tugas gilut

download tugas gilut

of 10

description

gilut

Transcript of tugas gilut

1. Jelaskan mengenai karies D1-D6Klasifikasi karies menurut kedalaman. Menurut ICDAS, karies terbagi menjadi 6, yaitu : D1 : Dalam keadaan gigi kering, terdapat lesi putih pada permukaan gigi. D2 : Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi. D3 : Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi. D4 : Lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian Dentino Enamel Junction. D5 : Lesi telah mencapai dentin. D6 : Lesi telah mencapai pulpa.

2. Jelaskan proses terjadinya karies dari mulai gigi sehat hingga gigi dicabut

3. Jelaskan perjalanan impuls saraf dari gigi ke otakNervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.Nervus Trigeminus ( N. V ) 1. N. Opthalmicus 2. N. Maxillaris 3. N. Mandibularis1. N. OpthalmicusCabang terkecil dari ganglion gasseri keluar dari cranium melalui fissura orbitalis superior.Inervasi struktur di dalam; orbita, dahi, kulit kepala, sinus frontalis, palpebra superior.1. N. MaksilaN. Maxillaris keluar dari cranium melalui foramen rotundum fossa pterygopalatina terus berjalan melalui fissura orbitalis inferior ke anterior canalis infra orbitalis.Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan molar III.

Cabang N. MaxillarisSarafLokasiInervasi

1. 1. n. pharyngeus2. n. palatinus mayus3. n. palatinus minor4. n. nasopalatinus5. n. nasalis superiorn. palatinus mayuskeluar mell foramen palatinus mayormucoperiosteum palatal molar & premolar RA & beranastomosis dg n. nasopalatinal

n. nasopalatinuskeluar dari kanalis nasopalatinusmucoperiosteum palatal regio gigi anterior RA (caninus ka-ki)

1. N. Alveolaris Superior Posteriorsemua akar gigi molar ke-2, 3 & akar gigi molar 1 kec. Akar mesiobukal

1. N. Alveolaris Superior Mediusgigi premolar 1 & 2 & akar mesiobukal gigi molar 1 RA

1. N. Alveolaris Superior Anteriorgigi insisivus sentral & lateral, caninus, membran mukosa labial, periosteum, alveolus semua pada satu sisi RA

1. N. Infra orbitalisKeluar melalui foramen infra orbitalis.palpebra inferior, sisi lateral hidung & labium oris superior

1. N. MandibulaCabang terbesar keluar dari ganglion gasseri. Dari cranium keluar melalui foramen ovale membentuk 3 cabang; n. buccalis longus, n. Lingualis, n. alveolaris inferior.Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal.

Cabang N. MandibularisSarafLokasiInervasi

1. N. Buccalis longusBerjalan diantara kedua caput m. pterygoideus externus menyilang ramus dan masuk ke pipi melalui m. Buccinatorsmembran mukosa bukal, mucoperiosteum lateral gigi molar atas dan bawah

1. N. LingualisBerjalan ke bawah superfisial dari m. pterygoideus internus berlanjut kelingual apeks gigi molar ke-3 RB. Masuk ke basis lidah melalui dasar mulut2/3 anterior lidah, mucoperiosteum & membran mukosa lingual

1. N. Alveolaris InferiorCabang terbesar N. Mandibularis. Turun dibalik m. pterygoideus externus disebelah posterior-lateral n.lingualis, berjalan antara ramus mandibula & ligamentum sphenomandibularis masuk ke canalis mandibula.Bersama arteri alveolaris inferior berjalan di dalam canalis mandibula & mengeluarkan percabangan untuk inervasi geligi RB dan keluar melalui foramen mentale

Cabang N. Alveolaris Inferior1. n. Mylohyoideusm. Mylohyoideus, venter anterior m. digastrici di dasar mulut.

1. r. Dentalis brevismolar, premolar, proc. Alveolaris & periosteum, membran mukosa bukal

1. r. Mentaliskulit dagu, membran mukosa labium oris inferior

1. r. Incisivusgigi incisivus sentral-lateral, caninus

4. Jelaskan mengenai white spot, karies email, karies dentin, iritasi pulpa, hiperemia pulpa, pulpitis irreversible, nekrose pulpa, peridonsitisa. White spot lesion atau lesi putih adalah proses awal terjadinya karies namun pada fase ini permukaan gigi masih utuh. Daerah white spot ini akan terlihat jelas pada gigi karena gigi yang asli berwarna putih transparan dan mengkilat serta dilapisi pelikel (lapisan tipis bening dan tipis pada gigi). Jika pelikel ditumbuhi oleh kuman maka terbentuklah plak dan hal ini jika dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (bercampur dengan kalsium), mengeras dan membentuk karang gigi. Karang gigi inilah yang mengganggu keseimbangan proses demineralisasi remineralisasi tadi. White spot ini ditemukan pada area yang mudah tertimbun plak seperti permukaan gigi incisivus maksila, area pit dan fissur serta di bawah kontak point di antara gigi-geligi.

b. Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju proses demineralisasi dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi awal akan runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga menghasilkan kavitas.

