Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

24
Nama : Arga Widyatmoko NIM : 115020300111042 BAB 16 PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK PENGERTIAN LIABILITAS JANGKA PENDEK Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:172). Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Menurut PSAK (IAI, 2009:1,8). Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika; 1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan. 2. Jatuh tempo dalam jangka waktu duabelas bulandari tanggal laporan posisi keuangan (neraca). Termasuk dalam liabilitas jangka pendek yaitu: 1. Utang usaha (account payable). Kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun. 2. Pinjaman dari bank jangka pendek (short term loan). Pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam

description

Tugas Bab 16 17 18 19 Audit Sukrisno Agoes

Transcript of Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

Page 1: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

Nama : Arga Widyatmoko

NIM : 115020300111042

BAB 16

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

PENGERTIAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:172).

Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu,

penyelesaiannya diharapkan  mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas

yang mengandung manfaat ekonomi.

Menurut PSAK (IAI, 2009:1,8).

Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika;

1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi

perusahaan.

2. Jatuh tempo dalam jangka waktu duabelas bulandari tanggal laporan posisi

keuangan (neraca).

Termasuk dalam liabilitas jangka pendek yaitu:

1. Utang usaha (account payable).

Kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit

yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

2. Pinjaman dari bank  jangka pendek (short term loan).

Pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit

(loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan)

ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).

3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau

sama dengan satu tahun (current portion of long term loan).

Per tanggal laporan posisi keungan, bagian dari liabilitas jangka panjang yang

jatuh tempo satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari liabilitas

jangka panjang ke liabilitas jangka pendek.

4. Utang pajak (tax payable).

Kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya.

5. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expenses).

Page 2: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

Biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru

akan dilunasi dalam periode berikutnya.

6. Voucher payable – dalam hal digunakan voucher system.

7. Utang dividen (dividend payable).

8. Pendapatan yang diterima di muka (unearned revenue).

9. Utang muka penjualan.

10. Utang pemengang saham.

11. Utang leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang.

12. Utang bunga.

13. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan khusus).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan audit adalah:

a. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari yang

sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba

lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Untuk itu auditor harus melakukan

prosedur yang disebut searching of unrecorded liabilities, dengan cara memeriksa

pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan.

b. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts payable memiliki

angka lebih pasti, karena perusahaan mencatat berdasarkan invoice yang

diterimanya dari supplier. Sedangkan, accrued expenses dicatat berdasarkan

estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan accounts payable.

  

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)  LIABILITAS JANGKA

PENDEK

1. Untuk meyakini bahwa terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka

pendek.

2. Untuk meyakini bahwa liabilitas jangka pendek tercantum dilaporan posisi

keuangan (neraca) didukung oleh bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi

yang benar-benar terjadi.

3. Untuk meyakini bahwa semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah

tercatat per tanggal neraca.

4. Untuk meyakini bahwa jumlah accrual expense reasonable (layak).

Page 3: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

5. Untuk meyakini bahwa kewajiban sewa, jika ada, sudah tercatat sesuai dengan

standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang sewa).

6. Untuk meyakini bahwa utang dalam mata uang asing per tanggal nerca, sudah 

dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI  dan

Selisih kurs dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.

7. Untuk menyakinkan bahwa biaya bunga dan bunga yang terutang dari   liabilitas

jangka pendek telah dicatat per tanggal neraca.

8. Untuk menyakinkan bahwa bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada

tanggal neracabetul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban

perusahaan.

9. Untuk menyakinkan bahwa semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah

diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi bank default (right and

obligation).

10. Untuk penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan laporan keuangan

telah sesuai dengan SAK.

PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK.

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek.

2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, baik utang usaha maupun kewajiban

lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya

dengan saldo utang di buku besar.

3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo

menurut subsidiary ledger utang usaha.

4. Secara test basis, periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada beberapa

supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition,

purchase order, reseving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan

mathematis dari dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat

perusahaan yang berwenang.

