TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

7
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Juga Berhak Dihargai Pendahuluan Hak Asasi Manusia merupakan hal yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. HAM merupakan hak semua manusia tanpa terkecuali. Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan di dalam hidup saling menghargai dan menghormati HAM merupakan hal penting. Sekarang ini yang menjadi tantangan manusia dalam dunia kesehatan adalah AIDS. Masa inkubasi yang lama membuat orang tidak akan langsung menyadari bahwa Ia terinfeksi virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. Banyak orang yang meninggal karena penyakit ini. Sampai sekarang pun belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit AIDS. Penyakit AIDS merupakan salah satu penyakit yang mematikan, sama halnya dengan penyakit-penyakit mematikan lainnya seperti tuberkolosis, kanker, dan sebagainya. Namun dalam menjalani kehidupan, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sering mengalami diskriminasi atau pengucilan dibanding penderita penyakit-penyakit mematikan lainnya. Pembuatan artikel ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang apa itu ODHA, bagaimana penularan penyakit HIV/AIDS, serta menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terdapat penderita HIV/AIDS. Pembahasan 1. Defenisi dan Penulaan HIV/AIDS

description

edu

Transcript of TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

Page 1: TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Juga Berhak Dihargai

Pendahuluan

Hak Asasi Manusia merupakan hal yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat.

HAM merupakan hak semua manusia tanpa terkecuali. Dalam menghadapi permasalahan-

permasalahan di dalam hidup saling menghargai dan menghormati HAM merupakan hal

penting. Sekarang ini yang menjadi tantangan manusia dalam dunia kesehatan adalah AIDS.

Masa inkubasi yang lama membuat orang tidak akan langsung menyadari bahwa Ia terinfeksi

virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. Banyak orang yang meninggal karena

penyakit ini. Sampai sekarang pun belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan

penyakit AIDS.

Penyakit AIDS merupakan salah satu penyakit yang mematikan, sama halnya dengan

penyakit-penyakit mematikan lainnya seperti tuberkolosis, kanker, dan sebagainya. Namun

dalam menjalani kehidupan, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sering mengalami

diskriminasi atau pengucilan dibanding penderita penyakit-penyakit mematikan lainnya.

Pembuatan artikel ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang apa itu

ODHA, bagaimana penularan penyakit HIV/AIDS, serta menghimbau masyarakat untuk

tidak melakukan diskriminasi terdapat penderita HIV/AIDS.

Pembahasan

1. Defenisi dan Penulaan HIV/AIDS

HIV adalah kependekan dari Human Immuno Deficiency Virus artinya virus yang hanya

dapat menginfeksi manusia, memperbanyak sel diri dalam sel manusia, sehingga menurunkan

kekebalan manusia terhadap penyakit infeksi.

Penyalahgunaan narkoba,infeksi HIV/AIDS, prostitusi dan perilaku seks babas merupakan

masalah yang terkait satu dengan lainnya. Indonesia merupakan negara yang rawan

HIV/AIDS, karena mudahnya lalu lintas penduduk dengan negara-negara tetangga yang

mempunyai tingkat penyakit HIV/AIDS tinggi, banyaknya kelompok resiko tinggi dan

perilaku seks bebas. Jumlah pengidap HIV/AIDS meningkat dengan cepat dari tahun ke

tahun.

Page 2: TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

Menurut penelitian, 80% pengguna narkoba dengan jarum suntik mengidap hepatitis B

atau C sedangkan 40-50 % mengidap HIV/AIDS. Virus hepatitis B/C menyebabkan penyakit

radang hati kronis dan dapat berkembang menjadi kanker.

Penularan virus HIV dapat terjadi melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan

vagina. Namun virus ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan,

berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi, kita

tidak perlu mengucilkan mereka.

2. Gejala HIV/AIDS

Beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :

Pertama, Penurunan Berat Badan Dengan Cepat. Penurunan berat badan ini biasanya tanpa

ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada penderita penyakit ini akan mulai

kehilangan selera makannya. Walaupun makan dengan banyak kalori, karbohidrat, bergizi

tetapi berat badan akan tetap menurun.

Kemudian, diare yang tak kunjung sembuh. Bila orang yang bersangkutan sudah

berbagai macam pemberian obat atau pun antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini patut

kita curigai dan hendaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Ketiga, demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Orang yang bersangkutan akan

mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya demam mencapai

lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita berikan beberapa jenis obat

antipiretika (penurun panas). Setelah itu, cepat merasa lelah. Karena virus ini menyerang

sistem imunitas tubuh, maka penderita akan cepat merasa lelah.

Namun untuk membuktikan kebenaran seseorang terinfeksi atau tidak, perlu dilakukan

beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan kebenaran akan diagnosa

penyakit yang satu ini.

3. Mengenal ODHA Lebih Dekat

ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Pada awal-

awal kasus terjangkitnya HIV, kebanyakan orang tersebut cenderung menunjukkan reaksi-

reaksi keras seperti mengurung diri, menangis, tidak terima, bahkan menyalahkan Tuhan.

Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat orang tersebut

semaikin terpuruk. Pembinaan terhadap ODHA diperlukan untuk mengembalikan semangat

Page 3: TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

hidupnya. ODHA bukan akhir dari segalanya.Penderita masih dapat bertahan hidup selama 5-

10 tahun. 

