Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

33
ENDAPAN EMAS DALAM BATUAN METAMORF Emas merupakan sebuah logam mulia yang sejak dulu menjadi simbol kemakmuran suatu wilayah. Harga jualnya relatif stabil sehingga menjadi parameter tetap sebuah mata uang, sejak berbentuk dinar hingga uang kartal saat ini. Oleh karena itu, emas menjadi salah satu komoditi yang paling banyak dicari dan menjadi daya tarik para investor untuk membuat suatu Izin Usaha Penambangan (IUP) di daerah yang kaya akan kandungan emas. Proses pembentukan emas terkait dengan aktivitas hidrotermal yang banyak terdapat pada jalur gunungapi dan daerah interaksi antarlempeng. Sehingga daerah yang dilalui jalur gunungapi aktif maupun tidak aktif menjadi sasaran utama dalam eksplorasi cebakan emas. Keterdapatan intrusi batuan beku menjadi petunjuk awal akan adanya aktivitas hidrotermal yang cukup tua untuk menghasilkan cebakan emas ekonomis. Proses geologis selama 13 ribu tahun secara teori sudah cukup untuk menghasilkan cebakan emas ekonomis (Suprapto, 2011). A. MINERALOGI EMAS Pengetahuan tentang mineralogi emas sangat diperlukan dalam memahami teknologi pengolahan emas. Mineralogi dari batuan (bijih) emas perlu diketahui sebelum menentukan teknologi pengolahan yang akan diterapkan. Sehingga resiko kegagalan akibat salah memilih suatu teknologi pengolahan yang tidak sesuai dengan kondisi mineralogi bijih emas yang sedang dikerjakan dapat dihindari. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan emas dalam pengolahan emas adalah : Mineral-mineral pembawa emas Mineral-mineral induk Asosiasi mineral pembawa emas dengan mineral induk Ukuran butiran mineral emas 1. Mineral Pembawa Emas Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral

Transcript of Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Page 1: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

ENDAPAN EMAS DALAM BATUAN METAMORF

Emas merupakan sebuah logam mulia yang sejak dulu menjadi simbol kemakmuran suatu wilayah. Harga jualnya relatif stabil sehingga menjadi parameter tetap sebuah mata uang, sejak berbentuk dinar hingga uang kartal saat ini. Oleh karena itu, emas menjadi salah satu komoditi yang paling banyak dicari dan menjadi daya tarik para investor untuk membuat suatu Izin Usaha Penambangan (IUP) di daerah yang kaya akan kandungan emas.

Proses pembentukan emas terkait dengan aktivitas hidrotermal yang banyak terdapat pada jalur gunungapi dan daerah interaksi antarlempeng. Sehingga daerah yang dilalui jalur gunungapi aktif maupun tidak aktif menjadi sasaran utama dalam eksplorasi cebakan emas. Keterdapatan intrusi batuan beku menjadi petunjuk awal akan adanya aktivitas hidrotermal yang cukup tua untuk menghasilkan cebakan emas ekonomis. Proses geologis selama 13 ribu tahun secara teori sudah cukup untuk menghasilkan cebakan emas ekonomis (Suprapto, 2011).

A. MINERALOGI EMAS

Pengetahuan tentang mineralogi emas sangat diperlukan dalam memahami teknologi pengolahan emas. Mineralogi dari batuan (bijih) emas perlu diketahui sebelum menentukan teknologi pengolahan yang akan diterapkan. Sehingga resiko kegagalan akibat salah memilih suatu teknologi pengolahan yang tidak sesuai dengan kondisi mineralogi bijih emas yang sedang dikerjakan dapat dihindari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan emas dalam pengolahan emas adalah : Mineral-mineral pembawa emas Mineral-mineral induk Asosiasi mineral pembawa emas dengan mineral induk Ukuran butiran mineral emas

1. Mineral Pembawa Emas

Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas native, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium.

Page 2: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Sumber : www.mineraltambang.com

Emas native merupakan mineral emas yang paling umum ditemukan di alam. Sedangkan elektrum, keberadaannya di alam menempati urutan kedua. Mineral-mineral pembawa emas lainnya jarang atau bahkan langka.

Emas native mengandung perak antara 8 - 10%, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi, dan kadang-kadang mengandung sedikit tembaga atau besi. Oleh karenanya, warna emas native bervariasi dari kuning emas, kuning muda, sampai keperak-perakan, bahkan berwarna merah oranye. Berat jenis emas native bervariasi antara 19,3 (emas murni) sampai 15,6 tergantung pada kandungan peraknya. Bila berat jenisnya 17,6 maka kandungan peraknya sebesar 6%, dan bila berat jenisnya 16,9 kandungan peraknya sebesar 13,2%.

Page 3: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Sementara itu elektrum adalah jenis lain dari emas native yang mengandung perak di atas 18%. Secara mineralogi tidak ada perbedaan yang tegas antara emas native dengan emas elektrum dimana struktur kristal dan sifat optiknya serupa. Dengan kandungan perak yang lebih tinggi, warna elektrum bervariasi antara kuning pucat sampai warna perak kekuning-kuningan. Berat jenisnyapun bervariasi antara 15,5 - 12,5. Bila kandungan emas dan perak berbanding 1 : 1 berarti kandungan peraknya 36%, dan bila perbandingannya 2,5 : 1 berarti kandungan peraknya 18%.

2. Mineral Induk

Emas berasosiasi dengan kebanyakan mineral-mineral yang biasanya membentuk batuan. Emas biasanya berasosiasi dengan sulfida (mineral yang mengandung sulfur/belerang). Pyrite merupakan mineral induk yang paling umum. Emas ditemukan dalam pyrite sebagai emas nativ dan elektrum dalam berbagai bentuk dan ukuran, yang tergantung pada kadar emas dalam bijih dan karakteristik lainnya. Urutan selanjutnya Arsenopyrite, Chalcopyrite mineral sulfida lainnya berpotensi sebagai mineral induk terhadap emas. Bila mineral sulfida tidak terdapat dalam batuan, maka emas berasosiasi dengan oksida besi ( magnetit dan oksida besi sekunder), silica dan karbonat, material berkarbon serta pasir dan kerikil (endapan plaser).

Sumber : www.mineraltambang.com

Terkadang sulit mengidentifikasi emas dengan mineral yang menyerupainya, seperti pyrite, chalcopyrite, pyrrhotite, pentlandite dan mika berwarna emas. Pyrite berwarna kuning dengan bau khas logam dengan bentuk kristal kubus. Chalcopyrite juga kuning-kuningan dengan dengan bau khas logam tetapi bentuknya kristal bersegi empat. Sebuah uji kimia dengan menggunakan acid nitric (HNO3) mungkin diperlukan untuk membedakan pyrite dan chalcopyrite.

Pyrrhotite mudah diidentifikasi menggunakan batang magnet karena bersifat magnetis. Arsenopyrite adalah perak putih ke-abu-abu baja dengan kilau logam dan biasanya kristal berbentuk prisma. Arsenopyrite bila dipukul dengan palu sering tercium aroma bawang putih. Emas berbentuk butiran sedangkan bentuk mika adalah kepingan.

3. Asosiasi Mineral Pembawa Emas

Ditinjau dari kajian metallurgi/pengolahan, ada tiga variasi distribusi emas dalam bijih :

Emas didistribusikan dalam retakan-retakan atau di batas di antara butiran-butiran yang sama (misalnya : retakan dalam butiran mineral pyrite atau di batas antara dua butiran pyrite)

Page 4: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Emas didistribusikan sepanjang batas di antara butiran-butiran dua mineral yang berbeda (misalnya : di batas antara butiran pyrite dan arsenopyrite atau di batas antara butiran chalcopyrite dan butiran silica.)

Emas yang terselubung dalam mineral induk (misalnya : emas terbungkus ketat dalam mineral pyrite)

4. Ukuran Butiran

Ukuran butiran mineral-mineral pembawa emas (misalnya emas native atau elektrum) mulai dari berupa partikel-partikel berukuran fraksi (bagian) dari satu mikron (1 mikron = 0,001 mm), hingga butiran berukuran beberapa mm yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran butiran biasanya sebanding dengan kadar bijih, kadar emas yang rendah dalam batuan (bijih) menunjukkan ukuran butiran yang halus.

Berdasarkan ukuran butirannya, emas dibagi dalam enam kategori : Emas native dengan butiran sebesar > 2mm ukuran yang dikenal sebagai nuggets. Potongan emas dan gangue (kuarsa, ironstone dll) yang dikenal sebagai spesimen. Emas native dengan butiran kasar sebesar 2 mm hingga sehalus 150 microns yang terlihat

dengan mata telanjang. Emas Microcrystalline ukuran 150-0,8 microns yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Partikel emas submicroscopic yang terdapat di sisi kristal mineral sulfida tertentu, terutama

pyrite, chalcopyrite, arsenopyrite dan pyrrhotite. Dalam compounds dengan tellurium.

