatan pemerintah dan masyarakat secara bersama-

sama melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan khususnya institusi satuan

pendidikan dasar dan menengah sampai pada birokrasi. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan

pendidikan yakni profesionalisme guru dan kualitas pembelajaran peserta didik serta hasil belajar

akan bermuara pada pembentukan karakter peserta didik.

            Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah membina dan mengawasi

penyelenggaraan pendidikan baik teknis edukatif maupun teknis administratif pada satuan

pendidikan tertentu. Pengawas sekolah untuk tingkat SLTP, SMA dan SMK berada pada kantor

Dinas Pendidikan Kabupatn atau Kota, pengawas SLB berada di kantor dinas provinsi.[4] Secara

ideal, tugas dan fungsi utama dari organisasi kepengawasan adalah meningkatkan kompetensi

profesional guru PAI pada umumnya dan di Kota Tarakan pada khususnya.

            Pengawas berperan dalam meningkatkan kompetensi guru,  dalam hal ini pengawas

membimbing guru menjadi guru yang profesional. Guru memegang peran utama dalam

pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah.  Guru juga

dapat menentukan terbentuknya karakter peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses

dan hasil pendidikan yang berkualitas.

            Dadang Suhardan menyatakan bahwa usaha apapun yang dilakukan pemerintah untuk

mengawasi jalannya pendidikan dalam mendongkrak kualitas, bila tidak ditindaklanjuti dengan

pembinaan gurunya, tidak berdampak nyata dalam kegiatan layanan belajar di kelas. Kegiatan

pembinaan guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap usaha peningkatan mutu

pembelajaran.[5]

Dalam Islam fungsi pengawasan dapat terungkap dalam  ayat al-Qur’an S. Al-Fajr/89: 14.

Page 3: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

     Terjemahnya :

Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.[6]

Pengawasan yang dilakukan pengawas sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah

harus benar-benar dapat diukur. Artinya, ada peningkatan kualitas layanan belajar yang cukup

signifikan sebagai peningkatan profesionalitas guru PAI. Dengan demikian, pengeloaan institusi

satuan pendidikan sebagai dampak dari pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah maupun

masyarakat akan terus menerus dapat membangun karakter warga sekolah dan karakter peserta

didik.

                Pemerintah sering melakukan berbagai peningkatan profesionalisme guru, antara lain

melalui pelatihan, MGMP, seminar bahkan melalui pendidikan formal, dengan menyekolahkan

guru  pada  tingkat  yang  lebih  tinggi  atau kualifikasi S1 bagi yang belum sarjana.  Namun

upaya tersebut menghasilkan suatu kondisi yang menunjukkan bahwa sebagian besar guru

memiliki ijazah perguruan tinggi.[7] Pengawas pendidikan Islam harus mampu memahami

kondisi guru dalam meningkatkan kompetensi guru PAI sehingga berdampak pada upaya

pembentukan karakter peserta didik di SMA/SMK di kota Tarakan.

Pengawas PAI yang bertugas di Kementerian Agama Kota Tarakan ditugaskan sebagai

koordinator yang ditunjuk oleh Kementerian Agama Kota dan pengawas PAI dalam naungan

Dinas Pendidikan Kota. Pengawas sebagai jabatan fungsional dalam melaksanakan tugasnya

sudah menggunakan anggaran dari pemerintah. Standar tenaga pengawas sekolah paling tidak

menunjukkan. (1) kualifikasi akademik yang ditunjukkan oleh tingkat pendidikan formal. (2)

pengawas sekolah memiliki pengalaman kerja sebagai tenaga pendidik berstatus PNS. (3)

rekruitmen tenaga pengawas sekolah terprogram dan teruji secara akademik. (4) pembinaan

karier dan pembinaan profesi pengawas sehingga kompetensi  profesional pengawas lebih baik

Page 4: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

dari  kompetensi profesional guru. (5) pembinaan karier dan pembinaan profesi pengawas hingga

kompetensi profesional pengawas sekolah merupakan jabatan karier tenaga kependidikan yang

bergensi. (6) pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat memberi dukungan yang kuat kepada

pengawas.[8]

Pendidikan akan bermutu jika sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dapat

terpenuhi. Peningkatan mutu akan dapat dipenuhi, jika pembinaan sumber daya manusia  terjaga

profesionalnya. Kemudian perlu menerapkan pengawasan yang intensif, agar semua pelaksanaan

program dan kegiatan dapat memenuhi standar dan pencapaiannya terukur.  Kecenderungan

dalam masyarakat untuk menuntup profesionalisme dalam bekerja. Walaupun istilah ini sering

digunakan tampa jelas konsepnya, namun hal tersebut menunjukkan repleksi dari adanya

tuntunan yang bermutu, penuh tanggung jawab, bukan hanya sekedar melaksanakannya.[9]

Dengan mencermati tugas dan peran pengawas yang begitu kompleks, tampaknya tugas

yang berkaitan dengan upaya pembentukan karakter peserta didik melalui peran guru-guru PAI

belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga pengawas yang ada

dikantor kementerian Agama Kota  dan kantor Dinas Pendidikan Kota Tarakan. Pengawas

pendidikan agama Islam kurang sementara jumlah sekolah cukup banyak. Dengan demikian

kondisinya  menyulitkan pengawas untuk  mengakomodir kepentingan sekolah-sekolah secara

rutin, selain keterbatasan tersebut pengawas yang ada juga belum dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya secara optimal, diantaranya belum ada singkronisasi program kerja

pengawas dari Kantor Kementerian Agama dengan Kantor Kementerian Pendidikan Kota.

Kalaupun pengawas tersebut telah memiliki program, implementasi program tersebut belum

maksimal, apalagi tindak lanjutnya. Di lain pihak rendahnya kinerja guru-guru agama Islam

dapat di  lihat dari fenomena di lapangan antara lain: (1) Cara mengajar guru yang tidak sesuai

dengan program kerjanya atau mungkin memang tidak punya program kerja, (2) kurang terampil

Page 5: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

dalam menggunakan media pengajaran, dan (3) belum dapat menentukan metode yang tepat

dalam pengajaran, dan sebagainya.

            Faktor tersebut  disebabkan oleh motivasi yang ada pada guru itu sendiri, terutama ada

atau tidaknya motivasi berprestasi, sehingga gambaran umum tentang profesionalisme guru PAI

di SMA/SMK se Kota Tarakan belum memenuhi harapan-harapan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan agama Islam sebagai tumpuan utama dalam membentuk karakter peserta didik di

sekolah.

            Pengawasan yang dilakukan oleh Kelompok Kerja pengawasan (Pokjawas) Kementerian

Agama dan Dinas Pendidikan sering tidak dilaksanakan secara efektif dan efesien, dengan kata

lain kepengawasan hanya datang ke  sekolah sebagai progress checking.

            Penulis melihat langsung fakta di lapangan bahwa pengawas pendidikan Islam  sekarang

kurang melaksanakan tugas kepengawasan kepada sekolah binaan di SMA/SMK se Kota

Tarakan. Tugas dan fungsi sebagai pengawas kadang diabaikan dan diindahkan, malah pengawas

tidak memfokuskan pada peningkatan kompetensi guru, sehingga proses pencapaian tujuan

pendidikan dan pembelajaran  tidak berjalan secara efektif dan efesien.

            Pengamatan penulis menggaris bawahi faktor-faktor para pengawas di SMA/SMK di

Kota Tarakan tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik yang dapat

meningkatkan kompetensi  guru PAI, yaitu kurangnya pengetahuan tentang kepengawasan,

sementara guru-guru PAI selalu menjadi obyek yang disalahkan seperti peserta didik banyak

yang tidak mentaati aturan sekolah, nakal, serlibat perkelahian antar pelajar bahkan melawan

gurunya sehingga persoalan tersebut hampir semua pihak mengkambing hitamkan guru

khususnya guru PAI yang notabene mengajarkan moral, akhlak dan etika pada peserta didik.

Pada hal pengawas  PAI sendiri tidak memberikan dorongan untuk pengembangan diri,

Page 6: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

membangun karakter, serta membuat guru-guru responsif dengan semangat yang menantang

yang dapat meningkatkan mutuh pendidikan.

