Tugas Kimed 3

5
METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA DAN BAYI METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA Fase I Oksidasi amida Gugus amida mengalami Cα-hidroksilasi menjadi senyawa antara karbinolamid N-dealkilasi Asetaminofen adalah Obat analgetik yang pada dosis tunggal (normal) relatif aman & tidak toksik, tetapi pada dosis tinggi dapat menimbulkan nekrosis hati. Hal ini disebabkan asetaminofen mengalami N-hidroksilasi membentuk N hidroksiasetaminofen dan secara spontan mengalami dehidrasi pada gugus N-hidroksilamid,menghasilkan N- asetilimidokuinon yang sangat reaktif. N- asetilimidokuinon inilah yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan makromolekul hati sehingga terjadi nekrosis. Selain itu N-asetilimidokuinon juga mengalami konjugasi dengan glutation

description

REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA DAN BAYI

Transcript of Tugas Kimed 3

Page 1: Tugas Kimed 3

METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA DAN BAYI

METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA

Fase I

Oksidasi amida

Gugus amida mengalami Cα-hidroksilasi menjadi senyawa antara

karbinolamid N-dealkilasi

Asetaminofen adalah Obat analgetik yang pada dosis tunggal

(normal) relatif aman & tidak toksik, tetapi pada dosis tinggi dapat

menimbulkan nekrosis hati. Hal ini disebabkan asetaminofen

mengalami N-hidroksilasi membentuk N –hidroksiasetaminofen dan

secara spontan mengalami dehidrasi pada gugus N-

hidroksilamid,menghasilkan N-asetilimidokuinon yang sangat reaktif. N-

asetilimidokuinon inilah yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan

makromolekul hati sehingga terjadi nekrosis. Selain itu N-asetilimidokuinon

juga mengalami konjugasi dengan glutation

Page 2: Tugas Kimed 3

METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK BAYI

Reaksi konjugasi biasanya

terjadi terhadap gugus nukelofil

pada obat, seperti alkohol, asam

karboksilat, amina (termasuk

amina heterosiklik) dan tiol. Jika

gugus ini tidak ada pada

sebuah obat, biasanya obat

tersebut

mengalami reaksi fase I terlebih

dulu.

Seperti -OH, -COOH, -NH2, -

NR2,

-SH

Elektron tidak berpasangan milik

S (Nukleofil) akan menyerang C

yang bermuatan positif milik

NAPQI(sebagai elektrofil).

sehingga menhasilkan senyawa

intermediet seperti di samping.

Reaksi Asetaminofen

Page 3: Tugas Kimed 3

Senyawa yang atas adalah bentuk senyawa intermediet (senyawa

antara). Pada senyawa intermediet ini gugus SH menjadi kekurangan

elektron karena satu pasang elektron bebasnya telah digunakan untuk

berikatan dengan NAPQI. Dengan demikian, gugus ini memiliki

kecenderungan untuk menstabilkan dirinya. Salah satunya adalah dengan

memutuskan ikatan antara S dengan H, dan menggunakan elektron hasil

pemutusan tersebut untuk menstabilkan diri (sehingga mempunyai tiga

pasang elektron bebas lagi), dan menjadi senyawa yang di bawahnya.

Proton (H) yang dilepas tadi akan bermuatan positif (kekurangan

elektron), karena pada struktur yang diatas NAPQI masih memiliki atom O

yang kaya elektron, maka elektron yang dimiliki O akan disumbangkan

ke proton tersebut sehingga membentuk ikatan OH. Dengan demikian

terbentuk senyawa NAPQI yang telah berikatan dengan enzim Glutatione

(NAPQI-SG) dengan sifat ikatan irreversibel (sulit untuk lepas kembali),

akibatnya akan merusak fungsi sel – sel hepar tersebut. Dengan

Page 4: Tugas Kimed 3

demikian hepar tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai organ

pemetabolisme sehingga terjadi hepatotoksik.