Mineralisasi Emas dan Logam Lainnya dalam Sistem Hydrothermal :

Gambar 1. Mineralisasi Emas dan Logam Lainnya dalam Sistem Hydrothermal

1. HIGH SULPHIDE EPITHERMAL

Page 5: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Sistem ini menghasilkan logam Au (emas), Hg (merkuri), Bi (bismut), As (arsen), dan Te (telurium). Mineral yang terbentuk pada umumnya adalah Cinabar (HgS) dan Cavalerite (AuTe).2. LOW SULPHIDE EPITHERMALSistem ini menghasilkan logam Au (emas), dan Ag (perak). Mineral yang terbentuk pada umumnya adalah Electrum (Au,Ag) dan Argentite (Ag2S).3. Au BASE METALSistem ini menghasilkan logam Au (emas), Zr (zirkon), W (tungsten), dan Mo (molibdonium).4. SKARNSistem ini menghasilkan logam Mn (mangan), Fe (besi), Cu (tembaga), Zn (seng), dan Pb (timbal). Mineral yang terbentuk pada umumnya adalah Pyrolusite (MnO2), Magnetit (Fe3O4), Galena (PbS), Chalcopyrite (CuFeS2), Cuprite (Cu2O).5. PORPHYRYSistem ini menghasilkan logam Cu (tembaga) dan Au (emas). Mineral yang terbentuk umumnya Azurite (Cu3(CO3)2(OH)2) dan Malachite (Cu2CO3(OH)2).6. SEDIMENT HOSTED (PLACER DEPOSIT)Sistem ini menghasilkan Au dan Ag dalam bentuk logam murni.

B. ENDAPAN EMAS PADA SABUK METAMORFIK (OROGENESIS)

Sabuk metamorfik adalah daerah kompleks dimana terdapat akresi dan kolisi dan melibatkan kerak benua. Proses tektonik yang terjadimerupakan skala litosferik, keterlibatan temperatur dan tekanan, dikarenakan oleh proses magmatik pada busur depan dengan asosiasi prisma akresi dan cekungan ekstensional pada bagian busur belakang, deformasi dan metamorfosa umumnya berasosiasi dengan magmatisme granitoid plutonik, dan pengangkatan serta erosi yang diikuti pembentukan cekungan dimana material sedimen dapat terakumulasi.

Endapan emas dapat terbentuk pada berbagai tingkat dari evolusi orogenik, sehingga muncul sabuk metamorfik yang mengandung bermacam-macam tipe endapan yang dapat saling sejajar atau memotong. Groves et al. (2003) membedakan endapan emas yang terbentuk pada sabuk metamorfik selama proses orogen pada fase kompresi berdasar genesa dan bentuk geometri. Tipe-tipe endapan tersebut antara lain, endapan emas orogenik, endapan emas yang berasosiasi dengan intrusi, dan endapan emas yang berasosiasi dengan logam dasar (Gambar 2).

Endapan emas orogenik merupakan tipe endapan yang paling dominan atau umum dijumpai pada sabuk metamorf dan memasok kurang lebih 250 ton emas dunia (9% dari produksi total dunia), sehingga untuk pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada endapan tersebut.

Page 6: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Gambar 2. Skema keterdapatan endapan emas orogenik, endapan emas anomalous metal association/typical metal association, dan endapan emas berasosiasi dengan intrusi, dan memperlihatkan korelasi kedalaman dan tatanan struktur serta litologi batuan pembawa (Groves, et al., 2003).

Endapan emas orogenik

Endapan emas orogenik merupakan endapan hasil dari bentuk terakhir pada siklus orogen dari air metamorfik yang berasal dari bagian tengah hingga bagian bawah kerak,walaupun ada kumungkinan fluida juga berasal dari air magmatik yang dalam. Untuk endapan jenis ini, terkadang digunakan pula terminologi yang berkaitan dengan asosiasi bijih host sequence, seperti greenstone-hosted, greenstone belt, slate-belt style, turbidite hosted. Juga dipergunakan sebutan yang berkaitan denga bentuk bijih yang ditemukan, seperti lode gold, urat kuarsa-karbonat, atau disseminated deposit.

Batuan asal pada endapan emas orogenik ini mayoritas terkena metamorfosa regional membentuk sekishijau hingga fasies amfibolit bawah. Bijih pada endapan ini terbentuk secara sinkinematik, dengan setidaknya 1 tahap deformasi penetrasi pada batuan asal, yang tentunya menghasilkan kontrol struktur yang kuat meliputi sesar, shear zone, lipatan dan atau zone of competency contrast (Hudgons, 1989 dalam Grove et al., 2003).

Endapan ini memperlihatkan dimensi vertikal sekitar 1 km hingga 2 km, menunjukkan penzonaan logamyang halus dengan kenampakan yang khusus dan kuat. Pada endapan ini urat kuarsa±karbonat ada di mana-mana dan pada umumnya mengandung sedikit emas, walaupun pada kebanyakan sistem tersulfidasi, batuan samping dengan kandungan Fe/(Fe+Mg+Ca) yang tinggi berdampingan dengan urat-urat yang mengandung bijih (Bohlke, 1988 dalam Grove et al., 2003).

Page 7: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Kebanyakan dari endapan emas yang ditemukan pada jumlah yang besar adalah jenis endapan emas orogenik. Secara garis besar endapan ini terbagi menjadi 2, yaitu (1) endapan yang mengalami pengkayaan Cu±Mo (contohnya adalah pada McIntyr Timmins/Kanada dan Boddington/Australia) dan (2) endapan yang mengalami pengkayaan Cu-Zn±Pb±Ag dan/atau pirit yang melimpah (contohnya pada Bousquet/ Kanada; Mount Gibson/Australia, dan beberapa endapan yang ditemukan di Tanzania dan Kenya; Carolina slate belt/USA dan endapan VMS di Mount Read/Australia, yang keduanya memiliki unsur yang berasosiasi dengan endapan emas orogenik (contohnya: As, B, Bi, Sb, Te,W). Endapan emas orogenik ini sangat luas penyebarannya, sehingga dibagi-bagi lagi berdasarkan segmen kedalamannya (Gebre-Mariam et al., 1995). Secara garis besar terbagi menjadi 3 yaitu “epizonal” pada kedalaman < 6 km, “mesozonal” pada kedalaman 6 km – 12 km, dan “hipozonal” pada kedalaman >12 km (Gambar 3).

Gambar 3 Pembagian zona pada endapan emas orogenik dan dikorelasikan dengan derajat metamorfosa pada batuan pembawa (Gebre-Mariam et al., 1995).

Karakteristik mineralogi, geokimia dan fluida endapan emas orogenik

a. Kondisi geologi host terrane dan tatanan tektonik

Satu karakteristik geologi yang pasti adalah endapan emas orogenik pasti berasosiasi dengan daerah yang terkena proses deformasi sehingga termetamorfkan secara regional dengan umur yang bervariasi. Observasi yang dilakukan pada greenstone belt Archaean hingga sabuk metamorfik Phanerozoik mengindikasikan adanya asosiasi emas dengan batuan fasies sekishijau. Endapan yang memiliki prospek yang baik ditemukan pada daerah berumur Archaen yang terkena metamorfosa tingkat tinggi atau pada daerah yang terkena metamorfosa tingkat rendah yang terbentuk pada sabuk metamorf yang memiliki umur yang bervariasi. Protolit yang terbentuk sebelum metamorfosa

Page 8: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

pada Archaean greenstone belt yang mengandung emas, penyusun utamanya merupakan daerah vulkano-plutonik, yang mengandung oceanic back arc basalt dan batuan yang bersifat felsik hingga mafik yang terbentuk pada busur. Daerah lain yang penting yang berumur Archaen memiliki penyusun utama berupa batuan sedimen laut klastik yang termetamorfkan, dimana bijih yang lebih muda ditemukan adalah batuan greywacke, argilit, sekis, dan filit (Groves et al., 1998).

Endapan emas tipe ini terbentuk pada bagian akhir dari urutan deformasimetamorfosa- magmatik pada perkembangan orogen. Endapan emas tipe ini terbentuk selama proses deformasi pada batas lempeng konvergen (orogeny) terkena proses akresi, translasi dan kolisi yang tentunya sangat berkaitan dengan tumbukan lempeng yang terjadi (Gambar 5), terlepas dari apakah endapan ini terdapat pada Archaean atau Phanerozoic greenstone belt atau pada sekuen batuan sedimen berumur Proterozoik dan Fanerozoik.

Gambar 4. Tatanan tektonik pembentukan berbagai endapan. Tatanan tektonik pembentukan endapan orogenik berada pada batas kontinen, zona akresi atau kolisi (Groves et al, 1998).

Perlu ditekankan bahwa endapan emas orogenik bukan merupakan endapan synvulkanik. Endapan ini terbentuk pada akhir siklus orogen, puluhan juta tahun setelah vulkanisme terjadi (Gebre-Mariam et al., 1995). Terdapat kontrol struktur yang kuat terhadap proses mineralisasi dengan skala yang bervariasi. Endapan biasanya ditemukan pada struktur orde kedua atau ketiga, dan sangat sering ditemukan berupa struktur akibat kompresi dengan skala yang sangat besar. Terdapat sangat banyak variasi tipe struktur yang ditemukan (Groves et al,. 1998), yaitu:

Patahan brittle hingga ductile shear zone dengan sesar naik yang memiliki sudut yang kecil hingga sudut yang besar, strike-slip atau oblique-slip motion

Fracture array, stockwork atau zona breksiasi pada batuan Zona foliasi (rekahan yang terbentuk akibat tekanan), atau Puncak lipatan pada sekuen turbidit yang bersifat ductile.

Page 9: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Struktur mineralisasi mengalami syn- atau post-mineralization displacement, namun endapan emas biasanya memiliki penyebaran yang luas, terus menunjam ke bawah (ratusan meter hingga kilometer). Berbagai aspek geologi mempengaruhi bentuk mineralisasi dari endapan seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Macam-macam bentuk mineralisasi pada lode gold Proterozoik (Partington dan Williams, 2000).

b. Fasies metamorfik batuan samping

Endapan emas pada batuan metamorf tentunya berkaitan dengan proses metamorfosa yang menghasilkan batuan metamorf. Stüwe (1998, dalam Groves et al., 2003) menyatakan bahwa endapan emas orogenik biasanya terkena proses metamorfosa regional membentuk batuan metamorf fasies sekishijau hingga fasies amfibolit-bawah. Sedangkan Gebre-Mariam et al. (1995) menyatakan bahwa endapan emas pada batuan metamorf ditemukan pada fasies prehnit-pumpelit, fasies sekishijau, fasies amfibolit, dan granulit bawah. Namun, mayoritas endapan emas ditemukan pada fasies sekishijau.

Page 10: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

c. Mineralogi endapan

Endapan ini dicirikan dengan sistem urat dominan kuarsa dengan mineral sulfida ≤ 3-5% (umumnya sulfida Fe) dan mineral karbonat ≤ 5-15%. Mineral albit, mika putih atau fushsite, klorit, scheelite dan turmalin sangat sering menjadi pengotor pada urat yang ditemukan pada batuan pembawa fasies sekishijau. Sistemurat bisa menerus secara vertikal mencapai 1-2 km dengan sedikit perubahan mineralogi atau kadar emas. Zoning mineral ditemukan pada beberapa endapan. Perbandingan emas : perak bervariasi dari 10 (normal) hingga 1 (sangat sedikit), dengan bijih yang terdapat pada urat dan pada batuan samping yang tersulfidasi. Kadar emas relatif tinggi, tercatat mencapai 5–30 g/t. mineralogi sulfida biasanya menunjukkan litogeokimia batuan pembawa. Arsenopirit merupakan mineral sulfida yang paling sering ditemukan pada batuan asal metasedimen, sedangkan mineral pirit atau pirotit ditemukan pada batuan beku yang termetamorfkan. Urat yang mengandung sedikit emas memperlihatkan pengkayaan akan As, B, Bi, Hg, Sb, Te dan W yang bervariasi; konsentrasi Pb dan Zn pada umumnya hanya sedikit di atas keadaan regional awal (Groves et al., 1998).

d. Alterasi batuan samping

Endapan ini menunjukkan zonasi lateral yang kuat pada fase alterasi dari proksimal hingga distal yang mencapai skala meter hingga kilometer yang terjdi baik pada skala camp maupun skala endapan. Alterasi yang umum terjadi adalah kloritisasi dan karbonatisasi dapatmencapai lebar 1 kmdari endapan. Sedangkan untuk zona alterasi yang terbentuk pada fase awal zona sesar transcrustal dan dikontrol struktur skala besar, hanya terbatas atau terpusat dengan karakteristik alterasi karbonatisasi pada batuan pembawa. Kumpulan mineral yang sering ditemukan pada zona alterasi umumnya karbonat, seperti ankerit, dolomit atau kalsit, dan sulfida, seperti pirit, pirotit, atau arsenopirit. Kehadiran metasomatisme alkali menyebabkan proses serisitisasi atau ditemukan (sangat jarang) mineral fuchsite, biotit, atau K-feldspar dan albitisasi, dan mineral mafik yang mengalami kloritisasi tinggi. Amfibol atau diopsid ditemukan pada kerak yang lebih dalam dan mineral karbonat semakin sedikit keberadaannya. Sulfidasi sangat ekstrim pada BIF dan batuan pembawa batuan mafik yang kaya Fe. Berikut ini karakteristik alterasi yang umum dijumpai pada zona alterasi endapan orogenik:

Kloritisasi. Klorit dapat muncul sendiri atau hadir bersama-sama dengan kuarsa atau turmalin dalam bentuk kumpulan mineral. Namun, kehadiran mineral propilitik lain juga sering ditemukan, dan terkadang juga muncul anhidrit. Klorit hasil alterasi hidrotermal seringkali menunjukkan perubahan rasio Fe : Mg yang sebanding dengan jarak dari tubuh bijih. Perkembangan mineral klorit sekunder dapat dihasilkan dari alterasi mineral mafik yang ada pada batuan asal atau dari magnesium dan besi yang ada sebelumnya (Evans, 1993).

Karbonatisasi. Alterasi tipe karbonatisasi akanmenghasilkanmineral dolomit yang terbentuk dari aktivitas hidrotermal. Dolomit hasil alterasi memiliki ukuran butir yang lebih kasar (Evans, 1993).

Serisitisasi. Tipe alterasi ini adalah tipe alterasi yang paling sering ditemukan pada batuan yang kaya aluminium, seperti batusabak, granit, dan lain sebagainya (Evans, 1993).

Page 11: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

e. Fluida Bijih

Konsep sistem mineral hampir sama dengan konsep sistem minyak bumi, dimana terdapat sumber, migrasi, trap, kontrol struktur dan lapisan pelindung impermeabel (seal), namun konsep sistem mineral lebih kompleks. Faktor geologi mengontrol keterdapan endapan mineral dan serta adanya gaya yang mendorong (mobilisasi) komponen bijih dari sumber yang kemudian terangkut dan terakumulasi ke dalam bentuk konsentrat bijih. Berbagai macam faktor geologi antara lain, sumber energi (sumber panas dan gradien termal dari lingkungan geodinamik) mendorong sistem pada terrane maupun skala regional, sumber larutan mineralisasi, yang mengangkut ligands dan logam dan komponen bijih lainnya, karakteristik jalur migrasi sebagai jalan untuk mengalirkan larutan sehingga sampai pada trap, kontrol struktur dan lapisan penutup (seal) yang impermeabel yang terdapat pada trap atau jebakan, proses kimia dan/atau fisika yang bekerja pada jebakan (Hagemann dan Cassidy, 2000). Penelitian mengenai inklusi fluida pada endapan ini menghasilkan kesimpulan bahwa bijih emas berasal dari fluida dengan salinitas rendah, hampir netral, fluida H2O-CO2±CH4

mengangkut emas berupa sulfur yang tereduksi. Fluida berasosiasi dengan endapan emas inimemiliki konsentrasi CO2 yang tinggi yaitu≥5mol.%. Fluida hidrotermal pada greenstone belt Archaean memiliki isotop tipe 18O sekitar 5–8 permil, sedangkan pada lode gold Phanerozoik lebih tinggi sekitar 2 per mil (Groves et al., 1998). Penelitian juga menunjukkan bahwa fluida bercampur dengan fluida aquaeous-carbonic, yang jelas sangat berbeda dengan endapan emas lain pada umumnya (seperti epitermal, porfiri Cu-Au, VMS). Walaupun demikian beberapa endapan individual menunjukkan pengecualian. Fakta menunjukkan bahwa endapan sinmetamorfik ditemukan pada fasies amfibolit. Ridley et al. (2000, dalam Groves et al., 2003) menunjukkan bahwa fluida diperoleh dari puncak dari proses metamorfosa dan berasal dari sumbersumber yang dalam. Walaupun data mengenai isotop radiogenik dan stabil tersebar secara luas, namun kesimpulan yang pasti mengenai asal dari fluida ini belum dapat dipastikan. Ridley andDiamond (2000, dalam Groves et al., 2003)menyatakan bahwa terdapat beberapa unsur yangmendominasi fluida pada endapat emas orogenik ini, seperti unsur N, Br, Cl, C, dan H, yang memiliki karakteristik isotropik yang dapat memberikan batasan sumber-sumber yang mungkin. Dijelaskan pula bahwa isotop H memperlihatkan kecenderungan perpindahan, kimiaN, Br, dan Cl pada kerak yang lebih dalamtidak diketahui, dan reservoar C dalam bentuk grafit atau alterasi karbonat sepanjang jalur fluida dapat mengubah rasio isotropik. Data yang ditemukan mengenai inklusi fluida, geokimia dan isotropik tidak dapat dibedakan secara jelas antara sumber metamorfik dan magmatik dalam untuk fluida bijih pada sistem emas orogenik (Groves et al., 2003).

Page 12: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

C. EMAS DALAM BATUAN METAMORF PADA KANDUNGAN MASSIVE SULFIDA di UNITED VERDE, JEROME ARIZONA

(Endapan Emas dalam Sabuk Metamorf : Pemahaman sekilas, Masalah Posisi, Penelitian Masa Depan, dan Eksplorasi Signifikansi)

Sabuk Metamorf adalah area yang kompleks di mana ada penambahan atau tumbukan, atau ketebalan, kerak kontinental. Endapan yang kaya akan emas dapat terbentuk pada semua level evolusi orogen, sehingga Sabuk metamorf yang berkembang mengandung tipe-tipe endapan yang berbeda dapat berada bersama atau overprint. Hal ini secara sekilas dapat menjelaskan asal-usul kontroversi antara beberapa tipe endapan, terutama yang terbentuk selama proses orogenik utama membentuk geometri akhir dari host sabuk metamorf, termasuk endapan emas yang didominasi orogenik dan intrusi. Namun, endapan emas juga sangat kontroversi dengan asosiasi logam atipikal.

Endapan emas Orogenic lapisan Tengah Arkean dengan usia tersier adalah arguablye endapan emas dominan di sabuk metamorf, dan termasuk beberapa endapan yang besar (> 250 t Au) dan kelas dunia-banyak (> 100 t Au) mantan-amples.

