Drug Dealers Story

27
SCENE 1 2012, hiduplah sebuah keluarga yang bahagia. Kendrick, seorang direktur perusahaan menikahi seorang wanita baik-baik bernama Debora. Mereka dikaruniai 2 orang anak, Kevin dan Talitha. Mereka hidup sangat berkelimpahan harta. Tetapi, semua berubah sejak Kendrick mulai mengenal sekretaris barunya, Lopez. Lopez memang wanita yang amat mempesona, Kendrick jatuh cinta padanya. Sejak saat itu, Kendrick berubah. Dia bukanlah sosok ayah yang baik dan mengayomi keluarga lagi. Debora :”Kamu habis darimana? Jam segini kok tumben baru pulang?” Kendrick : “Apa sih, Ma? Ya kerjaan lah, Papa sibuk.” Lambat laun, Debora mengetahui semuanya. Debora mengangkat telfon di Handphone suaminya. Lopez :”Sayaaanggg.. kamu lagi di mana?” Debora : “ Kamu siapa? Kendrick itu suami saya, dia sudah menikah. Kamu jangan berani-berani ganggu dia.” Kendrick tak sengaja mendengar dan langsung merampas Kendrick :”Lancang sekali kamu, Ma! Berani-beraninya ngangkat telfon papa!” Setelah telfon, Debora meminta penjelasan, tetapi Kendrick justru marah.Setiap hari mereka bertengkar

description

SOCIAL Task

Transcript of Drug Dealers Story

Page 1: Drug Dealers Story

SCENE 1

2012, hiduplah sebuah keluarga yang bahagia. Kendrick, seorang direktur perusahaan

menikahi seorang wanita baik-baik bernama Debora. Mereka dikaruniai 2 orang anak, Kevin

dan Talitha. Mereka hidup sangat berkelimpahan harta.

Tetapi, semua berubah sejak Kendrick mulai mengenal sekretaris barunya, Lopez.

Lopez memang wanita yang amat mempesona, Kendrick jatuh cinta padanya. Sejak saat itu,

Kendrick berubah. Dia bukanlah sosok ayah yang baik dan mengayomi keluarga lagi.

Debora :”Kamu habis darimana? Jam segini kok tumben baru pulang?”

Kendrick : “Apa sih, Ma? Ya kerjaan lah, Papa sibuk.”

Lambat laun, Debora mengetahui semuanya. Debora mengangkat telfon di

Handphone suaminya.

Lopez :”Sayaaanggg.. kamu lagi di mana?”

Debora : “ Kamu siapa? Kendrick itu suami saya, dia sudah menikah. Kamu jangan

berani-berani ganggu dia.”

Kendrick tak sengaja mendengar dan langsung merampas

Kendrick :”Lancang sekali kamu, Ma! Berani-beraninya ngangkat telfon papa!”

Setelah telfon, Debora meminta penjelasan, tetapi Kendrick justru marah.Setiap hari

mereka bertengkar

Kendrick :”Sudahlah Ma, papa bosen sama mama. Papa sudah dapet cewek yang jauh

lebih baik dari Mama, gak cerewet kaya Mama. Mama sudah tahu semuanya kan? Nah, Papa

udah bener-bener muak sama mama.”

Kendrick lalu meninggalkan keluarganya demi wanita lain. Debora sangat sedih,

berhari-hari ia tak mau makan. Debora berubah, ia menjadi perempuan yang temperamental,

tak peduli terhadap keluarganya. Rumahnya berantakan, anak-anaknya tidak diperhatikan.

Debora :”Cucian masih numpuk! Kalian ini malas sekali, dasar anak gak tahu diri!

Hidup mama udah susah gara-gara papamu yang sialan itu! Sana kerja!”

Talitha : “Iyaa maaa._.”

Page 2: Drug Dealers Story

Debora :”Kamu juga Kevin! Kamu itu laki-laki! Jadi laki-laki harus bertanggung

jawab, kamu tahu kita lagi butuh duit. Cari kerja sana!”

SCENE 2

Lambat laun, kehidupan Talitha dan Kevin semakin lama semakin memburuk.

Mereka yang dulunya anak baik-baik dan berprestasi, sekarang menjadi..

Debora :”Nilai apa-apaan ini? Mau jadi apa kamu pake nilai segini?Mau jadi

gembel?”

Karena terus ditekan oleh ibunya, Kevin mengambil jalan pintas. Ia mulai mencari

cara untuk menyontek. Bagaimanapun, Kevin dulunya seorang anak yang jujur, ia tak pernah

menyontek. Kevin tak punya pengalaman menyontek dan akhirnya ia harus tertangkap basah

menyontek saat ulangan.

Guru :”Kevin, apa-apaan ini? Ternyata selama ini nilai bagus kamu itu dari hasil

nyontek? Saya kecewa sama kamu, Kevin. Selama ini saya selalu berharap besar sama kamu.

Ternyata kamu ini gak lebih dari seorang pencuri yang licik. Sana, cepat ke Tatib!”

Kevin :”Tapi, Pak.. saya tidak bermaksud.. saya tidak..”