                        Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji

tentang Implementasi Tugas Pengawas Pendidikan Islam dalam meningkatkan Kompetensi Guru

PAI SMA/SMK di Kota Tarakan (Dilema Pembentukan Karakter Peserta Didik).

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana implementasi tugas kepengawasan pendidikan Islam dalam meningkatkan

kompetensi guru pendidikan agama Islam  SMA/SMK Negeri di Kota Tarakan?

2.      Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung pelaksanaan tugas

kepengawasan pendidikan Islam terhadap guru pendidikan agama Islam dalam upaya

membentuk karakter peserta didik SMA/SMK Negeri di Kota Tarakan?

3.      Bagaimana dilema yang terjadi dalam   pembinaan yang dilakukan oleh guru  pendidikan agama

Islam dalam upaya pembentukan karakter peserta didik SMA/SMK Negeri di Kota Tarakan?

Page 7: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

BAB II

PEMBAHASAN

A.       Pengertian

Implementasi ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata  “implemen“ yang berarti alat,

perabot, peralatan. Jadi kalau implementasi artinya pelaksanaan, penerapan terhadap implemen.

[10] Implementasi juga diartikan laksana, sifat laku, perbuatan. Sedangkan istilah “pelaksanaan”

didefinisikan sebagai proses, cara perbuatan melakukan (rancangan keputusan). Rumusan

implementasi menurut Van Meter dan Van Horn (1975) adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan baik oleh individu-individul, pejabat-pejabat, atau kelompok pemerintah dan swasta

yang diarahkan pada tercapatnya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijakan. (Wibawa, 1994).

Berkaitan dengan implementasi kepengawasan pendidikan Islam, maka dalam Peraturan

Menteri  Agama RI Nomor 16 Tahun 2010 pasal 1 menjelaskan  bahwa

pengertian Pengawas  Pendidikan  Agama  adalah  guru  agama berstatus  Pegawai

Page 8: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

Negeri Sipil yang ditugaskan oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan pengawasanpenyelenggaraan pendidikan agama pada sekolah. Pada Pasal 18

diperkuat

bahwa Pengawasan   pendidikan  agama   pada   satuan   pendidikan   dilakukan   oleh Pengawas 

Pendidikan Agama.

                    Adapun pengertian kompetensi adalah kecakapan, kewenangan, dan kemampuan

melaksanakan sesuatu, yaitu dari kata kompeten yang berarti cakap, berkuasa memutuskan

sesuatu atau berwenang.[11]

Guru  agama Islam adalah  pendidik  profesional  dengan  tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sesuai

dengan kurikulum PAI. Karenanya guru yang berkompeten adalah guru yang mampu

mendidik dan mengajar sesuai dengan kualifikasi ilmu dengan standar profesionalisme sebagai

seorang guru, diantaranya adalah guru Pendidikan Agama Islam.

B.       Tugas dan fungsi Pengawas Pendidikan  Islam

Dalam Peraturan Menteri  Agama  yang  sama  Pasal 19 menjelaskan tentang tugas

pengawas agama yaitu;

1. Pengawas  pendidikan  agama  bertugas  melakukan  pengawasan  terhadap

terselenggaranya pendidikan agamapada sekolah yang meliputi penilaian, pembinaan, p

emantauan, penelitian, pelaporan dan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan

kualitas penyelenggaraan pendidikan agama sesuai dengan standar nasional pendidikanagar 

tercapai tujuan pendidikan agama dan tujuan pendidikan nasional.

2. Pengawas pendidikan agama berwenang:

Page 9: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

a. Melakukan  pemantauan,  penilaian,   dan   evaluasi   terhadap penyelenggaraanpendidikan agama 

di sekolah.

b.  Melakukan pembinaan terhadap guru pendidikan agama

c.   Melakukan penelitian tindakan kepengawasan, penelitian sekolah dan penelitian kelas terkait 

denganpenyelenggaraan pendidikan agama.

d.  Menyampaikan laporan tentang penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah,

serta memberikanrekomendasi kepada pihak-pihak terkait tentang penyelenggaraan pendidikan 

agama.

f.   Memberikan penilaian guru pendidikan agama dan rekomendasi dalam

rangka mutasi dan promosi.

g.  Menerapkan metode kerja yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan kode etikprofesi;dan

h. Memberikan  masukan  untuk  pengembangan  pendidikan  agama  di sekolah.

