TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut...

84
Pendekatan dan Pendekatan dan Metodologi Metodologi F.1. Alur Kegiatan ari hasil pemahaman Konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam KAK di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi menyeluruh dalam menyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk akhir berupa gambar desain dan laporan. Untuk memudahkan dalam memahami metodologi tersebut, maka Konsultan membuat urutan dan keterkaitan antara masing- masing kegiatan dalam bentuk diagram alir di bawah ini. D D Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan- tahapan kegiatan ini digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya. Tahapan kegiatan disusun sebagai berikut : a. Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya Laporan Pendahuluan berisi rencana kerja penelitian lapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan yang akurat berdasarkan kondisi lapangan untuk masing-masing kegiatan survei. Untuk menyusun lokasi pasti U s u l a n T e k n i s F - 1 Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Transcript of TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut...

Page 1: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan Pendekatan dan MetodologiMetodologi

F.1. Alur Kegiatan

ari hasil pemahaman Konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam KAK di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi

menyeluruh dalam menyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk akhir berupa gambar desain dan laporan. Untuk memudahkan dalam memahami metodologi tersebut, maka Konsultan membuat urutan dan keterkaitan antara masing-masing kegiatan dalam bentuk diagram alir di bawah ini.

DD

Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya.

Tahapan kegiatan disusun sebagai berikut :a. Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya Laporan

Pendahuluan berisi rencana kerja penelitian lapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan yang akurat berdasarkan kondisi lapangan untuk masing-masing kegiatan survei. Untuk menyusun lokasi pasti dari lokasi survei dan rencana kerja yang lebih akurat, Konsultan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Dinas Permukiman, Dinas Pariwisata, Dinas Kelautan, serta Bappeda.

b. Tahapan kegiatan survei dan investigasi serta evaluasi dan analisa data dimana sasarannya adalah tersedianya data lapangan untuk dianalisa dan dievaluasi.

Survei topografi. Survei hidrografi (bathimetri).

U s u l a n T e k n i s F - 1Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 2: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Survei hidro-oceanografi. Survei investigasi geoteknik. Analisa topografi dan bathimetri. Analisa hidroklimatologi dan oceanografi. Analisa mekanika tanah. Penyusunan model perubahan pantai. Penyusunan alternatif pengamanan pantai.

c. Tahap Penyusunan Detail Desain, meliputi kegiatan-kegiatan : Penggambaran detail desain. Penyusunan BOQ dan RAB. Penyusunan desain note dan Laporan Pendukung.

Disamping kegiatan-kegiatan yang disebutkan diatas pada pekerjaan ini juga akan dilakukan asistensi dan diskusi sebagai kontrol dan arahan direksi terhadap pelaksana atas kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilanjutkan yaitu berupa :

Diskusi konsep laporan pendahuluan dimana akan ditentukan lokasi yang diprioritaskan untuk ditindaklanjuti dengan survei dan investigasi baik untuk detail desain maupun studi kelayakan.

Asistensi konsep alternatif solusi banjir, dalam hal menentukan tipe dan jenis bangunan pengamanan yang akan direncanakan, serta pembahasan atas alternatif-alternatif desain.

Diskusi konsep laporan akhir, yang membahas hasil studi keseluruhan untuk mendapatkan masukan dari pihak yang terkair sehingga konsep laporan ini dapat disempurnakan menjadi laporan akhir.

Hubungan dan urutan kegiatan serta produk yang diharapkan akan dapat dihasilkan digambarkan pada bagan alir dibawah ini.

U s u l a n T e k n i s F - 2Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 3: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Gambar F. 1 Bagan Alir Pekerjaan

U s u l a n T e k n i s F - 3Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

MULAI

ANALISA AWAL ATAS KONDISI KONDISI JARINGAN DRAINASE

TINJAUAN LAPANGAN IDENTIFIKASI AWAL

PENYUSUNAN RENCANA KERJA & LAPORAN PENDAHULUAN

KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT

DISKUSI

SURVEI TOPOGRAFIKERANGKA HORIZONTAL

KERANGKA VERTIKAL POT.MELINTANG & SITUASI

PATOK TETAP

SURVEY JARINGAN DRAINASE SURVEY GROUND CHECK FOTOGRAMTERI (FOTO UDARA)

TIDAK

ANALISA INTERPRETASI FOTO UDARASURVEI TOPOGRAFI

ELEVASIPOSITIONING

ANALISA HIDROKLIMATOLOGI ANALISA HIDROLIKAANALISA SEDIMEN SIG FOTO UDARA

PENGGAMBARAN PETA SITUASI, POTONGAN &

BATHIMETRI

ANALISA MODELSISTEM JARINGAN DRAINASE

REKOMENDASI ALTERNATIF SISTEM JARINGAN DRAINASE

LAPORAN SURVEY

TIDAKDISK

PENGGAMBARAN

PENTAHAPAN PROGRAM

PELAKSANAAN FISIK KONSTRUKSI

REVIEW DESIGN NOTE

KONSEP LAPORAN AKHIR

DISK FINAL LAP. AKHIR

SELESAITIDAK

YA

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS TATA GUNA LAHAN

REKOMENDASI TERPILIH

Page 4: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiF.2. Pekerjaan Persiapan

Untuk menunjang kelancaran kegiatan proyek diperlukan administrasi yang baik antara pemberi kerja dengan konsultan. Pekerjaan persiapan di mulai segera setelah Konsultan menerima surat perintah mulai kerja (SPMK) dengan beberapa kegiatan antara lain :

F.1.1 Pekerjaan Pendahuluan

Pekerjaan Persiapan, meliputi:

1. Administrasi ProyekMempersiapkan administrasi proyek meliputi buku kontrak, surat perintah mulai kerja (SPMK) dan surat penyerahan lapangan (SPL).

2. Persiapan PersonilDengan dimulainya kegiatan proyek maka konsultan mempersiapkan personil tenaga ahli yang tercantum di dalam proposal teknis. Setiap tenaga ahli akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan survey meliputi form survey maupun daftar (check list) kebutuhan data sekunder yang diperlukan.

3. Persiapan Peralatan

Pada tahap awal dimulainya pekerjaan akan dipersiapkan peralatan yang diperlukan untuk mendukung operasional proyek. Khususnya untuk tenaga ahli yang melakukan survey akan mempersiapkan peralatannya yang sudah dikalibrasi. Daftar peralatan dan surat uji kalibrasi akan disampaikan kepada pemberi kerja untuk mendapatkan persetujuan.

4. Penyusunan Rencana Kerja Terinci

Agar tujuan pekerjaan dapat di capai baik mutu maupun waktu sesuai sasaran yang di harapkan maka perlu di susun rencana kerja yang meliputi jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil dan jadwal pemakaian peralatan. Penyusunan rencana kerja akan dituangkan dalam Laporan Pendahuluan setelah dapat diketahui baik dari hasil analisa dan evaluasi hasil studi terdahulu yang di komparasi dengan kondisi existing hasil tinjauan lapangan, terutama menyangkut kepastian lokasi yang akan

U s u l a n T e k n i s F - 4Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 5: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologidilakukan survei dan investigasi. Hal ini terutama menyangkut kegiatan lapangan yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi exsisting.

F.1.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan ada 2 jenis yaitu data sekunder yang bersifat umum (general) dan khusus. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai instansi terkait baik di pusat maupun daerah.

Data sekunder yang bersifat umum antara lain :

Tabel F. 1 Kebutuhan Data dan Peta

No. Jenis Data Sumber1. Melakukan koordinasi dengan instansi

terkait dalam hal pengadaan data.Instansi Terkait.

2. Studi Terdahulu : Identifikasi dan pengamanan erosi

pantai. Identifikasi dan inventarisasi sungai dan

muara.

Instansi Terkait.

3. Titik-titik referensi yang digunakan. BAKOSURTANALDISHIDROS-AL

4. Peta topografi (rupa bumi) daerah proyek skala 1 : 50.000 / 1 : 25.000 atau yang lebih besar.

BAKOSURTANAL

5. RUTRW dan RDTR. BAPEDA Kab. Setempat

6. Data Hidroklimatologi. BMG7. Data dan peta-peta geologi sungai-sungai

dan pantai skala 1 : 250.000.Direktorat GeologiPPGL

8. Data hidro-oceanografi. Dinas Hidro-OceanografiDISHIDROS – AL Jakarta

9. Kabupaten Bekasi dalam angka th 2007. BPS.

Data sekunder yang bersifat khusus adalah data yang dibutuhkan oleh masing-masing tenaga ahli untuk keperluan analisa detail yang biasanya hanya didapatkan dari daerah meliputi :

U s u l a n T e k n i s F - 5Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 6: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Tabel F. 2 Kebutuhan Data Sekunder dari Daerah.

No. Jenis Data Sumber1. Data hidraulic (pasang surut laut) dari

pelabuhan terdekat.Dinas Perhubungan. Terkait.

2. Data hujan beberapa pos hujan yang berada di DPS proyek.

Dinas Pengairan Kabupaten Setempat dan terdekat.

3. Data AWLR (Automatic Water Level Recoreder) dan debit sungai.

Dinas Pengairan Kab. Setempat.

4. Peta dan rekaman data genangan banjir.

Dinas Pengairan Kab. Setempat.

5. Buku hasil studi dan perencanaan yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan banjir.

Instansi Terkait.

6. Titik Bench Mark (BM) referensi. Instansi Terkait.7. Data kerugian Banjir serta lokasi dan

infrastruktur yang rusak.Instansi Terkait.

8. Dan lain-lain. -

F.1.3 Studi Pendahuluan

Pada tahap ini merupakan studi awal atas kondisi wilayah kajian pada saat ini dan penulurusan data serta studi yang telah ada terutama menyangkut segi hidro-oceanografi, morfologi sungai, morfologi pantai, tata guna lahan, kondisi bangunan pantai existing serta identifikasi wilayah kritis abrasi dan sedimentasi di samping usulan-usulan pada studi yang telah ada. Demikian juga halnya dengan peta-peta yang diperlukan seperti peta topografi terbesar yang ada dan terbaru (diharapkan peta skala 1 : 25.000 atau lebih besar) serta referensi-referensi sebagai acuan dalam pengukuran situasi sungai pada ruas-ruas yang telah ditentukan.

Kegiatan studi pendahuluan terdiri dari site visit, survey pemetaan topografi, geoteknik/mekanika tanah (termasuk geologi), bathimetri serta hidrologi & hidrometri. Masing-masing kegiatan survai diuraikan sebagai berikut :

Site Visit/Orientasi LapanganUntuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan dan informasi yang lengkap tentang wilayah proyek, maka Konsultan menugaskan team leader bersama ahli sungai dan ahli pantai untuk melakukan peninjauan lapangan dan berkoordinasi dengan instansi daerah. Peninjauan ini sangat bermanfaat terutama untuk merencanakan strategi pelaksanaan survey Hidrometri, Geoteknik, Topografi, Bathimetri dan memperoleh informasi

U s u l a n T e k n i s F - 6Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 7: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologipermasalahan yang ada di daerah proyek khususnya yang berkaitan dengan banjir serta erosi dan sedimentasi pantai. Selama kunjungan lapangan akan dilakukan juga pengumpulan data sekunder antara lain :

Data kabupaten Nagan Raya dalam angka, sumber BPS. Peta daerah genangan akibat banjir maupun genangan

rawa. Buku hasil studi maupun perencanaan yang pernah

dilakukan. Peta tata guna lahan dan Rencana strategis dan tataruang

Kabupaten Nagan Raya, sumber Pemda. Daftar harga satuan bahan dan upah setempat. Dan lain-lain.

F.1.4 Analisis Data dan Evaluasi Studi Terdahulu

Kajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk didapatkan kesinambungan program penanganan/pengamanan sungai-sungai yang di maksud di atas pada level makro sistem dan mikro sistem sehingga nampak jelas adanya penajaman atau konsep detail dari usaha proteksi tebing/pengamanan pantai di atas ruas yang telah ditentukan.

