Tugas Askep Jiwa Bu Heni
description
Transcript of Tugas Askep Jiwa Bu Heni
ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL PADA KLIEN DENGANSKIZOFRENIA HEBEFRENIK DI RUANG JIWA C.
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
DISUSUN OLEH LAELA BADRIA
052 STYC 13
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Skizofrenia
1. Pengertian
Skizofrenia adalah suatu keadaan jiwa yang terpecah belah adanya kerekatan
atau disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan.
2. Etiologi
a. Paktor keturunan
Pada penelitian menunjukan bahwa keturunan juga menentukan timbulnya
skizofrenia, angka kesakitan bagi saudara kandung 7 – 15 % anak dengan
salah satu orang tua menderita 40 – 68 % kembar heterozigot 2-15%, kembar
monozigot 61-86%
b. Faktor Biologi
Hal ini di kemukakan berhubungan dengan sering munculnya skizofrenia
pada waktu pubertas, kehamilan atau klimakterium juga dapat disebabkan
oleh gangguan metabolisme tubuh.
c. Faktor Sosial – Kultural Keluarga
1) Teori Adolf Meyer
Skizofrenia merupakan suatu keadaan maladaprasi
2) Teort sigmound freud
Skizofrenia merupakan kelemahan 90 oleh karena psikogenik atau pun
Somatogenik, selain itu super ego di kesampingkan id berkuasa
sehingga terjadi regresi ke fase narcisarme dan kehilangan kapastian
untuk pemindahan.
3) Eligen Bleuler
Memberikan istilah “Skizofrenia” Ischizot = penuh belah atau
bercabang, phien = jiwa yaitu jiwa yang terpecah belah.
Konsep Dasar Skizofrenia Hebeprenik
1. Batasan : Salah satu tipe skizofrenia yang mempunyai ciri ;
1. Inkoherensi yang jelas dan bentuk pikiran yang kacau (disorganized).
2. Tidak terdapat wamam yang sistemik
3. Efek yang datar dan tak serasi / ketolol – tololan.
2
2. Gejala Klinik
Gambaran utama skizofrenia tipe hebefrenik berupa :
- Inkoherensi yang jelas
- Afek datar tak serasi atau ketolol – tololan.
- Sering disertai tertawa kecil (gigling) atau senyum tak wajar.
- Waham / halusinasi yang terpecah – pecah isi temanya tidak terorganisasi
sebagai suatu kesadaran, tidak ada waham sistemik yang jelas gambaran
penyerta yang sering di jumpai.
- Menyertai pelangaran (mennerism) berkelakar.
- Kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrem dari hubungan sosial.
- Berbagai perilaku tanpa tujuan.
Gambaran klinik ini di mulai dalam usia muda (15-25 th) berlangsung pelan –
pelan menahan tanpa remisi yang berarti peterroasi kepribadian dan sosial
terjadi paling hebat di banding tipe yang lain.
Konsep Dasar Gangguan arus pikiran
1. Pengertian
Gangguan arus pikiran yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam
pemikiran,
2. Jenis gangguan arus pikiran :
a. Perseverasi : Berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau
tema secara berlebihan.
b. Asosiasi longgar : mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungan nya
satu sama lain, umpamanya “saya mau makan. Semua orang dapat
berjalan” Bila ekstrim, maka akan terjadi inkoheren.
c. Inkoherensi : Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun
sudah sukar di tangkap atau di ikuti maksudnya. Suatu waham yang aneh
mungkin diterangkan secara inkoherent. Inkoherensi itu boleh di katakan
merupakan asosiasi longgar secara ekstrim.
d. Kecepatan bicara : Untuk mengungkapkan pikiran mungkin lambat sekali
atau cepat sekali.
e. Blocking : Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah sebuah
kalimat.
