Tugas Agama

download Tugas Agama

of 13

description

Tugas Agama

Transcript of Tugas Agama

MAKALAH

AGAMA ISLAM

Nama: NUR HIDAYATI

Kelas

: x - MULTIMEDIA

No.Absen:30

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahDi dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di SMK adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK pada mata pelajaran Agama Islam, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Islam mendasarkan ajarannya pada Al-Qur'an dan hadits. Al-Qur'an menjadi sumber utama hukum islam, sedangkan hadits menjadi sumber hukum kedua. Bagi umat islam, Al-Qur'an adalah kitab suci yang diyakini sebagai hudan lil al-nas dan rahmatan lil 'alamin. Al-Qur'an juga menjadi manhajul hayat (kurikulum kehidupan) bagi manusia dalam menjalani kehidupan didunia. Adapun hadits merupakan penjelas atau bayan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang sifatnya global. Tanpa pemahaman hadits secara komprehensif, umat islam tidak akan bisa memahami Al-Qur'an secara benar.A. Rumusan Masalaha. Bagaimana standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Agama Islam di SMK

b. Apa tujuan diadakan mata pelajaran Agama Islam di SMKc. Apa ruang lingkup mata pelajaran Agama Islam di SMKB. TujuanDalam menyusun makalah ini tentunya ada tujuan yang dicapai untuk sebuah keberhasilan. Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat menjelaskan tentang makna dari surah AL-MUKMIN,surahAL-BAQARAH,surah AN-NAHL,surah AZ-ZARIYATb. Dapat menjelaskan Tujuan Agama Islam di SMKc. Dapat menjelaskan ILMU TAJWID BAB IIISI

surah al-muminun ayat 12-14A. Lafal ayat () () () Artinya:Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal ) dari tanah. kemudian kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian, air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. kemudian, Kami jadika dia makhluk yang (berbentuk) lain.Maka maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. (Q.S. al Muminun/23:12-14 )B. Kandungan

Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dari sari pati tanah. Hanya saja diini terjadi perbedaan pendapat dari para ulama tentang siapa yang dimaksud dengan al insan. Mayoritas ulama menyatakan bahwa yang dimaksud al insane adalah nabi Adam a.s.pendapat ini mendasarkan argumennya pada ayat selanjutnya yang menyatakan bahwa kami menjadikannya (Adam) nutfah. Sudah mafhum (dipahami) bahwa anak keturunan Adam tercipta dari nutfah. berbeda dengan mayoritas ulama tersebut, sebagian ulama menyatakan bahwa sari pati tanah merupakan tanah yang menjadi bahan penciptaan Adam a.s. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan al insane tidaklah mungkin Adam a.s. tetapi jenis manusia.C. Perilaku yang mencerminkan

Manusia dapat membedakan yang baik dan buruk,halal dan haram Manusia dapat bersyukur kepada allah atas segala nikmat yang diberikannya.D. Arti perlafad

E. Asbabulnuzul

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pandangan Umar sejalan dengan kehendak Allah dalam empat hal, antara lain mengenai turunnya ayat, Wa la qad khalaqnal insana min sulalatim min thin {Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah} (QS: 23 al-Muminun: 12) sampai,khalqan akhar{Makhluk yang (berbentuk) lain} (QS: 23 al-Muminun: 14). Pada waktu mendengar ayat tersebut, Umar berkata: Fa tabarakallahu ahsanul khaliqin (maka Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik). Maka turunlah akhir ayat tersebut (QS: 23 al-Muminun: 14) yang sejalan dengan ucapan Umar itu.

F. Ilmu tajwid

Surah an-Nahl ayat 78A. Lafal ayat

()Artinya:Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia member kalian pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kalian bersyukur,. (Q.S. an- Nahl/16:78)B. Kandungan

Dapat ditarik benang merah bahwa ayat ini berkait erat dengan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan dan membangkitkan orang-orang yang telah meninggal pada hari kiamat nanti. logika sederhananya, jika Allah mampu mengeluarkan manusia, yang sebelumnya tidak ada, dari perut ibunya, pastilah Dia mampu mengeluarkan manusia yang sudah meninggal dari perut bumi. Selain itu, ayat ini juga mengingatkan kita bahwa pada saat kita dilahirkan dari perut ibu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. bersamaan dengan itu, Allah menganugerahkan pendengaran, penglihatan dan hati sebagai bekal bagi kita untuk meraih pengetahuan. Dengan anugerah tersebut, seharusnya membuat kita menjadi bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan tujuan penganugerahan Allah kepada kita.

C. Perilaku yang mencerminkan

Allah dengan menganugerahkan pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai bekal bagi kita untuk meraih pengetahuan. Dengan anugerah tersebut, seharusnya membat kita menjadi bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebt sesuai dengan tujuan penganugerahan Allah kepada kita.

D. Arti perlafad

E. Asbabulnuzul

Allah dalam ayat ini mengisyaratkan ciri khas manusia yang paling penting dan paling bernilai, yakni kemampuan berpikir dan mencerna sesuatu. Allah berfirman, ketika kamu lahir dari perut ibumu, kamu tidak mengetahui sesuatu pun dan apa yang kamu ketahui saat ini dicerap dengan bantuan mata, telinga dan akal yang diberikan oleh Allah kepada kamu. Lalu mengapa kalian tidak mensyukurinya?Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:1. Mengingat kembali kekurangan di masa lalu dapat menghidupkan kembali semangat manusia untuk bersyukur. Oleh karenanya, kita diperintahkan untuk menengok masa lalu agar selalu bersyukur.

2. Rasa syukur sejati akan nikmat mata, telinga dan akal adalah dengan menuntut ilmu. Karena Allah berfirman, "Kalian tidak mengetahui, Aku yang memberikan mata, telinga dan akal agar kalian bersyukur, yakni tuntutlah ilmu."

F. Ilmu tajwid

Surah al-Baqarah ayat 30

A. Lafal ayat

()Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,sesngguhnya aku hendak menjadikan khalifah dibumi. mereka berkata, mengapa engkau hendak menjadikan seorang (kholifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan menyucikan engkau? Tuhan berfirman, sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.(Q.S.al Baqarah/2:30(

B. Kandungan

Ayat ini memberikan perintah kepada manusia akan awal perencanaan atas penciptaannya oleh Allah yang pernah disampaikan-Nya kepada malaikat. Dialog spiritual yang terjadi antara Allah dan malaikat oleh ulama salaf diterima begitu saja tanpa bertanya bagaimana peristiwa itu terjadi. Namun hal ini bukan berarti kita tidak boleh membahas apa yang terkandung dalam dialog itu untuk kita bisa ambil pelajarannya.C. Perilaku yang mencerminkan

kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu melaksanakan tugasnya sesuai dengan petuntuk Allah yang memberinya tugas dan wewenang. Kebijaksanaanyang tidak sesuai dengan kehendaknya adalah pelanggaran terhadap makna dan tugas khalifahan.D. Arti perlafad

E. Asbabulnuzul

Allah SWT berkehendak untuk menciptakan Nabi Adam. Allah SWT berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. " (QS. al-Baqarah: 30)

Terdapat perbedaan pendapat berkenaan dengan makna khilafah (perihal menjadi khalifah) Nabi Adam. Ada yang mengatakan, bahwa ia sebagai khalifah dari kelompok manusia yang pertama-tama datang ke bumi di mana kelompok ini membuat kerusakan dan menumpahkan darah di dalamnya. Ada yang mengatakan, bahwa ia adalah khalifatullah, dengan pengertian bahwa ia sebagai khalifah (utusan Allah) dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan hukum-hukum-Nya, karena ia adalah utusan Allah yang pertama. Demikianlah yang kami yakini.

Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah saw tentang Nabi Adam: "Apakah ia sebagai nabi yang diutus?" Beliau menjawab: "Benar." Beliau ditanya: "Ia menjadi rasul bagi siapa? Sementara di bumi tidak ada seorang pun?" Beliau menjawab: "Ia menjadi rasul bagi anak-anaknya."

