Tugas KMB CA Tulang Baru Print

27
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN NEOPLASMA KARSINOMA TULANG Disusun oleh : 1. Dede Pahrian P17320312017 2. Melani Arfana P17320312039 3. Mirza Riadiani Surono P17320312041 4. Santi Listiani P17320312076 Tingkat II A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

description

kkasksnafksakcasfcsmckmsckmskcmskcnsak

Transcript of Tugas KMB CA Tulang Baru Print

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHASUHAN KEPERAWATAN NEOPLASMAKARSINOMA TULANG

Disusun oleh :1. Dede PahrianP173203120172. Melani ArfanaP173203120393. Mirza Riadiani SuronoP173203120414. Santi ListianiP17320312076

Tingkat II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNGPROGAM STUDI KEPERAWATAN BOGORJl. Dr. Semeru No. 116 Bogor Barat, Kota Bogor

15

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Neoplasma Karsinoma Tulang. Meskipun banyak hambatan dalam proses pengerjaannya, tetapi kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian

Bogor, Maret 2013

Penyusun

Daftar Isi

Kata PengantariDaftar IsiiiBAB I PENDAHULUAN3A.Latar Belakang3B.Rumusan Masalah4C.Tujuan41.Tujuan Umum42.Tujuan Khusus4BAB II TINJAUAN TEORI5A.Definisi Carsinoma Tulang5B.Etiologi5C.Klasifikasi51.Tumor tulang benigna52.Tumor tulang maligna63.Kangker tulang metastatic6D.Patofisiologi7E.Pathway8F.Manifestasi Klinis9G.Pemerikasaan Penunjang9H.Penatalaksanaan9BAB III ASUHAN KEPERAWATAN11A.Pengkajian11B.Diagnosa Keperawatan11C.Intervensi12D.Evaluasi14BAB IV15PENUTUP15Daftar Pustaka16ii

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangSarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.(Price, 1962:1213)Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah penderita kanker 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun.Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 25 tahun (pada usia pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui. (Smeltzer. 2001: 2347).

Rumusan Masalah1. Apa definisi dari Carsinoma Tulang ?2. Apa Etiologi dar Carsinoma Tulang ?3. Apa saja Klasifikasi dari Carsinoma Tulang ?4. Apa patofisiologi dari Carsinoma Tulang ?5. Apa manifestasi klinis dari Carsinoma Tulang ?6. Apa saja penatalaksanaan dari Carsinoma Tulang ?7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Carsinoma Tulang ?TujuanTujuan UmumUntuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Carsinoma Tulang.Tujuan KhususDiharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan keperawatan meliputi :a. Mampu memberikan gambaran tentang pengkajian pada klien dengan Carsinoma Tulang.b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Carsinoma Tulang.c. Mampu membuat rencana keparawatan pada klien dengan Carsinoma Tulang.d. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun untuk mengatasi masalah pada pasien Carsinoma Tulang.e. Mampu mengevaluasi hasil akhir dari implementasi.

BAB IITINJAUAN TEORI1. Definisi Carsinoma TulangKanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.(Wong.2003: 595).Carsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dari dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mesenkim pembentuk tulang. (Wong. 2003: 616)Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.(Price. 1998: 1213).Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat.(Smeltzer. 2001: 2347)

Etiologia. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.b. Keturunanc. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi).d. Virus onkogenik (Smeltzer. 2001: 2347).KlasifikasiKlasifikasi Tumor Tulang terdiri dari :1. Tumor tulang benigna Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya sedikit dan tidak menyebabkan kematian. Tumor tulang benigna terdiri atas :a. Osteoma, berasal dari jaringan tulang sejati yang relative jarang terjadi, biasanya timbul pada tulang membranosa tengkorak.b. Chondroma, sering terjadi pada tulang panjang, misalnya pada lengan kadang-kadang terdapat pada tulang datar seperti tulang ileum.c. Osteohondroma, bukan neoplasma sejati, berasal dari sel-sel yang tertinggal pada permukaan tulang, lapisan kartilago pada osteochondroma dapat mengalami transformasi maligna setelah trauma dan dapat terjadi chondrosarkoma.Tumor tulang malignaTumor tulang maligna terdiri dari :a. Osteosarkoma, berasal dari osteoblas pada metafisis tulang karena itu tumor terlihat pada daerah pertumbuhan yang aktif terutama dibagian distal femur bagian proksimal tibia dan hemerus.b. Ewings sarkoma, adalah tumor ganas yang timbul dalam sumsum tulang, pada tulang panjang umumnya femur, tibia, fibula, humerus, ulna, vertebra, skapula.c. Multiple myeloma secara patologi tedapat focus distrakdi tulang yang multiple.d. Fibrosarkoma adalah tulang yang biasanya menuju kearah ujung korpustulang panjang terutama tulang femur dan tibia.e. Chondro sarkoma,timbul dari ujung tulang panjang yang besar atau dari tulang pipih seperti pelvis dan skapula.Tumor tulang maligna sekunder yaitu berasal dari metaste tumor, misalnya tumor payudara, bronkus, prostat dan ginjal. Contoh dari tumor maligna sekunder adalah osteosarkoma dan osteogeniksarkoma.Kangker tulang metastaticTumor tulang metastatik (tumor tulang sekunder) lebih sering dari tumor tulang maligna primer. Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja bisa menginflasi tulang dan menyebabkan destruksi tulang lokal, dengan gejala yang mirip dengan yang terjadi pada tumor tulang primer.Tumor yang bermetastasis ketulang paling sering adalah karsinoma ginjal, prostat, paru-paru, payudara, ovarium dan tiroid. Tumor metastatik paling sering menyerang kranium, vertebra, pelvis femur dan humerus.PatofisiologiKeganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi.Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada pasien yang menderita penyakit pagets. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak, terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus (pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeloma ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal.Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan utama, yaitu :a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan megakaryosit, yang merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang.b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen dan turut serta dalam fungsi hemostatik.

