Tugas Akhir Semester Belajar Pembelajaran Smester 3
description
Transcript of Tugas Akhir Semester Belajar Pembelajaran Smester 3
MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA/I KELAS I SD
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
DETIRA PUTRI
NPM: 1006010020
DOSEN PENGAMPUH : SRI MULYATIK, M.Pd
MATA KULIAH : BELAJAR PEMBELAJARAN
SEMESTER III
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH
MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrahim.
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT . Karena atas
rahmat dan nikmat – Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan judul “ Mengatasi Masalah Belajar Siswa/i Kelas I SD”. Makalah ini disusun
untuk memperoleh nilai tugas individu semester III pada mata kuliah “Belajar
Pembelajaran”. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan risalahnya kepada manusia untuk membimbing umatnya ke
jalan yang diridhoi Allah SWT.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang masalah yang berhubungan dengan
judul makalah. Penulis berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, dan mudah-mudahan pembahasan ini dapat menjadi bahan acuan dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi para mahasiswa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih belum
sempurna, masih banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan dikarenakan kurang
luasnya wawasan penulis, oleh karena itu penulis sangat mengharap kritik dan saran
ataupun sanggahan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempunaan
makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga segala bantuannya mendapat
balasan dari Allah SWT dan memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, 12 Januari 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………... ii
Daftar Isi……………………………………………………………………. iii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan…..………………………………………... 2
BAB II Pembahasan…………………………………………………….. 3
A. Pengertian Kesulitan Belajar……..………………………… 3
B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar…………..…….. 4
C. Tanda-tanda Siswa Mengalami Kesulitan Belajar………….. 5
D. Jenis Kesulitan Belajar Siswa Kelas I SD..………………… 7
E. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas I SD………. 7
BAB III Penutup………………………………………………………… 11
A. Kesimpulan…………………………………………………. 11
B. Saran………………………………………………………… 12
Daftar Pustaka………………………………………………………………. Iv
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disadari maupun tidak ternyata pendidikan mampu mengangkat harkat dan
martabat suatu bangsa. Disamping itu pendidikan dapat meningkatkan kemampuan
bangsa menuju bangsa yang mandiri. Pendidika yang rendah ternyata merendahkan
semua elemen bangsa, pembangunan tidak lancar, rendahnya kualitas generasi muda,
dan kemajuan bangsa menjadi terhambat.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003,
bahwa Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru merupakan unsur penting dalam keberhasilan pendidikan anak bangsa
ini. Walau sebenarnya keberhasilan pendidikan tidak hanya tergantung guru saja,
banyak faktor yang turut mempengaruhi. Pendidikan kita yang sangat memanjakan
anak, cenderung berganti-ganti kurikulum, kurangnya fasilitas pendidikan, kesadaran
masyarakat yang masih kurang mendukung tentang pendidikan, maupun kebijakan-
kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada siswa dan guru adalah faktor yang
menjadi penghambat kemajuan pendidikan.
Setiap guru pasti mendambakan anak didiknya dapat berhasil dalam belajar.
Namun kenyataannya tidaklah demikian. Dalam satu kelas pasti pernah menemui satu
atau beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam kelas kadang
dijumpai anak yang selalu membuat ulah, selalu mengacau, rendah diri, malas, lambat
manghafal, ataupun tidak menyukai pelajaran tertentu. Di sisi lain ada anak yang
biasa ceria tetapi dengan tiba-tiba saja menjadi murung dan malas belajar, sehingga
nilainya mengalami penurunan. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, mengapa
hal tersebut dapat terjadi? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya? Dalam
makalah yang sederhana ini penulis akan menguraikan satu-persatu pertanyaan-
pertanyaan di atas.
1
B. Rumusan Masalah
Agar masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas, maka penulis membatasi
permasalahan sepanjang hal-hal yang berkaitan dengan “Bagaimana cara mengatasi
kesulitan belajar siswa kelas I SD?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas akhir individu semester III mata kuliah Belajar
Pembelajaran pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Alwashliyah tahun 2012.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa kelas I
SD.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa
kelas I SD.
c. Untuk mengetahui cara yang tepat mengatasi siswa kelas I yang
mengalami kesulitan belajar.
d. Terwujudnya mutu proses belajar mengajar (siswa, guru, materi
pelajaran, dan fasilitas) secara tepat guna di sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kesulitan Belajar.
Kesulitan belajar cuplikan dari National Intitute of Health, USA Learning
Disabilities Association of America deterjemahkan oleh Sylvia Untario Kesulitan
belajar atau “Learning Disabilities, LD” adalah hambatan/gangguan belajar pada anak
dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang segnifikan antara taraf
intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Hal ini disebabkan
oleh gangguan di dalam sistem syaraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat
menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara,
membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung.
Aktifitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung wajar.
Dalam proses belajar mengajar kadang-kadang lancar, namun tidak jarang terjadi
hambatan-hambatan. Demikian pula siswa kadang-kadang dapat cepat menangkap apa
yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Itulah beberapa kenyataan yang
sering dijumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan
aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individu ini
pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku di kalangan siswa. Dalam keadaan
di mana siswa tidak dapat belajar sebagaimanamestinya, itulah yang disebut kesulitan
belajar. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah.
Ketidakmampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda
dengan orang yang tidak mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak
selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi
dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelegensi. Dengan demikian IQ
yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai
hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Mengenali kesulitan belajar bagi orang tua maupun guru kadang-kadang
tidaklah mudah karena membutuhkan pengamatan perilaku dan cara belajar sehari-
hari yang ditunjukkan siswa secara cermat. Gambaran mengenai kesulitan belajar
sendiri sangat bervariasi dari satu siswa ke siswa lainnya, baik dari jenis maupun dari
tingkat kesulitan belajar yang mereka alami. Kondidi ini seringkali tampak makin
jelas ketika anak-anak memasuki usia sekolah (kelas I) dengan kegiatan akademik
3
yang nyata. Hal yang paling nampak adalah pada perbedaan kemampuan membaca,
menulis, atau berhitung sebagai kemampuan paling mendasar, yang pada umumnya
berjalan lebih lambat dibanding anak lainnya.
2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor penyebab kesulitan belajar dapat berasal dari diri siswa sendiri dan
dapat juga berasal dari luar. Para pakar seperti Cooney, Davis dan Henderson (1975)
telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab kesulitan tersebut, di antaranya:
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain.
Para guru harus menyadari bahwa hal paling berperan pada waktu belajar adalah
kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun
memunculkan kembali informasi yang telah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak
beres pada bagian tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan sendirinya si siswa
akan mengalami kesulitan belajar. Dapat kita bayangkan kalau sistem syaraf atau otak
siswa kita karena suatu hal kurang berfungsi secara sempurna. Akibatnya tentu ia
akan mengalami hambatan ketika belajar. Di samping itu, siswa yang sakit-sakitan,
tidak makan pagi, kurang baik pendengaran, penglihatan ataupun pengucapannya
sedikit banyak akan menghadapi kesulitan belajar.
b. Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak terbantahkan jika orang tua dan
masyarakat sekeliling sedikit banyak berpengaruh terhadap kegiatan belajar anak dan
kecerdasan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa sekolah adalah cerminan
masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa
faktor penyebab kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga
serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar
sepenuh hati.
c. Faktor Kejiwaan.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar ini berkaitan dengan
kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa untuk belajar secara sungguh-
4
sungguh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dapat mempelajari suatu
pelajaran dengan baik akan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu pula
sebaliknya, siswa yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran tertentu biasanya
disebabkan karena tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut.
d. Faktor Intelektual.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkaitan
dengan kurang sempurnanya atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Setiap
siswa mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda. Ada siswa yang sangat sulit
menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak
memiliki pengetahuan prasyarat dan ada juga yang sulit membayangkan dan bernalar.
Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada
diri siswa tersebut.
e. Faktor Non-sosial.
Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah
kesulitan belajar adalah faktor guru di sekolah, alat-alat pembelajaran, kondisi tempat
belajar, dan kurikulum.
3. Tanda-tanda Siswa Mengalami Kesulitan Belajar.
Kesulitan belajar bila tidak segera ditangani dengan baik dan benar akan
menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional yang akan berdampak buruk bagi
perkembangan kualitas hidupnya kelak di kemudian hari. Kepekaan orang tua, guru di
sekolah serta orang-orang di sekitarnya sangat membantu dalam mendeteksinya,
sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenaga profesional sedini dan
seoptimal mungkin, sebelum menjadi terlambat.
Kesulitan belajar kadang-kadang tidak terdeteksi dan tidak dapat terlihat
secara langsung. Setiap individu yang memiliki kesulitan belajar sangatlah unik.
Seperti misalnya anak yang sulit membaca, menulis, dan mengeja, tetapi sangat
pandai dalam berhitung atau menjawab berbagai pertanyaan lisan. Pada umumnya,
individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensi rata-rata bahkan di atas rata-
rata. Seseorang terlihat “normal” dan tampak sangat cerdas tetapi sebetulnya ia
mengalami hambatan dan menunjukkan kemampuan yang tidak semestinya dicapai
dibandingkan dengan anak seusia dengannya.
5
Tanda-tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.
Berikut ini tanda-tanda siswa yang mengalami kesulitan belajar pada anak usia
sekolah:
Daya ingatnya (relatif) kurang baik.
Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
Misalnya huruf d dibaca b, huruf w dibaca m.
Lambat untuk mempelajari hubungan huruf dengan bunyi pengucapannya.
Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam matematika, misalnya
tidak dapat membedakan tanda + (tambah) dengan – (kurang), tanda +
(tambah) dengan x (kali), dan lain-lain.
Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan
kemampuan daya ingat.
Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu
dengan tuntas.
Impulsif (bertindak sebelum berfikir).
Sulit konsentrasi atau perhatian mudah teralih.
Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah maupun di rumah.
Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya.
Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-hari. Misalnya: menyusun jadwal
pelajaran.
Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung
atau acuh terhadap lingkungannya.
Menolak bersekolah.
Kesulitan dalam memahami kalimat.
Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan.
Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis.
Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/
atau tulisan.
Kemampuan daya ingat lemah.
Bekerja lamban.
Bisa salah dalam membaca informasi
Apabila ditemukan siswa mengalami hal di atas segeralah melakukan penanganan
secara tepat.
6
4. Jenis Kesulitan Belajar Siswa Kelas I SD.
SD merupakan jenjang sekolah dasar yang harus di tempuh oleh siswa setelah
dari jenjang pra sekolah. Namun demikian setelah mereka duduk di kelas I ternyata
ditemukan beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar tersebut antara lain:
a. Anak belum mempunyai kemampuan prasyarat.
Kemampun prasyarat yang dimaksud di sini adalah kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung. Kami sadar bahwa kemampuan tersebut memang tidak
menjadi suatu keharusan yang dimiliki oleh siswa kelas I, namun bila siswa
sudah dapat membaca, menulis dan berhitung akan lebih memudahkan dalam
pembelajaran lebih lanjut. Dengan demikian siswa yang belum bisa membaca,
menulis, dan berhitung menjadi hambatan tersendiri.
b. Anak yang mempunyai kelainan fisiologis.
Ada beberapa siswa yang mempunyai kelainan fisiologis, misalnya kurang
sempurnanya pendengaran, penglihatan, dan pengucapan suatu kata.
c. Pengendalian emosi
Banyak siswa kelas I SD yang pengendalian emosinya belum baik, manja. Hal
ini dapat dimaklumi karena mereka berasal dari keluarga yang mempunyai
latar belakang berbeda-beda, kebanyakan dari keluarga yang kurang
mempunyai waktu untuk anaknya.
5. Cara mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas I SD .
Cara mengatasi kesulitan belajar siswa sangat tergantung pada keberhasilan
menentukan penyebab kesulitan belajar tersebut. Idealnya, setiap guru harus berusaha
dengan sekuat tenaga untuk membantu siswa keluar dari setiap kesulitan yang
menghimpitnya. Namun perlu diingat, penyebab kesulitan itu berbeda-beda. Ada yang
karena faktor emosi seperti ditinggal pergi orang tuanya ataupun karena faktor
fisiologis seperti pendengaran kurang. Untuk itu guru harus mengidentifikasi
kesulitan belajar dan penyebabnya lebih dahulu sebelum berusaha untuk mencari jalan
pemecahannya. Sebagai contoh, siswa A yang memiliki kesulitan karena penglihatan
atau pendengaran yang kurang sempurna hanya dapat dibantu dengan alat optik atau
alat elektronik tertentu dan mereka diharuskan duduk di depan. Siswa yang
mengalami kesulitan karena faktor lingkungan dan faktor emosi perlu bantuan dan
motivasi dari gurunya.
7
Pengalaman sebagai guru telah menunjukkan bahwa ada siswa yang sering
membuat ulah di kelas dengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah
diselidiki ternyata ia kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk anak seperti ini,
sudah sepantasnya guru lebih memberikan kasih sayang dan perhatian kepadanya.
Sekali lagi kesabaran, ketekunan, dan ketelatenan guru sangat diharapkan dalam
manangani siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Beberapa hal yang dilakukan untuk mengatasi siswa kelas I yang mengalami
kesulitan belajar di SD adalah:
a) Memberi pelayanan secara individual dalam proses pembelajaran.
b) Membantu siswa yang belum bisa membaca pada waktu reading.
c) Menghindari pemberian hukuman dan mengedepankan pemberian
penghargaan (reward).
Pemberian hukuman memang dapat memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran. Namun di SD seharusnya penggunaan hukuman diminimalisir bahkan
kalau mungkin ditiadakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Skiner:
Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat
sementara.
Dampak psikhologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian
dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama.
Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan
buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat
mendorong si terhukum melakukan hal-hal yang kadangkala lebih buruk
dari pada kesalahan yang diperbuatnya.
Perlu diperhatikan juga bahwa hukuman yang diberikan kepada siswa dapat
menyebabkan mereka tidak menyukai guru tersebut. Selanjutnya anak akan membenci
matapelajaran yang diasuh oleh guru tersebut, sehingga yang terjadi bukan membantu
menyelesaikan kesulitan belajar tetapi menambah kesulitan belajar siswa.
Di SD seharusnya jika setiap siswa yang berhasil menyelesaikan sesuatu
(walau sekecil apapun) mendapat penghargaan (reward), paling tidak mendapat
pujian. Peran guru memang sangat menentukan. Seorang siswa yang pada hari
kemarin hanya dapat membaca 2 kalimat dengan benar, lalu sekarang dapat membaca
3 kalimat dengan benar, guru harus menghargai kemajuan tersebut. Dengan cara ini
diharapkan siswa akan lebih giat berusaha lagi. Intinya guru bersikap positif dan
memberi penghargaan/ pujian ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas dengan baik,
8
namun jika siswa belum bisa atau berbuat salah guru harus bersabar dan membantu
untuk membenarkan kesalahan tersebut. Jika siswa ragu-ragu berilah waktu sebelum
memberi bantuan, sehingga anak merasa puas dengan hasil yang dicapainya.
Penghargaan yang dapat diberikan kepada siswa kelas I SD berupa:
Pujian
Hadiah
Stempel: Bintang, Verry Good, Good
Sertifikat
d) Mengadakan program perbaikan.
Program perbaikan yang dilakukan diutamakan dalam proses. Perbaikan
dilakukan agar siswa mencapai KKM yang ditentukan. Program perbaikan dilakukan
sampai siswa benar-benar menguasai materi pembelajaran tersebut. Hal ini dilakukan
supaya siswa mempunyai kemampuan prasyarat guna mengikuti tema pelajaran
berikutnya. Selain itu program perbaikan juga dilakukan setelah siswa menempuh
ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS), dan Ulangan Akhir Semester
(UAS), serta Ulangan Kenaikan Kelas.
e) Meeting guru kelas.
f) Menjalin komunikasi yang intensif dengan orang tua/ wali.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil adalah:
1. Setiap kelas pasti terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Siswa yang mengalami kesulitan belajar harus segera mendapat penanganan
dan bantuan.
3. Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dibutuhkan kesabaran, keuletan dan
kreatifitas guru.
B. Saran
1. Sebagai seorang guru harus membantu peserta didiknya yang mengalami
kesulitan belajar.
2. Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa perlu kerjasama antara guru, sekolah,
dan orang tua.
10
DAFTAR PUSTAKA
Asri Budiningsih, C. (2003). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Cooney, T.J., Davios, E.J., Henderson, K.B. (1975). Dynamics of Teaching Secondary
School Mathematics. Boston: Houghton Mifflin Company.
www.google.com/masalahbelajarsiswa
iv