tugas mingguan vcfghjnvc

27

Click here to load reader

description

Ccssfujbvg cxdfhjbbvcxxzasfgjkllpiuytdssxcvn vxzssryiolknvxd cxddgjbv ffgbvcxdgbvźa6ijbcvccvvb

Transcript of tugas mingguan vcfghjnvc

JENIS-JENIS CAIRAN INFUS DAN PERHITUNGAN TETESAN INFUSDEFINISIAsupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makan dan minum, dan dikeluarkan dalam jumlah yang relative sama. Ketika terjadi gangguan homeostasis, harus segera diberikan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit. Perubahan dari keseimbangan ini, misalnya oleh karena suatu penyakit atau keadaan yang menyertai suatu penyakit akan mempengaruhi kehidupan dan fungsi sel.Untuk mendapatkan hasil yang adekuat, serta manghindari komplikasi terapi cairan, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai cairan tubuh itu sendiri, gangguan keseimbangan cairan, dan penatalaksanaannya.Tubuh terdiri dari komponen : mineral dan glikogen 6%, lemak 20,8%, protein 17,0%, dan air 57%. Di dalam tubuh kandungan air pada :1. Anak-Anak = 70-80%2. Remaja- Dewasa= 60%3. Manula =50%3 .

A. Jenis dan jumlah cairan tubuhCairan tubuh 60% dibagi tiga, yaitu: Cairan ekstraseluler 20%, cairan intraseluler 40%, dan cairan transeluler 1-3% dari berat badan ( 15 ml/KgBB), di mana cairan ini terdapat oleh karena pengangkutan aktif cairan ekstraseluler melalui epitel dari : 7 ml/KgBB pada saluran cerna 2 ml/KgBB pada saluran empedu 6 ml/KgBB pada saluran getah beningCairan ekstraseluler dan cairan intraseluler dipisahkan oleh membran sel. Isi cairan ekstraseluler adalah plasma darah 5% dan cairan interstitial 15%3.Kompartemen tubuhPre termNeonatusInfant

Pria dewasa

Wanita dewasaManula

Ekstraselular 60%29%15%15%20%

intravaskular4%4%

5%6%

interstitial25%

11%10%15%

intraselular30%48%35%35%25%

Tabel Komposisi Cairan Tubuh

BMIntraseluler(Meq/L) Ekstraselular (mEq/L) Intravaskuler InterstitialNatrium 23,0 10 145 142Kalium 39,1 140 4 4Kalsium 40,1 100 x/menit4. Diuresis 0,5 ml/kg/hour5. saturation: 70%6. Hilangnya kolaps vena perifer7. Perubahan turgor, kemerahan, akral hangat.8. Perubahan elektrolit.

CARA MENHITUNG TETESAN INFUS1. Dewasa: (makro dengan 20 tetes/ml) TETESAN PERMENIT = JUMLAH CAIRAN YANG MASUK X 3LAMANYA INFUS (JAM) TETESAN PERMENIT = KEBUTUHAN CAIRAN X FAKTOR TETESANLAMANYA INFUS (JAM) X 60 MENIT Keterangan:Faktor tetesan infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes/menit, 15 tetes/menit dan 20 tetes/menit).Contoh:Seorang pasien dewasa diperlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol) dalam 1 jam maka tetesan per menit adalah:TETESAN PERMENIT= 1000 ml /1 X 3 = 333/menitTETESAN PERMENIT= 1000 ml x 20 / 1 x 60 menit = 333/menit2. Anak:TETESAN PERMENIT (MIKRO) = JUMLAH CAIRAN YANG MASUK LAMANYAINFUS (JAM)Contoh:Seorang pasien neonatus diperlukan rehidrasi dengan 250 mikroL dalam 2 jam, maka tetesan per menit adalah:TETESAN PERMENIT (MIKRO) = 250 / 2 = 125 TETES PERMENIT