3
f. Logores : Banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol,
mungkin koherent atau inkoherent.
g. Pikiran melayang (Flight of ideas) : perubahan yang mendadak lagi cepat
dalam pembicaraan, sehingga suatu idea yang belum selesai diceritakan
sudah disususl oleh idea yang lain.
h. Asosiasi bunyi : Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan
bunyi.
i. Neologisme Membentuk kata-kata baru yang tidak ddipahami secara
umum.
j. IrelevansiIsi pikiran atau ucapan yang yang tidak ada hubungannya
dengan pertanyaan atau hal yang sedang di bicarakan.
k. Pikiran berputar-putar : Membicarakan hal-hal lain dulu sebelum ke
pokok permasalah secara jauh.
l. Main-main dengan kata-kata : Menyajak secara tidak wajar.
m. Afasi : Sukar mengerti bicara orang lain atau motorik tidak dapat atau
sukar berbicara.
4
PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari proses keperawatan tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien.
Data yang dikupulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengakajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan
kemampuan koping yang dimiliki klien (stant dan sunden, 1995). Cara pengkajian
lain berfokus pada 5 (lima) dimensi : fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual. Isi pengkajian meliputi :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama/alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Dimensi fisik / biologis
5. Dimensi psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Aspek medik
Data yang didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung di sebut data
obyektif, sedangkan data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga
melalui wawancara perawatan disebut data subyektif.
Dari data yang dikumpulkan, perawatan langsung merumuskan masalah
keperawatan pada setiap kelompok data yang terkumpul. Umumnya sejumlah
masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah
(Fasio, 1983 dan INJF, 1996). Agar penentuan pohon masalah dapat di pahami
dengan jelas, penting untuk diperhatikan yang terdapat pada pohon masalah :
Penyebab (kausa), masalah utama (core problem) dan effect (akibat). Masalah utama
adalah priotas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien.
Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang menyebabkan masalah
utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek /
akibat dari masalah utama. Pohon masalah ini diharapkan dapat memudahkan
perawat dalam menyusun diagnosa keperawatan
5
ANALISA DATA
Masalah Keperawatan Yang kemungkinan Timbul :
1. Resiko Tinggi Mencederai diri sendiri atau lingkungan b/d Kerusakan
interaksi sosial
2. Kerusakan Komunikasi verbal b/d Perubahan Proses Berfikir
3. Sidroma defisit perawatan diri b/d Intoleransi Aktifitas
POHON MASALAH
Kerusakan Interaksi Sosial
Gangguan pola tidur Sidroma defisit perawatan diri
Kerusakan Komunikasi Verbal(Bicara Melantur)Masalah Utama
Perubahan Proses BerfikirPenyebab
Intoleransi
Aktifitas
Resiko Tinggi Mencederai
Akibat
6
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATANRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1 Resiko mencederai diri sendiri dan atau orang lain/lingkungan berhubungan dengan perubahan persepsi sensori/halusinasi
Tujuan Umum :Klien tidak mencederi diri sendiri dan atau orang lain / lingkungan.Tujuan khusus :1. Klien dapat hubungan saling percaya :
a. Bina hubungan saling percaya- Salam terapeutik- Perkenalan diri- Jelaskan tujuan interaksi- Ciptakan lingkungan yang tenang- Buat kontrak yang jelas pada setiap
pertemuan (topik, waktu dan tempat berbicara).
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
c. Dengarkan ungkapan klien dengan empati.
2. Klien dapat mengenal halusinasinyaa. Lakukan kontak sering dan singkat
rasional : untuk mengurangi kontak klien dengan halusinasinya.
b. Obeservasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang kesekitarnya seolah – olah ada teman bicara.
c. Bantu klien untuk mengenal halusinasinya; - Bila klien menjawab ada, lanjutkan; apa
yang dikatakan ?- Katakan bahwa perawat percaya klien
mendengarnya.- Katakan bahwa klien lain juga ada yang
seperti klien.- Katakan bahwa perawatan akan
membantu klien.
d. Diskusikan dengan klien tentang ;- Situasi yang dapat menimbulkan / tidak
menimbulkan halusinasi.- Waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang sore, malam atau bila sendiri atau bila jengkel / sedih).
e. Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakan bila terjadi halusinasi (marah / takut / sedih / senang) dan berkesempatan mengungkapkan perasaan.
3. Klien dapat mengontrol halusinasinyaa. Identifikasi bersama klien cara / tindakan
7
yang dilakukan bila terjadi halusinasi (tidur/marah/menyibukkan diri)
b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, bila bermanfaat beri pujian.
c. Diskusi cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi :- Katakan “saya tidak mau dengan kamu”
(pada halusinasi).- Menemui orang lain (perawat / teman /
anggota keluarga untuk bercakap – cakap . mengatakan halusinaasinya.
- Membuat jadwal kegiatan sehari – hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
- Meminta orang lain (perawat / teman anggota keluarga) menyapa bila tampak bicara sendiri.
d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus / mengontrol halusinasi secara bertahap.
e. Berikan kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan pujian bila berhasil.
f. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok (orientasi realisasi dan stimulasi persepsi).
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengotrol halusinasinya :a. Anjurkan klien memberitahu keluarga bila
mengalami halusinasi.b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat
berkunjung / pada saat kunjungan rumah)- Gejala halusinasinya yang dialami klien- Cara yang dapat dilakukan klien dan ke-
luarga untuk memutus halusinasi- Cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi di rumah : Beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama
- Berikan informasi waktu follow up atau kapan perlu mandapat bantuan; halusinasi tak terkontrol dan resiko mencederai orang lain.
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik :a. Diskusi dengan klien dan keluarga tentang
dosis, frekuensi dan manfaat obat.b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada
perawat merasakan manfaatnya.c. Anjurkan klien bicara dengan dokter /
perawat tentang efek dan efek samping obat yang dirasakan.
d. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa kon-sultasi.
e. Bantu klien menggunakan obat, dengan
8
2 Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir (waham).
prinsip 5 (lima) benar (benar dosis, benar cara, benar waktu)
Tujuan Umum :Klien dapat melakukan komunikasi verbal yang efektifTujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien.- Katakan perawat menerima : saya
menerima keyakinan anda, disertai ekspresi menerima.
- Katakan perawat tidak mendukung : sadar bagi saya untuk mempercayainya disertai ekspresi ragu dan empati.
- Tidak membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung.- Gunakan keterbukaan dan kejujuran- Jangan tinggalkan klien sendirian- Klien diyakinkan berada di tempat
aman, tidak sendirian.
2. Klien dapat mengindentifikasi kemampuan yang dimilkia. Beri pujian pada penampilan dan
kemampuan klien yang realitas.b. Diskusikan dengan klien kemampuan yang
dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
c. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (aktiviotas sehari – hari)
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai waham tidak ada.
3. Klien dapat mengindentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi :a. Observasi kebutuhan klien sehari – hari.b. Diskusi kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi baik selama di rumah / di RS.c. Hubungan kebutuhan yang tidak terpenuhi
dan timbulnya waham.d. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
kebutuhan klien (buat jadwal aktivitas klien).
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas :a. Berbicara dengan klien dalam kontek realita
(diri orang lain, tempat, waktu)b. Sertakan klien dalam terapi aktivitas
kelompok: orientasi realitasc. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif
9
3 Difisit perawatan diri berhubungan dengan koping individu tidak efektif
yang dilakukan klien.
5. Klien dapat dukungan keluarga :a. Gejala waham.b. Cara merawatnya.c. Lingkungan keluarga.
6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar - Diskusikan dengan klien dan keluarga
tentang obat, dosis, frekuensi, efek samping obat, akibat penghentian.
- Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
- Berikan obat dengan prinsip 5 tepat
Tujuan Umum :Klien mampuan merawat diri sehingga penampilan diri menjadi adekuatTujuan Khusus :1. klien dapat mengindentifikasi kebersihan diri
a. Dorong klien mengungkakan perasaan tentang keadaan dan kebersihan dirinya.
b. Dengan ungkapan klien dengan penuh perhatian dan empati.
c. Beri pujian atas kemapuan klien mengungkapkan perasaan tentang kebersihan dirinya.
d. Diskusi dengn klien tentang arti kebersihan diri
e. Diskusikan dengan klien tujuan kebersihan diri.
2. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan dirinya.a. Kaji tentang tingkat pengetahuan keluarga
tentang kebutuhan perawatan diri klienb. Diskusikan dengan keluargac. Motivasi keluarga dalam berperan aktif
memenuhi kebutuhan perawatan diri klien.d. Beri pujian atas tindakan positif yang telah
dilakukan keluaga
10
LAPORANAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian ini dilakukan wawancara langsung dengan klien dan ibu klien,
serta menganalisa catatan medik dan catatan keperawatan untuk mendapatkan data,
disamping mengobservasi lagsung tehadap klien.
