Tugas Membuat Paper
-
Upload
dhita-herlyana -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of Tugas Membuat Paper
Analisis Kualitas Perairan Sungai Musi Kota PalembangTahun 2015
Ayu Tri darmawati, Betty Andriani, Eka Apriyani, Dessy Winda Wati, Dan Desti Dwi Lestari
Mahasiswa Alih Program 2014 Fakulas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
E-mail : [email protected]
Abstrak
Sungai Musi merupakan sungai yang mempunyai peranan sangat besar bagi
masyarakat sekitar Kota Palembang, selain sebagai sumber air yang dimanfaatkan
masyarakat untuk air minum dan mandi, juga merupakan media transportasi baik untuk
perdagangan ataupun pengiriman barang, bahkan sebagai sumber mata pencarian
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.
Guna menjaga kualitas sungai Musi di kota Palembang agar kualitas dan
fungsinya tetap terjaga perlu dilakukan pemantauan kualitas air karena Sungai Musi
yang kita ketahui juga merupakan badan penerima bagi limbah cair yang dihasilkan dari
industri atau kegiatan, baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah. Untuk itu
perlu melakukan pemantauan kualitas air sungai dengan parameter pemeriksaan yaitu
pH, Suhu, TDS, dan DO.
Metode yang digunakan pada saat pengambilan sampel air yaitu menggunakan
metode komposit. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik yaitu titik pertama di
wilayah Benteng Kuto Besak (BKB), titik kedua di Boom Baru dan titi ketiga di Pulau
Kamaro dengan mengukur 3 bagian yaitu bagian permukaan, tengah dan dasar.
Hasil dari pemeriksaan kualitas air Sungai Musi Kota Palembang tahun 2015
untuk pH dan suhu masih berada pada baku mutu, sedangkan untuk TDS dan DO yang
mengalami pengingkatan dan penurunan nilai, sehingga belum memenuhi standar baku
mutu lingkungan berdaarrkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 16
tahun 2005.
Kata kunci: pH, Suhu, DO, TDS, 1. Pendahuluan
Kota Palembang terletak antara
2052’ sampai 305’ LS dan 104037’
sampai 104052’ BT dengan ketinggian
rata-rata 8 meter dari permukaan laut.
Kota Palembang merupakan kota tepian
sungai dengan Sungai Musi yang
mengalir kearah timur kota dan
bermuara keselat bangka, serta memiliki
beberapa anak sungai. Adapun sistem
Daerah Aliran Sungai di kota
Palembang terbagai menjadi 19 Sistem
Aliran yang sebagian besar DAS ini
bermuara di Sungai Musi.
Sungai Musi merupakan Induk dari
sungai dari sungai yang ada diwilayah
kota palembang, dan berfungsi untuk
mendukung aktivitas yang dilakukan
oleh masyarakat, seperti untuk
transportasi air, sumber air minum , air
pertanian dan peternakan juga sebagai
bahan baku air bersih PDAM Tirta
Musi dengan debit rata rata 20.776.522
m3/bln serta sebagai bahan baku proses
pada beberapa industri yang berada
dipinggir aliran sungai.I.
Disamping menggunakan air
sungai sebagai sumber air untuk
proses industri dan kegiatan, sungai
juga digunakan sebagai badan
penerima bagi limbah cair yang
dihasilkan dari industri atau kegiatan,
baik yang sudah diolah maupun yang
belum diolah. Untuk itu agar kualitas
air sungai ada dikota Palembang tetap
terjaga kualitasnya perlu dilakukan
pengelolaaan lingkungan yang tepat
dan berkelanjutan.
Salah satu aspek penting dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
Pemantauan Kualitas Lingkungan
secara kontinu salah satunya dengan
melakukan pemantauan Kualitas Air
Sungai hingga diperoleh data base dan
trend kualitas lingkungan yang dapat
memberikan informasi faktual tentang
kondisi lingkungan masa sekarang
sehingga dapat dirancang alternatif
pengelolaan lingkungan hidup yang
akan diterapkan dimasa datang.Tujuan
pemantauan kualitas air sungai musi
adalah agar mengetahui keadaan dan
kualitas air sungai berdasarkan
Parameter Fisik ( Suhu, TDS, PH dan
DO) yang memenhuhi syarat baku
mutu lingkungan berdasarkan
PERGUB Sumatera Selatan NO 16.
