Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

34
TUGAS MANAJEMEN KLB dan BENCANA Investigasi KLB Diare Oleh: Kelompok 10 IKM A 2012 Fitria Novita S 101211131013 Rizki Kurnia Illahi 1012 111 31022 Achmad Fachrul M 101211132110 Nurindah Nanda S 101211133012 Nurul Widyawatiningtyas 101211133024 UNIVERSITAS AIRLANGGA

description

-

Transcript of Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Page 1: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

TUGAS

MANAJEMEN KLB dan BENCANA

Investigasi KLB Diare

Oleh:

Kelompok 10 IKM A 2012

Fitria Novita S 101211131013

Rizki Kurnia Illahi 1012 111 31022

Achmad Fachrul M 101211132110

Nurindah Nanda S 101211133012

Nurul Widyawatiningtyas 101211133024

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

mata kuliah Manajemen KLB dan Bencana dengan judul Investigasi KLB Diare.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, penulisan tugas ini tidak mungkin dapat terwujud. Pada

kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dan Ibu dosen mata kuliah Manajemen KLB dan Bencana Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu

Akhirnya kami menyadari bahwa penulisan tugas ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran guna

lebih sempurnanya penulisan tugas ini.

Surabaya, 15 Desember 2014

Penulis

ii

Page 3: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar isi iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kronologi Kejadian 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare 3

2.1.1 Pengertian Diare 3

2.1.2 Penyebab Utama KLB diare 3

2.1.3 Cara Penularan Diare 4

2.1.4 Pencegahan Diare 5

2.2 KLB Diare 6

2.2.1 Definisi KLB Diare 6

2.2.2 Penanggulangan KLB Diare 7

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Rencana Persiapan Penyelidikan 9

3.2 Rencana Penyelidikan KLB Diare 9

3.3 Penyelidikan 10

3.3.1 Penetapan Status KLB 10

3.3.2 Pemastian Kasus Diare 12

3.4 Deskripsi KLB Menurut Waktu, Tempat, dan Orang 13

3.5 Penanggulangan 15

3.6 Rekomendasi 16

BAB VI PENUTUP

4.1 Kesimpulan 18

4.2 Saran 18

Daftar Pustaka 19

iii

Page 4: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare menjadi penyebab 1,8 juta kematian tiap tahun terutama terjadi di

negara-negara berkembang (Igle and Hinge, 2012). Keterbatasan akses air bersih,

buruknya sanitasi merupakan salah satu sebab berjangkitnya kasus diare.

Diperkirakan sebanyak 884 juta orang terutama di Afrika dan Asia tidak memiliki

akses air bersih, ratusan juta lebih lainnya tidak mampu untuk mengupayakan

sumber air bersih yang layak (Lucas et al., 2011). Bahkan, air yang selama ini

dikonsumsi telah tercemar sejak proses penampungan, penyimpanan hingga

distribusi di rumah terutama pada penduduk status ekonomi rendah dengan

kualitas kesehatan yang buruk (Boisson et al., 2010). Di Indonesia, penyakit diare

dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000,

incidence rate (IR) penyakit diare sebesar 301/1.000 penduduk, tahun 2003 naik

menjadi 374/1.000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1.000 penduduk dan

tahun 2010 menjadi 411/1.000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga

masih sering timbul dengan case fatality rate (CFR) yang masih tinggi. Pada

tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan dengan jumlah kasus 8.133 orang,

kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan

dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%),

sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah

penderita 4.204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %). Kasus KLB diare

berdasarkan provinsi tahun 2010, terbanyak terjadi di Sulawesi Tengah, namun

CFR tertinggi terjadi di Provinsi Lampung(Kemenkes RI, 2011)

1.2 Kronologi Kejadian

Berdasarkan laporan petugas diare Puskesmas Tambu pada tanggal 16

maret 2009 bahwa dalam kurun waktu 2 minggu (tanggal 3 sampai dengan 16

Maret 2009) telah terjadi peningkatan kasus diare di desa Sibayu dusun Pinayu

dan dusun Siopi. Jumlah penderita yang dilaporkan sebanyak 25 orang, dengan

kematian 2 orang (CFR8%). Berdasarkan laporan tersebut, maka pada tanggal 17

1

Page 5: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Maret 2009, tim KLB diare Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala  mengunjungi