5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus

dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account tersebut

dengan saldo subsidiary ledger utang.

Page 4: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang

saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.

7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraaca (subsequent payment) untuk

mengetahui apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorder liabilities)

per tanggal neraca dan untuk menyakinkan diri mengenai kewajaran saldo utang

per tanggal neraca.

8. Seandainya ada utang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja, kredit

investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat

perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut, dan

periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.

9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari

perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan

datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa

apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

10. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai

dengan standar akuntansi sewa, dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat sebagai utang jangka pendek.

11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara

akurat dan tiap jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada

laporan rugi laba. Perhatikan juga aspek pajaknya.

12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini

merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang

dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar harus

direklasifikasikan sebagai piutang.

13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti

pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode

berikutnya misalnya dengan megirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.

14. Seandainya ada kredit jangka panjang , harus diperiksa apakah bagian yang jatuh

tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai utang

jangka pendek.

15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut

per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan

Page 5: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs yang terjadi

dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.

16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi pada

periode berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 Desember

dilunasi dibulan Januari tahun berikutnya. Sedangakan untuk PPh Badan harus

diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukan SPT PPh Badan,

perusahaan telah membayar PPh 29.

17. Periksa dasar perhitungan accrued expense yang dibuat oleh perusahaan, apakah

reasonable dan konsisten dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus

diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.

18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang

dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua

kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat

per tanggal neraca.

19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.

20. Periksa apakah penyajian utang jangka pendek di neraca dan catatan atas laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).

BAB 17

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

PENGERTIAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas Jangka Panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,

yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun yang akan

datang. Yang termasuk ke dalam liabilitas jangka panjang antara lain :

1. Kredit Investasi (Long Term Loan), yaitu pinjaman dari bank/nonbank untuk

pembelian aktiva tetap, kecuali tanah dan jangka waktu pengembaliannya lebih

dari satu tahun.

2. Hutang Obligasi (Bond Payable), yaitu pinjaman jangka panjang dengan menjual

obligasi, baik di dalam maupun di luar negeri.

Page 6: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun,

yaitu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar jumlah,

tanggal dan tingkat bunga tertentu.

4. Hutang kepada Pemegang Saham atau kepada Perusahaan Induk (Holding

Company) atau kepada Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company), yaitu pinjaman

untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi yang baru mulai

beroperasi dan membutuhkan pinjaman.

5. Hutang Subordinasi (Subordinated Loan), yaitu hutang kepada pemegang saham

atau perusahaan induk, yang tanpa bunga, dibayar kembali pada saat perusahaan

telah mempunyai kemampuan untuk membayar kembali hutangnya.

6. Bridging Loan, yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit

investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh.

7. Hutang Leasing (hutang dalam rangka sewa guna), yaitu hutang yang diperoleh

dari perusahaan leasing untuk pembelian aktiva tetap tetap (dalam bentuk capital

lease atau sales and lease back) dan memiliki jatuh tempo lebih dari 1 tahun.

TUJUAN PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG, adalah untuk

memeriksa :

1. Keberadaan internal control kewajiban jangka panjang.

2. Pencatatan dan otorisasi kewajiban jangka panjang per tanggal neraca.

3. Pencatatan kewajiban jangka panjang di Neraca betul-betul merupakan

kewajiban perusahaan.

4. Kewajiban jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang

dijaminkan sudah diidentifikasi.

5. Konversi kewajiban jangka panjang dalam valas per tanggal neraca kedalam

kurs tengah BI dan selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada Laba Rugi tahun

berjalan.

6. Pencatatan biaya bunga dan hutang bunga serta amortisasi dari

premium/discount per tanggal neraca.

7. Keterjadian biaya bunga hutang jangka panjang pada tanggal neraca dicatat dan

dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.

Page 7: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan

sehingga tidak terjadi “Bank Default”.

9. Bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

sebagai kewajiban lancar.

10. Kesesuaian penyajian kewajiban jangka panjang dalam laporan keuangan

dengan PSAK.

PROSEDUR PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1. Pelajari dan evaluasi internal control kewajiban jangka panjang.

2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan kewajiban jangka panjang berikut

discount, premium dan bunga selama periode yang diperiksa.

3. Kirim konfirmasi kepada Bank.

4. Minta copy perjanjian kredit permanent file.

5. Periksa otorisasi perolehan/penambahan kewajiban jangka panjang.

6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium

dari obligasi.

7. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/ premium obligasi dengan

jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi.

8. Discount/premium yang belum diamortisasi dilaporkan sebagai

pengurang/penambah dan nilai nominal obligasi.

9. Periksa keberadaan kewajiban jangka panjang dan wesel bayar yang direnewed

(diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui penyajian kewajiban

sebagai kewajiban jangka panjang atau kewajiban lancar.

10. Periksa keberadaan kewajiban jangka panjang atau wesel bayar yang (telah)

dilunasi setelah tanggal neraca (walaupun belum jatuh tempo), untuk

mengetahui perlu tidaknya reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek.

11. Kewajiban dari pemegang saham atau direksi dari perusahaan afiliasi, harus

dikirim konfirmasi dan periksa pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

12. Sesuaikan pencatatan dan penyajian di Neraca tentang hutang leasing dengan

PSAK No. 30 (sewa guna usaha).

13. Periksa kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun y.a.d,

sehingga harus di reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek.

Page 8: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

14. Konversi kewajiban jangka panjang dalam valas per tanggal neraca kedalam

kurs tengah BI dan selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada Laba Rugi tahun

berjalan.

15. Lakukan penelaahan analitis (Analytical Review Procedure) kewajiban jangka

panjang dan biaya bunga, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

pencatatan biaya bunga.

16. Sesuaikan penyajian kewajiban jangka panjang dalam laporan keuangan dengan

PSAK.

Page 9: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

BAB 18

PEMERIKSAAN EKUITAS

PENGERTIAN EKUITAS

Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik

perusahaan. Sedangkan daris egi pemilik perusahaan, modal adalah bagiann hak

pemilik atas kekayaab bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).

Di dalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri atas modal pemilik

tunggal; laba yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan

menambah saldo modal, kerugian yang diderita dalam suatu periode dan

pengambilan prive akan mengurangi saldo modal.

Di dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lebih dari satu

partner.

Modal masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau

tambahan setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian

atau pengambilan prive.

Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah

simpanan pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil

kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi

adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha

termasuk cadangan.

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVIES) EKUITAS

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas,

termasuk internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran deviden dan

sertifikat saham.

2. Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah sesuai

dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.

3. Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang

menyangkut ekuitas (misalkan dari Departemen Kehakiman dan HAM, BKPM,

BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.

Page 10: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi

baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), rapat

pemegang saham (RUPS) maupun dari instansi pemeritah.

5. Untuk meeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earnings atau

Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.

6. Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dan hal-hal yang penting sudah

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

PROSEDUR AUDIT YANG DISARANKAN

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham,

pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.

2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM,

SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, untuk disimpan dalam

permanent file.

3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang

tercantum di neraca dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai

tambahan setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran

dan bukti pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang

berwenang dan instansi pemerintah.

5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan :

Beberapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan

discount dari penjualan saham.

Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan

preferred stock baik dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.

Rincian pemegang saham.

6. Periksa dokumenk pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained

earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi

oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained

earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup materil.

7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah :

Page 11: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property

dividend.

Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada

saat pembayaran dividen).

Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen

rapat direksi dan rapat umum pemegang saham).

Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku.

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sda

melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern

perusahaan.

9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro

administrasi efek (stock transfer agent).

10. Seandainya ada treasury stock;

Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.

Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasur stock dijual

kembali).

Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk

memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai

saham bonus).

Perhatikan bahwa treasury stock tidak berak atas pembagian deviden.

11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan

sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

12. Buat kesimpulan mengenai kewaaran ekuitas.

Page 12: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

BAB 19

PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI

PENGERTIAN PERKIRAAN LABA RUGI

Yang termasuk ke dalam perkiraan laba rugi terdiri antara lain :

Perkiraan pendapatan operasi

Harga pokok penjualan

Beban Operasi

Pendapatan

Beban diluar Operasi

Pos Luar Biasa

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Sedangkan menurut PSAK, penghasilan adalah peningkatan manfaat ekonomi

selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau

penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue)

maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama

Page 13: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

dalam aktivitas normal entitas dan dikenal dengan bermacam – macam sebutan yang

berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Menurut PSAK ETAP (IAI, 2009 : 114) :

Entitas harus mengukur pendapatan beradasarkan nilai wajar atas pembayaran

yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk

jumlah diskon penjualan dan potongan volume.

Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jka semua kondisi

berikut terpenuhi :

1. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan

barang kepada pembeli.

2. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial

sampai kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun

control efektif barang yang terjual.

3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

4. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi

akan mengalir masuk ke dalam entitas.

5. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur

secara andal.

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi

berikut :

1. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

2. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan

transaksi akan mengalir kepada entitas.

3. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur

secara andal.

4. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat

diukur secara andal.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 121), tentang Bunga, Royalti dan Dividen :

Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh

entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang

ditetapkan ketika :

Page 14: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan

transaksi akan mengalir entitas kepada entitas.

2. Jumlah pendapatan harus diukur secara andal.

Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar :

1. Bunga harus diakui secara akrual.

2. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan

substansi dari perjanjian yang relevan.

3. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran

telah terjadi.

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJEKTIVES) PERKIRAAN LABA

RUGI

1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan

beban termasuk apakah perusahaan menggunakan acrual basis untuk mencatat

pendapatan maupun beban.

2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah

dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul – betul

merupakan hak perusahaan dengan menggunakan cut-off yang tepat.

3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah

dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat betul – betul

merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.

4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan

pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maupun jika

dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran

pendapatan dan beban.

5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

PROSEDUR AUDIT PEMERIKSAAN ATAS LABA RUGI

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (gunakan

internal control quetionnaires, flow chart atau narrative memo).

Page 15: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

2. Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka

perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review

procedures. Buat analisis rasio dan hitung juga ROI dan ROE. Rasio yang

dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan denga rasio tahun lalu dan

rasio industri.

3. Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan

budget untuk periode yang sama. Hitung variance yang terjadi dalam rupiah

maupun persen. Viarance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-

sebabnya. Dari analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui

seandainya perusahaan melaporkan angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan

agar tidak terjadi penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan.

Misalnya window dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran

waktu pencatatan.

4. Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area

penjualannya yang mencantumkan kuantitas barang yang dijual maupun nilai

uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas

yang dijual, secara tes basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu

persediaan.

5. Periksa cut - off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran

waktu pencatatan penjualan. Periksa cut-off pembelian, untuk mengetahui

adanya pergeseran waktu pencatatan pembelian.

6. Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded

liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui kemungkinan

adanya unrecorded receivables.

7. Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang

kemungkinan bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian

SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya

contingent liability.

8. Untuk biaya – biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus

diperiksa apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.

9. Khusus untuk biaya gaji :

Page 16: Tugas bab 16 17 18 19_Arga Widyatmoko_115020300111042

a. Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan

PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

b. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi

dengan SPT PPh 21. (perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau

perusahaan).

c. Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan personnel

file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak.

d. Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada

perusahaan yang pegawainya sangat banyak) untuk mengetahui apakah ada

pegawai yang fiktif.

10. Periksa apakah penyajian pos – pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar

Akuntansi Keungan ETAP/PSAK/IFRS.