Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

25
KERTAS KERJA KELOMPOK (KKK) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGURANGI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) (Studi Kasus pada Pelayanan Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan) Disusun oleh: KELOMPOK IV Ketua Sekretaris Penyaji Anggota : : : : MUAMMAR GADDAFI, S.Ag, MA FAUZAN HELMY HUTASUHUT, AP, S.Sos, MAP ANUAR SADAT, SP, M.Si 1. SAMSIDAR, AMK 2. HARTATI, SE 3. JHON AMRIADI, SP, MM 4. FAISALLUDDIN, SKM 5. BAIGINOT, M.Pd 6. EDWIN HARNANI, SH 7. ZAI DULBAR, S.Ag PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN I PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI AGAM 2013

description

KKP PIM III

Transcript of Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

Page 1: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

KERTAS KERJA KELOMPOK (KKK)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGURANGI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

(Studi Kasus pada Pelayanan Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan)

Disusun oleh:

KELOMPOK IV

Ketua

Sekretaris

Penyaji

Anggota

:

:

:

:

MUAMMAR GADDAFI, S.Ag, MA

FAUZAN HELMY HUTASUHUT, AP, S.Sos, MAP

ANUAR SADAT, SP, M.Si

1. SAMSIDAR, AMK

2. HARTATI, SE

3. JHON AMRIADI, SP, MM

4. FAISALLUDDIN, SKM

5. BAIGINOT, M.Pd

6. EDWIN HARNANI, SH

7. ZAI DULBAR, S.Ag

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN I

PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI

AGAM 2013

Page 2: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia diamanatkan bahwa Kesehatan

merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia, yaitu sebagaimana yang

tercantum dalam pasal 28 H ayat (1): “setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik

dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Pembangunan

Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan

umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.

Pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan

kepada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang

menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling

mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah

masyarakat, pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan legeslatif

serta badan yudikatif. Dengan demikian dalam lingkungan pemerintah baik

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus saling bahu membahu secara

sinergis melaksanakan pembangunan kesehatan yang terencana, terpadu dan

berkesinambungan dalam upaya bersama-sama mencapai Millenium

Development Goals (MDGs) yang setinggi-tingginya.

Untuk mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, Kabupaten

Aceh Selatan telah membentuk perangkat daerah yang mengurus dibidang

kesehatan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Selatan Momor 5 Tahun

2008 tentang Susunan dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Aceh Selatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan sebagai satuan kerja yang

bertanggungjawab dibidang pelayanan kesehatan, dalam pelaksanaannya

banyak mendapat persoalan-persoalan dalam pencapaian tujuan

Page 3: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

2

pembangunan kesehatan Nasional yaitu terwujudnya derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya bagi setiap orang.

B. Isu Akatual Pelayanan kesehatan merupakan hak azasi manusia, karena itu masalah

kesehatan harusnya perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Berdasarkan

gambaran tersebut Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan melalui Dinas

Kesehatan perlu mengoptimalkan seluruh sumber daya kesehatan baik pada

tingkat Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu maupun Posyandu yang tersebar di

di Kabupaten Aceh Selatan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

optimal tersebut ada beberapa persoalan yang dihadapi dan menjadi issu

aktual di Kabupaten Aceh Selatan antara lain:

1. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

2. Kasus gizi buruk

3. Kurangnya tenaga medis di beberapa Puskesmas

Isu-isu aktual tersebut sangat penting untuk mendapatkan perhatian oleh

Pemerintah Daerah.

Agar mengetahui Isu aktual prioritas untuk penyelesaian persoalan tersebut

dilakukan analisa melalui Teknik Analisis Manajemen (TAM) yaitu dengan

teknik pembobotan kriteria Urgency (Mendesak), Seriousness (Gawat), dan

Growth (Bertumbuh) (USG). Skala penilaian yang digunakan mengacu pada

skala Likert (angka 1-5):

Angka 5 = Menyatakan sangat mendesak/gawat/dampak

Angka 4 = Menyatakan mendesak/gawat/dampak

Angka 3 = Menyatakan cukup mendesak/gawat/dampak

Angka 2 = Menyatakan kurang mendesak/gawat/dampak

Angka 1 = Menyatakan sangat kurang mendesak/gawat/mendesak

Untuk lebih jelasnya penentuan isu aktual yang diprioritaskan dapat dilihat

pada Tabel 1 berikut ini:

