Tugas Af Kelompok b1.1

download Tugas Af Kelompok b1.1

of 11

description

mjgjhghfhfrnyfyt

Transcript of Tugas Af Kelompok b1.1

TUGAS TERSTRUKTURAGROFORESTRI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agroforestri

Disusun Oleh:KELOMPOK B1.1Dimas Aldytra N.F.0910440263Chintavia Kusuma W.115040101111222Alifia Idatama Putri115040201111182Muhamad Saifudin115040201111341Rio Alfian125040100111026Indrawan Bayu P.P.125040100111076Akhmad Iqbal H.125040100111118Pricilla E.Y.R.125040100111185Almaida125040101111118Lisa Desia125040101111122

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG20151. Jelaskan bagaimana penguasaan lahan mempengaruhi keputusan petani untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan agroforestri?Alasan utama adalah PRIVATISASI, berdasarkan Brokensha dan Riley (1987) dalam Suharjito dkk (2003) menjelaskan bahwa privarisasi atau pemberian hak milik telah mendorong petani menanam pohon-pohon karena kepastian penguasaan lahannya. Penguasaan lahan dibagi menjadi dua yaitu lemah dan kuat, disisi lemah adalah lahan open access dan penguasaan lahan kuat adalah lahan milik individu. Petani merupakan makhluk sosial yang berpikir profit tentang segala hal yang ia kerjakan, ketika status kepemilikan lahannya adalah milik sendiri mereka akan lebih bersemangat dalam menjalankan agrofrestri. Petani tidak akan mengeluarkan modal besar untuk mengembangkan dan terus memperbaikii agroforestri yang mereka lakukan karena lahan yang mereka usahakan merupakan aset mereka sendiri. Manfaat jangka panjang dari agroforestri adalah meningkatnya kesuburan baik aspek biofisik dan lingkungan kebun.Sedangkan ketika kepemilikan lahan agroforestri lemah dengan status lahan milik pemerintah ataupun perhutani, petani cenderung berfikir bahwa tidak ada land rent (sewa lahan) sehingga tidak mendatangkan insentif bagi petani. infestasi yang dilakukan cenderung akan lebih sederhana apabila dilihat dari jenis tanaman yang diusahakan atau nilai ekonomi yang tidak terlalu tinggi seperti alpukat, pisang, jagung, cabai, ubi, mangga, karet dan pinus. Disisi lain apabila lahan itu sudah milik pribadi daripada petani agroforestri mereka akan berlomba-lomba mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan mengusahakan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi seperti pohon sengon, akasia, cendana, gaharu, dan nilam. Jenis pepohonan tersebut memiliki harga yang mahal dari hasil kayunya. Apabila pohon lainnya seperti yang banyak dijumpai pada agroforestri kebanyakan seperti kopi, pinus, dan karet jenis-jenis ini memang memberikan masukan untuk petani sepanjang tahun namun nilai ekonomis dari tumbuhannya terbilang rendah. Oleh karena itulah petani agroforestri perlu mempertimbangkan kombinasi daripada jenis agroforestri yang diusahakan agar agroforestri yang dilakukan baik di lahan milik sendiri ataupun open access dapat memberikan keuntungan yang layak bahkan tinggi (sangat menguntungkan). Hal ini didukung oleh pernyataan Adeyoju (1987) dalam Suharjito dkk (2003) yang menjelaskan bahwa karena agroforestri lebih membutuhkan modal daripada pertanian tradisional maka kepastian penguasaan lahan diperlukan oleh petani untuk menjamin investasinya.Kepemilikan atas tanah yang terjamin juga meningkatkan insentif bagi investasi.semakin baiknya jaminan penguasaan dan kepemilikan atas tanah secara definitif akan mengurangi ketidak pastian terhadap tenaga kerja dan waktu pada saat hutan yang mungkin membutuhkan bertahun tahun untuk dinikmati manfaatny. Hak hak kepemilikan yang baik memberikan masyarakat posisi tawar dan kemampuan untuk bernegosiasi dengan pelaku lain termasuk pemerintah (Lynch dan Talbott 1955).2. Jelaskan bagaimana gender mempengaruhi pilihan agroforestri pada tingkat keluarga atau masyarakat?Perbedaan gender suatu kelompok masyarakat berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Perbedaan gender dalam suatu masyarakat menggambarkan perbedaan peran laki-laki dan perempuan, bukan disebabkan oleh perbedaan biologis, melainkan oleh nilai-nilai, norma-norma, hukum, ideologi dari masyarakat yang bersangkutan. Dalam suatu kelompok masyarakat posisi perempuan ditinggikan dalam segala bidang dari posisi laki-laki, sedangkan dalam suatu kelompok masyarakat lainnya posisi perempuan direndahkan dari posisi laki-laki. Terdapat pula kelompok masyarakat yang menempatkan posisi laki-laki dan perempuan sama tingginya dalam segala bidang. Perbedaan ini dikarenakan gender merupakan hasil konstruksi sosial budaya, maka perbedaan gender dalam suatu masyarakat dapat berubah dari waktu ke waktu. Dalam aktivitas kehutanan dan agroforestri, perbedaan peran laki-laki dan perempuan tidak terlepas dari perspektif gender dari masyarakatnya. Dalam suatu kelompok masyarakat tertentu perempuan diberi peran penting dalam aktivitas dan akses pada sumber daya agroforestri, sedangkan dalam masyarakat lainnya peran perempuan dipinggirkan atau dimarginalkan. Pemahaman terhadap aspek gender ini sangat penting dalam upaya pengembangan agroforestri untuk mencapai keberhasilan fisik agroforestri maupun sosial ekonomi pengelola agroforestri.Sumberdaya alam adalah sumber kehidupan, tanpa itu manusia tidak dapat hidup. Karena itu pula sumberdaya alam hampir selalu menjadi pusat perebutan kepentingan antar manusia. Gender sangat berhubungan dengan penguasaan dan pengelolaan sumberdaya alam, karena didalamnya terkait persoalan hubungan kuasa dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam menjadikan alam sebagai sumber kehidupan. Terdapat beberapa dilema yang harus dihadapi dalam upaya menangani persoalan perempuan dan sumberdaya alam, yaitu persoalan sumber daya alam selama ini di pandang hanya persoalan laki-laki. Penguatan rakyat ditumpukan pada kepemimpinan lokal yang ada dan umumnya juga berada pada laki-laki.Keluarga atau rumah tangga merupakan satuan masyarakat terkecil dimana segala macam hubungan antara laki-laki dan perempuan dapat tercermin. Mulai dari pembedaan peran, pembagian kerja, penguasaan dan akses atas sumber-sumber baik fisik, maupun ideologis, hak dan posisi (Simatauw et al 2001). Peran gender pula yang mengakibatkan perempuan memiliki tugas sehari hari yang sangat erat terkait dengan kelestarian lingkungan sebagai sumber pemenuhan kehidupan keluarga. Perempuan yang hidup di pedesaan menanam tanaman obat, sayuran, tanaman keras yang komersil untuk keperluan keluarganya, disamping untuk memenuhi kebutuhan keluarga kegiatan penanaman juga dapat melestarikan dan mendukung usaha konservasi sumberdaya hutan. Menurut Simatauw et al (2001) kaitan perempuan dengan pembangunan kehutanan khususnya dalam upaya konservasi sumberdaya hutan, jika ditinjau lebih jauh ternyata memiliki sifat sebagai pemelihara kelestarian yang cocok dengan sifat lingkungan itu sendiri.Menurut Ratnapuri (2011) menunjukan bahwa peran perempuan dalam pengelolaan agroforestri lebih rendah daripada peran laki-laki. Ditujukan dengan rendahnya curahan waktu perempuan pada kegiatan produktif yang hanya sebesar 41,9%, sedangkan laki-laki mencapai 80%. Namun berbanding terbalik pada hasil penelitian di curahan waktu kegiatan reproduktif. Perempuan lebih mendominasi laki-laki. Pengambilan keputusan di bidang pengelolaan Agroforestri lebih didominasi oleh suami. Sedangkan masalah keuangan dan masalah yang menyangkut kepentingan bersama diambil secara bersama-sama antara suami dan istri. Pada kegiatan reproduktif seperti penentuan menu makanan para istri lebih dipercaya untuk mengambil keputusan.

