Tugas Mandiri Ekologi Hutan Tropis

download Tugas Mandiri Ekologi Hutan Tropis

of 5

description

Tugas Ekologi Hutan Tropis

Transcript of Tugas Mandiri Ekologi Hutan Tropis

TUGAS MANDIRI EKOLOGI HUTAN TROPISTUMBUHAN YANG DAPAT HIDUP DI LINGKUNGAN EKSTREM

NAMA:Madinna Rahmadewi

NPM

:1206201271

Berdasarkan studi dari jurnal, hasil pengamatan ini ditunjukkan bahwa P. major memiliki preferensi habitat spesifik, yaitu cenderung tumbuh pada habitat ekstrim dengan ketinggian tempat yang tinggi. Lingkungan tersebut cenderung memiliki rata-rata suhu rendah, kelembapan tinggi, tekanan udara rendah, curah hujan dan ketebalan awan tinggi serta intensitas cahaya yang tinggi. Tanaman ini mempunyai kisaran tumbuh yang luas hingga mencapai 3300 m dpl. Tingginya populasi P. major pada lingkungan ekstrim tersebut diduga di sebabkan oleh unsur kesengajaan manusia, karena tanaman ini sebenarnya bukan tumbuhan asli dari kawasan Asia Tenggara, melainkan introduksi dari daerah lain. Keberadaan P. major yang melimpah di Gunung Lawu merupakan akibat tindakan yang disengaja. Tanaman ini sengaja dibudidayakan manusia dengan memilih tempat penanaman terutama di sekitar puncak Gunung Lawu dengan tujuan agar jauh dari gangguan manusia maupun hama serta dengan harapan agar khasiat tanaman obat tersebut tinggi karena tumbuh pada lingkungan ekstrim. Beberapa jenis tanaman tanaman obat selama ini diketahui tumbuh di habitat dengan karakter lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu ekstrim rendah atau tinggi, tanah kekurangan air, pH tinggi atau rendah dan lain-lain. Pada lingkungan ekstrim tumbuhan akan beradaptasi antara lain dengan memproduksi lebih banyak senyawa metabolit sekunder. Cekaman dingin dan lembab direspon tumbuhan dengan produksi asam giberelat yang tinggi sehingga dapat menghasilkan saponin yang tinggi pula. Senyawa tersebut pada umumnya bermanfaat sebagai obat untuk berbagai kepentingan manusia. Dengan ukuran bijinya yang relatif kecil dan ringan, semestinya tanaman ini juga mudah terdistribusi dan tumbuh subur di bagian kaki gunung yang tingkat kesuburan tanahnya lebih tinggi, tetapi pada kenyataannya potensi penyebaran tersebut tidak terealisasi. Hal ini diduga akibat adanya halangan/barrier ekosistem yang membatasi daya adaptasinya di lingkungan kaki gunung.Selain itu tampak pula bahwa di lingkungan hutan yang didominasi oleh pohon-pohon

besar, P. majorjuga tidak mampu tumbuh dengan baik. Hal ini diduga karena jenis herba ini membutuhkan intensitas cahaya yang cukup tinggi sehingga tidak mampu tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan ternaung. Pada lingkungan ternaung P. major cenderung berhabitus tinggi, jumlah daun sedikit,tangkaidaunpanjang dan warna daun relatif pucat. Hal ini menunjukkan adanya pola adaptasitanaman pada lingkungan yang mengalami kekurangan cahaya. Selain itu pada lantai hutan yang banyak ditutupi seresah, diduga banyak menghasilkan senyawa alelopati yang dapat membatasi pertumbuhan vegetasi di sekitarnya

1. Acanthocereus pentagonus

Acanthocereus pentagonus berasal barat daya Amerika Serikat dan Meksiko utara dengan habitat gurun yang sudah dipastikan memiliki suhu tinggi dan udara yang kering. Acanthocereus pentagonus yang memiliki buah yang berair dan dapat dimakan. Ciri-ciri kaktus ini adalah batang muda yang berduri bisa dimakan sebagai sayuran baik dimasak atau mentah, sedangkan buah yang dapat dimakan dan manis. Adapatasi Acanthocereus pentagonus pada lingkungan ekstrem adalah daun ditutupi oleh kutikula yang tebal (mencegah penguapan air yang berlebihan), akar yang panjang dan lurus kebawah untuk mencari sumber air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri, lalu kaktus akan menyerap air selama periode basah agar dapat dipakai saat periode kering, dan mengandalkan fotosintesis CAM yakni suatu adaptasi metabolic untuk menghemat air dalam lingkungan kering. Oleh karena itu Acanthocereus pentagonus dapat hidup diwaktu yang lama dalam kondisi miskin air dan suhu tinggi.2. Rhizophora apiculata Bl.