4. Diskriminasi terhadap ODHA

Para pengidap HIV AIDS yang juga disebut ODHA pun kini makin dijauhi oleh orang-

orang yang dulunya dekat dengan mereka. Seperti teman, rekan kerja, dll. Mereka menjauh

karena takut tertular bila berdekatan dengan ODHA. Ketakutan tersebut mengakibatkan

adanya pengucilan penderita.

Bukan hanya dari kalangan warga biasa yang melakukan diskriminasi terhadap pengidap

penyakit ini, bahkan para tenaga kesehatan yaitu dokter. Memang tidak semua dokter

melakukan hal tersebut, namun masih ada saja yang tidak mengerti penanganan terhadap

ODHA. Sehingga mereka enggan memeriksa dan bahkan menolak untuk memberi pelayanan

kesehatan. Hal ini sungguh mengecewakan bila ditinjau dan dinilai dari tugas serta kewajiban

dokter.

5. ODHA Juga Berhak Dihargai

Diskriminasi ODHA bukanlah jalan keluar atau langkah terbaik yang dapat dilakukan

untuk menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS. Berikut alasan-alasan mengapa

diskriminasi harus digantikan dengan adanya rasa menghargai ODHA:

1. Tindakan diskriminasi hanya akan menimbulkan efek minder tau kurang percaya diri.

Sehingga mengakibatkan ODHA merahasiakan peyakitnya. Hal ini dapat membuat

penanggulangan terhadap penyebaran penyakit karena tidak adanya keterbukaan dari

pihak ODHA dan berpotensi adanya penularan kepada orang lain. Contohnya saat

melakukan transfusi ata penyumbangan darah di rumah sakit.

2. Pihak pertama yang berhak dan berkewajiban atas kondisi ODHA adalah keluarga.

Karena kelurgalah yang berperan penting dalam penguatan psikis ODHA dalam

menjalani hidupnya sebagai orang yang sudah terinfeksi. Untuk menjadi pendamping

ODHA, seseorang harus mengutarakan kejujuran, paham seluk beluk HIV/AIDS,

memahami ODHA sehingga sebagai pendamping, orang tersebut bisa memahami dan

memberi semangat kepada ODHA.

Page 4: TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

Respon masyarakat terhadap virus HIV merupakan pengaruh bagi ODHA. Beberapa

lapisan masyarakat mungkin merasa takut dan segan untuk berdekatan dengan ODHA.

Sebenarnya dukungan ODHA adalah orang-orang yang sebenarnya bisa memberikan

semangat untuk berpikir positif untuk hidupnya dan juga bisa memberikan hal-hal yang

berguna bagi masyarakat disekitar ODHA tersebut. Masih banyak orang yang belum

mengerti cara penularan penyakitnya. Sehingga terjadilah diskriminasi ini terhadap pengidap

penderita HIV. Orang-orang enggan untuk berinteraksi dengan para pengidap penyakit ini,

padahal mereka (ODHA) juga mempunyai hak untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan

orang lain.

Penolakan pelayanan kesehatan ini seharusnya tidak boleh terjadi di rumah sakit-rumah

sakit di Indonesia. Diskriminasi terjadi karena kurangnya pemahaman dan edukasi. Karena

itu, sosialisasi tentang HIV AIDS, tentang pentingnya kepedulian terhadap penderita penyakit

HIV/AIDS, dan tentang bagaimana seharusnya para dokter bersikap terhadap semua pasien

tanpa membedakan status, ekonomi, bahkan penyakit sekalipun perlu dilakukan.. Agar para

dokter lebih menyadari kewajibannya yaitu melayani semua pasien dengan tidak membeda-

bedakan. Agar penanganan kasus HIV/AIDS bukan sekedar proyek belaka namun sebagai

bentuk kepedulian bagi saudara-saudara kita, para ODHA serta agar korban HIV/AIDS tidak

bertambah.

Dalam Strategi Nasional Penanggulangan AIDS Indonesia disebutkan sebagai salah satu

asas dasar bahwa setiap pemberi layanan berkewajiban memberi layanannya kepada orang

dengan HIV atau AIDS tanpa membeda-bedakan. Indonesia juga ikut menandatangani

Deklarasi Paris Desember 1994, yang menunjukkan janji untuk mendukung orang dengan

HIV/AIDS, mendukung anti-diskriminasi, hak asasi manusia, serta asas-asas yang etis untuk

menjadi bagian dari upaya penanggulangan AIDS. Terdapat pula forum Spiritia yang dapat

menampung laporan bagi penderita yang merasa tidak dihargai dan membutuhkan dukungan.

Semua laporan tersebut akan dijaga kerahasiaan, dan hanya akan ditindaklanjuti dengan

persetujuan dari yang bersangkutan dan dengan cara yang tidak menimbulkan risiko padanya.

Kesimpulan

Penderita HIV/AIDS atau disebut sebagai Orang Dengan HIV AIDS (ODHA)

merupakan satu dari sekian banyak penderita penyakit menular yang membutuhkan

Page 5: TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai

perhatian. Namun sekarang ini masih banyak diskriminasi yang dilakukan kepada ODHA

yang semakin menurunkan semangat hidup mereka. Oleh karena itu,

Daftar pustaka

1. Martone LH, Joewana S. Menangkal narkoba dan kekerasan. Jakarta : Balai pustaka;

2008. h.14.

2. Spiritia. Hidup dengan HIV/AIDS. 2009. Diunduh dari :

http://spiritia.or.id/Dok/Hidup.pdf