lokasi dan melkakukan investigasi di lapangan. Ditemukan 3 orang penderita diare

(ayah dan anak) yang sementara dirawat di puskesmas Tambu. Menurut

keterangan petugas puskesmas, sebelumnya 2 orang anggota keluarganya (umur

11 tahun dan 7 tahun) tidak sempat dirawat di puskesmas dan telah meninggal

dunia akibat penyakit diare. Setelah melakukan penyuluhan tim dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Donggala mengambil sampel air dari  2 sumur gali yang

selama ini digunakan oleh warga untuk memasak dan minum. Sampel air ini

kemudian dibawa ke laboratorium, parameter yang diperiksa adalah E.coli dan

coliform. Dari hasil pemeriksaan sampel ternyata ke 2 sumur gali positif

mengandung E.coli.

2

Page 6: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 DIARE

2.2.1 Pengertian Diare

Diare adalah buang air besar lembek, cair bahkan seperti air  yang

frekuensinya lebih sering dari biasanya, pada umumnya  3 kali atau lebih

dalam sehari. Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu

masalah kesehatan utama, karena diare masih sering menimbulkan KLB

dengan jumlah penderita dan kematian yang besar terutama diare akut

yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan makanan. KLB sering terjadi

di daerah dengan sanitasi buruk, tidak tercukupi air bersih,dan status gizi

buruk(Buku Pedoman Penyidikan dan Penanggulangan KLB, Depkes RI,

2004).

2.1.2. Penyebab Utama KLB Diare

Di Indonesia penyebab utama KLB diare adalah bakteri golongan

enterobactericeace antara lain, vibrio cholera, shigella disentriae,

salmonella dan escherichia coli patogen, juga golongan rotavirus dan

entamoeba histolitikca. Etiologi, masa inkubasi, gejala, sumber dan cara

penularan penyakit berpotensi KLB diare dapat dilihat seperti tabel 1,

berikut :

Tabel 1. Penyebab, masa inkubasi, gejala dan sumber serta cara

penularan diare.

EtiologiMasa

inkubasiGejala

Sumber dan

cara

penularan

V. cholera Beberapa

jam – 5

hari

Diare mendadak

tanpa rasa sakit

perut, muntah-

muntah, tinja

mengucur

Makanan dan

minuman yang

terkontaminasi

3

Page 7: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

seperti air

cucian beras,

berbau amis,

dehidrasi, shock

Salmonella12 – 24

jam

Diare, demam,

sakit perut

Daging,

unggas, susu

dan telur yang

terkontaminasi

Shigella

disentriae2 – 3 hari

Diare, sakit

perut, tenesmus,

tinja berlendir

Makanan saus

dan kaleng

yang

terkontaminasi

E. coli 3 – 4 hari

Diare, kram

perut, mual,

muntah, diare

lendir dan

berdarah,

tenesmus

Makanan dan

minuman yang

terkontaminasi

2.1.3 Cara Penularan Diare

Cara penularan diare adalah secara fecal-oral. Tinja penderita diare

mengandung kuman, bila tidak di buang pada tempatnya akan mencemari

air bersih dan makanan. Cara penyebaran melalui lalat, tangan tercemar

dan sanitasi yang buruk. KLB diare sering terjadi pada daerah yang

memiliki sanitasi yang buruk, menurunnya kondisi kesehatan seseorang

dan status gizi yang buruk. Penyebab utama kematian diare adalah

dehidrasi akibat kehilangan dalam jumlah besar air dan elektolit/garam

dari tubuh. Penyebab kematian lainnya adalah akibat komplikasi infeksi

penyebab diare, misalnya pada disentri.

2.1.4 Pencegahan Diare

4

Page 8: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Upaya kegiatan pencegahan diare sebagai berikut::

A. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu

penting yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum

memegang bayi, setelah membersihkan anak dari BAB, dan

sebelum menyiapkan makanan

B. Menggunakan air bersih yang cukup. Masyarakat dapat

mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan

menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari

kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di

rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

1) Ambil air dari sumber yang bersih

2) Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta

gunakan gayung khusus untuk mengambil air

3) Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk

mandi anak-anak

4) Minum air yang sudah matang

5) Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang

bersih dan cukup

C. Makanan Sehat. Makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab

diare pada tahap produksi dan persiapan, dan penyimpanan.

Masaklah makanan dengan benar, pisahkan makanan yang

telah dimasak dan yang belum dimasak, pisahkan pula

makanan yang telah dicuci bersih dan yang belum dicuci, dan

jaga makanan dari serangga seperti lalat.

D. Menggunakan Jamban. Pengalaman di beberapa negara

membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai

dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit

diare. Yang harus diperhatikan oleh kelurga :

1) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan

dapat dipakai oleh seluruh keluarga.

2) Bersihkan jamban secara teratur.

5

Page 9: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

3) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke

tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh

dari rumah, jalan setapak, dan tidak di tempat anak-anak

bermain serta lebih kurang 10 meter dari sumber air.

4) Gunakan alas kaki bila akan buang air besar

Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar

serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain).

2.2 KLB Diare

2.2.1 Definisi KLB

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.

949/Menkes/SK/VIII/2004), Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah

suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu

kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis

pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu

(Lapau, Buchari. 2009).

Upaya penanggulang KLB diare diarahkan tertuma untuk

mencegah terjadinya dehidrasi  dan kematian, akan tetapi

identifikasi faktor lingkungan sangat penting untuk mencegah

penyebaran penyakit.

Terjadi KLB diare di suatu wilayah tertentu  apabila

memenuhi :

a. Angka kesakitan dan kematian yang mencolok disuatu

desa/kelurahan, selam 3 kali observasi berturut-turut (harian

atau mingguan).

b. Jumlah penderita/kematian 2 kali atau lebih dalam periode

waktu tertentu(harian?mingguan/bulanan) dibandingkan rata-

rata satu tahun terakhir.

c. Peningkatan CFR desa/kelurahan dalam waktu 1 bulan

dibandingkan dengan CFR pada bulan yang lalu.

d. Peningkatan jumlah kesakitan dan kematian dalam periode

waktu (mingguan, bulanan) disuatu desa/kelurahan

6

Page 10: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun  yang

lalu.

2.2.2 Penanggulangan KLB Diare

Untuk penanggulangan KLB diare dapat dibagi menurut phase

terjadinya KLB, yaitu masa pra-KLB, masa saat KLB, dan masa

paska KLB.

a. Masa pra-KLB

1) Meningkatkan kewaspadaan di puskesmas

2) Intensifikasi surveilans

3) Membentuk Tim Gerak Cepat

4) Mengintensifikasi penyuluhan kesehatan masyarakat

5) Meningkatkan kegiatan laboratorium

6) Perbaikan dan evaluasi sanitasi

7) Meningkatkan kegiatan lintas program dan sector

b. Masa saat KLB, tatalaksana penanggulangan:

1) Penyelidikan KLB yang kegiatannya terdiri atas 2 kegiatan

pokok yaitu pemutusan mata rantai penularan dan

intensifikasi pengamatan baik terhadap penderita maupun

terhadap faktor resiko.

2) Penanggulangan penderita diare, dengan ketentuan masa

KLB perlu dibentuk pusat rehidrasi, mengaktifkan Tim

Gerak Cepat dengan jumlah personilnya disesuaikan dengan

besar kecilnya KLB serta luas daerah operasionalnya.

3) Pemutusan rantai penularan dengan ketentuan, perhatian

utama upaya pemutusan rantai penularan penyakit diare

pada saat KLB diare meliputi, peningkatan kualitas

kesehatan lingkungan yang mencakup penyehatan dan

perbaikan kualitas air bersih, penyehatan dan perbaikan

kualitas sarana pembuangan kotoran, dan penyehatan dan

perbaikan kualitas persampahan meliputi pengendalian

vektor. Selain itu juga meliputi penyuluhan kesehatan yang

7

Page 11: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

mencakup pemanfaatan jamban, pemanfaatan air bersih dan

memasak air untuk minum, kebersihan perorangan dan

lingkungan, dan pengendalian serangga atau lalat.

4) Pengamatan intensif terhadap penderita, pengamatan

dilakukan untuk memperoleh data tentang jumlah penderita

dan kematian serta penderita baru yang belum dilaporkan

dengan melakukan pengumpulan data secara harian pada

daerah fokus dan daerah sekitarnya yang diperkirakan

mempunyai resiko tinggi terjangkit diare.

c. Masa pasca- KLB

1) Pengamatan intensif masih dilakukan selama 2 minggu

berturut-turut, untuk melihat kemungkinan timbulnya

letusan kecil yang lain.

2) Perbaikan sarana lingkungan yang diduga penyebab

penularan.

3) Penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku hidup sehat

(Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2008).

8

Page 12: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rencana Persiapan Penyelidikan

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang menjadi

masalah kesehatan masyarakat. Peningkatan kasus diare ini telah terjadi di

khususnya di Propinsi Sulawesi Tengah, yakni di Desa Sibayu, Kecamatan

Balaesang, Kabupaten Donggala yang berada dalam wilayah kerja

Puskesmas Tambu pada tahun 2009.

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit

diare di wilayah kerja Puskesmas Tambu, maka upaya yang perlu

dilakukan adalah penyelidikan dan tindakan penanggulangan. Dalam

penentuan lokasi penyelidikan selain berdasarkan jumlah kasus juga

didasarkan pada kepentingan pembinaan Puskesmas dalam pengamatan

penyakit diare dalam rangka Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Diare.

3.2 Rencana Penyelidikan KLB Diare

Untuk mengetahui penyebaran penyakit diare di wilayah kerja

Puskesmas Tambu terutama di daerah yang dikatakan sebagai daerah

endemis perlu adanya upaya penyelidikan.

Upaya penyelidikan yang dapat dilakukan dengan melakukan survey

lapangan, observasi, dan metode wawancara. Tujuan dari penyelidikan

KLB diare antara lain:

a. Memastikan diagnosa dari penyakit yang dilaporkan ke pihak

Puskesmas Tambu sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan strata pertama.

a. Menentukan dan memastikan etiologi KLB penyakit diare.

b. Memastikan terjadinya KLB diare.

c. Mengidentifikasi sumber penularan KLB diare.

d. Menggambarkan distribusi/penyebaran penyakit atau KLB diare

berdasarkan variabel epidemiologi (Time, Place, Person).

e. Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD).

9

Page 13: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Dalam penyelidikan KLB diare langkah-langkah yang perlu

dilakukan antara lain:

a. Mengumpulkan data dari Puskesmas.

b. Survey pada tempat yang diduga terjadi KLB diare.

c. Mengobservasi tempat atau lingkungan wilayah yang diduga terjadi

KLB.

d. Melakukan wawancara dengan penderita atau orang yang

mempunyai riwayat menderita penyakit diare.

e. Menganalisis dan mengolah data sehingga menjadi sumber

informasi yang jelas dan siap untuk disebarluaskan.

f. Menarik kesimpulan dan mengembangkannya menjadi hipotesis.

Sistem Kewaspadaan Dini adalah tahapan kegiatan-kegiatan

pengamatan yang mendukung sikap tanggap terhadap adanya suatu

perubahan dalam masyarakat atau penyimpangan persyaratan yang

berkaitan dengan kecenderungan terjadinya kesakitan/ kematian atau

pencemaran makanan/ lingkungan, sehingga dapat dilakukan tindakan

cepat dan tepat untuk mencegah/ mengurangi jatuh korban.

3.3 Penyelidikan

3.3.1 Penetapan Status KLB

Diketahui berdasarkan laporan puskesmas setempat dalam

kurun waktu 2 minggu (tanggal 3 sampai dengan 16 maret 2009)

telah terjadi peningkatan kasus diare di desa Sibayu dusun Pinayu

dan dusun Siopi. Jumlah penderita yang dilaporkan sebanyak 25

orang dengan kematian 2 orang (CFR 8%).

Dalam jurnal ini tidak dimuat data detail kasus diare selama

minimal sebulan terakhir, tim investigasi KLB di puskesmas

tersebut hanya mencantumkan peningkatan kasus terakhir pada

puskesmas tersebut sehingga kami sebagai mahasiswa yang akan

menggunakan jurnal ini sebagai literature review kurang bisa

menganalisis apakah terjadi KLB atau tidak.

10

Page 14: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Terjadinya KLB diare di suatu wilayah tertentu apabila

memenuhi salah satu atau beberapa kriteria penetapan KLB.

Berikut kriteria penetapan KLB untuk menentukan apakah kasus

diare yang terjadi ditetapkan sebagai KLB atau tidak:

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada

atau tidak menular

Diare merupakan penyakit endemis di berbagai daerah di

Indonesia termasuk wilayah kabupaten Donggala, sehingga pada

point ini kasus diare tidak dtetapkan sebagai KLB.

2. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian terus menerus

selama kurun waktu tiga kali berturut-turut menurut jenis

penyakit

Pada point ini kasus diare diduga terjadi KLB karena berdasarkn

data diatas terjadi peningkatan kasus diare terus menerus dalam

kurun waktu 2 minggu (tanggal 3 sampai dengan 16 maret

2009).

3. Adanya peningkatan kejadian atau kematian lebih dari sama

dengan dua kali dibandingkan periode sebelumnya.

Tidak bisa dianalisis apakah telah terjadi peningkatan kejadian

diare atau kematian diare lebih dari dua kali, karena data hanya

menyebutkan Jumlah penderita yang dilaporkan sebanyak 25

orang dengan kematian 2 orang pada satu waktu yaitu rentan

tanggal 3 sampai dengan 16 maret 2009.

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan ada kenaikan lebih

dari sama dengan dua kali

Tidak bisa dianalisis apakah ada peningkatan jumlah penderita

baru diare dalam satu bulan, karena tidak dimuatnya data

laporan kasus diare dengan rentan waktu lebih dari 1 bulan.

5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukan

kenaikan lebih dari sama dengan dua kali dibandingkan angka

rata-rataper bulan dari tahun sebelumnya

11

Page 15: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

Tidak bisa dianalisis apakah rata-rata perbulan selama satu

tahun mengalami jumlah penderita baru diare dalam satu tahun,

karena tidak dimuatnya data laporan kasus diare dengan rentan

waktu lebih dari 1 tahun.

6. CFR suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukan

kenaikan 50% atau lebih dibanding CFR periode sebelumnya

Tidak diketahui data CFR diare pada periode sebelumnya,

diketahui dalam rentan waktu tanggal 3 sampai dengan 16 maret

2009 CFR 8%. Sehingga tidak bisa dianalisis apakah terjadi

peningkatan CFR sebesar 50 % atau tidak.

7. Proporsional rate penderita baru dari suatu periode tertentu

menunjukan kenaikan lebih dari sama dengan dua kali

dibandingkan periode yang sama dan kurun waktu/tahun

sebelumnya

Tidak diketahui jumlah penduduk diwilayah ini, sehingga tidak

bisa dihitung proposional rate kasus diare dan tidak bisa

diketahui apakah terjadi KLB dengan melihat peningkatan

proporsional rate.

8. Beberapa penyakit khusus seperti kholera, DHF/DSS perlu

diperhtikan apakah daerah itu endemis atau tidak.

Kasus diare tidak digolongkan dengan penyakit khusus pada

point ini sehingga point ini tidak digunakan dalam analisis

penetapan kasusu KLB

9. Beberapa penyakit yang dialami satu atau lebih penderita pada

penyakit tertentu.

Tidak di sebutkan penyakit-penyakit penyerta kasus diare

sehingga pada point ini sehingga point ini tidak digunakan

dalam analisis penetapan kasusu KLB

3.3.2 Pemastian Kasus Diare

Di Indonesia penyebab utama KLB diare adalah bakteri

golongan enterobactericeace antara lain, Vibrio cholera, shigella

12

Page 16: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

disentriae, salmonella dan escherichia coli patogen. Masa inkubasi

Vibrio cholera selama beberapa jam hingga 5 hari setelah tertular,

pada shigella disentriae masa inkubasinya selama 2 hingga 3 hari,

pada salmonella masa inkubasinya selama 12 hingga 24 jam

sedangkan pada escherichia coli masa inkubasinya berlangsung

cukup ama yaitu 3 hingga 4 hari.

Pemastian kasus diare dilakukan oleh Tim KLB diare dinas

kesehatan Kabupaten Donggala  dengan cara mengunjungi lokasi

dan melakukan investigasi di lapangan. Pihak tersebut meninjau

lokasi perumahan penderita diare dan warga di dusun Pinayu

(sampel) serta memeriksa sarana sanitasi yang ada, kunjungan

kerumah melakukan wawancara dengan keluarga penderita diare

(sampel) untuk mendapatkan gambaran penyebab penyakit dan

penularannya. Upaya lain yang dilakukan pihak oleh Tim KLB

diare dinas kesehatan kabupaten Donggala ialah mengambil sampel

air dari  2 sumur gali yang selama ini digunakan oleh warga untuk

memasak dan minum warga sekitar. Sampel air ini kemudian

dibawa ke laboratorium, parameter yang diperiksa adalah E.coli

dan coliform. Dari hasil pemeriksaan sampel ternyata ke 2 sumur

gali positif mengandung E.coli.

