Tugas Jurnal Kulit Dr Prima Iman

download Tugas Jurnal Kulit Dr Prima Iman

of 52

Transcript of Tugas Jurnal Kulit Dr Prima Iman

JOURNAL READING

PENELITIAN MENGENAI PENGGUNAAN ASAM LEMAK OMEGA3 SEBAGAI SUPLEMEN TERAPI DALAM Presentation Title PENGOBATAN PSORIASISG Mrquez Balbs, M Snchez Regaa, P Umbert MilletDove Press journal : Clinical, Cosmetic, Investigational Dermatology 17 may 2011 : 4, 73 - 77

PEMBIMBING :

Dr. SRI PRIMAWATI INDRASWARI, SP.KKOLEH: IMAN PRADANA (030.06.123)

ABSTRAKPenelitian ini mengevaluasi efektivitas suplemen gizi yang kaya asam lemak omega-3 pada pasien dengan plak psoriasis ringan atau sedang

30 pasien direkrut

15 dari mereka diberi pengobatan topikal dengan tacalcitol sebagai kelompok kontrol Ke-15 pasien yang tersisa diberi tacalcitol topikal dan 2 kapsul Oravex setiap hari

ABSTRAK (2)Penelitian dilakukan selama 8 minggu

ABSTRAK (3)

PARAMETER PRIMER PENILAIAN KEBERHASILAN

ABSTRAK (4)

Peningkatan ini secara signifikan lebih besar pada kelompok yang diobati dengan tambahan Oravex dibandingkan dengan kelompok kontrol

ABSTRAK (5)

Suplementasi asam lemak omega-3

merupakan pengobatan tambahan serta melengkapi pengobatan topikal pada psoriasis

memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi PASI dan NAPSI dan meningkatkan DLQI, dan untuk mengurangi lesi kulit kepala dan pruritus, eritema, sisik, dan infiltrasi pada daerah yang dirawat

PENDAHULUAN (1)Psoriasis

Psoriasis adalah merupakan suatu penyakit kulit kronis yang dianggap sebagai penyakit imunologis yang merupakan kombinasi peradangan / inflamasi kulit dengan hiperplasia epidermal sekunder

PENDAHULUAN (2)Telah dilaporkan bahwa pasien dengan psoriasis memiliki prevalensi tinggi untuk menderita gangguan metabolik seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan hiperlipidemia, bersama sama dengan peningkatan angka kejadian merokok serta peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas

PENDAHULUAN (3)Seperti psoriasis, sindrom metabolik ditandai oleh respon inflamasi mendasar TH1, yang menunjuk ke hipotesis bahwa psoriasis dikaitkan dengan sindrom metabolik karena adanya mekanisme peradangan

Penjelasan lain yang mungkin untuk menjelaskan kecenderungan timbulnya sindrom metabolik pada pasien dengan psoriasis terletak pada pola-pola perilaku atau dampak psikologis akibat dari penyakit. Hipotesis lain adalah bahwa sindrom metabolik secara langsung dapat menimbulkan terjadinya psoriasis

PENDAHULUAN (4)

Beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan protein C - reaktif pada pasien dengan psoriasis karena peningkatan konsentrasi IL-6 serum dan protein MRP8 dan MRP14, yang memiliki peran sebagai proatherogenic Penelitian terbaru mengkonfirmasi bahwa sel-sel Th17, Th1 dan TH22 terdeteksi di lesi kulit psoriasis dan terlibat dalam patogenesis psoriasis

PENDAHULUAN (5)Derivat vitamin D merupakan salah satu pengobatan topikal utama pada psoriasis. Di Spanyol tiga derivat vitamin D yang digunakan adalah calcipotriol, tacalcitol dan calcitriol. Dalam kombinasi dengan pengobatan lain, derivat vitamin D merupakan pengobatan pemeliharaan yang ideal, oleh karena itu penggunaan derivat vitamin D dapat dipertahankan dari waktu ke waktu

Asam lemak Omega-3, asam eicosapentaenoic ( EPA / Eicosaentaenoic Acid) dan asam docosahexaenoic ( DHA / Docosahexaenoic Acid), mengurangi berbagai gejala pada penyakit inflamasi kulit serta membatasi penyebaran proses inflamasi

