TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai
-
Upload
livia-brenda-patty -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
description
Transcript of TUGAS FILSAFAT ODHA Juga Perlu Dihargai
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Juga Berhak Dihargai
Pendahuluan
Hak Asasi Manusia merupakan hal yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat.
HAM merupakan hak semua manusia tanpa terkecuali. Dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan di dalam hidup saling menghargai dan menghormati HAM merupakan hal
penting. Sekarang ini yang menjadi tantangan manusia dalam dunia kesehatan adalah AIDS.
Masa inkubasi yang lama membuat orang tidak akan langsung menyadari bahwa Ia terinfeksi
virus HIV yang menjadi penyebab penyakit AIDS. Banyak orang yang meninggal karena
penyakit ini. Sampai sekarang pun belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan
penyakit AIDS.
Penyakit AIDS merupakan salah satu penyakit yang mematikan, sama halnya dengan
penyakit-penyakit mematikan lainnya seperti tuberkolosis, kanker, dan sebagainya. Namun
dalam menjalani kehidupan, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sering mengalami
diskriminasi atau pengucilan dibanding penderita penyakit-penyakit mematikan lainnya.
Pembuatan artikel ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang apa itu
ODHA, bagaimana penularan penyakit HIV/AIDS, serta menghimbau masyarakat untuk
tidak melakukan diskriminasi terdapat penderita HIV/AIDS.
Pembahasan
1. Defenisi dan Penulaan HIV/AIDS
HIV adalah kependekan dari Human Immuno Deficiency Virus artinya virus yang hanya
dapat menginfeksi manusia, memperbanyak sel diri dalam sel manusia, sehingga menurunkan
kekebalan manusia terhadap penyakit infeksi.
Penyalahgunaan narkoba,infeksi HIV/AIDS, prostitusi dan perilaku seks babas merupakan
masalah yang terkait satu dengan lainnya. Indonesia merupakan negara yang rawan
HIV/AIDS, karena mudahnya lalu lintas penduduk dengan negara-negara tetangga yang
mempunyai tingkat penyakit HIV/AIDS tinggi, banyaknya kelompok resiko tinggi dan
perilaku seks bebas. Jumlah pengidap HIV/AIDS meningkat dengan cepat dari tahun ke
tahun.
Menurut penelitian, 80% pengguna narkoba dengan jarum suntik mengidap hepatitis B
atau C sedangkan 40-50 % mengidap HIV/AIDS. Virus hepatitis B/C menyebabkan penyakit
radang hati kronis dan dapat berkembang menjadi kanker.
Penularan virus HIV dapat terjadi melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan
vagina. Namun virus ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan,
berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi, kita
tidak perlu mengucilkan mereka.
2. Gejala HIV/AIDS
Beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
Pertama, Penurunan Berat Badan Dengan Cepat. Penurunan berat badan ini biasanya tanpa
ada sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada penderita penyakit ini akan mulai
kehilangan selera makannya. Walaupun makan dengan banyak kalori, karbohidrat, bergizi
tetapi berat badan akan tetap menurun.
Kemudian, diare yang tak kunjung sembuh. Bila orang yang bersangkutan sudah
berbagai macam pemberian obat atau pun antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini patut
kita curigai dan hendaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Ketiga, demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Orang yang bersangkutan akan
mengalami demam yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya demam mencapai
lebih dari 39 derajat celcius dan tak sembuh setelah kita berikan beberapa jenis obat
antipiretika (penurun panas). Setelah itu, cepat merasa lelah. Karena virus ini menyerang
sistem imunitas tubuh, maka penderita akan cepat merasa lelah.
Namun untuk membuktikan kebenaran seseorang terinfeksi atau tidak, perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan kebenaran akan diagnosa
penyakit yang satu ini.
3. Mengenal ODHA Lebih Dekat
ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Pada awal-
awal kasus terjangkitnya HIV, kebanyakan orang tersebut cenderung menunjukkan reaksi-
reaksi keras seperti mengurung diri, menangis, tidak terima, bahkan menyalahkan Tuhan.
Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat orang tersebut
semaikin terpuruk. Pembinaan terhadap ODHA diperlukan untuk mengembalikan semangat
hidupnya. ODHA bukan akhir dari segalanya.Penderita masih dapat bertahan hidup selama 5-
10 tahun.
4. Diskriminasi terhadap ODHA
Para pengidap HIV AIDS yang juga disebut ODHA pun kini makin dijauhi oleh orang-
orang yang dulunya dekat dengan mereka. Seperti teman, rekan kerja, dll. Mereka menjauh
karena takut tertular bila berdekatan dengan ODHA. Ketakutan tersebut mengakibatkan
adanya pengucilan penderita.
