Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

10
Nama : Saidatul Adnin NIM : 1311015046 Semester : 5 / 2013 B Mata Kuliah : AMDAL & ADKL A. Metode analisis yang biasa digunakan dalam AMDAL 1. Metode Networks / Sorenson Metode ini disebut juga skema aliran atau aliran dampak, dimana berupa susunan daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak yang dimuat dalam suatu sekama aliran dan dimulai dari aktivitas proyek. Metode ini dipelopori oleh Sorenson pada tahun 1971. Susunan aliran dampak ini menggambarkan adanya dampak langsung dan tidak langsung serta hubungan antara komponen-komponen lingkungan, sehingga dapat mengevaluasi dampak secara keseluruhan, dapat dicari aktivitas pokok mana yang harus dikendalikan. Metode ini disusun berdasarkan daftar aktivitas yang saling berhubungan dan komponen lingkungan yang terkena dampak. Metode ini merupakan pengembangan dari metode matriks sehingga kelemahan matriks dapat dihilangkan. Metode ini dapat memprediksi dampak negatif yang mungkin timbul sejak tahap pra kontruksi, tahap kontruksi, tahap operasi, bahkan sampai tahap pasca operasi, walaupun pada tahap awal proyek dampak tersebut tidak terlihat atau masih berdampak positif. Contoh bagan alir pembangunan TPA open dumping

description

Menjelaskan metode yang biasa digunakan dalam AMDAL dan, jenis lain AMDAL di negara lain

Transcript of Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

Page 1: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

Nama : Saidatul Adnin

NIM : 1311015046

Semester : 5 / 2013 B

Mata Kuliah : AMDAL &ADKL

A. Metode analisis yang biasa digunakan dalamAMDAL1. Metode Networks / Sorenson

Metode ini disebut juga skema aliran atau aliran dampak, dimana berupa

susunan daftar aktivitas proyek yang saling berhubungan dan

komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak yang dimuat dalam suatu

sekama aliran dan dimulai dari aktivitas proyek. Metode ini dipelopori oleh

Sorenson pada tahun 1971.

Susunan aliran dampak ini menggambarkan adanya dampak langsung dan

tidak langsung serta hubungan antara komponen-komponen lingkungan,

sehingga dapat mengevaluasi dampak secara keseluruhan, dapat dicari aktivitas

pokok mana yang harus dikendalikan. Metode ini disusun berdasarkan daftar

aktivitas yang saling berhubungan dan komponen lingkungan yang terkena

dampak. Metode ini merupakan pengembangan dari metode matriks sehingga

kelemahan matriks dapat dihilangkan.

Metode ini dapat memprediksi dampak negatif yang mungkin timbul sejak

tahap pra kontruksi, tahap kontruksi, tahap operasi, bahkan sampai tahap pasca

operasi, walaupun pada tahap awal proyek dampak tersebut tidak terlihat atau

masih berdampak positif. Contoh bagan alir pembangunan TPA open dumping

Page 2: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

2. Metode Overlays / MacHarg

Pada metode overlays, setiap dampak terhadap komponen lingkungan

digambarkan dalam peta tematik. Metode ini menggunakan sejumlah peta di

tempat proyek yang akan dibangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta

menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang lengkap meliputi: aspek

fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi dan sosial budaya. Penggabungan dalam

bentuk penampalan akan menunjukkan kumpulan atau susunan keadaan

lingkungan daerah tersebut. Apabila indikator dampak negatif terhadap berbagai

ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang, agak gelap dan gelap

untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan peta ini

dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :

a) ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat

b) ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat

c) ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena

dampak sangat ringan.

Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan

juga skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil,

sedang dan besar. Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang

terkena dampak sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari

penjumlahan skala per komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan

penanggulangan dampak negatif menduduki prioritas pertama. Metode ini paling

baik digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari pembangunan

dengan wilayah yang luas.

Kelebihan dari metode ini, yaitu:

- Mudah dalam melakukan evaluasi kualitatif,

- Mudah dalam pemilihan alternative

- Lebih mudah mengidentifikasi dampak tertentu.

Kelemahan dari metode ini, yaitu :

- Memerlukan peta tematik yang banyak, padahal di Indonesia sendiri peta

jenis tersebut masih sulit diperoleh.

- Perlu keahlian khusus dalam menginterpretasikan peta hasil overlay.

- Evluasi dampak sulit dikuantitatifkan dan perlu biaya yang mahal.