Guru :”Sudah tertangkap basah masih mengelak, dasar gak tahu diri. Sudah-sudah

saya tidak mau dengar alasan apa-apa dari kamu, saya muak liat kebohongan kamu.”

Setelah kejadian itu, Kevin masih belum jera, bahkan menjadi lebih nakal. Kevin

yang dulunya anak teladan, kini menjadi anak berandalan. Kevin bahkan memalak junior-

juniornya agar bisa mendapatkan uang.

Anak Buah Kevin :”Bos, ada junior tuh, liat tampangnya deh, pasti dia orang berduit.

Sikat aja deh, Bos.”

Kevin :”Eh kamu anak kelas X! Pasti punya uang kan? Mana uang kamu, kasih

cepet!”

Junior :”Ampun, Kak. Tapi aku gak punya uang, Kak.”

Kevin :”Jangan kebanyakan ngomong kamu ya!”

Junior :”Beneraan, Kak. Aku gak punya uang.”

Page 3: Drug Dealers Story

Kevin :”Dasar Bacot! Udah sikat aja sana.”(menyuruh anak buahnya)

Kevin terkenal sebagai anak yang berandalan. Berulang kali, ibu Kevin, Debora harus

dipanggil Kepala Sekolah karena kenakalannya. Akhirnya, Kevin dikeluarkan dari sekolah.

Debora :”Bagussss! Sudah gak bisa kerja sekarang dikeluarin dari sekolah. Bagusss!

Mau jadi apa kamu sekarang, hah? Mau jadi berandalan? Ya udah sana pergi jadilah kaya

yang kamu mau. Mama gak peduli lagi. Mama muak liat kamu. Terserah kamu mau ngapain.

Mama capek.”

Kevin tak tahan. Di rumah ia terus dimarahi Ibunya, di sekolah ia dimarahi guru. Ia

tak pernah berbuat hal yang benar. Bahkan sekarang, Ibunya tak menginginkannya lagi.

Dengan kecepatan tinggi, ia memacu motornya. Ia tak tahu mau ke mana, hanya berjalan saja.

Kemudian, Kevin berhenti di sebuah cafe. Di sana ia hanya berdiam diri. Lalu, tiba-tiba

Ferdi, kenalannya datang.

Ferdi :”Bro! Lu kenapa? Soto masih enak tapi muka lo kaya cucian kusut gak

kering-kering gitu.”

Kevin :”Lo gak tau apa yang gua alamin jadi gak usah banyak bacot.”

Ferdi :”Wuih, woles, Bro. Ya udah daripada suntuk, ayo kita have fun aja. Gua ada

tempat yang bener-bener asyik, dijamin semua beban lo bakal lo lupain. Udaahh, ikut aja.”

Kevin tak punya alasan untuk menolak. Ferdi menjanjikan tempat yang sepertinya

menarik. Lagipula, Ibunya telah mengusirnya.

Ternyata, Ferdi mengajak Kevin ke sebuah diskotek

Ferdi :”Bro, udah di tempat kaya gini muka Lo jangan kusut aja. Ayo nari sana,

banyak cewek-cewek cantik loh. Udah lupain masalah Lo kita seneng-seneng di sini. Eh btw

Elo mau minum apa? Gua traktir.”

Kevin :”Blagu banget loh. Gak usah gak perlu.”

Ferdi :”Sobb.. kita kan prenn. Gak usah kaku-kaku amat gitu lah. Gua pesenin air

putih aja kalo gitu ya.”

Kevin :”Bacot lo. Iya, terserah aku gak peduli.”

Page 4: Drug Dealers Story

Scene 3

Kevin pun menuruti Ferdi dan akhirnya masuk. Tempat itu sangat bising, terdapat bunyi

musik yang sangat keras dan orang menari-nari

Ferdi : Hey Kevin

Kevin : Iya?

Ferdi : Sini kamu.

Kevin : Ada apa?

Ferdi : Apakah kamu haus?

Kevin : Sejujurnya, iya. Aku belum minum apapun dari tadi siang.

Ferdi : Tepat sekali. Minumlah jus jeruk ini.

Kevin : Jus jeruk apa ini?

Ferdi : Ini hanyalah jus jeruk biasa. Tak apa, minum saja.

Tak mengetahui apa yang telah dilakukan Ferdi pada minuman itu, Kevin meminum jus jeruk

itu teguk demi teguk.

Kevin : Hei. Aku merasa pusing

Ferdi : Benarkah?

Kevin : Apa yang kau campurkan kedalam minuman ini?

Ferdi : Sejenis obat-obatan yang dapat membuatmu melupakan hal-hal yang tidak ingin kau

ingat di dunia ini.

Kevin : Aku merasa sangat pusing

Ferdi : Tenang saja. Setelah ini, kau akan merasa sangat nyaman dan sangat tenang. Semua

itu adalah hal yang normal

Kevin : ( Mulai tertidur dan tersenyum )

Hei, ini tidak terlalu buruk

Page 5: Drug Dealers Story

Ferdi : Apa yang kau rasakan?

