Tugas Dissaster Bu Evi

11
Permasalahan Kesehatan Berkaitan Dengan Bencana dan Upaya Penanggulangannya A. Permasalahan Kesehatan Akibat Bencana 1. Masalah pada korban bencana Masalah kesehatan pada korban bencana dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai akibat langsung dan tidak langsung. Akibat langsung merupakan dampak primer yang dialami korban di daerah bencana pada saat bencana terjadi. Kasus-kasus yang sering terjadi, antara lain: a. Trauma Trauma terjadi akibat terkena langsung benda-benda keras/ tajam atau tumpul. Contoh trauma, antara lain: luka robek, luka tusuk, luka sayat, dan fraktur. Pada umumnya kasus trauma perlu penanganan balk ringan maupun berat (lanjut). Kasus-kasus trauma banyak terjadi pada korban bencana semacam gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin puyuh, kerusuhan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, tindakan teror born, dan lain- lain. b. Gangguan pernapasan Gangguan pernapasan terjadi akibat trauma pada jalan napas, misalnya masuknya partikel debu, cairan dan gas beracun pada saluran pernapasan. Kasus kasus gangguan pernapasan banyak terjadi padakorban bencana semacam tsunami, gunung meletus, kebakaran, kecelakaan industri, dan lain-lain. c. Luka bakar

description

tgas diasater

Transcript of Tugas Dissaster Bu Evi

Permasalahan Kesehatan Berkaitan Dengan Bencana dan Upaya PenanggulangannyaA. Permasalahan Kesehatan Akibat Bencana1. Masalah pada korban bencanaMasalah kesehatan pada korban bencana dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai akibat langsung dan tidak langsung. Akibat langsung merupakan dampak primer yang dialami korban di daerah bencana pada saat bencana terjadi. Kasus-kasus yang sering terjadi, antara lain:a. TraumaTrauma terjadi akibat terkena langsung benda-benda keras/ tajam atau tumpul. Contoh trauma, antara lain: luka robek, luka tusuk, luka sayat, dan fraktur. Pada umumnya kasus trauma perlu penanganan balk ringan maupun berat (lanjut). Kasus-kasus trauma banyak terjadi pada korban bencana semacam gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin puyuh, kerusuhan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, tindakan teror born, dan lain-lain.b. Gangguan pernapasanGangguan pernapasan terjadi akibat trauma pada jalan napas, misalnya masuknya partikel debu, cairan dan gas beracun pada saluran pernapasan. Kasus kasus gangguan pernapasan banyak terjadi padakorban bencana semacam tsunami, gunung meletus, kebakaran, kecelakaan industri, dan lain-lain.c. Luka bakarLuka bakar terjadi akibat terkena langsung benda panas/api/ bahan kimia. Kasus-kasus luka bakar banyak terjadi pada korban bencana semacam kebakaran, gunung meletus, kecelakaan industri, kerusuhan, tindakan teror born, dan lain-laind. Keluhan psikologis dan gangguan psikiatrik (stres pascatrauma) Stres pascatrauma adalah keluhan yang berhubungan dengan pengalaman selama bencana terjadi. Kasus ini sering ditemui hampir di setiap kejadian bencana.e. Korban meninggalDisaster Victim Identification (DVI) semakin dirasakan perlu untuk mengidentifikasi korban meninggal pasca bencana baik untuk kepentingan kesehatan maupun untuk kepentingan penyelidikan. Untuk kecepatan dan ketepatan pertolongan maka setiap korban bencana perlu diklasifikasikan sebagai berikut:a. Kasus gawat daruratb. Kasus gawat tidak daruratc. Kasus tidak gawat tidak darurat (non gawat darurat)d. Kasus mati

Akibat tidak langsung merupakan dampak sekunder yang dialami korban bencana pada saat terjadinya pengungsian. Masalah kesehatan yang sering terjadi antara lain:a. Kuantitas dan kualitas air bersih yang tidak memadai.b.Kurangnya sarana pembuangan kotoran, kebersihan lingkungan yang buruk (sampah dan limbah cair) sehingga kepadatan vektor (lalat) menjadi tinggi, sanitasi makanan di dapur umum yang tidak higienis, dan kepenuhsesakan (overcrowded). Penyakit menular yang sering timbul di pengungsian akibat faktor risiko di atas antara lain, diare, tipoid, ISPA/pneumonia, campak, malaria, DBD, dan penyakit kulit.c. Kasus penyakit sebagai akibat kurangnya sumber air bersih dan kesehatan lingkungan yang buruk. Kasus-kasus yang sering terjadi antara lain, diare, ISPA, malaria, campak, penyakit kulit, tetanus, TBC, cacar, hepatitis, cacingan, tifoid, dan lain-lain.d. Kasus gizi kurang sebagai akibat kurangnya konsumsi makanan. Kasus-kasus yang sering terjadi antara lain, KEP, anemia dan xeroftalmia.e. Masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi seperti gangguan selama kehamilan dan persalinan, terjadinya kehamilan yang tidak diharapkan, menyebarnya infeksi menular seksual (IMS), kekerasan terhadap perempuan dan anak, dsb.f. Berbagai bentuk keluhan psikologis dan gangguan psikiatrik yang berhubungan dengan pengalaman yang dialami selama bencana terjadi seperti stres pascatrauma, depresi, ansietas, dan lain-lain.

A. Peran Perawat Komunitas Dalam Manajemen Kejadian BencanaPerawat komunitas dalam asuhan keperawatan komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi ancaman bencana baik selama tahap preimpact, impact/emergency, dan postimpactPeran perawat disini bisa dikatakan multiple; sebagai bagian dari penyusun rencana, pendidik, pemberi asuhan keperawatan bagian dari tim pengkajian kejadian bencana.1. Tujuan utamaTujuan tindakan asuhan keperawatan komunitas pada bencana ini adalah untuk mencapai kemungkinan tingkat kesehatan terbaik masyarakat yang terkena bencana tersebut2. Peran Perawata. Peran dalam Pencegahan PrimerAda beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain: mengenali instruksi ancaman bahaya; mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda) melatih penanganan pertama korban bencana. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakatPendidikan kesehatan diarahkan kepada : usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut) pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, RS dan ambulans. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian seperlunya, portable radio, senter, baterai) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana

b. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat (Impact Phase)Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat setelah keadaan stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama. Ada saat dimana seleksi pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif. (Triase )TRIASE : Merah---paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II Kuning --- penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II Hijau --- prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi Hitam --- meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggalc. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan penanganan kesehatan di RS Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot) Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi

d. Peran perawat dalam fase postimpact Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban. Selama masa perbaikan perawat membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat keadaan dimana kecacatan terjadi

D. PERAN PERAWAT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Peran perawat komunitas dalam penanggulangan bencana bervariasi berdasarkan tahapan disaster managemen (M. Kandasamy, jurnal of india, 2007). Peran perawat kesehatan komunitas pada tahap preparedness adalah :a. Memfasilitasi dalam mempersiapan komunitas dalam menghadapi bencana dan menyiapkan tempat penampungan korbanb. Inisiatif daan memperbaharui rencana penanggulangan bencanac. Menyediakan program pendidikan menghadapi bencana pada berbagai aread. Menyediakan dan memperbaharui laporan atau catatan populasi rentan yang ada di komunitase. Memberikan pendidikan kesehatan pada populasi rentan tentang tindakan penyelamatan yang dapat dilakukan pada saat bencanaf. Sebagai advokat masayarakat dalam menciptakan dan menjaga lingkungan yang amang. Melakukan pengkajian dan laporan tentang bahaya lingkunganh. Mengetahui sumber sumber yang dapat digunakan dalam penanganan bencana serta menggerakan kerja sama dengan komunitas/masyarakat.

Peran perawat kesehatan komunitas pada saat bencana terjadi tergantung dari pengalaman dalam penanggulangan bencana, peran perawat dalam institusi dan persiapan komunitas (preparedness), pelatihan atau training yang pernah diikuti dan ketertarikan dalam penanggulangan bencana. Peran perawat pada saat bencana adalah a. Bertanggung jawab memberikan informasi yang akurat kepada badan atau organisasi penanganan bencana yang ada agar dapat memfasilitasi tindakan penyelamatan segera.b. Melakukan evakuasi dan triage terhadap korban bencana berdasarkan tingkat keparahan cedera yang dialami korban.c. Memberikan pertolongan dan perawatan emergency pada korban bencana sesuai triage yang dilakukand. Terus menerus membuat laporan perkembangan kejadian bencana Peran perawat kesehatan komunitas pada tahap setelah bencana (recovery) adalah :a. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan korban bencana seperti air bersih, makanan, minuman dan lain lainb. Membantu kesehatan mental korban yang mengalami trauma dan merujuk kepada terapis mental untuk penanganan lebih lanjut.c. Memperhatikan bahaya lingkungan yang dapat terjadi setelah bencanad. Melakukan home visit untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan korban bencana akan rumah sehat, air bersih dan listrik.e. Memperhatikan kemungkinan adanya binatang yang hidup atau mati yang dapat membahayakan kesehatan korban bencanaf. Case finding dan memberikan asuhan keperawatan pada korban bencana berdasarkan masalah yang ditemukang. Membantu korban agar dapat beraktivitas secara normal sesuai perannya dimasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & Makfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Turkanto.2006. Splinting & Bandaging. Kuliah Keperawatan Kritis. Surabaya: PSIK Universitas Airlangga.www.ferryefendi.blogspot.com/2007/12/konsep-bencana-disaster.htmlwww.kangmunawar.com/bencana/pengertian-dan-istilah-istilah-bencanawww.id.wikipedia.org/wiki/bencanaKandasamy, M. (2007) Community Health Nurse in Disaster Management. Diambil dari www.proquest.pqdauto. Diakses tanggal 8 April 2008.