Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CA Tulang Asli
-
Upload
pangestuuu -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
Transcript of Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CA Tulang Asli
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari
seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang
pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda . Ada tiga macam tumor tulang
yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya
struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit).Selain itu ada yang bersifat
primer dan skunder.Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena
tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti
tulang tersebut.Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang
ganas.Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan
maligna.
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004)
tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas
(72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang
osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari
seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah
seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.Angka
harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi
penyebaran ke paru-paru.Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah penyakitnya terdiagnosis.Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang
dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika
tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara
penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan
radikal diikuti kemotherapy.
1
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan tumor tulang secara
komprehensif.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien tumor
tulang
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada
pasien tumor tulang
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi
masalah keperawatan yang timbul pada pasien tumor tulang
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan pada pasien dengan tumor tulang
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Penyakit Tulang
Rangka matang terdiri dari tulang,jaringan fibrosa dan rawan. Dari sel-sel
ini atau jaringan mesenkim primitif asalnya, bisa berkembang neoplasma rangka
primer jinak atau ganas.Neoplasma system muskulus skeletal bisa berbentuk
macam-macam seperti tumor osteogenik, konrogenik, fibrogenik, otot atau
rabdomiogenik dan sel sumsum (reticulum) bisa juga tumor saraf, vaskuler dan sel
lemak. Biasanya merupakan tumor primer atau tumor metaststik dari kanker
primer di tempat lain. Tumor tulang metastatik lebih sering dibanding tumor
tulang primer.
Terdapat dua tipe tumor tulang atau neoplasma yaitu primer dan
metastatik.Tumor yang berasal dari tulang (primer) mencakup tulang tidak
berbahaya seperti ostioma, kondroma, tumor sel raksasa, kista dan osteid
osteoms.Tumor primer yang jinak tumbuh dengan lambat pada area terbatas dan
jarang skali meluas. Tumor primer yang ganas sangat jarang menyerang orang
dewasa dan jika menyerang tumor ini akan mencakup osteosarcoma dan multiple
myeloma tumor maligna sering bermetastase sampai paru-paru selama tahap
awalnya. Osteosarkoma merupakan keganasan tulang yang utama, sering
ditemukan pada anak-anak dan remaja.Tumor tulang metastatik awalnya terdapat
pada paru-paru, payudara, prostat, ginjal, ovary, atau tiroid.Tumor ini lebih sering
terjadi daripada tumor tulang primer dan memiliki prognosis yang buruk.
Carsinoma akan lebih sering termetastasikan ke tulang daripada sarcoma.
3
2.2. Tumor Tulang
Tumor tulang primer merupakan tumor yang berasal dari tulang itu
sendiri.
Tumor Tulang Benigna, terdiri atas bebrapa khasus diantaranya adalah
Kondrogenik : Osteokondroma, Kondroma
Osteogenik : Osteoid osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel
Giant
Tumor Tulang Maligna, terdiri atas bebrapa khasus diantaranya adalah
Kondrogenik : Kondrosarkoma
Osteogenik : Osteosarkoma
Fibrogenik : Fibrosarkoma
Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing
2.2.1 Tumor Tulang Benigna (Jinak)
Biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya sedikit dan
tidak menimbulkan kematian.Neoplasma ini meliputi osteoma osteoid,
osteoblastoma, osteokondroma, enkondroma, kondroma, tumor sel
raksasa, kista tulang dan ganglion.Tumor benigna tulang dan jaringan
lunak lebih sering daripada tumor maligna.Beberapa tumor benigna seperti
tumor sel raksasa mempunyai potensial mengalami tranformasi maligna.