Page 4: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

3

Tabel 1 MATRIKS ISU AKTUAL PRIORITAS

No. ISU AKTUAL U S G TOTAL 1 Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). 5 5 5 15 2 Kasus gizi buruk 4 5 5 14 3 Kurangnya tenaga medis di beberapa

Puskesmas 3 5 4 13

C. Lingkup Bahasan

Berdasarkan pembobotan isu aktual yang telah dilakukan, maka dalam

penulisan Kertas Kerja Kelompok (KKK) ini permasalahan yang akan di bahas

adalah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Lokus dari penulisan kertas kerja kelompok ini adalah Kabupaten Aceh

Selatan, sedangkan fokusnya adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh

Selatan.

Page 5: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

4

BAB II GAMBARAN KEADAAN

A. Gambaran Umum

1. Geografi

Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terletak pada posisi 02022’36” –

0406’ Lintang Utara dan 96035’40” – 90035’34” Bujur Timur. Daerah dengan

luas 4.005,10 Km2. Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Aceh

Selatan terbagi dalam 16 kecamatan, 43 mukim dan 248 desa yang saat ini

telah berubah menjadi gampong.

2. Demografis

Penduduk Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2011 berjumlah 214.229,

terdiri dari 107.552 jiwa penduduk perempuan dan 106.777 penduduk laki-

laki, dengan sex ratio 0,993. Kepadatan penduduk adalah 53,5 orang per

Km2. Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Labuhan

Haji (268,18 orang/Km2), sedangkan yang paling jarang penduduknya

adalah kecamatan Trumon (12,9 orang/Km2).

Komposisi penduduk Aceh Selatan menurut kelompok umur pada tahun

2010 menunjukkan bahwa proporsi penduduk terbesar berada pada

kelompok umur 20 – 24 tahun (10,27%).

3. Kesehatan

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan satu unit

pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan. Puskesmas

sebagai unit pelayanan kesehatan, harus mampu melakukan upaya

kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan

dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta

kebijakan permerintah setempat. Jumlah puskesmas sebanyak 13 unit dan

didukung oleh 7 unit puskesmas pembantu. Dalam proses pelaksanaan

pembangunan di sektor kesehatan pelbagai masalah dan tantangan

berkembang semakin berat dan komplek kadang-kadang tidak terduga hal

ini harus ditangani dengan cepat, tepat dan serius.

Page 6: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

5

4. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita

dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan

meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Terhitung sejak tahun

1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat

negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia

Tenggara (Kemenkes RI, 2010).

Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili

Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue

(DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome

(DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang

sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan

mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.

KLB terakhir tercatat pada tahun 2006 yakni terdapat 80.837 kasus DBD di

Indonesia dengan jumlah korban meninggal sebanyak 1.099 orang, dan

merupakan angka tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Selanjutnya pada

tahun 2007 tercatat kasus DBD sebesar 8.019 orang (sampai 31 Januari

2007) (WHO, 2007 dalam Bakti dkk, 2010).

Sedangkan di Kabupaten Aceh Selatan selama tahun 2010 terdapat 112

kasus DBD (5,3 / 10.000 penduduk) dimana 45 kasus diantaranya terjadi di

kecamatan Tapaktuan. Upaya pencegahan melalui penggerakan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih belum optimal dilakukan,

sehingga kasus-kasus yang terjadi relatif meningkat setiap tahunnya.

Terhitung dari bulan Januari - hingga April 2011, kembali warga terserang

DBD mencapai 46 orang, Kota Tapaktuan merupakan terbanyak terserang

DBD. Terakhir pada tahun 2012 masih terjadi kasus demam berdarah

dengue (DBD) di Kabupaten Aceh Selatan, dan menyerang warga

sebanyak 39 kasus.

Page 7: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

6

B. Visi dan Misi

1. Visi

“MASYARAKAT ACEH SELATAN YANG MANDIRI UNTUK HIDUP

SEHAT DI TAHUN 2013”

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi, maka misi Dinas Kabupaten Aceh

Selatan adalah:

a. Berpihak pada rakyat.

b. Bertindak cepat dan tepat

c. Kerjasama Tim

d. Integritas yang tinggi

e. Transparan dan akuntabel

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Selatan Momor 5 Tahun 2008 tentang

tentang Susunan dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Aceh Selatan, Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan mempunyai tugas melaksanakan urusan

Pemerintahan Daerah dibidang kesehatan, berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

kesehatan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan.

4. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan.

5. Pelaksanaan pengelolaan UPTD.

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Page 8: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

7

D. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja

1. Tujuan

Tujuan pada hakikatnya adalah menggambarkan suatu rumusan

keinginan yang hendak dicapai dalam waktu yang akan datang dan tujuan

yang dirumuskan itu disesuaikan dengan rencana strategis jangka

panjang dan sesuai dengan isu aktual yang di angkat. Maka tujuan yang

diangkat dalam hal ini adalah “Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan”.

2. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan semua yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan dalam jangka

waktu bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan serta harus

menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan baik bersifat spesifik, terinci dapat

diukur dan dapat dicapai. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah

“Berkurangnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang hampir setiap tahun melanda Kabupaten Aceh Selatan”.

3. Indikator Kinerja

Untuk mencapai sasaran tersebut perlu ditetapkan indikator kinerja yaitu

ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada

tahun bersangkutan. Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan di atas, maka ditetapkan indikator kinerjanya adalah “Jumlah

warga terserang DBD”.

Page 9: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

8

BAB III GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN

Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun mendatang, tingkat kinerja yang diinginkan

adalah tercapainya sasaran yaitu Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam

mengurangi kasus DBD yang setiap tahun terjadi di Kabupaten Aceh Selatan yang

ditetapkan berdasarkan indikator Jumlah warga terserang DBD. Gambaran kinerja

sekarang dan yang akan datang, secara rinci dapat diuraikan pada Tabel 2

sebagai berikut:

Tabel 2

KINERJA SEKARANG DAN YANG DIINGINKAN

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN UKURAN 2010 2011 2012 2013

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi kasus DBD yang setiap tahun terjadi di Kabupaten Aceh Selatan.

Jumlah warga yang terserang DBD.

orang 45 46 39 0

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat pencapaian kinerja yang diinginkan yaitu tidak

adnya warga Kabupaten Aceh Selatan yang terkena penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD) dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan pada tahun-tahun berikutnya

diharapkan kejadian DBD tersebut tidak terulang lagi.

Page 10: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

9

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA

A. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Seperti yang penulis sampaikan pada Bab Pendahuluan, isi aktual prioritas

yang perlu ditangani segera adalah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di

di Kabupaten Aceh Selatan. Untuk mengetahui kendala tersebut perlu

dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal.

Faktor internal dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori yaitu Kekuatan

(Strenght) sebagai faktor pendukung keberhasilan yang datang dari dalam

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan, dan kelemahan (Weakness)

sebagai faktor yang dapat menghambat pencapaian tujuan yang berasal dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan.

Sedangkan faktor eksternal dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori yaitu

Peluang (Opportunities) yang dapat diraih oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Aceh Selatan dalam pencapaian tujuan yang bersumber dari luar organisasi.

Dan Ancaman (Threats) sebagai faktor penghambat dalam pencapaian tujuan

yang berasal dari luar Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan.

Sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Aceh Selatan, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengurangi kasus demam

berdarah dengue (DBD) sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

KEKUATAN (S) 1. Baiknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu.

2. Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat sangat baik.

3. Ketersedeiaan dana yang cukup untuk penanggulangan DBD.

KELEMAHAN (W) 1. Tidak cukupnya tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap Puskesmas.

2. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah.

3. Kewaspadaan dini dari aparatur yang kurang terhadap kejadian wabah DBD.

Page 11: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

10

PELUANG (O) 1. Adanya program Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

2. Adanya perkumpulan / organisasi masyarakat yang peduli DBD.

3. Adanya program Jumat bersih. ANCAMAN (T) 1. Kurang baiknya penanganan sampah.

2. Kurangnya kepedulian sebagian masyarakat pada kebersihan lingkungan.

3. Lingkungan dengan sanitasinya yang buruk.

Faktor Internal dan eksternal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel

4 dan tabel 5 berikut:

