Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

8

Click here to load reader

description

Corporate Governance

Transcript of Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

Page 1: Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

NAMA : LUPITA WIDYANINGRUM TUGAS AKHIR CGNPM : 1006712412

PENYELENGGARAAN RISK BASE GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(MANAJEMEN RESIKO BERBASIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

Oleh :

Lupita Widyaningrum 1006712412

Tugas Akhir bagi Mata Kuliah Tata Kelola Perusahaan

Tulisan dapat dibaca pada :

http://luphlyloephyta.wordpress.com/2013/06/14/penyelenggaraan-risk-base-good-

corporate-governance/

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

Page 2: Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

NAMA : LUPITA WIDYANINGRUM TUGAS AKHIR CGNPM : 1006712412

Penyelenggaraan Risk Based Good Corporate Governance

Good Corporate Governance (GCG) sudah banyak diimplementasikan di berbagai

perusahaan. Tapi hingga saat ini pelaksanaan GCG masih dipandang sebatas kepatuhan terhadap

berbagai regulasi pemerintah yang ditandai dengan adanya struktur dan sistem GCG. Padahal,

implementasi GCG yang sebenarnya jauh lebih luas, karena meliputi aspek pemenuhan

kepentingan shareholders dan stakeholders. Oleh karena itu, saya mengangkat tema tentang

perlunya penerapan GCG berbasis manajemen resiko. Risk management ini merupakan hal yang

ramai diperbincangkan. Penerapan risk management idealnya dilaksanakan sejalan dengan

penerapan GCG perusahaan. Untuk itu, konsep GCG dan risk management perlu digabungkan

agar saling mendukung dalam bentuk Risk Based Corporate Governance atau GCG berbasis

manajemen resiko.

Implementasi Corporate Governance berdasarkan risiko adalah suatu metodologi yang

mana pengelola GCG menggunakannya untuk memberikan keyakinan/jaminan bahwa risiko

perusahaan akan dikelola dengan baik oleh entitas melalui penarapan GCG yang efektif. Dengan

kata lain, Suatu proses yang mengelola resiko sampai pada suatu level yang dipertimbangkan

untuk dapat diterima oleh dewan direksi dan jajaran manajemen untuk bekerja secara efektif dan

efisien. GCG berbasis manajemen resiko perlu diaplikasikan pada setiap risiko yang mengancam

tercapainya tujuan organisasi, yang meliputi risiko keuangan, risiko strategis dan operasional,

baik internal organisasi maupun eksternal organisasi.

GCG berbasis resiko ini didukung pula dengan peraturan pemerintah di bidang

perseroan terbatas dan badan usaha milik Negara. Dengan memperhatikan perkembangan dunia

usaha yang semakin dinamis dan kompetitif, maka untuk lebih meningkatkan penerapan tata

kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Kementerian BUMN melakukan

penyesuaian terhadap Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli

2002 menjadi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus

2011. Dalam Permen tersebut dinyatakan, “Dalam rangka penerapan GCG, Direksi, dalam setiap

pengambilan keputusan/tindakan harus mempertimbangkan risiko usaha.dan wajib membangun

serta melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian

dari pelaksanaan program GCG”. Selain itu pada tanggal 21 Juni 2011, KNKG juga

Page 3: Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

NAMA : LUPITA WIDYANINGRUM TUGAS AKHIR CGNPM : 1006712412

mengembangkan pedoman manajemen risiko mereka dengan menerbitkan Draf Pedoman

Manajemen Risiko Berbasis Governance.

Di dalam draf KNKG tersebut dikatakan beberapa hal, mengapa diperlukan GCG

berbasis manajemen resiko. Alasan yang pertama, manajemen risiko merupakan bagian yang

tidak bisa dipisahkan dari pelaksanaan corporate governance karena peran manajemen risiko

dalam memberikan jaminan atas pencapaian sasaran keberhasilan usaha perusahaan. Kedua,

pelaksanaan manajemen risiko yang baik memerlukan prinsip-prinsip governance, seperti yang

pernah kita pelajari sebelumnya dalam mata kuliah Corporate Governance. Ketiga, risiko

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses organisasi dan kegiatan utama organisasi

ataupun proses lain organisasi. Manajemen risiko jadi bagian yang tidak terpisahkan dari

tanggung jawab manajemen, dalam memastikan tercapainya sasaran organisasi. Maka

manajemen risiko haruslah diintegrasikan sepenuhnya ke dalam good corporate governance

organisasi untuk lebih memberikan kepastian terhadap pencapaian sasaran organisasi.

Gambar 4: Operasionalisasi kerangka kerja dan proses GCG berbasis manajemen risiko

(Sumber: Draf Pedoman Manajemen Risiko Berbasis Governance. KNKG:2011)

Page 4: Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

NAMA : LUPITA WIDYANINGRUM TUGAS AKHIR CGNPM : 1006712412

Seperti yang saya katakan tadi, bahwa manajemen risiko merupakan bagian dari proses

organisasi, termasuk dalam penerapan GCG. Manajemen resiko ini harus masuk dan menjadi

bagian dari budaya organisasi, praktik terbaik organisasi, tata kelola organisasi dan proses bisnis

organisasi.

Dapat dilihat dari gambar operasionalisasi kerangka kerja GCG berbasis manajemen

resiko, bahwa proses manajemen risiko meliputi lima kegiatan, yaitu komunikasi dan konsultasi,

menentukan konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko, serta monitoring dan review,

sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Dalam aspek operasional ini dijelaskan lingkup tugas

mana yang jadi bagian level organisasi keseluruhan (korporasi) dan yang mana menjadi wilayah

tugas para pemangku risiko (divisi, departemen, proses bisnis,dll.)

Proses GCG berbasis manajemen risiko yang berada ditengah pada gambar adalah “inti

kegiatan” para pemilik risiko sedangkan kegiatan lainnya adalah “inti kegiatan organisasi”, atau

dengan kata lain merupakan tugas khusus fungsi manajemen risiko organisasi untuk

menyediakan pondasi bagi kegiatan para pemangku risiko dalam menerapkan manajemen risiko.

Pemilik risiko dalam pengertian ini adalah para Kepala Divisi/Biro, Kepala Bagian, Kepala Seksi

atau penanggung jawab proses organisasi.

Proses penerapan GCG berbasis manajemen risiko yang disarankan dalam pedoman

KNKG terdiri dari tiga aspek. Aspek structural, yaitu aspek yang memastikan arah penerapan,

struktur organisasi penerapan dan akuntabilitas pelaksanaan manajemen risiko dalam organisasi,

penyediaan sumber daya, dan sebagainya. Aspek operasional, adalah aspek yang menunjukkan

tahapan proses implementasi yang sistematis dan terarah, mulai dari pernyataan komitmen

Direksi dan Dewan Komisaris, penyusunan Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan, briefing

untuk Komisaris dan Direktur, pelatihan para pemangku risiko, hingga penerapannya. Aspek

perawatan, adalah aspek yang memastikan adanya upaya menjaga efektifitas penerapan dan

perbaikan yang berkesinambungan melalui, monitoring dan review serta audit manajemen risiko.

Secara keseluruhan, proses yang disarankan KNKG juga seperti yang diperlihatkan dalam

gambar grafik di atas.

Implementasi dalam Perusahaan

Implementasi GCG berbasis manajemen risiko kinerja misalnya diterapkan pada BUMN

Jasamarga. Penetapan komite audit, penerbitan pedoman penerapan GCG, Code of Conduct

Page 5: Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

NAMA : LUPITA WIDYANINGRUM TUGAS AKHIR CGNPM : 1006712412

(CoC), Board Manual, GCG Self Assessment serta Sistem Informasi Satuan Pengawasan Intern

(SISPI) menjadi perangkat penting dalam strategi dan penerapan GCG di Jasamarga.

Jasamarga memandang perlu untuk mengembangkan suatu sistem manajemen yang

mampu mengintegrasikan seluruh sistem pengelolaan perusahaan, mulai dari sistem perencanaan

strategik, sistem penilaian kinerja hingga sistem pelaporan perusahaan, yang mampu memberi

kepastian yang wajar tercapainya tujuan-tujuan perusahaan, dengan pemetaan risiko yang efektif

untuk pengambilan keputusan, dan sistem yang mampu menumbuhkan kesadaran akan risiko

perusahaan, yakni manajemen risiko korporat atau enterprise risk management. Implementasi

Enterprise Risk Management (ERM) ini merupakan bentuk upaya penerapan Good Corporate

Governance sejalan dengan amanat Kementrian Badan Usaha Milik Negara khususnya

Keputusan Menteri Negara BUMN No.117/2002 tentang Penerapan Good Corporate Governance

pada BUMN.

Dalam hal strategi penerapan, Jasamarga juga mengembangkan GCG for sustainable

growth. Strategi ini menggunakan pendekatan yang berbasis manajemen risiko. Jadi, risiko yang

berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan diidentifikasi dan dianalisa terlebih dahulu.

Seluruh risiko tersebut dipetakan sebagai profil risiko perusahaan. Sistem evaluasinya pun

disusun untuk mengukur kualitas penerapan GCG yang berkesinambungan. Selain

mengendalikan risiko, pemenuhan standar dan peraturan menjadi tujuan penerapan GCG di

lingkungan Jasamarga. Dengan tercapainya tujuan tersebut, ditargetkan hasil penilaian GCG

yang semakin baik akan tercapai. Dengan strategi GCG for Sustainable Growth dan GCG

berbasis resiko, mendorong Jasamarga untuk terus meningkatkan kualitas penerapan GCG dalam

operasinya.

Page 6: Tugas Akhir Cg - Lupita Widyaningrum - 1006712412

NAMA : LUPITA WIDYANINGRUM TUGAS AKHIR CGNPM : 1006712412

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan

Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-01

/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate

Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara

Draf Pedoman Manajemen Risiko Berbasis Governance. KNKG : Per-21 Juni

2011

Pedoman Tata Kelola Perusahaan Jasamarga 2011 (Code of Corporate

Governance)