Tubes_2513100036-2513100079.docx

10
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CONSUMER GOODS Studi Kasus : UKM Alif Bakery Oleh : Ikha Sriutami (2513100036), Wildatus Sholichah (2513100079) [email protected], [email protected] Abstrak UKM Alif Bakery merupakan salah satu UKM yang bergerak dalam bidang industri makanan, khususnya roti. Proses pembuatan roti didominasi pekerjaan manual. Untuk menjaga kualitas, proses pembuatan roti harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat sehingga kemungkinan cacat pada roti dapat diminimalisir. Penelitian ini dilakukan dengan mengunpulkan data selama 5 hari dengan pengambilan sampel sebesar 5 buah roti per hari, sehingga total sampel sebesar 25 buah roti. Pengujian kualitas dilakukan dengan meggunakan control chart baik untuk data atribut ataupun data variabel pada salah satu jenis roti, yaitu roti pisang uduk. Sedangkan untuk mengetahui cacat pada roti dan penyebabnya digunakan pareto diagram dan cause and effect diagram. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa semua produk berada dalam batas kendali namun proses yang ada masih belum sempurna. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk mengurangi jumlah produk yang cacat. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu menetapkan SOP untuk meningkatkan keterampilan pekerja, melakukan inspeksi pada setiap akhir proses, dan menetapkan standar untuk kualitas roti yang dihasilkan. Kata Kunci : atribut, variabel, pengendalian kualitas, control chart, paretto diagram, cause and effect diagram Pendahuluan UKM Alif Bakery merupakan UKM yang bergerak dalam bidang industri makanan olahan, khususnya roti. Alif Bakery memiliki 40 varian roti yang ready stock (tersedia di toko) dan 2 jenis kue dengan sistem order (pesan). Biasanya Alif Bakery menyediakan 25 buah roti dari berbagai varian yang ready stock untuk setiap harinya. Proses produksi pada Alif Bakery dilakukan pada malam hari sekitar pukul 21.00-23.00 WIB dengan pekerja sebanyak dua orang. Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti saat membuat adonan, menakar bahan, membentuk adonan, serta mengoven atau memanggang. Alif Bakery belum mempunyai metode dalam pengendalian kualitas roti yang dihasilkan sedangkan

Transcript of Tubes_2513100036-2513100079.docx

Page 1: Tubes_2513100036-2513100079.docx

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CONSUMER GOODSStudi Kasus : UKM Alif Bakery

Oleh :Ikha Sriutami (2513100036), Wildatus Sholichah (2513100079)[email protected], [email protected]

Abstrak

UKM Alif Bakery merupakan salah satu UKM yang bergerak dalam bidang industri makanan, khususnya roti. Proses pembuatan roti didominasi pekerjaan manual. Untuk menjaga kualitas, proses pembuatan roti harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat sehingga kemungkinan cacat pada roti dapat diminimalisir. Penelitian ini dilakukan dengan mengunpulkan data selama 5 hari dengan pengambilan sampel sebesar 5 buah roti per hari, sehingga total sampel sebesar 25 buah roti. Pengujian kualitas dilakukan dengan meggunakan control chart baik untuk data atribut ataupun data variabel pada salah satu jenis roti, yaitu roti pisang uduk. Sedangkan untuk mengetahui cacat pada roti dan penyebabnya digunakan pareto diagram dan cause and effect diagram. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa semua produk berada dalam batas kendali namun proses yang ada masih belum sempurna. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk mengurangi jumlah produk yang cacat. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu menetapkan SOP untuk meningkatkan keterampilan pekerja, melakukan inspeksi pada setiap akhir proses, dan menetapkan standar untuk kualitas roti yang dihasilkan.

