Tugas Novel

2
Tugas Novel Nama : Chandra Yunianto No : 3 Kelas : 8B 1. Judul Novel :“Miskin kok mau Sekolah...?!” Sekolah dari Hongkong...!!! 2. Tebal Novel : 392 halaman 3. Penerbit Novel : Diva Press 4. Pengarang Novel : Wiwid Prasetyo 5. Penokohan dan Perwatakan : Budi Totol : baik, suka menolong, perhatian terhadap orang lain, bersemangat tinggi Iwan Grumpung: baik,berfikir positif. Slamet Garuk : baik, suka menolong, berbicara seenaknya. Riris : baik, pintar menasehati, perhatian terhadap orang lain, bercita-cita tinggi Darkun : pemberani , baik , ingin selalu diperhatikan. Sultan : baik Tukino : baik Bongsor : baik Bagong : baik Ibunya Riris : kurang baik (karena menjual anaknya agar bekerja di Sahara Nite Club untuk melunasi hutang- hutangnya) Koh A bun : kejam, jahat Wak Bayan : kejam, jahat Pak Giri : kejam, jahat Pak Rifky : baik, menasehati budi dan teman-temannya agar tidak jadi dulu pergi ke Paris sebelum mereka mendapatkan ilmu pengetahuannya yang cukup Pak Coki : kejam, jahat Ustad Azari : baik, lemah lembut,sabar 6. Latar : Latar Waktu : pagi hari, siang hari, malam hari Latar Tempat : di hotel, di gerbong kereta, di stasiun, di rumah, di Selat Malaka, di Pantai Wiracarita, di diskotik, di kampung buntalan mayat, di pemakaman, di sekolah madrasah

Transcript of Tugas Novel

Tugas NovelNama : Chandra YuniantoNo : 3Kelas : 8B

1. Judul Novel :“Miskin kok mau Sekolah...?!” Sekolah dari Hongkong...!!!

2. Tebal Novel : 392 halaman3. Penerbit Novel : Diva Press4. Pengarang Novel : Wiwid Prasetyo5. Penokohan dan Perwatakan :

Budi Totol : baik, suka menolong, perhatian terhadap orang lain, bersemangat tinggi Iwan Grumpung: baik,berfikir positif.Slamet Garuk : baik, suka menolong, berbicara seenaknya.Riris : baik, pintar menasehati, perhatian terhadap orang lain, bercita-cita tinggi Darkun : pemberani , baik , ingin selalu diperhatikan.Sultan : baikTukino : baikBongsor : baikBagong : baikIbunya Riris : kurang baik (karena menjual anaknya agar bekerja di Sahara Nite Club

untuk melunasi hutang-hutangnya)Koh A bun : kejam, jahatWak Bayan : kejam, jahatPak Giri : kejam, jahatPak Rifky : baik, menasehati budi dan teman-temannya agar tidak jadi dulu pergi ke

Paris sebelum mereka mendapatkan ilmu pengetahuannya yang cukupPak Coki : kejam, jahatUstad Azari : baik, lemah lembut,sabar

6. Latar :Latar Waktu : pagi hari, siang hari, malam hariLatar Tempat : di hotel, di gerbong kereta, di stasiun, di rumah, di Selat Malaka, di Pantai

Wiracarita, di diskotik, di kampung buntalan mayat, di pemakaman, di sekolah madrasah

Latar Suasana : tegang, gembira, sedih7. Sinopsis :

Keempat sahabat yang berusaha menjadi tukang semir handal dan berkeinginan berkeliling dunia tetapi keadaan dan ujian merubah mereka menjadi kehilangan teman, keluarga, dan harapan. Ketika mereka mulai putus asa dengan hidup mereka maka pertolongan Allah pun datang. Setelah harapan menjadi tukang semir yang handal dan pergi keliling dunia itu musnah tanpa disadari Allah telah menggantinya dengan kenikmatan yang lebih baik dan yang lebih bagus yaitu kenikmatan bersekolah agar kelak ketika mereka meninggal dan ditanya oleh malaikat apa yang dipersembahkannya untuk Allah maka mereka menjawab aku persembahkan ilmu pengetahuan untuk Allah SWT. Setelah mereka mendapatkan sekolah dan akhirnya mereka dapat membaca tetapi tiba-tiba Allah menguji mereka kembali dengan

terbakarnya gedung sekolah mereka yang menewaskan guru dan temannya. Sekarang ini tinggal dua orang sahabat yang masih tersisa dan salah satu dari mereka berdua berpikir lebih baik mereka berpisah dari pada mereka tetap bersama menjadi sahabat namun tak saling berkomunikasi satu sama lain. Keputusan itu diambil karena jika mereka tetap bersama menjadi sahabat maka suatu ketika salah satu dari mereka ada yang meninggal akan membuat satu orangnya lagi akan bersedih. Setelah beberapa tahun Allah mentakdirkan mereka bertemu kembali dengan cerita kehidupan yang berbeda.

8. AmanatSebelum kita melakukan sesuatu hal maka pikirlah dulu. Jangan menilai orang dari luarnya tetapi dalam hatinya. Jangan menuruti kata orang tua yang menjurumuskan kita dalam kemaksiatan.