Rhizophora apiculata Bl. atau lebih dikenal sebutan bakau adalah tumbuhan yang habitatnya ada di tepi pantai dengan air laut yang mempunyai kandungan garam tinggi. Tumbuhan bakau mempunyai adaptasi anatomi agar dapat tumbuh di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi. Vegetasi mangrove memiliki adaptasi anatomi dalam merespon berbagai kondisi ekstrim tempat tumbuhnya, seperti (1) adanya kelenjar garam pada golongan secreter,dan kulit yang mengelupas pada golongannon-secreter sebagai tanggapan terhadap lingkungan yang ekstrem, (2) system perakaran yang khas, dan lentisel sebagai tanggapan terhadap tanah yang jenuh air, (3) struktur dan posisi daun yang khas sebagai tanggapan terhadap radiasi sinar matahari dan suhu yang tinggi. Pada umumnya adaptasi terhadap salinitas tergolong rumit yang merupakan formasi dari struktur kelenjar garam yang terdapat pada daun atau permukaan epidermis batang.Adaptasi tumbuhan mangrove secara anatomi terhadap keadaan tanah dan kekurangan oksigen adalah melalui system perakaran yang khas, dan lentisel pada akar nafas, batang dan organ lainnya. Ada tiga bentuk system perakaran padatumbuhan bakau adalah akar tunjang (stilt roots), contohnya pada Rhizophora sp. yang berbentuk seperti jangkar, berguna untuk menopang pohon. Hampir semua jenis mangrove, daun-daunnya mempunyai sejumlah kenampakan anatomi yang membatasi hilangnya uap air. Hal ini mencakup kutikula yang tebal, lapisan lilin, dan stomata yang tersembunyi, yang semuanya terdapat hanya pada permukaan abaksial.3. Tectona grandis

Tectona grandis atau lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu pohon jati. Pohon ini memberikan banyak manfaat yang bernilai ekonomis, karena kayu pohon dimanfaatkan sebagai bahan Furniture atau bangunan rumah. Habitat pohon jati adalah hutan kering dan dataran rendah. Pohon jati mampu mentolerir habitat yang kering tersebut terutama saat musim kemarau, dimana pohon jati akan menggugurkan daunnya untuk menyesuaikan dirinya pada musim kemarau. Pengguguran daun jati ini bertujuan agar tidak terjadinya penguapan yang berlebihan yang nantinya dapat menyebabkan tumbuhan tersebut kekurangan air dan akhirnya akan mati. ketika kekurangan air di musim kering, maka Tectona grandis tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunnya akan digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, hal ini menyebabkan stomata menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam tubuh tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya. Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang merupakan salah satu hormon tumbuhan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan cara tertentu.4. Zingiber officinale (Jahe)

Pada musim kemarau tumbuhan berakar rimpang seperti jahe akan melakukan estivasi dengan cara mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh dipermukaan untuk mengurangi penguapan Tanaman jahe melakukan estivasi pada musim kemarau.Estivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering. aestivasi juga merupakan suatu kondisi di mana tanaman mempertahankan suhu tubuh mereka dengan mengurangi aktivitas metabolisme dan melindungi diri mereka dari panas / suhu tinggi selama musim kering, jadi dapat dikatakan bahwa estivasi adalah tidur musim panas.DAFTAR ACUANCabi. 2014. Invasive species compendium. http://www.cabi.org/isc/datasheet/41813. Diakses pada 3 Desember 2014 pukul 08.09 WIB

Cactus Explorers. 2014. Journal cactus explorer. http://www.cactusexplorers.org.uk/journal6.htm diakses pada 3 Desember 2014 pukul 8.22

Feller, I. C. 2011. Mangrove ecology: a manual for a field course a field manual focused on the biocomplexity on mangrove ecosystems. Department of Systematic Biology. Smithsonian Institution, Washington DC: 21 hlm.

Wilz, M. 2000. Hibernation vs. Evistation http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11128441. Diakses pada 3 Desember 2014 pukul 12.19 WIB

World agroforestry. 2014. Tectona grandis. www.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Tectona_grandis.pdf. Diakses pada 3 Desember 2014 pukul 12.12 WIBPlantago major lanceolata