Kevin : Rasanya seperti semua masalahku hilang. Entah kenapa aku merasa sangat aman.

Aku tak pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya

Ferdi : Sudah kukatakan. Percaya saja padaku

Kevin sungguh menikmati suasana di tempat itu. Ia merasa seperti terbang. Segala beban

melayang semua entah ke mana. Ia tak merasakan apa-apa selain perasaan senang itu saja.

Kevin, tak mengetahui apa yang baru saja benar-benar terjadi mulai jatuh ke dalam kelamnya

dunia narkoba. Dia mulai menjadi ketergantungan dan sering menggunakan obat-obatan

terlarang itu hingga ia akhirnya menjadi kecanduan.

Scene 4

Kevin merasa hidupnya telah berubah semenjak ia bertemu dengan Ferdi. Hidupnya menjadi

lebih bahagia. Ia tak pernah merasa sedih, depresi, dan hal-hal lainnya lagi. Ia telah merasa

hidupnya sudah menjadi sempurna.

Kevin : Dik

Talitha : Iya?

Kevin : Pernakah kamu merasa sumpek, pusing, dan tak tahu apa yang harus kamu lakukan di

dunia ini?

Talitha : Sesekali.

Kevin : Aku tahu, keadaan keluarga kita tak begitu bagus. Aku tahu saat malam, kau kadang-

kadang menangis sendirian di tengah malam

Talitha : Iya. Sesekali.

Kevin : Di meja makan, ada sebuah pil kecil. Jika kau minum pil itu dengan air putih,

masalahmu akan hilang

Talitha : Pil? Apakah kakak membicarakan sesuatu yang seharusnya terlarang?

Page 6: Drug Dealers Story

Kevin : Sshhh..! Bukan terlarang. Hanya saja, tak banyak orang yang suka memakai cara ini

Talitha : Apakah kakak yakin ini aman?

Kevin : Sejujurnya, kakak saat ini memakai obat ini setiap hari. Dan aku merasa hebat. Aku

merasa semua hal telah sempurna dan terpenuhi di dunia ini

Talitha : Namun kak,

Kevin : Sudahlah, turuti saja omongan kakak. Percayalah. Kamu akan senang setelah kamu

minum itu.

Talitha : Baik kak

Kevin pun dengan mudah dapat membujuk adiknya Talitha untuk menggunakan obat-obatan

itu. Karena Talitha orangnya penurut, ia menuruti keinginan kakaknya dan menggunakan

obat-obatan itu.

Keesokan harinya di sekolah

Ferdi : Hey, ______.

(Cewek 1): Ada apa?

Ferdi : Kau tau sendiri kan, Kevin merupakan anak yang pintar

(Cewek 2 ): Iya, lalu kenapa?

Ferdi : Menurutmu, bukankah ia sangat cocok untuk menjadi bandar?

Cewek 1 :Menjadi bandar? Apakah ia bisa dipercaya?

Cewek 2: Aku tak berpikir ia dapat dipercaya

Ferdi : Tenang saja. Soal itu, dapat kuurus. Namun, jika dia menjadi bandar, kita akan untung

besar.

Cewek 2 : Baiklah, terserah kau saja

Cewek 1 : Aku ikut untungnya saja

Ferdi : Bagus. (Sambil memanggil Kevin)

Page 7: Drug Dealers Story

Hey Kevin sini

Kevin : Ada apa?

Ferdi : Hei bung, ada sebuah kabar untukmu. Maukah kamu mendapatkan uang dengan cepat

dan dalam jumlah yang besar?

Kevin : Tentu saja aku mau. Tapi bagaimana?

Ferdi : Bekerjalah untuk kami. Bekerjalah sebagai bandar dan pengedar narkoba. Sehari saja,

kamu dapat memperoleh uang sebanyak 400 juta. Bayangkan betapa hebatnya bisnis ini.

Kevin : (Awalnya ragu) Apakah ini aman?

Ferdi : Temanku telah melakukan hal ini selama lebih dari 2 tahun dan ia sekarang sangat

bahagia hidupnya.

Kevin : Aku mau kalau begitu

Kevin menuruti keinginan Ferdi untuk menjadi bandar narkoba. Tak mengetahui apa yang

akan dihadapinya nanti, Kevin mulai menjalani hidup barunya sebagai bandar narkoba

Scene 5

Hidup Kevin semenjak saat itu telah berubah. Ia mendapatkan uang yang sangat banyak dari

bisnis pengedaran narkoba itu. Dengan kecerdasannya, ia berhasil lolos dari incaran polisi.

Bahkan ia juga menyogok polisi setempat agar ia dapat dengan mudah lolos dari incaran.

Namun, walaupun Kevin telah melakukan semua hal itu, ia pun akhirnya berhasil ditangkap

oleh salah seorang polisi yang juga cerdas. Kevin pun dijebokan dalam penjara. Namun, hal

ini belum membuatnya jera.