3. Jelaskan bagaimana pengaruh pasar terhadap pengembangan agroforestri dan diferensiasi sosial ekonomi dan politik dalam suatu masyarakat?Sistem agroforestri dapat dikatakan menguntungkan apabila 1) dapat menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama, atau 2) membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat output yang sama. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi.Interaksi biofisik) sebenarnya mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah menjadi nilai uang per satuan biaya faktor produksi.Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi ekonomi antar komponen dalam sistem agroforestri dapat bersifat menguntungkan, netral, maupun kompetitif.Dasar penerapan agroforestri adalah interaksi biofisik yang positif, yang akan menghasilkan interaksi ekonomi yang positif pula. Kenaikan output pada tingkat sumber daya yang sama, dapat disebabkan oleh kenaikan jumlah output fisik atau kenaikan harga per satuan output. Yang pertama mungkin disebabkan interaksi biofisik yang positif, yang kedua dapat disebabkan kualitas produk atau waktu panen yang tepat. Demikian juga penurunan biaya input dapat disebabkan oleh penurunan jumlah output yang dibutuhkan, atau penurunan harga per satuan input. Pada umumnya, interaksi biofisik yang positif akan menghasilkan penurunan biaya input, misalnya dari segi tenaga kerja dan penggunaan sumber daya yang lain. Adanya naungan pohon dapat menekan pertumbuhan gulma, sehingga kebutuhan tenaga kerja berkurang.Dengan adanya berbagai komponen dengan waktu panen yang berbeda, distribusi tenaga kerja menjadi merata.Keadaan pasar perekonomian, membuat penerapan agroforestri menjadi dampak penting bagi manusia. Untuk mengetahui tingkat kemungkinan produksidilihat dari sistem agroforestrinya,produksi dari suatu sistem agroforestri membutuhkan jangka waktu lama untuk dapat menghasilkan produk dari spesies tanaman tahunan. Selain itu manfaat keberadaan sistem agroforestri terhadap lingkungan tidak bisa dilihat dalam waktu pendek.Oleh karena itu analisis jangka panjang dianggap lebih tepat untuk melihat keseluruhan keuntungan yang dapat diberikan oleh suatu sistem agroforestri.Keadaan ini menjadi pertimbangan bagi pelaku-pelaku pasar untuk menerapkan agroforestri menjadi tumpuan ekonomi masyarakat. Hal yang bisa dilihat yaitumelihat seberapa besar suatu sistem agroforestri memberikan kontribusi terhadap pendapatan total keluarga dan juga bagaimana kontribusi hasil dari suatu sistem agroforestri terhadap perekonomian daerah. Sehingga mulai dari kontribusi perekonomian daerah bisa menjadi dampak bagi perekonomian nasional, keadaan pasar menjadi penentunya.Oleh karena keberadaan agroforestri ternyata cukup membawa dampak baik untuk beberapa daerah atau negara.. Pada kondisi yang demikian itu penerapan sistem agroforestry tidak dapat dihindari. Banyak faktor yang mendorong tercapai kesepakatan untuk menerima agroforestri secara umum sebagai salah satu sistem yang digunakan pada usaha pertanian maupun kehutanan dengan meninjau keadaan pasarnya.Faktor-faktor tersebut adalah;1) Peninjauan kembali kebijaksanaan Bank Dunia, dimana kebijaksanaan yang menyangkut kebutuhan dasar orang miskin, khususnya di pedesaan, tidak atau kurang diperhatikan sungguh-sungguh.2) Meninjau kembali kebijaksanaan bidang kehutanan yang menitik beratkan pada orientasi eksternal atau industri kehutanan oleh FAO, PBB.3) Situasi persediaan makan yang memburuk di banyak negara berkembang

