TUGAS DR. GITA.docx

9
TUGAS DISASTER PLAN TANAH LONGSOR DEPOK DISUSUN OLEH : Okky Nafiriana, S.Ked 030.10.214 PEMBIMBING : Dr. Gita Tarigan, MPH KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 16 MARET 2015 – 23 MEI 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA, 2015

description

Disaster Management IKM Jakarta TRISAKTI

Transcript of TUGAS DR. GITA.docx

Page 1: TUGAS DR. GITA.docx

TUGAS DISASTER PLAN

TANAH LONGSOR DEPOK

DISUSUN OLEH :

Okky Nafiriana, S.Ked

030.10.214

PEMBIMBING :

Dr. Gita Tarigan, MPH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 16 MARET 2015 – 23 MEI 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 2015

Page 2: TUGAS DR. GITA.docx

1. SKENARIO BENCANA

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Depok membuat sejumlah rumah di

Perumahan Pesona, Kecamatan Pancoranmas; dan perumahan di Kecamatan Cipayung longsor.

Berdasarkan pantauan, Selasa (10/2/2015), longsor di tersebut tidak memakan korban jiwa

namun 77 rumah warga mengalami kerusakan berat. Sejumlah alat berat dikerahkan untuk

membersihkan tumpukan tanah longsor dan batu. Terdapat sekitar 17 warga yang mengalami

luka-luka ringan akibat tertimpa barang-barang di rumah. Untuk sementara korban yang terkena

longsor mengungsi ke rumah kerabat.

2. HAZARD MAPPING

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang

Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan

langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek. Bentang alam

Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang

lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya

kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah

sekitar 200,29 km2.

Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan

Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data

luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat

tercemar. Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng

yang landai menyebabkan masalah banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah.

Page 3: TUGAS DR. GITA.docx

3. VULNERABILITY

3.1 ASPEK FISIK

Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang

landai menyebabkan kota Depok rentan longsor. Wilayah Depok termasuk dalam daerah

beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim

musim. Secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara

bulan Oktober-Maret.

• Temperatur : 24,3o-33 o Celsius

• Kelembaban rata-rata : 25 %

• Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th

Page 4: TUGAS DR. GITA.docx

• Kecepatan angin rata-rata : 14,5 knot

• Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %

• Jumlah curah hujan : 2684 m/th

• Jumlah hari hujan : 222 hari/tahun

3.2 ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI

Dalam kurun waktu 5 tahun (2000 – 2005) penduduk Kota Depok mengalami

peningkatan sebesar 447.993 jiwa. Jumlah penduduk di Kota Depok tahun 2005 mencapai

1.374.522 jiwa, terdiri atas laki-laki 696.329 jiwa (50,66%) dan perempuan 678.193 jiwa

(49,34%), Sedangkan luas wilayah hanya 200,29 km2, maka kepadatan penduduk Kota Depok

adalah 6.863 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk tersebut tergolong “padat”, apalagi jika

dikaitkan dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Meningkatnya jumlah penduduk

Kota Depok disebabkan tingginya migrasi penduduk ke Kota Depok sebagai akibat pesatnya

pengembangan kota yang dapat dilihat dari meningkatnya pengembangan kawasan perumahan.

Berdasarkan perkembangan tersebut diperkirakan jumlah penduduk yang datang ke Kota Depok

pada waktu mendatang akan meningkat, seiring dengan semakin banyaknya operasional kegiatan

jasa dan niaga yang berkembang pesat.

Permasalahan atau issue utama kependudukan Kota Depok adalah penyebarannya belum

merata. Penduduk beraglomeraasi hanya sekitar daerah-daerah bagian tengah dan di daerah-

daerah sekitar DKI Jakarta, sementara bagian pedalaman merupakan kelompok-kelompok kecil

dan terpencar. Selain itu, tingkat pendidikan atau pengetahuan penduduknya umumnya masih

rendah sehingga mempengaruhi kualitas tenaga kerja.

4. CAPACITYKapasitas yang dimiliki oleh penduduk kota Depok adalah tingkat gotong–royong

masyarakat tinggi dalam menghadapi bencana dan telah dilakukan penurapan atau memperkuat

dinding saluran cabang irigasi, dimana cabang irigasi tengah berada di sekitar Tanah Baru, Beji

dan Jalan Raya Citayam. Di cabang barat, berada di Jalan Pramuka hingga Kelurahan Grogol

serta Simpangan Depok hingga Cipayung.

Page 5: TUGAS DR. GITA.docx

5. MANAJEMEN PENANGANAN BENCANA

5.1 Pre Bencana

Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini

cuaca setempat (curah hujan).

Waspadalah terhadap perubahan cuaca

Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut :

o Langit gelap pertanda hujan akan datang

o Reruntuhan batu (rock fall) dan tanah (debris) pada jalan.

o Retakan baru pada lereng,jalan atau dinding penahan tanah.

o Material berupa tanah, batuan, pohon berjatuhan dari lereng..

o Air mengalir dari lereng atau saluran air konstruksi penahan tanah berubah

warnanyadari bening menjadi coklat.

o Air terkonsentrasi da alirannya memotong badan jalan atau menuju

wilayah yang lebih rendah.

o Konstruksi penahan tanah merusak akibat erosi.

o Saluran air rusak akibat derasnya saluran air.

o Air dibagian puncak tidak tertampung lagi dan mengalir deras kebadan

jalan.

o Rembesan air semakin banyak dan terjadi tibatibai pada lereng atau

konstruksi penahan air.

Segera mengevakuasi atau memindahkan penduduk yang terancam tanah longsor

atau setelah diketahui tanda-tanda tebing akan longsor ke tempat yang lebih aman

Segera hubungi pihak yang memiliki wewenang untuk menangani tanah longsor

Dihimbau kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor agar mencari

tempat aman dan begitu hujan deras dalam jangka waktu lama turun.

Page 6: TUGAS DR. GITA.docx

5.2 Saat Bencana

Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan.

Jika berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah,

rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang harus

dilakukan adalah segera pergi ketempat yang aman ( pengungsian ) dan lakukan

pemindahan korban dengan hati-hati.

Bila tidak memungkinkan untuk mencari tempat perlindungan, maka lingkarkan

tubuh anda seperti bola dengan kuat dan lindungi kepala anda. Posisi ini akan

memberikan perlindungan terbaik untuk badan anda.

5.3 Post Bencana

Hindari daerah longsor, karena tidak menutup kemungkinan longsor susulan akan

terjadi.

Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki

daerah longsor.

Bantu arahkan SAR ke lokasi longsor.

Waspada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor.

Laporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang berwenang.

Periksa keadaan pondasi rumah dan tanah di sekitar lokasi longsor.

Rehabilitasi : membuat tempat pengungsian sementara selama rumah penduduk

belum aman dari tanah longsor.

Rekonstruksi : pembangunan kembali bangunan atau infrastruktur yang rusak

akibat tanah longsor.

6. HEALTHCARE DISASTER PLAN

Penanggulangan kesehatan bencana di Puskesmas pada tanah longsor :

- Memastikan puskesmas aman sebagai sentra pelayanan kesehatan pasca bencana

- Menentukan tempat yang aman untuk pengungsian, misalnya balai desa, sekolah, masjid

( tempat ibadah ).

Page 7: TUGAS DR. GITA.docx

- Menunjuk command leader di puskesmas yaitu salah satu dokter puskesmas.

- Membuat jalur dan lokasi evakuasi bencana.

- Mengumpulkan obat - obatan dan alat-alat medis penunjang.

- Meminta bantuan dinas kesehatan setempat bila ada obat - obatan atau alat penunjang

yang kurang.

- mengumpulkan obat-obatan dan alat-alat medis penunjang serta bahan sandang dan

pangan bagi warga pengungsian.

- Meminta bantuan dari mantri - mantri desa dan bidan - bidan desa untuk membantu

puskesmas.

- Bekerjasama dengan Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, mahasiswa

kedokteran, tim medis, warga, maupun relawan untuk mengevakuasi korban - korban

bencana.

- Menentukan triase, memilah - milah korban berdasarkan tingkat keparahan atau

kegawatdaruratannya.

- Membagi ruangan/tempat khusus di puskesmas untuk pasien berdasarkan triase tersebut

- Membuat traffic flow dari pintu masuk puskesmas ke ruang - ruang yang sudah

ditentukan sesuai dengan keadaan korban, sampai pintu keluar yang berbeda dengan

pintu masuk awal.

- Membangun WC umum bagi warga pengungsian dilengkapi dengan air bersih guna

mencegah terjadinya penyakit yang dapat terjadi di tempat pengungsian.

- Membuat papan informasi di depan puskesmas berisi tentang data korban yang berada di

puskesmas sebagai sumber informasi untuk keluarga / masyarakat.

- Membuat daftar RS yang dekat dengan lokasi bencana untuk merujuk pasien yang tidak

dapat ditangani di puskesmas.