Tugas P-Drug

104
P-DRUGS OSTEOARTHRITIS Disusun Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Senior Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun Oleh : 1. Indi Himma Khairani 22010111200082 2. Inggar Octa Pusthika 22010111200083 3. Innes Angita 22010111200084 4. Irkania Pasangka 22010111200085 5. Jane Chrestella S 22010111200086 BAGIAN FARMASI

description

tugas ilmu kedokteran farmasi

Transcript of Tugas P-Drug

Page 1: Tugas P-Drug

P-DRUGS

OSTEOARTHRITIS

Disusun Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Senior Farmasi

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :

1. Indi Himma Khairani 22010111200082

2. Inggar Octa Pusthika 22010111200083

3. Innes Angita 22010111200084

4. Irkania Pasangka 22010111200085

5. Jane Chrestella S 22010111200086

BAGIAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: Tugas P-Drug

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Diane Webster

Usia : 49 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : tidak bekerja

DATA DASAR

I. ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri sendi di punggung bawah, panggul dan lutut kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:

Diane Webster berusia 49 tahun datang berobat ke Klinik Kedokteran Keluarga

dengan keluhan awal berupa nyeri yang bertambah berat di punggung bawah, panggul

dan lutut kanannya. Pasien mempunyai riwayat sudah lama menderita osteoartritis dan

sudah mendapat pengobatan dari dokter rematologis lokal yang mencoba berbagai

macam obat antiinflamasi non-steroid tanpa hasil yang yang memuaskan. Oleh karena

nyeri yang semakin bertambah berat tersebut, dokter rematologis lokal ingin menaikkan

dosis obat analgesik opioid tetapi pasien menolak kemudian pasien datang berobat ke

Klinik Kedokteran Kedokteran Keluarga.

±9 bulan yang lalu, pasien mengalami patah tumit kanan dan sebuah tulang di

kakinya. Pasien dirawat selama 4 minggu dan menggunakan kruk selama 2 bulan.

Keluhan gejala artritis yang dialami pasien semakin bertambah berat selama waktu

tersebut. Biasanya gejala artritis kambuh saat musim panas tetapi musim panas ini gejala

tidak kambuh.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat menderita osteoartritis sejak 18 tahun yang lalu

Riwayat menderita obesitas sejak 21 tahun yang lalu

Riwayat menderita DM tipe 2 dan suntik insulin sejak 9 tahun yang lalu

Riwayat menderita hiperkolesterolemi sejak 5 tahun yang lalu

Riwayat menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu

Riwayat menderita DVT sejak 3 tahun yang lalu

Riwayat menderita gangguan kecemasan

Riwayat operasi appendiktomi 27 tahun yang lalu

Riwayat operasi TAH-BSO 14 tahun yang lalu

Page 3: Tugas P-Drug

Riwayat operasi repair fraktur tulang maleolus lateral kaki kanan dan fraktur

metatarsal I 9 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien menderita karena DM, ayah pasien meninggal karena menderita kanker

pankreas.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tidak bekerja karena sedang dalam perawatan kesehatan. Pasien tidak memiliki

asuransi kesehatan. Pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi alkohol, tidak merokok

dan bukan pengguna narkoba.

RESUME

Anamnesis

Nyeri sendi di punggung bawah, panggul dan lutut kanan

Patah tumit kanan dan sebuah tulang di kaki kanan

Riwayat Pengobatan

Lisinopril 10 mg per oral pagi hari

Novolin N 25 unit subcutan pagi hari dan 15 unit subcutan malam hari

Evista 60 mg per oral pagi hari

Warfarin 5 mg per oral 1x sehari

OxyContin 20 mg per oral

Lortab 10/650 1- 2 tablet per oral saat nyeri

Ambien 10 mg per oral sebelum tidur

Xanax 0,5mg per oral saat cemas

Claritin 10 mg per oral bila perlu

Riwayat Alergi

Demerol : mengganggu aktivitas sehari-hari

Sulfa : urtikaria

Obat nyeri (unspesifik) : mual muntah

II. PEMERIKSAAN FISIK

Genetik

Page 4: Tugas P-Drug

Berkembang dengan baik, obesitas, wanita ras Kaukasia, sedikit cemas, tetapi sebaliknya pada alkohol dan obat-obatan.

Tanda Vital

Tekanan Darah : 134/88mmHg

Nadi : 84x/ menit

RR : 16x/ menit

Suhu : 37,1oC

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan :100 kg

Tidak ada perubahan tanda vital pada perubahan posisi tubuh.

Kulit

Hangat, kering, LE-mengkilap, agak berubah warna pada daerah pre-tibial bilateral, cocok dengan dermatitis statis vena, kaki – Stage I: perubahan kulit pada aspek plantar pada metatarsal pertama kanan.

Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Tenggorokan

Kepala mesosefal/ tidak ditemukan tanda trauma, Refleks Pupil +/+ Normal, tes funduskopi menunjukkan diskus tajam, fenomena crossing ringan, tetapi tidak ada perdarahan atau eksudat, tidak ada skleral ikterik, TMs , membran mukosa lembab, gigi buruk dengan gusi kemerahan, tidak ada deviasi lidah ke lateral, tidak ada edema faring atau eritema.

Leher

Kenyal, tidak dapat menilai tiromegali atau limfadenopati sekunder, tidak ada bising karotis.

Paru-Paru

Suara Dasar Vesikuler, Suara Tambahan (-/-)

Payudara

Sulit diperiksa karena ukurannya, simetris, tidak tampak massa yang jelas.

Kardiovaskular

Page 5: Tugas P-Drug

Suara jantung jauh, S1 dan S2 normal, Ictus Cordis di SIC V / Linea Mid Clavicularis, irama jantung ritmis reguler, tidak ada murmur dan gallop, tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis atau refluks hepato jugular.

Perut

Obesitas, lembut, tidak lunak; tidak ada defans muskuler; Bising usus (+); tidak dapat menilai ukuran hati pada palpasi.

Genitourinaria / rectum

Wanita normal, atrofi vagina ringan; tonus sfingter ani normal; guaiac (-) pada tinja di dubur.

Medula Spinalis/ Ekstremitas

Sakit punggung menjalar ke pantat kanan dengan kaki lurus diangkat 60o nyeri pinggul kanan pada fleksi >90o dan dengan rotasi internal dan eksternal >45o; kedua pinggul teraba lunak pada palpasi; krepitasi (+) pada lutut kanan; pergelangan kaki kanan dengan ROM penuh, tidak ada pembengkakan atau edema.

Saraf

Orientasi x3; afek datar; muncul pada waktu yang bergantian antara apatis dan kemarahan / frustrasi; Nervus Cranialis II-XII intak; Refleks tendon secara keseluruhan sama di kedua sisi kecuali untuk refleks Achilles sedikit berkurang pada kedua sisi; tidak ada defisit fokal; gangguan gait sekunder karena nyeri pinggul. Sedikit penurunan sensasi untuk tusukan peniti dan getaran pada bagian distal setengah dari kaki kanan. Refleks babinski yang menurun.

Pemeriksaan Laboratorium

Na 135 mEq/L Hgb 13.7 g/dL RDW 14.4% Ca 11.2 mg/dL

K 4.8 mEq/L Hct 39.7% AST 38 IU/L Phos 4.5 mg/dL

Cl 98 mEq/L WBC 4.5x103/mm3 Alk Phos 106 IU/L Uric acid 7.2 mg/dL

CO2 26 mEq/L Plt 286x103/mm3 T.prot 7.4 g/dL ESR 18mm/ hour

BUN 9 mg/dL MCV 85.3 µm3 Alb 4.4 g/dL CRP 0.2 mg/dL

SCr 0.9 mg/dL MCH 29.4 pg T.chol 254 mg/dL INR 1.8

Glu 248 md/dL MCHC 34.5 g/dL HbA1c 14.4%

Urinalisis

Berat Jenis 1.011; pH 6.5; WBC (-), RBC (-), leukosit esterase (-), nitrit (-).

Page 6: Tugas P-Drug

Pada pemeriksaan mikroskopis tampak 2 sampai 5 sel epitel / dengan pembesaran paling kuat dan sesekali tampak bakteri.

X-rays

Vertebra lumbal; perubahan degeneratif lanjutan di L3-4 dan L4-5.

Pinggul kanan : perubahan degeneratif moderat dengan beberapa taji pada caput femoris dan sedikit penurunan di dalam ruang sendi.

Lutut kanan : perubahan degeneratif moderat. Tidak ada efusi.

Kaki kanan : maleolus lateralis dan tulang metatarsal pertama yang sembuh sempurna.

Penilaian:

1. Nyeri sekunder sedang-berat osteoarthritis vertebra lumbal, pinggul, dan lutut kanan.2. Obesitas (175% berat badan ideal, indeks massa tubuh: 35.7 kg/m2).3. Diabetes Mellitus.4. Hiperkolesterolemia.5. Hipertensi.6. Depresi non spesifik atau gangguan kecemasan.7. Suspek pengguna narkotik.

PERTANYAAN

1. Identifikasi Problema. Problem terapi pasien

Riwayat menderita osteoartritis sejak 18 tahun yang lalu Riwayat menderita obesitas sejak 21 tahun yang lalu Riwayat menderita DM tipe 2 dan suntik insulin sejak 9 tahun yang lalu Riwayat menderita hiperkolesterolemi sejak 5 tahun yang lalu Riwayat menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu Riwayat menderita DVT sejak 3 tahun yang lalu Riwayat menderita gangguan kecemasan Riwayat Alergi

- Demerol : mengganggu aktivitas sehari-hariDemerol berisi Mepheridin yang merupakan golongan opioid sintetik yang banyak digunakan. Fungsinya sebagai antimuskarinik dan memiliki efek inotropik negatif pada jantung.

- Sulfa : urtikaria- Obat nyeri (unspesifik) : mual muntah

Riwayat Pengobatan :1. Lisinopril 10 mg per oral pagi hari

Page 7: Tugas P-Drug

Farmakologi:

Lisinopril adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan menghambat angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang kuat. Lisinopril mengatur mekanisme fisiologik yang spesifik, yakni sistem renin angiotensin-aldosteron, yang berperan dalam pengaturan tekanan darah. Awal kerjanya mulai dalam waktu 2 jam, setelah pemberian per oral, efek puncak tercapai 7 jam setelah dosis per oral dan efek berlanjut selama 24 jam setelah dosis tunggal harian. Data memperlihatkan efeknya tidak lenyap selama terapi jangka lama. Peninggian tekanan darah secara tiba-tiba tidak terjadi bila pengobatan dengan penghambat ACE dihentikan secara mendadak. Penderita payah jantung kongestif yang diobati dengan lisinopril mendapat keuntungan khususnya dari pengurangan beban hulu(preload) dan beban hilir (afterload) dari jantung, yang terlihat sebagai peningkatan curah jantung, tanpa disertai refleks takikardia. Lisinopril tidak dimetabolisme di hati dalam jumlah yang nyata, ikatan plasmaprotein hampir tidak ada dan diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah/ke dalam urin. Lisinopril memperkecil kemungkinan timbulnya hipokalemia dan hiperurikemia akibat pemakaian tiazid.Indikasi:Penghambat “Angiotensin Converting Enzyme”yang diindikasikan untuk:A. Pengobatan hipetensi tingakta sedang hingga berat. Dapat digunakan sendiri atau bersama dengan obat antihipertensi lain.B. Pengobatan payah jantung kongestif sebagai terapi tambahan disamping diuretika dan bila perlu dengan digitalis.Kontraindikasi:Tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap lisinopril. Pada penderita yang secara historis pernah menderita angioedema sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan obat penghambat “Angiotensin Converting Enzyme”.Dosis:Dewasa:HipertensiDosis awal, oral 10 mg sekali sehari.Dosis pemeliharaan, oral 10-20 mg sekali sehari.Dosis ini dapat ditingkatkan sesuai dengan respon klinisnya maksimum 40 mg sehari. Bila penderita diobati dengan diuretika, terapi dapat dimulai setelah diuretika dihentikan selama 2-3 hari. Pada penderita yang pemberian diuretiknya tidak dapat dihentikan, dianjurkan untuk memberikan dosis awal Lisinopril 5 mg. Penderita hipertensi renovaskular dapat memperlihatkan respon yang berlebihan terhadap Lisinopril. Sebab itu dianjurkan dengan dosis awal 2,5-5 mg kemudian dapat disesuaikan dengan respon tekanan darahnya.Payah jantung kongestif:Dosis awal, oral 2,5 mg per hari, dosis dapat disesuaikan dengan respon klinisnya. Dosis pemeliharaan, oral 5-20 mg diberikan sekali sehari dalam dosis tunggal. Dosis pada penderita insufisiensi ginjal, berdasarkan bersihan kreatinin:

Page 8: Tugas P-Drug

Bersihan kreatinin Dosis Awal< 70-30 ml/menit 5-10 mg/hari< 30-10 ml/menit 2,5-5 mg/hari< 10 ml/menit 2,5 mg/hari(termasuk penderita yang sedang didialisis)Besar dosis dan atau frekuensi pemberian harus disesuaikan dengan besarnya respon penurunan tekanan darah.Efek samping: Hipotensi Edema angioneurotik pernah dilaporkan walaupun jarang. Pada kasus-kasus

seperti itu, harus dihentikan segera dan penderita diperhatikan dengan cermat sampai pembengkakan hilang.

Edema angioneurotik yang disertai edema laring dapat mematikan. Reaksi hipersensitivitas lain yang mencakup urtikaria telah dilaporkan. Secara keseluruhan, melalui uji klinik, terbukti NOPERTEN®dapat diterima

dengan baik oleh penderita. Takikardia. Nyeri abdomen, mulut kering, ikterus hepatoselular atau kolestatik. Perubahan suasana perasaan (mood). Perasaan bingung (mental confusion). Diaforesis Uremia, oliguria, anuria, disfungsi ginjal, gagal ginjal akut, impoten. Suatu kompleks gejala telah dilaporkan meliputi: demam, vaskulitis, mialgia,

artralgia/artritis, eosinofilia dan lekositosis.Interaksi obat:Bila diberikan bersama diuretika yang boros kalium cenderung terjadi hipokalemia. Jangan diberikan bersama antiinflamasi analgetik nonsteroid terutama indometasin karena dapat mengurangi khasiat antihipertensi ini. Jangan diberikan pada penderita gagal ginjal karena lisinopril dapat menaikkan kadar kalium plasma.Pemberian bersama suplemen kalium atau diuretika hemat kalium tidak dianjurkan, terutama pada penderita gangguan fungsi ginjal, karena dapat berakibat pada peningkatan kadar kalium serum yang nyata.Bentuk sediaanTablet 10 mg

2. Novolin N 25 unit subcutan pagi hari dan 15 unit subcutan malam hariNovolin berisi Isophane insulin, netral protamine Hagedorn (NPH) yang termasuk dalam intermediate-acting insulin.Sintetis human insulin kini satu-satunya jenis insulin yang tersedia di Amerika Serikat, itu kurang cenderung menyebabkan reaksi alergi dibandingkan hewan yang diturunkan varietas insulin yang digunakan di masa lalu. Jenis insulin yang dipilih untuk menyesuaikan pengobatan untuk individu didasarkan pada tujuan memberikan kontrol gula darah optimal. Berbagai jenis insulin yang tersedia dan dikategorikan menurut kali mereka onset dan durasi tindakan.Campuran komersial disiapkan

Page 9: Tugas P-Drug

insulin juga dapat digunakan untuk menyediakan konstan (basal) kontrol dan kontrol langsung.