Bukan hanya dari kalangan warga biasa yang melakukan diskriminasi terhadap pengidap
penyakit ini, bahkan para tenaga kesehatan yaitu dokter. Memang tidak semua dokter
melakukan hal tersebut, namun masih ada saja yang tidak mengerti penanganan terhadap
ODHA. Sehingga mereka enggan memeriksa dan bahkan menolak untuk memberi pelayanan
kesehatan. Hal ini sungguh mengecewakan bila ditinjau dan dinilai dari tugas serta kewajiban
dokter.
5. ODHA Juga Berhak Dihargai
Diskriminasi ODHA bukanlah jalan keluar atau langkah terbaik yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS. Berikut alasan-alasan mengapa
diskriminasi harus digantikan dengan adanya rasa menghargai ODHA:
1. Tindakan diskriminasi hanya akan menimbulkan efek minder tau kurang percaya diri.
Sehingga mengakibatkan ODHA merahasiakan peyakitnya. Hal ini dapat membuat
penanggulangan terhadap penyebaran penyakit karena tidak adanya keterbukaan dari
pihak ODHA dan berpotensi adanya penularan kepada orang lain. Contohnya saat
melakukan transfusi ata penyumbangan darah di rumah sakit.
2. Pihak pertama yang berhak dan berkewajiban atas kondisi ODHA adalah keluarga.
Karena kelurgalah yang berperan penting dalam penguatan psikis ODHA dalam
menjalani hidupnya sebagai orang yang sudah terinfeksi. Untuk menjadi pendamping
ODHA, seseorang harus mengutarakan kejujuran, paham seluk beluk HIV/AIDS,
memahami ODHA sehingga sebagai pendamping, orang tersebut bisa memahami dan
memberi semangat kepada ODHA.
Respon masyarakat terhadap virus HIV merupakan pengaruh bagi ODHA. Beberapa
lapisan masyarakat mungkin merasa takut dan segan untuk berdekatan dengan ODHA.
Sebenarnya dukungan ODHA adalah orang-orang yang sebenarnya bisa memberikan
semangat untuk berpikir positif untuk hidupnya dan juga bisa memberikan hal-hal yang
berguna bagi masyarakat disekitar ODHA tersebut. Masih banyak orang yang belum
mengerti cara penularan penyakitnya. Sehingga terjadilah diskriminasi ini terhadap pengidap
penderita HIV. Orang-orang enggan untuk berinteraksi dengan para pengidap penyakit ini,
padahal mereka (ODHA) juga mempunyai hak untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan
orang lain.
Penolakan pelayanan kesehatan ini seharusnya tidak boleh terjadi di rumah sakit-rumah
sakit di Indonesia. Diskriminasi terjadi karena kurangnya pemahaman dan edukasi. Karena
itu, sosialisasi tentang HIV AIDS, tentang pentingnya kepedulian terhadap penderita penyakit
HIV/AIDS, dan tentang bagaimana seharusnya para dokter bersikap terhadap semua pasien
tanpa membedakan status, ekonomi, bahkan penyakit sekalipun perlu dilakukan.. Agar para
dokter lebih menyadari kewajibannya yaitu melayani semua pasien dengan tidak membeda-
bedakan. Agar penanganan kasus HIV/AIDS bukan sekedar proyek belaka namun sebagai
bentuk kepedulian bagi saudara-saudara kita, para ODHA serta agar korban HIV/AIDS tidak
bertambah.
Dalam Strategi Nasional Penanggulangan AIDS Indonesia disebutkan sebagai salah satu
asas dasar bahwa setiap pemberi layanan berkewajiban memberi layanannya kepada orang
dengan HIV atau AIDS tanpa membeda-bedakan. Indonesia juga ikut menandatangani
Deklarasi Paris Desember 1994, yang menunjukkan janji untuk mendukung orang dengan
HIV/AIDS, mendukung anti-diskriminasi, hak asasi manusia, serta asas-asas yang etis untuk
menjadi bagian dari upaya penanggulangan AIDS. Terdapat pula forum Spiritia yang dapat
menampung laporan bagi penderita yang merasa tidak dihargai dan membutuhkan dukungan.
Semua laporan tersebut akan dijaga kerahasiaan, dan hanya akan ditindaklanjuti dengan
persetujuan dari yang bersangkutan dan dengan cara yang tidak menimbulkan risiko padanya.
Kesimpulan
Penderita HIV/AIDS atau disebut sebagai Orang Dengan HIV AIDS (ODHA)
merupakan satu dari sekian banyak penderita penyakit menular yang membutuhkan
perhatian. Namun sekarang ini masih banyak diskriminasi yang dilakukan kepada ODHA
yang semakin menurunkan semangat hidup mereka. Oleh karena itu,
Daftar pustaka
1. Martone LH, Joewana S. Menangkal narkoba dan kekerasan. Jakarta : Balai pustaka;
2008. h.14.
2. Spiritia. Hidup dengan HIV/AIDS. 2009. Diunduh dari :
http://spiritia.or.id/Dok/Hidup.pdf