Tabel 4 MATRIK URGENSI FAKTOR INTERNAL

No. FAKTOR INTERNAL FAKTOR YANG LEBIH URGEN BOBOT

FAKTOR (%) a b c D e f NF

KEKUATAN (STRENGTHS)

a. Baiknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu. b c a e F 1 6,67

b. Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat sangat baik.

b b d e f 2 13,33

c. Ketersedeiaan dana yang cukup untuk penanggulangan DBD C b c e f 2 13,33

KELEMAHAN (WEAKNESS)

d. Tidak cukupnya tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap Puskesmas. a d c d d 3 20

e. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah. E e e d e 4 26,67

f. Kewaspadaan dini aparatur yang kurang terhadap kejadian wabah DBD. f f f d e 3 20

15

Page 12: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

11

Tabel 5 MATRIK URGENSI FAKTOR EKSTERNAL

No. FAKTOR INTERNAL FAKTOR YANG LEBIH URGEN BOBOT

FAKTOR (%) a b c d e f NF

PELUANG (OPPORTUNITIES) a. Adanya program Jumantik a a d e f 2 13,33

b. Adanya perkumpulan / organisasi masyarakat yang peduli DBD a b d b b 3 20

c. Adanya program Jumat bersih a b c c f 2 13,33 ANCAMAN (THREATS)

d. Kurang baiknya penanganan sampah d d c d d 4 26,67

e. Kurangnya perhatian sebagian masyarakat pada kebersihan lingkungan e b c d e 2 13,33

f. Lingkungan dengan sanitasinya buruk f b f d e 2 13,33 15

Untuk pencapaian sasaran meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam

mengurangi kasus DBD yang setiap tahun terjadi di Kabupaten Aceh Selatan

dapat diidentifikasi nilai dukungan faktor internal dan eksternal sebagaimana

dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7 berikut:

Tabel 6

NILAI DUKUNGAN FAKTOR INTERNAL

No. FAKTOR INTERNAL NILAI DUKUNGAN

KEKUATAN (STRENGTHS) a. Baiknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu. 3 b. Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat sangat

baik. 4

c. Ketersedeiaan dana yang cukup untuk penanggulangan DBD 4 KELEMAHAN (WEAKNESS)

d. Tidak cukupnya tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap Puskesmas. 5 e. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah. 5 f. Kewaspadaan dini aparatur yang kurang terhadap kejadian wabah DBD. 4

Page 13: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

12

Tabel 7 NILAI DUKUNGAN FAKTOR EKSTERNAL

No. FAKTOR EKSTERNAL NILAI DUKUNGAN

PELUANG (OPPORTUNITIES) a. Adanya program Jumantik 5 b. Adanya perkumpulan / organisasi masyarakat yang peduli DBD 4 c. Adanya program Jumat bersih 5 ANCAMAN (THREATS)

d. Kurang baiknya penanganan sampah 3 e. Kurangnya perhatian sebagian masyarakat pada kebersihan lingkungan 3 f. Lingkungan dengan sanitasinya buruk 4

Untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan antara masing-masing faktor

dalam rangka meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi

kasus DBD, dapat dilihat sebagaimana tabel 8 dan tabel 9. Skala penilaian yang

digunakan mengacu pada skala Likert (angka 1 - 5).

Page 14: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

13

Tabel 8 NILAI KETERKAITAN FAKTOR INTERNAL

No. FAKTOR INTERNAL NILAI KETERKAITAN NRK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

KEKUATAN (STRENGTHS) 1 Baiknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu. 3 3 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2,55 2 Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat sangat baik. 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4,27 3 Ketersedeiaan dana yang cukup untuk penanggulangan DBD 3 5 3 3 1 4 3 2 1 1 2 2,55 KELEMAHAN (WEAKNESS)

4 Tidak cukupnya tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap Puskesmas. 2 5 3 5 2 3 2 2 2 4 4 3,09 5 Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah. 2 5 3 5 1 2 2 4 3 3 4 3,09 6 Kewaspadaan dini aparatur yang kurang terhadap kejadian wabah DBD. 3 5 1 2 1 3 4 2 1 1 1 2,18