3. Evista 60 mg per oral pagi hariKandunganRaloxifene hydrochloride.IndikasiPencegah keretakan vertebral non-traumatic pada wanita pasca menopause yang beresiko tinggi mengalami osteoporosis.Kontra Indikasi Ada riwayat tromboemboli vena atau aktif, termasuk trombosis vena dalam

emboli paru, trombosis vena retina. Kerusakan hati termasuk kolestatis. Kerusakan ginjal berat. Perdarahan pada saluran kemih. Endometrium atau kanker payudara pada wanita.PerhatianWanita dengan resiko tromboemboli vena.Interaksi Obat :Warfarin, kolesteramin, ampisilin.Efek SampingTromboemboli vena, trombophlebitis, vasodilatasi (rasa panas), kram kaki, oedema periperal, penurunan jumlah platelet, flu.Indeks Keamanan Pada Wanita HamilX: Penelitian pada manusia dan hewan telah menunjukkan janin yang abnormal atau ada kejadian berbahaya pada janin berdasarkan pengalaman manusia atau keduanya, dan risiko penggunaan obat pada wanita hamil jelas melampaui keuntungannya. Obat dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau akan hamil.KemasanTablet 60 mg x 2 x 14'sDosis1 x sehari 1 tablet.

4. Warfarin 5 mg per oral 1x sehariDeskripsi- Nama & Struktur Kimia : Na-2-oxo-3[(1 RS)-3-oxo-1-phenylbutyl]2H-1-benzopiran-4-olate. C19H15NaO4- Sifat Fisikokimia : Serbuk higroskopik berwarna putih. Sangat mudah larut dalam alkohol dan larut dalam aseton; sangat sedikit larut dalam diklorometan.- Keterangan : Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 7.2 - 8.3Golongan/Kelas TerapiObat Yang mempengaruhi darahNama Dagang- Warfarin Eisai - Simarc 2

Page 10: Tugas P-Drug

IndikasiProfilaksis dan terapi thrombosis vena, embolism pulmonari dan disorder thromboembolik, atrial fibrilasi dengan risiko embolism dan sebagai tambahan pada profilaksis embolism sistemik setelah infark miokardiak.Dosis, Cara Pemberian dan Lama PemberianOral dan anak :0.05 - 0.34 mg/kg/hari, bayi < 12 bulan memerlukan dosis sama dengan atau mendekati rentang ini, antikoagulasi konsisten akan sulit untuk dipertahankan pada anak< 5 tahun.Dewasa :dosis awal tergantung individu (pertimbangkan pasien dengan gangguan fungsi hati, fungsi kardiak, status nutrisi, terapi lanjutan, risiko pendarahan).Awali dengan dosis 5-10 mg/hari, dosis pemeliharaan biasanya 2-10 mg setiap hari (mungkin diperlukan dosis loading dan pemeliharaan di luar pedoman ini). Dosis awal yang lebih rendah diperlukan pasien dengan gangguan fungsi hati, gizi buruk, gagal jantung kongestif, pasien lanjut usia, risiko pendarahan dan pasien yang lemah kondisinya.Dosis awal yang lebih tinggi dapat diberikan untuk pasien tertentu (misalnya pasien yang menerima agen penginduksi enzim).FarmakologiOnset kerja : antikoagulan oral : 36-72 jam. Durasi 2-5 hariAbsorpsi : cepatMetabolisme : dihati.T½ eliminasi : 20-60 jam, rata-rata 40 jam, bervariasi antar individu.Stabilitas PenyimpananSimpan pada tempat kedap udara, terhindar dari sinar matahari. Setelah direkonstitusi dengan 2.7 mL air steril, sediaan stabil selama 4 jam pada suhu kamar.KontraindikasiHipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan, hemoragi, hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi mata atau saraf, anestesia blok lumbar regional atau operasi besar lainnya, pasien yang mengalami pendarahan pada saluran pencernaan, pernapasan, aborsi, anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada kolon, hemoragi serebrovaskular, eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak terkontrol, penyakit hepatik parah, perikarditis atau efusi perikardial, endokarditis bakteri sub akut, visceral carcinoma, setelah punktur spinal dan diagnostik lain atau prosedur terapi untuk pendarahan signifikan, riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, pasien tidak patuh, kehamilan.Efek SampingAntikoagulan, pendarahan, vasculitis,edema, syok hemoragi, demam, lethargi, malaise, asthenia, nyeri, sakit kepala, pusing, stroke, rash, dermatitis, urtikaria, pruritus, alopesia, anoreksia, mual, muntah, kram perut, sakit abdominal, diare,

Page 11: Tugas P-Drug

flatulens, pendarahan intestinal, gangguan rasa, ulkus mulut, hematuria, hemoragi, leukopenia, tempat pendarahan yang tidak diketahui yang dapat diatasi dengan antikoagulasi, hematoma retroperitonial, agranulositosis, luka pada hati, jaundice, peningkatan transaminase, parethesia, osteoporosis, epitaksis, hipersensitifitas dan reaksi alergi.Interaksi- Dengan Obat Lain :Efek sitokrom P450 : Substrat CYP1A2 (minor), 2C8/9 (mayor), 2C19 (minor), 3A4 (minor), Inhibit : CYP2C8/9 (sedang), 2C19 (lemah).Meningkatkan efek/toksisitas : Asetaminofen, allopurinol, amiodaron, androgen, antifungi (imidazol), capecitabin, sefalosporin, simetidin, inhibitor COX-2, inhibitor CYP2C8/9 (sedang/kuat), disulfiram, etoposida, flukonazol, fluorourasil, glukagon, inhibitor HMG CoA reduktase, ifosfamida, leflunomida,antibiotik makrolida, metronidazol, obat inflamasi non steroid, orlistat, fenitoin, propafenon, propoksifen, inhibitor pompa proton (omeperazol), kuinidin, antibiotik kuinolon, ropirinol, salisilat, sulfinpirazon, derivat sulfonamida, derivat tetrasiklin, produk tiroid, tigesiklin, treprostinil, antidepresan trisiklik, vitamin A, E, voriconazol, zafirlukast dan zilueton. Penurunan efek : Aminoglutetimida, agen anti thyroid, aprepitant, azatioprin, barbiturat, bosentan, karbamazepin, inducer CYP2C8/9 (kuat), dikloksasilin, glutetimida, griseofulvin, hormon kontrasepsi, merkaptopurin, nafsilin, fitonadion, derivat rifamisin dan sulfasalazin.- Dengan Makanan :Hindari penggunaan etanol : etanol menurunkan metabolisme warfarin dan meningkatkan PT, efek antikoagulan warfarin akan menurun dengan adanya makanan mengandung vitamin K, vitamin E meningkatkan efek warfarin. Jus cranberry akan meningkatkan efek warfarin.Pengaruh- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : X- Terhadap Ibu Menyusui : Warfarin tidak didistrubusikan ke dalam air susu, hanya metabolitnya yang didistribusikan ke dalam air susu.- Terhadap Anak-anak : -- Terhadap Hasil Laboratorium : -Parameter MonitoringProtrombin time (PT), hematokritBentuk SediaanTablet 5 mgPeringatanHipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan, hemoragi, hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi mata atau saraf, anestesia blok lumbar regional atau operasi besar lainnya, pasien yang mengalami pendarahan pada saluran pencernaan, pernapasan, aborsi, anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada kolon, hemoragi serebrovaskular, eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak terkontrol, penyakit hepatik parah, perikarditis atau efusi perikardial, endokarditis bakteri sub

Page 12: Tugas P-Drug

akut, visceral carcinoma, setelah punktur spinal dan diagnostik lain atau prosedur terapi untuk pendarahan signifikan, riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, pasien tidak patuh, kehamilan.Informasi Pasien1. Obat ini untuk mencegah pembekuan darah2. Pergunakan obat ini benar-benar sesuai dengan petunjuk dokter. Jangan dipakai berlebihan tanpa petunjuk dokter karena akan terjadi perdarahan.3. Lakukan kontrol darah secara teratur karena akan dapat menentukan pemakaian dosis yang tepat.4. Jangan mempergunakan obat lain selama penggunaan obat ini. Mintalah petunjuk dan persetujuan dokter bila harus menggunakan obat lain.5. Sebaiknya dipergunakan obat dari merek yang sama jangan mengganti dengan merek yang lain.6. Selama mempergunakan obat ini jangan minum minuman yang mengandung alkohol.7. Segera ke dokter bila terjadi diare, pendarahan baik dari mulut, hidung ataupun anggota tubuh lainya.Mekanisme AksiMempengaruhi sintesis faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (II, VII, IX, X) di hati.

5. OxyContin 20 mg per oral

Oksikodon adalah analgesik obat disintesisdari opium yang diturunkan thebaine . Hal ini dikembangkan pada tahun 1916 di Jerman, sebagai salah satu dari beberapa baru semi-sintetik opioid dalam upaya untuk memperbaiki opioid yang ada: morfin , diacetylmorphine(heroin), dan kodein . Obat-obatan oral oksikodon umumnya diresepkan untuk menghilangkan nyeri sedang sampai berat. Saat ini diformulasikan sebagai produk bahan tunggal atau produk diperparah. Beberapa contoh umum peracikan yang oksikodon dengan asetaminofen / parasetamol atau non-steroid anti-inflammatory drugs seperti ibuprofen . Formulasi yang tersedia sebagai obat generik, tetapi juga dibuat di bawah nama berbagai merek. OxyContin adalah Purdue Pharma 's merek untuk waktu-release oksikodon oral. Hak manufaktur ke waktu-dirilis oksikodon generik berada di bawah sengketa.Efek yang paling sering dilaporkan termasuk kehilangan memori , sembelit , kelelahan , pusing , mual , ringan , sakit kepala , mulut kering,kecemasan , gatal, dan berkeringat deras.  Hal ini juga diklaim sebagai penyebab redupnya dalam visi karena miosis . Beberapa pasien juga mengalami kehilangan nafsu makan, gugup, sakit perut , diare , retensi urin, dyspnea , dan cegukan,  walaupun gejala ini muncul dalam waktu kurang dari 5% dari pasien yang memakai oksikodon. Jarang, obat dapat menyebabkan impotensi , pembesaran kelenjar prostat , dan penurunantestosteron sekresi.

Page 13: Tugas P-Drug

Dosis dan pemberianOxicontin dapat diberikan secara oral, intranasal, melalui intravena / intramuskular / subkutan suntikan atau dubur . The bioavailabilitas dari pemberian oral rata-rata Oxycodone 60-87%, dengan administrasi dubur menghasilkan hasil yang sama,. intranasal bervariasi antara individu dengan rata-rata 46%.Oksikodon adalah sekitar 1,5-2 kali manjur sebagai morfin bila diberikan secara oral. Namun, 10-15 mg oksikodon menghasilkan efek analgesik serupa dengan 10 mg morfin bila diberikan secara intramuskular. Oleh karena itu, sebagai dosis parenteral, morfin adalah sekitar hingga 50% lebih kuat dibandingkan oxycodone.Tidak ada uji coba perbandingan menunjukkan bahwa oxycontin lebih efektif daripada opioid lainnya. Dalam perawatan paliatif , morfin tetap standar emas,  Namun, oxycintin dapat berguna sebagai opioid alternatif jika pasien memiliki efek samping merepotkan dengan morfin.

6. Lortab 10/650 1- 2 tablet per oral saat nyeriLortab berisi hydrocodoneXanax atau dihydrocodeinone adalah semi-sintetik opioid yang berasal dari salah satu dari dua alami opiat : codeine dan thebaine  . Ini adalah secara lisan aktif narkotika analgesik  dan antitusif . Ini tersedia dalam tablet, kapsul, dan bentuk sirup.FarmakokinetikHydrocodone ditransformasi oleh hati menjadi metabolit beberapa, dan memiliki waktu paruh serum yang rata-rata 3,8 jam. sitokrom P450 enzim CYP2D6 mengkonversikannya menjadi hidromorfon , yang opioid lebih kuat.KontraindikasiAlkoholAda risiko kesehatan yang serius yang ditimbulkan oleh konsumsi alkohol bersamaan dengan senyawa hydrocodone. Terutama, etanol meningkatkan risiko depresi pernafasan bila dikombinasikan dengan senyawa yang mengandung hydrocodone.Obat yang paling umum diperparah dengan xanax adalah parasetamol (acetaminophen). Peran konsumsi etanol dalam overdosis acetaminophen adalah kontroversial, dan perdebatan yang belum terbukti secara klinis. Pecandu alkohol kronis cenderung kurang gizi, bagaimanapun, dan dapat telah mengurangi toko glutathione. Hal ini dapat menyebabkan penurunan clearance acetaminophen melalui jalur glucuronidation dalam tubuh dan meningkatkan pembentukan NAPQI.Konsumsi alkohol kronis meregulasi CYP 450 enzim. Secara teoritis, risiko overdosis yang fatal akibat hepatotoksisitas bisa terjadi dengan tingkat signifikan lebih rendah dari parasetamol bila dikombinasikan dengan pesta minuman keras kronis. Konsumsi alkohol hipotetis akut mengurangi pembentukan NAPQI (beracun metabolit yang menyebabkan kerusakan hati) dari parasetamol karena persaingan untuk CYP 2E1 situs mengikat.

Page 14: Tugas P-Drug

Parasetamol overdosis dapat meningkatkan potensi koma, masalah pernapasan, dan dapat merusak hati SSP, ginjal, dan dinding perut.  Efek Sampingefek samping utama dari hydrocodone : Efek pernapasan yang paling serius, memerlukan kontak langsung dengan penyedia kesehatan. Efek samping umum :termasuk pusing , gatal , ringan , mual , berkeringat , mengantuk ,sembelit , muntah , dan euforia . Muntah pada beberapa pasien begitu parah sehingga dirawat di rumah sakit diperlukan, meskipun hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol sebelum mengonsumsi obat.  Beberapa efek samping yang kurang umum adalah reaksi alergi , darah gangguan, perubahan suasana hati, detak jantung balap, penurunan kekuatan mental , kecemasan , lesu , kesulitan buang air kecil ,spasme dari ureter , tidak teratur atau depresi respirasi , dan ruam .Hydrocodone dapat secara kuantitatif dalam darah, plasma atau urine untuk memantau untuk penyalahgunaan, konfirmasi diagnosis keracunan atau membantu dalam penyelidikan kematian medicolegal. Tes skrining komersial candu Banyak reaksi silang lumayan dengan hydrocodone dan metabolitnya, tetapi teknik kromatografi dengan mudah dapat membedakan hydrocodone dari opiat lainnya.Darah atau plasma hydrocodone konsentrasi biasanya dalam kisaran mg / L 5-30 pada orang mengonsumsi obat terapi, 100-200 mg / L dalam pelaku dan 0,1-2,0 mg / L dalam kasus overdosis yang fatal akut.