2.2.2 Osteokondroma
Tumor tulang yang paling umum ditemukan adalah
osteokondroma.Meskipun awitannya biasanya dimulai pada masa anak,
tumor ini berkembang sampai maturitas skeletal dan mungkin tidak
terdiagnosa sampai masa dewasa.Tumor ini mungkin tumbuh tunggal
ataupun multiple dan dapat terjadi pada tulang manapun.Femur dan tibia
4
adalah yang paling sering terkena. Pada tampilan makro, tumor
mempunyai tudung kartilagenus dengan tunas tulang menembus dari
tulang. Seiring perkembangan tudung, tumor menulang dan mungkin
menjadi maligna.Kira-kira 10% osteokondroma berkembang menjadi
sarkoma.Osteokondroma terjadi kira-klira 40% dari semua tumor benigna
dan ini diterapi melalui cenderung terjadi pada pria.
2.3. Osteokondroma
2.3.1 Definisi osteokondroma
Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan
adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang
muncul dari metafisis, penonjolan tulang ini ditutupi (diliputi) oleh
cartilago hialin.Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan
komponen tulang rawan (chondrosit). Osteochondroma merupakan
perkembangan umum dari plat pertumbuhan perangkat yang menghasilkan
perkembangan lobulated tulang rawan dan tulang dari metaphysis tersebut.
Muncul sebagai proyeksi tulang tulang rawan-capped dari metaphysis
tulang panjang.Dapat terjadi dalam tulang yang berkembang dari
pengerasan enchondral.
Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%)
dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang
pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Osteokondroma sering
terjadi pada tulang panjang, biasanya tulang paha proksimal atau distal,
tibia proksimal, pelvis, atau scapula 10-25 tahun orang (berhenti tumbuh
pada saat jatuh tempo tulang). Pertumbuhan lesi paralel bahwa pasien.
5
2.3.2 Etiologi
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui.Akhir-akhir
ini, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh
yaitu C-Fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio
aktif dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi tulang yang ada
sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi ), (Smeltzer.
2001).
Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada
beberapa factor yang berhubungan dan memungkinkan menjadi faktor
penyebab terjadinya tumor tulang yang meliputi:.
Genetik
Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan
tulang, misalnya sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS).
Dari data penelitian diduga mutasi genetic pada sel induk mesinkin dapat
menimbulkan sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah
diketahui ,mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara lain gen
RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam
terjadinya STS. Gen lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah
gen MDM-2 (Murine Double Minute 2). Gen ini dapat menghasilkan suatu
protein yang dapat mengikat pada gen p53 yang telah mutasi dan
menginaktivitas gen tersebut.
Radiasi
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang
terpapar radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma
maligna yang mendapat radioterapi.Halperin dkk. Memperkirakan
resiko terjadinya sarcoma pada klien penyakit Hodgkin yang diradiasi
adalah 0,9 %. Terjadinya keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma
6
akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1922. Walaupun jarang
ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant
fibrous histiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau
limfangiosarkoma.Jarak waktu antara radiasi dan terjadinya sarcoma
diperkirakan sekitar 11 tahun.
Bahan Kimia.
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan
terhadap torium dioksida (Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat
menimbulkan angiosarkoma, pada hepar, selain itu, abses juga diduga
dapat menimbulkan mosotelioma, sedangkan polivilin klorida dapat
menyebabkan angiosarkoma hepatik.
Trauma
Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai
riwayat trauma.Walaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada
jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan riwayat trauma, semua ini
tidak pernah dapat dibuktikan.
Limfedema kronis.
Limfedema akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan
limfangiosarkoma dan kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas
superior ditemukan pada klien karsinoma mammae yang mendapat
radioterapi pasca-mastektomi.
Infeksi.
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan
oleh infeksi parasit, yaitu filariasis.Pada klien limfedema kronis akibat
obstruksi, filariasis dapat menimbulkan limfangiosrakoma.
7
2.3.3 Manifestasi klinis
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses
metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari
oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi
saraf pada endosteum oleh tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih
terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang
menjadi lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur.Kadang-
kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya.Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas
atas dan bawah serta vertebra.
c. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis
menjadi terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya
menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas,
gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen.
d. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari
tulang.Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan,
mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul
sesuai dengan tipe sel darah yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila
mengenai sel darah merah.Apabila sel darah putih yang terkena, maka
pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan
pada platelet, dapat menyebabkan perdarahan.
8
2.3.4 Tanda dan Gejala
a) Rasa sakit (nyeri)
Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya
menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai
dengan progresivitas penyakit).
b) Pembengkakan
Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
c) Keterbatasan gerak
d) Fraktur patologik.
e) Menurunnya berat badan
f) Teraba massa
Lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta
distensi pembuluh darah maupun pelebaran vena.
g) Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk,
demam, berat badan menurun dan malaise
9
2.3.5 Patofisiologi
10
Fakto-faktor yang memungkinkan terjadinya tumor dan keganasan pada system muskuloskletal :
Genetic , radiasi, bahan kimia, trauma, limfidema kronis, dan infeksi.
Berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas, fibroblast, dan mieloblas
Tindakan operatif
Pertumbuhan baru sel-sel tulang dan jaringan lunak
Bersifat ganas atau kanker (sel kecil)
- Kurang kohesif- Pertumbuhan cepat- Pola tidak teratur- Tidak berkapsul
Peningkatan proliferasi sel, neovaskularisasi, pertumbuhan jaringan, pembengkakan, dan
kerapuhan tulang
Bersifat osteogenik, kondrogenik, atau mlelogenik
Bersifat jinak(epidermoid, sel besar)
- Kohesif- Tumbuh
lambat- Pola teratur- berkapsul
Asuhan keperawatan perioperatif
Ekspansi tumor yang capat dan penekanan ke
jaringan sekitarnya,
perdarahan atau, degenerasi
1.Nyeri
2.Hambatan mobilitas fisik
Pembesaran jaringan
7. Gangguan Citra Diri
1. Ansietas
Metabolisme
Kebutuhan energy
3. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penurunan kemampuan pergerakan
4. resiko tinggi trauma
5. Defisit perawatan diri
Kelemahan dan perasaan mudah lelah
Neovaskularisasi jaringan
Anemia
Spasme otot dan kekakuan tulang serta
kerapuhan pada tulang
Resiko fraktur
patologis
Penekanan pada saraf
Penurunan sensasi
Gangguan neorologis
Tindakan radioterapi dan
kemoterapi
11
6. Kerusakan integritas
kulit
Terbentuknya ulkus
Kerusakan pembuluh darah dan jaringan
lunak
2. Ketidakefektifan koping 10. kebutuhan
pengetahuan dan informasi
2.3.6 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut
saat didiagnosis.Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi
pengangkatan tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan
pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas
yang sakit.Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi,
atau terapi kombinasi.Osteosarkoma biasanya ditangani dengan
pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang
digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis
tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan
leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam
kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan
pemberian cairan normal intravena, diuretika, mobilisasi dan obat-obatan
seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid.
Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk menghancurkan atau
mengangkat jaringan maligna dengan menggunakan metode yang seefektif
mungkin.
Secara umum penatalaksanaan osteosarkoma ada dua, yaitu:
1. Pada pengangkatan tumor dengan pembedahan biasanya diperlukan
tindakan amputasi pada ekstrimitas yang terkena, dengan garis
amputasi yang memanjang melalui tulang atau sendi di atas tumor
untuk control lokal terhadap lesi primer. Beberapa pusat perawatan
kini memperkenalkan reseksi lokal tulang tanpa amputasi dengan
menggunakan prosthetik metal atau allograft untuk mendukung
kembali penempatan tulang-tulang.
2. Kemoterapi
12
Obat yang digunakan termasuk dosis tinggi metotreksat yang dilawan
dengan factor citrovorum, adriamisin, siklifosfamid, dan vinkristin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status
perkawinan, dan alamat.
3.1.2 Riwayat kesehatan
Dapatkan riwayat kesehatan, proses penyakit, bagaimana keluarga dan
pasien mengatasi masalahnya dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang
dideritanya. Berikan perhatian khusus pada keluhan misalnya : keletihan,
nyeri pada ekstremitas, berkeringat pada malam hari, kurang nafsu makan,
sakit kepala, dan malaise.