Tabel 9

NILAI KETERKAITAN FAKTOR EKSTERNAL

No. FAKTOR EKSTERNAL NILAI KETERKAITAN NRK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PELUANG (OPPORTUNITIES) 7 Adanya program Jumantik 4 5 4 3 2 3 3 2 1 2 3 2,91 8 Adanya perkumpulan / organisasi masyarakat yang peduli DBD 2 5 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3,27 9 Adanya program Jumat bersih 3 3 2 2 4 2 2 4 4 4 3 3 ANCAMAN (THREATS)

10 Kurang baiknya penanganan sampah 2 4 1 2 3 1 1 4 4 3 4 2,64 11 Kurangnya perhatian sebagian masyarakat pada kebersihan lingkungan 2 4 1 4 3 1 2 3 4 3 4 2,82 12 Lingkungan dengan sanitasinya buruk 2 3 2 4 4 1 3 4 3 4 4 3,09

Page 15: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

14

B. Pemilihan dan Penetapan Faktor Kunci Keberhasilan

Agar dapat memanfaatkan kekuatan, meminimalkan kelemahan,

meningkatkan peluang, dan mengubah ancaman menjadi peluang dalam

pencapaian sasaran organisasi, perlu dicari Faktor-faktor Kunci Sukses (FKS)

yang dapat dilihat pada tabel 10 dan tabel 11 berikut:

Tabel 10 REKAPITULASI PENILAIAN FAKTOR KUNCI SUKSES INTERNAL

No. FAKTOR INTERNAL BF % ND NBD (BFxND)

NRK NBK (BFxNRK)

TNB (NBDxNBK)

FKS

KEKUATAN (STRENGTHS)

1 Baiknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu.

7 3 0,20 2,55 0,17 0,37 III

2 Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat sangat baik.

13,33 4 0,53 4,27 0,57 1,10 I

3 Ketersedeiaan dana yang cukup untuk penanggulangan DBD

13,33 4 0,53 2,55 0,34 0,87 II

Jumlah 2,35 KELEMAHAN (WEAKNESS)

4 Tidak cukupnya tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap Puskesmas.

20 5 1 3,09 0,62 1,62 II

5 Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah.

26,67 5 1,33 3,09 0,82 2,16 I

6 Kewaspadaan dini aparatur yang kurang terhadap kejadian wabah DBD.

20 4 0,80 2,18 0,44 1,24 III

Jumlah 5,01

berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan faktor kunci sukses untuk kekuatan

urutan pertama adalah petugas sudah mampu melakukan penyuluhan kepada

masyarakat, tinggal bagaimana Dinas Kesehatan dapat memberikan layanan

penyuluhan masyarakat yang intensif berdasarkan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam rangka pencegahan DBD. Sedangkan faktor kunci sukses

untuk meminimalkan kelemahan yang menjadi penekanan utama adalah

tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah.

Page 16: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

15

Tabel 11 REKAPITULASI PENILAIAN FAKTOR KUNCI SUKSES EKSTERNAL

No. FAKTOR INTERNAL BF % ND NBD (BFxND)

NRK NBK (BFxNRK)

TNB (NBD+NBK)

FKS

PELUANG (OPPORTUNITIES) 1 Adanya program Jumantik 13,33 5 0,67 2,91 0,39 1,05 I

2 Adanya perkumpulan / organisasi masyarakat yang peduli DBD

20,00 4 0,80 3,27 0,65 1,45 II

3 Adanya program Jumat bersih

13,33 5 0,67 3,00 0,40 1,07 III

Jumlah 3,58 ANCAMAN (THREATS)

3 Kurang baiknya penanganan sampah

26,67 3 0,80 2,64 0,70 1,50 III

4 Kurangnya perhatian sebagian masyarakat pada kebersihan lingkungan

13,33 3 0,40 2,82 0,38 0,78 II

5 Lingkungan dengan sanitasinya buruk

13,33 4 0,53 3,09 0,41 0,95 I

Jumlah 3,22

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan faktor kunci sukses untuk peluang

urutan pertama adalah adanya program Jumantik. Jumantik atau juru pemantau

jentik adalah warga masyarakat setempat yang telah dilatih oleh petugas

kesehatan atau Puskesmas sehingga mengenal penyakit Demam Berdarah dan

cara-cara pencegahannya. Sedangkan faktor kunci sukses untuk ancaman yang

menjadi penekanan utama adalah Lingkungan dengan sanitasinya buruk, sebagai

akibat pembangunan yang tidak berpihak pada lingkungan seperti lingkungan

yang lembab, terdapat genangan air dimana-mana, buang air besar tidak pada

tempatnya (sembarangan) dan lain sebagainya.