                            Peraturan tersebut di atas diperkuat oleh Permenag Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada sekolah pasal 1 yang

mengatakan pengawas PAI pada sekolah adalah PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional

pengawas PAI yang tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya melakukan pengawasan

penyelenggaraan PAI pada sekolah.            Menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun

2012 tentang pengawas madrasah dan pengawas guru PAI Pasal 4 menyatakan tugas dan fungsi

pengawas adalah;

1.        Pengawas madrasah berfungsi;

a.       Menyusun program pengawasan bidang akademik dan manajerial

b.      Pembinaan dan pengembangan madrasah

c.       Pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru madrasah

Page 10: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

d.      Pemantauan, penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

e.       Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan

f.       Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan

2.        Pengawas PAI pada sekolah berfungsi;

a.       Menyusun program pengawasan PAI

b.      Pembinaan, pembimbingan dan pengembangan profesi guru

c.       Pemantauan, penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

d.      Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan

e.       Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan.

C.       Kompetensi Pengawas dan Guru PAI SMA/SMK

Pengawas Pendidikan Islam dalam melaksanakan tugasnya seyogyanya memiliki

kompetensi sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Pasal 8,

yaitu; kompetensi kepribadian, supervisi manajerial,

supervisiakademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan, dan sosial.

1. Kompetensi kepribadian meliputi:

a.  Rasa tanggung jawab sebagai pengawas pendidikan agama.

b.  Kreativitas dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan 

pribadinyamaupun tugas jabatannya sebagai Pengawas Pendidikan Agama.

c. Rasa  ingin  tahu  akan  hal-hal  baru  tentang pendidikan  dan  ilmu pengetahuan, teknologi dan 

seni yangmenunjang tugas pokok dan tanggung jawab sebagai pengawas pendidikan agama.

d.  Motivasi kerja pada dirinya dan memotivasi pendidik dan peserta didik.

2. Kompetensi  supervisi  manajerial  meliputi:         

a.  Penguasaan metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu 

pendidikanagama di sekolah;

Page 11: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

b.  Penyusunan program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan 

agama di sekolah.

c. Perancangan metode kerja dan  instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas 

pengawasanpendidikan agama di sekolah.

d.  Penyusunan  laporan  hasil  pengawasan  dan  menindaklanjutinya  untuk perbaikan   program   

pengawasan  pendidikan   agama   berikutnya   di sekolah.

e.  Pembinaan guru pendidikan agama dalam pengelolaan dan administrasi pendidikan agama b

erdasarkanmanajemen peningkatan mutu pendidikan agama di sekolah.

f.   Pembinaan guru pendidikan agama dalam melaksanakan bimbingan dan

konseling pendidikan agama disekolah.

g.  Mendorong  guru  pendidikan  agama  untuk  merefleksikan  kelebihan dan kekurangannya 

dalammelaksanakan tugasnya di sekolah.

h. Pemantauan pengelolaan pendidikan agama di sekolah berdasarkan

standar nasional pendidikan dalamrangka peningkatan mutu pendidikan agama.

i.   Pemantauan pelaksanaan pembudayaan pengamalan ajaran agama di sekolah.

3. Kompetensi  supervisi  akademik  meliputi:

a.  Pemahaman     konsep,     teori     dasar,     prinsip,     karakteristik,     dan

kecenderungan perkembanganpendidikan agama di sekolah.

b. Pemahaman konsep,  teori,  teknologi,  prinsip,  karakteristik,  dan

kecenderungan  perkembangan  prosespembelajaran  dan  bimbingan pendidikan agama di 

sekolah.

c.  Pembimbingan bagi guru pendidikan agama dalam menyusun silabus pendidikan agama di

sekolahberlandaskan standar isi, standar kompetensi,  kompetensi  dasar,  standar 

kompetensi  lulusan,  danprinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Page 12: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

d. Pembimbingan bagi  guru pendidikan agama dalam memilih dan menggunakan strategi, metode, 

teknikpembelajaran dan bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa dalam b

idangpendidikan agama di sekolah.