Tabir penciptaan disingkap di tengah-tengah para malaikat-Nya. Allah SWT berfirman:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau ?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'" (QS. al-Baqarah: 30)

Berkenaan dengan ayat tersebut, para mufasir memberikan komentar yang beragam. Dalam tafsir al-Manar disebutkan: "Sesungguhnya ayat-ayat ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat yang tidak dapat ditafsirkan zahirnya. Sebab, dilihat dari ketentuan dialog (at-Takhathub) ia mengandung konsultasi dari Allah SWT. Tentu yang demikian itu mustahil bagi-Nya. Di samping itu, ia juga mengandung pemberitahuan dari-Nya kepada para malaikat yang kemudian diikuti dengan penentangan dan perdebatan dari mereka. Hal seperti ini tidak layak bagi Allah SWT dan bagi para malaikat-Nya. Saya lebih setuju untuk mengalihkan makna cerita tersebut pada sesuatu yang lain."

Sedangkan dalam tafsir al-Jami' li Ahkamil Qur'an disebutkan: "Sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada para malaikat-Nya, bahwa jika Dia menjadikan ciptaan di muka bumi maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah." Ketika Allah berfirman:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, " (QS. al-Baqarah: 30)

Mereka bertanya: "Apakah ini adalah khalifah yang Engkau ceritakan kepada kami bahwa mereka akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah, ataukah khalifah selainnya?" Dalam tafsir Fi Zhilalil Qur'an disebutkan: "Sesungguhnya para malaikat melalui fitrah mereka yang suci yang tidak membayangkan kecuali kebaikan dan kesucian, mereka mengira bahwa tasbih dan mengultuskan Allah adalah puncak dari segala wujud. Puncak ini terwujud dengan adanya mereka, sedangkan pertanyaan mereka hanya menggambarkan keheranan mereka, bukan berasal dari penentangan atau apa pun juga."

Kita melihat bagaimana para mufasir berijtihad untuk menyingkap hakikat, lalu Allah SWT menyingkapkan kedalaman dari Al-Qur'an pada masing-masing dari mereka. Kedalaman Al-Qur'an sangat mengagumkan. Kisah tersebut disampaikan dalam gaya dialogis, suatu gaya yang memiliki pengaruh yang kuat.Apakah seseorang membayangkan bahwa Allah SWT berbicara dengan langit dan bumi, dan bumi dan langit pun menjawabnya sehingga terjadi dialog ini di antara mereka? Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan langit dan bumi sehingga keduanya taat. Allah SWT menggambarkan apa yang terjadi dengan gaya dialogis hanya untuk meneguhkan dalam pikiran dan menegaskan maknanya serta penjelasannya. Penggunaan gaya dramatis dalam kisah Nabi Adam mengisyaratkan makna yang dalam.

Kita membayangkan bahwa Allah SWT ketika menetapkan penciptaan Nabi Adam, Dia memberitahukan kepada malaikat-Nya dengan tujuan agar mereka bersujud kepadanya, bukan dengan tujuan mengambil pendapat mereka atau bermusyawarah dengan mereka. Maha Suci Allah SWT dari hal yang demikian itu. Allah SWT memberitahukan mereka bahwa Dia akan menjadikan seorang hamba di muka bumi, dan bahwa khalifah ini akan mempunyai keturunan dan cucu-cucu, di mana mereka akan membuat kerusakkan di muka bumi dan menumpahkan darah di dalamnya. Lalu para malaikat yang suci mengalami kebingungan. Bukankah mereka selalu bertasbih kepada Allah dan mensucikan-Nya, namun mengapa khalifah yang terpilih itu bukan termasuk dari mereka? Apa rahasia hal tersebut, dan apa hikmah Allah dalam masalah ini? Kebingungan melaikat dan keinginan mereka untuk mendapatkan kemuliaan sebagai khalifah di muka bumi, dan keheranan mereka tentang penghormatan Adam dengannya, dan masih banyak segudang pertanyaan yang tersimpan dalam diri mereka. Namun Allah SWT segera menepis keraguan mereka dan kebingungan mereka, dan membawa mereka menjadi yakin dan berserah diri. Firman-Nya:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui." (QS. al-Baqarah: 30)

