(Klb), Wabah Dan Bencana
-
Upload
agung-nugroho-ote -
Category
Documents
-
view
149 -
download
14
Transcript of (Klb), Wabah Dan Bencana
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB), WABAH DAN BENCANA
Dep of Community nursing
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KLB = OUT BREAK = UNUSUAL EVENT
Adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologik, pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu
KRITERIA KLB :
• Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal disuatu daerah
• Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) tergantung jenis penyakitnya
• Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
Kasus Penyakit A ….Bulan …. Tahun …. Di ….
KEC
BULAN
1 2 3 4 5 6
A
BC
2
-
2
2
-
3
4
-
4
3
-
3
9
22
6
-
1
PENYAKIT YANG PENYAKIT YANG BERPOTENSI MENJADI KLB :BERPOTENSI MENJADI KLB :
• DIARE/KOLERA• DHF• POLIO• CAMPAK• DIFTERI• PERTUSIS• MALARIA• HEPATITIS
• THYPUS ABDOMINALIS
• ENCHEPALITIS• MENINGITIS• TETANUS• KERACUNAN• ANTRAX
WABAH
suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit
Penanggulangan KLB/Wabah
Sebelum penanggulangan perlu dilakukan
penyelidikan untuk mengetahui besarnya masalah dan sebab-sebabnya sehingga
dapat disusun suatu rencana penanggulangan yang tepat
Dari penyelidikan tersebut perlu diketahui :
• Jumlah penderita/kematian yang diketahui atau dilaporkan
• Jumlah penduduk yang terancam• Perkiraan jumlah penderita selama KLB dan
wabah berlangsung• Luasnya KLB/wabah• Lamanya KLB/wabah
Data-data tersebut bisa didapat dari :
a. Di Tk Desa : petugas lapangan yang terlatih di desa (kader, dukun,PKK, guru,PLKB)
b. Di Tk Kecamatan : hasil pencatatan dan pelaporan di puskesmas (W1 dan W2), praktek swasta, pencatatan dan pelaporan di kantor kecamatan
c. Di Tk. Kabupaten :data/laporan Dinas Kesehatan, RS/Lab, praktek swasta, dan pemerintahan daerah
d. Di Tk. Profinsi :data/laporan Dinas kesehatan/Kanwil Profinsi, Instansi lain, atau data dari profinsi lain
Yang perlu dianalisis :
1. Faktor Orang- Jumlah penderita dan keterangannya (umur, JK,agama, dll)- Data profinsi dan populasi yang terkena resiko
2. Faktpr Tempat- Penyebaran penderita dan kasus- Penentuan lokasi sumber infeksi/awal KLB
dan penyebarannya- Data lingkungan : geografis, biologis, fisik,dll)
3. Faktor Waktu- Timbulnya kasus pertama- perkiraan masa tunas dari tgl jatuh sakit korban- Fluktuasi penderita
Rencana Penanggulangan :
1. Tempat/Sasaran- Menentukan daerah yang akan ditanggulangi- jumlah penduduk dan pendudk yang terancam
2. Metode penanggulanganTergantung pada jenis penyakit yang sedang berjangkit
3. Sarana- Tenaga sesuai dengan kegiatan penanggulangan- Bahan, alat, transportas, obat-obatan- Biaya, dll
4. WaktuPerlu dibuat jadual kegiatan penanggulangan
Pelaksanaan penanggulangan KLB/Wabah :
Di Tingkat Puskesmasa. Menyusun rencana kegiatan penanggulangan dengan sarana yang tersedia di puskesmas dengan cara : - menentukan daerah operasional - menentukan target : pengobatan, perawatan, penyemprotan - menentukan dan menyiapkan saran yang
dibutuhkan - membuat jadual waktu penanggulangan
Con’t…penanggulangan di Pusk..
b. Segera memberitahukan keadaan KLB/Wabah pada unit-unit kesehatan yang ada pada daerah kerja puskesmas, camat, organisasi masyarakat dan sekolahc. Melaporkan adanya KLB/Wabah dalam waktu
24 jam ke Dati IId. Melaks. Penanggulangan sesuai dengan kemampuas termasuk penkes pada masy.e. Melaporkan tindakan penanggulangan ke Dati II
2. Di Tingkat Dati II
Langkah-langkahnya sama seperti di Puskesmas, hanya dilakukan penyesuaian• Memberikan bantuan sarana dan memberikan
bimbingan teknis kepada puskesmas• Apabila sarana yang tersedia di Dinkes Tk. II
tidak mencukupi maka meminta bantuan pada Bupati/Walikota/bila perlu ke Tk. Profinsi
3. Di tingkat Dati IMenganalisa laporan yang diterima dari Dati IMelaporkan kejadian KLB/Wabah pada
Gubernur Kepala Daerah Tk. I dan Dirjen P2M PLP
Memberikan bimbingan teknis dalam perencanaan dan pelaks.penanggulangan
Memberikan bantuan dan sarana keuanganMeminta bantuan sarana dan keuangan kepada
GubernurMemberitahu kabupaten-kabupaten di
wilayahnya ttg kejadian KLB terutama yang berdekatan atau yg potensial terancam
Melaporkan penilaian hasil penanggulangan
4. Di Tingkat Pusat
Menganalisa laporan dari Dati IMelaporkan kejadian wabah pada MenKesMemberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
termasuk bimbingan teknis dalam perencanaanl, pelaksanaan dan penilaian
Memberikan informasi pada profinsi yang berdekatan agar meningkatkan kewaspadaan
Bila dianggap perlu, melaporkan kejadian pada WHO
TIM PENANGGULANGAN WABAH
1. Tim Puskesmas Dipimpin oleh Kepala Puskesmas
- Surveilans epidemiologi- Penyuluh kesehatan- Ahli hygiene sanitasi- Ahli terapi
2. Tim Dati II Dipimpin Kepala DinKes Dati II dengan dibantu Kepala Seksi Pencegahan Penyakit :
- Surveilans epidemiologi- Pembina Kes. Lingk- RS dan Penyuluh kesehatan
Con’t….
3. Tim Dati I Dipimpin oleh Ka. DinKes Tk. I :- Surveilans epidemiologi- Penyuluh Kesehatan- Pembinaan Kes. Lingkungan- RS dan Lab Kes daerah
4. Tim Pusat Dipimpin oleh Dirjen P2M PLP :- Dir. Epidemiologi- Dir P2m dan PLP- FK
BENCANASuatu kejadian seperti angin ribut, angin
topan, badai angin, banjir, air bah, gelombang pasang, gempa bumi,
kemarau panjang, badai salju, kelaparan, kebakaran, ledakan, bangunan runtuh, kecelakaan angkutan dan situasi-situasi
lain yang menyebabkan penderitaan manusia atau menimbulkan suatu
kebutuhan dimana korban tidak dapat menanganinya tanpa bantuan.
Tipe-Tipe Bencana :
1. Bencana alam, mencakup :a. Bencana meteorological : angin topan, angin ribut, badai salju, hujan es, dllb. Bencana Topological : tanah longsor, longsor es
atau batu, aliran lumpurc. Bencana yang dimunculkan dari dalam tanah :
gempa bumi, erupsi gunung berapi, gelombang laut
d. Bencana biologic : penyakit menular epidemik, amukan serangga
Con’t …..
2. Bencana yang dibuat manusiaa. Perangb. Perang sipil : demonstrasi, kerusuhanc. Kecelakaan
transportasi, bangunan runtuh, jembatan ambruk, polusi atau keracunan zat kimia dan biologik
Fase-Fase Bencana dan Kegiatan yang Dilakukan :
Secara kronologis bencana dapat dibagi menjadi 5 fase yaitu :1. Predisaster Preparation
2. Warning (Peringatan)3. Impact (Kejadian)4. Emergency
(Kedaruratan)5. Recovery (Pemulihan
OUT LINE rencana penanganan : 1. Langkah-langkah 2. Tanggung jawab 3. Prioritas
1. PREDISASTER PREPARATION
• Pemerintah, teknisi, sumber ekonomi mempersiapkan kebutuhan
• Asses potensial disaster (pengkajian kemungkinan bencana)
• Masyaraakat harus mengetahui area dimana akan terjadi bencana
• Perlu ada latihan penyelamatan masyarakat
• Melakukan penyuluhan kepada masyarakat• Penyediaan sarana (obat, alat komnikasi,
generator, dll)
2. FASE WARNING
• Meningkatkan kesiapan• Peringatan berupa informasi ttg kemungkinan bencana• Penting untuk menurunkan korban & kerusakan• Mencakup deteksi dan prediksa kejadian bencana• Perencaanaan diaktivasi pusat operasi emergensi• Sistem komunikasi ditingatkan• Persiapan terakhir mengantisipasi fase impact• Ingatkan populasi, RS• Evakuasi dan proteksi• Persiapan pre impact
3. FASE IMPACT
• Adalah fase dimana bencana terjadi secara aktual
• Aktivitas pada fase ini sangat menentukan untuk mengurangi efek bencana
• Fase ini dapat berakhir dalam beberapa detik, menit, sampai dengan beberapa hari, minggu atau bulan
4. FASE EMERGENCY
• Fase ini dimulai dari berakhirnya fase impact dan dilanjutkan sampai dengan pengobatan segera terhadap kerusakan-kerusakan dan masyarakat diorganisir untuk pemulihan
• Fase ini dibagi dalam 3 bagian :• Isolasi• Pencarian• Penyembuhan
a. Isolasi
Langkah pertama untuk mencegah kematian :• Aktivasi rencana penanganan bencana• Ringankan luka-luka• Kerahkan segala bantuan• Siapkan SAR• Rencana penanganan RS dioperasikan
b. Penyelamatan
Periode dimulai ketika pertama kali penyelamat memberi pertolongan pertama kepada korban, dilanjutkan melalui kedatangan penyelamat, pendirian dan penyebaran group-group penyelamat
c. Remedy
Periode dimulai dengan beroperasinya organisasi profesional dan tenaga volunter. Para profesi ini mensupervisi bantuan medik, pakaian, makanan, tenda-tenda. Saat ini mulai mengangkut korban ke RS
5. Fase Recovery
Dimulai selama fase emergency dan berakhir secara bertahap dengan pengembalian fungsi-fungsi masyarakat. Untuk orang-orang yang berada pada daerah impact pemulihan akan panjang bahkan mungkin sepanjang hidup
Masalah kesehatan masy akibat bencana• Tingginya morbiditas
• Kesakitan Primer: trauma fisik, termis, kimiawi, psikis, dan sebagainya.
• Kesakitan sekunder, akibat sampingan usaha penyelamatan terhadap korban
• Tingginya mortalitas• Kematian primer, kematian langsung akibat bencana, misalnya
tertimbun tanah longsor, terbawa arus gelombang pasang, tertimpa benda keras dan sebagainya.
• Kematian sekunder, adalah kematian yang tidak langssung disebabkan oleh bencana, melainkan dipengaruhi oleh faktor-faktor penyelamatan terhadap penderita cedera berat, seperti kurangnya persediaan darah, obat-obatan, tenaga medis dan para medis yang dapat bertindak cepat untuk mengurangi kematian tersebut.
• Masalah lingkungan• Suplai bahan makanan dan obat• Keterbatasan tenaga medis
Prinsip penanggulangan: triase
Gol. Kondisi penderita Penangganan Tanda
1 Tidak luka sehingga tidak memerlukan tindakan bedah atau pasien yang mengalami gangguan jiwa
Perawat, koasisten. Dokter umum
Hijau
2 Luka-luka ringan dan hanya memerlukan tindakan bedah minor, tidak mengancam jiwa
Perawat, koasisten. Dokter umum
Kuning
3 Dibagi dalam:1. Golongan nonoperatif termasuk komosio serebri,
kontusio serebri2. Gol operatif termasuk: hematom epidural, subdural,
trauma torak, trauma abdomen, fraktur
Dokter ahli bedah dan spesialis
Merah
4 Penderita-penderita dalam keadaan berat dan dalam keadaan syok
Ahli anestesi, bagian ICU Putih
5 Penderita yang meninggal Kamar mayat Hitam
Disaster plan untuk RS
Tim: ahli bedah, anestesi, farmasi, perawat ahli 1.Fasilitas yang terdapat dirumah sakit seperti:
• Sistem perpakiran: ambulan, helicopter • Daerah triage, ruang dilakukan seleksi • Ruang operasi minor, harus cukup luas • Ruang operasi mayor, adalah kamar operasi dengan
tim operasinya • Ruang prabedah atau observasi, non operasi dan
paska bedah• Ruang tunggu, untuk keluarga dan wartawan
menunggu dan mendpatkan keterangan dari humas• Ruang jenazah,
2.Gudang penyimpanan alat-alat dan obat-obat sebagai cadangan
3.Pusat komunikasi, adalahkomunikasi terkait dengan keluar masuknya pasien dan berhubungan dengan rumah sakit serta dokter dan perawatnya.
Pembagian daerah bencana
• Daerah terlarang: daerah sumber bahaya, khusus untuk gunung merapi:
• Daerah bahaya I: daerah secara topografi dan geografi dapat terserang awan panas, muntahan lahar dan batuan panas
• Daerah bahaya II: adalah daerah yang dilalui sungai yang hulunya dipuncak gunung yang dimaksud, sifatnya secara topografi rendah sehingga dapat dilalui lahar panas. Daerah bahaya II terbagi lagi menjadi
• Daerag siap siaga, daerah yang letaknya berdekatan secara topografi lebih tinggi
• Daerah yang dikosongkan, daerah yang letaknya sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi banjir lahar tidak sempat menyelematkan diri
• Daerah pengungsian• Zone perawatan/pengobatan• Zona transportasi• Zona penampungan pengungsi
Kegiatan tempat pengungsian
• Kegiatan ditempat pengungsian:• Penyediaan dan pelayanan makanan • Pelayanan kesehatan• Penyediaan berbagai perlengkapan
untuk keperluan pengungsi• Dukungan moral dan psikologi• Penyediaan sarana rekreasi
PERAN PERAWAT :
Bergantung pada status dimana ia berada pada saat bencana terjadi
Jika dekat ke zona kejadian turut serta dalam evakuasi, penyelamatan dan upaya-upaya memberikan pertolongan sampai dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
Perawat non hospital : memberikan penkes Perawat hospital : persiapan bagian
emergency dan rawat inap serta kegiatan operasional emergency
SIKLUS TINDAKAN PREVENTIF DALAM BENCANA
Predisaster prevensi primer
Rehabilitation Impact/RescuePrevensi Tertier Prevensi sekunder