Tugas Agama Aji

21
Disusun Oleh : M. Adji Baihaqi

description

tugas untuk kuliah

Transcript of Tugas Agama Aji

Page 1: Tugas Agama Aji

Disusun Oleh :

M. Adji Baihaqi

TATA NIAGA

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

TAHUN 2015

Page 2: Tugas Agama Aji

A. Makna Tujuan dan Metodologi memahami Islam

Makna Islam adalah yang berarti Selamat, sejahtera, damai, patuh, ta'at,

pasrah, dan tunduk.

Agama Islam adalah suatu pedoman atau aturan yang dating dari allah berupa

wahyu kepada nabi Muhammad S.A.W untuk disampaikan kepada manusia agar

manusia memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kesejahteraan di dunia dan di

akhirat.

Guna mempelajari Pendidikan Agama Islam ada 4 yaitu :

- Menyelamatkan keturunan

- Menyelamatkan harta

- Meyelamatkan jiwa

- Menyelamatkan akal

3 pendekatan memahami islam yaitu :

1. Pendekatan Naqli ( nash )

2. Pendekatan Aqli ( rasional )

3. Pendekatan Kasyfi ( mistis/tasawuf )

B. Manusia, Agama, dan Islam

Perlunya manusia mempunyai pedoman yaitu :

- Sebagai Pedoman Hidup

- Sebagai Sarana Menghidupkan hati

4 unsur Daya yaitu :

- Daya fikir (aqal)

- Daya makan

- Daya nafsu (sex)

- Emosi

Page 3: Tugas Agama Aji

Fungsi dan Tujuan Hidup Manusia

Fungsi :

o Abdullaah

o Khadifatulah

o Kerahmatan / Risalah

Tujuan :Untuk beribadah (menyembah) kepada Allah SWT, Sang Maha Penciptasebagaimana difirmankan Allah dalam Al- Qur’an Surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang berbunyi: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” dan Surat Al-Baqarah ayat 21 yang mengatakan “Hai manusia, sembahlah Tuhanmuyang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa”.

Selain itu, manusia diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi. Tugas kekhalifahan ini terpatri dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’.

C. Aqidah Al- Islamiyah

Pengertian Aqidah Janji , Ikatan, atau Sangkutan

Aqidah menurut istilah adalah pokok-pokok keyakinan yang harus di pegang teguh oleh orang yang menyakininya, salah atau benar, sholeh atau baihil, aqidah ahlusunnah wal jama'ah ( nabi Muhammad dan para sahabat )

Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan buruk. Hal ini didasarkan kepada Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shahabat Umar bin Khathab radiyallahu anha  yang dikenal dengan ‘Hadits Jibril’.

Page 4: Tugas Agama Aji

D. Addinul Islam dan Syariat Islam

Pengertian Addinul adalah : Agama, pedoman, aturan, adat istiadat, hari akhirat, dan nasehat.

Pengertian Syari'at adalah : Hukum, jalan yang lurus, sumber mata air, dan tempat yang di datangi

Pengertian Islam adalah : Selamat, sejahtera, batas, ta'at, dan pasrah

Addinal islam adalah suatu pedoman atau aturan yang dating dari allah berupa

wahyu (al-quran) kepada nabi Muhammad S.A.W untuk disampaikan kepada

manusia agar manusia memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kesejahteraan di dunia

dan di akhirat.

Syariat Islam adalah kumpulan norma ilahi yang mengatur hubungan manusia

dengan allah (ibadah). Hubungan manusia dengan sesame (ma'amalah). Hubungan

manusia dengan alam sekitarnya (tumbuhan dan hewan).

Hukum syari'at atau syara

1. Hukum taklifi

a. Perintah (amar)

b. Larangan (nahl)

Wajib

Sunnah

Mubah

Haram

Makruh

Hukum dalam shalat

- Suna ab'ad (wajib sujud shawi

- Sunah hai'at

- Sunah mu'aqad

Page 5: Tugas Agama Aji

- Sunah qhairu mu'aqad

Hukum Wadh'i

1. Sebab

2. Syarat dan rukun

3. Mani'

4. Shah/sheheh

5. Fasid/lathil

E. Sumber – Sumber hukim Islam

 AL-QUR’AN

1. Pengertian Al-Qur’an

Menurut bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata dasar Qara-Yaqra’u, Qira’atan-Wa qur’anan, yang artinya bacaan. Sedangkan meurut istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah swt. Yang merupakan mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantara Malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada manusia secara mutawatir yang diperintahkan untuk mempelajarinya. Al-Qur’an tediri dari 114 surat dan 30 juz.            Ada dua cara turun Al Qur’an, pertama secara mujmal (30 juz sekaligus) yaitu diturunkannya Al Qur’an dari ‘Arsy ke Lauh Mahfudh, kedua secara bertahap (Tadriij) sesuai dengan peristiwa / masalah yang dihadapi Nabi yaitu dari Lauh Mahfudh ke dunia yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.

2. Kedudukan Al-Qur’anSebagai kitab suci, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup kaum muslimin. Sebab di dalamnya terkandung aturan da kaidah-kaidah kehidupan yang harus dijalankan oleh umat manusia. Allah swt. Menetapkan Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama bagi hukum Islam. Sebagaimana firman-Nya :

الله أرـك بمآ اس الن بين لتحكم بالحق الكتب إليك أنزلنآ آ (  إن خصيما لخآئنين ل )105والتكنArtinya : “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab )Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad), membawa kebenaran agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau

Page 6: Tugas Agama Aji

menjadi penantang (orang-orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang bekhianat. (QS. An Nisa’ : 105).”

3. Fungsi Al-Qur’an

a.      Sebagai pedoman hidup manusiab.     Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwac.      Sebagai mukjizat atas kebenaran risalah Nabi Muhammad saw.d.     Sebagai sumber hidayah dan syari’ahe.      Sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil

B.    AL HADITS

1. Pengertian Hadits

Menurut bahasa, hadits artinya baru, dekat dan berita. Sedangkan menurut istilah, hadits adalah perkataan (qaul), perbuatan (fi’il) dan ketetapan (taqrir) Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum. Hadits disebut juga Sunnah, yang menurut bahasa artinya jalan yang terpuji atau cara yang dibiasakan. Menurut istilah, sunnah sama dengan pengertian hadits, yaitu segala ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad saw. yang harus diterima sebagai ketentuan hukum oleh kaum muslimin dan segala yang bertentangan dengannya harus ditolak.

2. Kedudukan Hadits

Sebagaimana Al-Qur’an, hadits juga merupakan sumber hukum Islam. Derajatnya menduduki urutan kedua setelah Al-Qur’an. Hal ini merupakan ketentuan Allah swt. Sebagaimana firman-Nya :

فانتهوا عنه نهكم وما فخذوه سول الر ءاتكم )٧( ومآArtinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (QS. Al Hasyr : 7)”

3. Fungsi Hadits

Sebagai sumber hukum Islam yang kedua, Al-Hadits mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting bagi ditegakkannya hukum Islam, diantaranya sebagai berikut :a.      Sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam Al-Qur’an/Bayan At Tauhidb.     Sebagai penjelas atas hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini tiga      fungsi yang diperankan Al Hadits adalah sebagai berikut :-        Menjelaskan dan merinci hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an secara global (ijmali).

Page 7: Tugas Agama Aji

-        Memberi batasan atas hukum-hukum dalam Al-Qur’an yang belum jelas batasannya.-        Mengkhususkan hukum-hukum dalam AL-Qur’an yang masih bersifat umum.c.      Menetapkan hukum-hukum tambahan atas hukum-hukum yang belum terdapat di dalam Al-Qur’an.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Al Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua tidak dapat dipisahkan dari Al-Qur’an. Barangsiapa yang mengakui Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam dan mengingkari Hadits sebagai sumber hukum Islam kedua, berarti ia termasuk golongan ingkar Sunnah, golongan orang-orang yang sesat. Sebab, hakikatnya ia juga mengingkari isi kandungan Al- Qur’an itu sendiri.

4. Macam-macam Hadits

a.      Hadits Qauliyah    : Hadits yang didasarkan atas segenap perkataan dan ucapan Nabi Muhammad saw.b.     Hadits Fi’liyah     : Hadits yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan Nabi Muhammad saw.c.      Hadits Taqririyah : hadits yang didasarkan pada persetujuan Nabi Muhammad saw. terhadap apa yang dilakukan sahabatnya.Selain itu dikenal hadits lain yang disebut Hadits Hammiyah yaitu hadits yang berupa keinginan Rasulullah saw. yang belum terlaksana.

C.    IJTIHAD

Al-Qur’an dan hadits tidak akan berubah dan mengalami penambahan isi bersama dengan berakhirnya wahyu, sementara permasalahan dan problematika kehidupan senantiasa muncul sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Islam menggariskan ijtihad sebagai sumber hukum yang ketiga.