Page 3: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

3. Metode Matriks Leopold

Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matriks

interaksi dari Leopold". Metode ini mulai dikembangkan oleh Dr. Luna Leopold

dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini dirancang

untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi yang

berada di suatu wilayah yang relatif masih alami. Metode ini sangat baik untuk

memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan;

disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga baik

untuk mengkomumkasikan hasil.

Bentuknya yaitu berupa checklist dua dimensi yang menggunakan satu jalur

(kolom) daftar komponen lingkungan dan lajurnya (baris) daftar aktifitas proyek

atau dapat pula sebaliknya. Dengan bentuk matriks dapat ditetapkan interaksi

antara aktivitas proyek dengan komponen lingkungan atau dapat diketahui

sebab-sebab yang terjadi dalam dampak. Matriks ini dapat digunakan untuk

melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif suatu kegiatan/proyek

pada saat tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasi.

Metode matriks leopold membagi aktivitas pembangunan yang berpotensi

menimbulkan dampak menjadi 100 macam dan komponen lingkungan yang

dapat terkena dampak menjadi 88 macam.

Page 4: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

4. Metode Fisher and Davis

Metode ini melakukan interaksi antara kegiatan pembangunan dan parameter

komponen lingkungan baik yang diduga menimbulkan dampak maupun yang

terkena dampak.

Metode ini terdiri atas tiga matriks yang disusun secara bertahap, yaitu:

1. Menyusun tabel matriks evaluasi dasar terhadap komponen lingkungan,

untuk memperoleh data tentang rona lingkungan dan berbagai sifat dari

suatu parameter komponen lingkungan. Matriks mengenai evaluasi

lingkungan sebelum proyek dibangun (Environmental Baseline)

2. Menyusun tabel matriks untuk melakukan identifikasi dan prediksi dampak,

untuk mengkaji dampak terhadap komponen lingkungan dari suatu kegiatan.

Matriks dampak lingkungan (Environmental Compatibility Matriks)

Page 5: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

3. Menyusun tabel matriks evaluasi dampak, untuk membuat mitigasi pada

setiap parameter yang diduga akan terkena dampak. Matriks keputusan

(Decision Matriks)

5. Metode Matriks Dampak dari Moore

Metode matriks More membuat analisis terhadap penyebab atau pembuat

dampak yang seharusnya terjadi, dengan didasarkan pada pengenalan dampak

langsung dan tidak langsung pada sumber daya alam yang sedang dimanfaatkan

oleh manusia. Matriks Moore dibagi menjadi 6 kategori yang berbeda, yaitu:

Pembentuk timbulnya aktivitas satu dan aktivitas lain yang berhubungan

Potensi perubahan lingkungan

Pengaruh pada lingkungan yang utama

Pemanfaatan pada manusia yang terkena dampak

Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas

Besaran umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan manusia

Page 6: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

B. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di beberapa negara

1. Australia

AMDAL di Australia dapat dikaitkan dengan diberlakukannya Kebijakan

Lingkungan Nasional AS (US National Environment Policy Act (NEPA)) pada

tahun 1970, yang membuat penyusunan laporan dampak lingkungan suatu

kebutuhan. Di Australia, orang mungkin mengatakan bahwa prosedur AMDAL

diperkenalkan di Tingkat Negara sebelum itu dari Commonwealth (Federal),

dengan sebagian besar negara memiliki pandangan berbeda dengan

Persemakmuran. Salah satu negara perintis adalah New South Wales, yang

Negara Pengendalian Pencemaran Komisi menerbitkan pedoman AMDAL pada

tahun 1974. Pada tingkat (Federal) Persemakmuran, ini diikuti dengan

melewatkan Perlindungan Lingkungan (Dampak Proposal) Undang-Undang pada

tahun 1974. Perlindungan Lingkungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati

1999 (the Environment Protection and Biodiversity Conservation Act (EPBC))

digantikan Perlindungan Lingkungan (Dampak Proposal) Undang-Undang 1974

dan adalah bagian utama saat ini AMDAL di Australia pada tingkat (Federal)

Commonwealth.

2. Malaysia

Di dalam kebijaksanaan Pemerintahan Malaysia Periode 1986-1990

tercantum jelas strategi mengenai lingkungan hidup yang meliputi penegakan

hukum, peningkatan kesadaran lingkungan, perencanaan lingkungan dalam

pembangunan, program lingkungan, pelaksanaan proyek yang

disertai Environment Impact Assesment (EIA), kualitas udara, air, dan

tentang land use.

Malaysia tidak memiliki undang-undang atau peraturan tersendiri mengenai

kegiatan yang diharuskan menggunakan EIA dalam upaya mencegah terjadinya

kerusakan atau penurunan kualitas lingkungan dan ekosistemnya. Ketentuan

untuk menggunakan EIA diatur dalam Environmental Quality (Prescribed

Activities) tahun 1987 dan mulai berlaku pada 1 April 1988.

Alasan tidak diaturnya EIA dalam Undang-undang atau peraturan tersendiri

adalah karena EIA sebenarnya adalah upaya pencegahan dan suatu suplemen

untuk perencanaan lingkungan terhadap proyek-proyek baru atau perluasan dari

proyek yang telah ada. Ia dirancang berdasarkan pada bukti dan prakiraan

Page 7: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

dampak penting terhadap lingkungan dari suatu kegiatan yang direncanakan.

Meskipun EIA tidak diatur dalam undang-undang atau peraturan tersendiri,

pelanggaran terhadap ketentuannya bisa diajukan ke pengadilan dan dapat

dijatuhi sanksi yang berat. Pelaksanaan secara serius telah membuat EIA berhasil

dilaksanakan di Malaysia. Sebagai contoh, lebih dari 379 laporan EIA telah

diterima oleh DOE, dan 10 diantaranya dinyatakan melanggar ketentuan EIA dan

telah diajukan ke pengadilan.

Mengingat lingkungan dan ekonomi begitu erat berkaitan, maka dirasakan

keperluan untuk memasukkan lingkungan dalam National Accounting Procedure.

Hal tersebut adalah karena nilai sumber daya alam dan dimensi biaya dan

manfaat lingkungan dari proses pembangunan dapat dinilai dan dimasukkan ke

dalam pengambilan keputusan ekonomi melalui Natural Resource Accounting

Procedure.

Berdekatan dengan National Resource Accounting dan Environmental

Impact Assesment (EIA) adalah Environmental Audit (EA) Procedure. Apabila

EIA diterapkan pada proyek-proyek baru, EA diterapkan pada semua proyek

yang berjalan.

3. Philipina

Dari beberapa negara Asia Tenggara, Philipina merupakan negara yang

paling maju dalam peraturan perundang-undangan mengenai lingkungan hidup.

Philipina menghadapi dua masalah yaitu kemiskinan yang melanda

negara-negara berkembang dan pencemaran yang menyertai proses

pembangunan. Di samping itu masalah yang dihadapi adalah bencana alam

berupa gempa bumi, angin taufan dan banjir yang sering mengakibatkan

kerusakan terhadap kehidupan manusia dan lingkungan hidup pada umumnya.

Peraturan perundang-undangan di Philipina dapat dibagi dalam tiga kategori

yaitu peraturan perundang-undangan di bidang sumber daya alam, peraturan

perundang-undangan di bidang pengendalian dan pencegahan pencemaran serta

pertauran perundang-undangan di bidang pencegahan bencana alam. Pada

tanggal 21 September 1972 Presiden Marcos telah mengumumkan keadaan

darurat (martial law) di Philipina. Dalam keadaan darurat ini Presiden diberi

kekuasaan legislatif dalam bentuk dekrit.

Page 8: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

Dekrit yang penting mengenai kebijaksanaan dan pembangunan

adalah Presidensial Decree yang selanjutnya disingkat P.D. No. 1151 dan P.D.

No.1152. P.D. 1151 menyatakan bahwa adalah merupakan kebijaksanaan negara

di bidang lingkungan hidup untuk menumbuhkan, mengembangkan dan

memperbaiki keadaan agar manusia dan alam dapat berjalan bersama-sama

dalam keserasian yang produktif dan menyenangkan. P.D ini mengharuskan

kepada proyek-proyek pembangunan untuk membuat analisis mengenai dampak

lingkungannya. P.D 1152 tentang Philippine Environment Code yang

diundangkan pada tanggal 6 Juni 1977 bertujuan untuk mengarahkan

kegiatan-kegiatan dan program-program di bidang pengelolaan lingkungan

dengan penetapan kebijaksanaan pengelolaan serta penetapan baku mutu

lingkungan. Kode ini menangani lingkungan hidup dalam keseluruhannya (in its

totality), tidak secara fragmentaris.

Selanjutnya PD 1586 menetapkan bahwa seluruh perwakilan dan

instrumen-instrumen pemerintah termasuk badan usaha milik negara, badan

hukum perdata, firma dan bentuk usaha lainnya yang mempunyai dampak

signifikan terhadap lingkungan, untuk menyiapkan pernyataan dampak

lingkungan sebagimana tercantum pada bagian empat.

PD 1586 merupakan ketetapan yang lebih baik jika dibandingkan dengan

legislasi EIA sebelumnya, khususnya PD 1121. dalam PD 1121, kewajiban untuk

menyiapkan EIA dibatasi hanya pada proyek-proyek pemerintah. Pada tahun

1981, Presiden Philipina mengeluarkan Proklamasi 2146 yang mengidentifikasi

tiga jenis kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan. Berdasarkan

Proklamasi 2146, kegiatan-kegiatan yang tergolong ke dalam kegiatan yang

berdampak terhadap lingkungan, yaitu:

a. Industri berat

Ada empat jenis kegiatan yang tergolong ke dalam kelompok ini, yaitu (a)

industri baja; (b) penggilingan besi dan baja; (c) industri petrolium dan

petro kimia termasuk minyak dan gas dan (d) pabrik yang menghasilkan

bau tak sedap.

b. Industri ekstraktif sumber daya

Dua jenis industri yang tergolong ke dalam kelompok ini, yang dinamakan

pertambangan besar dan proyek penggalian dan kegiatan kehutanan.

Kegiatan kehutanan diantaranya; (a) penebangan; (b) kegiatan pengolahan

Page 9: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

kayu-kayu mentah; (c) introduksi fauna; (d) perambahan hutan; (e) ekstrak

produk-produk mangrove.

c. Proyek-proyek infrastruktur

Terdapat empat proyek yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu: (a)

bendungan besar; (b) proyek reklamasi besar; (c) proyek jalan dan

jembatan.

Jika suatu industri tidak tercantum dalam kategori proklamasi 2146, maka

proyek tersebut dianggap tidak berdampak terhadap lingkungan. Jadi, tidak

diwajibkan untuk menyiapkan EIA. Tetapi, kapanpun diperlukan, seperti suatu

industri yang disyaratkan untuk menyediakan upaya perlindungan lingkungan

tambahan.

Terdapat dua badan yang bertanggung jawab dalam proses administrasi EIA,

yaitu, Ministry of Human Settlement dan National Environmental Protection

Council (NEPC) yang sekarang dinamakan BiroManajemen Lingkungan yang

berada di bawah Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Ministry of

Human Settlement memiliki kewenangan untuk melakukan penyususnan konsep

dampak lingkungan yang dibutuhkan dalam pelaporan kegiatan-kegiatan yang

berdampak terhadap lingkungan dan wilayah, sementara itu EMB bertanggung

jawab dalam mengkaji ulang dan evaluasi EIA. Pelaksanaan sistem EIA dalam

kawasan dilaksanakan oleh Kantor Regional DENR.

Selain itu juga EMB yang berfungsi dalam hal:

1. Mengadakan rasionalisasi fungsi lembaga-lembaga pemerintah yang

ditugaskan untuk melindungi linkungan hidup dan untuk menegakkan

hukum yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

2. Merumuskan kebijaksanan dan mengeluarkan pedoman guna penetapan

baku mutu lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan.

3. Mengajukan rancangan peraturan perundang-undangan baru atau perubahan

atas peraturan perundang-undangan yang ada.

4. Menilai analisis mengenai dampak lingkungan dari proyek-proyek yang

diajukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan.

5. Memonitor proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah.

6. Mengadakan konperensi-konperensi mengenai masalah yang berkaitan

dengan kepentingan lingkungan.

Page 10: Tugas Amdal Saidatul Adnin 1311015046

4. Singapore

Masalah lingkungan hidup di Singapura ditimbulkan oleh pencemaran udara

dan pencemaran kebisingan yang terutama disebakan oleh kendaraan bermotor,

tenaga pembangkit listrik serta pabrik. Di Singapura tidak terdapat

undang-undang yang secara komprehensif menangani lingkungan hidup.

Environment Impact Assesment (EIA) telah digunakan secara luas di seluruh

penjuru dunia sebagai instrumen hukum administrasi untuk mencegah polusi dari

berbagai kegiatan yang berpotensi besar menyebabkan degradasi atau polusi

terhadap lingkungan. Mengejutkan, ternyata Singapura tidak mengatur EIA

dalam hukum lingkungannya. Ia hanya berdasarkan pada suatu keputusan dari

Master Plan Committee, yang diketuai oleh seorang Chief Planner.

Hal tersebut memperlihatkan kedudukan yang unik dari Singapura

sebagai negara kota mengharuskan negara tersebut menemukan sistem

pengelolaan lingkungan yang berbeda dari negara Asia Tenggara lainnya.

Kendati demikian, Singapura merupakan negara yang menonjol karena

keberhasilannya mencegah dan menanggulangi masalah pencemaran lingkungan

hidup, baik melalui pendekatan ekonomis maupun yuridis dan mendapat julukan:

“ The Garden City”.