Aspek yang dipelajari dari studi terdahulu meliputi :

Rekomendasi studi terdahulu dan relevansinya terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pendekatan teknis dari permasalahan yang ada, kemudian diklarifikasi validitasnya di lapangan.

Rekomendasi pemecahan masalah dan program penangannya baik aspek teknik maupun skala prioritasnya apakah masih representarif untuk kondisi saat ini.

Identifikasi lokasi serta masalah rawan pada tebing pantai/sungai. Relevansi rekomendasi studi terdahulu terhadap kondisi existing

pada saat ini dengan melakukan komparasi secara visual di lapangan. Ketersediaan data dari studi terdahulu terutama data hydro-

oceanografi, data debit sungai, referensi dan lain-lain.

U s u l a n T e k n i s F - 7Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 8: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Permasalahan aktual pada saat ini baik secara fisik lapangan maupun

terhadap rencana pengembangan dari instansi-instansi terkait dan kaitannya dengan perubahan tata ruang serta faktual di lapangan.

F.1.5 Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)

Dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan pelaksanaan proyek guna terwujudnya suatu sasaran yang hendak di capai, maka perlu mengacu pada kebijaksanaan yang tertuang pada keputusan Presiden No. 18 tahun 2000 serta undang-undang No. 19/1999 tentang hasil kegiatan berupa proses serta persyaratan dalam pengendalian pelaksanaan proyek berupa Rencana Mutu Kontrak (RMK).

Sebagai tindak lanjut kebijaksanaan tersebut di atas, maka dikeluarkan suatu pedoman dari Direktorat Jenderal SDA melalui Surat No. PR.01.0.-DS/342 tanggal 2 Nopember 2001 perihal Pelaksanaan Penerapan Sistim Jaminan Mutu Bidang Pengairan, pada proyek pengairan Direktorat Jenderal SDA di mana diwajibkan untuk penerapan sistim jaminan mutu dengan cara penerapan mutu yang akan digunakan sebagai dokumen pengendalian proses pelaksanaan proyek.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka perlu ditetapkan prosedur yang tersusun secara sistematis dan mantap. Dengan adanya prosedur tersebut maka dapat digunakan untuk memulai efektivitas dari kegiatan pelaksanaan yang terjadi pada suatu proyek.

Sebelum kegiatan lapangan dimulai Konsultan akan membuat RMK sesuai standar yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan harus mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja. Isi dari RMK adalah semua kegiatan yang akan dilakukan beserta volume pekerjaannya, produk yang akan diserahkan konsultan kepada pemberi kerja sesuai KAK serta jadwal kegiatan proyek. Fungsi dari RMK adalah sebagai kontrol dan uji petik pemberi kerja terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh konsultan.

U s u l a n T e k n i s F - 8Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 9: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiF.3. Menentukan Beberapa Alternatif Pemecahan

Masalah

Menentukan beberapa altematif penanganan banjir secara terpadu berupa konsep-konsep serta sistem drainase yang akan dipakai disertai keuntungan dan kerugian berdasarkan data foto udara untuk diupayakan alternatif perencanaan awal mengenai bangunan-bangunan air.

F.4. Kegiatan Survey dan Investigasi

F.1.6 Pengukuran Topografi

Pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dalam pelaksanaannya melalui proses pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan, penggambaran dan penyajian data pada laporan.

Survey topografi yang dilakukan sesuai KAK adalah pengukuran sungai sepanjang ± 25 km ke arah hilir sungai Seumayam .

Berdasarkan pemahaman dan kajian yang telah diuraikan pada bab pemahaman umum proyek sebelumnya, Secara garis besar pengambilan data topografi meliputi :

1. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal.2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal.3. Pengukuran Detail Situasi.4. Pengukuran melintang.

Prosedur kerja lapangan dan studio diuraikan di bawah ini.

a) Peralatan yang diperlukan Peralatan yang akan di pakai telah memenuhi persyaratan

ketelitian (kalibrasi) dan sudah di periksa dan disetujui oleh pemberi kerja.

Theodolite T1/Wild, dipergunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka horizontal utama, baik untuk pemetaan situasi maupun pengukuran trase.

Waterpass (WP), dipergunakan untuk kegiatan pembuatan kerangka vertical dan pengukuran trase.

U s u l a n T e k n i s F - 9Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 10: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Theodolite To/Wild, dipergunakan untuk kegiatan

pemetaan situasi rincikan. EDM (Electronic Distance Measure), dipergunakan untuk

pengukuran jarak akurat poligon utama

b) Titik Referensi dan Pemasangan Benchmark (BM), Control Point (CP) dan patok kayuDalam pelaksanaan pengukuran situasi detail dan trase sungai/pantai, Konsultan akan menggunakan titik tetap yang sudah ada sebagai titik acuan (referensi) dan harus diketahui dan disetujui oleh pemberi kerja.

Untuk menunjang hasil kegiatan proyek, dilakukan penambahan benchmark baik berupa BM maupun CP di beberapa lokasi untuk menjamin akurasi pengukuran pada saat pelaksanaan konstruksi.

Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm terbuat dari beton dan Control Point (CP) berukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm atau pipa paralon diameter 4“ diisi beton cor. Keduanya dilengkapi paku/besi beton yang dipasang menonjol setinggi 1 cm pada bagian atas BM dan CP.

Penempatan CP dan BM pada posisi yang memudahkan kontrol pengukuran, aman dari gangguan manusia atau hewan, tidak mengganggu transportasi dan kegiatan rutin penduduk sekitar, diluar areal kerja/batas pembebasan tanah untuk bangunan air dan saluran, tetapi cukup mudah dicari dan berada dicakupan lokasi kerja. Patok CP dan BM dilengkapi dengan kode proyek, nama, nomor dan huruf yang akan dikonsultasikan dengan direksi.

Sesuai KAK, spesifikasi rintisan dan pemasangan patok dan patok permanen (BM dan CP) kerangka dasar pengukuran adalah sebagai berikut :

Pemasangan patok, BM dan CP dilaksanakan pada jalur-jalur pengukuran sehingga memudahkan pelaksanaan pengukuran.

BM, CP dan patok di pasang sebelum pengukuran situasi sungai/pantai dilaksanakan.

U s u l a n T e k n i s F - 10Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 11: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi BM di pasang pada setiap jarak 2.0 km dan CP di pasang

pada setiap jarak 2.0 km (berdampingan dengan BM) atau pada tempat yang diperkirakan akan di buat bangunan penanggulangan banjir. Pilar-pilar tersebut di buat dari konstruksi beton.

BM dan CP tersebut di pasang pada tempat-tempat yang aman, stabil serta mudah ditemukan.

Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat yang stabil, misalnya tanah gembur atau rawa-rawa maka pemasangan BM dan CP tersebut harus di sangga dengan bamboo/kayu.

Patok-patok di pasang maksimal setiap jarak 100 m pada bagian sungai yang lurus dan < 50 m pada bagian sungai yang berkelok-kelok (disesuaikan dengan keperluan).

Patok-patok di buat dari kayu (misal kayu gelam/dolken) dengan diameter 3 – 5 cm. Pada bagian atas patok ditandai dengan paku payung.

Jalur rintisan/pengukuran mengikuti alur sungai dan pantai. Didalam laporan topografi akan di buat buku Diskripsi BM

yang memuat, posisi BM dan CP dilengkapi dengan foto, denah lokasi, dan nilai koordinat (x, y, z).

40

2015

6520

100

Beton 1:2:3

Pasir d ipadatkan

Pen kuningan

Tulangan tiang Ø10

Sengkang Ø5-15

Pelat marmer 12 x 12

20

1020

10

Ø 6 cm

Pipa pralon PVC Ø6 cm

Nomor titik

Dicor beton

Dicor beton

7525

Benchmark Control Poin t

Gambar F. 2 Bentuk BM dan CP

c) Pengukuran kerangka dasar pemetaan.

Sebelum melakukan pekerjaan pemetaan areal Rencana sungai dan pantai baik pengukuran kerangka dasar horizontal, kerangka

U s u l a n T e k n i s F - 11Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 12: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologidasar vertikal maupun pengukuran detail situasi, terlebih dahulu dilakukan pematokan yang mengcover seluruh areal yang akan dipetakan.

Azimut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan dikoreksikan terhadap azimut magnetis.

Pengukuran Jarak

Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100 meter. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur, sangat tergantung kepada cara pengukuran itu sendiri dan keadaan permukaan tanah. Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan dengan cara seperti di Gambar F.3.

Jarak AB = d1 + d2 + d3

d1d2

d3

A

B2

1

Gambar F. 3 Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring

Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak, maka dilakukan juga pengukuran jarak optis pada saat pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

Pengukuran Sudut Jurusan

Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik.

U s u l a n T e k n i s F - 12Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 13: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Besarnya sudut jurusan dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon. Penjelasan pengukuran sudut jurusan sebagai berikut lihat Gambar F.4.

= sudut mendatarAB = bacaan skala horisontal ke target kiriAC = bacaan skala horisontal ke target kanan

Pembacaan sudut jurusan poligon dilakukan dalam posisi teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:Jarak antara titik-titik poligon adalah 50 m.Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100 meter.Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2).Selisih sudut antara dua pembacaan 2” (dua detik).Ketelitian jarak linier (KI) ditentukan dengan rumus berikut.

000.5:1

22

d

ffKI yx

Bentuk geometris poligon adalah loop.

A

B

C

AB

AC

U s u l a n T e k n i s F - 13Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 14: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiGambar F. 4 Pengukuran Sudut Antar Dua Patok.

Pengamatan Azimuth Astronomis

Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth awal yaitu:

Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon.

Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik kontrol/poligon yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya.

Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal/koordinat lokal.

Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan: Alat ukur yang digunakan Theodolite T1 Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari) Tempat pengamatan, titik awal (BM.1)

Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis pada Gambar F.5, Azimuth Target (T) adalah:

T = M + atau T = M + ( T - M )

di mana:T = azimuth ke targetM = azimuth pusat matahari(T) = bacaan jurusan mendatar ke target(M) = bacaan jurusan mendatar ke matahari = sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan jurusan ke target

U s u l a n T e k n i s F - 14Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 15: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Matahari

U (Geografi)

Target

A

M

T

Gambar F. 5 Pengamatan Azimuth Astronomis.

Pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan dengan metoda poligon dimaksudkan untuk mengetahui posisi horizontal, koordinat (X,Y ).

Adapun spesifikasi pengukuran kerangka dasar antara lain :

Pengukuran poligon adalah untuk menentukan koordinat titik-titik poligon yang digunakan sebagai kerangka pemetaan.

Pengukuran polygon sebagai kerangka kontrol horisontal dan pengukuran waterpass sebagai kerangka vertikal. Pengukuran kerangka dasar pemetaan ini harus terikat dengan benchmark referensi dan di bagi dalam beberapa loop/kring sesuai dengan kebutuhan.

Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap geodetis (titik trianggulasi) dan titik tersebut harus masih dalam keadaan baik serta mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pengontrolan sudut hasil pengukuran poligon dilakukan penelitian azimuth satu sisi dengan pengamatan matahari pada setiap jarak 2.5 km.

Sudut polygon diusahakan tidak ada sudut lancip, alat ukur yang di pakai adalah Theodolite T2 atau yang sederajat dengan ketelitian 20” dan Elektronik Distance Meter (EDM).

U s u l a n T e k n i s F - 15Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 16: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Kerangka cabang dilakukan dengan ketentuan panjang sisi

poligon maksimum 100 m. Jarak kerangka cabang diukur ketinggiannya dengan waterpass.

Selisih sudut antara dua pembacaan < 2” (dua detik). Persyaratan pengukuran poligon utama mempunyai

kesalahan sudut (toleransi) adalah 10”n detik pada loop tertutup dimana n adalah jumlah titik poligon. Pada poligon cabang toleransi kesalahan sudut adalah 20”n detik dengan n adalah jumlah titik poligon.

Salah penutup utama jarak fd <1:7.500, dimana fd adalah jumlah penutup jarak.

Pengukuran waterpass setiap seksi dilakukan pergi-pulang yang harus dilakukan dalam satu hari.