Kata Kunci : atribut, variabel, pengendalian kualitas, control chart, paretto diagram, cause and effect diagram

PendahuluanUKM Alif Bakery merupakan UKM

yang bergerak dalam bidang industri makanan olahan, khususnya roti. Alif Bakery memiliki 40 varian roti yang ready stock (tersedia di toko) dan 2 jenis kue dengan sistem order (pesan). Biasanya Alif Bakery menyediakan 25 buah roti dari berbagai varian yang ready stock untuk setiap harinya. Proses produksi pada Alif Bakery dilakukan pada malam hari sekitar pukul 21.00-23.00 WIB dengan pekerja sebanyak dua orang. Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti saat membuat adonan, menakar bahan, membentuk adonan, serta mengoven atau memanggang.

Alif Bakery belum mempunyai metode dalam pengendalian kualitas roti yang dihasilkan sedangkan kualitas produk menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik dari segi bentuk, ukuran, rasa, dan penampilan, langkah-langkah produksi harus dilakukan dengan baik. Dengan demikian produk cacat dapat dicegah karena akan mengakibatkan kerugian baik bagi konsumen

maupun produsen. Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil produksi roti UKM Alif Bakery sudah terkendali atau belum. Langkah-langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data, analisa, dan memberikan rekomendasi dalam rangka peningkatan kualitas.

Main DiscussionLangkah-langkah proses produksi

yang dilakukan ditampilkan pada gambar berikut

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi

Page 2: Tubes_2513100036-2513100079.docx

Pegujian kualitas dilakukan pada satu jenis roti, yaitu roti pisang uduk. Penarikan sampel dilakukan secara acak sebanyak lima buah roti per hari selama 5 hari. Untuk data atribut, produk yang dianggap cacat adalah roti yang gosong dan roti yang tidak mengembang (bantet). Sedangkan untuk data variabel, pengukuran dilakukan pada panjang roti. Berikut merupakan rekap data yang diperoleh:

Tabel 1. Rekap Data Atribut pada Roti

Sampel Ukuran Sampel

Jumlah Cacat

1 5 22 5 13 5 24 5 35 5 2

Tabel 2. Rekap Data Panjang pada Roti

Hari ke

Sampel (cm)1 2 3 4 5

1 9,3 9,4 9,5 9,4 9,42 9,4 9,2 9,7 9,5 9,33 9,6 9,8 9,4 9,4 94 9,5 9,6 9,4 9,3 9,65 9,2 9,4 9,3 9,3 9,7

Untuk menyelidiki bahwa produk memiliki proporsi cacat dan keseragaman ukuran yang masih berada pada batas yang ditentukan (3 sigma), maka data diolah dengan alat kendali mutu statistik yaitu peta pengendali proporsi (p-chart) dan peta pengendali rata-rata (X chart). Rumus yang digunakan

p= Xn ........................................................(1)

dimana p = proporsi cacat dalam sampelx = jumlah produk cacat dalam setiap sampeln = jumlah sampel yang diambil dalam setiap

inspeksi Sedangkan untuk menentukan garis tengah (CL), batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) digunakan rumus sebagai berikut

CLp= Xn UCLp=p+3√ p(1−p)

nLCLp=p−3√ p (1−p)

nUntuk menyelidiki bahwa data masih

dalam range atau jangkauan 3 sigma (3σ) maka data perlu digambarkan ke dalam peta pengendali rata-rata dengan menggunakan persamaan berikut.

Peta pengendali range :R=X max−X min

R = range data pada setiap kali observasiCLR=R ¿̄ UCLR=R .̄ D 4 LCLR=R .̄ D 3

Peta pengendali X :

CLX=X= Σrata2Σpengamatan

UCLX=¿X+¿

LCLX=X−¿

Hasil pengolahan data dengan menggunakan persamaan di atas ditampilkan pada tabel di bawah iniTabel 3. Proporsi Cacat dan Batas Garis KendaliSampe

l

Ukuran

Sampel

Jumlah cacat

Proporsi Cacat

(p)