DAFTAR PUSTAKADharma A, Lukmanto P, CV EGC. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta, 1981.Ery Leksana. Terapi Cairan dan Elektrolit. Semarang. 2004; FK UNDIPGuyton AC. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. TerjemahanHendarto W. Terapi Cairan . Kumpulan Karya Ilmiah Anestesiologi, 1992 ; 8-16.Marwoto. Dasar Dasar Terapi Cairan. Kumpulan Makalah Anestesiologi. Semarang. 2001.Murhadi, dkk. Anestesiologi. Jakarta. 1989; FKUIhttp://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/Cairan

MACAM-MACAM OBAT EMERGENCY DAN PERHITUNGAN DOSIS

1. NOKOBA (0,4mg/ml)Indikasi : Mengatasi depresi napas yang dipicu oleh opioid

Dosis, Cara Pemberian dan Lama pemberian Untuk digunakan pada masa paskabedah, dosis harus dititrasi untuk tiap pasien agar efek pada pernapasan optimum dan pada saat yang sama menjaga analgesia yang memadai. Dengan injeksi intravena, 100-200 mcg (1,5-3 mcg/kg); bila reaksi tidak memadai, naikkan dosis 100 mcg tiap 2 menit; dosis lanjutan dengan injeksi intramuskuler setelah 1-2 jam bila diperlukan.

Untuk keracunan opioid Injeksi intravena 0,4-2 mcg diulangi setiap interval 2-3 menit sampai dicapai maksimum 10 mg .Sediaan Nokoba 0,4mg/ml dengan 1mg = 1000 mcg (400mcg/ml) bias dilarutkan dengan dextrose 5% atau NaCl 0,9%.

2. TRAMADOL (100mg/2ml)Indikasi: Mengobati nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca bedah.

Dosis Pemberian secara I.V. harus diberikan secara perlahan dalam waktu 2-3 menit. Untuk nyeri pasca operasi, dosis awal adalah bolus 100 mg, jika perlu dapat ditambahkan 50 mg setelah 60 menit kemudian, dan dapat dilanjutkan setiap 10-20 menit sampai tercapai dosis total 250 mg.Dosis total sehari tidak boleh melebihi 400 mg. Pada pasien dengan bersihan kreatinin < 30 ml/menit atau dengan gangguan fungsi berat hati maka interval dosis yang dianjurkan adalah 12 jam.

Peringatan dan Perhatian Tramadol harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan trauma kepala, tekanan intrakranial yang meningkat, gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat dan pada pasien yang cenderung mengalami kelainan konvulsif atau syok. Obat ini harus diberikan secara hati-hati jika mengobati pasien dengan depresi pernapasan atau jika diberikan bersama-sama dengan obat yang mendepresi susunan saraf pusat.3. LIDOCAIN Indikasi : Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on TDosis Dosis 1 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jamKontraindikasi Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama idioventrikuler

4. MSULFAS ATHROPINE (0,25mg/ml)Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikulerIndikasi asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)Kontra indikasi bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.5. DOPAMINMisalnya : Doperba dan Dopamain GuiliniSediaan 1 Ampul 10 cc = 200 mgINDIKASI: Shock yang berhubungan dengan CRF,INFARK MIOCARD, RENAL FAILUREDOSIS I.RINGAN : 3-5 g/kgBB/menit Fungsinya : Mengsktifksn reseptordopamine dan vasodilator ginjal.II.SEDANG : 5-10 g/kgBB/menit Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure,mengaktifkan reseptor, meningkatkankontraktilitas dan meningkatkan CardiacOutput.III. BERAT : 10-20 g/kgBB/menit Fungsinya : Vasokonstriksi vena dan arteridan mengaktifkan reseptor EFEK SAMPING: Mual, muntah, Aritmia dan Diare DOSIS YANG DIMINTA X 60 JUMLAH PENGENCERANCONTOH : Berikan 1 g/kgBB/menit denganBB : 50 kg dan dosis sediaan Dopamin 200 mgdalam 500cc Nacl ?1 mg = 1000gCara :Jumlah Pengenceran = 200 mg = 0,4 mg/ccdalam 500 cc Nacl= 400 g/ccJadi : 1 g x 50 kg x 60= 7,5 cc/jam 400 g/cc6. MAGNESIUM SULFAT (MGSO4)Indikasi Direkomendasikan untuk pengobatanTorsades de pointespada ventrikel takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsiaDosis untukTorsades de pointes1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam7. MORFIN (10mg/ml)Indikasi : Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelahcardiac arrest.Dosis : 2-10 mg dilarutkan dalam 10cc aqua bidest dapat diulang 5 30 menit8. NATRIUM BIKARBONATIndikasi Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.Dosis : 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya. Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.9. KALSIUM GLUCONAT / KALSIUM CHLORIDAIndikasi Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk mencegah transfusi masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lamaDiberikan secara pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan dripDosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat

10. FUROSEMIDE / LASIX (20mg/2ml)Indikasi Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otakEfek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi, dehidrasi dan hipokalemiaDosis 20 40 mg intra vena

11. DIAZEPAM / STESOLID (10mg/2ml)Indikasi Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanusEfek samping dapat menyebabkan depresi pernafasanDosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.

12. NORADRENALINE (VASCON)SEDIAAN1 cc = 1 mgINDIKASI Hipotensi berat dengan tahanan perifertotal yang menurunkan dosis. FUNGSIVasokonstriktor yang meningkatkan BP danInotropik yang kuat (Stimulator reseptor )DOSIS0,05 g/kgBB/menit

RUMUS PEMBERIAN DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60JUMLAH PENGENCERANCONTOH : Berikan 0,01 g/kgBB/menit dengansediaan vascon 4 ml (4 mg) dalam 500 cc Nacldengan BB 40 kg ?Cara : Jumlah Pengenceran =4 mg = 0,008 mg500 cc= 8g/ccJadi :0,01 g x 40 kg x60 = 3 cc/jam 8g/cc

13. ADRENALINE / EPHINEPRINE (1mg/ml)Indikasi henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau syok anfilaktik, hipotensi. FUNGSISebagai Stimulus Reseptor Adrenergic.Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 35 menit, Untuk reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 mcg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 mcg/mnt.DOSIS DIMINTA X BERAT BADAN X 60 JUMLAH PENGENCERANCONTOH : Berikan 0,1 g/kgBB/menit denganBB 50 kg dan sediaan Adrenalin 1 mg dalam 500cc Nacl ?Cara : Jumlah pengenceran = 1 mg = 0,002 mg/cc500 cc= 2g/ccJadi :0,1 g x 50 kgx 60 = 150 cc/jam2 g/cc

14. ANTI KOAGULAN / HEPARINIndikasi : Diberikan pada pasien AMI, UnstableAngina Pasien DVT Monitoring dengan pemeriksaan koagulasi(PTTK)Dosis : kelipatan 250 unit SEDIIAN : 1 Vial = 25000 unit = 5 ccJadi 1 cc = 5000 unit

RUMUS PEMBERIANDOSIS DIMINTAJUMLAH PENGENCERANCONTOH : Berikan 500 unit/jam heparindengan sediaan heparin 20000 unit dalam 500 ccNacl ?Cara : Jumlah Pengenceran = 20000 unit = 40 ui/cc500 ccJadi : 500 unit/jam = 12,5 cc/jam 40 unit/cc

15. CORDARONE Misalnya : AmiodaroneINDIKASIAntiaritmiaSEDIAAN1 Ampul = 3 cc = 150 mgRUMUS PEMBERIANDOSIS DIMINTAJUMLAH PENGENCERAN X JAM PEMBERIANCONTOH :Jika dosis sediaan Cordarone 600 mg dalam500 cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20jam ?Cara : Jumlah Pengenceran = 600 mg = 1,2 mg/cc500 ccJadi : 300 mg = 12,5 cc/jam 1,2 mg/cc x 20 jamJika sediaan Cordarone 300 mg dalam 500 ccNacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam?Cara :Jumlah Pengenceran = 300 mg = 0,6 mg/cc500 ccJadi :300 mg = 25 cc/jam 0,6 mg/cc x 20 jam