Hasil rekapitulasi penilaian faktor kunci sukses pada tabel 10 dan tabel 11, maka

teridentifikasi faktor kunci sebagai berikut:

Kekuatan (S) Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada

masyarakat sangat baik.

Kelemahan (W) Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya

masih rendah.

Page 17: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

16

Peluang (O) Adanya program Jumantik.

Ancaman (T) Lingkungan dengan sanitasinya buruk.

Selanjutnya, berdasarkan rekapitulasi penilaian faktor kunci sukses faktor internal

dan eksternal di atas, maka dapat ditentukan posisi kekuatan organisasi Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan sebagai berikut:

S = 2,35; W = 5,01;

O = 3,58; T = 3,22

S – W = -2,67

O – T = 0,35

Posisi kekuatan untuk mencapai sasaran berada pada kuadran III (merger)

artinya untuk mengurangi jumlah kasus DBD di Kabupaten Aceh Selatan maka

Dinas Kesehatan perlu melakukan kombinasi strategi yang dapat memanfaatkan

peluang yang ada dan menghilangkan atau meminimalham kelemahan internal

yang ada.

Gambar 1

POSISI KEKUATAN

2

-1

-2 2

S = 2,35

O = 3,58

W = 5,01

T = 3,22 0,35

-2,67

II status quo

I ekspansi

IV likuidasi

III merger -2

Page 18: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

17

C. Strategi Dan Rencana Kegiatan

Strategi merupakan seni memadukan antar faktor kunci keberhasilan agar

terjadi sinergi dalam pencapaian tujuan dengan strategi dapat

mengoptimalkan sumberdaya unggulan dalam memaksimalkan pencpaian

sasaran kinerja dalam manajemen, cara terbaik untuk mencapai tujuan,

sasaran dan kinerja adalah dengan strategi memberdayakan sumberdaya

yang efektif.

Dalam penyusunan strategi dilakukan dengan memakai matrik SWOT yang

didasarkan pada prinsip pemberdayaan sumber daya unggulan organisasi

dengan cara memadukan antar kekuatan kunci keberhasilan agar terciptanya

kesatuan arah dan sinergi dalam pencapaian sasaran.

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis pada faktor yang berpengaruh,

dalam kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan pada strategi

kuadran III, bahwa Dinas Kabupaten Aceh Selatan harus meminimalkan

masalah-masalah internal, sehingga dapat merubah peluang yang lebih baik,

maka langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:

Page 19: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

18

Tabel 12 STRATEGI SWOT

FAKTOR INTERNAL

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

FAKTOR EKSTERNAL

1. Baiknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu.

2. Kemampuan petugas melakukan penyuluhan kepada masyarakat sangat baik.

3. Ketersedeiaan dana yang cukup untuk penanggulangan DBD.

1. Tidak cukupnya tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap Puskesmas.

2. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih rendah.

3. Kewaspadaan dini dari aparatur yang kurang terhadap kejadian wabah DBD.

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO 1. Adanya program

Jumantik 2. Adanya perkumpulan /

organisasi masyarakat. 3. Adanya program Jumat

bersih.

Optimalkan Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu sebagai motivator dan penggerak dalam Pencegahan dan Pemberantasan DBD melalui organisasi masyarakat yang ada.

Membentuk kader Jumatik untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga supaya terhindar dari DBD.

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT 1. Kurang baiknya

penanganan sampah. 2. Kurangnya kepedulian

sebagian masyarakat pada kebersihan lingkungan

3. Lingkungan dengan sanitasinya yang buruk.

Manfaatkan dana yang cukup untuk mempebaiki lingkungan yang sanitasinya buruk.

Menghimpun berbagi potensi masyarakat, keluarga dan perorangan agar berperan aktif dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang DBD.

Berdasarkan formulasi strategi maka dapat disusun rencana aksi kegiatan seperti

terdapat pada tabel 13 berikut ini:

Page 20: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013
Page 21: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

20

Tabel 13 TABEL RENCANA AKSI

SASARAN DAN INDIKATOR

STRATEGI (PROGRAM) KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

WAKTU BIAYA

SASARAN: Berkurangnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang hampir setiap tahun melanda Kabupaten Aceh Selatan. INDIKATOR: Jumlah warga terserang DBD.