CL

UCL

LCL

1 5 2 0,4 0,4 1,06 0

2 5 1 0,2 0,4 1,06 0

3 5 2 0,4 0,4 1,06 0

4 5 3 0,6 0,4 1,06 0

5 5 2 0,4 0,4 1,06 0Jumla

h 25 10 2

Berdasarkan Tabel 3 diatas, proporsi cacat pada roti sebesar 0,4 dengan nilai UCL sama dengan 1,06 dan nilai LCL sama dengan 0. Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat control chart dengan menggunakan p chart. Berikut ini merupakan p chart dari cacat pada roti:

Gambar 2. p-Chart dari Cacat pada RotiGambar 2 menunjukkan p chart dari

cacat yang terdapat pada roti dengan UCL sama dengan 1 dan LCL sama dengan 0. Semua data tidak ada yang berada di luar batas kendali. Dengan demikian jumlah produk yang cacat yang terjadi masih dapat ditoleransi.

Selanjutnya ditampilkan mengenai keadaan roti yang diamati agar diketahui jenis cacat terbanyak. Berikut ini merupakan histogram dari kondisi roti yang diamati

Page 3: Tubes_2513100036-2513100079.docx

0

5

10

15

20

15

37

Histogram Kondisi Produk Roti

Series1

Gambar 3. Histogram Kondisi Produk RotiBerdasarkan Gambar 3, dapat dilihat

bahwa produk yang cacat sebesar 10 dari 25 sampel yang diamati. Dari 10 produk cacat, cacat paling banyak adalah cacat gosong, yaitu sebesar 7 buah.

Oleh karena itu, dilakukan pengamatan lebih lanjut terkait dengan penyebab adanya cacat gosong pada roti dengan menggunakan cause and effect diagram. Cause and effect diagram dari cacat gosong pada roti dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Diagram yang lebih jelas dapat dilihat di lampiranGambar 4. Cause and Effect Diagram untuk Cacat

Gosong pada Roti

Berdasarkan hasil analisis cause and effect diagram diketahui bahwa cacat gosong dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu man, machine, method, measurement, material, dan environment. Faktor yang paling banyak mempengaruhi adalah faktor man, yaitu lelah dan tidak segera mengambil roti yang sudah matang.

Selanjutnya untuk menguji apakah panjang roti masih berada pada dalam batas kontrol, maka dilakukan pengujian data variabel dengan menggunakan Xbar-R control chart. Berikut ini merupakan perhitungan batas atas dan batas bawah pada control chart:

n = 5 maka A2 = 0,577, D3 = 0, D4 = 2,114Tabel 4. Perhitungan Pengendali Rata-Rata (cm)

Hari ke x bar CLX UCLX LCLX

1 9,4 9,4249,6894

29,1585

8

2 9,42 9,4249,6894

29,1585

8

3 9,44 9,4249,6894

29,1585

8

4 9,48 9,4249,6894

29,1585

8

5 9,38 9,4249,6894

29,1585

8Rata-Rata

9,424

Tabel 5. Perhitungan Pengendali Range (cm)

Hari ke R CLR UCLR LCLR

1 0,2 0,460,9724

4 0

2 0,5 0,460,9724

4 0

3 0,8 0,460,9724

4 0

4 0,3 0,460,9724

4 0

5 0,5 0,460,9724

4 0Rata-Rata 0,46

Berdasarkan Tabel 4 dan 5, dapat dilihat bahwa nilai UCL dan LCL pada X bar Chart secara berturut-turut adalah 9,68942 dan 9,15858. Sedangkan nilai UCL dan LCL pada R Chart secara berturut-turut adalah 0 dan 0,97244. Berikut ini merupakan Xbar-R Chart dari panjang roti:

Gambar 5. Xbar-R Chart dari Panjang RotiBerdasarkan Gambar 5, dapat dilihat

bahwa semua data berada dalam batas kendali. Hal ini menunjukkan bahwa produk roti pisang uduk memiliki kualitas yang baik dalam segi panjang roti. Namun, pada R

Page 4: Tubes_2513100036-2513100079.docx

Chart dapat dilihat bahwa sebaran masing-masing data masih jauh dari center line. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa proses yang dilakukan masih belum sempurna.