1. Pengertiana.      Menurut arti bahasa Ijtihad berarti : memeras pikiran/berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh, mencurahkan tenaga maksimal atau berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh.b.     Menurut istilah Ijtihad berarti : berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapan hukumnya, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits, dengan menggunakan akal pikiran serta berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam Al-Qur’an dan Hadits tersebut orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid.Adapun dasar keharusan ijtihad antara lain terdapat di dalam Al-Qur’an surat An Nisa’ [4] : 59 dan sabda Rasulullah saw. kepada Abdullah bin Mas’ud :

Berhukumlah engkau dengan Al-Qur’an dan As Sunnah apabila persoalan itu kau temukan dua sumber tersebut, tapi apabila engkau tidak menemukannya pada dua sumber tersebut maka berijtihadlah!.

Page 8: Tugas Agama Aji

2. Syarat-syarat melakukan ijtihad

a.      Mengetahui isi dan kandungan Al-Qur’an dan Al Haditsb.     Mengetahui seluk beluk bahasa Arab dengan segala kelengkapannyac.      Mengetahui ilmu ushul dan kaidah-kaidah fiqh secara mendalamd.     Mengetahui soal-soal Ijma’Adapun hal-hal yang bisa diijtihadkan adalah hal-hal yang di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits tidak diketemukan hukumnya secara pasti.

3. Kedudukan dan Dalil Ijtihad

Ijtihad sangat diperlukan dalam kehidupan umat Islam untuk mencari kepastian hukum (Islam) terhadap berbagai persoalan yang muncul yang tidak ditemukan sumber hukumnya secara jelas dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selain itu, nas Al-Qur’an dan Al-Hadits sendiri juga mengharuskan kaum muslimin yang memiliki kemampuan pengetahuan dan pikiran untuk berijtihad. Perhatikan firman Allah swt. Berikut ini :

االبصر )٢( فاعتبروايأولىArtinya : "Maka ambilah (kejadian) itu menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan. (QS. Al Hasyr : 2)”

Juga hadits Rasulullah saw. yang dikutip oleh Ibnu Umar berikut :

باموردنياكم اعلم ) انتم المسلم... ( رواهArtinya : “Kamu lebih mengerti mengenai urusan kehidupan duniamu. (HR. Muslim)”

4. Metode-metode Ijtihad

Ada beberapa cara atau metode yang telah dirumuskan oleh para mujtahid dalam melakukan ijtihad yang juga merupakan bentuk dari ijtihad itu sendiri, antara lain adalah :

a. Ijma’

Menggunakan bahasa Ijma’ berarti menghimpun, mengumpulkan dan menyatukan pendapat. Menurut istilah ijma’ adalah kesepakatan para ulama tentang hukum suatu masalah yang tidak tercantum di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

b. Qiyas

Menurut bahasa Qiyas berarti mengukur sesuatu dengan contoh yang lain, kemudian menyamakannya. Menurut istilah, Qiyas adalah menentukan hukum suatu maslaah yang tidak ditentukan hukumnya dalam Al-Qur’an dan

Page 9: Tugas Agama Aji

Al-Hadits dengan cara menganalogikan suatu masalah dengan masalah yang lain karena terdapat kesamaan ‘illat (alasan).c. Istihsan

Menurut bahasa, Istihsan berarti menganggap/mengambil yang terbaik dari suatu hal. Menurut istilah, Istihsan adalah meninggalkan qiyas yang jelas (jali) untuk menjalankan qiyas yang tidak jelas (khafi), atau meninggalkan hukum umum (universal/kulli) untuk menjalankan hukum khusus (pengecualian/istitsna’), karena adanya alasan yang menurut pertimbangan logika menguatkannya. Contoh: menurut istihsan sisa minuman dari burung-burung yang buas seperti elang, gagak, rajawali dan lain-lain itu tetap suci berbeda dengan sisa minuman dari binatang-binatang buas seperti harimau, singa, serigala dan lain-lain yang haram dagingnya karena sisa makanan binatang-binatnag buas ini  mengikuti hukum dagingnya, maka sisa minumannya juga haram (najis). Alasan kesucian dari sisa minuman burung-burung buas tadi : meskipun haram dagingnya, karena burung-burung itu mengambil air minumnya dengan paruh yang berupa tulang (dimanan hukum tulang itu sendiri suci) dan tidak dimungkinkan air liur / ludah yang keluar dari perutnya (dagingnya) itu bercampur dengan sisa minuman tadi. Sedangkan binatang-binatang buas mengambil air minum dengan mulutnya yang sejenis daging sehingga dimungkinkan sekali sisa minumannya bercampur dengan ludahnya.

