Tugas Modul 1 EPP

5
b. Sumbangan dari Masing – Masing Sektor dalam Perekonomian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) atau Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian secara umum memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif rendah, yaitu hanya di kisaran 2,8% (2004) dan 4,8% (2008). Ketika dilihat lebih detail terhadap lima subsektor pertanian maka didapati bahwa subsektor Perikanan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik, bahkan dalam dua tahun terakhir tingkat pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan PDB. Seperti pada table berikut Tabel 1. Perbandingan Pertumbuhan Sektoral (%) Lapangan usaha 2001 200 2 200 3 200 4 200 5 200 6 200 7 200 8 200 9 201 0 201 1 201 2 1. petanian 3,3 3,4 3,8 2,8 2,7 3,4 3,5 4,8 4,0 3,0 3,4 4,0 a. tanaman bahan makanan 0, 2 2,1 3,6 2,9 2,6 3,0 3,4 6,1 5,0 1,6 1,8 2,9 b. tanaman perkebunan 7,8 5,8 4,4 0,4 2,5 3,8 4,6 3,7 1,7 3,5 4,5 5,1 c. Peternakan & hasil2nya 9,5 6,5 4,1 3,3 2,1 3,4 2,4 3,5 3,5 4,3 4,8 4,8 d. 2,4 2,3 0,5 1,3 - - - 0,0 1,8 2,4 0,8 0,2

description

tugas modul epp fpub

Transcript of Tugas Modul 1 EPP

b. Sumbangan dari Masing Masing Sektor dalam Perekonomian terhadap GDP ( Gross Domestic Product ) atau Produk Domestik Bruto

Sektor Pertanian secara umum memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif rendah, yaitu hanya di kisaran 2,8% (2004) dan 4,8% (2008). Ketika dilihat lebih detail terhadap lima subsektor pertanian maka didapati bahwa subsektor Perikanan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik, bahkan dalam dua tahun terakhir tingkat pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan PDB. Seperti pada table berikut

Tabel 1. Perbandingan Pertumbuhan Sektoral (%)Lapangan usaha200120022003200420052006200720082009201020112012

1. petanian3,33,43,82,82,73,43,54,84,03,03,44,0

a. tanaman bahan makanan0,22,13,62,92,63,03,46,15,01,61,82,9

b. tanaman perkebunan7,85,84,40,42,53,84,63,71,73,54,55,1

c. Peternakan & hasil2nya9,56,54,13,32,13,42,43,53,54,34,84,8

d. kehutanan2,42,30,51,3-1,5-2,9-0,80,01,82,40,80,2

e. perikanan4,93,45,05,65,96,95,45,14,26,07,06,5

2. pertambangan0,35,35,36,44,64,64,73,72,24,76,15,7

3. industry pengolahan3,35,35,36,4`4,64,64,73,72,24,76,15,7

4. listrik,gas dan air bersih7,98,94,95,36,35,810,310,914,35,34,86,4

5. konstruksi4,65,56,17,57,58,38,57,67,17,06,67,5

6. perdagangan hotel dan 3,94,35,45,78,36,48,96,91,38,79,28,1

7. pengangkutan dan komunikasi8,18,412,213,412,814,212,016,615,813,410,710,0

8. keu, real estat dan jasa perus6,86,76,77,76,75,58,08,25,25,76,87,1

9. jasa jasa3,23,84,45,45,26,26,46,26,46,06,75,2

PDB3,64,54,85,05,75,56,36,04,66,26,56,2

PDB Tanpa Migas4,95,25,76,06,66,16,96,55,06,67,06,8

Data yang terdapat dalam Tabel 1 tersebut memang hanya menggambarkan lebih lanjut transformasi struktural yang telah terjadi dalam perekonomian Indonesia. Data ini juga hanya menyajikan secara global perubahan tingkat pertumbuhan antarsektor/subsektor. Belum mampu mendeskripsikan tentang apa yang terjadi, yang menjadi penyebab atas dinamika tingkat pertumbuhan yang ada. Hal ini tentu membutuhkan elaborasi lebih lanjut. Namun setidaknya ada beberapa hal yang dapat dicatat dari uraian tersebut di atas, yaitu: (1) sektor pertanian mengalami penurunan kontribusi bagi perekonomian Indonesia sebagai akibat proses industrialisasi selama empat dekade terakhir; (2) proses transformasi struktural tidak diikuti secara selaras oleh transformasi ketenagakerjaan, tenaga kerja di sektor pertanian masih cukup tinggi ketika kontribusi ekonominya sudah sangat rendah; (3) sektor pertanian tetap penting utamanya dalam konteks ketahanan pangan, namun proses industrialisasi sepertinya tidak mengait dengan sektor pertanian ini. Hal ini terlihat dari tingkat pertumbuhan subsektor industri makanan, minuman dan tembakau yang relatif tinggi tetapi subsektor tanaman bahan makanan memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat rendah.

Sektor Pertanian: Peran Penting dan Problema Pembangunan Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh Syafa'at (2005) menerangkan bahwa sektor pertanian memberikan peranan yang penting dalam perekonomian setidaknya dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi penduduk pedesaan dimana sebagian besar penduduk pedesaan bermata-pencaharian utama sebagai petani; 2. Sebagai penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penduduk yang jumlahnya semakin bertambah; 3. Sebagai pemacu proses industrialisasi, utamanya bagi industrialisasi yang memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan sektor pertanian; 4. Sebagai penyumbang devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan produkproduk pertanian yang tradable dan berorientasi pada pasar ekspor; dan5. Sebagai pasar bagi produk dan jasa sektor nonpertanian

Dapus

Asian Development Bank. (2009). Operational plan for sustainable food security in Asia and the Pacific. Mandaluyong City, Philippines: Asian Development Bank.

Syafa'at, N., et al. (2005). Pertanian Menjawab Tantangan Ekonomi Nasional: Argumentasi Teoritis, Faktual dan Strategi Kebijakan. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama.