Trauma Membunuh Sekitar 150

download Trauma Membunuh Sekitar 150

of 22

Transcript of Trauma Membunuh Sekitar 150

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Trauma membunuh sekitar 150.000 orang setiap tahun dan merupakan masalah kesehatan. kecelakaan kendaraan bermotor merupakan yang penyebab paling umum dari cedera parah dan Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa tahun 2020 cedera karena kendaraan akan menjadi penyebab paling umum kedua penyebab mortalitas dan morbiditas di seluruh dunia. Menurut data terbaru, lebih dari 10% dari trauma akibat kecelakaan ini menyebabkan kematian atau kelumpuhan. Dari seluruh jumlah kejadian trauma, kematian akibat trauma torak berjumlah sekitar seperempat dan dua pertiga dari kematian ini terjadi setelah pasien mencapai Rumah Sakit. Masalah utama adalah kumpulan udara dalam rongga pleura menyebabkan pergeseran dari mediastinum dan hal ini sangat berbahya bahkan hal yang darurat yang mengancam jiwa.Penanganan tepat pada kondisi ini menyelamatkan nyawa, baik di luar rumah sakit dan di unit perawatan modern yang intensif (ICU). Walaupun kondisi ini jarang terjadi namun ketika terdapat kasusnya, efeknya bisa sangat merugikan yaitu kematian. Itulah pentingnya bekal keahlian bagi hali medis untu tau benar tentang kindisi ini ketika mereka sedang bertugas.1 Pneumotoraks ialah suatu keadaan, di mana terdapat udara di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolaps jaringan paru. Di dalam praktek sehari-hari, dokter sering menerima penderita dengan keluhan sakit dada, sesak nafas, dan batuk- batuk. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan keluhan di atas, baik penyakit jantung maupun penyakit paru. Penyakit paru yang mempunyai keluhan utama seperti itu antara lain pneumotoraks. Pneumotoraks, terutama pneumotoraks ventil dapat me- nimbulkan darurat gawat, bahkan dapat mengakibatkan penderita meninggal dunia. Oleh karena itu, bilamana di dalam praktek kita menerima penderita dengan keluhan utama sakit dada, sesak nafas, dan batuk-batuk, kita

1

jangan lupa memikirkan ke arah diagnosis pneumotoraks ventil. Dengan diagnosis yang tepat dan dengan tindakan yang sederhana tapi cepat, kita akan dapat menyelamatkan nyawa penderita.2

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Anatomi Dinding Thorax Dinding thorax terdiri atas kulit, fascia, saraf, otot, dan tulang. Kerangka dinding thorax membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi jantung, paru-paru, dan beberapa organ rongga abdomen. Kerangka thorax terdiri dari vertebra thoracica dan discus intervertebralis, costae dan cartilago costalis, serta sternum. Beberapa otot pernafasan yang melekat pada dinding dada antara lain: a. Otot-otot inspirasi M. intercostalis externus, M. levator costae, M. serratus posterior superior, dan M scalenus b. Otot-otot ekspirasi M. intercostalis internus, M. transversus thoracis, M. serratus posterior inferior, M. subcostalis.

Traktus Respiratorius Traktus respiratorius dibedakan menjadi dua, yaitu traktus respiratorius bagian atas dan bagian bawah. Traktus respiratorius bagian atas terdiri dari cavum nasi, nasofaring, hingga orofaring. Sementara itu, traktus respiratorius bagian bawah terdiri atas laring, trachea, bronchus (primarius, sekundus, dan tertius), bronchiolus, bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveolus.3 Paru-paru kanan terdiri atas 3 lobus (superior, anterior, inferior), sementara paru-paru kiri terdiri atas 2 lobus (superior dan inferior). Masing-masing paru diliputi oleh sebuah kantung pleura yang terdiri dari dua selaput serosa yang disebut pleura, yaitu pleura parietalis dan visceralis. Pleura visceralis meliputi paru-paru termasuk permukaannya dalam fisuran sementara pleura parietalis melekat pada dinding thorax, mediastinum dan diafragma. Kavum pleura

3

merupakan ruang potensial antara kedua lapis pleura dan berisi sedikit cairan pleura yang berfungsi melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan tersebut pada saat pernafasan.3

