TUGAS ASKEP HIPERGLIKEMIA

download TUGAS ASKEP HIPERGLIKEMIA

of 11

description

WENDY GOXIL

Transcript of TUGAS ASKEP HIPERGLIKEMIA

LANDASAN TEORITIS MEDIS

A. DEFINISI Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari rentang kadar gluksa puasa normal 80-90 mg/dl atau kadar gluko sewaktu 140-160 mg/dl (Corwin, 2001)Menurut World Health Organization (WHO) hiperglikemia adalah kadar glukosa darah >126 mg/dl, dimana kadar glukosa darah antara 100-126 mg/dl dianggap suatu keadaan toleransi abnormal glukosa.

B. ETIOLOGIPenyebab dari hiperglikemia tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting yang lain akibat pengangkatan pankreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas, faktor imunologi pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon auto imun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.Penyebab hiperglikemia umumnya mencakup:1. Menggunakan terlalu sedikit insulin2. Tidak menggunakan insulin sama sekali3. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan insulin yang meningkat akibat operasi, trauma, kehamilan, stress, pubertas, atau infeksi4. Kurang aktivitas fisik5. Membentuk resisten insulin sebagai akibat adanya antibodi insulin

C. PATOFISIOLOGIPada mulanya sel beta pankreas gagal atau terhambat oleh beberapa keadaan stres yang menyebabkan sekresi insulin menjadi tidak adekuat. Pada keadaan stres tersebut terjadi peningkatan hormon glukagon sehingga pembentukan glukosa akan meningkat dan menghambat pemakaian glukosa perifer, yang akhirnya menimbulkan hiperglikemia. Selanjutnya terjadi diuresis osmotik yang menyebabkan cairan dan elektrolit tubuh berkurang. Perfusi ginjal menurun dan sebagai akibat sekresi hormon lebih meningkat lagi.

Defisiensi Insulin

Pemakaian glukosa oleh sel

Hiperglikemia

Glukosa dalam darah

Glukosa > ambang batas renal

Glukosuria

Diuresis osmotik

Poliuria

Dehidrasi

D. MANIFESTASI KLINIKGejala awal umunya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah):1. Polifagia2. Polidipsi3. Poliuria4. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering5. Rasa kesemutan, kram otot6. Visus menurun7. Penurunan berat badan8. Kelemahan tubuh

E. Komplikasi HiperglikemiaDibagi menjadi 2 kategori yaitu :1. Komplikasi akutKetoasidosis diabeticKoma hiperglikemik hiperismoler non ketotikHipoglikemiaAsidosis lactateInfeksi berat2. Komplikasi kronika. Komplikasi vaskulerMakrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah periferMikrovaskuler : retinopati, nefropatic. Komplikasi neuropatiNeuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.d. Campuran vascular neuropatiUlkus kakie. Komplikasi pada kulit

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Glukosa darah; meningkat 200-100 mg/dl, atau lebih2. Aseton plasma; positif secara mencolok3. Asam lemak bebas; kadar lipid dan kolesterol meningkat.4. Osmolitas serum; Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.5. Elektrolit Natrium; mungkin normal, meningkat atau menurun. Kalium; normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun. Fosfor; lebih sering menurun. Hemoglobin glikosilat; kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden. Glukosa darah arteri; Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik. Trombosit darah; Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositiosis, hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi. Ureum kreatinin; mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal Amilase darah; mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA. Insulin darah; Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufiensi insulin/gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi). Pemeriksaan fungsi tiroid; peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin. Urine; Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat. Kultur dan sensifivitas; Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen penatalaksanaan hiperglikemia:1. DietKomposisi makanan: Karbohidrat = 60% s/d 70% Protein = 10% s/d 15% Lemak = 20% s/d 25% Jumlah kalori perhari: antara 1100 s/d 2300 KkalKebutuhan kalori basal: Laki-laki = 30 Kkal/kg BB Perempuan = 25 Kkal/kg BBPenilaian status gizi: BBR = TB-100 X 100% Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah: Kurus = BB X 40 s/d 60 Kal/hari Normal atau ideal = BB X 30 Kal/hari Gemuk = BB X 20 Kal/hari Obesitas = BB X 10 s/d 15 Kal/hari2. Latihan Jasmani.3. PenyuluhanDilakukan pada kelompok resiko tinggi: Umur diatas 45 tahun Kegemukan lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m Hipertensi > 140/90 mmHg Riwayat keluarga DM Dislipidemia, HDL 250 mg/dl Para TGT atau GPPT (TGT > 140 mg/dl s/d 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange/GPPT > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)4. Obat berkaitan hiperglikemiaa) Obat hiperglikemia oral: Sulfoniluria: glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimiperide, glipizid. Biguanit (Metformin) Inhibitor glucosidase Tiosolidinedlonesb) Insulin

LANDASAN TEORITIS KEPERAWATANA. PENGKAJIAN1. Data dasar pengkajian : AKTIVITAS / ISTIRAHATGejala :Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur/ istirahat.Tanda :Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.Letargi/ disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot. SIRKULASIGejala :Adanya riwayat hipertensi ; IM akut. Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.Tanda :Takikardia. Perubahan tekanan darah postural ; hipertensi. Nadi yang menurun / tak ada.Distritmia. Krekels ; DVJ (GJK). Kulit panas, kering, dan kemerahan ; bola mata cekung.