Tahun 2005.
2. Metode
Alat yang digunakan untuk
mengambil sample air berupa
Vandorn, sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur kualitas
air sungai yaitu Ph meter,Do meter
dan TDS meter. Bahan yang
digunakan yaitu Air Sungai Musi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara komposit yaitu sampel diambil
sebanyak 3 kali pada sungai dalam
kondisi pasang, lalu dimasukkan
kedalam ember dan dilakukan
pengukuran disetiap parameter.
Pengambilan sampel dilakukan
pada tiga titik yaitu titik pertama di
wilayah Benteng Kuto Besak (BKB)
dengan mengukur 3 bagian yaitu
bagian permukaan, tengah dan dasar.
Titik kedua di wilayah Pelabuhan
Boom Baru dengan mengukur 3
bagian yaitu bagian permukaan,
tengah dan dasar. Titik ketiga di
Wilayah Pulau Kemaro dengan
mengukur 3 bagian yaitu bagian
permukaan, tengah, dan dasar.
Pengambilan sampel air dilakukan
pada siang hari pada pukul 13.00-
15.00 WIB.
3. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil1. Ph
Permukaan Tengah Dasar
BKB 6.8 6.8 6.9
Bombaru 6.9 6.9 6.9
P.Kamar
o
6.9 6.9 6.9
2. Suhu
Permukaan Tengah DasarBKB 29.1 29.1 29.3
Bombaru 32.2 23 29.2
P.Kamar
o
29.4 29.5 29.2
3. TDS
Permukaa
n
Tenga
h
Dasa
r
BKB 23 22 22
Bombaru 29.2 22 21
P.Kamar
o
20 21 20
4. DO
Permukaa
n
Tenga
h
Dasa
r
BKB 4.3 5.5 5.4
Bombaru 10.2 19.4 14.3
P.Kamar
o
3.3 12.3 12.4
B. Pembahasan
1. Derajat Keasaman (Ph)
Grafik Ph
Per-mukaan
Tengah Dasar6.746.766.78
6.86.826.846.866.88
6.96.92
BKBBombaruP.Kamaro
Berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan No.16
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air untuk air kelas I
sampai dengan kelas IV yaitu berkisar
antara 6-9,. Pada grafik diatas,
pengukuran nilai Ph pada setiap titik
dan satiap bagian (permukaan, tengah
dan dasar) masih memenuhi baku
mutu lingkungan yaitu nilai Ph berada
pada range 6-7. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai Ph pada air sungai musi
dalam keadaan netral atau normal.
2. Suhu
Grafik Suhu
Permukaa
n
Tengah Dasa
r05
101520253035
BKBBoombruP. Kemaro
Berdasarkan grafik suhu perairan
sungai musi berkisar antara 23 -29C
yang merupakan suhu alami. Menurut
Adriman (1995) bahwa banyak
aktivitas hewan air dikontrol oleh
suhu misalnya pemijahan,
pemangsaan, perkembangan embrio
dan kecepatan metabolisme.
Nybakken (1988) menjelaskan bahwa
suhu merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam mengatur
proses kehidupan dan penyebaran
organisme. Kaidah umum menyebutkan
bahwa reaksi kimia dan biologi air
(proses fisiologis) akan meningkat 2
kali lipat pada kenaikan temperatur
100C, selain itu suhu juga
berpengaruh terhadap penyebaran dan
komposisi organisme. Kisaran suhu
yang baik bagi kehidupan organisme
perairan adalah antara 18-30C.
Berdasarkan hal tersebut, maka suhu
perairan dilokasi penelitian sangat
mendukung kehidupan organisme
yang hidup di dalamnya.
3. Total Suspended Solid (TDS)
Grafik TDS
Permukaa
n
Tengah Dasa
r05
101520253035
BKBBoomBaruP.Kemaro
Jika dilihat pada grafik, nilai TDS
pada tiga dititik dan 3 bagian
(permukaan,tengah dan dasar) masih
dibawah ambang baku mutu air
sungai . Nilai TDS yang didapat dari
pengukuran tiga titik tersebut berkisar
antara 20-29 mg/L. Nilai TDS sesuai
dengan SK Gubernur Sumatera Selatan
No. 16 Tahun 2005 yaitu 1000 mg/L,
sedangkan hasil pengukuran nilai TDS
yang didapat masih sangat jauh dari
standar baku mutu perairan air sungai.