e.  Pembimbingan  bagi  guru  pendidikan  agama  dalam  menyusun  RPP

pendidikan agama di sekolah,

f.  Pembimbingan bagi guru pendidikan agama dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran dan bimbingan dikelas dan atau di luar

kelas untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang pendidikan agama di sekolah.

g.  Pembimbingan   bagi   guru   pendidikan   agama   dalam   mengelola, merawat, 

mengembangkan,menggunakan media pendidikan, dan

fasilitas pembelajaran pendidikan agama di sekolah.

h.  Pemberian motivasi bagi guru pendidikan agama untuk memanfaatkan teknologi

informasi dankomunikasi untuk pembelajaran dan bimbingan pendidikan agama di sekolah.

4.   Kompetensi evaluasi pendidikan agama meliputi;           

a. Penyusunan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran dan bimbingan pendidikan agama 

di sekolah

b.   Pembimbingan bagi guru agama dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai 

dalampembelajaran  dan  bimbingan  pendidikan  agama di sekolah

c.  Penilaian kinerja guru agama dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya untuk meningkatkanmutu pendidikan agama di sekolah

d.  Pemantauan  pelaksanaan  pembelajaran  dan  bimbingan  dan  hasil belajar siswa serta 

menganalisisnyauntuk perbaikan mutu pendidikan agama di sekolah

Page 13: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

  

e. Pembinaan  guru  dalam  memanfaatkan  hasil  penilaian  untuk    perbaikan  mutu pendidikan 

agama di sekolah

   f.  Pengolahan data hasil penilaian kinerja guru pendidikan agama; dan

   g. Analisis faktor pendukung dan kendala dalam pengembangan  pendidikan agama di

sekolah sebagai bahankebijakan.

5.  Kompetensi Kompetensi  penelitian  pengembangan meliputi;

a.  Penguasaan berbagai jenis, pendekatan, dan metode penelitian dalam pendidikan agama

b.  Kemampuan menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk

keperluan tugaspengawasan maupun untuk pengembangan

karirnya sebagai pengawas pendidikan agama

c.   Penyusunan  proposal  penelitian  pendidikan  agama  baik  yang  bersifat

kualitatif maupun kuantitatif

d.  Pelaksanaan  penelitian  pendidikan  agama  untuk  pemecahan  masalah pendidikan agama, dan 

perumusankebijakan pendidikan agama yang bermanfaat bagi

tugas tanggung jawab pengawas pendidikan agama;

e.  Pengolahan data hasil penelitian pendidikan agama baik yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif

f.  Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan agama dan/atau bidang

kepengawasan danmemanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan agama

g. Penyusunan panduan, buku dan/atau modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pe

ngawasan disekolah sebagai tindaklanjut hasil penelitian

h. Pelaksanaan   penelitian   tindakan   kepengawasan   dalam   rangka peningkatan mutu supervisi  

pendidikanagama

Page 14: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

i. Pemberian  bimbingan  kepada  guru  pendidikan  agama  untuk merencanakan dan   

melaksanakanpenelitian tindakan kelas dalam

rangka peningkatan mutu pembelajaran pendidikan agama di kelas; dan

j.   Kerjasama  dengan  kepala  sekolah  untuk  melaksanakan  penelitian

tindakan sekolah dalam rangkapeningkatan mutu pengelolaan pendidikan agama di sekolah.

6.  Kompetensi sosial meliputi;

a.  Kemampuan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan   kualitas   

diri  untuk   dapat   melaksanakan   tugas   dan

tanggung jawab sebagai pengawas pendidikan agama

b. Sikap aktif dalam kegiatan organisasi profesi pendidikan agama dan asosiasi pengawas 

pendidikan.

c.  Kemampuan untuk melakukan komunikasi yang baik dengan komunitas

sekolah  dalam  rangka meningkatkan  efektivitas  dan  efisiensi pelaksanaan tugas 

kepengawasan pendidikan agama.

d.  Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas.