4. Jelaskan bagaimana organisasi keluarga mempengaruhi pengembangan agroforestri dan sebaliknya?Di beberapa daerah di Indonesia, dikenal memiliki berbagai macam sistem agroforestry tradisional (lihat de Forestra dkk 2000, Iskandar 2001). Pada umumnya, berbagai sistem agroforestry tradisional itu mempunyai peranan penting dalam memelihara lingkungan dan sekaligus memberi berbagai keuntungan bagi sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Sehingga, berbagai sistem agroforestry tradisional tersebut dapat dikembangkan dengan dimodifikasi dan disesuaikan dengan berbagai perkembangan zaman, untuk lebih mensejahteraan masyarakat lokal dan dapat mencegah atau pun mengurangi gangguan penduduk terhadap hutan di Indonesia.Pengambilan keputusan petani dalam pengusahaan agroforestri tidak selalu didasarkan kepada pertimbangan finansial atau dengan kata lain pertimbangan finansial tidak selalu menjadi aspek nomor satu dalam pengambilan keputusan tetapi ada aspek sosial budaya yang lebih dominan. Pemenuhan kebutuhan jangka panjang merupakan salah satu alasan petani menanam pohon. Produksi pohon yang dapat diambil secara kontinyu sangat cocok sebagai tanaman pensiun. Adanya tanaman pensiun ini membuat mereka lebih percaya diri, karena mereka tidak akan tergantung pada orang lain di masa tua mereka. Mengingat keterbatasan tenaga dan kekuatan fisik yang semakin menurun, mereka cenderung memilih tanaman tahunan yang tidak memerlukan pemeliharaan intensif dan berat, namun memberikan penghasilan secara kontinyu. Sistem penggunaan lahan yang diterapkan secara perorangan harus selaras dengan budaya setempat dan visi masyarakat terhadap kedudukan dan hubungan mereka dengan alam. Bentuk bentang lahan penggunaan lahan dan perkembangannya merupakan bagian dari identitas masyarakat yang hidup di dalamnya. Petani biasanya memiliki kebutuhan yang kuat untuk memihak pada budaya setempat. Sejarah dan tradisi memainkan peranan penting dalam kehidupan, cara dan sistem penggunaan lahan mereka. Perubahan yang tidak selaras dengan nilai-nilai sosial, budaya, spiritual mereka, bisa menyebabkan stress dan menciptakan kekuatan yang berlawanan. Kemampuan untuk memperoleh kehidupan yang layak (termasuk mewariskan sesuatu kepada anak cucu) dan sesuai dengan budaya setempat akan memberikan rasa hargdiri pada individu atau keluarga. Identitas suatu keluarga petani atau komunitas dipertahankan dengan teknologi yang memungkinkan mereka menjadi mandiri dan mampu mengendalikan pengambilan keputusan atas pemanfaatan sumber daya dan produk setempat (Reijntjes et al., 1992). Dalam organisasi keluarga dalam sistem agroforestri ini melibatkan semua anggota keluarga dalam mengolah lahan pertanian mereka, pada sistem ini akan mempermudah dalam menyelesaikan tugas dari masing-masing individu karena dalam sistem agroforestri ini seperti kepala keluarga (bapak), ibu, serta anak-anaknya sama-sama memiliki peran didalam sistem agroforesti. Sehingga kemampuan organisasi anggota keluarga akan semakin baik dalam pengembangan agroforestri dalam meningkatkan pendapatan keluarga tersebut karena dalam sistem pengelolaan agroforestri mereka menggunakan tenaga kerja dari keluarga mereka sendiri sehingga dapat meminimalkan dalam pengguanaan biaya dan upah tenaga kerja. Agroforestri sebagai suatu sistem produksi tentunya memberikan pendapatan terhadap pengelolanya baik langsung maupun tidak langsung. Analisis ekonomi yang banyak dilakukan di Indonesia adalah melihat seberapa besar suatu sistem agroforestri memberikan kontribusi terhadap pendapatan total keluarga dan juga bagaimana kontribusi hasil dari suatu sistem agroforestri terhadap perekonomian daerah setempat.