d. Masalihul Mursalah

Menurut bahasa, Masalihul Mursalah berarti pertimbangan untuk mengambil kebaikan. Menurut istilah, Masalihul Mursalah yaitu penetapan hukum yang didasarkan atas kemaslahatan umum atau kepentingan bersama dimana hokum pasti dari maslah tersebut tidak ditetapkan oleh oleh syar’I (al Qur’an dan Hadits) dan tidak ada perintah memperhatikan atau mengabaikannya. Contoh penggunaan masalihul mursalah kebijaksanaan yang diambil sahabat Abu Bakar shiddiq mengenai pengumpulan al Qur’an dalam suatu mush-haf, penggunaan ‘ijazah, surat-surat berharga dsb.Dengan perkembangan zaman yang terus semakin maju, muncul berbagai masalah baru yang belum dijumpai ketetapan hukumnya di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Masalah-masalah baru tersebut membutuhkan ijtihad, sehingga menjadi hukum bagi kaum muslimin. Hal ini menuntut kita semua untuk selalu memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan kita, sehingga kita mampu menjadi para mujtahid yang memiliki syarat-syarat ijtihad dengan benar. Pintu ijtihad masih terbuka lebar bagi setiap umat muslim yang memiliki syarat-syarat ijtihad. Islam sangat mendorong kaum muslimin untuk melakukan ijtihad. Hal ini ditegaskan Rasulullah saw. dalam haditsnya yag diriwayatkan Mu’az bin Jabal :Artinya : "Apabila seorang hakim memutuskan masalah dengan jalan ijtihad kemudian benar, maka ia mendapat dua pahala, dan apabila dia memutuskan dengan jalan ijtihad kemudian keliru, maka dia memperoleh satu pahala. (HR. Bukhari Muslim).”

Page 10: Tugas Agama Aji

e. Istish-hab

Melanjutkan berlakunya hokum yang telah ada dan telah diterapkan karena adanya suatu dalil sampai datangnya dalil lain yang mengubah kedudukan hokum tersebut. Misalnya apa yang diyakini ada, tidak akan hilang oleh adanya keragu-raguan, contoh : orang yang telah berwudlu, lalu dia ragu-ragu apakah sudah batal atau belum, maka yang dipakai adalah dia tetap dalam keadaan wudlu dalam pengertian wudlunya tetap sah. Seperti itu juga dalam hal menentukan suatu masalah yang hukum pokoknya mubah (boleh), maka hukumnya tetap mubah sampai dating dalil yang mnegharuskan meninggalkan hokum tersebut.

f. ‘Urf, yaitu berlakunya adat / kebiasaan seseorang atau sekelompok orang / masyarakat baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang bisa menjadi dasar hukum dalam menetapkan suatu hukum, misalnya : kebiasaan jual beli dengan serah terima barang dengan uang tanpa harus memerincikan dalam kata-kata secara detail, peringatan mauled Nabi dsb.

g. Madhab Shahabi, yaitu fatwa sahabat secara perorangan, kesepakatan seluruh sahabat atau sahabat lainya (ijma’ sahabat), contoh Ijtihad sahabat Umar secara pribadi/perorangan.

h. Syar’u man qablana,  yaitu berlakunya hukum-hukum syari’at pada umat yang telah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul Allah terdahulu sebelum adanya syari’at nabi Muhammad SAW. Contoh ; berlakunya syari’at Nabi Dawud, Nabi Musa dan Nabi-Nabi lainnya yang disebutkan dalam Al Qur’an.

i. Saddu az Zara’iyah,  yaitu menutup jalan yang menuju kepada kesesatan atau perbuatan terlarang. Contoh : berjudi haram, maka mempelajari cara-cara agar mahir dalam berjudi juga dilarang, berzina itu dosa besar dan jelas dilarang, maka melakukan hal-hal yang bisa mengarah kepada perzinaan juga dilarang (haram).

F. Ibadah dan Aspek Ritual umat Islam

Makna Ibadah

Kata ibadah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yaitu ibadah yang secara etimologi artinya menyembah atau menghamba. Sedangkan secara istilah yaitu penghambaan seorang manusia kepada Allah SWT.

Macam-macam ibadah itu dibagi kedalam dua macam yaitu :

Page 11: Tugas Agama Aji

1. Ibadah mahdah atau ibadah khusus2. Ibadah ghoir mahdah atau yang bersifat umum.3. 2.      Kewajiban Ibadah bagi Manusia

Manusia sebagai makhluk ciptaan Alah SWT mempunyai kewajiban untuk beribadah sesuai dengan QS Adz-Dzariyat : 56. Beribadah berarti memusatkan penyembahan kepada Allah semata.

1. 3.      Fungsi Ibadah

Manusia berfungsi sebagai khalifah dan berstatus sebagai hamba (’abd) merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup yang berpihak kepada nilai-nilai kebenaran.

B.      Bentuk-bentuk Peribadatan

1.      Shalat : Sendi dan Induk Ibadah

Pengertian

Menurut bahasa berarti do’a atau rahmat. Sedangkan menurut istilah berarti syara’ atau perbuatan khusus seorang muslim berisi bacaan dan gerakan. Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan.

1. Fungsi Shalat

Sebagai media komunikasi antara hamba dan khaliknya. Ditinjau dari segi disiplin, merupakan pendidikan positif yang dapat menjadikan hidup teratur. Sebagai waktu istirahat disela-sela saat bekerja.

2.      Shaum/puasa : Ibadah yang Melibatkan Hawa Nafsu

Pengertian

Shaum menurut bahasa artinya menahan diri. Sedangkan menurut istilah adalah diri dari sesuatu yang membatalkan puasa. Hal ini diatur dalam QS Al-Baqarah ayat 183-184 dan 187. Di dalam ayat tersebut terdapat keharusan bagi orang yang beriman yang dilaksanakan selama satu bulan dalam satu tahun. Namun bagi orang tertentu jika dalam keadaan sakit atau kepayahan, maka boleh berbuka.

1. Nilai Berpuasa

Puasa yang dikehendaki Allah SWT bukanlah semata-mata menahan diri dari makan dan minum,tetapi menahan diri dari segala yang menodai iman dan yang tidak sesuai dengan keutamaan taqwa serta pengawasan diri. Untuk dapat tercapainya ketaqwaan itu, dikenakan ketentuan –ketentuan tertentu berupa anjuran dan laranganyang harus ditaati.

Page 12: Tugas Agama Aji

2. Zakat : Wujud Ibadah Sosial.

1. Pengertian

Secara bahasa berarti mensucikan, namun secara istilah diartikan sebagai sesuatu yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Maka zakat dapat diartikan sebagai usahamensucikan diri dari kemungkinan tercampurya harta yang bersih dan kotor.

1. Fungsi zakat

–          Bagi muzakki berfungsi mendidik jiwa untuk berkorban dan mensucikan jiwa.

–          Bagi mustahiq, memberikan harapan adanya perubahan nasib dan menghilangkan sifat jelek dalam diri.

–          Bagi masyarakat, pemerataan pendapat dan pemilikan harta dikalangan umat.

4.      Haji : Puncak Ibadah dan Pengorbanan Lahir Batin.

Makna dan tujuan  haji

Secara bahasa berarti menyengaja, sedabgkan menurut bahasa berarti menyengaja mengunjungi Ka’bah. Haji merupakan ibadah yang dilakukan sebelum zaman Nabi Muhammad SAW. Ibadah haji pertama kali dilakukan oleh nabi Ibrahim AS. Yang kemudian diikuti oleh umat Allah SWT (muslim). Yang diwajibkan kepada setiap Muslim yang mampu dalam jiwa, raga dan harta.

Tata cara haji

1. Ihram adalah niat untuk berhaji, atau umrah yang dilakukan bersamaan dengan mengenakan pakaian putih tanpa jahitan.

2. Thawaf yaitu tindakan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali.3. Sa’i antara Safa dan Marwah yaitu berlari-lari kecil dari bukit Safa menuju

Marwah sebanyak 7 kali.4. Wuquf di Arafah.5. Mabit di Muzdalifah yaitu melewati malam 10 Dzulhijah.6. Mabit di Mina yaitu pada pagi hari 10 Dzulhijah dan dilaksanakan mabit

selama dua atau tiga malam.7. Melontar jumrah dilaksanakan pada saat berada di Mina sebagai simbol yang

menyatakan ketetapan hatinya.8. Tahalul, mencukur sebagian rambutnya untuk melepaskan diridari ihram.

