Tugas Kelompok Orto

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang berdekatan. Diastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan lengkung rahang. Bisa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh rahang. Diastema sentral rahang atas adalah ruang yang terdapat diantara gigi insisif sentral rahang atas. Diastem sering ditemukan pada masa gigi bercampur, tapi biasa juga berlajut sampai pada masa gigi permanen. Diastem diantara gigi geligi insisivus rahang atas merupakan suatu keadaan yang sering kali kita jumpai dan merupakan hal yang normal sebelum erupsi gigi kaninus atas. Pada diastem yang berat kemungkinan penting dilakukan pembedahan untuk menghasilkan suatu penutupan diastema yang stabil. Diastem yang dirawat sedini mungkin akan memberikan hasil perawatan yang efektif. Walaupun penutupan diastem dilakukan dengan baik, yang sering menjadi masalah adalah sangat sulit untuk mencegah diatema relaps kembali. 1.2 TUJUAN Dalam pembahasan ini kami akan membahas secara ringkas mengenai etiologi diastem dan juga mengenai beberapa perawatan

description

tugas

Transcript of Tugas Kelompok Orto

Page 1: Tugas Kelompok Orto

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Diastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang berdekatan.

Diastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan lengkung rahang.

Bisa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh rahang. Diastema

sentral rahang atas adalah ruang yang terdapat diantara gigi insisif sentral rahang atas.

Diastem sering ditemukan pada masa gigi bercampur, tapi biasa juga berlajut sampai pada

masa gigi permanen. Diastem diantara gigi geligi insisivus rahang atas merupakan suatu keadaan

yang sering kali kita jumpai dan merupakan hal yang normal sebelum erupsi gigi kaninus atas.

Pada diastem yang berat kemungkinan penting dilakukan pembedahan untuk menghasilkan suatu

penutupan diastema yang stabil. Diastem yang dirawat sedini mungkin akan memberikan hasil

perawatan yang efektif. Walaupun penutupan diastem dilakukan dengan baik, yang sering

menjadi masalah adalah sangat sulit untuk mencegah diatema relaps kembali.

1.2 TUJUAN

Dalam pembahasan ini kami akan membahas secara ringkas mengenai etiologi diastem dan

juga mengenai beberapa perawatan diastema serta cara-cara mempertahankan hasil perawatan

sehingga diperoleh kontak yang baik anatara gigi geligi.

Page 2: Tugas Kelompok Orto

BAB II

ETIOLOGI DIASTEMA

Etiologi diastem dapat terbagi dua yaitu :

2.1 Diastema Fisiologis

Diastem fisiologis merupakan diastem bagian dari pertumbuhan normal yang sering

disebutu diastem perkembangan. Sebagai contoh , diastem yang berada pada insisivus sentralis

yang nantinya diastem ini akan berkurang ketika insisivus lateralis erupsi dan akhirnya diastem

akan tertutup dengan erupsinya gigi caninus.

2.2 Diastem Patologis

Diastem patologis pada masa gigi permanen dapat disebabkan oleh beberapa factor antara

lain :

1. Frenulum Labial yang Abnormal

Pada waktu gigi erupsi dan ruang alveolus terbentuk maka perlekatan frenulum bergeser

ke atas, akan tetapi masi berhubungan dengan tepi alveolus, serabut dari frenulum ini

masih ada yang tinggal melekat pada lapisan luar periosteum diantara insisivus sentralis

atas dan membentuk jaringan ikat yang membentuk sutura median. Serabut frenulum ini

dapat menyebabkan terhalangnya insisivus sentralis saling dekat satu sama lain sehingga

membentuk diastem

2. Gigi Permanen yang Agenesis

Agenesis merupakan suatu keadaan yang biasa dijumpai pada masa gigi permanen,

sehingga dapat menyebabkan terjadinya diastema oleh karena tidak adanya benih gigi.