Dengan menggunakan asumsi bahwa data variabel yang diambil berdistribusi normal, dapat dilakukan perhitungan estimasi jumlah produk cacat yang dihasilkan oleh proses produksi. Perhitungan estimasi jumlah produk cacat dilakukan dengan menggunakan rumus:

P=P { x<LSL }+P {x>USL}UKM Alif Bakery tidak mempunyai

standar spesifikasi untuk panjang roti pisang uduk. Oleh karena itu digunakan asumsi batas spesifikasi adalah 9,5 ±0,5 cm. Dengan menggunkan nilai spesifikasi tersebut dapat dihitung estimasi jumlah produk cacat sebagai berikut:

USL = 9,5 + 0,5 = 10 cm

LSL = 9,5 – 0,5 = 9 cmEstimasi standar deviasi dari proses

dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

σ=Rbard2

σ= 0,462,326

=0,197764

Nilai d2 diperoleh dari Tabel Appendix

6 dengan menggunakan n=5, yaitu sebesar 2,326. Nilai estimasi standar deviasi dari proses tersebut adalah 0,197764.

Dengan menggunakan batas spesifikasi yang telah ditentukan dan nilai estimasi standar deviasi proses, dapat dihitung estimasi jumlah produk cacat adalah sebagai berikut:

P=P { x<LSL }+P {x>USL }

P=P { x<9 }+P { x>10 }

¿∅ { 9−9,4240,197764 }+∅ {10−9,424

0,197764 }¿∅ (−2,14 )+1−∅ (2,91 )

¿0,01618+1−0,99819

¿0,01799 ≈ 1,8 %

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 1,8 persen dari

produk yang dihasilkan merupakan produk yang cacat.

Seberapa baik proses yang telah dilakukan dapat dilihat dari nilai estimasi Cp. Nilai estimasi Cp merupakan nilai estimasi rasio kapabilitas dari proses yang telah dilakukan. Berikut ini merupakan perhitungan estimasi Cp

Cp=USL−LSL6 σ

Cp= 10−96 (0,197764 )

Cp=0,842754

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai estimasi Cp adalah sebesar 0,842754. Nilai tersebut kurang dari 1, yang menunjukkan bahwa proses yang dilakukan masih kurang sempurna. Dari nilai estimasi Cp tersebut dapat dihitung nilai P. Perhitungan nilai P adalah sebagai berikut:

P=( 1Cp )100 %

P=( 10,842754 )100 %

P=118,6 %

Nilai P sebesar 118,6% dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar dibawah ini

Gambar 6. Proses dengan PCR <1

Karena nilai P lebih dari 100%, maka lower natural tolerance limit berada dibawah LSL, dan upper natural tolerance limit berada diatas USL. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses masih kurang baik, dan probabilitas adanya produk yang cacat cenderung besar.

Analisa dan RekomendasiBerdasarkan hasil perhitungan,

didapatkan bahwa semua data berada dalam

Page 5: Tubes_2513100036-2513100079.docx

batas kendali, baik data atribut maupun data variabel. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh UKM Alif Bakery masih memiliki kualitas yang baik. Namun pada R Chart, dapat dilihat bahwa sebaran antar data masih memiliki jarak yang jauh dari center line. Hal ini menunjukkan bahwa proses pada UKM Alif Bakery masih belum sempurna dan harus diperbaiki. Nilai Cp yang dihasilkan yaitu 0,84275 (<1). Hal tersebut berarti bahwa proses masih belum sempurna. Sedangkan nilai P yang diperoleh lebih dari 100% sehingga probabilitas adanya cacat pada hasil proses produksi cenderung besar. Untuk data atribut, pengujian dilakukan dengan menggunakan p-chart. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data masih berada dalam batas kendali sehingga jumlah cacat yang terjadi masih dapat ditoleransi.