Karakteristik mereka mendefinisikan dan distribusi spasial dan temporal sekarang relatif baik dokumen-mented, sehingga jenis endapan emas lainnya dapat dibandingkan dan dikontraskan terhadap mereka. Mereka terbentuk sebagai bagian penggabungan dari evolusi terranes terkait subduksi atau tumbukan accretionary di mana urutan host-rock dibentuk di busur, busur belakang, atau prisma accretionary. Hal-hal tidak diketahui saat ini untuk endapano emas orogenic meliputi: (1) pengaturan tektonikyang tepat dan usia mineralisasi di banyak provinsi, terutama di sabuk metamorf Paleozoikum dan lebih tua, (2) sumber cairan bijih dan logam; (3) arsitektur yang tepat dari sistem hidrotermal, khususnya hubungan antara struktur pertama dan yang lebih rendah, dan (4) mekanisme pengendapan khusus untuk emas, terutama untuk endapan yang bermutu tinggi.

Gold dominan intrusi- terkait deposito adalah kelompok yang kurang koheren deposito,yang terutama Phanero- Zoic usia, dan termasuk kelas dunia-beberapa, tapi tidak ada raksasa tegas, contoh. Mereka memiliki banyak kesamaan dengan deposito orogenic dalam hal asosiasi logam, dindingrock kumpulan perubahan, cairan bijih, dan, pada tingkat lebih rendah, kontrol struktural, dan karenanya, beberapa deposito, terutama mereka dengan hubungan spasial dekat dengan nenek- itoid intrusi, telah ditempatkan di kedua orogenic dan intrusi-terkait kategori dengan penulis yang berbeda. Mereka yang jelas intrusi terkait deposito tampaknya menjadi yang terbaik dibedakan dengan dekat-craton pengaturan mereka, dalam loca-pertanyaan lebih distal dari zona subduksi dari kebanyakan deposito emas orogenic dan di provinsi-provinsi yang juga sering mengandung Sn dan / atau deposito W; relatif rendah 1-2 g /1 Au), dan skala kabupaten zonasi untuk Ag-Pb-Zn deposit di zona distal.<nilai emas ( Masalah yang luar biasa untuk intrusi yang berhubungan dengan deposito adalah sebagai berikut: (1) kurangnya definisi yang jelas kelompok ini tampaknya beragam deposito, (2) kurangnya link definitif untuk cairan bijih dan bertemu-als antara mineralisasi dan magmatism, (3) sifat yang beragam dari kedua petrogenetic asosiasi dan negara redoks dari granitoids dipanggil sebagai sumber mineralisasi, dan (4) mekanisme untuk exsolution dari C02 yang kaya cairan bijih dari tingkat yang relatif dangkal granitoids terlibat sebagai sumber bijih-fluida.

Deposito emas dengan asosiasi logam atipikal adalah kelompok sangat beragam dan kontroversial, yang paling melimpah di Akhir terranes Arkean, dan termasuk kelas dunia-beberapa contoh raksasa.

Page 13: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Kebanyakan mungkin mod-ified Cu-Mo- Au porfiri,vulkanik rock-host Zn-Pb-Ag-Au sulfida masif, atau Zn-Pb-Ag-Au atau Ba-Au- Mo-Hg sistemepitermal bawah laut, overprinted atau remobilized selama acara di mana emas orogenicde-berpendapat terbentuk, tapi ada kurangnya konsensus mengenai genesis. Masalahyang luar biasa untuk deposit ini meliputi: (1) kurangnya pengelompokan yang jelas dari deposito khas, (2) kurangnya dipublikasikan, studi terintegrasi dengan baik karakteristik mereka, (3) umumnya waktu kurang didefinisikan kejadian mineralisasi, dan (4 ) kurangnya penilaian massa logam seimbang dalam setiap tahap mineralisasi kompleks dan peristiwa overprinting.

Kedua deposito emas orogenic dan deposito emas dengan asosiasi logam atipikal berisi beberapa raksasa dan nu-merous kelas dunia contoh, sedangkan kelompok yang berhubungan dengan intrusi mengandung sangat sedikit contoh kelas dunia, dan tidak ada raksasa, kecuali Muruntau termasuk dalam kelompok ini. Analisis awal menunjukkan bahwa parameter di-individual kelas dunia untuk deposito emas raksasa dari jenis apa pun menunjukkan variasi yang cukup besar, dan bahwa tidak mungkin untuk menentukan faktor-faktor kritis yang mengontrol ukuran dan kelas pada skala deposito. Namun, tampaknya ada lebih menjanjikan di terrane untuk skala provinsi dimana terdapat indikasi yang lebih besar dari faktor-faktor umum seperti anom-alous pengaturan terkait subduksi tektonik, diaktifkan kembali skala kerak zona deformasi yang fokus kawanan tanggul porfiri-lamprophyre di sabuk volcanosedimentary linier, kompleks daerah skala geometri dari campuran Lithos- tratigraphic paket, dan bukti untuk mineralisasi beberapa atau peristiwa remobilization.

Ada sejumlah masalah yang luar biasa untuk semua jenis deposito emas di sabuk metamorfik, termasuk: (1) klasifikasi definitif, (2) pengakuan tegas dari cairan dan sumber logam, (3) un-derstanding migrasi cairan dan fokus pada semua skala, (4)resolusi peran yang tepat dari granitoid magma -tism, (5) tepat emas mekanismepengendapan, terutama yang menghasilkan nilai emas tinggi, dan (6) pemahaman tentang pelepasan C02 cairan kaya dari lempengan subduksi dan kerak samuderasubcreted dan Grani-told magma pada tingkat kerak yang berbeda. Penelitian harus lebih terkoordinasi dan lebih terintegrasi, seperti bahwa studi inklusi fluida-, jejak-elemen, dan isotop rinci baik deposito emas dan batuan sumber potensial, menggunakan teknologi mutakhir, yang tertanam dalam kerangka perusahaan geologi pada skala terraneto ENDAPAN .

Ulti-kira, empat-dimensi model perlu dikembangkan, yang melibatkanberkualitas tinggi, tiga-dimensi data geologi dikombinasikan dengan bahan kimiaterintegrasi dan cairan-aliran pemodelan, untuk memahami sejarah total drothermalhy-sistem yang terlibat. Penelitian semacam ini, terutama yang dapat memprediksi targetunggul terlihat di data set yang tersedia untuk perusahaan eksplorasi sebelum penemuan,telah berputar off-jelas untuk global-untuk deposit skala targeting deposito dengan ukuransuperior dan kelas dalam terranes tertutup yang akan fokus eksplorasi abad kedua puluh satu.

DEPOSITE EMAS DALAM BATUAN METAMORF

Sabuk metamorf adalah daerah sangat kompleks dari kerak bumi di mana orogeniesaccretionary atau tumbukan telah menambahkan kerak benua baru dan / atau menebalada Conti-nental kerak. Proses-proses tektonik skala litosfer, dan, dengan demikian, melibatkan anomali termal dan stres yang semakin menyebabkan suksesi berikutperistiwa: (1) menghasilkan busur magmatik dan busur kedepan dengan terkait prismasedimen tebal dan busur cekungan ekstensional kembali dengan yang terkait, kemudian(2) cacat dan bermetamorfosis ini, biasanya dengan plutonism granitoid lanjutan yang luas, dan, akhirnya, (3) mengangkat dan mengikis ini dengan generasi baru sedimen-

Page 14: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

tarycekungan. Emas-bantalan deposito dapat dihasilkan dan / atau dimodifikasi di setiaptahap evolusi perkembangan orogen. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa sabukmetamorfik dalam orogen bisa berisi beragam deposito mengandung emas yang dapatdisandingkan dengan, atau bahkan mencetak di, satu sama lain, yang mengarah kecon- siderable kontroversi mengenai asal-usul mereka. Deposito dapat mencakup sistembijih dangkal terbentuk diawetkan di bagian kurang terkikis dari orogen, dan sistem yang lebih mendalam terbentuk terkena dalam sabuk metamorfik unroofed.

Jenis deposit emas yang terbentuk selama vulkanisme awal dan sedimentasi dipengaturan margin konvergen, atau yang accreted untuk cratons di busur samudera atau kerak samudera obducted dalam pengaturan tersebut, termasuk epitermal Au Ag-, porfiriCu-Au, dan Au-kaya vulkanik- host deposito sulfida masif. Kecuali kontroversial, karena remobilization berikutnya selama metamorfosis-deformasi atau overprinting olehcon-trasting gaya deposito, emas jenis ini didefinisikan dengan baik deposito tidakdibahas lebih lanjut dalam makalah ini. Emas-kaya de-berpendapat dibahas berikut ini adalah terbentuk atau overprinted/remobilized luas sinkron dengan deformasi,metamor- phism, dan magmatism granitoid, biasanya di wilayah kedepan-busur dari marginkonvergen, selama orogeny utama yang menghasilkan utama kompresional batu berbentukkain dan geometri akhir dari terranes malihan dalam sabuk orogenic di mana mereka berada.

Deposito emas yang terbentuk dalam lingkungan pemerintah metamorf yang beragam dari segi usia mereka (Arkean Tengah untuk Tersier), geometri (vena tunggal untuk array vena untuk strata-terikat pengganti untuk disebarluaskan deposito), struktural con-Model Bell (reverse untuk menyerang- slip, dan, kurang umum, kesalahan normal), tuan rumah batu (urutan batuan ultramafik mafik-, pengen-mentary batu, atau pluton granitoid), batuan metamorf kelas tuan (subgreenschist untuk granulite fasies, meskipun fasies terutama greenschist), suhu dan tekanan untuk-mation (» 200 ° -650 ° C; 0,5-5 kbars), dan kelompok perubahan akibatnya dinding-batu (karbonat untuk diopside, muskovit biotit untuk / phlogopite) dan asosiasi logam (Au dengan Ag variabel, Sebagai, B, Bi, Cu, Pb, Sb, Te, W, dan Zn).