7. Ambien 10 mg per oral sebelum tidurAmbien adalah nonbenzodiazepine (mirip dengan benzo,tetapi dengan struktur molekul yang berbeda) obat dengan efek hipnotik dan sedatif yang kuat.Diresepkan oleh dokter untukpengobatan insomnia, dan relaksasi otot. Karena sifat antagonis yang GABA, kemampuannyamirip dengan alkohol. Dalam dosis tinggi , pengguna akan merasa amnesia yang sangat kuat,sehingga pengguna menjadi "tidak ingat".

8. Xanax 0,5mg per oral saat cemasXanax (alprazolam) merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan benzodiazepine (minor tranquilezer) yang bekerja dengan cepat setelah dikonsumsi. Indikasi Xanax adalah untuk mengatasi anxiety (kecemasan), panick attack, serta depresi ringan. Xanax bekerja pada Gamma-Amino Butyric Acid (GABA) receptor, neurotransmitter yang penting di otak manusia.Cara kerja Xanax yang cepat diserap sistem pencernaan, merupakan keunggulan obat ini dalam mengatasi panic attack. Puncak konsentrasi alprazolam dalam plasma manusia diperoleh hanya dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah dikonsumsi. Obat ini hanya boleh diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater). Xanax tersedia dalam dosis 0.25 mg (berwarna putih), 0.5 mg (berwarna merah muda), dan 1 mg (berwarna biru muda).PharmacologyFarmakodinamik Alprazolam merupakan derivat triazolo benzodiazepin dengan efek cepat dan sifat umum yang mirip dengan diazepam. Alprazolam merupakan anti

Page 15: Tugas P-Drug

ansietas dan anti panik yang efektif. Mekanisme kerjanya yang pasti belum diketahui. Efek tersebut diduga disebabkan oleh ikatan alprazolam dengan reseptor-reseptor spesifik yang terdapat pada susunan saraf pusat. Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi susunan saraf pusat yang bervariasi tergantung pada dosis yang diberikan. Farmakokinetik Pada pemberian secara oral, alprazolam diabsorpsi dengan baik dan absorpsinya tidak dipengaruhi oleh makanan sehingga dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Konsentrasi puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1 – 2 jam setelah pemberian oral dengan waktu paruh eliminasinya adalah 12 – 15 jam. Waktu paruh ini berbeda-beda untuk pasien usia lanjut (16,3 jam), orang dewasa sehat (11 jam), pasien dengan gangguan fungsi hati (antara 5,8 – 65,3 jam) serta pada pasien dengan masalah obesitas (9,9 – 40,4 jam). Sekitar 70 – 80% alprazolam terikat oleh protein plasma. Alprazolam mengalami metabolisme di hati menjadi metabolit aktifnya dan metabolit lainnya yang tidak aktif. Metabolit aktif ini memiliki kekuatan 1½ kali dibandingkan dengan alprazolam, tetapi waktu paruh metabolit ini hampir sama dengan alprazolam. Ekskresi alprazolam sebagian besar melalui urin, sebagian melalui ASI dan dapat melalui sawar plasenta.Indication1. Ansietas, termasuk neurosis ansietas dan ansietas yang menyertai depresi. 2. Gangguan panik, termasuk serangan panik pada agorafobia.Kontraindikasi- Pasien yang hipersensitif terhadap golongan benzodiazepin. – Glaukoma akut sudut sempit. – Miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi psikosis kronik. – Pasien dengan pengobatan antijamur golongan azole. – Anak dan bayi prematur.Warning· Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin. · Hati-hati bila diberikan pada wanita hamil dan menyusui, gangguan fungsi ginjal dan hati, riwayat penyalahgunaan obat dan atau alkohol, penderita kelainan kepribadian yang nyata. · Keamanan penggunaan pada anak-anak dibawah 18 tahun belum diketahui dengan pasti. Gejala kelebihan dosis alprazolam adalah mengantuk, konfusi, gangguan koordinasi, penurunan refleks dan koma. Penanganan saat terjadi kelebihan dosis : – Penderita dirangsang untuk muntah dan lakukan pengosongan lambung. – Penderita dirawat intensif dengan terapi simtomatis dan suportif untuk memelihara fungsi kardiovaskular, pernapasan dan keseimbangan elektrolit.Efek SampingYang umum terjadi adalah mengantuk. Yang lebih jarang adalah sakit kepala ringan, pandangan kabur, gangguan koordinasi, gangguan gastrointestinal, “withdrawal syndrome”. Yang sangat jarang adalah agitasi paradoksikal, konfusi.Dosage· Ansietas : 0,25 – 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam dosis terbagi. · Gangguan panik : 0,5 – 1,0 mg diberikan pada malam hari atau 0,5 mg 3 kali sehari. · Untuk pasien usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati berat : 0,25 mg 2-3 kali sehari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.

Page 16: Tugas P-Drug

9. Claritin 10 mg per oral bila perlu KandunganLoratadine (micronized).IndikasiUntuk menyembuhkan gejala-gejala yang berkaitan dengan rinitis alergik, seperti bersin-bersin, pilek (rinorea) dan rasa gatal pada hidung, demikian juga rasa gatal dan terbakar pada mata. Juga diindikasikan untuk menyembuhkan gejala dan tanda-tanda urtikaria kronis serta penyakit-penyakit dermatologis alergik lainnya.Kontra Indikasihipersensitivitas atau idiosinkrasi terhadap komponen-komponennya.Efek Sampingrasa kecapaian, sakit kepala, somnolensi, mulut kering, ganguan pencernaan seperti nausea, gastritis, dan juga gejala alergi yang menyerupai ruam. Jarang: alopesia, anafilaksis, fungsi hati abnormal dan takiaritmia supraventikular.PerhatianHamil dan Laktasi.DosisDewasa dan Anak>12tahun 1 tab 1x/hr Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.KemasanTablet 10 mg x 30.

b. Informasi keparahan OsteoarthritisAnamnesisKeluhan utama : nyeri sendi di punggung bawah, panggul dan lutut kanan

Pasien mempunyai riwayat sudah lama menderita osteoartritis (± 18 tahun) dan sudah

mendapat pengobatan dari dokter rematologis lokal yang mencoba berbagai macam

obat antiinflamasi non-steroid tanpa hasil yang yang memuaskan. Oleh karena nyeri

yang semakin bertambah berat tersebut, dokter rematologis lokal ingin menaikkan dosis

obat analgesik opioid tetapi pasien menolak kemudian pasien datang berobat ke Klinik

Kedokteran Kedokteran Keluarga. ±9 bulan yang lalu, pasien mengalami patah tumit

kanan dan sebuah tulang di kakinya. Pasien dirawat selama 4 minggu dan

menggunakan kruk selama 2 bulan. Keluhan gejala artritis yang dialami pasien semakin

bertambah berat selama waktu tersebut.

Riwayat Pengobatan anti nyeri :

OxyContin 20 mg per oral

Lortab 10/650 1- 2 tablet per oral saat nyeri

Pemeriksaan Fisik

Wanita, usia 49 tahun, obesitas :Berat Badan : 100 kg

Page 17: Tugas P-Drug

Tinggi Badan : 160 cmMedula Spinalis/ EkstremitasSakit punggung menjalar ke pantat kanan dengan kaki lurus diangkat 60o nyeri pinggul kanan pada fleksi >90o dan dengan rotasi internal dan eksternal >45o; kedua pinggul teraba lunak pada palpasi; krepitasi (+) pada lutut kanan; pergelangan kaki kanan dengan ROM penuh, tidak ada pembengkakan atau edema.SarafOrientasi x3; afek datar; muncul pada waktu yang bergantian antara apatis dan kemarahan / frustrasi; Nervus Cranialis II-XII intak; Refleks tendon secara keseluruhan sama di kedua sisi kecuali untuk refleks Achilles sedikit berkurang pada kedua sisi; tidak ada defisit fokal; gangguan gait sekunder karena nyeri pinggul. Sedikit penurunan sensasi untuk tusukan peniti dan getaran pada bagian distal setengah dari kaki kanan. Refleks babinski yang menurun.X-raysVertebra lumbal; perubahan degeneratif lanjutan di L3-4 dan L4-5.Pinggul kanan : perubahan degeneratif moderat dengan beberapa taji pada caput femoris dan sedikit penurunan di dalam ruang sendi.Lutut kanan : perubahan degeneratif moderat. Tidak ada efusi.Kaki kanan : maleolus lateralis dan tulang metatarsal pertama yang sembuh sempurna.

c. Informasi tambahan yang dibutuhkan untuk identifikasi osteoarthritis : Pemeriksaan Cairan Sinovial Sendi Pemeriksaan laboratorium tambahan : LED, Serum Kolesterol, Rheumatoid Factor

2. Tujuan Terapi Farmakologi untuk masing-masing problem penggunaan obat pasien Lisinopril kontrol hipertensi Novolin N kontrol gula darah Evista mencegah kerusakan tulang Warfarin riwayat tromboemboli (DVT)

OxyContin terapi NSAID yang tidak memberikan hasil memuaskan dan riwayat

alergi demerol

Ambien gangguan cemas

Tambahan :

Lortab terapi NSAID yang tidak memberikan hasil memuaskan dan riwayat alergi

demerol (bila nyeri)

Xanax gangguan cemas (bila cemas)

Claritin reaksi alergi (bila perlu)

3. Alternatif Terapi

a. Terapi Non Farmakologis

Page 18: Tugas P-Drug

OlahragaOlahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat badan. Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.

Menjaga sendiMenggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.

Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan menambah luas pergerakan sendi

Panas/dingin Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat mengurangi rasasakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah.Dingin dapat mngurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit.Dapat didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.

Viscosupplementationmerupakan perawatan dari Canada untuk orang yang terkena osteoarthritis padalutut, berbentuk gel

PembedahanApabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu kuat, akandilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat memperbaiki bagian daritulang.

Akupuntur Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendi.

PijatPemijatan sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya.

Vitamin Vitamin D,C, E, dan beta karotinuntuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

Teh hijauMemiliki zat anti peradangan.

b. Terapi Farmakologi Alternatif Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intraartikuler) atau bila ada nyeri pada

ligamen periartikuler

Topical painDalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yangterasa sakit.

Glucosamine dan chondroitin sulfateMengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut

4. Optimal PlanPrinsip PengobatanPada stadium awal bertujuan mengurangi rasa nyeri, menambah luas pergerakan/mobilisasi

sendi dan mengurangi beban tubuh.

Page 19: Tugas P-Drug

Pengobatan terdiri atas :

1. Penanganan umum

Istirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban pada sendi

Mengurangi berat badan dengan diet

Latihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot – otot

Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan

menambah luas pergerakan sendi

2. Pemberian obat – obatan

Pemberian obat – obatan analgetik dan antiinflamasi untuk mengurang nyeri

dan pembengkakan

Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intraartikuler) atau bila ada nyeri

pada ligamen periartikuler

3. Aspirasi bilamana ada cairan dalam sendi

4. Pemasangan bidai apabila ada nyeri pada stadium akut, mengoreksi deformitas serta

mengurangi beban tubuh.

5. Tindakan operasi

Dilakukan apabila :

Nyeri tidak dapat diatasi dengan obat – obatan atau tindakan lokal

Sendi yang tidak stabil oleh karena subluksasi atau deformitas pada sendi

Adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut

Untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata

Dosis dan sediaan obat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi pasien masing-masing yang akan dijabarkan dalam P-Drug (pembahasan selanjutnya).

5. Evaluasi Outcome

a. Gambaran klinis : Nyeri terutama pada sendi-sendi yang menanggung beban tubuh seperti p[ada sendi

panggul dan lutut. Nyeri ini terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu berjalan. Nyeri yang terjadi berhubungan dengan : Inflamasi yang luas, kontraktur kapsul sendi, peningkatan tekanan intraartikular akibat kongestif vascular.

Kekakuan, terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari bahan elastic akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang viscous. Keluhan yang dikeluhkan berupa kesukaran berjalan setelah duduk.

Pembengkakan, terutama ditemukkan pada lutut dan siku disebabkan oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh karena pembengkakan pada tulang yang

Page 20: Tugas P-Drug

disebut osteofit , selain itu dapat disebabkan karena adanya pembengkakan dan penebalan pada synovial berupa kista.

Gangguan gerak, pada sendi disebabkan oleh adanya fibrosis pada kapsul, osteofit, atau irregularitas pada permukaan sendi.

Deformitas, akibat kontraktur kapsul serta instabilitas sendi karena kerusakan pada tulang dan tulang rawan.

b. Pemeriksaan Laboratorium Serum Kolesterol Asam Urat Faktor Rheumatoid negative Ureum kreatinin Waktu pembekuan darah Trombosit Gula darah HbA1C SGOT/SGPT

6. Edukasi Pasien- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit osteoarthritis, yang meliputi proses

perjalanan penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi berupa kecacatan fisik dalam beberapa tingkat, yaitu tingkat impairment (kerusakan sendi, terutama yang menyebabkan keluhan nyeri), tingkat disabilitas (adanya kecacatan fisik sehingga terganggunya activity of daily living), dan handicap (tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, akibat hambatan psikologis, social, dan vokasional oleh karena kecacatan fisik yang dideritanya).

- Menjelaskan faktor resiko yang dimiliki oleh pasien, seperti obesitas sehingga pasien perlu diedukasi untuk melakukan program penurunan berat badan karena berkurangnya berat badan mengurangi beban yang disangga oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.

- Memberi edukasi tentang proteksi dan pemeliharaan sendi lutut antara lain dengan  menghindari gerakan fleksi yang berlebihan, menghindari memposisikan sendi pada satu posisi dalam waktu yang lama, menghindari overuse, mengontrol berat badan, mengurangi beban pada sendi yang nyeri, menyeimbangkan  aktivitas dan istirahat, mendistribusikan tekanan, menggunakan otot dan sendi yang paling kuat, dan menggunakan gerakan dengan biomekanik yang baik.