Pada kulit, jalur utama untuk sintesis leukotrien adalah 15-lipoxygenase, sehingga menimbulkan asam 15-hydroxyeicosatetraenoic. Akibatnya, epidermis dapat mengkonversi leukotrien A4 (diproduksi oleh leukosit polimorfonuklear) menjadi leukotrien B4, yang merupakan salah satu mediator inflamasi utama. Asupan EPA dan DHA mengarah pada pembentukan metabolit dihidroksilasi melalui 15-lipoxygenase, asam 15hydroxyeicosapentaenoic, dan asam 15-hydroxydocosahexaenoic. Zat- zat tersebut merupakan inhibitor poten dari 5-lipoxygenase pada sel mononuklear, sehingga membatasi sintesis leukotrien LTB4, LTC4, dan LTD4 yang merupakan zat properadangan

OBJEKTIFTujuan utama dari penelitian iniuntuk mengevaluasi efektivitas asupan asam lemak omega-3 pada pasien dengan plak psoriasis ringan atau sedang dengan menambahkan suplementasi Oravex

Berdasarkan hasil dari uji laboratorium di Barcelona, Spanyol, Oravex ( yang terdiri dari 280 mg asam eicosapentaenoic, 40 mg asam docosahexaenoic, 50 mg ekstrak thyme, 50 mg ekstrak daun zaitun, 20 mg ekstrak teh hijau, 7,5 mg seng, 27,5 mcg selenium per kapsul]), yang merupakan suplemen gizi yang kaya akan asam lemak omega-3, dapat meningkatkan efektivitas pengobatan topikal plak psoriasis

METODOLOGIIni merupakan suatu penelitian yang observasional prospektif, terbuka, singlecenter yang terkontrol dengan tindak lanjut selama 2 bulan

Lima belas pasien dipilih selama periode bulan Oktober dan November pada tahun 2007 dan memulai pengobatan dengan pengobatan topikal tacalcitol

selebihnya, 15 pasien lainnya yang dipilih, selain pengobatan dengan tacalcitol, juga mengkonsumsi 2 kapsul Oravex dalam sehari

membentuk kelompok

membentuk kelompok

B

A

METODOLOGI (2)Kedua kelompok tersebut homogen untuk jenis kelamin, usia , dan indeks massa tubuh (BMI) Dosis pemberian EPA dan DHA adalah 640 mg per hari ( WHO merekomendasikan asupan minimum harian 0,3 hingga 0,5 g EPA dan DHA pada populasi umum)

METODOLOGI (3)

usia pasien antara 18 hingga 70 tahun dan skor plak psoriasis stabil ringan (PASI, 3) atau sedang (PASI 3-10)

telah menerima pengobatan topikal dalam dua minggu sebelumnya dan telah melakukan phototherapy pengobatan sistemik atau biologis dalam waktu 4 minggu terakhir wanita hamil atau menyusui pasien dengan penyakit hati dan neuropati

METODOLOGI (4)Parameter keberhasilan utama adalah menggunakan PASI, indeks keparahan kuku psoriasis (NAPSI) dan indeks kualitas hidup dermatologis (DLQI)Penilaian sekunder adalah nilai-nilai yang terkait dengan kehadiran pruritus ( ya / tidak ), psoriasis pada kulit kepala ( 0 : tidak ada, 1 : ringan, 2 : sedang, 3 : berat ) dan tentu saja klinis dari target plak psoriasis berdasarkan eritema, infiltrasi dan sisik ( skor dimulai dari skala 0 : tidak ada, hingga 5 : berat ). Tes darah dilakukan pada pasien saat kunjungan awal dan akhir

HASILData dikumpulkan dari 30 pasien pada kunjungan awal dan pada minggu 4 dan 8. Tidak ada pasien yang mengundurkan diri atau ditarik keluar dari penelitian Usia rata-rata adalah 58,97 15,1 tahun, 63,3% adalah laki-laki, dan BMI rata-rata 26,85 3,3 kg/m2, 30,0% pasien memiliki BMI normal, 53,3% kelebihan berat badan, dan sisanya 16,7% dianggap mengalami obesitas

Data akhir berdasarkan keamanan-nya, terutama dalam kontrol darah, tidak ada pemburukan keadaan pasien yang menyebabkan penarikan keluar pasien dari penelitian

HASIL (2)

Tabel 1. Hasil berdasarkan parameter penilaian primer dan sekunder

HASIL (3)Berdasarkan indeks PASI didapatkan peningkatan sebesar 6,8 poin dalam kelompok yang mengkonsumsi Oravex, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 3,5 poin. Perbedaan ini sangat signifikan (P, 0,0001)