Page 13: Tugas Agama Aji

G. Membangun keluarga Islami dan Masyarakat Islam

Nikahilah Perempuan karena 4 sebab

- Karena hartanya

- Karena keturunanya

- Karena kecantikannya

- Karena agamanya

Meminang (melamar)

Nikah (kawin) adalah suatu akad yang mengesahkan hubungan seorang laki-laki dan

perempuan yang bukan muhrim untuk membentuk sebuah keluarga yang di ridhai

allah S.W.T.

Rukun Nikah dan Syarat Nikah

- Calon mempelai laki-laki

- Calon mempelai perempuan

- Wali calon mempelai perempuan

- Ada 2 orang saksi yang adil

- Ijab qabul

Kiat-kiat dalam membentuk keluarga yang harmonis dan islami

- Jadikan sebagai tempat ibadah dan zikirlah

- Perbanyak doa dan baca al-quran dalam rumah

- Menegakan tarbiyah imariyah dalam keluarga

- Meluruskan akhlak yang terpuji

- Menghilangkan sinyal/tanda-tanda seseorang yang kafir

- Mengundang orang-orang shaleh ke rumah

- Membiasakan penerapan syariat islam dalam rumah

Page 14: Tugas Agama Aji

H. Etos kerja dalam islam dan interpreneurship

Etos kerja : suatu pandangan yang khas terhadap makna kerja pada suatu golongan

sosial atau masyarakat tertentu bila dikaitkan dengan suatu profesi tertentu lazim di

sebut kode etik profesi.

Etos adalah berasal dari bahasa yunani yaitu Ethos yang berarti sifat, kebiasaan,

karakteristik, cirri, dan sikap

Etos kerja orang islam : sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang

mendalam belum tentu kerja tenkan saja memulaikan diri sendiri, menampakkan

keimanusiaannya, melainkan juga sebagai mengifestasi amal shaleh (pelanjutan dari

fungsi ke khalifahan)

Larangan mengemis

Usaha seseorang yang paling mulia adalah usaha yang di lakukan dengan tenaganya

sendiri (H.R. Ahmad)

Rukun kerja

- Ikhtiar (usaha)

- Do'a (memohon kepada allah)

- Tawakal (berserah diri setelah berusaha)

Fungsi Harta

- Sebagai sarana ibadah

- Sebagai sarana menjaga kehormatan kewibawaan seseorang

- Sarana mencapai keberhasilan hidup di dunia akhirat

- Sarana menjaga kegunaan seseorang

Page 15: Tugas Agama Aji

I. Akhlak dan Tasawuf

Akhlak dan tasawuf adalah tingkah laku Nabi A.S budi pekerti perangai, sopan, dan

santun.

Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan

tanpa melalui pertimbangan pikiran (terlebih dahulu)

Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat di ketahui hal ihwan kebaikan dan keburukan jiwa. Cara membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji. Cara mekukuban suluk, melangkah menuju keridhaan allah dan meninggalkan (larangannya) menuju kepada (perintahnya)

Pendidikan tasawuf iman al-ghajali

Takhalli = mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela

Tahalli = mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji

Tajalli = tersikap tabir sehingga bersinar nurllahi dalam dirinya

Menurut syekh m.amin al-kurdy untuk mencapai tujuan tasawuf

1. Ilmu syariah2. Ilmu thariqah3. Ilmu haqiqah4. Ilmu ma'rifun

Akhlaq Terpuji

1. Ihsan.2. Berteman baik.3. Istiqamah.4. Ishlah.5. Bersikap menengah.6. Menjauhi perbuatan sia-sia.7. Adil.8. Tawaddu'.9. Menolak kejahatan dengan kebajikan.10. Kasih sayang.11. Syukur nikmat.12. Bersikap terpuji.13. Sabar.14. Siddiq.15. Tabligh.

16. Amanah.17. Fathonah.18. Dermawan.19. Pema'af.20. Menundukkan pandangan.21. Menjaga kemaluan.22. Berbuat kebajikan.23. Menghormati tamu.24. Sederhana dalam berjalan.25. Melunakkan suara.26. Berbicara dengan baik.27. Sopan dalam berbuat.28. Menahan amarah.29. Berlomba dalam berbuat baik.30. Bersih.31. Menepati janji.

Page 16: Tugas Agama Aji

Akhlaq Tercela

1. Melacur2. Pelit3. Dusta 4. Peminum arak5. Khianat6. Gopip7. Aniaya8. Pengecut9. Dosa-dosa besar

10. Pemarah11. Curang12. Mengupat13. Adu domba14. Memperdaya hamba15. Dengki 16. Sombong17. Ingkar18. Pemakan riba