INTEGRITAS EGOGejala :Stres; tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.Tanda :Ansietas, peka rangsang. ELIMINASIGejala :Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru / berulang. Nyeri tekan abdomen. Diare.Tanda :Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen keras, adanya asites. Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare). MAKANAN / CAIRANGejala :Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan masukan glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari / minggu. Haus. Penggunaan diuretik (tiazid).Tanda :Kulit kering / bersisik, tugor jelek. Kekakuan / distensi abdomen, muntah. Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah). Bau halotosis / manis, bau buah (napas aseton). NEUROSENSORIGejala :Pusing / pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemhan pada otot. Parestesia. Gangguan penglihatan.Tanda :Disoreantasi; mengantuk, letargi, stupor / koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma). Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA). NYERI / KENYAMANANGejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi ; tampak sangat berhati-hati PERNAPASANGejala :Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi / tidak).Tanda :Lapar udara. Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi). Frekuensi pernapasan. KEAMANANGejala :Kulit kering, gatal ; ulkus kulit.Tanda :Demam, diaforesis. Kulit rusak, lesi / ulserasi. Menurunnya kekuatan umum / rentang gerak. Parestesia /paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam). SEKSUALITASGejala :Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria ; kesulitan orgasme pada wanita. PENYULUHAN / PEMBELAJARANGejala :Faktor resiko keluarga ; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.Pertimbangan: DRG (kelompok diagnosis yang berhubungan) menunjukan rerata lama dirawat : 5,9 hari.Rencana pemulangan :Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan defisiensi insulin

C. TUJUAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmoticTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam volume cairan pasien dapat kembali normalKriteria hasil: TTV dalam batas normal Pulse perifer dapat teraba Turgor kulit dan CRT < 2 detik Produksi urin 50-60 cc/jamIntervensiRasional

Monitoring

Monitor TTV dan perubahan tekanan darahHipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Hipovolemia berlebihan dapat ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk

Monitor output dan kualitas urinMenunjukkan kemampuan kerja ginjal dan keefektivan terapi

Monitor adanya kelelahan, peningkatan BB, edema, nadi tidak teratur, dan adanya distensi vaskulerPemberian cairan untuk perbaikan yang cepat berpotensi menimbulkan beban cairan

Mandiri

Pertahankan cairan 2500 mL/hari Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan perhatikan perubahan emosionalMenghindari pemanasan yang berlebihan terhadap pasien lebih lanjut akan menimbulkan kehilangan cairan

Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambungKekurangan cairan dan elektrolit menggiubah motilitas lambung, yang sering kali akan menimbulkan muntah dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan atau elektrolit.

Kolaborasi

Pemberian NS dangan atau tanpa dextrosaPemberian tergantung derajat kekura-ngan cairan dan respons pasien

Pertahankan kateter terpasangMemudahkan pengukuran haluaran urin

Pantau pemeriksaan laboratoriumMengetahui kadar elektrolit dalam darah

Berikan kalium sesuai indikasiMencegah hipokalemia

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan defisiensi insulinTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nafsu makan pasien meningkatKriteria hasil: Pasientidakmuntah Pasien mengatakan nafsu makannya meningkat Pasien menunjukkan tingkat energy biasanya Pasien mendemonstrasikan BB yang stabil atau penambahan sesuai rentang normal.IntervensiRasional

Monitoring

Monitor berat badan setiap hari atau sesuai indikasiMengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan ultilisasinya).

Monitor tanda hipoglikemiaKarena metabolisme karbohidrat mulai terjadi (gula darah akan berkurang dan sementara tetap diberikan insulin maka hipoglikemi dapat terjadi

Mandiri

Aukultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasiHiperglikemia dan gangguan keseim-bangan cairan dan elektrolit dapat menu-runkan motilitas/fungsi lambung(distensi atau ileus paralitik) yang akan mem-pengaruhi pilihan intervensi

Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskanMengidentifikasi kekurangan dan pe-nyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi.Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik

Kolaborasi

Pemeriksaan GDA dengan finger stickMemantau gula darah lebih akurat daripada reduksi urin untuk mendeteksi fluktuasi

Berikan pengobatan insulin sesuai indikasiMempermudah transisi pada metabolism karbohidrat dan menurunkan insiden hipoglikemia

Berikan larutan dekstrose dan setengah salin normalLarutan glukosa setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl

2. EVALUASI 1. Mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit Memperlihatkan keseimbangan asupan dan haluaran Menunjukkan nilai-nilai elektrolit dalam bats normal Tanda-tanda vital tetap stabil dengan teratasinya hipotensi ortostatik dan takikardia2. Mencapai keseimbangan metabolic Menghindari kadar glukosa yang etrlalu ekstrim Memperlihatkan perbaikan episode hipoglikemia yang cepat Menghindari penurnan berat badan selanjutnya dan mulai mendekati berat badan yang dikehendaki

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis Ed 9. Jakarta: EGCCorwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed. 3. Jakarta: EGC.Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGCSmeltzer, Suzanne C . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.