HASIL (4)Terdapat penurunan yang diamati berdasarkan indeks NAPSI dalam kelompok yang dirawat dengan Oravex, dari 2,91 pada kunjungan awal menjadi 1,68 pada kunjungan setelah 8 minggu. Kelompok kontrol tidak didapatkan perbaikan dalam akhir penelitian, meskipun titik akhir ini sangat rendah dan berbeda dari kelompok A

HASIL (5)

DLQI juga lebih besar pada kelompok yang diobati dengan Oravex, dengan peningkatan sebesar 6,67 poin dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya sebesar 3,03 poin

Dari semua parameter sekunder yang telah dipelajari ( lesi kulit kepala, lesi plak target-eritema, infiltrasi, dan sisik ) peningkatan yang signifikan diamati dalam kelompok yang dirawat dengan Oravex dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah 8 minggu pengobatan

Evolusi / perkembangan beberapa pasien dari kelompok yang dirawat dengan tacalcitol ditambah OravexBerkurangnya eritema, deskuamasi, dan infiltrasi setelah pengobatan kombinasi dengan Oravex dan tacalcitol

Berkurangnya deskuamasi dan infiltrasi setelah pengobatan kombinasi dengan Oravex dan tacalcitol

*DISKUSIPenelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dari penambahan suplemen gizi yang kaya akan asam lemak omega-3 dalam pengobatan psoriasis Studi sebelumnya telah menunjukkan efek diet yang mungkin terjadi terhadap evolusi penyakit. Diet asam lemak omega-3 (n-3) memiliki efek berupa anti-inflamasi dan imunomodulasi yang mungkin relevan terhadap aterosklerosis dan manifestasi klinis-nya yang berupa infark miokard, kematian mendadak, dan stroke. Berbagai efek biologis EPA dan DHA telah dibuktikan dari penelitian terhadap pengkonsumsian ikan atau suplemen minyak ikan pada manusia dan hewan. Ini termasuk efek pada trigliserida, kolesterol HDL, fungsi trombosit, fungsi endotel dan pembuluh darah, tekanan darah, eksitabilitas jantung, stres oksidatif, sitokin pro dan antiinflamasi, dan fungsi kekebalan tubuh. Penting secara klinis bahwa efek anti-inflamasi pada manusia lebih tinggi berdasarkan dari hasil penelitian yang mendemonstrasikan manfaat suplementasi asam lemak pada psoriasis dibandingkan dengan lainnya.

*DISKUSI (2)Setelah 8 minggu pengobatan, didapatkan perkembangan yang jelas pada grup yang diberikan terapi tambahan menggunakan Oravex bersama dengan tacalcitol dibandingkan dengan grup kontrol yang hanya diberikan tacalcitol secara eksklusif. Walaupun jumlah subjek penelitian yang direkrut tidak terlalu banyak, namun secara statistik didapatkan perbaikan yang menyeluruh yang signifikan terhadap pemberian tambahan suplementasi Oravex bersama dengan pemberian tacalcitol.

KESIMPULANPengobatan dengan menggunakan suplementasi asam lemak omega-3 melengkapi pengobatan topikal pada penderita psoriasis, dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menurunkan PASI dan NAPSI, dan meningkatkan DLQI, dan juga mengurangi lesi pada kulit kepala dan pruritus, eritema, sisik, dan infiltrasi pada area yang diobati

Ya, dilakukan pengambilan 30 pasien. Lalu dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I diberikan salep Tacalcitol sebagai kelompok kontrol (pembanding) Kelompok II diberikan salep tacalcitol dan 2 kapsul oravex setiap hari sebagai kelompok studi. Tidak ada pasien yang drop out selama dilakukan penelitian

YA, karena dilakukan pengamatan pasien selama 8 minggu dimana terdiri atas tiga kali penilaian setiap kunjungan yaitu kunjungan pertama , kunjungan ke dua (minggu ke 4), dan kunjungan ke tiga (minggu ke 8) dan di nalisa perkembangannya berdasarkan skor PASI, NAPSI, dan DLQI (merupakan parameter penilaian primer pada penelitian ini) dan penilaian parameter sekunder berupa gejala gejala pasien

YA, ke 30 pasien yang dipilih dilakukan analisis . Tes darah dilakukan pada penelitian ini saat kunjungan awal dan penilaian gejala berdasarkan parameter PASI, DLQI , dan NAPSI serta parameter sekunder berdasarkan gejala gejala klinis dilakukan disetiap kunjungan. Tidak ada pemburukkan keadaan pasien yang menyebabkan penarikan keluar pasien dari penelitian

Ya, dokter dan pasien tetap blind dalam penelitian ini

YA, kedua kelompok diperlakukan sama dilakukan penilaian yang sama berdasarkan parameter primer dan sekunder. Tidak digunakan plasebo pada penelitian ini

YA, kelompok terapi dan kontrol sama. Usia rata rata adalah 58,97 15,1 tahun, 63,3 % laki laki , dan BMI rata rata 26,85 3,3 kg/m2 , 30,0 % memiliki BMI normal, 53,3 % kelebihan berat badan, dan 16,7 % dianggap mengalami obesitas

2. Seberapa presisi estimasi dari pengaruh terapi tersebut ( besarnya 95% RK) ?

Pada kejadian Psoriasis

Pengurangan Resiko Relatif ( PRR)

Pengurangan Resiko Absolut ( PRA) RKK-RKE

Jumlah yang dibutuhkan untuk diobati (JDD) 1/PRA

Penggunaan salep Tacalcitol sebagai kelompok kontrol. ( Rate Kejadian Kontrol = RKK )

Penggunaan salep RKK-RKE Tacalcitol dan RKK suplemen Oravex oral sebagai kelompok studi. (Rate Kejadian Eksperimen = RKE)

15 / 30 x 100 % = 50 %

15 / 30 x 100 % = 50 %

(50 %- 50 %) / 50 % =0%

50 % - 50 % =0%

1/0% =~

Perhitungan Sampel (2) :

95 % adalah rentang kepercayaan pada JDD = 1/ (batas RK dari PRA)= 1.96 RKK x (1-RKK) + RKE x (1-RKE) = pasien kontrol pasien terapi

Tidak didapatkan perbedaan sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pasien kita

2. Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita ?

YA, terapi tersebut dapat diterapkan pada pasien kita sebab berdasarkan hasil penelitian didapatkan penurunan skor PASI dan NAPSI serta didapatkna peningkatan DLQI. Gejala gejala klinis seperti lesi pada kulit kepala dan pruritus, eritema, persisikan, dan infiltrasi lesi juga berkurang. Tidak ada efek samping yang terlihat pada penelitian ini

Metode I : f

Resiko kesudahan pada pasien kita , dibanding (relatif) terhadap pasien pada penelitian . Dijelaskan sebagai (desimal) JDD /F = ( JDD untuk pasien seperti pada pasien kita)

Metode II : 1 /(RPKPXPRR)

RPKP pasien kita jika mendapat terapi kontrol : RPKP : 1/(RPKP XPRR)=1 / (JDD untuk pasien seperti pada pasien kita )

4. Apakah nilai dan pengharapan pasien kita , bila hasil akhir kita coba untuk mencegah dan mengobati , kita tawarkan ?

Didapatkan penurunan skor PASI dan NAPSI serta peningkatan DLQI. Perbaikan juga didapatkan berdasarkan gejala klinis seperti lesi pada kulit kepala dan pruritus, eritema, persisikan, dan infiltrasi pada lesi.

TERIMA KASIH

Psoriasis Area And Severity Index (PASI)

Dermatological Life Quality Index (DLQI)

Nail Psoriasis Severity Index (NAPSI)

1 kuku dibagi menjadi 4 kuadran lalu dinilai setiap kuadran menggunakan 8 parameter0 : tidak ada 1 : ringan 2: sedang 3: terlihat jelas 4 : terlihat sangat jelas

Perubahan pada badan kuku nail plate Perubahan pada bantalan kuku nail bed

Leukonikia Pits Crumbling Lanular red spots

Hiperkeratosis Salmon patches Onikolisis Splinter nail bed

total skor : (0 -32) / kuku

Leukonikia lesi superfisialis halus ditandai dengan bercak bercak berwarna putih

Pitting cekungan cekungan halus pada badan kuku

Crumbling destruksi dari badan kuku

Lanular red spots bintik bintik merah di lanula

Hiperkeratosis penebalan kuku ditandai hiperproliferasi dari keratosit dibawah kuku

Salmon patches lesi berisi serum dibawah badan kuku yang berwarna seperti ikan salmon

Onikolisis terpisahnya badan kuku dengan bantalan kuku

Splinter nail bed perdarahan yang terjadi pada pertemuan epidermis dengan dermis pada bantalan kuku

*