Sebagai hasil dari keragaman ini, ada berbagai diklasifikasikan fikasi skema yang dikembangkan untuk deposito emas di sabuk metamorfik, seperti ditinjau, misalnya, dengan Groves et al. (1998), Hage-mann dan Cassidy (2000), dan Bierlein dan Crowe (2000). Meskipun secara umum diterima bahwa ada keragaman gaya deposit emas di sabuk metamorfik (misalnya, Witt, 1997; Robert dan Poulsen, 1997; Robert et al, 1997;. Sillitoe dan Thomp-anak, 1998;. Poulsen et al, 2000 ), global review (misalnya, Hodg-anak, 1993; Kerrich dan Cassidy, 1994; McCuaig dan Kerrich,1998;. Goldfarb et al, 2001) menunjukkan bahwa gaya yang dominan diwakili oleh deposito emas orogenic, seperti yang didefinisikan oleh Groves et al. (1998). Ini adalah deposito yang terbentuk selama tahap akhir orogenesis, dalam fase utama pemendekan kerak di rezim kompresional atau transpressional, di mana deformational dan metamorf penetrasi keren-RICS yang dihasilkan dan / atau diaktifkan kembali. Kriteria ini important karena jenis deposito dapat digunakan sebagai dasar untuk perbandingan dengan deposito ditugaskan untuk jenis lain oleh berbagai penulis, atau deposito di mana overprinting mungkin lebih dari satu gaya mineralisasi, atau perubahan, telah menyebabkan untuk controversy tentang asal-usul mereka (misalnya, Hemlo di Pan dan Armada, 1992, Michibayashi, 1995, dan Robert dan Poulsen,1997; Boddington di Roth, 1992, Allibone et al, 1998, dan McCuaig et al, 2001;.. Dan Bousquet di Valliant dan Hutchin-anak, 1982, Marquis et al, 1990,

Page 15: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Tourigny et al, 1993, dan Poulsen dan Hannington, 1996). Pada gilirannya, cl ini dapat menjadi penting dalammencoba untuk menentukan apakah kontrol alinea ini adalah kelas dunia untuk raksasade apakah ada spesifik akhir-anggota jenis yang lebih mungkin untuk memberikan kelas dunia untuk deposito raksasa, karena ini adalah fokus saat ini perusahaan eksplorasibesar. Sebagai contoh, proses overprinting atau remobilizing mungkin sangat pentingdengan ukuran deposito meningkat, karena beberapa dari deposito lebih besar dankabupaten menunjukkan beberapa episode emas mineralisasi (misalnya, Kalgoorlie danBoddington, Australia Barat; Timmins dan Hemlo, Kanada).

Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menentukan bidang ketidakpastian dalampemahaman saat deposito emas di batuan metamorf dalam sabuk orogenic, dan untukmenentukan daerah-daerah penelitian masa depan yang berpotensi dapat menyelesaikanketidakpastian-tainties dan mengarah pada model yang lebih baik genetik dan eksplorasi. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, karakteristik utama dari impor-tant gaya deposit disabuk metamorfik didefinisikan, dengan deposito emas orogenic digunakan sebagai referensi terhadap yang jenis lainnya akan dibandingkan deposito.

Dari pertimbangan-pertimbangan ini, parameter samar-samar dan / atau aspek genetik dan masa depan pencarian ulang kebutuhan didefinisikan. Lampiran Sebuah menyediakan lokasi dan klasifikasi dari deposito yang dibahas dalam teks, ke-gether dengan referensi terakhir untuk masing-masing.

Potensi Keanekaragaman Jenis Deposit Emas di Sabuk metamorf Groves et al. (1998) Ulasan masalah nomencla-penyiksaan untuk deposito emas di sabuk metamorfik. Mereka menekankan berukuran kesamaan keseluruhan dalam pengaturantektonik, struktural con-Model Bell, geokimia asosiasi perubahan, bijih-elemen, dan komposisi cairan dan isotop dari Au-dom-inant paling melimpah (Au> Ag, Cu-Pb rendah-Zn ) deposito di metavolcanic rock (Greenstone) dan turbidite / sabak (prismaaccretionary) terranes.

Groves dkk (1998) menggunakan “endapan emas orogenik” mengikuti Bohlke (1982) sebagai istilah pemersatu untuk mendeskripsikan kelompok endapan ini, yang secara luas diinterpretasikan terbentuk pada akhirsiklus orogenik dari bagian tengah sampai bawah kerak cairan metamorf, meskipun cairan magmatik sangat bersumber juga mungkin. Istilah Deposito emas orogenic ini tidak diterima, tetapi karena tidak ada istilah yang lebih baik merangkul semua telah diusulkan, itu adalah tetap di sini.

Penulis lain telah menyarankan bahwa deposito beberapa emas di sabuk metamorfik yang memiliki karakteristik luas mirip dengan deposito orogenic, tetapi yang menunjukkan dekat spasial dan tempo-ral hubungan dengan intrusi granitoid, harus disebut di-trusion terkait deposito (misalnya, Sillitoe, 1991 ; Sillitoe dan Thompson, 1998; Thompson dan Newberry, 2000;. Lang et al,)

Beberapa syenite terkait deposito di sabuk Abitibi (misalnya, Robert,) mungkin merupakan subkelompok didefinisikan dalam kelompok intrusi- terkait. Pekerja lain (Mueller, 1991; Mueller et al, 1996;. Mueller dan McNaughton, 2000) telah menyarankan bahwa beberapa deposito emas kalk- silikat-bantalan dalam pengaturan fasies amphibolite dengan baik didokumentasikan provinsi orogenic emas, khususnya di craton Yilgarn Australia Barat, yang skarns emas.Singkatnya, ini emas intrusi terkait de-berpendapat yang disarankan oleh beberapa pekerja untuk mewakili kelompok yang berbeda deposito, karena mereka semua terbentuk sebagai bagian prox-imal sistem

Page 16: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

hidrotermal magmatik-, bukan dari cairan lebihdaerah batas, disukai oleh banyak penulis untuk menjadi asal metamorf, yang beredar di banyak orogen suatu.

Deposito emas Orogenic biasanya dikembangkan di terranes yang mengalami moderat sampai tinggi-T-rendah sampai sedang-P metamorfosis (Powell et al., 1991), dengan konsekuensi gen- timbangkan volume besar granit mencair. Oleh karena itu, hubungan spa-esensial distal dengan gangguan tertentu juga diharapkan untuk deposit ini, dan ada kemungkinan koneksi genetik.

Selain itu, ada emas-bantalan deposito di metamor-phic sabuk dengan unsur asosiasi tidak seperti deposito orogenic khas (misalnya, Cu i i Pb Zn Au i i i Ag Ba; Cu Au i i Mo; W i i Sn Au), yang mencakup beberapa dikutip sebagai intru-Sion-terkait deposito, emas-kaya-host vulkanik masif sul-fide atau emas-overprinted vulkanik-host sulfida masif, dan cacat Cu Au i i Mo porfiri deposito atau over-cetak mereka setara. Sebuah tema yang berulang di banyak dalam kelompok deposito anomali dan kontroversial adalah kemungkinan overprinting satu sistem yang sudah ada sebelumnya bijih pada perubahan atau pada jenis yang berbeda dari sistem bijih, dan remobilization lokal yang sudah ada selama deformasi dan mineralisasi metamor-phism. Contoh yang mungkin termasuk cetak di emas orogenic pada vulkanik-host deposito sulfida masif (Gunung Gibson, Australia Barat) atau di dasar laut terkait perubahan (Camp-bel-Red Lake, Kanada), sebuah orogenic atau intrusi-terkait porfiri emas mencetak di atas gaya sistem (Boddington, Australia Barat; Hollinger-McIntyre di Timmins, Kanada), dan metamorf remobilization porfiri atau kapal selam ep-ithermal-gaya sistem (Hemlo, Kanada).

Keragaman tersebut tidak terduga, mengingat evolusi (~ 100-200 saya) rumit dan panjangsabuk metamorf komposit bersama margin kontinental aktif. Emas orogenicde- berpendapat kemungkinan besar akan dipertahankan dalam sabuk kecuali oro-gensyang terkikis ke kelas mereka tinggi-akar metamorf (Goldfarb et al., 2001). Porfiri Cu-Au iAg Mo dan epitermal Au-deposito, yang dihasilkan pada tingkat yang relatif dangkal divolcanoplutonic busur dan busur kembali, biasanya cenderung dipertahankan dalamurutan bermetamorfosis. Jenis membentuk deposit sebelum fase utama (s) dariorogenesis, di-volving kompresional terhadap deformasi transpressional, kembalimetamorfisme regional, dan granitoid postvolcanic magma-tism, selama emas orogenicbentuk deposito.

Selama fase utama orogenesis, porfiri, epitermal, dan vulkanik-host deposito sulfida masif umumnya akan cacat dan lemah bermetamorfosis, tapi kemudian akan typiCally akan terkikis saat mengangkat dari orogens berikut penebalan kerak,menyebabkan kelan gkaan mereka di diawetkan lebih tua dari Mesozoikum (Kerrich et al.,2000), meskipun vulkanik- host deposito sulfida masif yang terbentuk dalam set-tingslainnya dapat dipertahankan orogens.