3. Gigi yang Bentuknya Lebih Kecil dari Gigi Normal

Bentuk gigi yang lebih kecil dari normal dapat menyebabkan terjadinya diastema, dan

keadaan ini dapat di jumpai pada daerah insisivus atas

Page 3: Tugas Kelompok Orto

4. Bentuk Tulang Interproksimal

5. Ukuran Gigi yang Tidak Sesuai dengan Besar Rahang

Ketidak sesuaian ukuran rahang yang terlalu besar dengan ukuran gigi yang terlalu kecil

dapat menyebabkan diastem hal ini disebabkan oleh masih banyaknya ruangan yang

tersisa.

6. Lidah yang Besar

7. Kebiasaan Buruk

Selain itu ada beberapa faktor sebagai penyebab terjadinya suatu diastema sentral.

Berdasarkan penelitian pada ras orang kulit hitam lebih banyak mengalami hal ini dibandingkan

dengan kulit putih, asia dan hispanik.

Diastema sentral yang terjadi pada rahang atas bisa disebabkan oleh :

1. Ukuran gigi insisif lateral kecil.

2. Rotasi dari gigi insisif.

a. Perlekatan frenulum yang abnormal.

b. Gigi sepernumerer di median line.

c. Kehilangan gigi insisif lateral secara kongenital.

d. Diastema pada saat pertumbuhan normal

e. Penutupan median line yang tidak sempurna

Page 4: Tugas Kelompok Orto

BAB III

PERAWATAN

Perawatan diastema tergantung dari derajat keparahan dan faktor etiologi yang

menyebabkan. Diastem pada masa gigi muda permanen dapat dirawat dengan menggunakan

pesawat lepasan dan pesawat cekat. Diastem yang disebabkan oleh factor skeletal yang berat

dapat dirawat dengan perawatan ortodontik yang dikombinasikan dengan pembedahan

Beberapa cara perawatan diastem :

1. Pesawat lepasan

Terbagi atas ;

a. Pesawat lepasan dengan pegas jari

b. Pesawat lepasan yang didesain oleh adams

c. Ppenutupan ruang denga ligature elastis

d. Kombinasi pesawat ortodontik dan perawatan prostodonsia

2. Pesawat cekat

Terbagi atas ;

a. Pesawat cekat tanpa kombinasi

b. Pesawat cekat dengan kombinasi

c. Pesawat cekat dengan frenoktomi

Untuk melakukan perawatan terhadap diastema sentral maka harus diketahui dahulu faktor

penyebab utamanya maka bisa dilakukan perawatan. Oleh karena itu perawatan yang diterangkan

disini dimulai dengan perawatan faktor penyebabnya dan dilanjutkan dengan perawatan diastema

sentralnya.

1. Ukuran gigi insisif lateral kecil.

Diastema yang terjadi sebagai akibat dari gigi insisif lateral yang abnormal ukurannya ”peg

lateral”, penutupan dilakukan dengan menggeserkan gigi insisif sentral ke median line dengan

mempergunakan alat ortodonti cekat yaitu breket atau alat ortodonti lepasan mempergunakan

Page 5: Tugas Kelompok Orto

pegas koil. Bila ruangan telah tertutup lalu kemudian gigi insisif lateral direkuntruksi dengan

penambahan lebar mesiodistalnya mempergunakan komposit resin atau bisa juga dengan

pembuatan protesa jaket.

2. Rotasi dari gigi insisif.

Mengembalikan gigi tersebut ke posisi yang seharusnya sudah dapat menghilangkan

diastema yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan alat ortodonti lepasan dengan memakai

pegas terbuka (Z-spring) dan atau dengan alat cekat. Selain itu dilakukan juga pemutusan

jaringan periodontal supracrestal untuk hasil yang lebih baik supaya tidak terjadi relaps. Dapat

juga dilakukan dengan over rotasi untuk pencegahan relaps.

3. Perlekatan frenulum yang abnormal.

Perawatan dilakukan dengan menggerakkan gigi insisif sentral ke median line sampai mencapai

kontak yang benar, diharapkan dengan kontaknya gigi insisif sentral tersebut maka jaringan ikat

frenulum akan teresobsi oleh tekanan dari gigi insisif sentral, tetapi apabila alat ortodonti baik

yang lepasan ataupun yang cekat telah dilepas dan terjadi lagi relaps atau terdapat celah kembali.

Prosedurnya diulang kembali dan lalu kemudian dilakukan frenektomi untuk memotong jaringan

ikat frenulumnya. Jaringan scar (keloid) apabila ada akan membantu sebagai retensi.

4. Gigi sepernumerer di median line.

Perawatannya ialah dengan cara mencabut gigi supernumerary tersebut

secepat mungkin sejak saat diketahui, sebelum menimbulkan malposisi atau untuk

meminimlisasi bila telah terjadi malposisi dari gigi lainnya. Bila terdiagnosis secara

radiografi, maka harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan gigi supernumerer

tersebut

5. Kehilangan gigi insisif lateral secara kongenital.

Perawatannya terdapat dua metoda : 1. menggerakkan gigi kaninus ke mesial menempati

ruang yang tersedia untuk gigi insisif lateral. 2. membuka ruang untuk gigi insisif lateral, yang

selanjutnya dilakukan pembuatan protesa untuk gigi insisif lateral. Kesemuanya itu tergantung

Page 6: Tugas Kelompok Orto

dari : usia pasien, bentuk gigi C, posisi gigi C, keinginan pasien, kedalaman gigitan, keserasian

hubungan gigi C dengan gigi insisif sentral.

6. Diastema pada saat pertumbuhan normal

Bila hal ini terjadi pada saat usia pertumbuhan dan perkembangan yaitu sekitar usia 8-11

tahun, hanya dilakukan observasi. Karena bila diastema berkisar antara 2mm atau kurang

nanti akan tertutup dengan sendirinya bila gigi kaninus telah tumbuh. Perawatan

penutupan celah disini hanya karena orang tua pasien yang merasa penampilan anaknya

kurang baik

7. Penutupan median line yang tidak sempurna

Perawatannya hampir sama dengan untuk perawatan frenektomi. Tetapi disini jaringan

ikat dan epitelial yang berada diantara celah dikeluarkan sampai bersih. Bila tidak dikeluarkan

secara bersih maka akan terjadi celah kembali. Apabila semua faktor penyebabnya telah

diketahui secara pasti, baru kemudian dilakukan penutupan diastema sentral dengan

menggerakkan gigi insisif sentral rahang atas ke median line baik mempergunakan alat cekat

berupa breket ataupun dengan mempergunakan alat lepasan berupa pegas koil. Setelah itu baru

dilanjutkan dengan perawatan liannya bila memang diperlukan, misalnya bedah, konservasi dan

atau prostodonti.

Page 7: Tugas Kelompok Orto

BAB IV

KESIMPULAN

Untuk melakukan perawatan terhadap diastema maka kita harus mengetahui dahulu

faktor penyebab utamanya setelah itu barulah kita bisa melakukan perawatan Karena jenis

perawatan yang dilakukan terhadap diastema sangat bervariasi tergantung

dari jenis penyebabya tersebut. Perawatannya bisa melibatkan berbagai

cabang ilmu kedokteran, mulai dari ilmu bedah mulut, ortodonti, konservasi,

prostodonti dan periodonti.

Page 8: Tugas Kelompok Orto

ETIOLOGI DIASTEMA DAN

PERAWATANNYA

RIZKY FATTHIYAH (J11109101)

FITRI APRILIANI (J11109102)

RESKIH PRATAMAYANTI (J11109103)

NURSAMSI (J11109105)

SITI MAGHFIRAH ALI P (J11109106)

MUFIDAH AL-AMRI (J11109122)

AKMALIA ROSYADA (J11109271)

SELVIAWATI S (J11109272)

AHMAD MUSTAFA (J11109273)

TAUFIQ NUGROHO (J11109275)

YEYEN SUTASMI (J11109276)

REZKY WAHYUNI (J11109277)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 9: Tugas Kelompok Orto

MAKASSAR

2011