Jalur pengukuran waterpass harus merupakan jalur yang tertutup dengan toleransi kesalahan beda tinggi 10√D (mm) dimana D = panjang jarak (km).

Pengukuran sudut dilakukan dua seri (biasa dan luar biasa) muka belakang.

Jarak di ukur dengan pita ukur. Jalur poligon di buat dalam bentuk geometris poligon kring

tertutup (loop) melalui BM dan patok kayu dan bagian sungai/pantai berada dalam kring tersebut.

Gambar F. 6 Contoh Pengukuran Topografi

U s u l a n T e k n i s F - 16Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 17: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiPengukuran Waterpass

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi (Z), pada masing-masing patok kerangka dasar vertikal. Metoda pengukuran yang dilakukan ini metoda waterpas, yaitu dengan melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi yang di pilih (LWS), jalannya pengukuran setiap titik seperti diilustrasikan pada gambar 6.1. di bawah ini.

Gambar F. 7 Pengukuran waterpass

U s u l a n T e k n i s F - 17Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

rambu

P1P2

P3LWS=0,00

Page 18: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiSpesifikasi Teknis Pengukuran Waterpass adalah sebagai berikut :

1) Maksud pengukuran waterpass adalah untuk menentukan ketinggian titik-titik (BM, CP dan patok-patok) terhadap bidang referensi tertentu yang akan digunakan sebagai jaring sipat datar pemetaan.

2) Alat ukur yang dipakai adalah Automatic Level NAK-2 atau yang sederajat dan rambu ukur alumunium 3 m.

3) Jalur pengukuran di bagi menjadi beberapa seksi.4) Tiap seksi di bagi menjadi slag yang genap.5) Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan

rambu belakang menjadi rambu muka.6) Pengukuran waterpass dilakukan dengan cara double stand,

ring. Panjang seksi-seksi pengukuran waterpass antara 1,00 – 2,20 km.

7) Toleransi kesalahan pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm.

8) Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon dan meliwati (BM).9) Toleransi salah penutup tinggi (Sp) < 10 mm D, Dimana :

i. n = Salah penutup tinggi.ii. D = Jarak dalam satuan km.

10)Pengukuran waterpass diikatkan pada titik tetap ketinggian geodetis yang ada di dekat daerah pengukuran atau titik referensi lain yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

11)Pembacaan rambu dengan tiga benang (benang atas, tengah dan bawah).

12)Pengukuran sifat datar ini dilakukan melalui titik-titik poligon dan patok lainnya yang digunakan untuk pengukuran situasi dan profil melintang sungai/pantai.

Pengukuran Situasi Detail

Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan pengukuran situasi dengan metoda pengukuran Tachymetri. Adapun spesifikasi teknis pengukuran situasi detail adalah sebagai berikut :1. Alat yang digunakan theodolite T.2.

U s u l a n T e k n i s F - 18Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 19: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi2. Titik detail terikat terhadap patok yang sudah punya nilai

koordinat dan elevasi.3. Pengambilan data menyebar ke seluruh areal yang dipetakan

dengan kerapatan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan skala peta 1 : 1.000 dan 1 : 2.000.

d) Pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang sungai/pantai.Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi terukur yang dapat dipergunakan dalam perencanaan bangunan serta perkiraan volume galian dan timbunan.

Untuk mengetahui bentuk permukaan pantai dan bentuk sungai maka dilakukan pengukuran profil (cross section).

Spesifikasi pengukuran penampang memanjang dan melintang sebagai berikut :

Pengukuran dilakukan di sepanjang pantai dan sungai pada patok-patok profil yang telah dipasang.

Interval profil 50 m dan 100 m. Pengukuran profil tegak lurus pantai dan sungai. Pengukuran terikat terhadap titik poligon. Pengukuran situasi dan penampang dilakukan bersama-

sama. Alat ukur yang di pakai adalah Thedolite T0 atau yang

sederajat. Metode yang dipergunakan adalah metode tachimetri. Pengukuran dilaksanakan dengan sitem raai. Jalur raai merupakan panjang penampang melintang

sungai. Penampang melintang di buat dengan interval jarak 100

m pada bagian sungai yang lurus dan < 50 m pada bagian sungai yang berkelok-kelok atau disesuaikan dengan keperluan.

Penampang memanjang diambil pada dasar sungai yang terdalam termasuk peil-peil muka air tanah terendah, normal dan tertinggi.

U s u l a n T e k n i s F - 19Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 20: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Detail yang ada di lapangan di ukur, terutama kampung,

lembah, bukit, jembatan dan lain-lain. Setiap 50 m atau 25 m titik poligon diukur dengan meter

ukur baja dan harus diikatkan pada patok kerangka utama. Pengamatan matahari harus dilakukan setiap 2,5 km. Setiap titik poligon harus diukur ketinggiannya. Profil memanjang dan melintang dilakukan dengan interval

jarak 100 m dan pada belokan diukur setiap 50 m dengan koridor 100 m kekiri dan kekanan dari tepi sungai.

Jika trase memotong anak sungai, maka alur sungai tersebut harus di ukur profil melintangnya.

Titik detail trase di ambil dari data profil melintang, sedangkan detail lainnya yang ada diantara profil melintang harus di ukur dengan cara dirincikan sehingga kerapat titik detail 2 cm pada petanya.

Pengukuran penampang melintang sungai untuk lebar B ≤ 100 m dapat dilakukan dengan menggunakan waterpass atau To untuk lebar > 100 m akan dilakukan beberapa titik di tepi sungai berjarak 25 – 50 m dari muka air sungai sedangkan profil sungai akan diukur dengan sistim colokan jika kedalaman air h ≤ 3 m, jika h > 3 m dilakukan dengan echosounder.

Titik-titik pengukuran penampang melintang direncanakan seperti gambar berikut :

Gambar F. 8 Profil Melintang Sungai

U s u l a n T e k n i s F - 20Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

AsTepi kiri

Tepi kanan

Bts Koridor Bts Koridor

AsTepi kiri

Tepi kanan

Bts Koridor Bts Koridor2,5 m

2,5 m

Colok / Echosounder

Page 21: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Gambar F. 9 Profil Melintang Sungai untuk Lebar Sungai B > 100 m

Gambar F. 10 Profil Melintang Pantai

U s u l a n T e k n i s F - 21Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

P1

rambu

Page 22: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiVolume pekerjaan topografi

Tabel F. 3 Volume pekerjaan pengukuran

Jenis kegiatan Volume

Situasi sungai. Sepanjang ± 30 km koridor 150 m kiri & kanan dari tepi sungai.

Situasi Pantai. Untuk bathimetri sepanjang ± 4 km dengan koridor jarak ke arah laut 2,00 km sampai kedalaman – 8 m atau di luar surf zone.

Patok tetap Bench Mark (BM) = 20 buah.

Control Point (CP) = 20 buah.

Pengukuran waterpass utama. 50 km.

Pengukuran poligon utama. 50 km.

Penampang sungai dan pantai interval 50 m & belokan.

500 buah.

Perhitungan hasil ukur

Perhitungan harus dilaksanakan di lapangan, dengan kontrol perhitungan oleh pengawas lapangan dan tiap selesai 1 hari pengukuran data diserahkan untuk di cek dan dibubuhi paraf oleh pengawas lapangan.

Perhitungan dilakukan 2 (dua) kali, yaitu perhitungan sementara dan perhitungan definitif. Perhitungan data lapangan merupakan perhitungan sementara untuk mengetahui ketelitian ukuran. Perhitungan definitip adalah perhitungan yang sudah menggunakan hitungan perataan oleh tenaga ahli geodesi. Hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran.

Setiap hasil perhitungan harus diasistensikan dan disetujui supervisor lapangan.

Semua data azimuth hasil pengamatan matahari harus di pakai dalam perhitungan, jika ada yang tidak di pakai harus ada persetujuan dengan direksi.

U s u l a n T e k n i s F - 22Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 23: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Semua titik kerangka utama/cabang harus di hitung

koordinat dan ketinggiannya. Semua data ukur asli dan perhitungan perataannya

diserahkan ke direksi pekerjaan.Penggambaran

Penggambaran hasil pengukuran mengacu kepada standard penggambaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan.

Penggambaran draft dapat dilaksanakan dengan penggambaran secara grafis, dengan menggunakan data ukur sudut dan jarak.

Penggambaran peta situasi definitif dilakukan, setelah hasil perhitungan definitif selesai dilaksanakan sehingga koordinat sebagai kerangka horizontal dan spot height sebagai kerangka vertikal telah dilakukan hitungan perataannya.

Penggambaran peta situasi sungai skala 1 : 2.000 dengan interval kontur 0,50 m di buat pada kertas kalkir ukuran A1.

Peta ikhtisar skala 1 : 10.000 s/d 1 : 25.000 dengan interval kontur 1,0 m di buat pada kertas kalkir ukuran A1.

Penggambaran profil memanjang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan skala (V) 1 : 1 : 200, penggambaran profil melintang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan skala (V) 1 : 1 : 200.

Semua titik koordinat kerangka utama dan cabang di gambar dengan sistem koordinat.

Indek kontur di tulis setiap garis kontur. Kontur di kampung di gambar tidak boleh putus. Sistem grid yang di pakai adalah sistem proyeksi UTM.

F.1.7 Pengambilan Contoh Sedimen

U s u l a n T e k n i s F - 23Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 24: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiKegiatan pekerjaan pengambilan sedimen ini dilakukan terhadap contoh sedimen layang pantai. Pengambilan contoh sedimen dilakukan di sepanjang pantai dan juga dilakukan pengambilan contoh sedimen di lokasi pengukuran arus. Selanjutnya contoh sedimen layang ini di periksa dan di analisis di laboratorium.

F.1.8 Survey Hidrologi-Hidrometri Sungai

Pekerjaan survai hidrologi & hidrometri dimaksudkan untuk memperoleh data lapangan (primer dan sekunder) tentang karakteristik sungai, anak/cabang sungai yang akan mendukung dalam analisis hidrologi maupun hidrolika.

Kegiatan survai hidrologi meliputi :

a) Pengumpulan data curah hujan terbaru minimum selama 10 tahun dari beberapa stasiun-stasiun terdekat minimum 3 stasiun pos hujan.

b) Pengumpulan data klimatologi lainnya terbaru minimum selama 5 tahun dari stasiun-stasiun terdekat.

c) Pengumpulan data/informasi banjir (tinggi, lamanya perkiraan luas genangan dan dampaknya).

d) Pengumpulan data yang berkaitan dengan karakteristik DPS antara lain : keadaan vegetasi daerah pengaliran, sifat dan jenis tanah dan debit rata-rata pada waktu keadaan normal, tahun kering dan tahun basah.

Kegiatan survai hidrometri meliputi :

Pengukuran kecepatan aliran.

Pengukuran kecepatan aliran sungai dilakukan pada bagian aliran (di sungai) yang tidak terpengaruh pasang surut, kegiatan pengukuran dilakukan di 3 titik yang ditempatkan di hulu sungai, hilir sungai dan sungai cabang dengan ketentuan sebagai berikut :

U s u l a n T e k n i s F - 24Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 25: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi1. Jika kedalaman air > 0,50 m, di pakai alat Current

Meter.Untuk kedalaman aliran > 1,50 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada kedalaman 0,20, 0,60 dan 0,80 dari kedalaman aliran untuk masing-masing lokasi (bagian tengah dan pinggir aliran).

Untuk kedalaman aliran antara 0,50 – 1,50 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada kedalaman 0,50 m dari kedalaman aliran pada bagian tengah aliran.

2. Jika kedalaman aliran < 0,50 m, di pakai alat metode pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung.

3. Interval pias pengukuran terhadap lebar permukaan sungai adalah : B < 50 m, jumlah 3 pias.B = 50-100 m, jumlah 4 pias.B = 100 – 200 m, jumlah 5 pias.B = 200 – 400 m, jumlah 6 pias.

4. Kedalaman pengukuran (D) dan perhitungan kecepatan rata - rata (Vm) : D < 0.60 m, satu titik pengukuran, Vm = V0.6

D = 0.60 – 1.50 m, dua titik pengukuran, Vm = ½ (V0.2 + V0.8)

D > 1.50 m, tiga titik pengukuran, Vm = ¼ (V0.2 +2V0.6

+ V0.8)

5. Pengukuran penampang sungai di titik pengukuran debit.

6. Pengikatan muka air sungai dan bak ukur muka air (peil schaal) dengan patok topografi untuk mendapatkan kesatuan sistim elevasi tanah dengan muka air.

7. Pengamatan muka air sungai khususnya di hilir sungai (titik pengukuran debit) tiap 1 jam selama 24 jam saat pasang tinggi (spring tide) dan pasang rendah (neap

U s u l a n T e k n i s F - 25Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 26: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologitide) berdasarkan data HIDRAL (Hidro Oceanografi AL) di pelabuhan terdekat.

Pengambilan Contoh Sedimen.

Contoh sedimen yang di ambil terdiri dari sedimen layang dan material dasar, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika ketinggian air > 1,00 m maka pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan menggunakan alat Suspended Sampler (untuk sedimen layang) dan Bed Material Sampler (untuk material dasar).

2. Jika ketinggian air < 1,00 m maka pengambilan contoh sedimen dilakukan dengan tabung sample (untuk sedimen layang) dan Bed Material Sampler (untuk material dasar).

3. Pengambilan contoh sedimen dilakukan pada bagian pinggir aliran dan tengah aliran.

4. Contoh sedimen dimasukan ke dalam tabung sample.

Pengamatan Pasang Surut Muka Air Sungai/Laut.

Pengamatan pasang surut dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Lokasi pengamatan di daerah muara sungai, dimana muka airnya tidak bergelombang/berombak baik akibat lalu lintas perahu maupun gelombang air laut.

2. Pengamatan dilakukan selama 15 hari x 24 jam berturut-turut dengan interval pengamatan setiap 1 jam.

3. Pengamatan harus maliputi pasang purnama.4. Pada lokasi pengamatan di pasang peil schaal.

F.1.9 Survey Sosial Ekonomi

Survey ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang kondisi social ekonomi penduduk setempat, survey ini dilakukan dengan cara :

Melakukan interview terhadap pihak-pihak maupun instansi terkait dengan permasalahan banjir yaitu Masyarakat setempat, Pamong Desa,

U s u l a n T e k n i s F - 26Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 27: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiKecamatan, Pemda, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan, BPS, Bappeda, Dinas Pertambangan, Dinas Kimpraswil, dan sebagainya.Menyebarkan quesioner.Survey langsung ke lokasi di mana banjir sering melanda daerah tersebut.

F.5. Analisa Data dan Upaya Penanggulangan Banjir dan Abrasi Pantai

Kegiatan analisis data, meliputi :

1. Analisis Data Topografi.2. Analisis Bathimetri.3. Analisis Hidro-Oceanografi.4. Analisis data hidrologi/hidrometri.5. Analisis Hidrolika.6. Analisis data social ekonomi.7. Analisis data sekunder lainnya.

F.1.10Analisis Data Topografi

Jenis perhitungan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Hitungan koordinat titik–titik poligon.2. Hitungan waterpass.3. Hitungan Situasi dan Cross Section.4. Hitungan Luas Areal Survey.Tenaga ahli geodesi akan melakukan perhitungan definitif dari hasil perhitungan sementara di lapangan dengan perataan dan kesalahan pengukuran kurang dari yang disyaratkan di dalam KAK, hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran dimana produk yang harus diserahkan antara lain :

Peta situasi skala 1 : 5.000, gambar penampang melintang skala H = 1 : 2.000 dan V = 1 : 200 dan penampang memanjang skala H = 1 : 2.000 dan V = 1 : 200. Peta ikhtisar di gambar dengan skala 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 25.000.

U s u l a n T e k n i s F - 27Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 28: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiHasil perhitungan dan diskripsi BM akan di buat laporan topografi serta bersama dengan data ukur asli diserahkan kepada pemberi kerja.

1. Perhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat

Koordinat yang di hitung adalah koordinat kerangka dasar horisontal/titik-titik poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

Syarat Geometrik Sudut.

akhir - awal = - (n + 2) . 180 + f (1)

akhir - awal = d sin + f x (2)

akhir - awal = d cos + f y (3)

Koreksi absis . f x (4)

Koreksi ordinat . f y (5)

Dimana :

akhir = Azimut akhir.awal = Azimut awal. = Jumlah sudut ukuran. n = Jumlah titik poligon.f = Salah penutup sudut.xakhir = Absis akhir.xawal = Absis awal.Yakhir = Ordinat akhir.Yawal = Ordinat awal. d = Jumlah jarak poligon. = Azimut.f x = Salah penutup absis.f y = Salah penutup ordinat.

Koordinat definitif :

U s u l a n T e k n i s F - 28Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 29: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiHitungan Absis Definitif (x).

Xi = X(i-1) + Xi + k Xi

Xi = Absis titik ke i.

X(i-1) = Absis titik ke titik sebelum i.

Xi = Selisih absis.

Hitungan Ordinat Defenitif (y).

Yi = Y(i-1) + Yi + k YI

k Xi = Koreksi absis.

Yi = Ordinat titik ke i.

Y(i-1) = Ordinat sebelum titik i.

Yi = Selisih ordinat.

KYi = Koreksi ordinat.

U s u l a n T e k n i s F - 29Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 30: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

2. Hitungan Ketinggian/Waterpass

Langkah–langkah perhitungan ketinggian/elevasi adalah sebagai berikut :

a. Menghitung beda tinggi per seksi. Beda tinggi stand satu = h1

Beda tinggi stand 2 = h2

Beda tinggi ukuran pergi = hpr = ½ (D1+D2). Salah penutup (SP) ukuran stand satu dan stand dua tidak boleh

melebihi batas toleransi yang diizinkan (10D) , D = dalam Km.b. Jarak tiap slag , didapat dari jumlah jarak ke belakang ditambah

jarak ke muka.c. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H).

H = h1 + h2 + …………….+ hn + SP = 0

d. Menghitung tinggi : Hj = hi + hij + . Dij

3. Perhitungan Situasi Detail dan Cross Section

Data situasi dan cross section hasil pengukuran lapangan di hitung dengan metoda tachymetri. Berdasarkan ilustrasi gambar di bawah, alat berdiri pada titik A yang telah diketahui (X, Y, Z) maka titik B dapat di hitung.

Berdasarkan gambar di bawah, titik Tb dapat diketahui tingginya dari titik TA yang telah diketahui elevasinya sebagai berikut :

U s u l a n T e k n i s F - 30Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 31: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Gambar F. 11 Metode tachymetri

TB = TA + H

H =

Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus :

Dd = D Cos m

Dd = 100 (Ba - Bb) Cos2 mDimana :

TA = Tinggi titik A yang telah diketahui (X,Y,Z).

TB = Tinggi titik B yang akan ditentukan.

H = Beda tinggi antara titik A dan titik B.

Ba = Bacaan diaframa benang atas.

Bb = Bacaan diaframa benang bawah.

Bt = Bacaan diafrahma benang tengah.

TA = Tinggi alat.

D = Jarak optis [100(Ba-Bb)].

Dd = Jarak datar.

m = Sudut miring.

Az = Azimuth.

4. Penyajian Data

U s u l a n T e k n i s F - 31Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

U

Dm

Az

m

Page 32: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiData dari hasil pengukuran yang telah di hitung disajikan dalam bentuk peta Topografi dan Bathimetri dan gambar potongan melintang laut dan pantai serta sungai. Gambar-gambar lain yang di anggap perlu dengan format peta seperti dapat di lihat pada lampiran.

U s u l a n T e k n i s F - 32Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 33: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Gambar F. 12 Bagan Alir Kegiatan Survey Pengukuran Topografi

U s u l a n T e k n i s F - 33Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 34: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiF.1.11Analisis Bathimetri Sungai

1. Pengukuran Posisi Fix Point Cara Ikatan Kemuka.

Posisi fix point dengan cara ikatan ke muka dengan maksud agar koordinat fix point satu sistem dengan koordinat peta topografi seperti seperti dijelaskan sebagai berikut :

Gambar F. 13 Penentuan posisi fix point cara ikatan ke muka

Lihat Segitiga ASB

a. Penentuan Jarak Menentukan jarak DAS

DAS . sin = DAB . sin

DAS = (1)

Menentukan jarak DBS

DBS . sin = DAB . sin

U s u l a n T e k n i s F - 34Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

D AB = jarak basis

D AS D BS

A (Xa,Ya) B (Xb,Yb)

Page 35: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

DBS = (2)

b. Penentuan Absis dan Ordinat Titik S (XS, YS) Dari titik A

XS1 = XA + DAS sin AZAS

YS1 = YA + DAS cos AZAS (3) Dari titik B

YS2 = XA + DAS sin AZBS

YS2 = YB + DBS cos AZBS

Koordinat rata-rata (Sr)

(4)Dimana :

DAB = Jarak basis hasil ukuran poligon.

DAS = Jarak titik A-S.

DBS = Jarak titik B-S.

= Sudut BAS.

= Sudut ABS.

= Sudut ASB : 180 – ( + ).

Az = Azimuth.

X = Absis.

Y = Ordinat.

U s u l a n T e k n i s F - 35Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 36: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

2. Koreksi Bacaan Kedalaman.

Tiap-tiap pengukuran kedalaman dengan Echosounder harus di koreksi dengan korelasi indeks atau koreksi alat dan koreksi pasang surut. Koreksi-koreksi yang harus diberikan pada hasil pengukuran kedalaman dengan Echosounder adalah :

Koreksi alat. Koreksi kedudukan transducer terhadap permukaan air. Koreksi kedalaman karena perubahan kecepatan gelombang. Koreksi pasang surut.

Yang paling dominan diperhitungkan untuk koreksi kedalaman adalah koreksi kedudukan transducer yang ditentukan di lapangan dan kondisi posisi pasang surut selama sounding bathimetri dilakukan.

F.1.12Analisis Hidro-Oceanografi

1. Analisis Pasang Surut

Pasang surut merupakan peristiwa naik turunnya paras muka air secara periodik akibat pengaruh gaya tarik (gravitasi) benda luar angkasa seperti bulan dan matahari. Untuk memperoleh elevasi–elevasi rencana bangunan perlindungan pantai seperti sea wall, groin dan lain – lain, maka diperlukan analisis dari tabiat pasang surut yang berbasis pada data pencatatan elevasi muka air selama 15 hari pengamatan yang berhasil dikumpulkan.

Tabiat pasang surut itu berupa keteraturan yang dimiliki oleh pasang surut. Komponen pasang surut adalah gelombang singular yang memiliki amplitude, kecepatan sudut dan fase tertentu, yang mana jika seluruh komponen pasang surut ini dijumlahkan (disuperposisikan) maka akan di peroleh fungsi terhadap waktu dari pasang surut tersebut.

Dalam perhitungan analisis pasang surut ini menggunakan bantuan program computer ADMIRALTY di mana program ini memakai data hasil pengukuran tinggi muka air.

Perhitungan pasang surut akan mendapatkan 9 (sembilan) komponen pasang surut yang dominant, yang meliputi :

U s u l a n T e k n i s F - 36Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 37: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiM2 : Komponen utama bulan (semi diurnal).

S2 : Komponen utama matahari (semi diurnal).

N2 : Komponen eliptis bulan.

K2 : Komponen bulan.

K1 : Komponen bulan.

O1 : Komponen utama bulan (diurnal).

P1 : Komponen utama matahari (diurnal).

M4 : Komponen utama bulan (kuarter diurnal).

MS4 : Komponen matahari–bulan.

Tabel F. 4 Komponen Harmonik Pasang Surut.

Komponen Simbol Periode (jam) Keterangan

Utama bulan M2 12.4106Utama matahari S2 12.0000Bulan akibat variasi bulanan jarak bumi-bulan N2 12.6592Matahari-bulan akibat perubahan sudut deklinasi matahari-bulan K2 11.9673

Matahari-bulan K1 23.9346Utama bulan O1 25.8194Utama matahari P1 24.0658

Utama bulan M4 6.2103Matahari-bulan MS4 6.1033

Pasang Surut Semi Diurnal

Pasang Surut Diurnal

Perairan Dangkal

Hasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS.

Analisis data pasang surut muka air yang di laksanakan adalah sebagai berikut :

Pertama data yang di dapat di susun dalam bentuk tabel tanggal dan waktu.

Dibuat Gambar Grafik pasang surut selama pengukuran. Dihitung tinggi muka air rata-rata MSL. Menghitung besaran konstanta pasang surut, dalam hal ini

menggunakan metode Least Square. Dari konstanta pasang surut selanjutnya menentukan type

pasang surut.

U s u l a n T e k n i s F - 37Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 38: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Dengan menentukan elevasi LLWS hasil perhitungan dan

peramalan di anggap sama dengan + 0.00 yang di pakai untuk referensi seluruh elevasi pengukuran topografi dan bathimetri.

Penentuan Tipe Pasang Surut

Dengan didapatkannya nilai amplitudo dari komponen pasang surut, dapat ditentukan tipe pasang surut yang terjadi pada lokasi, yaitu dengan melakukan perhitungan Formzall (F) dengan persamaan sebagai berikut:

F =

di mana:

AO = amplitudo komponen O1

AK1 = amplitudo komponen K1

AM2 = amplitudo komponen M2

AS2 = amplitudo komponen S2

Tipe pasang surut berdasarkan angka formzall dapat dilihat pada tabel berikut.

U s u l a n T e k n i s F - 38Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 39: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Tabel F. 5 Tipe Pasang Surut.

Bilangan Formzall (F)

Tipe Pasang Surut Keterangan

F < 0.25 Pasang harian ganda (semidiurnal)Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.

0.25 < F < 1.5 Campuran, condong ke semi diurnalDalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda.

1.5<F<3.0 Campuran, condong ke diurnalDalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan 1 kali air surut dengan ketinggian yang berbeda. Kadang-kadang terjadi 2 kali air pasang dalam 1 hari dengan perbedaan yang besar pada tinggi dan waktu.

F < 3.0 Pasang harian tunggal (diurnal)Dalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan 1 kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit

Menghitung Elevasi Muka Air Rencana

Dengan menggunakan komponen pasang surut yang telah dihasilkan dapat ditentukan beberapa elevasi muka air penting. Dari beberapa elevasi muka air tersebut, dipilih salah satu muka air yang akan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan yang disebut elevasi muka air rencana.

Tabel F. 6 Elevasi Muka Air Penting.

Elevasi Muka Air Keterangan

HHWL (Highest High Water Level) Air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.

MHWS (Mean High Water Spring) Rata-rata muka air tinggi saat purnama.

MHWL (Mean High Water Level) Rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.

MSL (Mean Sea Level) Muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.

MLWL (Mean Low Water Level) Rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.

MLWS (Mean Low Water Spring) Rata-rata muka air rendah saat purnama.

LLWL (Lowest Low Water Level) Air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.

F.1.13Analisa Hidrologi dan Evaluasi DPS

Secara garis besar analisa hidrologi yang dilakukan antara lain :

1)Konsistensi data curah hujan (membuang data yang tidak sesuai, pengisian data hilang/kosong, uji konsistensi).

2)Penentuan curah hujan rencana.3)Perhitungan debit banjir.

U s u l a n T e k n i s F - 39Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 40: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi1. Konsistensi Data Curah Hujan.

Sebelum data hujan dipergunakan untuk perencanaan harus dilakukan uji konsistensi data di mana data yang tidak sesuai akibat kesalahan pencatatan dan gangguan alat pencatat perlu dikoreksi dan data yang hilang/kosong di isi dengan menggunakan pembanding pos hujan sekitar yang terdekat. Analisa yang digunakan meliputi metode ratio normal dan kurva massa ganda.

Metode statistik lain bila tidak tersedia data pembanding maka digunakan Metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). Metode ini berdasarkan data curah hujan setempat, di mana data curah hujan yang tersedia di sekitar lokasi proyek sangat terbatas.

Persamaan yang dipergunakan dalam metode ini adalah sebagai berikut :

S*0 = 0 k S*k = (Yi – Y), dengan = k = 1, 2, 3, …., n i = 1

S*k Sk

** = Dy k (Yi – Y) i = 1

Dy2 =

n Nilai statistik Q dan R : Q = maks Sk

** 0 k n R = maks Sk

** - maks Sk**

0 k n 0 k n

Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat di cari nilai Q/n dan R/n. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/n syarat dan R/n syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten.

U s u l a n T e k n i s F - 40Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 41: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi1. Curah Hujan Rencana

Analisa hidrologi untuk penentuan curah hujan rencana disesuakan dengan kebutuhan perencanaan. Analisa hidrologi yang digunakan untuk perencanaan sungai adalah curah hujan dengan periode ulang 5, 10, 25 dan 50 tahunan.

Data yang diperlukan adalah data curah hujan pos terdekat dan harus di uji konsistensinya sebelum di analisa. Syarat untuk pemilihan jenis distribusi yang sesuai untuk metode Gumbel, log normal, normal atau log Pearson Type III adalah sebagai beriku :

Tabel F. 7 Syarat pemilihan Distribusi

No. Sebaran Syarat

1. Normal Cs = 0

2. Log Normal Cs = 3 Cv

3. Gumbel Cs = 1,1396Ck = 5,4002

4. Bila tidak ada yang memenuhi syarat digunakan sebaran Log Pearson Type III

Apabila dari uji sebaran data masuk di dalam salah satu syarat tersebut di atas maka metode tersebut yang akan digunakan.

Berikut diterangkan metode distribusi yang dapat di gunakan.

Metode Gumbel :

Persamaan-persamaan dasar :

Dimana :

= Curah hujan pada periode ulang Tr.

= Periode Ulang (tahun).

= Hujan maximum rata-rata (mm).

U s u l a n T e k n i s F - 41Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 42: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi= Standar deviasi.

K = Faktor frekuensi.Persamaan faktor frekuensi :

Sn dan Yn tegantung pada jumlah data (n), yang nilainya seperti tabel berikut :

Tabel F. 8 Nilai Yn dan Sn

N Yn Sn N Yn Sn

10 0.4952 0.9496 16 0.5157 1.0316

11 0.4996 0.9676 17 0.5181 1.0411

12 0.5035 0.9833 18 0.5202 1.0493

13 0.5070 0.9971 19 0.5220 1.0565

14 0.5100 1.0095 20 0.5225 0.0628

15 0.5128 1.0206 21 0.5252 1.0696

Persamaan Ytr (reduced variate) merupakan fungsi periode ulang (T) :

U s u l a n T e k n i s F - 42Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 43: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Tabel F. 9 Nilai Ytr Berbagai Periode Ulang

Periode Ulang (T) Reduce Variate (Ytr)

2 0.3665

5 1.4999

10 2.2502

25 3.1985

50 3.9019

100 4.6001

Metode Log Pearson Type III

Log X = Log X + G.S

Dimana :

Log X = Nilai log dari X yang terjadi dengan kala ulang Tr.

Log X = Nilai log dari X rata-rata seri data X.

S = Standar devisasi/simpangan baku.

G = Faktor penyimpangan untuk kala ulang tertentu.Hasil analisis distribusi frekuensi kemudian di uji kesesuainya dengan menggunakan metode Chi Square dan Smirnov Kolmogorov.

2. Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana di hitung dengan metode hidrograf satuan atau dengan menggunakan metode Metode hidrograf satuan yang umum digunakan di Indonesia adalah Nakayasu dan Gamma-1.

Metode Nakayasu.

12 * A * Ro

Qp =

3,68 * (0,30 * Tp + T 0,3)

Dimana :

U s u l a n T e k n i s F - 43Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 44: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiQp = Debit puncak banjir (m3/detik).

Ro = Curah hujan satuan (mm).

Tp = Tg + 0,8 Tr.

Tg = 0,21 x 0,7 L L < 15 Km.

Tg = 0,40 + 0,058 x L L > 15 Km.

T0,3 = x Tg

L = Panjang alur sungai (km).

Tg = Waktu konsentrasi (jam).

Tr = Satuan waktu hujan, diambil 1 jam.

= Koefisien, untuk daerah pengaliran biasa diambil nilai 2.

Metode Gamma I.

Qt = Qp . e–(t/k)

Tr = 0,43 (l/100SF)3 + 1,0665 SIM + 1,2775

Qp = 0,1836 A0,5886 TR-0,4008 JN0,2381

TB = 27,4132 TR0,1457 S-0,0986 SN0,7344 RUA0,2574

K = 0,5617 A0,7198 S-0,1446 SF-1,0697 D0,0452 Dimana :

Qt = Debit pada jam ke-t (m3/detik).

Qp = Debit puncak banjir (m3/detik).

t = Waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam).

TR = Waktu naik (jam).

TB = Waktu dasar (jam).

K = Koefisien tampungan (jam).

L = Panjang sungai utama (km).

D = Kerapatan jaringan lurus (km/km2).

SF = Faktor sumber, perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjang sungai semua tingkat.

SN = Frekuensi sungai, perbandingan antara jumlah segmen sungai tingkat 1 dengan jumlah sungai semua tingkat.

U s u l a n T e k n i s F - 44Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 45: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiWF = Faktor lebar, perbandingan antara lebar DPS yang di

ukur dari titik di sungai yang berjarak ¼ L dari tempat pengukuran.

SIM = Faktor simetris, hasil kali antara faktor lebar (WF) dengan luas relatif DAS sebelah hulu (RUA).

JS = Jumlah pertemuan sungai.

S = Kemiringan slope sungai rata-rata.

3. Analisa Hidrolika Sungai

a. Hidrolika Sungai

Analisa hidrolika sungai akan dilakukan dengan simulasi menggunakan program soft ware Duflow atau HEC-2 water surface profiles. Input dari software tersebut antara lain adalah jarak tiap section, profil sungai tiap profil, debit input di hulu sungai dan di anak sungai serta fluktuasi muka air di hilir sungai. Outputnya adalah profil muka air sungai tiap section sesuai berbagai input periode ulang banjir, kecepatan aliran masing-masing section. Dengan berbagai skenario perencanaan maka dapat ditetapkan perlakuan yang sesuai untuk daerah proyek dan dapat dapat diketahui sensitivitasnya.

Persamaan dasar perhitungan hidrolika sungai :

WS2 + (α2V22)/2g = WS1 + (α1V12)/2g + he he = L.Sf + C (α2V22)/2g - (α1V12)/2g C = 32,6 log ((12,2R)/k)

Dimana :

WS1, WS2 = Elevasi permukaan air (m).

V1, V2 = Kecepatan rata-rata di hilir section (total debit : total luas aliran).

α1, α2 = Koefisien kecepatan.

g = Percepatan gravitasi (m/dt2).

he = Kehilangan energi (m).

L = Panjang ruas tiap section.

Sf = Rata-rata kemirngan energi akibat kekasaran.

U s u l a n T e k n i s F - 45Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 46: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiC = Koefisien kekasaran chezy

R = Jari-jari hidrolis (m).

K = kekasaran ekivalen (m).

Gambar F. 14 Sketsa Persamaan Energi

b. Tanggul Banjir

b.1. Kegunaan

Tanggul di pakai untuk melindungai daerah irigasi dari banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai, pembuang yang besar atau laut. Biaya pembuatan tanggul banjir bisa menjadi sangat besar jika tanggul tersebut panjang dan tinggi. Karena fungsi lindungnya yang besar terhadap daerah irigasi dan penduduk yang tinggal di sekitar daerah tersebut, maka kekuatan dan keamanan tanggul harus benar-benar diselidiki dan direncanakan sebaik-baiknya.

U s u l a n T e k n i s F - 46Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Grs energi

Dasar sungai

Muka air

WS2

α2V22/2g

WS1

11

α1V12/2g

he

Page 47: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

b.2. Bahan

Biasanya tanggul dibuat dari bahan timbunan yang di gali di dekat atau sejajar dengan garis tanggul. Apabila galian di buat sejajar dengan lokasi tanggul, maka penyelidikan untuk pondasi dan daerah galian dapat dilakukan sekaligus. Untuk tanggul-tanggul tertentu, mungkin perlu membuka daerah sumber bahan timbunan khusus di luar lokasi tanggul dan mengangkutnya ke lokasi. Jika kondisi tanah tidak stabil, mungkin akan lebih ekonomis untuk memindahkan lokasi tanggul daripada menerapkan metode pelaksanaan yang mahal.

The United Soil Classification System (lihat KP–06 Parameter Bangunan) memberikan sistem yang sangat bermanfaat untuk menentukan klasifikasi tanah yang perlu diketahui dalam pelaksanaan tanggul dan pondasi.

c. Trase

Tanggul di sepanjang sungai sebaiknya direncanakan pada trase pada jarak yang tepat dari dasar air rendah. Bila hal ini tidak mungkin, maka harus di buat lindungan terhadap erosi di sepanjang tanggul.

Adalah perlu untuk membuat penyelidikan pendahuluan mengenai lokasi tanggul guna menetukan hal-hal sebagai berikut :

1) Perkiraan muka air banjir (tinggi dan lamanya).2) Elevasi tanah yang akan dilindungi.3) Hak milik penduduk sekitar yang akan terkena pembangunan

tanggul.4) Masalah-masalah fisik yang mungkin akan dijumpai, terutama

kondisi tanah karena hal ini erat hubungannya dengan kebutuhan pondasi dan galian timbunan.

5) Tata guna tanah dan peningkatan tanah pertanian guna menilai arti penting daerah yang akan dilindungi dari segi ekonomi.

U s u l a n T e k n i s F - 47Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 48: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

d. Tinggi Jagaan

Tinggi rencana tanggul (Hd) adalah merupakan jumlah tinggi muka air rencana (H) di tambah tinggi jagaan (Hf). Ketinggian yang direncanakan itu termasuk tinggi jagaan untuk kemungkinan penurunan tanggul (Hs), yang akan bergantung pada pondasi serta bahan yang di pakai dalam pelaksanaan. Tinggi muka air rencana yang sebenarnya didasarkan pada profil permukaan air.

Tinggi jagaan (Hf) merupakan longgaran yang ditambahkan untuk tinggi muka air yang di ambil, termasuk atau tidak termasuk tinggi gelombang. Tinggi minimum jagaan tanggul sebaiknya diambil 0,60 m.

Gambar F. 15 Tinggi Jagaan

e. Lebar Atas

Bagi tanggul tanah yang direncanakan untuk mengontrol kedalaman air < 1,50 m, lebar atas minimum tanggul dapat di ambil 1,50 m. Jika kedalaman air yang akan di kontrol lebih dari 1,50 m, maka lebar atas minimum sebaiknya di ambil 3,00 m. Lebar atas di ambil sekurang-kurangnya 3,00 m jika tanggul di pakai untuk jalur pemeliharaan.

f. Kemiringan Talud

Pada tabel di bawah ini diberikan harga-harga kemiringan talud. Penggunaan harga-harga tersebut dianjurkan untuk tanggul tanah homogen pada pondasi stabil yang tingginya kurang dari 5,00 m.

Jika pondasi tanggul terdiri dari lapisan-lapisan lulus air atau lapisan yang rawan terhadap bahaya erosi bawah tanah (piping),

U s u l a n T e k n i s F - 48Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 49: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologimaka harus di buat parit halang (cut-off trench) yang dalamnya sampai 1/3 dari kedalaman air.

Tabel F. 10 Harga-harga kemiringan samping yang dianjurkan untuk tanggul tanah homogen (USBR, 1978)

Klasifikasi Tanah Kemiringan Sungai Kemiringan Talud Tanah

GW, GP, SW, SP Lulus air, tidak dianjurkan

GC, GM, SC, SM 1 : 2.5 1 : 2.0

CL, ML 1 : 3.0 1 : 2.5

CH, MH 1 : 3.5 1 : 2.5

g. Stabilitas Tanggul

Tanggul yang tingginya lebih dari 5,00 m harus di check stabilitasnya dengan metode stabilitas tanggul yang di anggap sesuai. Metode perhitungan stabilitas tanggul yang disarankan sesuai dengan Parameter Bangunan pada KP–06.

Apabila tanggul melintas saluran lama, maka dasar tanggul harus diperlebar di bagian samping luar. Lebar tambahan ini sekurang-kurangnya sama dengan tinggi tanggul (Hd) di atas elevasi tanah asli. Bagian atas dasar yang diperlebar sebaiknya tidak kurang dari 0,30 m di atas elevasi tanah asli serta kemiringannya harus cukup agar air dapat melimpas dari tanggul. Kemiringan timbunan tambahan tidak boleh lebih curam dari kemiringan asli tanggul.

Gambar F. 16 Profil Melitang Tanggul

U s u l a n T e k n i s F - 49Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 50: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Untuk tanggul dengan kedalaman air rencana (H) lebih dari 1,50 m, maka tempat galian bahan harus cukup jauh dari tanggul agar stabilitasnya dapat di jamin. Garis yang di tarik dari garis air rencana pada permukaan tanggul melalui pangkal asli tanggul (kalau diperlebar) sebaiknya lewat dari bawah potongan melintang galian bahan.

Jika tanggul mempunyai lebar atas yang kecil/sempit, maka bahu (berm) bagian tambahan harus cukup lebar guna meng-akomodasi jalur pemeliharaan selama muka air mencapai ketinggian kritis. Fasilitas ini harus disediakan di semua potongan jika bagian atas tanggul tidak di pakai sebagai jalur pemeliharaan.

Galian bahan yang ada di sepanjang tepi air harus di buat dengan interval tertentu guna memperlambat kecepatan air yang mengalir di sepanjang pangkal timbunan. Galian semacam ini juga berfungsi sebagai tempat penyeberangan alat-alat pemeliharaan selama muka air rendah. Intervalnya tidak lebih dari 400 m dan lebar minimum 10 m.

h. Kemiringan Talud

Fasilitas pembuang harus disediakan untuk tanggul yang harus menahan air untuk jangka waktu yang lama (tanggul banjir biasanya tidak diberi pembuang).

Pembuang terdiri dari :

1. Parit di pangkal tanggul.2. Saringan pemberat (reverse filter), baik yang

direncanakan sebagai pembuang pangkal tanggul maupun sebagai selimut.

U s u l a n T e k n i s F - 50Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 51: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Gambar F. 17 Kemiringan Talud Tanggul

f. Kemiringan Talud

Lindungan.

Lindungan lereng terhadap erosi oleh aliran air, baik yang berasal dari air hujan maupun air sungai, bisa berupa tipe-tipe sebagai berikut :

Rumput. Pasangan batu kosong. Pasangan batu (lining). Bronjong.Rumput pelindung yang memadai hendaknya diberikan pada permukaan-permukaan tanggul untuk melindunginya dari bahaya erosi akibat limpasan air hujan pada tanggul.

Sedangkan jenis-jenis lindungan lainnya di pakai untuk perlindungan terhadap aliran air di sungai atau saluran. Karena Ketiga jenis yang lain ini cukup mahal, sehingga hanya digunakan untuk bentang pendek.

2. Evaluasi DPS

Dari data tataguna lahan, peta rupa bumi serta peta geologi akan dapat diketahui perubahan DPS sehingga dapat di

U s u l a n T e k n i s F - 51Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 52: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologianalisa pengaruh perubahan tataguna lahan dengan karakteristik debit sungai. Di DPS akan diidentifikasi daerah kritis longsoran maupun daerah kritis yang perlu reboisasi. Analisa DPS dilakukan dengan menggunakan metode analisa watersheed management di mana ada kesinkronan antara penggunaan lahan dengan recovery lingkungan alami atau dalam istilah pembangunan yang berkelanjutan.

F.1.14Analisa Hidrolika

Analisa hidrolika dilakukan untuk menganalisa type, dimensi dan posisi saluran sehubungan dengan pengaliran sejumlah volume air tertentu dalam waktu tertentu.

a. Bentuk penampang

Penampang umumnya digunakan bentuk:

Trapesium Segi empatUntuk perencanaan saluran dianjurkan perbandingan antara lebar dasar saluran b dan tinggi air h sebagai berikut.

Tabel E. 1 Pendekatan perbandingan dasar dan tinggi saluran.

Q dalam m3/det b:h0-0,5 1,0

0,5-1,0 1,51,0-1,5 2,01,5-3,0 2,53,0-4,5 3,04,5-6,0 3,56,0-7,5 4,07,5-9,0 4,59,0-11 5,0

b. Radius Hidrolika (R)

meter Dimana :

F = Luas penampang basah dalam m2O = Keliling panampang basah dalam m

c. Kecepatan air rata-rata (V)

U s u l a n T e k n i s F - 52Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 53: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiUntuk menentukan kecepatan air mengalir rata-rata biasa digunakan rumus Manning.

m/det

Nilai-nilai koefisien kekasaran Manning selain dari tabel E.2 disajikan pula pada tabel E.3,E.4, dan E.5.

Tabel E. 2 Koefisien kekasaran Manning (n) sesuai bahan saluran.

Dinding saluran Kondisi nkayu papan-papan rata, dipasang rapi 0,010  papan-papan rata, kurang rapi/tua 0,012  papan-papan kasar, dipasang rapi 0,012  papan-papan kasar, kurang rapi/tua 0,014Metal Halus 0,010  Dikeling 0,015  Sedikit Kurang rata 0,020pasangan batu Plesteran semen 0,010  plesteran semen dan pasir 0,012  beton dilapis baja 0,012  beton dilapis kayu 0,013  batu bata kosongan yang baik, kasar 0,015  pasangan batu, keadaan jelek 0,020batu kosongan halus, dipasang rata 0,013

 batu pecah, batu belah, dipasang dalam semen 0,017

  kerikil halus, padat 0,020sumber: Hidrologi, imam Subarkah

Tabel 4. 1 Koefisien kekasaran Manning (n) sesuai kondisi saluran.

No Type saluran Baik sekali Baik Sedang Jelek

I SALURAN BUATAN        1 saluran tanah, lurus teratur 0,017 0,020 0,023 0,0252 saluran tanah, yang dibuat dengan excavator 0,023 0,028 0,030 0,0403 saluran pada dinding batuan, lurus, teratur 0,023 0,030 0,033 0,0354 saluran pada dinding batuan, tidak lurus, tidak teratur 0,035 0,040 0,045 0,0455 saluran batuan yang diledakan, ada tumbuh-tumbuhan 0,025 0,030 0,035 0,0406 dasar saluran dari tanah, sisi saluran berbatu 0,028 0,030 0,033 0,035

U s u l a n T e k n i s F - 53Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 54: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi7 saluran lengkung, dengan kecepatan aliran rendah 0,020 0,025 0,028 0,030

II SALURAN ALAM        8 bersih. Lurus, tidak berpasir, tidak berlubang 0,025 0,028 0,030 0,0339 seperti No 8, tapi ada tumbuhan, atau kerikil 0,030 0,033 0,035 0,040

10 melengkung, bersih, berlubang dan berdinding, pasir 0,033 0,035 0,040 0,04511 seperti NO 10, dangkal tidak teratur 0,040 0,045 0,050 0,05512 seperti No 10, berbatu dan ada tumbuh-tumbuhan 0,035 0,040 0,045 0,05013 seperti no 11, sebagian berbatu 0,045 0,050 0,050 0,06014 aliran pelan, banyak tumbuh-tumbuhan dan berlubang 0,050 0,060 0,070 0,08015 banyak tumbuh-tumbuhan 0,075 0,100 0,125 0,150

III SALURAN BUATAN, BETON ATAU BATU KALI        16 saluran pasangan batu, tanpa finishing 0,050 0,030 0,033 0,03517 seperti no 16 tapi dengan finishing 0,017 0,020 0,025 0,03018 saluran beton 0,014 0,016 0,019 0,02119 saluran beton halus rata 0,010 0,011 0,012 0,01320 saluran beton pracetak dengan acuan baja 0,013 0,014 0,014 0,01521 saluran beton pracetak dengan acuan kayu 0,015 0,016 0,016 0,018

sumber : Binkot, Bina Marga

Tabel 4. 2 Koefisien kekasaran Manning saluran bertepi kukuh.