I. IDENTITAS :
Nama : Rachman S.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 17 tahun
Pekerjaan : Tani
Alamat : Majenang Sawahan- Lamongan
Agama : Islam
Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2002
Tanggal MRS : 14 Oktober 2002
Register No :
Informan : Ibu penderita
DX Medis : Skizofrenia Hebefrenik Observasi
II. ALASAN MRS/KELUHAN UTAMA
Klian ngomel-ngomel, ketawa-ketawa sendiri, dan jalan-jalan terus atau selalu
mondar-mandir tanpa tujuan hal ini sudsah berlangsung selama 6 hari, SMRS
Klien tidak mau makan sudah 6 hari yang lalu dan tidak tidur sudah 3 hari yang
lalu.dan klien mulai tidak mau mandi sehingga dimandikan ibunya.
III. FAKTOR PREDISPOSISI :
Menurut ibu klien, klien pernah dirawat di RS Jiwa Menur selama 3 hari tanggal.
Dirujuk ke RSUD DR Soetomo dan dirawat di Ruang Tropik Laki selama 3 hari.
Klien tidak pernah melakukan atau mengalami maupun menyaksikan
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga atau tidakan kriminal.
Anggota keluarga sendiri tidak ada yang mengalami gangguan jiwa hanya
keluarga dari ibu yaitu bibinya pernah mengalami gangguan jiwa dan dirawat
di RSJiwa Menur tapi sekarang sudah sembuh.
Pengalaman klien yaitu hidup di dalam keluarga Petani dan Klien hidup
bersaudarakan 4 orang semuanya sudak kawin dan klien bekerja sebagai
11
pembantu di warung Nasi bibinya
Klien pernah mendapat gejala typoid sebilan bulan yang lalu selama
seminggu ditangani dengan berobat jalan.
IV. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL (CALISTA ROY)
1. Mode Fungsi Fisiologi
a. Oksigenisasi : mampu bernapas dengan
baik, saluran pernapasan baik.
b. Nutrisi : Klien mengatakan tidak nafsu makan.
c. Eliminasi : Klien BAB 1 kali/hari dengan
konsisitensi lunak, berwarna coklat.
BAK 4 kali/hari berwarna kuning
jernih dan berbau khas. Tidak ada
masalah.
d. Aktivitas dan istirahat : Hanya berbaring dikamar saja terus
menerus.
e. Proteksi/perlindungan : Klien mengatakan takut.
f. The Sense/ Perasaan : Klien mengatakan merasa cemas.
g. Cairan dan elektrolit : Tidak diberikan infuse.
h. Neurologis : Klien berhalusinasi.
i. Fungsi Endokrin : Hormon non adrenalin berlebih.
2. Konsep diri :
a. Citra tubuh
Klien tidak memberikan jawaban yang sesuai pertanyaan.
b. Identitas diri
Klien belum menikah
Di tempat kerja klien disenangi bibinya karena rajin
c. Ideal diri
Harapan klien ia bisa bekerja.
a. Harga diri
Klien merasa sangat kecil kalau dibandingkan dengan orang lain karena
klien merasa sebagai anak orang yang tak mampu.
3. Fungsi Peran Diri
Peran
Klien belum menyadari sebagai apa hanya bekerja saja
12
4. Fungsi Interdependen
1. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat adalah ibunya.
b. Peran serta dalam masyarakat (menurut Ibunya). Klien sebelum sakit ikut
kerja sebagai pembantu di warung tempat bibinya berjual nasi
c. Hambatan dalam berhubungan klien pendiam jarang berkumpul dengan
teman-temannya suka menyendiri dan sering melamun.
2. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien selalu menyebut Nur,Nabi Malaikat.
b. Kegiatan ibadah
Klien sebelum sakit rajin sholat setelah sakit tidak pernah sholat lagi.
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan klien kurang rapi.
2. Pembicaraan klien : cepat dan ngelantur.
3. Aktivitas motorik : Motorik meningkat, pasien sering jalan-jalan
terus atau mondar-mandir tanpa tujuan.