P-DRUG

Daftar kelompok obat yang akan diberikan pada pasien ini :

Page 21: Tugas P-Drug

1. AnalgetikP-Group Kemanjuran Keamanan Kecocokan

Analgetik Opioid

FARMAKOKINETIKAbsorpsi: kebanyakan analgesik opioid diabsorpsi dengan baik pada pemberian subkutan dan intramuskular yang sama baiknya dengan absorpsi dari permukaan mukosa hidung atau mulut dan saluran cerna. Selain itu, absorpsi transdermal fentanil menjadi cara pemberian yang penting. Akan tetapi, walaupun absorpsi melalui saluran cerna mungkin cepat, ketersediaan hayati dari beberapa senyawa yang dilakukan dengan cara ini mungkin berkurang karena metabolism first-pass yang jelas dengan glukoronidasi dalam hati. Oleh karena itu diperlukan dosis oral yang jauh lebih tinggi untuk memperoleh efek terapi daripada dosis yang diperlukan bila digunakan cara pemberian parenteral.

Distribusi: Ambilan opioid oleh berbagai organ dan jaringan adalah merupakan fungsi faktor fisiologik dan kimia. Meskipun semua opioid terikat pada protein-protein plasma dengan berbagai tingkat afinitas, senyawa-senyawa ini dengan cepat meninggalkan darah dan terlokalisasi dengan konsentrasi tertinggi di jaringan-jaringan yang perfusinya tinggi seperti di paru, hati, ginjal, dan limpa. Walaupun konsentrasi obat di otot rangka dapat sangat rendah, jaringan ini merupakan tempat simpanan utama untuk obat karena massanya yang lebih besar. Walaupun

EFEK SAMPING- Toleransi- Ketergantungan fisik- Ketergantungan psikologis - Euforia- Rigiditas tubuh- Sedasi- Mual dan muntah- Depresi pernapasan

KONTRAINDIKASI- Penggunaan agonis murni bersama dengan campuran agonis-antagonis.- Penggunaan pada pasein dengan trauma kepala.- Penggunaan selama kehamilan.- Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi paru.- Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.- Penggunaan pada penyakit endokrin.

Page 22: Tugas P-Drug

demikian, akumulasi dalam jaringan lemak juga penting, terutama pada pemakaian dosis tinggi opioid yang sangat lipofilik, yang lambat dimetabolisme seperti fentanil. Kadar opioid-opioid dalam otak biasanya relatif rendah disbanding dengan di organ-organ tubuh lain karena adanya sawar darah otak, Namun demikian, sawar darah otak lebih mudah dilewati oleh senyawa-senyawa hidroksil aromatik yang disubstitusi pada atom C3, seperti pada hroin dan kodein. Tampaknya lebih banyak kesulitan untuk memperoleh kadar dengan senyawa-senyawa amfoter seperti morfin. Sawar ini pada neonates belum sempurna. Penggunaan analgesik opioid untul analgesia obstetric dapat menimbulkan depresi pernapasan pada bayi baru lahir.

Metabolisme: Sebagian besar opioid-opioid dikonversi menjadi metabolit-metabolit polar, sehingga mudah diekskresi oleh ginjal. Senyawa yang mempunyai gugusan hidroksil bebas seperti morfin dan levorfanol dengan mudah dikonjugasi dengan asam glukoronat. Senyawa-senyawa bentuk ester lebih cepat dihidrolisis oleh esterase yang umum terdapat dalam jaringan. Heroin dihidrolisis menjadi monoasetilmorfin dan akhirnya jadi morfin, yang kemudian dikonjugasi dengan asam glukoronat. Metabolit yang dikonjugasi dengan glukoronat ini bersifat polar diperkirakan tidak aktif, tetapi penemuan terakhir

Page 23: Tugas P-Drug

menunjukkan bahwa morfin- 6- glukoronid mempunyai sifat-sifat analgesic yang mungkin lebih besar dari morfin sendiri. Akumulasi metabolit aktif ini dapat dijumpai pada pasien-pasien gagal ginjal serta dapat memperpanjang dan lebih kuat efek analgesiknya meskipun yang masuk SSP terbatas. Opioid juga mengalami N-demetilasi oleh hati, tetapi ini hanya sebagian kecil saja. Akumulasi metabolit meperidin, normeperidin dapat ditemukan pada pasien-pasien dengan fungsi ginjal yang menurun atau pasien yang menerima obat dalam dosis yang jauh lebih tinggi. Dalam konsentrasi yang cukup tinggi, metabolit dapat menimbulkan kejang terutama pada anak.

Ekskresi: Metabolit polar opioid diekskresi terutama melalui ginjal. Sebagian kecil opioid diekskresi dalam bentuk tidak berubah. Konjugasi glukoronid juga diekskresi ke dalam empedu, tetapi sirkulasi enterohepatik hanya merupakan bagian kecil dari proses ekskresi.

FARMAKODINAMIKMekanisme Kerja: Morfin dan penggantinya berikatan secara selektif pada banyak tempat-tempat di seluruh tubuh untuk menghasilkan efek farmakologi. Lokus otak yang terlibat dalam transmisi nyeri dan dalam perubahan reaktivitas rangsangan nosiseptif terlihat sebagai tempat kerja utama tetapi bukan satu-satunya tempat

Page 24: Tugas P-Drug

kerja opioid.

Efek Sistem Organ:Efek pada SSP: analgesia, euphoria, sedasi, depresi pernapasan, penekanan batuk, miosis, rigiditas tubuh, mual dan muntah.

Efek perifer: efek hipotensif, meningkatkan tekanan intracranial, efek konstipasi, kolik biliar, retensi urin, memperlama partus, mengurangi tonus uterus, merangsang pembebasan hormon antidiuretik, prolaktin, dan somatotropin, menghambat pembebasan hormon leutinisasi, menimbulkan flushing dan panas yang kadang disertai keringat dan gatal pada kulit.

Efek campuran agonis-antagonis: efek sedasi disamping efek analgesic bila diberikan dalam dosis terapi. Pada dosis tinggi sering timbul keringat, pusing, mual, tetapi depresi pernapasan yang berat lebih jarang terjadi dibanding dengan agonis murni. Efek psikotomimetik dengan halusinasi, mimpi buruk, dan ansietas setelah penggunaan campuran obat agonis-antagonis.

Analgetik Non-Opioid

FARMAKOKINETIKDiabsorpsi cepat pada saluran gastrointestinal, lebih lambat bila melalui rectal. Dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui kemih.

FARMAKODINAMIKMekanisme kerja: obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu

EFEK SAMPING:Gangguan lambung, usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, serta reaksi alergi di kulit.Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.

KONTRAINDIKASIWanita hamil (trimester 3), iritasi lambung, mual, muntah, kelainan ginjal, kelainan hepar, gangguan pembekuan darah.

Page 25: Tugas P-Drug

enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors.

Efek analgesic: sebagai analgesic, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala, mialgia, atralgia, dan nyeri lain yang berasal dari integument, terutama terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesic opiate. Tetapi obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat ini hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak mempengaruhi sensorik lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen tidak teratasi dengan obat ini. Nyeri kronis pasca bedah dapat diatasi oleh obat ini.

Efek Antipiretik: obat ini akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Walaupun kebanyakan obat ini meperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau

Page 26: Tugas P-Drug

terlalu lama.

Efek anti-inflamasi: kebanyakan obat ini, terutama yang baru, lebih dimanfaatkan sebagai antiinflamasi pada pengobatan kelainan musculoskeletal, misalnya arthritis rheumatoid, osteoarthritis, dan spondilitis ankilosa. Obat ini hanya akan meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya yang simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki, atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan musculoskeletal ini.

2. Anti Inflamasi

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanAnti Inflamasi Non Steroid

Farmakokinetik- Merupakan asam

organik lemah- Adanya makanan

tidak mempengaruhi absorbsi

- Metabolisme melalui enzim P450

- Ekskresi melalui ginjal

- Mengalami sirkulasi enterohepatis

- Berikatan dengan protein tinggi (albumin)

- Didapati dalam cairan sinovial setelah pemberian berulang

- Mengiritasi lambungFarmakodinamik- Aktivitas

antiinflamasi diperantarai melalui

Efek Samping- Iritasi GI

(perdarahan, mual, muntah)

- Tinitus, penurunan pendengaran, vertigo

- (aspirin) Menghambat agregasi platelet jika digunakan bersama antikoagulan

- Hipersensitif- Asidosis

respiratorik dan metabolik

- Gangguan hepar dan ginjal

- Gangguan SSP

Kontra Indikasi- Alergi NSAID- Kehamilan- Menyusui- Pemakaian antikoagulan- Ulkus peptikum

Page 27: Tugas P-Drug

hambatan biosintesis prostaglandin

- Selama pemakaian terjadi penurunan release mediator-mediator granulosit, basofil dan sel-sel mast

- Mengurangi kepekaan pembuluh darah terhadap bradikinin dan histamin

- Mempengaruhi produksi lymphokine dari limfosit T

Anti Inflamasi Steroid

Farmakokinetik• Kortisol dan analog

sintetiknya pd pemberian oral diabsorpsi cukup baik. Desoksikortikosteron asetat tdk efektif pd pemberian oral.

• utk mencapai kadar tinggi dg cepat dlm cairan tubuh, ester kortisol dan derivat sintetiknya diberikan secara IV. utk mendapatkan efek yg lama kortisol dan esternya diberikan secara im. Perubahan struktur kimia sangat mempengaruhi kecepatan absorpsi, mula kerja dan lama kerja.

• Biotransformasi steroid terjadi di dlm dan di luar hati. Metabolitnya merpkan senyawa inaktif atau berpotensi rendah. Semua kortikosteroid yg aktif memiliki ikatan rangkap pd

Kontra indikasiSebenarnya sampai sekarang tdk ada kontraindikasi absolut kortikosteroid. Seperti diuraikan dlm pembahasan mengenai indikasi, pemberian dosis tunggal besar dapat dibenarkan. dlm hal ini keadaan yg mungkin dapat merpkan kontraindikasi retatif dapat dilupakan, terutama pd keadaan yg mengancam jiwa pasien. Tetapi bila obat akan diberikan utk beberapa hari atau beberapa minggu, keadaan seperti : diabetes melitus, tukak peptik, infeksi berat, hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular lain patut diperhatikan. dlm hal yg terakhir ini dibutuhkan pertimbangan

Efek Samping• Efek samping dapat

timbul karena penghentian pengobatan tiba-tiba atau pemberian terus-menerus terutama dg dosis besar. Pemberian kortikosteroid yg dihentikan tiba-tiba dapat menimbulkan insufisiensi adrenal akut dg gejala demam, mialgia, artralgia dan malaise. Gejala-gejala ini sukar dibedakan dg gejala reaktivasi artritis reumatoid atau dernam reumatik yg sering terjadi bila kortikosteroid dihentikan.

• Komplikasi yg timbul akibat pengobatan lama lalah akibat gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia dan glikosuria, mudah mendapat infeksi terutama tuberkulosis, pasien tukak peptik mungkin dapat mengalami perdarahan atau perforasi,

Page 28: Tugas P-Drug

atom C4,5 dan gugus keton pd atom C3. Reduksi ikatan rangkap C4,5 terjadi di dlm hati dan jaringan ekstrahepatik serta menghasilkan senyawa inaktif.

Farmakodinamik• Kortikosteroid

mempengaruhi metabolisme kh, protein dan lemak; dan mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, sistem saraf dan organ lain. Karena fungsi kortikosteroid penting utk kelangsungan hidup organisme, maka dikatakan bhw korteks adrenal berfungsi homeostatik, artinya: penting bagi organisme utk dapat mempertahankan diri dlm menghadapi perubahan lingkungan.

• Meskipun kortikosteroid mempunyai berbagai macam aktivitas biologik, umumnya potensi sediaan alamiah maupun yg sintetik, ditentukan oleh besarnya efek retensi natrium dan penyimpanan glikogen di hepar atau besarnya khasiat anti-inflamasinya.

matang antara risiko dan keuntungan sebelum obat diberikan.

osteoporosis, miopati yg karakteristik, psikosis, habitus pasien Cushing (antara lain muka rembulan, buffalo hump, timbunan lemak suprakiavikular, obesitas sentral, striae, ekimosis, akne dan hirsutisme).

• Alkalosis hipokalernik jarang terjadi pd pasien dg pengobatan derivat kortikosteroid sintetik dan hampir tdk pernah dijumpai pd pasien dg terapi 16-a-substitusi seperti triamsinolon dan deksametason. Keadaan ini mudah diatasi dg pemberian KCI tanpa menghentikan pengobatan. Penggunaan triamsinolon dan deksametason lebih cocok bagi pasien yg cenderung menderita udem. Bila timbul udern, pengobatan dapat diteruskan dg disertai diet rendah garam dan pemberian diuretik.

• Glikosuria dapat diatasi dg diet dan pemberian insulin atau hipoglikemik oral.

• Tukak peptik ialah komplikasi yg kadang-kadang terjadi pd pengobatan dg kortikosteroid.

• Osteoporosis dan fraktur vertebra karena kompresi juga merpkan komplikasi hebat yg sering terjadi pd semua umur.

Page 29: Tugas P-Drug

3. Anti Hipertensi

P – Group Kemanjuran Keamanan KecocokanDiuretikGol. Tiazid(Hidrochlor Tiazid)

FarmakokinetikAbsorpsi : cepat di Gastrointestinal, bioavailibility 65 % -70%, efek muncul setelah 2 jam peroral, kadar puncak setelah 4 jam, durasi 6-12 jamDistribusi: ikatan keeritrosit, volume distribusi 0,8l/kg, melewati plasenta dan ke ASI, ikatan protein 64%Ekskresi : hampir sempurna dieliminasi di ginjal tanpa diubah, Tidak efektif  pada creatinin clearence< 30ml/menit,T ½ 5-15 jamFarmakodinamikTiazid menghambat reabsorpsi NaCl dari bagian luminal sel epitel tubulus kontottus ginjal sehingga ekskrei NaCl meningkat.

Efek sampingAlkalosis metabolik hipokalemia dan hiperurisemia, toleransi gangguan karbohidrat, hiperlipidemia, hiponatremia, reaksi alergi.

KontraindikasiPenderita sirosis hepatis, gagal ginjal borderline, dan gagal jantung kongestif.

Efektif untuk pasien dengan kadar renin rendah (usia lanjut), harga obat murah, jarang menyebabkan hipotensi ortostatik.

Antagonis NSAID

Gol. Diuretik kuat(Furosemid)

FarmakokinetikAbsorpsi bioavailibility 60% (berkurang bila bersamaan dengan makan, dan pada insuffisiensi jantung)Distribusi : volume distribusi 0,1l/kg (pada bayi baru lahir 0,8l/kg), ikatan protein 98%Metabolisme : hepar 10%Ekskresi : 90% diginjal utuh (terutamasekresi tubuler)Farmakodinamik

Efek sampingAlkalosis metabolik hipokalemia dan hiperurisemia, ototoksisitas, hipomagnesia, reaksi alergi, dehidrasi berat.

KontraindikasiPenderita sirosis hepatis, gagal ginjal, dan gagal jantung kongestif.