Dari balik jeruji besi penjara, Kevin pun dapat mengendalikan pengedaran narkoba

menggunakan orang-orang bawahan dari Ferdi. Ia tetap mendapatkan untung yang sangat

besar, walaupun tidak sebesar saat ia belum dipenjara dulu.

(Di bagian ini, pemain hanya bermain secara sekilas)

Page 8: Drug Dealers Story

SCENE 6

3 tahun telah berlalu. Kevin yang dipenjara telah bebas, ingin kembali ke pekerjaannya yang

dulu ia lakukan. Namun, ia mengurungkan niatnya ketika ia tahu bahwa Ferdi sudah

meninggal.

Kevin : "Bagaimana bisa Ferdi meninggal!?"

Kendrick : "Sudah pasti karena obat-obat yang dia minum! Mau karena apa lagi? Dia sudah

minum dengan jumlah yang jauh lebih banyak dari kita."

Kevin tercengang, ia semakin bingung dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia takut,

memikirkan hal-hal yang akan terjadi jika ia tetap meneruskan pekerjaannya. Dengan berat

hati, ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke gereja dan meminta bantuan dari orang lain,

disanalah ia bertemu, Madeleine. Madeleine membantunya dan memberi saran, Kevin

mengungkap semua hal buruk yang sudah ia lakukan, Madeleine dengan penuh pengertian

mendengarkan cerita Kevin dan ia berniat untuk membantu Kevin.

Madeleine : "Kenapa kamu memutuskan untuk menjadi bandar? Bukannya kamu sudah tahu

bagaimana masa depan mu jika kamu menjadi bandar?"

Kevin : "Mau bagaimana lagi? Ini satu-satunga pilihan yang ada supaya aku bisa tetap

menghidupi keluargaku. Aku buta dan tidak bisa mengelak dari jumlah uang yang besar."

Madeleine merasa sangat kasihan, ia tahu bahwa Kevin seumuran dengannya dan sudah

mendapatkan masalah yang begitu banyak.

Madeleine : “Kamu bersabarlah dan cobalah semampumu untuk berhenti, aku akan mencoba

untuk membantumu dan mengingatkanmu”

Kevin : “Bagaimana caranya? Aku sudah lama sekali menggunakan hal-hal tersebut, aku

tidak tahan jika sehari saja tidak menggunakannya.”

Madeleine : “ Kamu memiliki niat untuk berhenti, namun niatmu kurang besar. Cobalah

untuk berhenti secara perlahan, aku yakin lama-lama kamu bisa keluar dari hal ini.”

SCENE 7

Page 9: Drug Dealers Story

Setelah bertemu di gereja, mereka menjadi sering bertemu karena Kevin yang membutuhkan

bantuan dari Madeleine. Setidaknya dua kali dalam seminggu mereka bertemu untuk

berbincang-bincang, mereka juga bercanda dan saling menceritakan satu sama lain. Kevin

menceritakan kepada Madeleine tentang hidupnya menjadi seorang bandar, kehidupan yang

sangat ‘rusak’ bagi Kevin. Namun, Madeleine mendengarkan ceritanya dan memberikan

nasehat-nasehat, ia hanya melihat Kevin sebagai seseorang yang menderita akibat

permasalahan orang tuanya.

Kevin : “Ini pertama kalinya aku melihat ada orang seperti kamu, mau berbicara sama

seorang bandar narkoba di saat orang-orang memandangku hanya sebagai sampah. Kenapa?”

Madeleine : “Kamu ini hanya seorang korban dari keadaan keluargamu yang buruk, daripada

menghindari, sebaiknya aku membantumu. Kau sendiri bilang bahwa tidak ada orang yang

mamu berbicara denganmu, itu juga berarti tidak ada orang yang mau membantu kamu.

Menurutku, kamu berhak diberi kesempatan kedua.”

Kevin tercengang, ia sangat bahagia ternyata masih ada orang yang mau membantunya. Tak

lama, ia sadar bahwa ternyata ia menyukai Madeleine.

Kevin belum bisa berhenti menggunakan narkoba, ia juga berniat untuk mengajak Madeleine

untuk menjadi seperti dia. Namun ia teringat akan kebaikannya, ia tidak sanggup mengubah

Madeleine menjadi seseorang seperti dia. Akhirnya ia memberanikan diri untuk

mengungkapkan perasaannya,

Kevin : “Mad, ini pertama kalinya aku bertemu orang seperti kamu. Aku pingin kamu bisa

merubah ku jadi orang yang lebih baik. Apa kamu mau jadi pacarku?”

Madeleine kaget medengar Kevin yang mengakui perasaannya, ia sudah berjanji bahwa ia

akan berusaha untuk mengubah Kevin. Dengan senang hati ia menerima Kevin sebagai

pacarnya

SCENE 8

Kevin merasa sangat bersyukur memiliki pacar seperti Madeleine yang bersedia

membantu Kevin keluar dari belenggu narkoba dan berhenti menjadi Bandar narkoba. Kevin

Page 10: Drug Dealers Story

udah benar-benar niat berhenti menjadi Bandar narkoba dan ingin segera menjadi pekerjaan

untuk menggantikan penghasilannya sebagai Bandar narkoba.

Kevin : Mulai detik ini aku akan berjuang untuk menjauhi narkoba ! Aku tidak ingin

mengecewakan Madeleine. ( kata Kevin dalam hati dengan optimis)

Madeleine yang melihat Kevin secara perlahan sudah mulai meninggalkan narkoba

pun merasa senang.

Madeleine : Kalau aku tidak bisa membantunya secara langsung paling tidak aku bisa

menjadi motivasi nya untuk berhenti menjadi Bandar . ( pikir Madeleine dalam hati dan

tersenyum lembut sambil melihat Kevin yang mulai melanjutkan sekolahnya kembali)

Kevin sempat putus sekolah karena keluarganya berantakan, namun kini dengan adanya

Madeleine, Kevin mulai melanjutkan sekolahnya kembali dan mulai mencari pekerjaan (part-

time job) untuk membantu keuangan keluarganya.

Kevin mencari kerja kemana-mana dengan bantuan Madeleine, tetapi tak satupun perusahaan

ingin menerima Kevin sebagai pegawainya.

Kevin ditemani Madeleine melamar kerja di perusahaan-perusahaan…

PERUSAHAAN ABC

( Suasana interview )

Kevin : selamat pagi Bu. (tersenyum ramah)

Bu Anita : pagi. Anda pelamar pekerjaan itu ya? Baik, silahkan perkenalkan diri anda dan

beri saya alas an untuk menerima anda sebagai karyawan saya.

Kevin: nama saya Kevin Yuwono, saya sedang bersekolah di SMAN 13 Sidoarjo dan saya

ingin melamar pekerjaan sebagai part-time job saya , saya akui saya pernah menjadi Bandar

narkoba dan pernah di penjara selama beberapa tahun. Tapi saya telah bertekad untuk

menjauhi narkoba, dan saya yakinkan ibu , saya akan bekerja sebaik-baiknya.

Bu Anita : APAAA?!! BANDAR NARKOBA??!! KAMU PIKIR SAYA GILA APA??!!

TIDAK!! SAYA TIDAK MAU MENERIMA KAMU SEBAGAI KARYAWAN SAYA!

Page 11: Drug Dealers Story

Kevin pun meninggalkan perusahaan itu dengan murung. Madeleine yang sedari tadi

menunggu Kevin selesai interview pun bertanya,

Madeleine: bagaimana hasilnya? Kenapa kamu murung sekali?

Kevin : bos perusahaan ini tidak mau menerimaku karena aku dulu Bandar narkoba.

(murung)

Madeleine : sudah jangan murung , ayo mencoba melamar ke perusahaan lain lagi. ( berkata

dengan lembut dan sabar)

PERUSAHAAN COBACOBA

( Suasana interview )

Kevin : selamat siang Bu. (tersenyum ramah)

Bu Agnes :Siang. Anda pelamar pekerjaan itu ya? Baik, silahkan perkenalkan diri anda dan

beri saya alas an untuk menerima anda sebagai karyawan saya.

Kevin: nama saya Kevin Yuwono, saya sedang bersekolah di SMAN 13 Sidoarjo dan saya

ingin melamar pekerjaan sebagai part-time job saya , saya akui saya pernah menjadi Bandar

narkoba dan pernah di penjara selama beberapa tahun. Tapi saya telah bertekad untuk

menjauhi narkoba, dan saya yakinkan ibu , saya akan bekerja sebaik-baiknya.

Bu Agnes : APAAA?!! BANDAR NARKOBA??!! KAMU PIKIR SAYA GILA APA??!!

TIDAK!! SAYA TIDAK MAU MENERIMA KAMU SEBAGAI KARYAWAN SAYA!

Kevin pun meninggalkan perusahaan itu dengan murung. Madeleine yang sedari tadi

menunggu Kevin selesai interview pun bertanya,

Madeleine: bagaimana hasilnya? Kenapa kamu murung sekali?

Kevin : bos perusahaan ini tidak mau menerimaku karena aku dulu Bandar narkoba.

(murung)

Madeleine : sudah jangan murung , ayo mencoba melamar ke perusahaan lain lagi. ( berkata

dengan lembut dan sabar)

Page 12: Drug Dealers Story

PERUSAHAAN APAYA

( Suasana interview )

Kevin : selamat sore Bu. (tersenyum ramah)

Bu Felia : Sore. Anda pelamar pekerjaan itu ya? Baik, silahkan perkenalkan diri anda dan

beri saya alas an untuk menerima anda sebagai karyawan saya.

Kevin: nama saya Kevin Yuwono, saya sedang bersekolah di SMAN 13 Sidoarjo dan saya

ingin melamar pekerjaan sebagai part-time job saya , saya akui saya pernah menjadi Bandar

narkoba dan pernah di penjara selama beberapa tahun. Tapi saya telah bertekad untuk

menjauhi narkoba, dan saya yakinkan ibu , saya akan bekerja sebaik-baiknya.