Pengawas dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam kontek tugas dan tanggung

jawabnya bersama-sama memiliki kompetensi untuk dapat mewujudkan tujuan

pendidikan termasuk pembentukan karakter peserta didik di sekolah. Olehnya itu menurut

Permen Nomor 16 tahun 2010 Pasal 16 menyatakan bahwa kompetensi guru PAI,  

yaitu Guru Pendidikan Agama harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,

sosial,profesional, dan kepemimpinan.

1.     Kompetensi pedagogik meliputi:

a.  Pemahaman  karakteristik  peserta  didik  dari  aspek  fisik,  moral,  sosial,

kultural, emosional, danintelektual

Page 15: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

b.  Penguasaan teori  dan prinsip belajar pendidikan agama

c.   Pengembangan kurikulum pendidikan agama

d.  Penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama

e.  Pemanfaatan   teknologi   informasi  dan  komunikasi  untuk  kepentingan penyelenggaraan 

danpengembangan pendidikan agama

f.   Pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki 

dalam bidangpendidikan agama

g.  Komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;

h.  Penyelenggaraan   penilaian   dan   evaluasi   proses   dan   hasil   belajar pendidikan agama

i.    Pemanfaatan    hasil    penilaian    dan     evaluasi     untuk    kepentingan pembelajaran 

pendidikan agamadan

j.  Tindakan  reflektif  untuk  peningkatan  kualitas  pembelajaran  pendidikan agama.

2.    Kompetensi kepribadian meliputi:

a. Tindakan  yang  sesuai  dengan norma  agama,  hukum,  sosial,  dan kebudayaan nasional Indonesia

b.  Penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan 

masyarakat

c.  Penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

d.  Kepemilikan  etos  kerja,  tanggung  jawab  yang  tinggi,  rasa  bangga menjadi guru, dan rasa p

ercayadiri, serta

e.  Penghormatan terhadap kode etik profesi guru.

3.     Kompetensi sosial  meliputi:

a.  Sikap  inklusif,  bertindak  objektif,  serta  tidak  diskriminatif  berdasarkan

jenis kelamin, agama, ras,kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

b.  Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas; dan

Page 16: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

c.  Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat.

4.  Kompetensi Profesional meliputi;

a. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran 

pendidikanagama.

b.  Penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama.

c.  Pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama secara kreatif.

d.  Pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

e.  Pemanfaatan  teknologi  informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan 

diri.

5. Kompetensi kepemimpinan meliputi:

a.   Kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengamalan ajaran agama  dan  perilaku  

akhlak  mulia pada  komunitas  sekolah  sebagai bagian dari proses pembelajaran agama.

b. Kemampuan  mengorganisasikan  potensi  unsur  sekolah  secara

sistematis untuk mendukung pembudayaanpengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah.

c.   Kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing dan

konselor dalam pembudayaanpengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah.

d. Kemampuan   kemampuan menjaga, mengendalikan, dan mengarahkan  pembudayaan pe

ngamalan ajaranagama pada komunitas sekolah dan menjaga

keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalambingkai Negara Kesatuan

Republik Indonesia

D. Faktor Penghambat dan Pendukung Kepengawasan Pendidikan Islam di SMA/SMK Kota

Tarakan.

                 Pengawas dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) merasa telah melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya masing-masing, namun hal itu tidaklah cukup untuk menjadi dasar

Page 17: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

keberhasilan pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik, olehnya itu terdapat beberapa

faktor penghambat dan pendukung yang harus diperhatikan guna melakukan koreksi terhadap

pengembangan tugas-tugas kepengawasan serta meningkatnya kompetensi guru-guru PAI

SMA/SMK di Kota Tarakan, adapun faktor penghambat dan pendukung tersebut adalah;

1. Penghambat

a. Koordinasi yang kurang antara pengawas pendidikan Islam Dinas Pendidikan Kota Tarakan

dengan pengawas kependidikan Islam Kantor Kementerian Agama Kota Tarakan.

b. Terjadi ketidak seimbangan antara jumlah guru PAI dengan pengawas pendidikan Islam pada dua

instansi tersebut

c. Kompetensi tenaga kepengawasan belum mencapai standar yang diharapkan.

d. Kurangnya  pemerataan guru PAI pada sejumlah sekolah, dilain sisi terdapat sekolah yang tidak

mencukupi jam wajib mengajar sehingga sulit bagi pengawas menertibkan program

akademiknya.