Page 30: Tugas P-Drug

Menghambat sistem transpor ion Na/K/2Cl di membran luminal tebal ansa henle ascendens sehingga menurunkan reabsopsi NaCl.

Gol. Diuretik hemat kalsium(Spirolacton, Aldacton)

FarmakokinetikAbsorpsi :baik di gastrointestinal,bioavailibility 70%, absorbsi ditingkatkan oleh makananDistribusi :Vd 0,05 l/kg, Ikatan protein plasma >98%Metabolisme : menjadi cantreonat yang aktif dan metabolit lain di heparEkskresi :T ½ =1,5 jam.Farmakodinamikmempengaruhi reabsorbsi natrium dengan secara kompetitif menginhibisi aktivitas aldoteron di tubulus distalis, yang menstimulasi ekskresi natrium dan air serta meningkatkan retensi kalium

Efek sampingHiperkalemia, asidosis metabolik hiperkloremia, ginekomastia, gagal ginjal akut, batu ginjal.

KontraindikasiPenderita insufisiensi ginjal kronik, penyakit hepar.

Penghambat adrenergikGol. Selektif Beta bloker(Bisoprolol)

FarmakokinetikAbsropsi : baik diserap dari gastrointestinalDistribusi : protein binding 25 - 33%Metabolisme : heparEkskresi: melalui urine, T ½ 9-12 jam (meningkat pada gagal ginjal)FarmakodinamikPemberian beta blocker dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor beta 1 sehingga menurunkan curah jantung, hambatan sekresi renin, mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan

Efek sampingBradikardi, blokade AV, hambatan nodus SA, dan menurunkan kontraksi miokard.

KontraindikasiPenderita dengan bradikardi, blokade AV derajat 2 dan 3, sick sinus syndrome dan asma bronkial

Page 31: Tugas P-Drug

pada sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergik

Gol. Selektif Beta Bloker non ISA(Atenolol)

FarmakokinetikAbsorpsi melalui saluran cerna bervariasi dan tidak lengkap, bioavailabilitas oral 20%-50%.Sekitar 50%-70% diekskresi melalui urin dalam konjugasi dengan sulfat dan 25% dalam bentuk utuh.Waktu paruh sekitar 2 jam, efek puncak tercapai setelah 6-8 jam secara peroral atau intravena.FarmakodinamikMemblok reseseptor β1, ↓frek.jantung & curah jantung, ↓pelepasan rennin.

Efek sampingLebih jauh menekan gagal jantung, depresi dan sedasi SSP, gangguan saluran cerna, nafas, CNS, trigliserida serum meningkat, pruritus, hipoglikem.

KontraindiasiDiabetes berat, bradikardi, blok  jantung parsial,gagal jantung,asma, emfisema

Non Selektif Beta Bloker(Propranolol)

FarmakokinetikAbsorpsi : diabsorbsi baik di gastrointestinalDistribusi : ikatan protein 93%, didistribusi luasMetabolisme : di heparEkskresi: terutama melalui urine, T ½ 3-5 jamFarmakodinamikMemblok reseptor β1 dan β, ↓frekuensi jantung dan curah jantung, ↓pelepasan rennin. Bronkokontriksi melalli antagonis reseptor β2

Efek sampingSal.cerna: mual muntah, diare, konstipasi, kembung, xerostomiaKarvas: palpitasi, bradikard, blok  jantung A-V, henti jantung, hipotensiPernafasan : dispnea, laringospasme, bronkuspasmeSSP : konfusi, agitasi, pusing, vertigo, sinkop

Penghentian medadak rebound hipertensi dan takikardia, ↑resiko stroke, angina, aritmia dan infark

Post ganglionik simpatetik  neuro terminal bloker(Resapin,Serpasil)

FarmakokinetikAbsorpsi : onset lambat dan efek  perlahan,Bioavaibilty 50%Ekskresi : melalui urine dan feses, T1/2 = 33 jamFarmakodinamikMengurangi katekolamin

Efek sampingMengantuk, depresi, lethargi, hidung tersumbat, mulut kering, gangguan gastrointestinal, diare, perdarahan, nafsu makan meningkat,

KontraindikasiDepresi, Parkinson, Epilepsi, Feokromositom, Ulkus, peptikum, Kolitis ulserative,

Page 32: Tugas P-Drug

dan 5-hydroxytryptamine dibanyak organ termasuk otak dan medulla adrenal (menghambat proses penyimpanan/uptake katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) ke dalam vesikel, Depresi fungsisaraf simpatis sehingga menurunkan heartrate dan menurunkan tekanan darah arterial

edema, impotensi, galaktore, ginekomastia. Dosis tinggi parkinsonisme, edema serebral, gangguan postural, purpura

MAOI, Hamil, Laktasi

Selektif α1 bloker(Prazosin)

FarmakokinetikAbsorpsi : diabsorpsidari usus 80%Distribusi : Per oralBioavailabilitas 50 %, ikatan protein 90%, tersebar luas dalam jaringan tubuhMetabolisme : sebagian dimetabolisme di hatiEkskresi: urin, 1-4% (tinja), T ½ 2-3 jamFarmakodinamikα 1 perifer -> mendilatasi arteri dan vena

Efek sampingHipotensi, edema, mulut kering, kongesti, sakit kepala, mimpi buruk, disfungsi seksual dan letargi, Efek sentral (rasa kantuk, halusinasi, depresi), gangguan lambung-usus, Reaksi kulit (gatal-gatal,ruam,kesemutan), HDL↑, LDL dan TG↓, Penggunaanlama toleransi

KontraindikasiIbu hamil dan menyusui

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor(kaptopril)

FarmakokinetikAbsorpsi : cepat diabsorbsi di gastrointestinalDistribusi : protein binding 25-30%Metabolisme : di heparEkskresi : melalui urine, T ½ < 3 jamFarmakodinamikGol ACE inhibitor yang menekan sistem angiotensi - aldosterol dan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin dan menurunkan sekresi aldosteron.

Efek sampingBatuk kering,stomatitis, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi GI,hipotensi,angioedema,takik ardia, proteinuria, peningkatanureum, creatinin.

KontraindikasiAngioderma, hamil, laktasi, stenosis aorta, hipersensitivitas

Page 33: Tugas P-Drug

Inhibitor ACE I(Lisinopril)

FarmakokinetikAbsorpsi : tidak sempurna dari gastrointestinalDistribusi : protein binding 25%Ekskresi : melalui urine dalam bentuk utuh, T ½ 12 jamFarmakodinamikGol ACE inhibitor yang menekan sistem angiotensi-aldosteron dan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin dan menurunkan sekresi aldosteron. Menurunkan tahanan perifer. Degradasi bradikinin dihambat

Efek sampingSakit kepala, postural hipotensi, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi gastrointestinal, angioedema,takikardia, proteinuria, peningkatan ureum, creatinin, porphyria

KontraindikasiAngioderma, hamil, laktasi, stenosis aorta, hipersensitivitas

Angiotensin II ReseptorAntagonis(Losartan)

FarmakokinetikAbsorpsi : absorpsi di usus baik,  puncak 3- 4 jam, respon puncak 6 jam, Bioavailabilitas po 25-35%. Ekskresi melalui urin (13%), T1/2 1.5 - 2 jamFarmakodinamikMenghambat sekresi aldosteron, hipoproliferasi otot polos, efek kardioprotektifblok Ang II reseptor pada sistem kardiovaskuler dan renal.

Efek sampingpusing, insomnia, ortostatik hipotensi, sinkop, kongesti nasal, gangguan sinus, diare, dispepsi,↑enz.liver,Hipokalemia, nyeri punggung, mialgia

KontraindikasiDepresi volume intravascular, gangguan hepar, stenosis arteri renalis bilateral

Kalsium KanalBloker(dihidropiridin)

FarmakikinetikAbsorpsi : lambat diabsorbsi di gastrointestinalDistribusi : protein binding 93%

Efek sampingEdema perifer, sakit kepala, flushing, palpitasi, mual, bradikardia, hipotensi

KontraindikasiHipersensitif , Stenosis aorta, Unstable angina IMA, Hipotensi berat, Gangguan

Page 34: Tugas P-Drug

Metabolisme : di heparEkskresi : melalui urineT ½ 30-50 jamFarmakodinamikAgen kalsium Chanell blocker Vaskulo selektif yang menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard.

hepar

Kalsium Kanal Bloker (non dihidropiridin)

FarmakokinetikAbsopsi : baik diserap dari gastrointestinalDistribusi : protein binding 90% (60% pada bayi)Metabolisme : First pass metabolisme diheparEkskresi : melalui urine, T ½ 2-8 jamFarmakodinamikAgen Kalsium chanell bloker dan anti angina, antiaritmia, dan antihipertensi yang menghambat penyebrangan ion kalsium ke jantung dan membran otot polos vaskuler. Menyebabkan dilatasi dari arteri koroner, arteri perifer, dan arterilesEfek: Menurunkan denyut jantung dan kontraksi myocardial dan melambatkan konduksi SA danAV. Menurunkan resistensi perifer

Efek sampingPusing, sakit kepala, asthenia, mual, edema perifer, hipotensi, dermatitis

Kontraindikasi Hipertropic Cardiomyophat,gangguan fungsi hati

4. Anti Diabetik

ANTIDIABETIK ORAL

P-Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan

Golongan Sulfonilurea(Insulin secretagogues)

Farmakokinetik :AbsorpsiAbsorpsi melalui saluran cerna cukup efektif. Makanan dan keadaan hiperglikemia dapat

Efek SampingHipoglikemia.Reaksi alergiMualMuntahDiare

KontraindikasiObat tunggal pada pasien DM Juvenil, pasien yang kebutuhan insulinnya tidak

Page 35: Tugas P-Drug

mengganggu absorpsi.

DistribusiUntuk mencapai kadar optimal di plasma, sulfonilurea dengan masa paruh pendek akan lebih efektif bila diminum 30 menit sebelum makan. Dalam plasma sekitar 90-99% terikat protein plasma terutama albumin. Ikatan ini paling kecil untuk kloporamid dan paling besar untuk gliburid. Masa paruh dan metabolisme sulfonilurea generasi I sangat bervariasi. Kloporamid dalam darah terikat albumin, masa paruhnya 24-48 jam. Mula kerja tolbutamid cepat. Masa paruhnya 4-7 jam. Dalam darah 91-96% terikat protein plasma. Tolazamid waktu paruh sekitar 7 jam.Sulfonilurea generasi II umumnya potensi hipoglikemiknya 100x lebih besar dari generasi I, masa paruh 3-5 jam, efek hipoglikemik 12-24 jam. Glipizid masa paruhnya 3-4 jam, 98% terikat protein plasma.Glibenkamid potensinya 200x lebih besar dari tolbutamid, masa paruh 4 jam

Biotransformasi dan ekskresiAsetoheksamid 10% metabolitny diekskresi melalui empedu dan keluar bersama tinja.Klopropamid metabolismenya di hepar

Gejala hematologic (leucopenia, agranulositosis)VertigoBingungAtaksia.Gejala hipotiroidisme.Ikterus obstruktifus

stabil, DM berat, DM dengan kehamilan dan keadaan gawat.Sulfonilurea harus digunakan sangat hati-hati pada penderita gangguan fungsi heoar dan ginjal, insufisiensi endokrin (adrenal, hipofisis), keadaan gizi buruk, alkoholisme akut, pasien yang mendapat diuretic tiazid.

Page 36: Tugas P-Drug

Meglitinid(Repaglinid dan Nateglinid)

tidak lengkap, 20% diekskresi utuh di urin.Tolbutamid di hepar diubah menjadi karboksitolbutamid, ekskresinya melalui ginjal.Tolazamid, di hepar diubah menjadi p-karboksitolazamid, 4-hidroksitolazamid.Glipizid di metabolisme di hepar menjadi metabolit yang tidak aktif, 10% diekskresi melalui ginjal dalam keadaan utuh.Glibenkamid metabolismenya di hepar, 25% diekskresi melalui urin, sisanya melalui empedu.

FarmakodinamikGol. Sulfonilurea bekerja merangsang insulin dari granul-granul sel-sel β-langerhans pancreas.Rangasangannya melalui interaksi dengan ATP-sensitive K channel. Ion Ca2+ masuk ke sel β, merangsang granula yang berisi insulin dan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivaeln dengan peptide-C.

FarmakokinetikAbsorpsiAbsorpsinya cepat.

DistribusiKadar puncak dicapai dalam waktu 1 jam. Masa paruh 1 jam (diberikan beberapa kali sehari, sebelum makan)

Biotransformasi dan

Efek SampingHipoglikemiaGangguan saluran cerna.Reaksi alergi.

KontraindikasiHati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hepar.

Page 37: Tugas P-Drug

Biguanid(fenformin, buformin, metformin)

Gol. Tiazolidinedion

EkskresiMetabolism utama di hepar dan metabolitnya tidak aktif. 10% dimetabolisme di ginjal.

FarmakodinamikMerangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-independent di sel β pancreas.

FarmakokinetikAbsorpsiAbsorpsi di intestine

DistribusiDalam darah tidak terikat protein plasma .Masa paruh 2 jam.

Biotransformasi dan ekskresiEkskresi melalui urin dalam keadaan utuh.

FarmakodinamikSuatu antihiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin. Menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitifitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktifasi kinase di sel. Biguanid tidak merangsang ataupun menghambat perubahan glukosa menjadi lemak.

FarmakokinetikAbsorpsiAbsorpsi tidak dipengaruhi makanan, berlangsung sekitar 2 jam.

Efek SampingMual, muntah, diare.Rsa kecap logam (metallic taste)Ketosis yang tidak disertai hiperglikemia (starvation ketosis)Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau system kardiovaskular, biguanid dapat menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah.

Efek SampingPeningkatan berat badan.EdemaMenambah volume plasma dan

KontraindikasiKehamilanPasien dengan penyakit hepar berat.Penyakit ginjal dan uremiaPenyakit jantung kongestif.Penyakit paru dengan hipoksia kronik.

KontraindikasiGagal jantung kelas 3 dan 4.

Page 38: Tugas P-Drug

Penghambat Enzim α-glikosidase

Distribusi

Biotransformasi dan EkskresiDimetabolisme di hepar oleh sitokrom P-450 rosiglitazon, dimetabolisme oleh isozim 2C8, sedangkan pioglitazon oleh C28 dan 3A4.Ekskresinya melalui ginjal.

FarmakodinamikAgonist potent dan selektif PPARγ, mengaktifkan PPARγMembentuk kompleks PPARγ-RXR dan terbentuk GLUT baru. Di jaringan adipose PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot sehingga dapat mengurangi resistensi insulin.Meningkatkan senstivitas insulin melalui peningkatan AMP Kinase dan merangsang transport glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak.Menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam lemak bebas di plasma dan remodeling jaringan adipose.Dapat menurunkan HbA1c (1-1,5%).

FarmakokinetikObat golongan ini diberikan pada waktu mulai makan, dan absorpsinya buruk.

memperburuk gagal jantung kongestif.