Bu Felia : APAAA?!! BANDAR NARKOBA??!! KAMU PIKIR SAYA GILA APA??!!

TIDAK!! SAYA TIDAK MAU MENERIMA KAMU SEBAGAI KARYAWAN SAYA!

Kevin pun meninggalkan perusahaan itu dengan murung. Madeleine yang sedari tadi

menunggu Kevin selesai interview pun bertanya,

Madeleine: bagaimana hasilnya? Kenapa kamu murung sekali?

Kevin : bos perusahaan ini tidak mau menerimaku karena aku dulu Bandar narkoba.

(murung)

Madeleine : sudah jangan murung , ayo mencoba melamar ke perusahaan lain lagi. ( berkata

dengan lembut dan sabar)

PERUSAHAAN SUKAMAJU

( Suasana interview )

Kevin : selamat sore Bu. (tersenyum ramah)

Bu Sheena : sore. Anda pelamar pekerjaan itu ya? Baik, silahkan perkenalkan diri anda dan

beri saya alas an untuk menerima anda sebagai karyawan saya.

Page 13: Drug Dealers Story

Kevin: nama saya Kevin Yuwono, saya sedang bersekolah di SMAN 13 Sidoarjo dan saya

ingin melamar pekerjaan sebagai part-time job saya , saya akui saya pernah menjadi Bandar

narkoba dan pernah di penjara selama beberapa tahun. Tapi saya telah bertekad untuk

menjauhi narkoba, dan saya yakinkan ibu , saya akan bekerja sebaik-baiknya.

Bu Sheena : APAAA?!! BANDAR NARKOBA??!! KAMU PIKIR SAYA GILA APA??!!

TIDAK!! SAYA TIDAK MAU MENERIMA KAMU SEBAGAI KARYAWAN SAYA!

Kevin pun meninggalkan perusahaan itu dengan murung. Madeleine yang sedari tadi

menunggu Kevin selesai interview pun bertanya,

Madeleine: bagaimana hasilnya? Kenapa kamu murung sekali?

Kevin : bos perusahaan ini tidak mau menerimaku karena aku dulu Bandar narkoba.

(murung)

Madeleine : sudah jangan murung , ayo mencoba melamar ke perusahaan lain lagi. ( berkata

dengan lembut dan sabar)

PERUSAHAAN ADADAJA

( Suasana interview )

Kevin : selamat sore Bu. (tersenyum ramah)

Bu Ivana : Sore. Anda pelamar pekerjaan itu ya? Baik, silahkan perkenalkan diri anda dan

beri saya alasan untuk menerima anda sebagai karyawan saya.

Kevin: nama saya Kevin Yuwono, saya sedang bersekolah di SMAN 13 Sidoarjo dan saya

ingin melamar pekerjaan sebagai part-time job saya , saya akui saya pernah menjadi Bandar

narkoba dan pernah di penjara selama beberapa tahun. Tapi saya telah bertekad untuk

menjauhi narkoba, dan saya yakinkan ibu , saya akan bekerja sebaik-baiknya.

Bu Ivana : APAAA?!! BANDAR NARKOBA??!! KAMU PIKIR SAYA GILA APA??!!

TIDAK!! SAYA TIDAK MAU MENERIMA KAMU SEBAGAI KARYAWAN SAYA!

Kevin pun meninggalkan perusahaan itu dengan murung. Madeleine yang sedari tadi

menunggu Kevin selesai interview pun bertanya,

Page 14: Drug Dealers Story

Madeleine: bagaimana hasilnya? Kenapa kamu murung sekali?

Kevin : bos perusahaan ini pun juga tidak mau menerimaku karena aku dulu Bandar narkoba.

(murung)

Mereka pun pulang ke rumah karena hari telah malam,,,

Madeleine: ya sudah kita lanjutkan besok saja. ( dengan sabar)

Keesokan harinya ketika mereka sedang menuju perusahaan-perusahaan lain untuk melamar

kerja, Kevin menerima telefon dari salah satu rumah sakit ternama yang mengatakan bahwa

ibunya terkena kanker dan sudah stadium 3 jika tidak di operasi akan membahayakan dan

Kevin pun diminta untuk segera menyelesaikan administrasi.Kevin pun sangat shock dan

tidak menyangka.

Kevin : Ya Tuhan, kenapa ketika aku ingin bertobat cobaan mu berat sekali? aku harus

membayar administrasi rumah sakit Ibu, bagaimana mungkin?! ( berteriak sambil berlutut)

Kevin : hanya ada 1 cara, aku harus menjadi Bandar narkoba lagi! Pendapatan ku sebagai

Bandar narkoba dapat melunasi biaya administrasi rumah sakit Ibu.tapi Madeleine tidak

boleh tahu dia akan sangat kecewa. (kata Kevin dalam hati)

Akhirnya, Kevin tanpa sepengetahuan Madeleine kembali menjadi Bandar narkoba dan

akhirnya dapat melunasi biaya administrasi rumah sakit Ibunya.