1. Optimalkan Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu sebagai motivator dan penggerak dalam Pencegahan dan Pemberantasan DBD melalui organisasi masyarakat yang ada.

1. Membentuk tim terpadu dengan melibatkan organisasi masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan

Februari – Maret 2013

PM

2. Koordinasi dalam rangka pemantauan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk pencegahan dan penanggulangan DBD.

Kepala Dinas Kesehatan.

April 2013 PM

2. Membentuk kader Jumantik untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga supaya terhindar dari DBD.

1. Membentuk kader Jumantik dengan rasio minimal 1 orang setiap 60 rumah.

Kepala Dinas Kesehatan

April 2013 PM

2. Melakukan pemeriksaan, bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga.

Kabid Yankes Juni – Desember 2013

PM

3. Manfaatkan dana yang cukup untuk mempebaiki lingkungan yang sanitasinya buruk.

1. Bantuan jamban umum dan keluarga untuk daerah yang masyarakatnya masih buang air disembarang tempat.

Kepala Dinas Kesehatan

April – September 2013

PM

2. Penyuluhan dan sosialisai. Kabid Yankes Oktober – November 2013

PM

4. Menghimpun berbagi potensi masyarakat, keluarga dan perorangan agar berperan aktif untuk menggerakkan masyarakat lainnya dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang DBD.

1. Pendekatan formal maupun informal kepada tokoh masyarakat, LSM dan organisasi pemuda.

Sekretaris Dinas Maret 2013 PM

2. Memfasilitasi masyarakat dalam memahami permasalahan yang ada dilingkungannya.

Kabid Pelayanan Kesehatan

Juni 2013 PM

Page 22: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

21

D. Monitoring dan Evaluasi

Untuk keberhasilan program kerja sesuai dengan strategi yang ditetapkan, maka perlu

dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan untuk memastikan bahwa pelaksanaan

rencana kegiatan dan sumber daya digunakan secara efektif dan efisien. Untuk

mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan maka monitoring dan evaluasi

dilakukan terhadap target, realisasi, waktu dan biaya. Monitoring dan evaluasi

terhadap rencana aksi sebagaimana dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14 MONITORING DAN EVALUASI

No. Kegiatan Target Waktu Biaya Ket. Realisasi

1 Membentuk tim terpadu dengan melibatkan organisasi masyarakat.

Target Februari – Maret 2013

PM

Realisasi 2 Koordinasi dalam rangka

pemantauan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk pencegahan dan penanggulangan DBD.

Target April 2013

PM

Realisasi

3 Membentuk kader Jumantik dengan rasio minimal 1 orang setiap 60 rumah.

Target April 2013

PM

Realisasi 4 Melakukan pemeriksaan,

bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga.

Target Juni – Des 2013

PM

Realisasi 5 Bantuan jamban umum dan

keluarga untuk daerah yang masyarakatnya masih buang air disembarang tempat.

Target April – Sept. 2013

PM

Realisasi

6 Penyuluhan dan sosialisai. Target Oktober – Nov. 2013

PM

Realisasi 7 Pendekatan formal maupun

informal kepada tokoh masyarakat, LSM dan organisasi pemuda.

Target Maret 2013

PM

Realisasi

8 Memfasilitasi masyarakat dalam memahami permasalahan yang ada dilingkungannya.

Target Juni 2013

PM

Realisasi

Page 23: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

22

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil analisa terhadap kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Aceh Selatan maka

faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan Dinas Kesehatan Kabupaten

Aceh Selatan sebagai berikut:

1. Kekuatan, Petugas sudah mampu melakukan penyuluhan kepada masyarakat.

2. Kelemahan, Tingkat pengetahuan masyarakat tentang DBD umumnya masih

rendah.

3. Peluang, Adanya program Jumantik.

4. Ancaman, Lingkungan dengan sanitasinya buruk.

B. Saran

Untuk mengurangi jumlah kasus DBD di Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2013

maka Dinas Kesehatan perlu menyusun strategi yang dapat menangkap berbagai

peluang dan meminimalkan kelemahan internal yang ada yaitu sebagai berikut:

1. Membentuk tim terpadu dengan melibatkan organisasi masyarakat.

2. Koordinasi dalam rangka pemantauan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN) untuk pencegahan dan penanggulangan DBD.