Efek SampingBersifat dose-dependentmualmalabsorpsi

Kontraindikasi

Page 39: Tugas P-Drug

FarmakodinamikDapat memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, dan disakarida di intestine. Obat ini menghambat kerja enzim α-glikosidase di brush border intestine dan mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM. kerjanya tidak mempengaruhi insulin sehingga tidak menyebabkan efek samping hipoglikemi.

flatulendiareabdominal bloating

Untuk mengurangi efek samping, sebaiknya dosis dititrasi, mulai dosis awal 25 mg saat mulai makan untuk selama 4-8 minggu, kemudian secara bertahap ditingkatkan setiap 4-8 minggu sampai dosis maksimal 75 mg setiap tepat sebelum makan.

OBAT HIPERGLIKEMIK

P-Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan

Golongan Glukagon

Farmakokinetik dan FarmakodinamikGlucagon merupakan suatu polipeptida yang terdiri dari 29 asam amino. Glukagon menyebabkan glikogenolisis di hepar dengan merangsang enzim adenilsiklase dalam pembentukan siklik AMP, kemudian c-AMP ini mengaktifkan fosforilase untuk glikogenolisis. Efek glukoagon terbatas pada hepar. Glukagon juga meningkatkan glukoneogenesis.Sebagian besar glucagon endogen dimetabolisme di

Efek Samping-

Kontraindikasi

Page 40: Tugas P-Drug

Golongan Diazoksid

hepar.

Farmakokinetik dan FarmakodinamikMemperlihatkan efek hiperglikemia bila diberikan oral dan efek antihipertensi bila diberikan IV.Meningkatkan kadar glukosa sesuai sesuai besarnya dosis dengan menghambat langsung sekresi insulin.Diazoksid digunakkan pada hiperinsulinisme.90% terikat plasma protein dalam darah.Masa paruh bentuk oral 24-36 jam.Obat ini meretensi air dan natrium

Efek SampingIritasi saluran cernaTrombositopeniaNetropenia.

KontraindikasiKehamilan.

INSULIN

P-Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan

Insulin Farmakokinetik dan FarmakodinamikTarget organ utama insulin dalam mengatur kadar glukosa adalah hepar, otot, dan adipose.Peran utamanya antara lain uptake, utilisasi, dan penyimpanan nutrient di sel.Insulin dalam darah beredar sabagai monomer, volume distribusi hampir sama dengan volume cairan ekstrasel.Masa paruh insulin di plasma sekitar 5-6

Efek SampingHipoglikemia.Reaksi alergi dan resistensiLipoatrofi dan lipohipertrofiEdemaRasa kembung di abdomenGangguan visus

Kontraindikasi

Page 41: Tugas P-Drug

menit.Degradasinya terjadi di hepar, ginjal, dan otak.Sekitar 50% insulin di hepar akan dirusak dan tidak mencapai sirkulasi sistemik.Ada 2 enzim yang berperan dalam degradasi insulin(enzim glutation insulin transhidrogenase dan enzim proteolitik).Dosis insulin : 0,6 – 0,7 U/kgBB/hari, sedangkan untuk pasien obesitas 2 U/kgBB/hari.

SIFAT BERBAGAI SEDIAAN INSULIN

Jenis - Sediaan Mula kerja Puncak (jam) Masa kerja (jam)

Kerja cepat- Regular

soluble (Kristal)

- Lispro

0,1-0,7

0,25

1,5 - 4

0,5 – 1,5

5 – 8

2 - 5

Kerja Sedang- NPH- Lente

1 – 21 - 2

6 – 126 - 12

18 – 2418 - 24

Kerja Panjang- Protamin

zinc- Ultralente- Glargin

4 – 6

4 – 62 - 5

14 – 20

16 – 185 – 24

24 -36

20 – 3618 - 24

5. Anti Kolesterol

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanAsam Fibrat Farmakodinamik

Sebagai hipolipidemik obat-obat ini diduga bekerja

Efek sampingGolongan asam fibrat umumnya

KontraindikasiPenggunaan obat ini dikontraindikasikan

Page 42: Tugas P-Drug

dengan cara berikatan dengan reseptor peroxisome proliferator-activated receptors (PPARs), yang mengatur transkripsi gen. Akibat transaksi obat ini dengan PPAR isotope α (PPARα), maka terjadilah peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL dan penurunan ekspresi Apo C-III. Peninggian kadar LPL meningkatkan klirens lipoproteinyang kaya trigliserida. Penurunan produksi Apo C-III hati akan menurunkan VLDL. HDL meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi Apo A-I dan Apo A-II. Pada umumnya LDL hanya sedikit menurun. Pada pasien lain terutama dengan hipertrigliseridemia, kadar LDL seringkali mningkat bersamaan dengan menurunnya kadar trigliserida oleh gemfibrozil. Penurunan LDL diduga disebabkan karena meningkatnya afinitas LDL terhadap reseptor LDL dan meningkatnya jumlah reseptor LDL karena peningkatan produksi SREBP-1 (Sterol Regulatory Element Binding Proteins-1) hati diinduksi oleh PPARα. Pada Helsinki Heart Study, ditemukan gemfibrozil menurunkan kolesterol total 10%, LDL 11%, dan trigliserida 35% dan meningkatkan HDL 11%. Kejadian kardiovaskular fatal

ditolernsi secara baik. Efek samping yang paling sering ditemukan adalah gangguan saluran cerna (mual, mencret, muntah, perut kembung, dll) yang terjadi pada 10% pasien. Gangguan umumnya berkurang setelah beberapa waktu. Efek samping lain yang dapat terjadi adalah ruam kulit, alopesia, impotensi, leucopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung dll. Derivat asam fibrat kadang-kadang menyebabkan peningkatan CPK dan transaminase disertai miositis (flu like myositis); CPK dan transaminase dapat juga meningkat tanpa gejala miositis. Risiko miositis meningkat bila digunakan bersama statin. Indeks litogenik meningkat sehingga lebih mudah terbentuk batu empedu. Obat-obat ini menggeser ikatan antikoagulan oral dari tempat ikatannya pada

pada pasien gagal ginjal. Klofibrat dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan hati dan ginjal, pada wanita hamil dan masa menyusui.

Page 43: Tugas P-Drug

dan non fatal menurun sebesar 34%.

FarmakokinetikSemua derivat asam fibrat diabsorpsi lewat usus secara cepat dan lengkap (>90%), terutama bila diberikan bersama makanan. Pemecahan ikatan ester terjadi sewaktu absorpsi dan kadar puncak plasma tercapai dalam 1-4 jam. Lebih dari 95% obat terikat pada protein, terutama albumin. Waktu paruh fibrat bervariasi : gemfibrozil 1,1 jam dan fenofibrat 20 jam. Gemfibrozil dapat menembus sawar plasenta. Hasil metabolism asam fibrat diekskresi dalam urin (60%) dalam bentuk glukorunid dan 25% lewat tinja.

Posologi dan IndikasiFibrat merupakan obat pilihan utama pada pasien hiperlipoproteinemia tipe III dan hipertrigliseridemia berat (kadar trigliseridemia >1000 mg/dL). Klofibrat tersedia sebagai kapsul 500 mg. diberikan 2-4 kali sehari dengan dosis total sampai 2 g. Obat ini sudah jarang digunakan, tetapi mungkin berguna pada pasien yang tidak dapat menerima gemfibrozil atau fenofibrat. Dosis harus dikurangi pada pasien hemodialisis.Fenofibrat diberikan tunggal 200-400 mg/hari. Bezafibrat

albumin.

Page 44: Tugas P-Drug

diberikan 1-3 kali 200 mg sehari.Gemfibrozil biasanya diberikan 600 mg 2 xsehari ½ jam sebelum makan pagi dan makan malam. Obat ini tidak efektif untuk pasien hiperkilomikronemia karena defisiensi lipoprotein lipase familial.

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanResin Farmakodinamik

Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorpsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan penurunan kolesterol dalam hati. Selanjutnya penurunan kadar kolesterol dalam hati akan menyebabkan terjadinya 2 hal : 1) meningkatnya jumlah reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA reduktase. Peningkatan aktivitas HMG CoA akan

Efek sampingObat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir. Efek samping tersering adalah mual, dan konstipasi yang berkurang setelah beberapa waktu. Colesevelam dalam saluran cerna membentuk gel sehingga dapat mengurangi iritasi. Konstipasi dapat dikurangi dengan makanan berserat. Klorida yang diabsorpsi dapat menyebabkan terjadinya asidosis hiperkloremik terutama pada pasien muda yang menerima dosis besar. Di samping meningkatkan trigliserida plasma, resin juga meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan transaminase

Kontraindikasi

Page 45: Tugas P-Drug

mengurangi efek penurunan kolesterol oleh resin. Dari sini tampak pula bahwa efek resin tergantung dari kemampuan sel hati dalam meningkatkan jumlah reseptor LDL fungsional sehingga tidak efektif untuk pasien dengan hiperkolesterolemia familial homozigot dimana reseptor LDL fungsional tidak ada. Efek resin akan meningkat bila diberikan bersama penghambat HMG CoA reduktase. Peningkatan produksi asam empedu akan diikuti oleh meningkatnya sintesis trigliserida dalam hati. Penurunan kolesterol LDL oleh resin bersifat dose-dependent. Pemberian kolestiramin pada dosis 8-12 g atau kolestipol pada dosis 10-15 g dapat menurunkan LDL sebesar 12-18%. Dosis maksimal (kolestiramin 24 g atau kolestipol 30 g) menurunkan LDL hingga 25%, tetapi efek samping saluran cerna menjadi lebih nyata dan umumnya tidak dapat ditoleransi pasien. Diperlukan waktu 1-2 minggu untuk mencapai efek penurunan LDL maksimal. Pada pasien dengan kadar trigliserid normal, dapat terjadi peninggian sementara trigliserida, lalu kembali ke kadar sebelumnya. Kadar HDL meningkatkan 4-5%. Pemberian statin atau niasin bersama resin akan

sementara. Akibat gangguan absorpsi lemakatau steatore dapat terjadi gangguan absorpsi vitamin A, D, dan K serta hipoprotrombinemia.Obat ini mengganggu absorpsi klorotiazid, furosemid, propranolol, statin, tiroksin, digitalis, besi, fenilbutazon dan warfarin sehingga obat-obat ini harus diberikan 1 jam sebelum atau 4 jam setelah pemberian kolestiramin. Pemberian bersama antikoagulan harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat terjadi perpanjangan masa protrombin. Colesevelam tidak mengikat digoksin, warfarin atau statin.

Page 46: Tugas P-Drug

menurunkan LDL hingga 40-60%. Colesevelam adalah preparat resin terbaru yang dapat menurunkan LDL sebesar 18% pada dosis maksimal. Tetapi keamanan dan efektivitasnya belum dipelajari pada anak dan wanita hamil. Kolestiramin dilaporkan mengurangi risiko penyakit jantung koroner (Lipid Research Clinics 1984), dimana kejadian penyakit jantung koroner fatal dan non fatal berkurang sebanyak 19%.

Posologi dan IndikasiDosis kolestiramin dan kolestipol yang dianjurkan adalah 12-16 g sehari dibagi 2-4 bagian dan dapat ditingkatkan sampai maksimum 3 kali 8 g. Dosis pada anak adalah 10-20 g/hari. Ditelan sebagai larutan atau dalam sari buah untuk mengurangi iritasi, bau dan rasa yang mengganggu. Colesevelam diberikan 2x3 tablet @ 625 mg atau sekaligus 6 tablet. Resin tidak bermanfaat dalama keadaan hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau IDL, dan bahkan dapat meningkatkan kadar trigliserida. Untuk pasien hiperlipoproteinemia dengan peningkatan VLDL (tipe IIB atau IV), perlu tambahan obat lain (mis. asam nikotinat dan asam fibrat).

Page 47: Tugas P-Drug

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanPenghambat HMG CoA reduktase

FarmakodinamikStatin bekerja dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP yang terdapat pada membrane dipecah oleh protease, lalu diangkut ke nucleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membrane sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL juga menurun, sedangkan HDL meningkat. Statin menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal, stroke dan angka mortalitas totalnya (Skandinavian Simvastatin Survival Study Group,1994; The Longterm Intervention with Pravastatin in Ischemic Disease (LIPID) Sudy Group, 1998).

FarmakokinetikSemua statin, kecuali lovastatin dan simvastatin berada dalam bentuk asam β-hidroksi. Kedua statin disebut di atas merupakan prodrug dalam bentuk lakton dan harus dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk aktif

Efek samping- Lovostatin sudah di gunakan secara luas di AS sejak 1987. Sejauh ini lovostatin sudah di terima secara baik di AS dan tidak di laporkan adanya efek toksik.- Kurang dari 10 di laporkan penderita yang mengkonsumsi obat ini mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, rash (kemerahan), tetapi gangguan ini tidak sampai menyebabkan penghentian konsumsi obat ini.- Peningkatan serum transaminase asimtomatik terjadi pada 2% paien, dalam hal ini perlu control tiap 4-6 minggu selama 15 bulan pertama pengobatan, kemudian control secara periodic sesudahnya. Obat harus di hentikan jika di jumpai kadar transaminase yang tetap tinggi atau bertambah tinggi.- Kenaikan kadar keratin fosfokinase (CPK) pada plasma yang asimtomatik terjadi pada lebih

KontraindikasiObat ini di kontaindikasikan pada wanita hamil, karena obat ini mempunyai efek teratogenik yang di temukan pada hewan percobaan.

Page 48: Tugas P-Drug

asam β-hidroksi. Statin diabsorpsi sekitar 40-75%, kecuali fluvastatin yang diabsorpsi hamper sempurna. Semua obat mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Waktu paruhnya berkisar 1-3 jam, kecuali atorvastatin (14 jam) dan rosuvastatin (19 jam). Obat-obat ini sebagian besar diekskresi oleh hati ke dalam cairan empedu dan sebagian kecil lewat ginjal.