4. Alam perasaan : Kadang-kadang pasien menunjukkan
ketegangan yang berlebihan yang terjadi secara tiba-tiba.
5. Afek : Datar
6. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang.
7. Persepsi : Kadang-kadang ia mendengar adanya suara-
suara disekitarnya.
8. Proses pikir :
a. Bentuk pikir : Non realistis
b. Arus pikir : Koheren kadang inkoheren
c. Isi pikir : Phobia
9. Tingkat kesadaran : Kadang-kadang bingung
10. Memori : Gangguan daya ingat jangka pendek.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
- Perhatian klien mudah berganti dan satu obyek ke obyek lain.
- Tidak mampu berkonsentrasi.
- Tidak mampu berhitung.
12. Kemampuan penilaian
Gangguan kemampuan penilaian ringan.
13. Daya tilik diri
13
Klien menyadari kalau dirinya sakit.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital : TD : 150/80 mm Hg, Nadi :100 x / menit
S = 38,5°C, RR : 20 x / menit
2. Ukur : TB = 147 cm, BB = 43 kg
3. Berat badan turun 2 kg dibandingkan sbelum MRS.
4. Klien mengeluh badan terasa lemas, pusing dan perut merasa tidak enak dan
merasa malas.
VII.PSIKOSOSIAL
3. Genogram
17
14
Keterangan
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Meninggal
= Orang yang tinggal
serumah
= Klien
PROSES KEPERAWATAN UNTUK DX KEPERAWATAN KERUSAKAN
KOMUNIKASI VERBAL
¯
PENERAPAN PROSES KEPERAWATAAN
KESEHATAN JIWA
¯
KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA KERUSAKAN KOMUNIKASI
VERBAL : BICARA MELANTUR
Gambaran Kasus.
Klien Sdr R S 17 tahun, anak ke – 4 dari 4 bersaudara, dari keluarga Bpk A.R dan
Ibu M bertempat tinggal di Majenang Sawahan Lamongan, agama Islam. Klien
masuk RS tanggal 14 – 10 – 2002, dengan keluhan utama klien sering ngomel-
ngomel, melantur, dan jalan-jalan terus atau selalu mondar-mandir tanpa tujuan. Pada
umur 10 tahun klien sudah mengalami penyakit tipoid.. Setelah tamat SMP klien
bekerja diwarung tempat bibinya berjualan nasi. Saat bekerja di bibinya klien dapat
sakit tipoid lagi berobat jalan selamam seminggu dan sembuh. (9 bulan sebelum
MRS). Kebiasaan di rumah klien pendiam dan mau kerja. Satu minggu sebelum
dirawat di RSJ Menur klien mgomel atau bicara melantur dan panas kemudian dari
RSJ Menur Rujuk Ke RSUD Dr Soetomo dan dirawat di Ruang Tropik Laki selama
3 hari dengan dugaan tipoid kemudian di pindah ke ruang Jiwa C RSUD Dr Soetomo
sejak tanggal 14 Oktober sampai sekarang
Pohon Masalah
15
Masalah Keperawatan
1. Mencederai, risiko tinggi
2. Interaksi sosial, kerusakan
3. Gangguan komunikasi verbal
4. Sindrom defisit perawatan diri
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan interaksi sosial b/d gangguan komunikasi verbal (bicara melantur)
Tujuan jangka panjang
Klien mengembangkan dan menggunakan koping yang sesuai dan dapat diterima secara
sosial
Tujuan jangka pendek :
Klien dapat berkomunikasi verbal yang efektif
Intervensi Rasional
Bina hubungan saling percaya
Berikan aktivitas motorik yang besar
Tidak melakukan perdebatan, perang mulut
atau melakukan tawar-menawar
Memfasilitasi keterbukaan dalam
pengungkapan dan penyelesaian masalah
Untuk mempermudah mengurangi
ketegangan, meningkatkan perkemba-
ngan hubungan
Merusak hubungan yang terbangun,
Kerusakan Interaksi Sosial
Gangguan pola tidur Sidroma defisit perawatan diri
Kerusakan Komunikasi Verbal(Bicara Melantur)Masalah Utama
Perubahan Proses BerfikirPenyebab
Intoleransi
Aktifitas
Resiko Tinggi Mencederai
Akibat
16
Berikan dorongan untuk mengungkapkan
masalah atau perasaannya. Bantu klien
mengindentifikasi obyek dari sikap
bermusuhan
Diskusikan bersama klien cara-cara
alternatif untuk mengatasi rasa frustasi yang
paling cocok dengan gaya hidup klien.