16. DILTIAZEM / HERBESSER (50mg)Indikasi Angina pektoris kronis yang stabil ; Hipertensi.1,2; Supraventricular tachyarrythmiaDosis Untuk takiaritmia supraventrikular : 10 mg secara IV lambat selama 3 menit. Untuk penanganan TD abnormal yang meningkat selama operasi : 10 mg IV lambat selama > 1 menit, dilanjutkan 5-15 mcg/menit/kg berat badan secara infus IV drip. Untuk hipertensi gawat darurat : infus IV drip 5-15 mcg/menit/kg berat badan, sesudah penurunan TD mencapai target, kecepatan infus disesuaikan.

17. MIDAZOLAM (DORMICIUM)Indikasi Premedikasi sblm induksi anestesi (IM). Induksi & pemeliharaan selama anestesi. Sedasi basal sblm tindakan diagnostik atau pembedahan, diberikan mil anestesi lokal (IV)Dosis Induksi anestesi IV perlahan 2.5 mg dim 10 detik. Sedasi basal 1 mg dim 30 detik. Efek timbul 2 mnt stlh suntikan. Premedikasi sblm op nyeri sblm tindakan bedah, tunggal atau kombinasi dg antikolinergik & analgesik (jika analgesik kuat, diberikan lebih dahulu). IM: Dws 0.070-0.10 mg/kgBB, dosis lazim: 5 mg. Usia lanjut/lemah IM: 0.025-0.05 mg/kgBB. Diberikan 30 mnt sblm induksi anestesi. Induksi basal IV Basal sedasi pd tindakan diagnostik/bedah dilakukan dg anestesi lokal. Dosis awal: 2.5 mg, 5-10 mnt sblm op. Selanjutnya dosis 1 mg, jika perlu. Kasus berat, pasien lemah, usia lanjut dosis awal diturunkan hingga 1-1.5 mg. Induksi anestesia & anestesia sadar 10 mg IV. Dosis dikurangi utk lanjut usia (> 55 thn)

TEORI ASAM BASA DAN PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAHAnalisa Gas DarahA. PengertianAnalisa gas darah adalah pengambilan darah arteri melalui fungsi untuk memeriksa gas-gas dalam darah yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisma. Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.Pemeriksaan gas darah dan PH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai: keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darahUkuran-ukuran dalam analisa gas darah: PH normal 7,35-7,45 Pa CO2 normal 35-45 mmHg Pa O2 normal 80-100 mmHg Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l HCO3 normal 21-30 mEq/l Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3 Saturasi O2 lebih dari 90%.Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan ASTRUP, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. FemoralisTempat-tempat pengambilan darah untuk AGD1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen test negatif.2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

B. TujuanTujuan dari pemeriksaan analisa gas darah adalah1. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel2. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.3. Kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2.4. Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri.C. prinsip1. Gunakan tehnik steril2. Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurisma3. Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm4. Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf5. Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan6. Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang arteri lineD. alat dan cara1. Alata. 1 Buah spuit 2,5 cc yang disposible.b. 1 buah spuit 1 cc yang disposible.Perlak/alasc. Heparind. Kapas alcohole. Bak spuitf. Bengkokg. Penutup udara dari kareth. Wadah berisi esi. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi: nama, tanggal dan waktu, apakah menerima O2, bila ya berapa liter dan dengan rute apa.

E. Nilai hasil pemeriksaan AGD

RangeInterpretasi

Ph7,35-7,45pH/H menunjukkan jika pasien asidosis (pH45 ataualkalosis (pH>7,45; H