PathwayFaktor Resiko, Keturunan (Hereditery),Virus Onkogenik, dan Radiasi Ion

Sel Tumor Menginvasi Jaringan Lunak

Respon Osteolitik Respon Osteoblastik (Pembentukan Tulang)

Destruksi Tulang Penimbunan Periosteum Tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi

Penghancuran Tulang LokalTerjadi pertumbuhan tulang yang abortif

Tulang lebih rapuh Penambahan massa tulang

OsteoporosisNyeri Tindakan medis Amputasi

Fraktur Resiko Infeksi Kerusakan Cacat Permanen Mobilitas Fisik Resiko injury Mobilitas Fisik Gangguan citra tubuh

Manifestasi KlinisTanda dan gejala dari karsinoma tulang adalaha. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresifitas penyakit).b. Akibat riwayat trauma dan atau cidera yang berkaitan dengan olahraga yang tidak berhubungan.c. Peningkatan kadar fosfate alkalis serum.d. Keterbatasan gerak.e. Kehilangan berat badan.f. Peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.g. Lesi primer dapat mengenai semua tulang.h. Malaise.i. Demam.Pemerikasaan Penunjang CT Scan (Computed Tomography Scan). MRI (Magnetic Resonance Imaging). Biopsi. Sinar-x (foto rontgen). Pemeriksaan Laboratoruim Darah Lengkap. Pemindaian tulang. Mielogram. Arteriografi (Rasjad: 2003).PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan adalah menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektif mungkin.Teknik Pembedahan :a. Eksisi luas, tujuan adalah untuk mendapatkan batas-batas tumor secara histologis, tetapi mempertahankan struktur-struktur neurovaskuler yang utama.b. Amputasi, tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi. Indikasi amputasi primer adalah lesi yang terjadi secara lambat yang melibatkan jaringan neurovaskuler, menyebabkan firaktur patologis (terutama raktur proksimal), biopsi insisi yang tidak tepat atau mengalami infeksi, atau terkenanya otot dalam area yang luas.c. Reseksi enblock, taknik ini memerlukan eksisi luas dari jaringan normal dari jaringan disekitarnya, pegankatan seluruh serabut otot mulai dari origo sampai insersinya dan reseksi tulang yang terkena termasuk struktur pembuluh darah.d. Prosedur tikhofflinbekrg, teknik pembedahan ini digunakan pada lesi humerus bagian proksimal dan meliputi reaksi enblock skapula, bagian humerus dan klavikula.e. Pilihan RekonstruksiKriteria pasien untuk pembedahan mempertahankan ekstremitas, usia, insisi biopsi dan fungsi pasca bedah ekstremitas yang dipertahankan lebih dari fungsi alat prostesis, rekonstruksi dapat dilakukan dengan penggunaan berbagai bahan logam maupun sintesis.f. KemoterapiKemoterapi mengurangi massa tumor dengan agen alkilating kemoterapi yang dikombinasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi mikrometastik.g. Terapi RadiasiPercobaan untuk sakoma jaringan lunak saat ini dengan menggunakan doksorubisin / sisplatin diikuti radiasi sebesar 2800 cGy.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian1. Data biografiData biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR, agama dan lain-lain yang dianggap perlu.2. Riwayat kesehatan sekarangKlien mengatakan nyeri pada ekstremitas, sering berkeringat pada malam hari, nafsu makan berkurang dan sakit kepala.3. Riwayat kesehatan dahulua. Kemungkinan pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.b. Kemungkinan pernah mengalami fraktur.c. Kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal.d. Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat pengawet, merokok dan lain-lain4. Riwayat kesehatan keluarga.Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker.5. Pemeriksaan fisika. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena.b. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas.c. Adanya tanda-tanda inflamasi.d. Pemeriklsaan TTV klien.6. Pemeriksaan DiagnostikLakukan pemeriksaan radiografi, pemindaian tulang, dan biopsi tulang.Diagnosa Keperawatan1. Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan.2. Resiko Injury berhubungan dengan fraktur patologik yang berhubungan dengan tumor.3. Gangguan immobilisasi fisik berhubungan dengan tindakan amputasi.4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan alat gerak.Intervensi 1. Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan Tujuan: Klien mengalami pengurangan nyeri. Kriteria Hasil: Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi situasi individu.Intervensi : Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri ). Memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang diberikan. Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya : musik, televise. Meningkatkan relaksasi klien. Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi. Meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klienKolaborasi : Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri. Mengurangi nyeri dan spasme otot ( Doenges. 1999: 1005 ).2. Resiko Injury berhubungan dengan fraktur patologik yang berhubungan dengan tumor.Tujuan: Tidak terjadi injury.Kriteria Hasil: Klien mengerti tentang kondisinya saat ini. Klien mengerti tentang resiko injury. Intervensi: Jelaskaan kepada klien tentang cara mengatasi injury. Batasi Aktivitas.3. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan muskuloskletal,nyeri dan amputasi.Tujuan: Membantu klien dalam meningkatkan kenyamanan klien.Kriteria Hasil: Menyatakan pemahaman situasi individual, program pengobatan, dan tindakan keamanan. Ikut serta dalam program latihan/menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas. Menunjukan teknik/perilaku yang memampukan tindakan beraktivitas. Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optima Intervensi: Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan. Bantu dengan dan berikan program latihan yang dipesankan. Latihan rentang gerak, ambulasi, perawatan diri, dan AKS sesuai toleransi. Diskusikan pentingnya membuat waktu instirahat yang sering karena semuanya tidak menguntungkan. Berikan aktivitas hiburan. Kaji status neurovaskular; pantau nadi perifer dan periksa warna kulit. Pada ekstremitas, kehangatan, sensasi, edema, dan kelemahan setiap 4 jam. Bantu dengan dan ajarkan tentang latihan nafas dalam untuk. Meningkatkan fungsi pernafasan dan vaskular perifer. Bantu latihan rentang gerak khusus area yang sakit dan yang tak sakit mulai secara dini pada tahap pasca operasi. Dorong latihan aktif/isometrik untuk bagian ekstrimitas yang diamputasi. Berikan perawatan puntung secara teratur. Instruksikan pasien untuk tidur denga posis tengkurap sesuai toleransi sedikitnya 2 kali sehari dengan bantal dibawah abdomen. Tunjukan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas seperti walker dan kruk. Tingkatkan ambulasi; bantu sesuai kebutuhan.4. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan alat gerak.Tujuan: Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangananggota gerak.Kriteria Hasil: Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak. Mengalami peninggkatan mobilitasIntervensi : Lakukan pendekatan langsung dengan klien. Meningkatkan rasa percaya dengan klien. Diskusikan kurangnya alternatif pengobatan. Memberikan dukungan moril kepada klien untuk menerima pembedahan. Ajarkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin sesuai dengan kemampuan pasien. Membantu dalam melakukan mobilitas dan meningkatkan kemandirian pasien. Motivasi dan libatkan pasien dalam aktifitas bermain. Secara tidak langgsung memberikan latihan mobilisasi ( Wong. 2003: 617) Evaluasi1. Pasien mampu mengontrol nyeri.a. Melakukan teknik manajemen nyeri.b. Patuh dalam pemakaian obat yang diresepkan.c. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama menjalankan aktifitas hidup sehari-hari.2. Klien mengerti tentang kondisinya saat ini.Klien mengerti tentang resiko injury.3. Menunjukan teknik/perilaku yang memampukan tindakan beraktivitas.4. Klien dan keluarga siap menghadapi amputasi.

BAB IVPENUTUP

Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.(Wong.2003: 595).Carsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dari dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mesenkim pembentuk tulang. (Wong. 2003: 616)Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.(Price. 1998: 1213).Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat.(Smeltzer. 2001: 2347)

Daftar Pustaka

Sastrosudarmo,Wh.Kanker the silent killer.2011.Jakarta:Garda MediaBrunner.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol-3.Jakarta:EGC.Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCTucker, Susan Martin et al.1999, Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3, Penerbit Buku Kedokteran EGCPrice, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC