Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CA Tulang Asli

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda . Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit).Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder.Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut.Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas.Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna. Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma 1

Transcript of Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CA Tulang Asli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari

seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang

pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda . Ada tiga macam tumor tulang

yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya

struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit).Selain itu ada yang bersifat

primer dan skunder.Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena

tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti

tulang tersebut.Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang

ganas.Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan

maligna.

Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah

Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004)

tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas

(72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang

osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari

seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah

seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.Angka

harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi

penyebaran ke paru-paru.Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun

setelah penyakitnya terdiagnosis.Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang

dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika

tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara

penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan

radikal diikuti kemotherapy.

1

1.2. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan tumor tulang secara

komprehensif.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien tumor

tulang

b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada

pasien tumor tulang

c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi

masalah keperawatan yang timbul pada pasien tumor tulang

d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan pada pasien dengan tumor tulang

2

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Penyakit Tulang

Rangka matang terdiri dari tulang,jaringan fibrosa dan rawan. Dari sel-sel

ini atau jaringan mesenkim primitif asalnya, bisa berkembang neoplasma rangka

primer jinak atau ganas.Neoplasma system muskulus skeletal bisa berbentuk

macam-macam seperti tumor osteogenik, konrogenik, fibrogenik, otot atau

rabdomiogenik dan sel sumsum (reticulum) bisa juga tumor saraf, vaskuler dan sel

lemak. Biasanya merupakan tumor primer atau tumor metaststik dari kanker

primer di tempat lain. Tumor tulang metastatik lebih sering dibanding tumor

tulang primer.

Terdapat dua tipe tumor tulang atau neoplasma yaitu primer dan

metastatik.Tumor yang berasal dari tulang (primer) mencakup tulang tidak

berbahaya seperti ostioma, kondroma, tumor sel raksasa, kista dan osteid

osteoms.Tumor primer yang jinak tumbuh dengan lambat pada area terbatas dan

jarang skali meluas. Tumor primer yang ganas sangat jarang menyerang orang

dewasa dan jika menyerang tumor ini akan mencakup osteosarcoma dan multiple

myeloma tumor maligna sering bermetastase sampai paru-paru selama tahap

awalnya. Osteosarkoma merupakan keganasan tulang yang utama, sering

ditemukan pada anak-anak dan remaja.Tumor tulang metastatik awalnya terdapat

pada paru-paru, payudara, prostat, ginjal, ovary, atau tiroid.Tumor ini lebih sering

terjadi daripada tumor tulang primer dan memiliki prognosis yang buruk.

Carsinoma akan lebih sering termetastasikan ke tulang daripada sarcoma.

3

2.2. Tumor Tulang

Tumor tulang primer merupakan tumor yang berasal dari tulang itu

sendiri.

Tumor Tulang Benigna, terdiri atas bebrapa khasus diantaranya adalah

Kondrogenik : Osteokondroma, Kondroma

Osteogenik : Osteoid osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel

Giant

Tumor Tulang Maligna, terdiri atas bebrapa khasus diantaranya adalah

Kondrogenik : Kondrosarkoma

Osteogenik : Osteosarkoma

Fibrogenik : Fibrosarkoma

Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing

2.2.1 Tumor Tulang Benigna (Jinak)

Biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya sedikit dan

tidak menimbulkan kematian.Neoplasma ini meliputi osteoma osteoid,

osteoblastoma, osteokondroma, enkondroma, kondroma, tumor sel

raksasa, kista tulang dan ganglion.Tumor benigna tulang dan jaringan

lunak lebih sering daripada tumor maligna.Beberapa tumor benigna seperti

tumor sel raksasa mempunyai potensial mengalami tranformasi maligna.

2.2.2 Osteokondroma

Tumor tulang yang paling umum ditemukan adalah

osteokondroma.Meskipun awitannya biasanya dimulai pada masa anak,

tumor ini berkembang sampai maturitas skeletal dan mungkin tidak

terdiagnosa sampai masa dewasa.Tumor ini mungkin tumbuh tunggal

ataupun multiple dan dapat terjadi pada tulang manapun.Femur dan tibia

4

adalah yang paling sering terkena. Pada tampilan makro, tumor

mempunyai tudung kartilagenus dengan tunas tulang menembus dari

tulang. Seiring perkembangan tudung, tumor menulang dan mungkin

menjadi maligna.Kira-kira 10% osteokondroma berkembang menjadi

sarkoma.Osteokondroma terjadi kira-klira 40% dari semua tumor benigna

dan ini diterapi melalui cenderung terjadi pada pria.

2.3. Osteokondroma

2.3.1 Definisi osteokondroma

Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan

adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang

muncul dari metafisis, penonjolan tulang ini ditutupi (diliputi) oleh

cartilago hialin.Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan

komponen tulang rawan (chondrosit). Osteochondroma merupakan

perkembangan umum dari plat pertumbuhan perangkat yang menghasilkan

perkembangan lobulated tulang rawan dan tulang dari metaphysis tersebut.

Muncul sebagai proyeksi tulang tulang rawan-capped dari metaphysis

tulang panjang.Dapat terjadi dalam tulang yang berkembang dari

pengerasan enchondral.

Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%)

dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang

pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Osteokondroma sering

terjadi pada tulang panjang, biasanya tulang paha proksimal atau distal,

tibia proksimal, pelvis, atau scapula 10-25 tahun orang (berhenti tumbuh

pada saat jatuh tempo tulang). Pertumbuhan lesi paralel bahwa pasien.

5

2.3.2 Etiologi

Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui.Akhir-akhir

ini, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh

yaitu C-Fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio

aktif dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi tulang yang ada

sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi ), (Smeltzer.

2001).

Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada

beberapa factor yang berhubungan dan memungkinkan menjadi faktor

penyebab terjadinya tumor tulang yang meliputi:.

Genetik

Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan

tulang, misalnya sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS).

Dari data penelitian diduga mutasi genetic pada sel induk mesinkin dapat

menimbulkan sarcoma. Ada beberapa gen yang sudah

diketahui ,mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara lain gen

RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam

terjadinya STS. Gen lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah

gen MDM-2 (Murine Double Minute 2). Gen ini dapat menghasilkan suatu

protein yang dapat mengikat pada gen p53 yang telah mutasi dan

menginaktivitas gen tersebut.

Radiasi

Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang

terpapar radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma

maligna yang mendapat radioterapi.Halperin dkk. Memperkirakan

resiko terjadinya sarcoma pada klien penyakit Hodgkin yang diradiasi

adalah 0,9 %. Terjadinya keganasan jaringan lunak dan bone sarcoma

6

akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1922. Walaupun jarang

ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.

Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant

fibrous histiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau

limfangiosarkoma.Jarak waktu antara radiasi dan terjadinya sarcoma

diperkirakan sekitar 11 tahun.

Bahan Kimia.

Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat

menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan

terhadap torium dioksida (Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat

menimbulkan angiosarkoma, pada hepar, selain itu, abses juga diduga

dapat menimbulkan mosotelioma, sedangkan polivilin klorida dapat

menyebabkan angiosarkoma hepatik.

Trauma

Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai

riwayat trauma.Walaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada

jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan riwayat trauma, semua ini

tidak pernah dapat dibuktikan.

Limfedema kronis.

Limfedema akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan

limfangiosarkoma dan kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas

superior ditemukan pada klien karsinoma mammae yang mendapat

radioterapi pasca-mastektomi.

Infeksi.

Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan

oleh infeksi parasit, yaitu filariasis.Pada klien limfedema kronis akibat

obstruksi, filariasis dapat menimbulkan limfangiosrakoma.

7

2.3.3 Manifestasi klinis

a. Nyeri tulang

Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses

metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari

oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi

saraf pada endosteum oleh tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih

terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.

b. Fraktur

Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang

menjadi lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur.Kadang-

kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya.Daerah yang

sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas

atas dan bawah serta vertebra.

c. Penekanan medula spinalis

Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis

menjadi terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya

menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas,

gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen.

d. Peninggian kadar kalsium dalam darah

Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari

tulang.Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan,

mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran.

e. Gejala lainnya

Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul

sesuai dengan tipe sel darah yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila

mengenai sel darah merah.Apabila sel darah putih yang terkena, maka

pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan

pada platelet, dapat menyebabkan perdarahan.

8

2.3.4 Tanda dan Gejala

a) Rasa sakit (nyeri)

Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya

menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai

dengan progresivitas penyakit).

b) Pembengkakan

Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta

pergerakan yang terbatas

c) Keterbatasan gerak

d) Fraktur patologik.

e) Menurunnya berat badan

f) Teraba massa

Lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta

distensi pembuluh darah maupun pelebaran vena.

g) Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk,

demam, berat badan menurun dan malaise

9

2.3.5 Patofisiologi

10

Fakto-faktor yang memungkinkan terjadinya tumor dan keganasan pada system muskuloskletal :

Genetic , radiasi, bahan kimia, trauma, limfidema kronis, dan infeksi.

Berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas, fibroblast, dan mieloblas

Tindakan operatif

Pertumbuhan baru sel-sel tulang dan jaringan lunak

Bersifat ganas atau kanker (sel kecil)

- Kurang kohesif- Pertumbuhan cepat- Pola tidak teratur- Tidak berkapsul

Peningkatan proliferasi sel, neovaskularisasi, pertumbuhan jaringan, pembengkakan, dan

kerapuhan tulang

Bersifat osteogenik, kondrogenik, atau mlelogenik

Bersifat jinak(epidermoid, sel besar)

- Kohesif- Tumbuh

lambat- Pola teratur- berkapsul

Asuhan keperawatan perioperatif

Ekspansi tumor yang capat dan penekanan ke

jaringan sekitarnya,

perdarahan atau, degenerasi

1.Nyeri

2.Hambatan mobilitas fisik

Pembesaran jaringan

7. Gangguan Citra Diri

1. Ansietas

Metabolisme

Kebutuhan energy

3. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penurunan kemampuan pergerakan

4. resiko tinggi trauma

5. Defisit perawatan diri

Kelemahan dan perasaan mudah lelah

Neovaskularisasi jaringan

Anemia

Spasme otot dan kekakuan tulang serta

kerapuhan pada tulang

Resiko fraktur

patologis

Penekanan pada saraf

Penurunan sensasi

Gangguan neorologis

Tindakan radioterapi dan

kemoterapi

11

6. Kerusakan integritas

kulit

Terbentuknya ulkus

Kerusakan pembuluh darah dan jaringan

lunak

2. Ketidakefektifan koping 10. kebutuhan

pengetahuan dan informasi

2.3.6 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut

saat didiagnosis.Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi

pengangkatan tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan

pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas

yang sakit.Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi,

atau terapi kombinasi.Osteosarkoma biasanya ditangani dengan

pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang

digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis

tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan

leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam

kombinasi.

Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan

pemberian cairan normal intravena, diuretika, mobilisasi dan obat-obatan

seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid.

Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk menghancurkan atau

mengangkat jaringan maligna dengan menggunakan metode yang seefektif

mungkin.

Secara umum penatalaksanaan osteosarkoma ada dua, yaitu:

1. Pada pengangkatan tumor dengan pembedahan biasanya diperlukan

tindakan amputasi pada ekstrimitas yang terkena, dengan garis

amputasi yang memanjang melalui tulang atau sendi di atas tumor

untuk control lokal terhadap lesi primer. Beberapa pusat perawatan

kini memperkenalkan reseksi lokal tulang tanpa amputasi dengan

menggunakan prosthetik metal atau allograft untuk mendukung

kembali penempatan tulang-tulang.

2. Kemoterapi

12

Obat yang digunakan termasuk dosis tinggi metotreksat yang dilawan

dengan factor citrovorum, adriamisin, siklifosfamid, dan vinkristin.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas pasien

Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status

perkawinan, dan alamat.

3.1.2 Riwayat kesehatan

Dapatkan riwayat kesehatan, proses penyakit, bagaimana keluarga dan

pasien mengatasi masalahnya dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang

dideritanya. Berikan perhatian khusus pada keluhan misalnya : keletihan,

nyeri pada ekstremitas, berkeringat pada malam hari, kurang nafsu makan,

sakit kepala, dan malaise.