3. Membentuk kader Jumantik dengan rasio minimal 1 orang setiap 60 rumah.

4. Melakukan pemeriksaan, bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dan

keluarga.

5. Bantuan jamban umum dan keluarga untuk daerah yang masyarakatnya masih

buang air disembarang tempat.

6. Penyuluhan dan sosialisai.

7. Pendekatan formal maupun informal kepada tokoh masyarakat, LSM dan

organisasi pemuda.

8. Memfasilitasi masyarakat dalam memahami permasalahan yang ada

dilingkungannya.

Page 24: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK APARATUR

Tanggal pengambilan data : ..................................................

Umur/Jenis kelamin : ..................................................

Lokasi/Alamat : ....................................................

1. Dimana saja daerah paling sering terjangkit DBD? 2. Berapa banyak angka penderita pada kasus DBD dalam 3 tahun terakhir? Berapa

jumlah angka kematiannya? 3. Apa penyebab umum terjadinya kasus DBD di daerah ini? 4. Berapa jumlah penduduk (jiwa)? Berapa jumlah KK? 5. Bagaimana prosedur penanganan kasus DBD di Posyandu, Pustu, Puskesmas

serta Rumah Sakit? 6. Sejauhmana kemampuan petugas dalam melakukan penyuluhan?

a. Berapa jumlah petugas penyuluhan di setiap Puskesmas? b. Apa Latar belakang pendidikan petugas penyuluhan? c. Pelatihan teknis apa saja yang pernah diikuti petugas?

7. Berapa kali penyuluhan tentang DBD dilaksanakan dalam setahun? 8. Berapa jumlah tenaga sanitarian dan ahli kesmas di setiap puskesmas/? Apakah

masyarakat memiliki pengetahuan tentang DBD? 9. Apakah ada dibentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) disetiap desa/kelurahan?

Berapa orang jumlahnya? 10. Apakah masyarakat bersikap waspada terhadap kejadian wabah DBD? 11. Apakah masyarakat peduli tentang keadaan kebersihan lingkungan sekitar? 12. Bagaimana pola hidup bersih dan sehat di masyarakat? 13. Organisasi masyarakat apa saja yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap

kasus DBD? 14. Bagaimana kondisi sanitasi di masyarakat? 15. Berapa kali Pemerintah Daerah dan masyarakat melaksanakan program 3M? 16. Berapa kali dilaksanakan fogging di tempat DBD? 17. Apakah program Jumat bersih masih berjalan efektif di masyarakat? 18. Bagaimana penanganan sampah dari rumah tangga sampai TPA? Setiap kapan

petugas kebersihan beroperasi menangani sampah rumah tangga? 19. Apakah anggaran untuk DBD sudah memadai dan berapa besarnya dana yang

dianggarkan setiap tahun? 20. Kegiatan apa saja yang dibuat Dinas Kesehatan untuk mencegah dan menangani

kasus DBD? 21. Faktor-faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman apa saja, yang saat ini

dimiliki Dinas kesehatan dalam penanganan DBD?

Page 25: Tugas KKK Kelp IV Diklat Pim3 Angkatan I 2013

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK MASYARAKAT

Tanggal pengambilan data : ..................................................

Umur /Jenis kelamin : ..................................................

Lokasi/Alamat : ....................................................

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Demam Berdarah (DBD)?

2. Dari mana bapak mendapat informasi tentang DBD?

3. Menurut Bapak/Ibu siapa yang bertanggungjawab tentang DBD?

4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tempat

tinggal?

5. Apakah menurut Bapak/Ibu ada organisasi masyarakat yang peduli tentang DBD?

6. Apakah kebersihan lingkungan berkaitan penting dengan kejadian DBD?

7. Jika ada tetangga/masyarakat yang terserang DBD, apa kesulitan yang Bapak/Ibu

hadapi untuk mendapatkan pelayanan?

8. Sejauhmana partisipasi masyarakat terhadap DBD? Apa bentuk yang dilakukan?

9. Berapa kali dilaksanakan fogging di tempat DBD?