c. Karies dentin merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.

d. Iritasi pulpa suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction.

e. Hiperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa. Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan saluran lympe.

f. Pulpitis reversible: Inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dilenyapkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagianbesar prosedur operatif, kuretase periodonsium yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkanpulpitis reversibel.

g. Pulpitis Irreversibel: Inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

h. Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada seluruh atau sebagian yang terlibat. Nekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang bervariasi, pada umumnya disebabkan oleh iritasi mikroba, mekanis, atau kimia. Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena iritasi mikroba pada jaringan pulpa. Hal ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral, yaitu terbukanya tubulus dentin dan terbukanya pulpa, hal ini memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa Tubulus dentin dapat terbuka sebagai hasil dari prosedur operatif atau prosedur restoratif yang kurang baik atau akibat material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel, fraktur dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari tubulus dentin inilah infeksi bakteri dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan peradangan. Sedangkan terbukanya pulpa bisa disebabkan karena proses trauma, prosedur operatif dan yang paling umum adalah karena adanya karies. Hal ini mengakibatkan mikroba atau bakteri mengiritasi jaringan pulpa dan terjadi peradangan pada jaringan pulpa Nekrosis pulpa yang disebabkan karena iritasi mekanis pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa.

i. Periodontitis: Peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang).

5. Jelaskan kriteria diagnosa berdasarkan ICD X

6. Jelaskan mengenai trepanasiTrepanasi merupakan suatu tindakan untuk menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang untuk mengalirkan sekret luka serta untuk mengurangi rasa sakit. Timbulnya abses alveolar akut menandakan infeksi telah meluas dari saluran akar melalui periodontal apikalis sampai ke dalam tulang periapeks. Nanah dikelilingi oleh tulang pada apeks gigi dan tidak dapat mengalir keluar. Pada stadium ini terasa sangat nyeri terutama bila ditekan, sehingga untuk menghilangkannya perlu segera dilakukan drainase. Ada dua cara trepanasi, yaitu trepanasi saluran akar dan trepanasi didaerah apeks akar.7. Jelaskan mengenai pemberian analgetik dan antibiotik untuk pasien hamil pada TM 1,2,3 dan periode laktasi 1,2Berikut Daftar Obat Antibiotik yang aman dan berbahaya untuk Ibu Hamil/Kehamilan & Menyusui :Klasifkasi FDA tentang obat yang mempunyai efek terhadap janin. Pada tahun 1979, FDA merekomendasikan 5 kategori obat yang memerlukan perhatian khusus terhadap kemungkinan efek terhadap janin. Kategori A : Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti tidak ada risiko terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil (vitamin) Kategori B : Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada efek terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada manusia. Obat golongan ini bila diperlukan dapat diberikan pada ibu hamil (Penicillin). Kategori C : Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan tetapi dengan hasil yang kurang memadai. Meskipun sudah dujikan pada binatang terbukti ada efek terhadap janin akan tetapi pada manusia belum ada bukti yang kuat. Obat golongan ini boleh diberikan pada ibu hamil apabila keuntungannya lebih besar disbanding efeknya terhadap janin (Kloramfenicol, Rifampisin, PAS, INH). Kategori D : Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko terhadap janin manusia. Obat golongan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil. Terpaksa diberikan apabila dipertimbangkan untuk menyelamatkan jiwa ibu (Streptomisin, Tetrasiklin, Kanamisin). Kategori X : Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada janin manusia dan kerugian dari obat ini jauh lebih besar daripada manfaatnya bila diberikan pada ibu hamil, sehingga tidak dibenarkan untuk diberikan pada ibu hamil atau yang tersangka hamil

Lactation Risk CategoriesPregnancy Risk Categories

1. L1(safest)1. L2(safer)1. L3(moderately safe)1. L4(possibly hazardous)1. L5(contraindicated)1. A(controlled studies show no risk)1. B(no evidence of risk in humans)1. C(risk cannot be ruled out)1. D(positive evidence of risk)1. X(contraindicated in pregnancy)

NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.