3.4 Deskripsi KLB

3.4.1 Deskripsi kasus diare di Desa Sibayu berdasarkan variabel

waktu

Dari hasil laporan petugas diare Puskesmas Tambu, diketahui terjadi

peningkatan kasus diare di Desa Sibayu dalam kurun waktu 2 minggu dari

tanggal 3-16 maret 2009. Didapati jumlah penderita sebanyak 25 orang

dengan kasus kematian sebanyak 2 kematian (CFR 8%).

13

Page 17: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

3.4.2 Deskripsi kasus diare di Desa Sibayu berdasarkan variabel

tempat

Ditemukannya 2 kasus kematian akibat diare di Desa Sibayu tepatnya

adalah di Dusun Pinayu. Sewaktu masih sakit tidak sempat dibawa

kesarana kesehatan, alasan keluarga penderita karena tidak ada biaya

transportasi dan tidak mempunyai kartu Jamkesmas. Menurut keterangan

warga, petugas kesehatan dari puskesmas kinerjanya pun cukup

mengecewakan.

Di Dusun Pinayu yang terletak di tepi pantai, tidak ada sama sekali rumah

warga yang memiliki sarana Jamban Keluarga. Selama ini warga di dusun

itu buang air besar di sembarang tempat. Sarana air yang digunakan oleh

warga hanya 2 sumur gali yang selama ini digunakan oleh warga untuk

memasak dan minum. Sebagian warga diketahui mengonsumsi air yang

tidak dimasak. Dari hasil pemeriksaan sampel ternyata ke 2 sumur gali

positif mengandung E.coli. Untuk kegiatan mencuci, sebagian warga

menggunakan sungai yang airnya keruh di belakang rumah mereka.

Rumah warga juga keadaannya kumuh dan over crowded. Di antara rumah

penderita, ada yang ukurannya rumahnya hanya 3 x 5 meter dengan atap

rumbia dan dinding gabah–gabah yang dihuni sampai 8 orang.

3.4.3 Deskripsi kasus diare di Desa Sibayu berdasarkan variabel

orang

Distribusi usia penderita diare di Desa Sibayu tersebar pada seluruh

kelompok umur masyarakat baik dari usia anak-anak hingga dewasa. Hal

ini disebabkan karena kebiasaan buang air besar di sembarang tempat,

meminum air yang tidak dimasak, serta ditunjang oleh keadaan kumuh dan

padat dari hunian warga dusun.

14

Page 18: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

3.5 Penanggulangan

3.5.1 Penanggulangan Terjadinya KLB

a. Mencegah munculnya angka kesakitan dan kematian karena

diare yang mencolok disuatu desa/kelurahan, selam 3 kali

observasi berturut-turut (harian atau mingguan).

b. Mencegah terjadinya jumlah penderita/kematian diare 2 kali

atau lebih dalam periode waktu

tertentu(harian/mingguan/bulanan) dibandingkan rata-rata

satu tahun terakhir.

c. Mencegah peningkatan CFR akhibat diare pada

desa/kelurahan dalam waktu 1 bulan dibandingkan dengan

CFR pada bulan yang lalu.

d. Mencegah Peningkatan jumlah kesakitan dan kematian

akhibat diare dalam periode waktu (mingguan, bulanan)

disuatu desa/kelurahan dibandingkan dengan periode yang

sama pada tahun  yang lalu.

3.5.2 Penanggulangan Diare Berdasarkan Tingkat Dehidrasi

(WHO, 2005)

A. Tanpa Dehidrasi

Pada anak-anak yang berumur bawah dari 2 tahun

boleh diberikan larutan oralit 50-100ml/kali dan untuk usia

lebih dari 2 tahun diberikan larutan yang sama dengan dosis

100-200ml/kali diare. Bagi mengelakkan dehidrasi ibu-ibu

harus meningkatkan pemberian minuman dan makanan dari

biasa pada anak mereka. Selain itu dapat juga diberikan

zink (10-20mg/hari) sebagai makanan tambahan.