Namun, kejadian langka dari un-ragu, sedikit-cacat porfiri deposito Prakambrium (misalnya, Clark Danau porfiri Cu-Mo-Au-Cu dan Au terkaitvena di Chibougamau;. Pilote et al, 1995), dan bahkan mungkin jarang deposit epitermal (Groves dan Barley, 1994), menunjukkan bahwa pelestarian dan, karenanya, overprinting oleh sistem hidrotermal yang lebih muda, yang mungkin, mengingat jalur PT-t yang sesuai. Potensi keanekaragaman jenis deposito, dan sifat-sial controver beberapa dari mereka,berarti bahwa strategi penelitian yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan masing-masing kelompok dan setiap kontroversi genetik belum tentu sama dalam semua kasus.

Page 17: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Orogenic Emas Simpanan: Jenis Paling Umum

Groves et al. (1998) mendefinisikan istilah "deposit emas orogenic" pemersatu untuk memasukkan deposito secara luas disebut sebagai mesothermal (Nesbitt et al., 1986) dalam 20 tahun terakhir, tetapi juga diklasifikasikan dalam hal asosiasi bijih mereka (misalnya, emas hanya ), mereka tuan urutan (misalnya, Greenstone-host, batu tulis-sabuk gaya, turbidite-host), bentuk (misalnya, lapisan, kuarsa-karbonat vena, atau deposito disebarluaskan), atau bahkan lokasi tertentu (misalnya, Ibu lapisan gaya deposito). Setelah Gebre-Mariam et al. (1995), Groves et al. (1998, h. 22) lebih menyarankan penggunaan istilah "epizonal," "mesozonal," dan "hypozonal" untuk menggambarkan segmen kedalaman tertentu dari orogenic-emas sistem vertikal yang luas, dengan deposito epizonal <6 km, meso-zonal deposito dari 6 sampai 12 km, dan deposito hypozonal > 12 km di kedalaman

Deposito raksasa (> 250 t atau> 8 Moz Au) atau kabupaten, dalam arti Laznicka (1999), yang telah secara universal sebagai-cribed sistem emas orogenic, termasuk berikut, dari yang terlama (Arkean) ke termuda (Mesozoikum) : Hollinger-McIn-ban, Timmins, Kanada, Golden Mile, Kalgoorlie, Australia Barat; Kolar, India, Ashanti, Ghana; Homestake, Dakota Selatan, Bendigo dan Ballarat, Victoria, Australia; Berezovsk, Rusia; Kumtor, Kirgistan, dan Ibu lapisan, California. Muruntau di Uzbekistan, Vasil'kovsk di Kazakhstan, dan Morro Velho di Brazil juga deposito yang mungkin milik raksasa ke grup ini, tetapi ada data yang bertentangan dalam menyala-erature pada klasifikasi dari simpanan tersebut. Yang buruk de-scribed deposito Rusia raksasa di Olympiada dan Sukhoi Login telah ditugaskan ke grup ini di beberapa deskripsi (Safonov, 1997; Goldfarb et al, 2001;.. Yakubchuk et al, 2001 ), namun pengamatan lapangan oleh salah satu kita (FR) menunjukkan bahwa klasifikasi tersebut jauh dari tertentu. Selain itu, ada nu-merous kelas dunia deposit (> 100 t atau 3 Moz Au) di lebih dari 20 dari 75 propinsi metallogenic yang mengandung oro-genic deposito emas di seluruh dunia (Goldfarb et al., 2001).

Definisi dan perbedaan dari gaya deposito emas lainnya

Fitur umum untuk deposito emas orogenic telah banyak dikaji oleh Kerrich dan Cassidy (1994), Groves et al. (1998), McCuaig dan Kerrich (1998), dan Goldfarb et al. (2001), dan beberapa makalah di Hagemann dan Brown (2000), dan hanya singkat di bawah ini dan diringkas pada Tabel 1.

Ini membentuk deposit margin bersama konvergen selama ter-Rane akresi, terjemahan, atau tabrakan, yang berhubungan dengan subduksi pelat dan Z atau delaminasi litosfer.Mereka biasanya terbentuk di bagian akhir dari sejarah deformational-meta-morfik-magmatik dari orogen berkembang (Groves et al, 2000.). Batuan Negara yang paling sering regional metamorphosed ke sabuk dengan greenschist ekstensif melalui bawah fasies batuan amphibolite. Yang penting, bijih dikembangkan synkinematically, dengan setidaknya satu tahap deformasi penetra-tive utama dari batuan negara, dan mereka pasti memiliki kontrol struktur yang kuat yang melibatkan kesalahan atau zona geser, lipatan, dan Z atau zona kontras kompetensi (Hodgson,

1989). Mereka menunjukkan dimensi vertikal sebanyak 1 hingga 2 km, dengan hanya zonasi logam halus, dan khas, kuat, zonasi lateral dinding-rock perubahan, yang biasanya melibatkan dition iklan-K, As, Sb, lile, CO2, dan S, dengan penambahan variabel dari Na atau Ca dalam kasus-kasus tertentu, khususnya di deposito berlokasi di am-phibolite-fasies batuan (Ridley et al., 2000). Karena untuk mempertimbangkan variasi-bisa suhu hidrotermal sistem-sistem, proksimal dinding-rock kumpulan perubahan biasanya bervariasi dari serisit-pirit karbonat-kerak pada tingkat tinggi, melalui biotit-

Page 18: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

pirit-karbonat, untuk biotit-amphibole-pirhotit dan biotit Z phlogopite-diopside-pirhotit pada tingkat yang lebih dalam kerak (Ridley et al., 2000). Kuarsa i vena karbonat yang mana-mana dan bantalan biasanya emas, walaupun dalam banyak sistem itu adalah, sulfidized tinggi Fe Z Fe + Mg + Ca dinding batu berdekatan dengan pembuluh darah yang mengandung bijih sebagian besar (misalnya, Bohlke, 1988).

Sebuah logam khas pengayaan asosiasi (Au-Ag i Sebagai i B

i i Sb Bi i i Te W) adalah karakteristik dari deposito, dengan Ag, Sb (misalnya, Wiluna, Australia Barat; Hillgrove, New South Wales, Australia; Sarylakh, Rusia), dan As (misalnya, Salsigne, Prancis) hadir cukup tinggi-konsentrasi di beberapa tempat untuk ditambang sebagai produk sampingan. Bijih-bijih biasanya memiliki nilai-nilai latar belakang hanya sedikit pengkayaan Cu, Mo, Pb, Sn, dan Zn, dan memiliki kehalusan emas tinggi (umumnya> 5 Z 1).>900) dan tinggi curah Au / Ag rasio (umumnya Mereka diendapkan dari rendah-salinitas, dekat-netral, H20-CH4 C02 i i N2 cairan, yang diangkut emas sebagai kompleks belerang berkurang. Konsentrasi C02, mana-mana,> 5 persen mol, dengan variabel-mampu rasio H20/C02/CH4 umumnya disebabkan oleh fase separa-tion pada fluktuasi tekanan yang ekstrim (Sibson et al., 1988). Khas 5180 nilai untuk cairan hidrotermal sekitar

5 sampai 8 per mil di sabuk Arkean Greenstone, dan sekitar 2 per mil lebih berat di lodes emas Fanerozoikum. Sulfur dan C rasio isotop bervariasi karena cairan memiliki negara redoks variabel, menjadi-tween H2S/S04 dan C02/CH4 buffer, pada pengendapan situs (Mikucki, 1998), dan ada perbedaan yang melekat dalam komposisi isotop dari spesies- spesies di daerah sumber cairan.

Sebuah deposito emas sedikit didefinisikan dengan baik provinsi emas orogenic ditandai, bagaimanapun, dengan asosiasi logam atipikal dan rasio, kumpulan perubahan, atau salinitas cairan (akhirdua kolom dari Tabel 1). Ini dibedakan dari deposito emas orogenic dalam makalah gambaran terakhir (Robert et al, 1997;. Groves et al, 1998;. Kerrich et al, 2000;. Goldfarb et al,.(2001), meskipun ini mungkin hasil dari preferensial cetak di-ing oleh sistem emas orogenic. Seperti disebutkan di atas, ada juga deposito lain yang memiliki karakteristik geologi oro-genic sistem emas dan yang telah dikelompokkan dengan oro-genic jenis deposit dengan Groves et al. (1998) dan Goldfarb et al. (2001), tetapi telah diklasifikasikan sebagai alternatif intrusi-ulang-lated (Sillitoe 1991; Matthai et al, 1995;. McCoy et al, 1997;. Sillitoe dan Thompson, 1998; Brisbin, 2000; Thompson dan Newberry, 2000; Lang et al, 2000;. jenis deposito Lang dan Baker, 2001) atau syenite terkait (Robert, 2001) (Gambar2C; Tabel 1 ). Kedua yang terakhir sebagian klasifikasi berdasarkan asosiasi dekat spasial dan temporal dari emas deposito dengan intrusi granitoid. Deposit ini, dengan banyak fitur dari kedua orogenicdan intrusi-terkait deposito emas, sangat bermasalah dan beragam, mungkin karenamodel yang konsisten deskripsi antara berbagai penelitian. 0leh karena itu, merekadipilih untuk diskusi nanti dalam tulisan ini.