Keluhan utama pada klien biasanya:

a. Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.

b. Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak

c. Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya

13

3.1.3 Pengkajian fisik

a. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta

adanya pelebaran vena.

b. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian karena

tumor atau serta pergerakan yang terbatas.

c. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit, seperti :

mungkin hebat atau dangkal

sering hilang dengan posisi flexi

anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan

aktifitas, tidak mampu menahan objek berat

d. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi,

nodus limfe regional.

e. Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan

3.2 Pemeriksaan diagnostik.

Radiografi, tomografi, pemindaian tulang, radisotop, atau biopsi tulang

bedah, tomografi paru, tes lain untuk diagnosis banding, aspirasi sumsum tulang

(sarkoma ewing). (Wong, 2003).

Hasil pemeriksaan biasanya :

a. Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang

baru.

b. Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek

tulang.

c. Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.

14

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi

2. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak

tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak

adekuat

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berkenaan dengan kanker.

4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan

kinerja peran. (Doengesm 1999).

5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak. (Wong,

2003)

3.4  Rencana intervensi dan rasional.

a. Diagnose keperawatan 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

biologi

b. Tujuan : klien mengalami pengurangan nyeri

c. Kriteria hasil :

Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan

Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan

aktifitas hiburan sesuai indikasi situasi individu.

No.

Intervensi Rasional

1Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri )

memberikan data dasar untuk

 menentukan dan mengevaluasi

 intervensi yang diberikan.

2 Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya :

Meningkatkan relaksasi klien

15

musik, televisi )

3Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi

meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien

4

Kolaborasi :

Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri

mengurangi nyeri dan spasme otot. (Doenges, 1999).

a. Diagnose keperawatan 2 : Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa

takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem

pendukung tidak adekuat.

b. Tujuan : Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan

partisipasi aktif dalam aturan pengobatan

c. Kriteria hasil :

Pasien tampak rileks

Melaporkan berkurangnya ansietas

Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri

klien

No

.Intervensi Rasional

1Motivasi pasien dan keluarga untuk

mengungkapkan perasaan

Memberikan kesempatan pada

pasien untuk mengungkapkan rasa

takut serta kesalahan konsep

tentang diagnosis.

2

Berikan lingkungan yang nyaman

dimana pasien dan keluarga merasa

aman untuk mendiskusikan perasaan

atau menolak untuk berbicara

Membina hubungan saling

percaya dan membantu pasien

untuk merasa diterima dengan

kondisi apa adanya

3

Pertahankan kontak sering dengan

pasien dan bicara dengan menyentuh

pasien.

Memberikan keyakinan bahwa

pasien tidak sendiri atau ditolak

16

4 Berikan informasi akurat, konsisten 

Daa t menurunkan ansietas dan

memungkinkan pasien membuat

keputusan atau pilihan sesuai

realita.(Doenges, 1999)

a. Diagnose keperawatan 3 : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.

b. Tujuan : mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat.

c. Kriteria hasil :

penambahan berat badan, bebas tanda malnutrisi, nilai albumin dalam

batas normal ( 3,5 – 5,5 g% ).

No

.Intervensi Rasional

1 Catat asupan makanan setiap hariMengidentifikasi kekuatan atau

defisiensi  nutrisi

2Ukur tinggi, berat badan, ketebalan

kulit trisep setiap hari

Mengidentifikasi keadaan

malnutrisi protein kalori khususnya

bila berat badan dan pengukuran

antropometrik kurang dari normal

3Berikan diet TKTP dan asupan cairan

adekuat

Memenuhi kebutuhan metabolik

jaringan. Asupan cairan adekuat

untuk menghilangkan produk sisa

4

Kolaborasi :

Pantau hasil pemeriksaan

laboratorium sesuai indikasi

Membantu mengidentifikasi derajat

malnutrisi.  (Doenges, 1999)

a. Diagnose keperawatan 4 : Gangguan harga diri karena hilangnya

bagian tubuh atau perubahan kinerja peran. (Doenges 1999).

b. Tujuan : mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup

tentang tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu

c. Keriteria hasil :

Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif

17

No

.Intervensi Rasional

1

Diskusikan dengan orang terdekat

pengaruh diagnosis dan pengobatan

terhadap kehidupan pribadi pasien dan

keluarga

Membantu dalam memastikan

masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah

2

Motivasi pasien dan keluarga untuk

mengungkapkan perasaan tentang efek

kanker atau pengobatan

Membantu dalam pemecahan

masalah

3

Pertahankan kontak mata selama

interaksi dengan pasien dan keluarga

dan bicara dengan menyentuh pasien

Menunjukkan rasa empati dan

menjaga hubungan saling percaya

dengan pasien dan keluarga.

(Doenges, 1999)

a. Diagnose keperawatan 5 : Berduka berhubungan dengan kemungkinan

kehilangan alat gerak. (Wong, 2003).

b. Tujuan : Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan

anggota gerak .

c. Kriteria hasil :

Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak

Mengalami peninggkatan mobilitas

No

.Intervensi Rasional

1Lakukan pendekatan langsung dengan

klien

Meningkatkan rasa percaya

dengan klien

2Diskusikan kurangnya alternatif

pengobatan

Memberikan dukungan moril

kepada klien untuk menerima

pembedahan

3

Ajarkan penggunaan alat bantu seperti

kursi roda atau kruk sesegera mungkin

sesuai dengan kemampuan pasien

Membantu dalam melakukan

mobilitas dan meningkatkan

kemandirian pasien.

4 Motivasi dan libatkan pasien dalam Secara tidak langgsung

18

aktifitas bermainmemberikan latihan mobilisasi.

(Wong, 2003)

3.5 Evaluasi

a. Pasien mampu mengontrol nyeri

Melakukan teknik manajemen nyeri,

Patuh dalam pemakaian obat yang diresepkan.

Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat

istirahat, selama menjalankan aktifitas hidup sehari-hari

b. Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektif.

Mengemukakan perasaanya dengan kata-kata

Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien

Keluarga mampu membuat keputusan tentang pengobatan pasien

c. Masukan nutrisi yang adekuat

Mengalami peningkatan berat badan

Menghabiskan makanan satu porsi setiap makan

Tidak ada tanda – tanda kekurangan nutrisi

d. Memperlihatkan konsep diri yang positif

Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien

Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri

e. Klien dan keluarga siap intuk menghadapi kemungkinan amputasi

19

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam tubuh manusia terdapat rangka matang yang terdiri dari tulang,

jaringan fibrosa dan rawan.Dari sel-sel ini atau jaringan mesenkim primitif

asalnya, bisa berkembang neoplasma rangka primer jinak atau ganas. Neoplasma

juga bisa muncul dari jaringan tubuh mana saja yang nantinya akan menginvasi

tulang dan menyebabkan destruksi tulang local, hal ini lah yang dinamakan

neoplasma sekunder. Pada pasien dengan neoplasma, tujuan perawatan yang

diberikan adalah untuk menyembuhkan tulang yang terserang penyakit dan tentu

saja menghilangkan tumor jika tumor tersebut dianggap berbahaya.Terapi

mencakup pembedahan, kemoterapi, dan radiasi yang tergantung pada tipe tumor

dan penyebarannya.Perawatan tumor tulang metastatic sering bersifat palliative,

yaitu hanya meredakan tetapi tidak untuk menyembuhkan.

4.2 Saran

20

Sebagai seorang perawat, sedah menjadi kewajiban untuk memberikan

tindakan perawatan dalam asuhan keperawatan yang diarahkan kepada

pembentukan tingkat kenyamanan pasien, manajemen rasa sakit dan keamanan.

Perawat harus mampu mamahami faktor psikologis dan emosional yang

berhubungan dengan diagnosa penyakit, dan perawat juga harus terus mendukung

pasien dan keluarga dalam menjalani proses penyakitnya.

21

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

http://rahayutrinuritasari.blogspot.com/2013/10/askep-osteokondroma.html,

Diakses tanggal 06 Mei 2014.

http://misteradenz.blogspot.com/2013/04/askep-kanker-tulang.html, diakses

tanggal 07 Mei 2014.

22