5. Buatlah suatu analisis finansial dan ekonomi terhadap suatu sistem agroforestri yang ada di lingkungan tempat tinggal anda. Apakah sistem agroforestri tersebut layak untuk diusahakan?Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan kepada Pak Narto di Kecamatan Wonosalam Kab.Jombang per tahunnya. Dengan luas lahan 4,5 hektar. KomoditasKuantitas (kg) Harga (/kg) Jumlah

Durian33.75020.000675.0000.000

Total Penerimaan (TR)675.0000.000

BiayaTetap/Fixed Cost (FC)

HargaKuantitasUmur EkonomisHargaSisaPenyusutan

Cangkul50.00052010.416

Sabit25.0005205.208

SewaLahanSawah5.000.0005.000.000

Total Fixed Cost (TFC)5.015.624

BiayaVariabel/ Variable Cost (VC)

HargaKuantitasJumlah

Bibit

Durian 75.000 (per 100 batang)4,5337.500

Pupuk

Urea2.000200 kg400.000

Ponska2.400200 kg480.000

Za3.000200 kg600.000

Kandang15.000 40 karung600.000

Pestisida

Pestona40.000500 cc40.000

Natural Glio29.000 100 gr29.000

POC Nasa10.500500 cc10.500

TenagaKerja

PengolahanTanah3500010350.000

Pemeliharaan3500013455.000

Panen3500010350.000

Total Variable Cost(TVC)3.652.000

Total Cost (TC) Rp 8.667.624

Asumsi tingkat suku bunga 14%NPV ===0,25Berdasarkan perhitungan NPV tersebut didapatkan nilai sebesar 0,25. Maka analisis finansial pada tanaman durian milik pak Narto dapat dikatakan layak karena NPV>0.

BCR ==0,26/0,03=8,66Berdasarkan perhitungan BCR tersebut, didapatkan nilai BCR sebesar 8,66. Maka analisis finansial pada tanaman durian milik pak Narto dapat dikatakan menguntungkan karena nilai BCR > 1. IRR

Pada tingkat suku bunga 14% (NPV1)= = =0,25Pada tingkat suku bunga 20% (NPV2)= = = 0,0176

IRR

= = = 14,179

Berdasarkan hasil analisis IRR, didapatkan nilai sebesar 14,179. Maka dapat dikatakan tanaman durian milik Bapak Narto layak dengan IRR>0.