Dengan geochronology semakin canggih, dengan menggunakan ro-bust sistem isotop, distribusi temporal deposito emas orogenic sekarang dikenal secara luas (Gambar 3).Ada distribusi het-erogeneous temporal dari usia pembentukan ditandai dengan dua puncak Prakambrium (2800-2550 dan 2100- 1800 Ma), kurangnya deposito tunggal untuk1.200 saya (1800-600 Ma), dan terus usul sejak 600 Ma. Dikombinasikan dengan kesepakatan umum bahwa deposito emas orogenic terbentuk di daerah con-tinental pertumbuhan sepanjang waktu geologis,Goldfarb et al. (2001) menggambarkan bagaimana distribusi temporal adalah terkait dengan evolusi tektonik lempeng-proses seperti bumi progresif- sively didinginkan.Mereka menafsirkan dua episode sebelumnya

Page 19: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

Prakambrium formasi untuk besar,membanggakan-dipengaruhi mantel turn over-(misalnya, Davies, 1995) di bumi awalpanas (ca.> 1800Ma), dengan besar orogenic emas membentuk peristiwa berkorelasi dengan periodeutama pertumbuhan kerak (Condie, 1998).

Deposito emas ini telah diawetkan di sekitarequidimensional, massa yang besar dari kerak benua apung (misalnya, cratons).Evo-lution untuk kurang episodik, yang lebih kontinu, bergaya modern tektonik lempeng-rezim, mulai dekat awal Meso-Proterozoikum, ditafsirkan telah menyebabkan pertambahan lebih umum dari busur volcanosedimentary dan terranes samudera sebagai sabuk orogenic linier sekitar margin dari Arkean lebih-ringan untuk cratons Paleoproterozoic. Mengangkat dan ero-Sion dari sabuk linier, dan setiap emas yang terkandung orogenic de-berpendapat, untuk mengekspos tinggi-kelas mereka core metamorf, dapat menjelaskan kurangnya nyata dari deposito diawetkan di 1800 untuk 600 Ma, paparan yang mereka sukai di 600-50 orogens Ma, pentingnya placers terkait dengan lodes Fanerozoikum lebih tua dari ca. 100 Ma, dan tidak adanya umum deposito orogenic dalam masih dangkal tingkat sabuk orogenic yang lebih muda dari ca. 50 Ma (Gambar 3). Distrik skala kontrol pada deposito emas orogenic relatif didefinisikan dengan baik. Zona deformasi kerak-skala, par-ticularly orang kawanan hosting intrusi porfiri felsic, serpentinized fragmen ofiolit, dan Z atau tanggul lamprophyre, memainkan peran penting dalam melokalisir deposito di banyak provinsi dianugerahi emas lebih baik (misalnya, sabuk Abitibi, Kanada; Norseman-Wiluna sabuk, Australia; Ashanti sabuk, Ghana; Juneau dan Ibu sabuk lapisan, USA). Pada skala ini, lengkungan atau jog dalam, daerah-kerak dalam zona struktural, interaksi mereka dengan rendah-order zona geser, kompetensi utama kontras dalam urutan lithostratigraphic, zona Anticlinal atau terangkat, dan penyimpangan sepanjang kontak granitoid mungkin semuanya memainkan peran dalam menciptakan minimum yang rendah atau berarti zona stres ke mana cairan bijih dapat difokuskan pada skala kabupaten atau kamp (Groves et al., 2000). Secara umum, tidak ada hubungan spasial yang konsisten antara deposito emas orogenic dan komposisi granitoid tertentu baik dalam atau antara propinsi, meskipun intrusi granitoid berlimpah adalah fiturdari provinsi emas yang paling orogenic (misalnya, Kerrich dan Cassidy, 1994;. Bierlein et al, 2001b;. Goldfarb et al, 2001) karena mereka adalah konsekuensi logis dari proses tumbukan-accretionary di con-vergent margin.

Pada skala deposito, semua orogenic-bijih emas menunjukkan kontrol strukturyang kuat.Meskipun sifat kontrol yang bervariasi dalam dan antar provinsi, kesalahan dengan komponen kebalikan dari geser lebih sering mineralisasi dibandingkan dengan komponen strike-slip geser normal atau dominan (Sibson et al., 1988). Batuan host sangat bervariasi, al- meskipun ada kecenderungan keseluruhan dari batuan vulkanik atau intru-Sion-host deposito di provinsi-provinsi Arkean untuk sedimen batu-host deposito di Paleoproterozoic ke provinsi Tersier, dan untuk deposito lebih besar untuk menjadi host dalam beberapa secara fisik dan / atau kimia lebih-menguntungkan unit dalam tratigraphy Lithos-di provinsi apapun.

Seperti disebutkan di atas, deposito emas orogenic dapat diselenggarakan dalam batuan yang telah bermetamorfosis dari subgreenschist untuk granulite fasies. Namun, sebagian deposito raksasa dan kelas dunia yang dianggap berasal dari sistem emas orogenic, dengan pengecualian dari Muruntau Kolardan mungkin, yang di-host dalam batuan greenschist fasies.

Waktu relatif dari deposit emas di seluruh dunia orogenic pembentukan baru-baru ini telah diringkas oleh Groves et al. (2000), dengan penekanan pada craton Yilgarn Barat Australia. Mereka menyimpulkan bahwa endapan emas orogenic paling sering terbentuk selama D2 progresif untuk

Page 20: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

peristiwa deformasi D4 dalam D1 untuk urutan deformational D4, biasanya 20 sampai 100 m.y. setelah deposisi dari host volcanosedimentary batu, meskipun mungkin ada kekosongan besar di beberapa provinsi. Ada Prakambrium sangat sedikit atau kasus Paleozoikum awal dimana sinkronisasi antara deposisi emas dan em- penempatan intrusi granitoid yang berdekatan telah didemonstrasikan setan-tegas; berdekatan atau hosting intrusi dapat baik mineralisasi emas mendahului, seperti dalam contoh yang paling dari blok Yilgarn (Groves et al, 2000.), atau mengundurkan mereka sebanyak 80 saya di bidang emas pusat Victoria Aus-tralia (. Bierlein et al, 2001b), dan benar-benar kontak metamor-phose sudah ada deposito emas di kamp-kamp emas Stawell dan Maldon (Foster et al, 1998;.. Bierlein et al, 2001a). Im-portantly, Wilde et al. (2001) menunjukkan bahwa emas penambang- penginstitusian di Muruntau lewat bulan granitoids yg terletak di bawah sekitar 30 saya, membuat klasifikasi sebagai intrusi-terkait de-mengandaikan meragukan.Dalam beberapa terranes muda, sinkronisitas tersebut lebih baik didokumentasikan.Misalnya, deposito emas Eosen orogenic dari Juneau emas sabuk di tenggara Alaska dibentuk bersamaan dengan emplasemen dangkal dari beberapa pluton dari Pantai batholith besar, yang tahu tentang tanaman 10 km darat dari bijih (Miller et al., 1994). Pada prisma accretionary Chugach selatan Alaska, deposito emas Tersier dan kerak-meleleh granitoids yang seusia dalam sabuk mantan cenderung untuk lebih dari 2.000 km di sepanjang Teluk Alaska mar-gin (Haeussleret al., 1995).

Mekanisme pengendapan emas di deposito orogenic dirangkum oleh Mikucki (1998).Untuk deposito penggantian atau deposito didominasi oleh emas disebarluaskan di batuan dinding diubah, desulfidation dari kompleks berkurang belerang berairemas melalui reaksi dengan batuan dengan Fe tinggi Z Fe + rasio Mg mekanisme curah hujan paling layak (Phillips dan Groves, 1983; Bohlke, 1988 ), meskipun perubahan pH mungkin penting dalam ul-tramafic batu (Kishida dan Kerrich, 1987). Gratis-de-posisi emas di kuarsa-karbonat urat, fluktuasi tekanan yang besar selama hydrofracturing, disertai pemisahan fasa, adalah mekanisme yang paling mungkin untuk mendestabilisasi berair sul-bulu kompleks dari emas, meskipun ada bersaing fisiko-kimia perubahan, beberapayang meningkat, sedangkan yang lain menurun, kelarutan emas (Mikucki, 1998).Pencampuran cairan eksternal berasal (misalnya, air meteorik) dengan cairan bijih utama telah diusulkan untuk beberapa deposito epizonal (Nesbitt et al., 1986; Craw dan Koons, 1989;. Hagemann et al, 1994), namun, atas dasaryang ada dan isotop H O data, tidak dapat menjadi mekanisme luas pengendapan. Cairan reduksi dan destabilization kompleks emas dengan back-pencampuran cairan, yang telah bereaksi dengan batuan dinding lokal, juga kemungkinan (Cox et al., 1995), terutama di urutan batuan sedimen yang mengandung materi karbon, di mana cairan- rock reaksi bisa con-upeti CH4, atau hidrokarbon lainnya, dan Z atau N2. Ini mungkin mantan polos mengapa, di sebuah provinsi emas tunggal, inklusi fluida dari emas-bantalan pembuluh darah host di batuan metasedimentary negara biasanya diperkaya dalam volatil berkurang, sedangkan CO2 terdiri dari hampir seluruh nonaqueous fasa fluida di mana pembuluh darah yang sama dipotong intrusi emplaced kesama metased-imentary urutan (misalnya, Goldfarb et al., 1989).