Keluhan utama pada klien biasanya:
a. Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.
b. Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak
c. Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
13
3.1.3 Pengkajian fisik
a. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta
adanya pelebaran vena.
b. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian karena
tumor atau serta pergerakan yang terbatas.
c. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit, seperti :
mungkin hebat atau dangkal
sering hilang dengan posisi flexi
anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan
aktifitas, tidak mampu menahan objek berat
d. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi,
nodus limfe regional.
e. Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan
3.2 Pemeriksaan diagnostik.
Radiografi, tomografi, pemindaian tulang, radisotop, atau biopsi tulang
bedah, tomografi paru, tes lain untuk diagnosis banding, aspirasi sumsum tulang
(sarkoma ewing). (Wong, 2003).
Hasil pemeriksaan biasanya :
a. Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang
baru.
b. Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek
tulang.
c. Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.
14
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak
tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak
adekuat
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan
kinerja peran. (Doengesm 1999).
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak. (Wong,
2003)
3.4 Rencana intervensi dan rasional.
a. Diagnose keperawatan 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologi
b. Tujuan : klien mengalami pengurangan nyeri
c. Kriteria hasil :
Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan
Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan
aktifitas hiburan sesuai indikasi situasi individu.
No.
Intervensi Rasional
1Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri )
memberikan data dasar untuk
menentukan dan mengevaluasi
intervensi yang diberikan.
2 Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya :
Meningkatkan relaksasi klien
15
musik, televisi )
3Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi
meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien
4
Kolaborasi :
Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri
mengurangi nyeri dan spasme otot. (Doenges, 1999).
a. Diagnose keperawatan 2 : Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa
takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem
pendukung tidak adekuat.
b. Tujuan : Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan
partisipasi aktif dalam aturan pengobatan
c. Kriteria hasil :
Pasien tampak rileks
Melaporkan berkurangnya ansietas
Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri
klien
No
.Intervensi Rasional
1Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan
Memberikan kesempatan pada
pasien untuk mengungkapkan rasa
takut serta kesalahan konsep
tentang diagnosis.
2
Berikan lingkungan yang nyaman
dimana pasien dan keluarga merasa
aman untuk mendiskusikan perasaan
atau menolak untuk berbicara
Membina hubungan saling
percaya dan membantu pasien
untuk merasa diterima dengan
kondisi apa adanya
3
Pertahankan kontak sering dengan
pasien dan bicara dengan menyentuh
pasien.
Memberikan keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri atau ditolak
16
4 Berikan informasi akurat, konsisten
Daa t menurunkan ansietas dan
memungkinkan pasien membuat
keputusan atau pilihan sesuai
realita.(Doenges, 1999)
a. Diagnose keperawatan 3 : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
b. Tujuan : mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat.
c. Kriteria hasil :
penambahan berat badan, bebas tanda malnutrisi, nilai albumin dalam
batas normal ( 3,5 – 5,5 g% ).
No
.Intervensi Rasional
1 Catat asupan makanan setiap hariMengidentifikasi kekuatan atau
defisiensi nutrisi
2Ukur tinggi, berat badan, ketebalan
kulit trisep setiap hari
Mengidentifikasi keadaan
malnutrisi protein kalori khususnya
bila berat badan dan pengukuran
antropometrik kurang dari normal
3Berikan diet TKTP dan asupan cairan
adekuat
Memenuhi kebutuhan metabolik
jaringan. Asupan cairan adekuat
untuk menghilangkan produk sisa
4
Kolaborasi :
Pantau hasil pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi
Membantu mengidentifikasi derajat
malnutrisi. (Doenges, 1999)
a. Diagnose keperawatan 4 : Gangguan harga diri karena hilangnya
bagian tubuh atau perubahan kinerja peran. (Doenges 1999).
b. Tujuan : mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup
tentang tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu
c. Keriteria hasil :
Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif
17
No
.Intervensi Rasional
1
Diskusikan dengan orang terdekat
pengaruh diagnosis dan pengobatan
terhadap kehidupan pribadi pasien dan
keluarga
Membantu dalam memastikan
masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
2
Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan tentang efek
kanker atau pengobatan
Membantu dalam pemecahan
masalah
3
Pertahankan kontak mata selama
interaksi dengan pasien dan keluarga
dan bicara dengan menyentuh pasien
Menunjukkan rasa empati dan
menjaga hubungan saling percaya
dengan pasien dan keluarga.