Berikan dukungan dan umpan balik positif
sambil mencoba strategi-strategi baru
mengurangi perilaku manipulatif
Menghadapi perasaan secara jujur dan
mencegah pemindahan perasaan secara
destruktif
Positif reinforcement mendorong
semangat menggunakan perilaku
pengembangan koping yang dapat
diterima
17
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Pola tidur b.d bicara melantur pada kondisi serangan akut
Tujuan Jangka Panjang :
Klien tidak mengalami gangguan tidur
Tujuan jangka Pendek :
Klien mampu mengikuti teknik-teknik untuk mengembangkan pola tidur setelah tiga
hari perawatan
Intervensi Rasional
Amati pola tidur pasien, catat keadaan yang
mengganggu tidur
Kaji gangguan yang berhubungan dengan
rasa takut dan ansietas tertentu
Duduk disamping pasien sampai ia tertidur
Hindarkan makanan/minuman mengandung
kafein
Ajarkan relaksasi sebelum tidur, lakukan
aktivitas motorik/ fungsional sebelum tidur
Buat/jadwalkan jam tidur rutin
Masalah harus diidentifikasi sebelum
diberikan bantuan seperlunya
Kehadiran orang yang dipercaya
memberikan rasa nyaman
Kafein merupakan stimulan SSP yang
dapat menggangu tidur
Sarana relaksasi diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas tidur
Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan
pada uatu siklus rutin dari istirahat dan
aktivitas
18
Diagnosa Keperawatan :
Sindroma Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktifitas
Tujuan Jangka Panjang :
Klien mampu membentuk hubungan sosial dengan lingkungan setelah dirumah
Tujuan jangka Pendek :
Klien mampu melakukan aktivitas kelompok, terapi bermain dan olahraga secara aktif
setelah tiga hari perawatan
Intervensi Rasional
Kaji tingkat kekuatan dan kemampuan
Berikan dukungan untuk mengikuti kegiatan
kelompok
Buat jadwal aktivitas sehari-hari bersama
dengan klien
Pantau kemampuan mengembangkan
aktivitas, berikan reinforcemen seperlunya
Mengembangkan pola dan variasi dalam
penyelenggaraan aktivitas
Meningkatkan minat dan semangat untuk
mengikuti kegiatan sosial dalam
lingkungan rumah sakit
Memberikan kesempatan pengembangan
diri dengan mengacu pada kekuatan
klien; memfasilitasi dorongan dari dalam
individu
Meningkatkan harga diri dan sekaligus
mengembangkan koping
19
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal 1 Nopember 2002
Dx.I
Jam Implementasi Respon
10.10 Mengajak klien untuk bercakap-
cakap tujuan komunikasi
Mengajak klien membicarakan
masalah yang dihadapi manfaat
dan fungsi komunikasi
Menanyakan alasan klien masuk
rumah sakit
Menguatkan kontrak
Membuat kontrak sepihak,
Klien mau bercakap-cakap, seputar
pekerjaan dan gangguan tidur yang dialami
Kien menolak, mengatakan tidak mau
dengan tetap mempertahankan kontrak mata
sambil berlalu
Klien mengatakan pusing
Klien diam, bicara sendiri,
Klien diam, bicara melantur
Jam Evaluasi
12.40 S : Bicara melantur, tidak nyambung
O: Kontak mata (+) Verbal jelas koheren, Motorik meningkat
A : Hubungan saling percaya belum terbangun
P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan saling percaya
20
Dx.II
Jam Implementasi Respon
12.10 Mengajak klien membicarakan
masalah tidur yang dihadapi
Mengajak klien untuk
membicarakan masalah tidurnya
Menguatkan kontrak
Membuat kontrak sepihak,
Klien mau bercakap-cakap seputar
gangguan tidur yang dialami dengan bicara
melantur
Kien menolak, mengatakan hal-hal lain
dengan tetap mempertahankan kontrak mata
sambil berlalu
Klien diam sejenak kemudian bicara
melantur
Klien diam
Jam Evaluasi
12.40 S : Klien bertahan tidak tidur siang dan malam