Cacat yang paling sering terjadi adalah cacat gosong pada roti. Berdasarkan hasil analisa, faktor yang paling mempengaruhi adanya cacat gosong pada roti adalah faktor man, yaitu lelah dan tidak segera mengambil roti yang sudah matang. Kelelahan pekerja disebabkan karena proses produksi dilakukan pada malam hari, sehinga kondisi pekerja tidak seberapa fit setelah beraktivitas selama satu hari. Selain itu, pekerja tidak segera mengambil roti yang sudah matang disebabkan jumlah roti yang diproduksi cukup banyak, sedangkan pegawai yang bekerja hanya 2 orang.

Pengendalian kualitas merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam proses produksi. Adanya pengendalian kualitas dapat menjamin bahwa produk yang di produksi memiliki kualitas yang baik sesuai dengan standar perusahaan dan juga konsumen. Pada UKM Alif Bakery belum ada penerapan pengendalian kualitas dalam proses produksinya. Meskipun produk yang dihasilkan masih dalam batas kontrol, namun proses yang ada masih belum sempurna. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam pengendalian kualitas. Perbaikan yang bisa dilakukan yaitu dengan cara mengurangi penyebab terjadinya cacat pada roti seperti memperbaiki komposisi adonan dan kualitas bahan baku, lebih teliti saat membuat roti, pengaturan suhu dan lama pengovenan harus

sesuai prosedur, serta melakukan inspeksi pada setiap akhir proses secara berkala. Karena mayoritas cacat yang terjadi pada produk disebabkan oleh faktor manusia, ada baiknya jika pemilik menetapkan standard operational procedure (SOP) dalam proses produksinya. Hal ini dimaksudkan agar pekerja lebih memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembuatan roti. Inspeksi di akhir proses juga perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses yang telah dilakukan sehingga perbaikan dapat dilakukan agar proses berikutnya berjalan lebih baik. Selain itu pemilik juga perlu menetapkan standar untuk kualitas roti yang dihasilkan. Tentunya, upaya perbaikan tersebut harus melibatkan semua pihak. Tidak hanya pemilik UKM namun juga pekerja dan konsumen agar perbaikan yang dilakukan berjalan optimal.

Beberapa perbaikan yang direkomendasikan tersebut diharapkan mampu mengurangi jumlah produk cacat yang terjadi. Jika produk cacat dapat dikurangi atau dicegah, kerugian yang ditanggung oleh produsen karena produk cacat yang tidak bisa dijual dapat dikurangi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa roti yang diproduksi oleh UKM Alif Bakery memiliki kualitas yang cukup baik. Namun, proses produksi yang dilakukan oleh UKM Alif Bakery masih belum sempurna. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan kualitas roti yang diproduksi sehingga mampu memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

Daftar Pustaka

Gaspersz, Vincent, 2003, Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Montgomery, Douglas C, 2009, Intoduction to Statistical Quality Control, sixth edition, John Wiley & Sons, Inc. Canada

Page 6: Tubes_2513100036-2513100079.docx

Lampiran

Hari ke Sampel Tidak Cacat

Cacat Jumlah CacatTidak

MengembangGoson

g

1

1   1  

2

2     13 1    4 1    5 1    

2

1 1    

1

2 1    3 1    4     15 1    

3

1 1    

2

2     13     14 1    5 1    

4

1 1    

3

2     13   1  4 1    5     1

5

1 1    

2

2   1  3 1    4 1    5     1

Jumlah 15 3 7 10Total Produk 25

Page 7: Tubes_2513100036-2513100079.docx

Cause and Effect Diagram untuk Cacat Gosong pada Roti

Toko UKM Alif Bakery Cabang Keputih

Salah Satu Varian Roti yang Dijual

Adonan Roti yang Siap Dioven Proses Mixing Bahan Baku