Rendahnya nilai TDS disebabkan
karena belum sepenuhnya musim hujan,
sehingga curah hujan yang rendah
menyebabkan partikel-partikel tanah
diwilayah perairan tersebut tidak
dibawa oleh air hujan.
. 4. Oksigen Terlarut (DO)
Grafik DO
Permukaa
n
Tengah Dasa
r0
5
10
15
20
25
BKBBoomBaruP.kemaro
Oksigen terlarut adalah banyaknya
oksigen yang terlarut di dalam air
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan
dasar untuk kehidupan tamanam dan
hewan di dalam air. Kehidupan
makhluk hidup di dalam air tergantung
dari kemampuan air untuk
mempertahankan konsentrasi oksigen
minimal yang dibutuhkan untuk
kehidupannya.
Semakin tinggi suhu air, semakin
rendah tingkat kejenuhan oksigen
terlarut. Konsentrasi oksigen terlarut
yang terlalu rendah akan mengakibatkan
ikan-ikan dan binatang air lainnya yang
membutuhkan oksigen akan mati.
Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut
yang terlalu tinggi juga mengakibatkan
proses perkaratan semakin cepat karena
oksigen akan mengikat hidrogen yang
dilapisi permukaan logam.
Berdasarkan SK Gubernur
Sumatera Selatan No. 16 Tahun 2005
baku mutu DO adalah 6mg/L, maka
nilai yang memenuhi baku mutu
lingkungan adalah minimal 6mg/L.
pada grafik diatas, nilai DO yang
didapatkan dari pengukuran pada setiap
titik berbeda-beda, pada titik BKB
berkisar 4-5 mg/L, pada titik Bom Baru
berkisar 10-19 mg/L dan pada titik
pulau kemaro berkisar 3-12 mg/L. Pada
setiap titik mengalami peningktan dan
penurunan nilai DO, Turunnya nilai DO
tersebut menunjukkan banyaknya
senyawa organik dan anorganik yang
bersifat reduktor didalam air hal ini
disebabkan karena banyaknya kegiatan
dipinggiran Sungai Musi seperti Rumah
tangga (limbah domestic) , atau industri,
4. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas terhadap
hasil analisa data penelitian maka dapat
disimpulkan :
1. Secara garis bersar nilai Ph pada air
sungai musi msaih memenuhi
standar baku mutu lingkungkungan
sesuai dengan SK Gubernur
Sumatera Selatan No. 16 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
2. Suhu pada perairan sungai musi
masih dalam keadaan normal,
sehingga sangat mendukung
kehidupan organisme yang hidup
di dalamnya.
3. Sungai musi memiliki nilai TDS
yang sangat jauh lebih rendah dari
standar baku mutu lingkungan
berdasarkan SK Gubernur
Sumatera Selatan No.16 Tahun
2005 yaitu 1000mg/L.
4. Berdasarkan hasil pengukuran
Oksigen Terlarut (DO) pada air
sungai musi berbeda-beda pada
setiap titik. Ada yang mengalami
pengingkatan dan penurunan nilai
DO, sehingga belum memenuhi
standar baku mutu lingkungan
berdasarkan SK Gubernur No. 16
tahun 2005 yaitu 6 mg/L.
Referensi:Adriman. 1995. Kualitas Perairan Pesisir Dumai Ditinjau Dari Karakteristik Fisika-
Kimia Dan Struktur Komunitas Hewan Benthos Makro. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hanafiah, Zazili., dkk. 2013. Distribusi Logam Kadmium dalam Air dan Sedimen di Sungai Musi Kota Palembang. Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 2(C).
Suheryanto., dkk. 2013. Kandungan Merkuri Total Pada Berbagai Jenis Ikan Cat Fishdi Perairan Sungai Musi Kota Palembang. Seminar Nasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Wijaya, Danu., dkk. 2010. Distribusi Longitudinal Ikan Berdasarkan Sumber Polutan Di Sungai Musi. Peneliti Pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum (BRPPU). Prosiding Seminar Nasional Limnologi V.