B. Dehidrasi Ringan

Pada keadaan ini diperlukan oralit secara oral

bersama larutan kristaloid Ringer Laktat ataupun Ringer

Asetat dengan formula lengkap yang mengandung glukosa

15

Page 19: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

dan elektrolit dan diberikan sebanyak mungkin sesuai

dengan kemampuan anak serta dianjurkan ibu untuk

meneruskan pemberian ASI dan masih dapat ditangani

sendiri oleh keluarga di rumah. Berdasarkan WHO, larutan

oralit seharusnya mengandung 90mEq/L natrium, 20mEq/L

kalium klorida dan 111mEq/L glukosa.

C. Dehidrasi Sedang

Pada keadaan ini memerlukan perhatian yang lebih

khusus dan pemberian oralit hendaknya dilakukan oleh

petugas di sarana kesehatan dan penderita perlu diawasi

selama 3-4 jam. Bila penderita sudah lebih baik

keadaannya, penderita dapat dibawa pulang untuk dirawat

di rumah dengan pemberian oralit. Dosis pemberian oralit

untuk umur kurang dari 1 tahun, setiap buang air besar

diberikan 50-100ml, untuk 3 jam pertama 300ml. Untuk

anak umur 1-4 tahun setiap buang air besar diberikan 100-

200ml, untuk 3 jam pertama 600ml.

D. Dehidrasi berat

Pada keadaan ini pasien akan diberikan larutan

hidrasi secara intravena (intravenous hydration) dengan

kadar 100ml/kgBB/3-6 jam. Dosis pemberian cairan untuk

umur kurang dari 1 tahun adalah 30ml/kgBB untuk 1 jam

yang pertama dan seterusnya diberikan 75ml/kgBB setiap 5

jam. Dosis pemberian cairan untuk anak 1-4 tahun adalah

30ml/kgBB untuk ½ jam yang pertama dan seterusnya

diberikan 70ml/kgBB setiap 2 ½ jam.

3.6 Rekomendasi

Dalam kejadian KLB ini perlu adanya perubahan dan juga

perbaikan baik dari segi fasilitas dan kebudayaan yang di miliki oleh

masyarakat setempat. Oleh karena itu beberapa rekomendasi yang

16

Page 20: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

dapat di berikan kepada pemda, puskesmas dan masyarakat adalah

sebagai berikut :

a. Peningkatan Sistim Kewaspadaan Dini (SKD-KLB)

b. Peningkatan pencatatan dan pelaporan.

c. Percepatan pemberian kartu Jamkesmas kepada masyarakat.

d. Peningkatan penggunaan air sumur per keluarga untuk kebutuhan

air bersih sehari-hari.

e. Peningkatan pengetahuan warga tentang kualitas air minum.

f. Peningkatan penyuluhan terhadap bahaya diare.

g. Peningkatan penyuluhan terhadap masyarakat dengan materi PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

h. Peningkatan kualitas tatalaksana penderita diare

i. Memasyarakatkan Upaya Rehidrasi Oral (URO) sebagai cara

pengobatan diare di rumah tangga.

j. Peningkatan sarana MCK

17

Page 21: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

BAB V

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan

a. Di Indonesia kejadian diare masih cenderung meningkat dari

tahun 2000 hingga 2010

b. Keterbatasan akses air bersih, buruknya sanitasi merupakan

salah satu sebab berjangkitnya kasus diare

c. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering timbul

dengan case fatality rate (CFR) yang masih tinggi

4.2 Saran

a. Hendaknya pemerintah terus membangun akses air bersih bagi

masyarakat

b. Peningkatan sanitasi lingkungan oleh masyarakat dan pemerintah

c. Hendaknya surveilans KLB diare selalu melakukan pemantauan

agar bisa dilakukan kewaspadaan dini terhadap KLB

diare,sehingga KLB tidak sampai terjadi.

18

Page 22: Tugas Manajemen KLB Dr Kakak Kelas

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak; FKUI. Jakarta

Anonim. 2004. Buku Pedoman Penyidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar

Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit). Depkes RI, Dirjen PPM & PL.

Kandun, I Nyoman. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular James Chin,

MD. MPH editor. edisi 17

IDAI. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Badan Penerbit

IDAI

Satriya, 2008. Diare Pada Anak. FK-UNRI, Diponegoro, Pekanbaru: Bagian Ilmu

Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad.

Hari Santoso, S. M. (2005). Laporan Akhir Tim Analisis dan Evaluasi Hukum

tentang Wabah Penyakit Menular. Badan Pembinaan Hukum Nasional

Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.

19