No Permukaan Harga n yang disarankan

1 kayu 0,011-0,0142 plester semen 0,0113 beton 0,012-0,0174 batu bata 0,0145 pasangan batu 0,017-0,0256 batu pecah 0,035-0,04

Sumber : Aliran Melalui SaluranTerbuka

d. Debit kapasitas saluran (Q)

Kapasitas saluran ini harus lebih besar daripada debit rencana:

e. Hukum yang mengatur aliran drainase

1. Hukum Bernoulli

U s u l a n T e k n i s F - 54Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 55: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiSelama aliran drainase bersifat steady yaitu debit pada suatu kurun waktu peninjauan tetap tidak berubah, maka aliran drainase akan mengikuti Persamaan Bernouli yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Aliran antara dua tampang yang berdekatan.

Besaran yang ada diantara dua tampang aliran tersebut diperbandingkan dengan cara membuat beberapa garis timbang sebagai berikut:

Garis referensi, berada paling bawah berupa garis datum horisontal. Besaran lain diukur dari garis referensi ini.

Garis dasar saluran, menggambarkan dasar saluran terbuka, kemiringan dasar saluran ini terhadap garis referensi dinyatakan dengan S.

Garis muka air, menggambarkan muka air aliran pada saluran terubuka, kemiringan garis muka air terhadap garis referensi dinyatakan dengan Sw.

Garis tinggi tekan, diperoleh setinggi muka air ditambah dengan tinggi kecepatan, kemiringan garis tinggi tekan ini terhadap garis referensi dinyatakan dengan Sf, beda elevasi antara ujung garis hulu-hilir dinyatakan dengan hf.

Hubungan antara hulu dan hilir aliran menurut rumus berikut:

U s u l a n T e k n i s F - 55Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 56: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiDimana:

z = ketinggian dasar saluran diukur dari garis referensi

y = kedalaman aliran diukur dari dasar saluran

v2/2g = tinggi kecepatan aliran.

hf = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan aliran dengan dinding dan dasar saluran.

2. Phenomena aliran normal dan kritisa. Aliran sub critical hnormal >> hkritis

Pada kemiringan dasar yang sangat landai, aliran akan stabil pada ketinggian normal yang sangat dalam. Pada ambal terjadi kedalaman kritis, yangdiikuti dengan terjunan bebas. Pada dasar sangat landai ini terdapat hnormal >> hkritis.

b. Aliran subcritical hnormal > hkritis

Bilamana kemiringan dasar dibuat lebih landai, maka aliran akan stabil pada ketinggian normal yanglebih dangkal dibanding keadaan a tersebut diatas. Adapun kedalaman kritis pada ambal terjunan bebas bearnya tetap.

c. Aliran critical hnormal = hkritis

Dengan membuat kemiringan dasar diperbesar, maka pada suatu saat aliran akan stabil pada ketinggian normal sama dengan kedalaman kritis. Aliran semacam ini disebut aliran kritis.

d. Aliran supercritical hnormal << hkritis

Kemiringan dasar yang sangat curam akan memberikan ketinggian normal yang sangat rendah (hnormal << hkritis). Aliran semacam ini disebut aliran supercritical.

3. Hukum enersi spesifik minimum

U s u l a n T e k n i s F - 56Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 57: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiGambar dibawah menunjukkan bahwa kurva untuk debit tetap sebesar Q m3/detik:

Jika secara berangsur-angsur kemiringan dasar diubah menjadi curam, maka titik pada curva akan lengser secara berangsur-angsur pula dari a-b-c-d. perubahan ini diikuti oelh peralihan kondisi aliran dari subcritical – critical – supercritical.

Sebaliknya jika secara berangsur-angsur,kemiringan dasar diubah menjadi lebih landai, maka titik pada curva akan lengser perlahan-lahan dari d-c-b-a. perubahan ini diikuti oleh peralihan kondisi aliran dari supercritical-critical-subcritical.

Gambar F. 18 Kurva enersi spesifik.

Syarat tercapainya kondisi aliran critical;

Enersi spesifik adalah ketinggian garis tinggi tekan diukur dari dasar saluran, sebagai berikut:

Agar E minimum, maka diferensial terhadap y, dimana Q tetap, harus = 0. jadi syarat terjadinnya kedalaman kritis adalah:

U s u l a n T e k n i s F - 57Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 58: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

4. Rumus ManningRumus Manning yang memberikan besarnya kecepatan aliran normal,banyak dipakai di Indonesia:

Di mana:

V = kecepatan aliran normal (m/detik)

R = radius hidrolik (meter)

S = kemiringan dasar saluran.

n = koefisien kekasaran Manning (m-1/3 detik)

5. Koefisien Manning kompositBesaran koefisien Manning pada tabel F.11 berlaku untuk saluran dengan dasar dan dinding yang terbuat dari bahan yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan Koefisien Manning Komposit dengan rumus sebagai berikut:

Tabel F. 11 Koefisien kekasaran Manning (n).

U s u l a n T e k n i s F - 58Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 59: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiSumber : Drainase Perkotaan, Ir. S. Hindarko

Di mana:

nkomposit = koefisien kekasaran Manning untuk saluran dengan jenis bahan dinding dan dasar

yang berbeda.

PN = keliling dinding basah bagian saluran dengan jenis bahan 1 sampai N.

nN = koefisien kekasaran Manning untuk bagian saluran dengan jenis bahan 1 sampai N

P = Keliling basah total tampang saluran.

6. Phenomena kurva muka air pembendungan (back-water)Beberapa kondisi sistem drainase, ketinggian muka air normal tidak selalu dapat dicapai karena adanya pembendungan di bagian hilir aliran. Jenis hambatan bermacam-macam bentuknya, seperti yang dapat dilihat pada muara sistem drainase, tetapi banyak pembendungan yang terjadi secara alamiah.

1. Kurva muka air back-water

Banyak dijumpai di pantai pada sungai besar yang bermuara disebelah pantai utara Jawa. Pada umumnya aliran di muara pantai ini adalah sub-critical, karena dataran pantai yang sangat landai. Phenomena adlamiah ini menyebabkan kedalaman normal dari suatu aliran sub-critical bertambah ke arah hilir. Kurva muka air yang terjadi biasa disebut kurva muka air back-water, seperti diperlihatkan pada gambar F.19.a.

2. Kurva muka air draw-town aliran kritis

U s u l a n T e k n i s F - 59Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 60: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiPada gambar F.19.b diperlihatkan suatu aliran kritis (hnormal = hkritis) yang mengalami pembenduingan di bagian muaranya. Kurva muka air yang terjadi adalah kurva draw down, yang praktis datar.

3. Kurva loncat air

Pada gambar F.19c suatu aliran kritis (hnormal < hkritis ) yang mengalami pembendungan. Muka air seolah-olah dipaksa naik ke mercu bendung, sehingga terjadi loncat air.

Beberapa phenomena pokok yang tampak pada gambar tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kurva muka air back water yang merambat naik ke arah hulu memerlukan tanggul, supaya air tidak tumpah/ meluap di kiri dan kanan saluran dan menimbulkan banjir. Semakin besar saluran, maka semakin jauh merambat ke hulu, sehingga backwater ini dapat dirasakan.

Loncat air hanya terjadi pda aliran super critical yang mengalami dorongan untuk menaikkan muka air, sehingga melintasi garis kedalaman air kritis.

U s u l a n T e k n i s F - 60Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 61: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Gambar F. 19 Kurva muka air pembendungan.

7. Methode Direct Step untuk menghitung kurva muka airDidalam melakukan deasin sistem drainase perkotaan, besarnya debit dan kekcepatan saluran bukanlah tujuan utama. Ada hal lain yang lebih penting, yaitu prakiraan elevasi muka air banjir. Prakiraan ini perlu untuk melakukanidentifikasi daerah yang kebanjiran.

Methode Direct Step adalah cara untuk memeperkirakan mu4ka air banjir.

Cara ini dimulai dengan membagi saluran atas tampang aliran. Semkain rapat jarak antar tampang, maka semkai akurat prakiraan muka air yang akan didapat. Biasanya tampang dibagi atas jarak 50 m,s esuai dengan jarak station pengukuran topografi yang dilakukan

U s u l a n T e k n i s F - 61Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 62: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Tetapkan /asumsikan elevasi muka air salah satu tampang.

Berdasarkan hukum bernoulli, maka elevasi muka air dapat dihitung secara berurutan, dari tampang satu ke tampang berikutnya. Lihat gambar F.20.

Penerapan methode Direct Step berdasar suatu asumsi bahwa pengaliran adalah steady (debit tetap selama waktu peninjauan), dan cara ini diterapkan pada saluran drainase artifisial (buatan manusia), sehingga benuk utuh dari saluran adalah prismatik.

Gambar F. 20 Metode Direct Step.

,

,

Di mana :

x = jarak antara dua penampang yang ditinjau

Ei = enersi spesifik tampang i

So = kemiringan dasar saluran antara tampang 1 dan 2

Sf = kemiringan garis tekan antara tampang 1 dan 2.

U s u l a n T e k n i s F - 62Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 63: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiBesarnya Sf dihitung dengan rumus Manning

Bila besarnya Sf antara tampang 1 dan 2 tidak sama, maka dipakai harga rata-ratanya.

F.1.15Analisa Sosial Ekonomi

1. Kependudukan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keadaan penduduk yang menempati sekitar lokasi pekerjaan. Masalah kependudukan yang ditelaah adalah jumlah dan perkembangan penduduk, mata pencaharian, sanitasi, dan lain-lain. Data kependudukan ini berguna dalam mempertimbangkan desain yang direncanakan.

2. Penggunaan Lahan

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keadaan lahan yang telah digunakan di lokasi pekerjaan. Lahan dalam suatu pemukiman biasanya terbagi menjadi dalam 3 bagian, yaitu lahan usaha, lahan pekarangan dan lahan untuk fasilitas sosial. Produksi pertanian di lokasi pekerjaan pun perlu diketahui.

3. Sarana dan Prasarana Sosial

Prasarana sosial yang paling penting dalam suatu kawasan pemukiman adalah adanya prasarana jalan untuk menuju ke lokasi. Dengan adanya jalan tersebut arus komunikasi barang/hasil pertanian dapat berjalan lancar. Selain itu prasarana sosial lainnya pun perlu diketahui seperti sarana kesehatan, sarana ibadah, serta sarana umum lainnya.

F.1.16Penyusunan Upaya Pemanfaatan Air

Dari hasil proses analisis yang mencakup beberapa aspek data maka tahap berikutnya adalah mengkaji penyusunan upaya pemanfaatan air dengan fasilitas jenis struktur bangunan yang direncanakan. Pemanfaatan air

U s u l a n T e k n i s F - 63Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 64: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologitersebut dialokasikan untuk berbagai kepentingan masyarakat antara lain untuk pertanian, air baku, perikanan dan lain sebagainya.

F.1.17Perencanaan Teknis

Kegiatan perencanaan teknis meliputi :

Detail desain bangunan pengendali banjir. Gambar hasil desain bangunan pengendali banjir. Perhitungan volume dan rencana anggaran biaya (RAB).

Proses pelaksanaan perencanaan teknis (rinci) berpedoman pada criteria pedoman pengendalian banjir yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan.

Perencanaan detail meliputi :

1. Analisis model numeric dari upaya structural yang akan dilakukan.2. Perencanaan bangunan pengendali banjir (untuk bangunan yang

memiliki prioritas mendesak dan pendek).3. Perhitungan volume pekerjaan fisik dan analisa rencana anggaran

biaya.Perencanaan bangunan pengendali banjir mencakup perencanaan untuk menentukan :

1. Jenis dan type bangunan.2. Karakteristik hidrolis.3. Stabilitas bangunan.

F.1.18Review Detail Desain Bangunan Pengendalian Banjir

Dari berbagai hasil analisa hidrologi, geoteknik, hidrolika dan topografi, team leader dengan tenaga ahli persungaian dan ahli hidrolika akan melakukan perencanaan bangunan yang sesuai dengan hasil perhitungan tersebut. Hasil perencanaan ini akan ditindaklanjuti dengan penggambaran detail bangunan. Perencanaan pengendalian banjir menggunakan standar “Pedoman Pengendalian Banjir” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen PU.