Antibiotika

AmoxicillinLarotid, AmoxilApprovedBL1

AztreonamAzactamApprovedBL2

CefadroxilUltracef, DuricefApprovedBL1

CefazolinAncef, KefzolApprovedBL1

CefotaximeClaforanApprovedBL2

CefoxitinMefoxinApprovedBL1

CefprozilCefzilApprovedCL1

CeftazidimeCeftazidime, Fortaz, TaxidimeApprovedBL1

CeftriaxoneRocephinApprovedBL2

CiprofloxacinCiproApprovedCL3

ClindamycinCleocinApprovedBL3

ErythromycinE-Mycin, Ery-tab, ERYC, IlosoneApprovedBL1

L3early postnatal

Fleroxacin-Approved-NR

GentamicinGaramycinApprovedCL2

KanamycinKebecil, KantrexApprovedDL2

MoxalactamMoxamApproved-NR

NitrofurantoinMacrobidApprovedBL2

OfloxacinFloxinApprovedCL2

Penicillin-ApprovedBL1

StreptomycinStreptomycinApprovedDL3

Sulbactam-Approved-NR

SulfisoxazoleGantrisin, Azo-GantrisinApprovedCL2

TetracyclineAchromycin, Sumycin, TerramycinApprovedDL2

TicarcillinTicarcillin, Ticar, TimentinApprovedBL1

Trimethoprim/sulfamethoxazoleProloprim, TrimpexApprovedCL3

Obat-obat antibiotik yang yang perlu perhatian khusus atau tidak boleh diminum untuk ibu hamil dan menyusui : Golongan Aminoglikosida (biasanya dalam turunan garam sulfate-nya), seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate, dibekacin sulfate, gentamycin sulfate, kanamycin sulfate, dan netilmicin sulfate. Golongan Sefalosporin, seperti : cefuroxime acetyl, cefotiam diHCl, cefotaxime Na, cefoperazone Na, ceftriaxone Na, cefazolin Na, cefaclor dan turunan garam monohydrate-nya, cephadrine, dan ceftizoxime Na. Golongan Chloramfenicol, seperti : chloramfenicol, dan thiamfenicol. Golongan Makrolid, seperti : clarithomycin, roxirhromycin, erythromycin, spiramycin, dan azithromycin. Golongan Penicillin, seperti : amoxicillin, turunan tridydrate dan turunan garam Na-nya. Golongan Kuinolon, seperti : ciprofloxacin dan turunan garam HCl-nya, ofloxacin, sparfloxacin dan norfloxacin. Golongan Tetracyclin, seperti : doxycycline, tetracyclin dan turunan HCl-nya (tidak boleh untuk wanita hamil), dan oxytetracylin (tidak boleh untuk wanita hamil).

ANALGETIK1. Asam AsetilsalisilatMeringankam rasa sakit gigi. Tablet 80 mg, 160 mg, 500 mg. Dosis 3 kali sehari. Tidak untuk penderita penyakit tukak lambung, ulkus peptikum, asma, alergi, demam berdarah, terapi antikoagulan, serta yang hipersensitif terhadap derivate asam salisilat.1. Asam MefenamatMeringangkan rasa sakit gigi dan menurunkan panas. Tablet/kaplet 250 mg, 500 mg. Dosis 3-4 kali sehari. Dapat menyebabkan diare, mual, kolik usus, serta gangguan tukak lambung dan usus. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil, penderita gangguan fungsi ginjal, anak dibawah 14 tahun, dan penderita dengan luka pada saluran cerna.1. AsetaminofenMeringankan rasa sakit gigi dan menurunkan pana. Sirup 120mg/5ml, tablet 250 mg, tablet 500 mg. Dosis 3-4 kali sehari. Dapat menyebabkan mual, muntah, gangguan fungsi hati atau ginjal, kontraindikasi untuk penderita penyakit hati dan ginjal serta yang hipersensitif terhadap Asetaminofen1. IbuprofenMenurunkan panas dan meringankan sakit gigi. Sirup 100ml/5ml, 200 mg/5ml, tablet 100 mg, 200 mg. Dosis 3-4 kali sehari 200 mg. Harus di minum setelah makan. Dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan, diare, nyeri lambung, ruma kulit, penyempitan bronkus, trombositopenia, penurunan ketajaman penglihata, dan kesulitan membedakan warn. Tidak untuk anak dibawah 1 tahu, penderita ulkus peptikum, serta yang hipersensitif terhadap Ibuprofen.1. LemocinTyrothricin 4 mg, centrimonium Br 2 mg, lidocaine 1 mg, desinfeksi local dan meredakan nyeri pada infeksi rongga mulut. Dosis 6 kali sehari biarkan larut secara perlahan di dalam mulut.1. ParasetamolMeringankan rasa sakit gigi dan menurunkan panas. Sirup 120 mg/ 5 ml, table 250 mg, tablet 500 mg. Dosis 3-4 kali sehari. Tidak untuk hipersensitif terhadap Parasetamol, gangguan fungsi ginjal dan hati. Dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan kerusakan hati1. Tantum LozengesBenzidamina HCL 3 mg untuk meringankan sementara rasa sakit pada rongga mulut. Tablet hisap dalam dosis 2x6 tablet. Dosis 1 tablet dihisap perlahan-lahan tiap 1-2 jam untuk kasus berat, tiap 3 jam untuk kasus ringan, maksimum 12 tablet. Dapat menimbulkan rasa menggigil. Tidak untuk yang hipersensitif, anak di bawah 6 tahun, wanita hamil, penderita gangguan hati dan ginjal

1. TramadolMengurangi rasa sakit gigi berat. Kapsul 50 mg. Dosis maksimal 400 mg per hari. Kontra Indikasi untuk yang hipersensitif, intoksikasi akut dengan alcohol, hipotika, analgesic, serta obat yang mempengaruhi system saraf pusat. Dapat menimbulkan ketergantungan, gangguan konsentrasi, resiko kejang pada penderita trauma kepala, mual, muntah, obstipasi, sedasi,. Tidak untuk penderita gangguan fungsi hati, hipersekresi bronkus, wanita hamil dan menyusui.