SCENE 9

Kevin, yang kembali terhanyut dalam dunia narkoba pun sedang mengadakan pesta sabu-

sabu di rumahnya tanpa sepengetahuan Madeleine. Kevin dan teman-temannya

mengkonsumsi banyak sekali sabu-sabu hingga Kevin pun FLY.

Saat Kevin sedang asik-asiknya menikmati sabu-sabu tiba-tiba,,,

KRINGGG!!!!KRINGG!!!

Handphone Kevin pun bordering dan ternyata Madeleine yang menelfon.

Madeleine: Haloo??

Page 15: Drug Dealers Story

Kevin: iya halo Mad? Ada apa malam-malam menelpon?

Madeleine: kamu sedang sibuk tidak? Aku ingin mengajakmu makan malam di restoran

biasa, bisa tidak?

Kevin : Oh, bisa kok aku hanya sedang belajar untuk ulangan besok. ( Kevin pun berbohong)

Madeleine : Oke. Aku tunggu di restoran biasa nya ya.

Kevin : oke aku berangkat sekarang.

Mau tidak mau karena Kevin tidak mau mengecewakan Madeleine yang sudah sangat baik

padanya, Kevin pun segera berangkat ke restoran tersebut meskipun dalam keadaan setengah

sadar.

SCENE 10

Kevin pun ngebut karena tidak ingin membuat Madeleine menunggu padahal Kevin masih

belum sadar sepenuhnya. Dan tiba-tiba,,,,

BRAKKK!!!

Kevin pun menabrak seseorang saat perjalanan ke restoran tersebut. Kevin yang masih

setengah sadar pun keluar dari mobilnya untuk mengecek siapa yang telah ia tabrak tadi.

Ia melihat darah yang sangat banyak dan betapa terkejutnya Kevin ketika mengetahui bahwa

yang ia tabrak adalah Madeleine, kekasihnya. Kevin pun sangat panik.

Kevin: aku harus membawanya ke rumah sakit!! Aku harus selamatkan Maddy!!

Scene 12

Kevin : Halo, rumah sakit ya ? Tolong bawakan ambulan secepatnya.

Petugas rumah sakit : Baik pak.

Kevin membawa maddy ke rumah sakit. Di dalam ambulans, Kevin melihat Maddy

memegang sebuah kotak. Kevin mengambil kotak itu dan meletakkannya di dalam tasnya.

Page 16: Drug Dealers Story

Sesampainya di rumah sakit, Maddy dibawa ke UGD dan Kevin tidak diperbolehkan masuk

oleh dokter. Ketika dia ingin mengambil hp dari tasnya, dia melihat kotak yang dibawa oleh

maddy tadi. Dia mengambilnya dan melihat bahwa diatas kotak itu bertuliskan “For : Kevin”

dan ada sebuah surat yang menempel pada atas kotak tersebut. Kevin pun akhirnya membuka

surat tersebut dan membacanya.

Maddy :Dear Kevin,

Happy Birthday Kevin!

Semoga panjang umur dan sehat selalu yaa

Semoga kamu selalu bahagiaa yaa

Kevin, aku tau mungkin berubah itu susah. Tapi, aku pengen kamu berubah. Aku pengen

kamu hidup lebih baik.

Kamu tau kan waktu itu singkat banget. Jadi, manfaatin waktu itu dengan lebih baik ya,

jangan sia-siain apa yang diberikan Tuhan ke kita..

Aku juga berharap kamu lebih menghargai hidup kamu ya..

Aku kasih kamu jam karena aku mau kamu lebih memanfaatkan waktu yang kamu miliki saat

ini

Love,

Maddy

Kevin : (menangis) AAHHH… (berteriak)

Kevin menangis saat membaca surat itu dan ia mulai sadar akan perbuatannya selama ini.

Kevin takut maddy meninggal sebelum ia bisa minta maaf ke maddy. Kevin takut bahwa

maddy akan ninggalin dia sebelum dia sempat nunjukin ke maddy bahwa dia sudah bisa

berubah seperti apa yang maddy inginkan.

Tak lama kemudian, dokter keluar dari UGD. Kevin memandang dokter dengan penuh harap.

Tapi, wajah dokter terlihat sedih.

Page 17: Drug Dealers Story

Kevin : Bagaimana keadaan Maddy, Dok ? (dengan tatapan penuh harap)

Dokter : Maaf, Nak. Kami sudah melakukan yang terbaik. Tetapi kekasihmutidak dapat kami

tolong. Dia sudah kehilangan banyak darah dan tidak bisa diselamatkan.

Sang dokter pun pergi, Kevin yang masih termenung di tempat itu, ia merasa badannya telah

loyo, lalu ia berteriak.

Kevin : APA YANG TELAH KULAKUKAN??!! AKU TELAH MEMBUNUH SATU-

SATUNYA MOTIVASI HIDUP KU!!! APA YANG AKAN KULAKUKAN SEKARANG TANPA

MADELEINE?!! (Kevin berteriak dalam hatinya)

SCENE 13

Kevin masih dalam suasana berduka cita atas kepergian Madeleine. Sewaktu sedang

berdiam diri di kamarnya tiba-tiba foto keluarganya terjatuh. Kevin mendapat firasat buruk.