Posologi dan Indikasi- Lovostatin tersedia dalam bentuk tablet 20-40mg. Dosis di mulai dari 20-4-mg perhari di berikan bersama-sama dengan makanan. Bila perlu sesudah 4 minggu dosis dapat di tingkatkan sampai maksimum 80mg/hari. Obat ini sedikit lebih efektif bila di berikan dengan dosis terbagi. Bila di berikan dalam dosis tunggal, sebaiknya malam hari sehubungan dengan ritme diural sintesis kolesterol.- Kombinasi lovostasin dengan gemfibrosil sangat efektif pada penderita tertentu, tetapi harus hati-hati dengan kemungkinan terjadinya miopati.- Lovostatin seperti halnya obat penurun kolesterol lainnya hanya dianjurkan diberikan hanya jika diet rendah kolesterol dan lemak jenuh telah gagal di capai, barulah dapat mengkonsumsi

dari 11% penderita yang menggunakan lovostatin. Secara umum ini tidak merupakan alas an untuk menghentikan penggunaan lovostatin, kecuali CPK naik sampai 3x normal, persisten dan timbul gejala miopaty.- Pada penderita yang menggunakan lovostatin sebagai obat tunggal, kejadian miopati hanya kurang dari 0,2%, tetapi pada penderita yang juga menggunakan obat lain, misalnya imonosupressan (siklosporin), asam nikotinat atau gemfibrozil maka kejadian miopati akan lebih sering dan cenderung berat. Beberapa penderita menderita rabdomyolisis dengan myoglobinuria dan gagal ginjal. Lovostatin harus di gunakan secara hati-hati opada keadaan ini dan dosis harian harus di batasi sampai 20mg.- Lovostatin dosis tinggi dapat menimbulkan katarak

Page 49: Tugas P-Drug

obat-obatan penurun hiperlipoprotenemia, termasuk lovostatin.- Lovostatin merupakan terapi utama untuk penderita dengan resiko tinggi infark miokard karena hiperkolesterolemia, termasuk pasien dengan total kolesterol lebih dari 300mg/dl atau lebih dari 240mg/dl yang juga menderita penyakit koroner atau ada factor-faktor resiko lainnya.

pada lensa mata anjing, walaupun hal ini belum terbukti pada manusia, perlu di lakukan pemeriksaan mata pada pengguna obat ini.

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanAsam Nikotinat

FarmakodinamikAsam nikotinat menurunkan produksi VLDL, sehingga kadar IDL dan LDL menurun. Bagaimana jelasnya penurunan VLDL ini belum di ketahui secara jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan penghambatan lipolisis pada jaringan lemak sehingga asam lemak bebas yang di perlukan untuk sintesis VLDL di hati menurun dan meningkatnya aktifitas lipoprotein lipase. Akibat dari hal diatas maka kadar LDL akan menurun. Kadar HDL meningkat sedikit sampai sedang karena menurunnya katabolisme Apo AI oleh mekanisme yang belum di ketahui.

Efek sampingo Efek samping asam nikotinat pada pengobatan hiperlipidemia yang paling mengganggu adah gatal dan kemerahan kulit terutama wajah dan tengkuk yang timbul beberapa menit hingga beberapa jam. Efek ini agaknya di langsungkan oleh jalur prostaglandin, karena pemberian aspirin dapat mencegah timbulnya gangguan ini, tetapi efek ini akan cepat menghilang jika obat

Kontraindikasi

Page 50: Tugas P-Drug

Obat ini tidak mempengaruhi katabolisme VLDL, sintesis kolesterol total atau ekskresi asam empedu.

Posologi dan indikasio Asam nikotinat berguna sebagai obat pilihan pertama untuk pengobatan semua jenis hipertrigliserildemia dan hiperkolesterolemia kecuali type 1. Asam nikotinat terutama bermanfaat bagi pasien hiperlipoproteinemia type IV yang tidak berhasil di obati dengan resin. Type 1 yaitu memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu puasa, bahkan dengan diet lemak normal dan biasa di sebabkan oleh defesiensi lipoprotein lipase yang di butuhkan untuk metabolism kilomikron. Type IV di tandai dengan terjadi peningkatan VLDL dengan hipertrigliserildemia.o Asam nikotinat biasanya di berikan peroral 2-6gr sehari, terbagi dalam tiga dosis bersama makanan. Mula-mula dalam dosis rendah yaitu 3 kali 100-200mg sehari, lalu di naikan setelah 1-3 minggu.

ini di teruskan.o Efek samping yang sangat berbahaya adalah gangguan fungsi hati, ditandai dengan kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase terutama pada dosis tinggi (diatas 3gr). Gangguan faal hati di duga oleh karena penghambatan sintesis NAD.o Efek samping lain adalah gangguan saluran cerna berupa muntah, diare, ulkus lambung karena sekresi asam lambung naik, dsb. Juga dapat terjadi akantosis nigrans dan pandangan kabur pada pemakaian jangka lama, hiperurisemia, dan hiperglikemi. Gangguan faal hati , hiperurisemia, hiperglikemi bersifat reversible dan dapat menghilang jika obat di hentikan.o Karena banyaknya efek samping asam nikotinat ini, maka banyak pasien menghentikan pengobatan dan mengganti dengan obat yang lain.

Interaksi obat 

Page 51: Tugas P-Drug

Asipimoks- Asipimoks merupakan analog sintetik asam nikotinat yang juga menghambat lipolisis pada jaringan lemak.- Obat ini menurunkan kadar lemak darah dan mengingkatkan HDL pada pasien hiperlipidemia type II, type III dan Type IV. Pada Type II terjadi peninggian LDL dan apoprotein B dengan VLDL kadar normal (type IIa) atau meningkat sedikit (type IIb). Pada type III terjadi penimbunan IDL yang mungkin di sebabkan oleh blockade parsial dalam metabolism VLDL menjadi LDL, juga terjadi peningkatan apoprotein B atau peningkatan kadar apoprotein E. Pada type IV terjadi peningkatan VLDL dengan hipertrigliserildemia.- Dibanding dengan asam nikotinat, maka asipimoks kurang mengganggu toleransi glukosa dan saluran cerna serta kurang menimbulkan vasodilatasi di muka atau flushing.

o Kombinasi niasin dengan kolestipol, menurunkan kadar tiroksin bidding globulin, sehingga tiroksin total menurun.

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanProbukol Indikasi

- Probukol dianggap sebagai obat pilihan kedua pada

Efek samping- Probukol di toleransi dengan

Page 52: Tugas P-Drug

pengobatan hiperkolestrolemia dengan peningkatan LDL. Obat ini menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan kadar trigliserild. Efek penurunan kadar LDL karena obat ini kurang kuat di bandingkan resin. Probukol menurunkan LDL dan mengecilkan xanthoma pada penderita hiperkolesterolemia familial homozigot.- Obat ini dapat dikombinasi dengan hipolipidemik lainnya. Pemberian bersama resin meningkatkanefek lipodemiknya. Probukol menimbulkan konsentensi tinja yang lunak sehingga memperbaiki efek samping resin yang menimbulkan konstipasi. Kombinasi probukol dengan klorfibrat tidak boleh dilakukan karena kadar HDL akan lebih rendah.

Farmakokinetik - Walaupun probukol dapat larut lemak, obat ini di arsopsi terbatas lewat saluran cerna (kurang dari 10%), tetapi kadar darah yang tinggi dapat dicapai bila obat ini diberikan bersama makanan.- Walaupun waktu paruh eliminasi adalah 23 hari, tetapi akan memanjang pada pemberian kronik. Obat ini perlahan-lahan berkumpul dalam jaringan lemak dan bertahan selama 6 bulan atau lebih setelah dosis terakhir dimakan. Tidak ada korelasi

baik, reaksi yang sering terjadi berupa gangguan gastrointestinal ringan seperti diare, flatus, nyeri perut dan mual. Kadang-kadang terjadi eosinofilial, parestesia dan endema angioneurotik.- Pada wanita yang merencanakan untuk hamil, dianjurkan agar menghentikan probukol 6 bulan sebelumnya.- Keamanan pengunaan probukol pada anak, belum diketahui.- Selama mengkonsumsi probukol, dianjurkan agar pasien yang mengkonsumsi obat probukol tersebut memeriksakan EKG sebelum terapi, 6 bulan kemudian dan tiap tahun setelahnya, sebab biasanya terjadi pemanjangan interval QT.- Probukol tidak boleh di berikan pada pasien infark jantung baru atau dengan kelainan EKG.

Page 53: Tugas P-Drug

antara kadar dalam darah dengan efek hipokoleteremiknya.- Metabolism tidak di ketahui dan jalan ekresi yang utama adalah melalui feses.

Posologi - Dosis dewasa probukol adalah 250-500mg sebaiknya di telan bersama makanan, 2 kali sehari. Biasanya di kombinasikan dengan obat hipolipidemik yang lain (misalnya resin atau penghambat HMGCoA reduktase)

P-Group Kemanjuran Keamanan KecocokanLain-lain :Neomisin sulfat

Beta Sitosterol

- Neomisin sulfat dapat di berikan peroral akan menurunkan kadar kolesterol dengan cara mirip dengan golongan obat resin yaitu membentuk kompleks yang tidak larut dalam asam empedu.- Efek penurunan kolesterol neomisin bersifat sedang, pada pemberian 2gr/hari dalam dosis terbagi menurunkan LDL dan kolesterol total sebanyak 10-30%, tanpa mengubah kadar trigliserild. - Obat ini dapat di berikan tunggal atau bersama dengan obat lain dengan indikasi serupa dengan resin, sebaiknya bagi pasien yang tidak cocok dengan obat hipolipidemik yang lainnya.

- Betasitosterol adalah

- Efek samping neomisin meliputi gangguan saluran cerna, ototoksisitas, nefrotoksisitas, gangguan arbsopsi obat lain (digoxin), dsb.

- Efek samping berupa gangguan

Page 54: Tugas P-Drug

Dekstrotiroksin

gangguan sterol tanaman yang tidak diarsopsi saluran cerna manusia.- Mekanisme kerjanya di duga menghambat arbsopsi kolesterol eksogen dan diindikasikan hanya untuk pasien hiperkolesterolemia poligenik yang amat sensitive dengan penambahan kolesterol dari luar (makanan)- Dosis dianjurkan berkisar antara 3-6g/hari. Mengingat khasiat terapinya yang minimal dan efek sampingnya yang menggangu, maka pada saat ini beta sitosterol tidak dianjurkan penggunaannya.

- Merupakan isomer optic hormone tiroid yang dahulu digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia.- Mekanisme kerjanya dalam menurunkan kadar lipid darah di duga karena efek tiromimetiknya yaitu kemampuan menurunkan kadar lipid yang lebih besar dari pada peningkatan kecepatan metabolismenya.- Metabolisme LDL meningkat oleh karena tiroksin meningkatkan jumlah reseptor LDL. - Dekstrotiroksin merupakan obat hipolipodemik yang tidak di rekomendasikan penggunaannya lagi pada saat ini. Hal ini karena dekstrotiroksin lebih banyak menimbulkan gangguan

saluran cerna (efek laksatif, mual, muntah)

Page 55: Tugas P-Drug

jantung berupa infark, angina dan aritmia serta meningkatkan mortalitas di bandingkan placebo.- Menurut sejumlah peneliti, obat ini mungkin bermanfaat untuk pengobatan hiperkolesterolemia pada anak atau orang dewasa yang tidak disertai dengan kelainan koroner.

Memilih P-Drug yang manjur

1. Analgesik Melihat dari farmakodinamik, farmakokinetik, efek samping, indikasi dan kontraindikasi, maka terpilih untuk analgetik adalah analgetik non opioid

“P-DRUG” KEMANJURAN KEAMANAN KECOCOKAN BIAYADerivat asam salisilat

1-2 jam Efek Samping:Iritasi lambung, mual, muntah

Kontraindikasi:Tukak lambung, asma, alergi, sering pendarahan di bawah kulit, hemophilia, anak di bawah 16 tahun

Tablet 500 mg x 120(Rp 53.192,00)

Derivat paraaminofenol

½-1 jam Efek Samping:Reaksi alergi (kulit, hematologis), kerusakan hati

Kontraindikasi:Gagal ginjal dan hati

Tablet 500 mg x 100(Rp 14.700,00)

Derivat asam propionat

1-2 jam Efek Samping:Sakit kepala, iritasi lambung ringan

Kontraindikasi:Ulkus peptikum, hipersensitif, masa menyusui

Tablet 400 mg x 100(Rp 21.450,00)

Derivat asam fenamat

1-2 jam Efek Samping:Mual, muntah, diare, leucopenia, eosinofilia, trombositopenia, agranulositopenia

Kontraindikasi:Kehamilan, hipersensitif, tukak lambung dan usus, gangguan ginjal berat, alergi terhadap aspirin

Tablet 500 mg x 100(Rp 19.341,00)Kapsul 250 mg x 100(Rp 20.000,00)

Derivat asam fenilasetat

½-1 jam Efek Samping:Nyeri perut, sakit kepala, retensi

Kontraindikasi:Tukak lambung, hipersensitif,

Tablet 50 mg x 50(Rp 50.000,00)

Page 56: Tugas P-Drug

cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan hati, tukak lambung, ruam, pruritus, tinitus

alergi obat yang menghambat pembentukan prostaglandin

Derivat asam asetat indol

1-2 jam Efek Samping:Nyeri abdomen, diare, pendarahan saluran cerna, pancreatitis, nyeri kepala, kelainan hati

Kontraindikasi:Pasien usia lanjut, gagal ginjal,payah jantung, tukak lambung aktif, epilepsi, Parkinson, goncangan jiwa, anak

Tablet 25 mg x 100(Rp 5.000,00)

Derivat pirazolon

½-1 jam Efek Samping:Agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik, nekrosis tubulus ginjal

Kontraindikasi:Ulkus peptikum, hipertensi, alergi

Tablet 200 mg x 150(Rp 23.500,00)

Derivat oksikam ½-1 jam Efek Samping:Tinnitus, nyeri kepala, rash

Kontraindikasi:Wanita hamil dan menyusui, gangguan pencernaan, jantung, hipertensi, predisposisi retensi air, ginjal dan hati

Tablet 20 mg x 50(Rp 13.000,00)Tablet 10 mg x 50(Rp 9.500,00)

Derivat asam propionat terpilih sebagai analgetik yang cocok :

“P-DRUG” SUITABILITY(%)20%

EFFICACY(%)30%

SAFETY(%)30%

COST TOTAL(%)20%

Ibuprofen Tablet 400 mg

(8x20%) (8x30%) (8x30%) (9x20%)

Farsifen Caplet 400 mg

(6x20%) (6x30%) (6x30%) (7x20%)

Dofen Forte Tablet 400 mg

(7x20%) (7x30%) (7x30%) (8x20%)

First choice P-Drug : Ibuprofen Tablet 400 mgSecond choice P-Drug : Dofen Forte Tablet 400 mgThird choice P-Drug : Farsifen Caplet 400 mg

Page 57: Tugas P-Drug

2. Anti InflamasiOleh karena pasien sudah tidak respon terhadap pemberian anti inflamasi non steroid, maka dapat diberikan anti inflamasi steroid namun dalam pemberiannya dipilih yang bersifat lokal yaitu Injeksi. Namun, oleh karena terdapatnya penyakit lain seperti diabetes dan kondisi pasien yang mengalami obesitas sebaiknya tidak diberikan injeksi steroid ini. Oleh karena itu, pada pasien ini sebaiknya anti inflamasi steroid juga tidak dipakai

3. Anti HipertensiMelihat dari farmakodinamik, farmakokinetik, efek samping, indikasi dan kontraindikasi, maka terpilih untuk anti hipertensi adalah golongan ACE-Inhibitor.

P – Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan BiayaCasipril tablet 12,5 mg

1 – 2 jam Tidak ada perbedaan

Cocok untuk penderita DM

Tablet 12,5 x 50’s(Rp 33.000,00)

Interpril tablet5 mg

11 jam Tidak ada perbedaan

Cocok untuk penderita DM

Tablet 5 mg x 30’s(Rp 24.200,00)

Cozaar tablet50 mg

2 jam Tidak ada perbedaan

Cocok untuk penderita hipertensi renovaskuler dan hipertensi genetik

Tablet 50 mg x 2 x 15’s(Rp 99.000,00)

Resapin tablet0,1 mg

33 jam Tidak ada perbedaan

Kontraindikasi untuk penderita depresi

Tablet 0,1 mg x 1000’s(Rp 7.590,00)

Dellasidrex drag 10

5 - 15 jam Tidak ada perbedaan

Cocok untuk penderita usia lanjut, antagonis NSAID

Drag 10 x 10’s(Rp 46.200,00)

Betablok tablet50 mg

9 – 12 jam Tidak ada perbedaan

Kardioselektif Tablet 50 mg x 10’s(RP 24.000,00)

P - Drug Suitability (%)20 %

Efficacy (%)30 %

Safety (%)30 %

Cost Total (%)20 %

Casipril tablet 12,5 mg

4 x 20% 7 x 30 % 8 x 30 % 7 x 20 %

Interpril tablet5 mg

8 x 20% 7 x 30 % 8 x 30 % 8 x 20 %

Cozaar tablet50 mg

4 x 20% 7 x 30 % 8 x 30 % 5 x 20 %

Resapin tablet0,1 mg

9 x 20% 7 x 30 % 3 x 30 % 9 x 20 %

Page 58: Tugas P-Drug

Dellasidrex drag 10

7 x 20% 7 x 30 % 6 x 30 % 7 x 20 %

Betablok tablet50 mg

7 x 20% 7 x 30 % 7 x 30 % 8 x 20 %

Dari hasil analisis Suitability, efficacy, safety dan cost total ddapatkan pilihan obat hipertensi:

First choice P-Drug : Interpril tablet 5 mgSecond choice P-Drug : Betablok tablet 50 mgThird choice P-Drug : Dellasidrex drag

4. Anti Diabetik

P-Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan Biaya“Lantus”Insulin Garglin

5 - 24 jam Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Dosis sehari : 100 U/ml Vial 10ml : Rp 446.550

5. Anti KolesterolMelihat dari farmakodinamik, farmakokinetik, efek samping, indikasi dan kontraindikasi, maka terpilih untuk anti kolesterol kelompok penghambat HMG CoA reduktase.

P-drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan BiayaFluvastatin 1-3 jam Tidak ada

perbedaanTidak ada perbedaan

Capx40 mgx5x6’s

Lovastatin 1-3 jam Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Tab 20 mg x 3 x 10’s (Rp 69.135)Filmtab 20 mg x 30’s (Rp 81.000)

Pravastatin 1-3 jam Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Tab 10 mg x 3 x 10’s (Rp 92.334)Tab 10 mg x 60’s (Rp 204.600)

Atorvastatin 14 jam Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Tab 10 mg x 30 Tablet.( Rp. 535.000)

Page 59: Tugas P-Drug

Rosuvastatin 19 jam Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Film coated tab 10 mg x 2 x 14 (Rp. 480.363)

Simvastatin 1-3 jam Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Cap 300mg x 100’s (Rp 55.000)Film coated tab 5 mg x 3 x 10’s (Rp 45.000)

P-drug Suitability(%)20%

Efficacy(%)30%

Safety(%)30%

Cost Total(%)20%

Fluvastatin (8x20%) (7x30%) (7x30%) (7x20%)LovastatinTab 20 mg x 3 x 10’sFilmtab 20 mg x 30’s

(6x20%)

(6x20%)

(7x30%)

(7x30%)

(7x30%)

(7x30%)

(6x20%)

(6x20%)

Pravastatin Tab 10 mg x 3 x 10’sTab 10 mg x 60’s

(6x20%)

(6x20%)

(6x30%)

(7x30%)

(7x30%)

(7x30%)

(6x20%)

(6x20%)

AtorvastatinTab 10 mg x 30 Tablet

(7x20%) (7x30%) (7x30%) (5x20%)

RosuvastatinFilm coated tab 10 mg x 2 x 14

(6x20%) (7x30%) (7x30%) (5x20%)

Simvastatin Cap 300mg x 100’sFilm coated tab 5 mg x 3 x 10’s

(8x20%)

(7x20%)

(7x30%)

(7x30%)

(8x30%)

(7x30%)

(9x20%)

(8x20%)

Dari hasil analisi di atas dengan mempertimbangkan suitability, efficacy, safety, dan cost.

Page 60: Tugas P-Drug

Terpilih : First choice P-drug = Simvastatin cap 300 mg Second choice P-drug = Lovastatin tab 20 mg Third choice P-drug = Fluvastatin cap 40 mg

TINJAUAN PUSTAKA

OSTEOARTRITIS

Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan

tulang sendi berupa disintegrasi dan perlunakan tulang progresif, diikuti pertambahan

pertumbuhan tulang pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, diikuti

dengan fibrosis pada kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal pada

proses penuaan, trauma atau akibat kelaina lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan

sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor resiko sistemik ataupun infeksi.

Klasifikasi

Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis, yaitu :

1. Osteoartritis primer

Osteoartritis primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu

atau beberapa sendi. Osteoartritis jenis ini terutama ditemukan pada wanita kulit

putih, usia pertengahan dan umumnya bersifat poli-artikuler dengan nyeri yang akut

disertai rasa panas pada bagian distal interfalangeal yang selanjutnya terjadi

pembengkakan tulang yang disebut nodus Herberden

2. Osteoartritis sekunder

Osteoartritis sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan

pada sinovia sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang

menimbulkan osteoartritis sekunder adalah trauma, faktor genetik/perkembangan,

penyakit metabolik, dan osteonekrosis.

Etiologi

Faktor predisposisi terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh :

1. Umur

Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50 tahun), oleh karena pada orang lanjut

usia pembentukan kondroitin sulfat yang merupakan substansi dasar tulang rawan

berkurang dan dapat terjadi fibrosis tulang rawan.

2. Jenis kelamin

Page 61: Tugas P-Drug

Kelainan ini dapat ditemukan baik pada pria maupun wanita dimana osteoartritis

primer lebih banyak ditemukan pada wanita pasca menopause sedangkan osteoartritis

sekunder lebih banyak ditemukan pada laki – laki.

3. Ras

Lebih sering pada orang Asia khususnya Cina, Eropa dan Amerika daripada kulit

hitam

4. Faktor keturunan

5. Faktor metabolik / endokrin

Penderita obesitas, hipertensi, hiperurikemia dan diabetes lebih rentan terhadap

osteoartritis.

6. Faktor mekanik serta kelainan geometri sendi

7. Trauma dan faktor okupasi

Trauma yang hebat terutama fraktur intra-artikuler atau dislokasi sendi merupakan

predisposisi osteoartritis.

8. Cuaca / iklim

Gejala lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.

9. Diet

Salah satu tipe osteoartritis yang bersifat umum di Siberia yang disebut penyakit

Kashin – Beck yang mungkin disebabkan oleh karena menelan zat toksin yang disebut

fusaria.

Insidensi

Insiden osteoartritis meningkat seiring dengan proses penuaan dan terutama ditemukan pada

usia 50 tahun, tetapi dapat pula ditemukan pada usia muda akibat kerusakan pada tulang

rawan sendi oleh salah satu sebab.

Patologi

Kelainan yang dapat ditemukan pada osteotritis adalah :

1. Tulang rawan sendi

Kelainan osteoartritis berawal dari berkurangnya/ tidak terbentuknya substansi tulang

rawan sendi (kondroitin sulfat). Terjadi perlunakan dan irregularitas pada tulang

rawan sendi, permukaan sendi menjadi kasar.

2. Tulang

Terjadi peningkatan vaskularisasi serta pembentukan osteofit pada ujung persendian

terutama pada sendi interfalang distal. Pembentukan tulang baru ini berupa eburnasi

Page 62: Tugas P-Drug

dan pembentukan kista – kista. Kista ini dapat berhubungan denga sendi dan berisi

cairan sinovia, melalui defek pada tulang subkondral.

3. Membran sinovia

Membran sinovia mengalami hipertrofi vilus. Pada mikroskop elektron terlihat

retikulum endoplasma yang bertambah, dilatasi sisterna, serta berkurangnya aparatus

golgi dan penambahan lisosom.

4. Kapsul sendi

Terjadi fibrosis dan kontraktur pada kapsul sendi.

5. Badan lepas (loose bodies)

Tulang rawan yang nekrosis dapat mengalam aberasi, terlepas ke dalam ruang sendi

dam berupa benda – benda lepas yang dapat menimbulkan reaksi pada membran

sinovia sehingga timbul efusi dalam sendi.

6. Efusi

Efusi dapat terjadi pada stadium awal atau pada stadium eksaserbasi inflamasi akut.

Cairan bersifat jernih, mempunyai viskositas tinggi dengan kadar protein yang rendah.

7. Nodus Heberden dan Bouchard

Nodus ini terjadi oleh karena degenerasi membran kapsul dan jaringan lunak sendi

yang membentuk kistayang mengandung asam hialuronat, kemudan terjadi metaplasia

tulang.

Gambaran klinis

Osteoartritis biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Gejala – gejala klinis yang

ditemukan berhubungan dengan fase inflamasi sinovia, penggunaan sendi serta inflamasi dan

degenerasi yang terjadi sekitar sendi.

1. Nyeri

Nyeri terutama pada sendi – sendi yang menanggung beban tubuh seperti pada sendi

panggul dan lutut. Nyeri ini terutama terjadi bila sendi digerakkan dan pada waktu

berjalan. Nyeri yang terjadi berhubungan dengan inflamasi yang luas, kontraktur

kapsul sendi, eningkatan ekanan intraartikuler akibat kongesti vaskuler. Nyeri

berkurang setelah dilakukan aspirasi yang terjadi dengan luasnya kerusakan pada

pemeriksaan radiologis.

2. Kekakuan

Kekakuan terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari bahan

elastik akibat pergeseran sendi atau oleh adanya cairan yang viskosa. Keluhan yang

dikemukakan berupa kesukaran untuk bergerak setelah setelah duduk. Kekakuan pada

Page 63: Tugas P-Drug

sendi besar atau pada jari tangan menyebabkan gangguan pada akivitas sehari – hari

penderita.

3. Pembengkakan

Pembengkakan terutama ditemukan pada lutut dan siku. Pembengkakan dapat

disebabkan oleh cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh karena

pembengkakan pada penebalan pada sinovia yang berupa kista

4. Gangguan pergerakan

Gangguan pergerakan pada sendi disebabkan oleh fibrosis pada kapsul, osteofit atau

iregularitas permukaan sendi. Pada pergerakan sendi dapat ditemukan atau didengan

adanya krepitasi.

5. Deformitas

Deformitas sendi yang ditemukan akibat kontraktur kapsul serta instabilitas sendi

karena kerusakan pada tulang dan tulang rawan.

6. Nodus Heberden dan Bouchard

Nodus Heberden ditemukan pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan

nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal tangan terutama pada

wanita dengan osteoartritis primer. Nodus Heberden kadang – kadang tanpa disetai

rasa nyeri tapi sering ditemukan parestesia dak kekakuan sendi jari – jari tangan pada

stadium lanjut disertai dengan deviasi jari ke lateral.

Pemeriksaan laboratorium

1. Laju endap darah biasanya normal

2. Serum kolesterol sedikit meninggi

3. Pemeriksaan faktor reumatoid negatif

Pemeriksaan radiologis

1. Foto polos

Gambaran khasnya adalah densitas tulang normal atau meninggi, penyempitan ruang

sendi yang asimetris karena hilangnya tulang rawan sendi, sklerosis tulang

subkondral, kista tulang pada permukaan sendi terutama subkondral, osteofit pada tepi

sendi. Gambaran tersebut tampak jelas terutama pada sendi – sendi besar.

2. Radionuklida scanning

Dilakukan dengan menggunakan 99 TeHDP dan terlihat peningkatan aktivitas tulang

pada bagian subkondral dari sendi yang terkena osteoartritis. Dapat pula ditemukan

penambahan vaskularisasi dan pembentukan tulang baru, juga terlihat daerah

perselubungan sendi vertebra apofisial.

Page 64: Tugas P-Drug

Diagnosis

Bentuk klasik osteoartritis monoartikuler berupa nyeri dan disfungsi dari satu sendi, terutama

pada sendi yang menyokong beban tubuh yaitu pada sendi panggul dan lulut. Pada

osteoartritis sekunder mungkin dapat ditemukan penyebab sebelumnya seperti displasia

acetabuler, penyakit Legg-Calve-Perthes, pasca trauma, atau fraktur pada daerah panggul.

Osteoartritis poliartikuler ditemukan pada wanita umur pertengahan dengan keluhan

nyeri, kekakuan dan pembengkakan pada sendi tangan yang terutama mengenai sendi

karpometakarpal pertama sendi tangan dan metatarsopalangeal sendi kaki. Perubahan yang

terlihat jelas pada tangan berupa pembengkakan sendi intepalangeal dan pada tingkat awal

disertai dengan reaksi inflamasi. Mungkin ditemukan adanya pembengkakan jaringan lunak

yang berupa nodus Heberden dn nodus Bouchard yang tampak sebagai benjolan.

Pengobatan

Pada stadium awal bertujuan mengurangi rasa nyeri, menambah luas pergerakan/mobilisasi

sendi dan mengurangi beban tubuh.

Pengobatan terdiri atas :

6. Penanganan umum

Istirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban pada sendi

Mengurangi berat badan dengan diet

Latihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot – otot

Fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot dan

menambah luas pergerakan sendi

7. Pemberian obat – obatan

Pemberian obat – obatan analgetik dan antiinflamasi untuk mengurang nyeri

dan pembengkakan

Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intraartikuler) atau bila ada nyeri

pada ligamen periartikuler

8. Aspirasi bilamana ada cairan dalam sendi

9. Pemasangan bidai apabila ada nyeri pada stadium akut, mengoreksi deformitas serta

mengurangi beban tubuh.

10. Tindakan operasi

Dilakukan apabila :

Nyeri tidak dapat diatasi dengan obat – obatan atau tindakan lokal

Sendi yang tidak stabil oleh karena subluksasi atau deformitas pada sendi

Adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut

Page 65: Tugas P-Drug

Untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata

Diagnosis banding

1. Nekrosis avaskuler baik yang bersifat idiopatik ataupun sekunder oleh karena sebab

lain, misalnya pasca trauma atau obat – obatan

2. Artritis reumatoid

3. Artritis psoriatik

4. Artritis gout

5. Artritis tuberkulosa