2. Pendukung

a. Guru-guru PAI SMA/SMK mayoritas memiliki kualifikasi pendidikan sarjana

b. Guru-guru PAI memiliki wadah organisasi MGMP, assosiasi guru agama yang menghimpun

kegiatan guru PAI.

c. Jumlah guru-guru PAI SMA/SMK se Kota Tarakan cukup memadai

E. Karakter yang Hendak Dicapai pada Peserta Didik

                 Implementasi tugas kepengawasan pendidikan Islam dalam meningkatkan kompetensi

guru PAI berdampak langsung pada pembentukan karakter peserta didik, baik karakter itu berana

kognitif, afektif maupun psikomotor. Adapun bentuk karakter yang hendak dicapai oleh

pemerintah dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa (PBKB) adalah 18  Poin,

yaitu;

Page 18: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

•      Religius•      Jujur•      Toleransi•      Disiplin•      Kerja Keras•      Kreatif•      Mandiri•      Demokratis•      Rasa Ingin Tahu•      Semangat Kebangsaan•      Cinta Tanah Air•      Menghargai Prestasi•      Bersahabat/Komunikati•      Cinta Damai•      Gemar Membaca•      Peduli Lingkungan•      Peduli Sosial•      Tanggung jawab

Pembinaan karakter peserta didik di sekolah-sekolah ditunjang oleh nilai falsafah yang

sangat kuat bagi bangsa Indonesia, sehingga menjadi pendukung kelancaran program PBKB ,

adapun nilai-nilai tersebut adalah;

1.    Agama

2.   Pancasila

Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat

yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu

dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar

anggota masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat

mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

3.      Tujuan Luhur Pendidikan Nasional

F. Dilema Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik SMA/SMK di Kota Tarakan

Page 19: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

            Peran pengawas pendidikan Islam dalam upaya pembentukan karakter peserta didik

merupakan peran tidak langsung, namun sifatnya sangat urgen karena pengawas sumber

informasi utama bagi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi. Pengawas tidaklah hanya

“progress checking” dari kehadiran guru di sekolah, tapi lebih dari itu adalah membina, menilai

dan melakukan pengembangan program untuk pembinaan guru secara maksimal.

Karena itu pengawas, guru-guru PAI dan peserta didik adalah satu sistem kerja yang tak

terpisahkan. Pengawas sebagai unsur pemantaun, guru PAI adalah pembina langsung di sekolah,

sedangkan peserta didik mesin hitung yang digerakkan untuk membentuk dirinya menjadi cerdas

dan berkarakter.

Dalam hal inilah pentingnya semua guru mata pelajaran tidak boleh menutup mata,

bahwa membentuk karakter peserta didik adalah tanggung jawab seluruh tenaga pendidik dan

kependidikan.  Guru-guru mata pelajaran non agama dan pendidikan kewarganegaraan tidak

memahami bahwa PBKB bukan hanya domainnya guru PAI tapi juga seluruh bidang studi yang

diajarkan pada peserta didik.

Kalau sisten pendidikan berjalan sesuai dengan aturan dalam kontek pengawas berperan

maksimal untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya plus guru PAI menakukan

pembinaan secara penuh di sekolah, maka peserta didik yang berkarakter akan mudah terwujud

karena memang peserta didik adalah mesing hitung yang cerdas, meskipun masing-masing

peserta didik memiliki dasar karakter yang berbeda.

Page 20: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.      Pengawas pendidikan Islam sesuai dengan aturan Menteri Agama bertugas melakukan

pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, penelitian, pelaporan dan tindak lanjut dalam

meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk mencapai tujuan

pendidikan Islam dan tujuan pendidikan nasional. Karena itu pengawas agama harus lebih

berkompeten dari guru PAI, kapan terjadi sebaliknya maka tujuan pendidikan Islam dan tujan

pembentukan karakter peserta didik sulit akan terwujud.

2.      Antara satu pengawas dengan pengawas yang lain khususnya pengawas kependidikan Islam,

seyogyanya terdapat koordinasi yang kompak baik dari pengawas Kementerian Agama Kota

maupun pengawas dari Dinas Pendidikan Kota. Karena itu keseimbangan jumlah antara dua

instansi tersebut. Di samping itu terdapat pemerataan jumlah pengawas dengan jumlah guru PAI.

3.      Peran pengawas PAI tidak Cuma sekedar progress checking, tetapi mempunyai peran yang lebih

besar dalam membina dan menilai guru PAI. Di samping itu peran semua unsur pendidik

mengarahkan pendidikan dan pengajaran itu pada pembentukan karakter tampa menyerakan

sepenuhnya pada guru PAI atau guru pendidikan kewarganegaraan.

Page 21: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

B.       Saran-saran

1.    Hendaknya Dinas Pendidikan Kota bersama Badan Kepegawaian Kota Tarakan melakukan

pemerataan dan penertiban guru PAI pada setiap sekolah, hingga tidak terjadi penumpukan,

sementara di tempat lain yang kosong guru Pendidikan Agama Islamnya.

2.    Hendaknya Dinas Pendidikan Kota dan Kantor Kementerian Agama Kota melakukan pembinaan

dan pelatihan untuk pengawas pendidikan Islam demi menjaga imege bahwa guru lebih

berkompeten dari pengawas.

3.    Hendaknya Pemerintah Kota Tarakan membentuk wadah konsolidasi guna memfasilitasi Dinas

Pendidikan Kota dengan Kantor KementerianAgama Kota Tarakan,  agar senantiasa bekerja

sama dalam dalam mewujudkan visi misi peserta didik yang berkarakter sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional.

Page 22: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

DAFTAR PUSTAKADadang  Suhardan, Supervisi Proesional dan Layanan dalam Meningkatkan mutu Pembelajaran

Pembelajaran di Era Otonomi Cet. III; Bandung:Alfabeta, 2010Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya Semarang, Karya Toha Putra, 2002Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan  Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2005E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan Cet. XI;

Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011Muhammad Nurdin,  Kiat Menjadi Guru Profesional Cet.1; Yogyakarta: Presma Sophe, 2004Pius A. Partanto, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya; Aloka, 1994Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Cet. 1; Jakarta: Rineka Cipta, 2000Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI.  No. 12 Tahun 2007 Tentang Standar Sekolah/MadrasahPeraturan Menteri Agama RI. No. 16 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada

SekolahPeraturan Menteri Agama RI. No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada

SekolahSyaiful Sagala, Kemampuan Profesionalisme Guru dan tenaga Kependidikan Cet. III; Bandung:

Penerbit Alfabeta, 2011Udin Syefuddin Saud, Pembangunan Profesi Guru  Cet.I; Bandung: Alfabeta, 2009Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Cet.IV; Sinar Grafika, 2003

[1]Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Cet. 1; Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 1

2Muhammad Nurdin,  Kiat Menjadi Guru Profesional (Cet.1; Yogyakarta: Presma Sophe, 2004), h. 40.

3Republik Indonesia, Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Cet.IV; Sinar Grafika, 2003), h. 42

4Syaiful Sagala, Kemampuan Profesionalisme Guru dan tenaga Kependidikan (Cet. III; Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011), h. 200.

5Dadang  Suhardan, Supervisi Proesional dan Layanan dalam Meningkatkan mutu Pembelajaran Pembelajaran di Era Otonomi (Cet. III; Bandung:Alfabeta, 2010),h. 12.

6Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang, Karya Toha Putra, 2002), h. 805          

7E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Cet. XI; Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), h. 19-20.

[8]Ibid., h. 203

                [9]Udin Syefuddin Saud, Pembangunan Profesi Guru (Cet.I; Bandung: Alfabeta, 2009, h. 4

[10]Pius A. Partanto, dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya; Aloka, 1994), h. 247

Page 23: Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme guru pai

[11]Ibid., h. 353        

Diposkan 30th March 2013 oleh Suhardi Ahmad