(Doenges, 1999)
a. Diagnose keperawatan 5 : Berduka berhubungan dengan kemungkinan
kehilangan alat gerak. (Wong, 2003).
b. Tujuan : Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan
anggota gerak .
c. Kriteria hasil :
Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak
Mengalami peninggkatan mobilitas
No
.Intervensi Rasional
1Lakukan pendekatan langsung dengan
klien
Meningkatkan rasa percaya
dengan klien
2Diskusikan kurangnya alternatif
pengobatan
Memberikan dukungan moril
kepada klien untuk menerima
pembedahan
3
Ajarkan penggunaan alat bantu seperti
kursi roda atau kruk sesegera mungkin
sesuai dengan kemampuan pasien
Membantu dalam melakukan
mobilitas dan meningkatkan
kemandirian pasien.
4 Motivasi dan libatkan pasien dalam Secara tidak langgsung
18
aktifitas bermainmemberikan latihan mobilisasi.
(Wong, 2003)
3.5 Evaluasi
a. Pasien mampu mengontrol nyeri
Melakukan teknik manajemen nyeri,
Patuh dalam pemakaian obat yang diresepkan.
Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat
istirahat, selama menjalankan aktifitas hidup sehari-hari
b. Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektif.
Mengemukakan perasaanya dengan kata-kata
Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
Keluarga mampu membuat keputusan tentang pengobatan pasien
c. Masukan nutrisi yang adekuat
Mengalami peningkatan berat badan
Menghabiskan makanan satu porsi setiap makan
Tidak ada tanda – tanda kekurangan nutrisi
d. Memperlihatkan konsep diri yang positif
Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien
Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri
e. Klien dan keluarga siap intuk menghadapi kemungkinan amputasi
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam tubuh manusia terdapat rangka matang yang terdiri dari tulang,
jaringan fibrosa dan rawan.Dari sel-sel ini atau jaringan mesenkim primitif
asalnya, bisa berkembang neoplasma rangka primer jinak atau ganas. Neoplasma
juga bisa muncul dari jaringan tubuh mana saja yang nantinya akan menginvasi
tulang dan menyebabkan destruksi tulang local, hal ini lah yang dinamakan
neoplasma sekunder. Pada pasien dengan neoplasma, tujuan perawatan yang
diberikan adalah untuk menyembuhkan tulang yang terserang penyakit dan tentu
saja menghilangkan tumor jika tumor tersebut dianggap berbahaya.Terapi
mencakup pembedahan, kemoterapi, dan radiasi yang tergantung pada tipe tumor
dan penyebarannya.Perawatan tumor tulang metastatic sering bersifat palliative,
yaitu hanya meredakan tetapi tidak untuk menyembuhkan.
4.2 Saran
20
Sebagai seorang perawat, sedah menjadi kewajiban untuk memberikan
tindakan perawatan dalam asuhan keperawatan yang diarahkan kepada
pembentukan tingkat kenyamanan pasien, manajemen rasa sakit dan keamanan.
Perawat harus mampu mamahami faktor psikologis dan emosional yang
berhubungan dengan diagnosa penyakit, dan perawat juga harus terus mendukung
pasien dan keluarga dalam menjalani proses penyakitnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
http://rahayutrinuritasari.blogspot.com/2013/10/askep-osteokondroma.html,
Diakses tanggal 06 Mei 2014.
http://misteradenz.blogspot.com/2013/04/askep-kanker-tulang.html, diakses
tanggal 07 Mei 2014.
22