Kimia cairan dan sumber cairan bijih untuk deposito emas orogenic ditinjau secara luas oleh Ridley dan Diamond (2000). Mereka menunjukkan bahwa penelitian yang cermat data inklusi fluida dari deposito gaya ini mengarah ke con-clusion tegas bahwa deposito terbentuk dari salinitas rendah, campuran cairan berair-karbonat, yang berbeda dari mereka menyetorkan semua kelompok utama lainnya dari deposito emas (misalnya, epitermal, porfiri Cu-Au, vulkanik-host besar sul-fide), meskipun deposito individu dapat memberikan pengecualian. Fakta bahwa deposito luas

Page 21: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

synmetamorphic terjadi di am-phibolite-fasies domain (Ridley et al., 2000) menunjukkan bahwa cairan bijih harus berasal dari setidaknya kedalaman sumber diwakili oleh metamorfisme puncak, dan, karenanya, yang mendalam untuk cairan umumnya diterima. Namun, meskipun database extensions-sive isotop stabil dan Radiogenic tersedia di kedua bijih terkait mineral dan inklusi fluida, tidak ada konsensus-sus pada sumber cairan ini. Ridley dan Diamond (2000) menunjukkan bahwa ini tidak mengherankan, mengingat jalur cairan panjang dan tapak dan ketersediaan di dinding batuan yang berbeda dengan unsur variabel (misalnya, K/ Rb) atau rasio isotopik. Ridley dan Diamond (2000) menunjukkan bahwa unsur-unsur tertentu yang mendominasi cairan bijih, seperti N, Br, Cl, C, dan H, telah iso-topik charactistics yang mungkin berguna dalam menghambat sumber cairan. Namun, mereka juga menekankan bahwa H isotop ap-pir rentan terhadap ulang, kimia lebih dalam kerak dari N, Br, dan Cl yang kurang dikenal, dan waduk sebelumnya terbentuk dari C dalam bentuk grafit atau perubahan karbonat bersama cairan con-duits dapat mengubah rasio isotopik.

Inklusi fluida yang tersedia, geokimia, dan data isotop tidak bisa tegas membedakan antara sumber metamorf dan mendalam-magmatik untuk cairan bijih emas orogenic sistem- sistem. Sebuah sumber yang mendalam magmatik layak, mengingat pemodelan oleh Cline dan Bodnar (1991), yang menunjukkan bahwa salinitas cairan magmatik sangat tergantung pada tekanan, dengan adanya campuran karbonat berair-cairan magmatik yang mungkin di atas sekitar 3 kbars. Namun, mekanisme re-sewa cairan tersebut, mengingat tingkat tinggi dari magma kristal-lization sebelum saturasi air pada tekanan ini (misalnya, Burnham, 1979), yang belum terpecahkan. Selain itu, kecuali sumber con-sidered secara khusus zona luas mendalam- kerak mencair, tubuh intrusi diakui terlalu dibatasi di bekas tenda di provinsi-provinsi banyak emas menjadi sumber aliran fluida diperlukan tebal dan tonase emas tinggi.

Untuk deposito emas orogenic, masalah yang luar biasa besar berkaitan dengan waktu mineralisasi, karena hal ini juga mempengaruhi komponen lain dari model genetik, termasuk sumber potensial (s) cairan bijih dan arsitektur sistem skala kerak-aliran pada waktu emas mineralisasi. Usia unequiv-ocal absolut dari deposito masih kurang didirikan dalam banyak kasus, karena, setidaknya sebagian, dengan tidak adanya umum datanya mudah dan kuat bijih mineral yang berhubungan dengan kompe-ciently peningkatan suhu penutupan (misalnya, Kerrich dan Cas-yg jual lagak , 1994). Waktu struktural (usia mineralisasi relativitas-

tive untuk struktur host) dari beberapa deposito, terutama yang host di batuan metamorf dari nilai amphibolite dan lebih tinggi, tetap samar-samar, karena kesulitan dalam membedakan- guishing yang dibentuk selama geser-zona gerakan dari orang-orang overprinted oleh zona geser (misalnya, Robert dan Poulsen,

2001). Pertanyaan tentang usia mineralisasi lebih rumit dengan adanya beberapa generasi deposito emas dengan karakteristik orogenic di sejumlah distrik, termasuk Val d'Or, Kanada (Couture et al., 1994), Kalgoorlie, Australia (kekuasaan et. al, 1990), dan Muruntau, Uzbekistan (Kempe dkk, 2001 ;.. Yakubchuk et al, 2002).

Tidak ada model tunggal untuk sumber cairan dan logam menjelaskan semua pengamatan dari deposito emas orogenic. Metamorf Au-mengangkut cairan yang berasal dari level yang lebih dalam dari bijih-hosting volcanosedimentary atau sedimen batu-dominan terranes yang disukai oleh beberapa penulis (misalnya, Powell et al, 1991;. Stüwe, 1998), sedangkan yang lain mendukung sebuah bahkan lebih metamor-phicsumber seperti kerak samudera subduksi atau residu pencairan

Page 22: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

sebelumnya (misalnya, Fyfe dan Kerrich, 1985). Para mengubah-asli dari sumber (distal) dalam magmatik juga tetap terbuka (Ridley dan Diamond, 2000). Tidak adanya intrusi granitoid dikenal di provinsi emas orogenic Otago Selatan Is-lahan, Selandia Baru (Henley et al, 1976;.. Craw et al, 1995), memberikan argumen untuk sumber metamorf dalam- dalam un-derthrusted batuan , jika sumber tunggal dipanggil untuk ini de- berpendapat. Terjadinya beberapa episode mineralisasi emas di daerah yang sama (misalnya, Val d'Or, Kalgoorlie) juga menunjukkan bahwa metamorfosis sederhana sabuk hosting atau cekungan merupakan sumber un-mungkin untuk cairan dalam semua episode. Namun, mekanisme yang tepat, jika ada, untuk melepaskan cairan dari kerak samudera subduksi atau sub-creted tidak diketahui, dan ini tetap menjadi penghalang utama untuk penerimaan ini sebagai suatu sumber cairan bijih.

Demikian pula, sumber emas masih kontroversial, dengan beberapa pekerja menyarankan preconcentration kerak diperlukan (Bierlein et al., 1998), dan lain-lain mendiskontokan kebutuhan seperti sebagai pengganti rezim yang efektif untuk ekstraksi emas dari satuan batuan kerak umum (misalnya, Fyfe dan Kerrich, 1984).Dalam kasus terakhir, pirit pada batuan sedimen laut dan di greenstones adalah mineral sumber kemungkinan leachable dengan latar belakang tinggi con-centrations emas.Demikian pula, Radiogenic isotop studi di Muruntau menunjukkan bahwa unsur-unsur dalam scheelite dan, oleh asosiasi-tion, emas itu sendiri, berasal dari metasedimentary batuan Paleozoikum tuan- urutan (Kempe dkk., 2001).

Masalah agak terkait kekhawatiran akan perbedaan-tween hypozonal orogenic deposito emas, dalam arti Groves et al. (1998), dan magmatik skarns terkait, dalam arti Mueller (1991 ), dalam amphibolite-fasies terranes Australia Barat. Meskipun digambarkan sebagai intrusi-terkait deposito emas dikembangkan dalam pengaturan margin kontinental (Mueller dan McNaughton, 2000), deposito emas ini kontroversial yang berbeda dari intrusi-terkait deposito yang dibahas di bawah ini. Skarns, dalam arti Mueller (1991), merupakan deposito dibentuk di tingkat kerak dalam (> 10 km), sedangkan sebagian besar intrusi-terkait deposito, seperti yang didefinisikan oleh Lang dkk. (2000), diinterpretasikan untuk membentuk kerak pada tingkat yang relatif dangkal (<7 km).

Sebuah diketahui utama dalam arsitektur sistem pipa fluida adalah peran bahwa skala kerak zona deformasi bermain di adveksi cairan untuk tingkat menengah dan atas kerak.Deposito emas biasanya, meskipun tidak secara eksklusif, dalam detik-Metode kedua atau ketiga agar strukturyang mungkin terhubung ke orde pertama struktur pada saat mineralisasi emas. Namun, cairan-aliran yang tepat jalan dalam sistem yang tidak dipahami, juga adalah bagaimana fluida berkembang saat melintas dari satu bagian dari sistem lain, meskipun beberapa kemajuan sedang dibuat (misalnya, Cox, 1999; Lonergan et al.,

1999; Neumayr et al, 2000, Neumayr dan Hagemann, 2002).. Kecenderungan dari kesalahan permeabel dan zona geser relatif terhadap gradien hidrolik kepala daerah tampaknya menjadi kontrol mantan tremely kritis pada fokus emas-bantalan cairan (Cox et al, 2001.).

Page 23: Tugas II - Analisis Petrologi - Emas Dalam Batuan Metamorf

DAFTAR PUSTAKA

Groves, D. I., Goldfarb, R. J., Gebre-Mariam, M., Hagemann, S. G., and Robert, F., 1998. Orogenic gold deposit: A proposed classification in the context or their crustal distribution and relationship to other gold deposit types. Ore Geology Review, 13, p.7-27.

Idrus, A., Nur, I., Warmada, I W., dan Fadlin, 2011. Metamorphic Rock-Hosted Orogenic Gold Deposit Type as a Source of Langkowala Placer Gold, Bombana, Southeast Sulawesi. Jurnal Geologi Indonesia, vol 6, no. 1, hal. 43-49.

Indonesian Mining Association

Pellant, C., 1992. Rocks and Minerals. Dorling Kindersley ltd, London

Robert, F., Poulsen, K. H., dan Dubé, B., 1997. Gold Deposits and Their Geological Classification. Proceedings of Exploration 97: Fourth Decennial International Conference on Mineral Exploration, hal. 209-220.

Simandjuntak, T.O., Surono, dan Sukido, 1993. Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi skala 1:250.000, Puslitbang Geologi, Bandung

Suprapto, S.J., 2011. Kekerabatan Emas dan Panas Bumi. Geomagz, vol 1, no. 4,hal. 50-59