O: Kontak mata (+) Verbal jelas koheren, Motorik meningkat
A : Hubungan saling percaya belum terbangun; pemecaham masalah kompleks
P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan saling percaya
Pembicaraan/pemecahan masalah dilakukan pada waktu berbeda
21
Tanggal 2 Nopember 2002
DX. III
Jam Implementasi Respon
07.30
10.30
Menggali kemampuan dalam
melakukan olahraga/permainan
Memberikan dorongan
pentingnya mengikuti kegiatan
Menrasionalkan pentingnya
aktivitas; dan hubungan untuk
mengatasi gangguan tidur
Mengajak klien untuk bermain
Membuat kontrak menentukan
masalah
Mengingatkan kontrak
Mendiskusikan masalah
Memberikan reinforcemen
Membuat kontrak baru
Klien mengungkapkan kembali kemampu-
annya dalam olahraga dan permainan
Klien mendengarkan., tidak menyangkal
Klien menolak dengan alasan mengantuk
Klien mengatakan akan bangun nanti siang
Klien diam, kontak mata (+)
Klien sependapat akan kondisinya dan
mengatakan akan mencoba untuk melakukan
latihan/olahraga esok hari
Klien diam saja dan tersenyum
Klien diam dan mengangguk
Jam Evaluasi
10.45 S : Klien belum merespon untuk kegiatan olah raga
O: -Bicara meantun , aktifitas menurun dan lemah
A: Peningkatan motivasi dan pemberian reinforcemen untuk pencapaian tujuan
dipertahankan
P:- Gali respon setelah aktivitas
- Kaji kegiatan/aktivitas yang dapat dilakukan klien sesuai kondisi RS
22
DX. II
Jam Implementasi Respon
07.45 Menanyakan bagaimana
tidurnya semalam
Mngingatkan kontrak
Menggali apa yang menyebab-
kan klien tidak bisa tidur
Merumuskan sebagai masalah
Menyusun rencana untuk
mengatasi masalah :
menghindari kopi, coklat,
minum obat sesuai anjuran,
melakukan latihan relaksasi,
membuat jadwal tidur dan
jadwal kegiatan
Menyemangati klien untuk
mulai membiasakan tidur malam
selama di rumah sakit
Klien mengatakan masih belum bisa tidur,
tidur lelap l.k 4 jam
-
Mengatakan tidak tahu, menyangkal
memikirkan masalah tertentu
Klien diam
Klien mendengarkan dan tidak menyangkal
penjelasan perawat
Klien menanyakan tentang relaksasi
Klien mengatakan menjawab dengan bicara
melantur.
Jam Evaluasi
08.00 S : -
O: klien tidur, tidak mengikuti kegiatan/aktivitas
A: Pemahaman terhadap masalah (+) Pemahaman terhadap upaya mengatasi
masalah (+). Penyesuaian terhadap dampak obat dan kondisi kurang tidur (-)
P : Meningkatkan reinforcemen
Meningkatkan pemahaman realitas masalah
Mengontrol pelaksanaan rencana peningkatan kemampuan tidur
23
DX.I
Jam Implementasi Respon
12.30 Mengingatkan kembali kontrak
Mengajak klien membicarakan
masalah yang dihadapi tentang
pentingnya, manfaat dan fungsi
komunikasi
Mengajak klien menulis dan
menggambar
Membuat kontrak
Klien diam dan tersenyum
Kien, mengatakan dengan bicara melantur
Klien mengatakan pusing dan mulai bicara
melantur lagi
Klien menulis namanya sendiri dan
keluarganya
Klien mengatakan dengan bicara melantur,
dan mengucapkan terimakasih
Jam Evaluasi
12.10 S : -
O: Kontak mata (+) Verbal jelas koheren, Motorik menurun
A : Hubungan saling percaya belum terbangun sepenuhnya
P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan saling percaya
24
Tanggal 4 Nopember 2002
DX.II
Jam Implementasi Respon
07.15
12.00
Menanyakan bagaimana
tidurnya semalam
Memberikan reinforcemen
terhadap peningkatan kuantitas
tidur
Mngingatkan kontrak
Menyemangati klien untuk
mulai membiasakan tidur malam
selama di rumah sakit
Mengajarkan relaksasi
Klien mengatakan masih belum bisa tidur,
tidur lelap l.k 5 jam
-
Klien mengatakan bisa tidur dan sudah
sembuh
Klien mengatakan ia berada di RS Karang
Menjangan.