Kemudian, tiba-tiba telfon rumahnya berdering.

Polisi :”Apa benar ini keluarga Talitha Febriani Soeseno?”

Kevin :”I..iya, benar Pak. Ada apa, ya?”

Polisi :”Kami dari pihak kepolisian. Kami mengabarkan bahwa Talitha ditemukan

tewas karena overdosis di apartemen temannya di Jalan Hidup Tak Mujur no. 123. Jenazah

sekarang sudah berada di Rumah Sakit Kepolisian. Kami harap Anda bisa segera ke rumah

sakit.”

Kevin :”Apa?(kaget)I..iya, Pak. Saya segera ke sana.”

Ternyata benar, yang ditemukan tewas di apartemen itu tidak lain adalah adiknya,

Talitha sendiri. Kevin sungguh tidak percaya, dua orang yang amat ia sayangi di dunia harus

pergi dalam waktu yang sangat singkat. (menampilkan adegan Kevin menangis)

Kevin :”Oh Tuhan, jika Engkau ada, mengapa Engkau begitu kejam? Tuhan ini

sungguh tak adil.”

Kevin sangat berduka. Kevin terus marah kepada Tuhan. Ia amat sangat kehilangan.

Dalam keadaan seperti itu, Kevin mulai menyadari bahwa penyebab semua hal ini tidak lain

Page 18: Drug Dealers Story

adalah karena dia sendiri. Seandainya ia sudah bertobat sejak awal, seandainya ia tidak

memilih narkoba sebagai jalan keluar, seandainyaaa semua bisa diulang kembali.

Kevin :”Tuhan, ampuni aku. Akulah orang yang berdosa. Akulah alasan mengapa

semua ini harus terjadi. Seandainya aku bertobat sejak awal. Seandainya aku mendengarkan

kata-kata Madeleine. Seandainya aku tak pernah mengajak adikku memakai narkoba.

Seandainyaaa aku bisa memperbaiki semua. Tuhan... “

Scene 14

Narator : Setelah mengetahui bahwa orang-orang yg Kaye sayangi telah tiada, barulah

Kaye bertobat untuk tidak mengonsumsi narkoba dan menjadi bandar narkoba. Kaye tahu

bahwa teguran Tuhan sudah menyelamatkan hidupnya.

Kaye : Kini, aku sebatang kara di dunia ini.. Tidak ada keluarga dan teman yg

bersama ku lagi. Sudah cukup ya Tuhan.. Aku akan bertobat untuk menebus semua dosaku

Narator : Dengan perasaan yang sedih, kacau, dan terpukul, Kaye memberanikan diri

menyerahkan dirinya ke kantor polisi dengan pelanggaran mengedarkan obat

terlarang/narkotika/narkoba. Datanglah Kaye ke kantor polisi setempat

Kaye : Pak polisi, saya mau menyerahkan diri

Pak polisi : Lho, kenapa anda menyerahkan diri kepada kami, apa salah anda?

Kaye : Saya telah dengan sengaja mengedarkan dan mengonsumsi narkoba, Pak

Pak polisi : Baiklah, saya akan memeriksa anda dan mencari bukti-bukti nya

Narator : Setalah Kaye menyerahkan diri kepada polisi, polisi memeriksa dan mencari

bukti fatualnya. Setelah 2 hari Kaye mendekam didalam jeruji besi penjara, polisi

menemukan bukti bahwa Kaye telah mengonsumsi narkoba yang diedarkan oleh Ferdi serta

mengedarkan narkoba kepada adiknya (Talitha) serta dengan setengah sadar mengendarai

mobil dan menabrak pacarnya (Maddy). Akhirnya Kaye diadili di Peradilan serta mendapat

hukuman penjara seumur hidup.

Hakim : Kepada saudara Kaye, benarkah anda telah melakukan tindakan berikut :

Page 19: Drug Dealers Story

- Mengonsumsi obat-obatan terlarang/narkotika/narkoba

- Mengedarkan obat-obatan terlarang/narkotika/narkoba

- Menabrak korban dengan setengah sadar dengan mobil

Kaye : Benar Pak Hakim, saya telah melakukan semua itu dan saya siap

menanggung segala hukuman yang Pak Hakim berikan.

Hakim : Baiklah, dengan kasus pelanggaran tersebut, anda telah melanggar undang-

undang narkotika rangkap dengan pasal 112 UU RI no 35 tahun 2009 dan pasal 196 UU Rino

36 tahun 2009 dengan maksimal hukuman mati. Saudara Kaye, anda kami kenakan hukuman

penjara seumur hidup. Dok..Dok..Dok..

Narator : Dengan hukuman penjara seumur hidup, kaye hanya bisa berserah

dan berdoa kepada Tuhan berharap ada mujizat yang datang. Kaye merasakan sangat

sengsara hidup di balik jeruji besi penjara. Kaye hanya bisa menerima keadaan dan

menganggap keadaan ini adalah tanggung jawab dari perlakuan Kaye dahulu.