Hasil dari perencanaan menyeluruh pengendalian banjir tersebut untuk dijadikan sebagai rencana induk pengendalian banjir sungai Randangan.

U s u l a n T e k n i s F - 64Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 65: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiF.1.19Pelaporan dan Gambar Pra Desain

Pekerjaan Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara, melalui beberapa tahapan kegiatan. Pada masing-masing tahapan ini Konsultan diwajibkan untuk melaporkan kemajuan pekerjaan yang diserahkan dalam bentuk laporan tertulis. Adapun produk laporan dari masing-masing tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :1. Laporan Rencana Mutu Design

Laporan Rencana Mutu Design akan diserahkan konsultan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah diterbitkannya SPMK dalam jumlah 3 buku.

2. Laporan Pendahuluan ( Inception Report)Laporan Pendahuluan pada intinya berisi rencana pelaksanaan pekerjaan, baik metoda maupun rencana waktu pelaksanaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dan disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.

3. Laporan Bulanan = 3 (tiga) eksemplarBerisi ringkasan progress/prestasi serta detail kerja harian, komulatif progress kerja sejak waktu berlakunya kontrak, kemudian identifikasi penyebab utama apabila terjadi keterlambatan proses, dan usulan tindakan koreksi yang harus segera ditempuh.

4. Laporan Interim = 10 (sepuluh) eksemplarBerisi ringkasan progress/prestasi sampai dengan pertengahan (50%) pekerjaan, komulatif progress kerja sejak waktu berlakunya kontrak, kemudian identifikasi penyebab utama apabila terjadi keterlambatan proses, dan usulan tindakan koreksi yang harus segera ditempuh.

5. Draft Laporan Akhir (Draft Final report)Draft Laporan Akhir berisi rangkuman laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan, beserta hasil-hasil pekerjaannya. Pada intinya Draft Laporan akhir ini berisi materi awal penyajian bagi Laporan Akhir yang dilengkapi dengan hasil-hasil pekerjaan. Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan pada bagian ini diharapkan juga dapat disampaikan rekomendasi kegiatan selanjutnya untuk penyempurnaannya. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dan disampaikan pada saat pekerjaan selesai 95%.

U s u l a n T e k n i s F - 65Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 66: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi6. Laporan Akhir (Final report)

Laporan Akhir berisi rangkuman laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan, beserta hasil-hasil pekerjaannya. Pada intinya Laporan akhir ini berisi materi penyempurnaan Laporan Draft Akhir yang dilengkapi dengan resume serta rekomendasi hasil-hasil pekerjaan. Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan pada bagian ini diharapkan juga dapat disampaikan rekomendasi kegiatan selanjutnya untuk penyempurnaannya. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dan disampaikan pada waktu akhir kontrak pekerjaan.

7. Laporan Pendukung

Laporan-laporan pendukung yang harus disiapkan konsultan adalah:a. Laporan Ringkasb. Laporan Hasil Review Perencanaan (Review Nota Desain)c. Laporan Inventarisasi Kondisi eksisting lapanganlengkap

dengan foto dokumentasid. Data Ukur Lapangan dan Hitungan (topografi)e. Data Ukur Lapangan dan Hitungan (jaringan draianse)f. Deskripsi BM/CP lengkap dengan gambar situasi dan foto-

fotog. Album Foto dokumentasih. CD-R yang berisi prosesing data berisi laporan-laporan dan

gambar-gambar.

F.1.20Gambar Detail Desain

Produk gambar detail design meliputi :

a. Album gambar yang berisikan : Gambar-gambar bangunan pengamanan erosi pantai lengkap

dengan potongan dan detail, gambar tampang memanjang dan melintang.

Desain Plan & profil sungai, skala : H = 1 : 2000 dan V = 1 : 100. Desain potongan melintang sungai, skala H = V = 1 : 200. Tipikal bangunan rencana. Peta rencana induk pengendalian banjir sepanjang 10 km.

b. Desain Note yang berisikan perhitungan-perhitungan hidrolis bangunan dan lain-lain. Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ).

U s u l a n T e k n i s F - 66Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 67: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Spesifikasi Teknis. Operasi dan Pemeliharaan.

F.1.21Diskusi/ Presentasi

Untuk menangani pekerjaan ini wajib mengadakan diskusi dengan tenaga ahli yang terlibat (intern) maupun kepada Direksi pekerjaan guna memperoleh masukan. Asistensi kepada pemberi pekerjaan diadakan minimum 1 (satu) kali setiap bulan, dengan permasalahan yang dibahas mengenai pekerjaan yang telah diselesaikan, sekaligus menyampaikan alternative pilihan, guna memperoleh persetujuan dan mengajukan program kerja selanjutnya.

Untuk memudahkan monitoring pekerjaan agar pihak Konsultan membuat buku asistensi.

Buku tersebut berisi catatan, tanggal dan bulan mengenai perintah, hasil diskusi, persetujuan dan lain-lain dengan Direksi serta sebagai catatan pihak Konsultan mengenai item/produk pekerjaan yang telah dilakukan/diselesaikan. Catatan tersebut ditanda tangani oleh pihak Direksi (Asisten Perencanaan) dan Pihak Konsultan.

Untuk setiap bagian item/bab pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Konsultan agar diasistensikan secara bertahap ke Direksi, sehingga Direksi bisa mengontrol/ mengoreksi hasil pekerjaan dengan baik.

Diskusi dan expose dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut:

a. Diskusi I

Membahas bahan-bahan inception report yang diajukan oleh Konsultan dengan pihak Direksi.

b. Diskusi II

Dilaksanakan pada saat Konsultan telah selesai menganalisa data dan menyiapkan draft review perencanaan pra detail design. Pembahasan dilaksanakan dihadapan Direksi.

U s u l a n T e k n i s F - 67Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 68: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiSetiap dan selama dilaksanakan diskusi/asistensi Konsultan membuat catatan hasil-hasildiskusi/asistensi dan daftar hadir untuk diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

c. Diskusi III.... dan seterusnya

Disamping itu Konsultan wajib mengexpose hasil perencanaan jika diundang oleh pihak proyek dengan waktu dan tempat akan itentukan kemudian

Tabel F. 12 Tempat Diskusi/Presentasi

Presentasi ke Jenis laporan Tempat Presentasi

Presentasi 1 Laporan Pendahuluan -

Presentasi 2 Konsep laporan akhir -

U s u l a n T e k n i s F - 68Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 69: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

F.1. ALUR KEGIATAN............................................................................................................................1

F.2. PEKERJAAN PERSIAPAN..................................................................................................................4

F.2.1 Pekerjaan Pendahuluan................................................................................................4

F.2.2 Pengumpulan Data Sekunder.....................................................................................5

F.2.3 Studi Pendahuluan..........................................................................................................6

F.2.4 Analisis Data dan Evaluasi Studi Terdahulu..........................................................7

F.2.5 Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)...........................................................8

F.3. MENENTUKAN BEBERAPA ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH..................................................9

F.4. KEGIATAN SURVEY DAN INVESTIGASI...........................................................................................9

F.4.1 Pengukuran Topografi...................................................................................................9

F.4.2 Pengambilan Contoh Sedimen.................................................................................24

F.4.3 Survey Hidrologi-Hidrometri Sungai......................................................................24

F.4.4 Survey Sosial Ekonomi................................................................................................27

F.5. ANALISA DATA DAN UPAYA PENANGGULANGAN BANJIR DAN ABRASI PANTAI........................27

F.5.1 Analisis Data Topografi...............................................................................................27

F.5.2 Analisis Bathimetri Sungai.........................................................................................34

F.5.3 Analisis Hidro-Oceanografi........................................................................................36

F.5.4 Analisa Hidrologi dan Evaluasi DPS........................................................................39

F.5.5 Analisa Hidrolika............................................................................................................52

F.5.6 Analisa Sosial Ekonomi...............................................................................................63

F.5.7 Penyusunan Upaya Pemanfaatan Air....................................................................63

F.5.8 Perencanaan Teknis.....................................................................................................64

F.5.9 Review Detail Desain Bangunan Pengendalian Banjir....................................64

F.5.10 Pelaporan dan Gambar Pra Desain....................................................................65

F.5.11 Gambar Detail Desain.............................................................................................66

F.5.12 Diskusi/ Presentasi....................................................................................................67

GAMBAR F. 1 BAGAN ALIR PEKERJAAN.....................................................................................................3

GAMBAR F. 2 BENTUK BM DAN CP..................................................................................................11

GAMBAR F. 3 PENGUKURAN JARAK PADA PERMUKAAN MIRING...............................................................12

GAMBAR F. 4 PENGUKURAN SUDUT ANTAR DUA PATOK............................................................................14

GAMBAR F. 5 PENGAMATAN AZIMUTH ASTRONOMIS..................................................................................15

GAMBAR F. 6 CONTOH PENGUKURAN TOPOGRAFI......................................................................................17

GAMBAR F. 7 PENGUKURAN WATERPASS....................................................................................................17

U s u l a n T e k n i s F - 69Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara

Page 70: TUGAS AKHIR - Eka Oktariyanto Nugroho | For Those … · Web viewHasil peramalan data pasang surut untuk selang 10 (sepuluh) tahun akan menggunakan program RAMPAS. Analisis data pasang

Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan MetodologiGAMBAR F. 8 PROFIL MELINTANG SUNGAI.................................................................................................20

GAMBAR F. 9 PROFIL MELINTANG SUNGAI UNTUK LEBAR SUNGAI B > 100 M.........................................21

GAMBAR F. 10 PROFIL MELINTANG PANTAI...............................................................................................21

GAMBAR F. 11 METODE TACHYMETRI.........................................................................................................31

GAMBAR F. 12 BAGAN ALIR KEGIATAN SURVEY PENGUKURAN TOPOGRAFI............................................33

GAMBAR F. 13 PENENTUAN POSISI FIX POINT CARA IKATAN KE MUKA......................................................34

GAMBAR F. 14 SKETSA PERSAMAAN ENERGI..............................................................................................46

GAMBAR F. 15 TINGGI JAGAAN...................................................................................................................48

GAMBAR F. 16 PROFIL MELITANG TANGGUL..............................................................................................50

GAMBAR F. 17 KEMIRINGAN TALUD TANGGUL..........................................................................................51

GAMBAR F. 18 KURVA ENERSI SPESIFIK......................................................................................................57

GAMBAR F. 19 KURVA MUKA AIR PEMBENDUNGAN...................................................................................61

Gambar F. 20 Metode Direct Step...............................................................................................................62

TABEL F. 1 KEBUTUHAN DATA DAN PETA...................................................................................................5

TABEL F. 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER DARI DAERAH...........................................................................6

TABEL F. 3 VOLUME PEKERJAAN PENGUKURAN..........................................................................................22

TABEL F. 4 KOMPONEN HARMONIK PASANG SURUT..................................................................................37

TABEL F. 5 TIPE PASANG SURUT.................................................................................................................39

TABEL F. 6 ELEVASI MUKA AIR PENTING...................................................................................................39

TABEL F. 7 SYARAT PEMILIHAN DISTRIBUSI...............................................................................................41

TABEL F. 8 NILAI YN DAN SN.....................................................................................................................42

TABEL F. 9 NILAI YTR BERBAGAI PERIODE ULANG......................................................................................43

TABEL F. 10 HARGA-HARGA KEMIRINGAN SAMPING YANG DIANJURKAN UNTUK TANGGUL TANAH

HOMOGEN (USBR, 1978).....................................................................................................................49

TABEL F. 11 KOEFISIEN KEKASARAN MANNING (N)..................................................................................59

Tabel F. 12 Tempat Diskusi/Presentasi.......................................................................................................68

U s u l a n T e k n i s F - 70Pemetaan Foto Udara Untuk Saluran Drainase di Kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan dan Utara