Klien mendengarkan dan tidak menyangkal
penjelasan perawat
Klien berlatih melakukan relaksasi nafas
dalam
Jam Evaluasi
08.00 S : Klien mengatakan akan mencoba latihan nafas dalam dan olahraga hari ini
O: Klien melakukan olah raga (sekitar 10 menit) dan tidur siang pukul 11.00 –
13.00 WIB. Sore 15.00-17.00 WIB dan malam dapat tidur
A: Penyesuaian terhadap jadwal yang telah dibuat belum optimal
P : Mengontrol pelaksanaan rencana peningkatan kemampuan tidur
25
DX.I
Jam Implementasi Respon
11.00 Mengingatkan kontrak
Mengajak klien berjalan-jalan di
lingkungan rumah sakit
Menunjukkan kondisi
lingkungan rumah sakit
Melakukan sharing masalah :
mengembangkan konsep
rasionalisasi
Membuat kesimpulan
mengadakan kolaborasi untuk
TX Medik
Membuat reinforcemen
Membuat kontrak
Klien mengatakan ia mau membicarakan
masalahnya
Klien mengikuti perawat
Klien memperhatikan yang dibicarakan
perawat
Klien mulai bicara melantur lagi
Klien masih bicara melantur terus dan mau
minum obat
Klien masih bicara melantur terus
Klien masih bicara melantur terus
Jam Evaluasi
13.00 S : Klien mengungkapkan bicara Nur,Malaikat dan wali-wali
O : Klien tampak mampu berbicara dengan lancar, suara mantap, kontak mata
(+)
A: Ego oriented-defence mechanism dan task oriented-defence mechanisme
belum dikembangkan secara optimal
P : Pengembangan EO-DM dan TO-DM
Peningkatan Harga diri dan reinforcement
26
5 Nopember 2002
DX.III
Jam Implementasi Respon
08.00
08.30
Mengajak klien membersihkan
diri yaitu mandi
Mengajak klien bermain
Memberikan reinforcemen
positif
Menanyakan respon klien
tentang aktivitas hari ini
Klien mau dan mengambil sabun ,handuk
sikat gigi serta handuk ke kamar mandi
Klien bermain bulutangkis dan senam
Klien mengatakan senang bisa ikut bermain
Klien menjawab dengan peragaan yaitu
tangannya diayung –ayung seperti lagi
senam poco-poco.
Jam Evaluasi
10.00 S : Klien mengatakan senang melakukan senam poco-poco
O : Melakukan aktivitas : Mau mandi sendiri
A : Reinforcement dan dukungan/pengembangan kegiatan
P : - Diskusikan kegiatan lain yang dapat dilakukan klien
- Rencanakan secara bersama kegiatan yang mampu dilakukan klien
27
DX.I
Jam Implementasi Respon
12.30 Mengingatkan kontrak
Menganjurkan klien untuk
menuliskan apasaja yang
difikirkannya bila ia tidak
mampu menyampaikan pada
orang lain
Memberikan alasan pentingnya
menulis apa yang difikirkan
-
Klien mengatakan akan mencoba setelah
nanti tiba dirumah, ia ingin mencoba dan
percaya bahwa cara itu baik bagiya yang
memang sulit ngomong pada orang lain
Mengulangi kembali ingin mencoba nanti
dirumah saja
Jam Evaluasi
13.00 S : Ingin mencoba menuliskan apasaja yang di fikirkannya setelah nanti
dirumah
O : Klien berbicara dengan tegas
A : Kemungkinan Perilaku Manipulatif
P : - Pengembangan kepercayaan diri
- Tunjukkan pada klien pentingnya peran diri
- Pengembangan EO-DM dan PO-DM
28