Ayat tersebut menunjukan keluasan ilmu Allah SWT dan keterbatasan ilmu para malaikat, yang karenanya mereka dapat berserah diri dan meyakini kebenaran kehendak Allah. Kita tidak membayangkan terjadinya dialog antara Allah SWT dan para malaikat sebagai bentuk pengultusan terhadap Allah dan penghormatan terhadap para malaikat-Nya. Dan kita meyakini bahwa dialog terjadi dalam diri malaikat sendiri berkenaan dengan keinginan mereka untuk mengemban khilafah di muka bumi, kemudian Allah SWT memberitahu mereka bahwa tabiat mereka bukan disiapkan untuk hal tersebut.

Sesungguhnya tasbih pada Allah SWT dan menyucikan-Nya adalah hal yang sangat mulia di alam wujud, namun khilafah di muka bumi bukan hanya dilakukan dengan hal itu. Ia membutuhkan karakter yang lain, suatu karakter yang haus akan pengetahuan dan lumrah baginya kesalahan. Kebingungan atau keheranan ini, dialog yang terjadi dalam jiwa para malaikat setelah diberitahu tentang penciptaan Nabi Adam, semua ini layak bagi para malaikat dan tidak mengurangi kedudukan mereka sedikit pun. Sebab, meskipun kedekatan mereka dengan Allah SWT dan penyembahan mereka terhadap-Nya serta penghormatan-Nya kepada mereka, semua itu tidak menghilangkan kedudukan mereka sebagai hamba Allah SWT di mana mereka tidak mengetahui ilmu Allah SWT dan hikmah-Nya yang tersembunyi, serta alam gaibnya yang samar. Mereka tidak mengetahui hikmah-Nya yang tinggi dan sebab-sebab perwujudannya pada sesuatu.

Setelah beberapa saat para malaikat akan memahami bahwa Nabi Adam adalah ciptaan baru, di mana dia berbeda dengan mereka yang hanya bertasbih dan menyucikan Allah, dan dia pun berbeda dengan hewan-hewan bumi dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya yang hanya menumpahkan darah dan membuat kerusakkan. Sesungguhnya Nabi Adam akan menjadi ciptaan baru dan keberadaannya disertai dengan hikmah yang tinggi yang tidak ada seorang pun mengetahuinya kecuali Allah SWT.

F. Ilmu tajwid

Surah az-Zariyat ayat 56 A. Lafal Ayat ()Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S.az-zariyat/51:56)

B. Kandungan

Allah menegaskan dalam ayat tersebut bahwa jin dan manusia diciptakan supaya menyebah da beribadah kepadaNya. Ibadah berarti menghambakan diri, tunduk, dan patuh kepada Allah swt. Lebih dari itu, ibadah mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu seluruh ketaatan dan kesetiaan terhadap jukum Allah, baik ketaatan lahir maupun batin.

C. Perilaku yang mencerminkan

Manusia dianjurkan untuk mengiat kebesaran,kemuliaan,dan keagungan allah SWT dengan perasaan harap dan takut dengan khusyuk dan rendah diri dihadapan-Nya.D. Arti perlafad

E. AsbabulnuzulKetika para malaikat mengetahui bahwa Allah SWT akan menciptakan khalifah di muka bumi. Allah SWT menyampaikan perintah-Nya kepada mereka secara terperinci. Dia memberitahukan bahwa Dia akan menciptakan manusia dari tanah. Maka ketika Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh di dalamnya, para malaikat harus bersujud kepadanya. Yang harus dipahami bahwa sujud tersebut adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah, karena sujud ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah SWT.F. Ilmu tajwid

BAB IIIPENUTUP KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan materi mata pelajaran Agama Islam sudah sesuai dengan SK dan KD. Yang terpenting dalam pembelajaran Agama Islam, peran seorang guru sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menguasai materi yang ada. Serta dapat mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik untuk dijadikan pedoman hidup dan menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia. SaranDemikianlah makalah yang telah penulis sampaikan, semoga bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis menyadari bahwa ini jauh dari sempurna. oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat menghasilkan makalah yang lebih baik.