2.2 Fisiologi Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan paru dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru diakibatkan oleh pembesaran rongga dada. Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2 faktor, yaitu faktor thoracal dan abdominal. Faktor thoracal (gerakan otototot pernafasan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada ke arah transversal dan anterosuperior, sementara faktor abdominal (kontraksi diafragma) akan memperbesar diameter vertikal rongga dada. Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negatif pada kavum pleura, paru-paru menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar, tekanan intrapulmoner pun menurun. Oleh karena itu, udara yang kaya O2 akan bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. Di alveolus, O2 akan berdifusi masuk ke kapiler sementara CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.4 Sebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari tekanan atmosfer. Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan mengakibatkan rongga dada kembali ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum pleura menjadi lebih positif dan mendesak paru-paru. Akibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari peru-paru ke atmosfer.4

2.3 Definisi Pneumotoraks yaitu terdapatnya udara di antara pleura visceral dan parietal pada rongga pleura. Tension pneumotoraks adalah: Kondisi terjadi ketika jaringan paru yang terluka membentuk katup satu arah, memungkinkan udara untuk masuk ke ruang pleura dan mencegah udara keluar alami. Kondisi ini dengan cepat berkembang menjadi gangguan pernapasan yang hebat, kolaps kardiovaskular, dan

4

akhirnya kematian jika jika tidak diatasi dengan cepat dan tepat. Menguntungkan hasil pasien membutuhkan diagnosis mendesak dan manajemen segera .5 Open pneumotorak (pneumotorak terbuka) adalah dimana terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkungan luar. Pneumotorak terbuka dikarenakan trauma penetrasi.6. Pneumotoraks terjadi apabila dinding dada terbuka dan udara atmosfir masuk ke dalam ruang pleura. Tekanan atmosfir lebih besar daripada tekanan pleura dan menyebabkan paru kolaps.5

Gambar 1. Pneumotoraks pada paru kiri 7

2.4 Insiden Belum ada data yang tersedia tentang kasus pneumotoraks di Indonesia. Namun, dalamn sebuah penelitian besar di Israel, pneumotoraks spontan terjadi pada 723 (60,3%) dari 1199 kasus, 218 adalah yang primer dan 505 yang

sekunder. Trauma pneumotoraks terjadi pada 403 (33,6%) pasien, 73 (18,1%) di antaranya merupakan pneumotoraks iatrogenik. Dalam penelitian terbaru, 12%

5

pasien dengan luka tusuk dada yang asimtomatik memiliki pneumotoraks yang tertunda atau hemothorax. 1

2.5 Klasifikasi dan Terminologi Untuk klasifikasi biasanya berdasarkan penyebabnya. Pneumotoraks dibedakan menjadi yang traumatik dan nontrauma (spontan). Pneumotoraks nontraumatic lebih lanjut dibagi lagi menjadi primer (Terjadi pada orang yang diketahui tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru) dan sekunder (terjadi pada orang dengan riwayat diketahui memiliki penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik). 1

2.6 Patofisiologi Pada orang normal, tekanan dalam rongga pleura adalah negatif dengan berkaitan dengan tekanan alveolar selama siklus pernapasan. Gradien tekanan antara alveoli dan ruang pleura atau tekanan transpulmonar merupakan hasil dari elastisitas paru. Selama pernapasan spontan tekanan pleura juga negatif sehubungan dengan tekanan atmosfer.5 Ketika terdapat hubungan antara alveolus atau lainnya ruang udara intrapulmonal dengan ruang pleura, udara mengalir dari alveolus ke dalam ruang pleura sampai tidak ada lagi perbedaan tekanan atau sampai kebocorannya ditutup.1

Tension Pneumotoraks Ketegangan pneumotoraks terjadi ketika gangguan melibatkan pleura visceral, pleura parietal atau cabang trakeobronkial. Gangguan terjadi ketika terbentuk katup satu arah, yang memungkinkan udara masuk ke ruang pleura, dan mencegah udara keluar lagi. Jumlah udara ini terus meningkat seiring dengan inspirasi. Akibatnya, tekanan intrapleura naik pada hemitoraks yang terpengaruh, paru ipsilateral menjadi kolaps dan menyebabkan hipoksia. Jika berlanjut akan menyebabkan pergeseran mediastinum ke arah sisi kontralateral dan menekan paru

6

yang kontralateral serta pembuluh darah yang masuk ke atrium kanan jantung. Hal ini menyebabkan memburuknya hipoksia.5 Peneliti masih memperdebatkan mekanisme yang tepat dari ikut kolapsnya kardiovaskular. Namun, umumnya kondisi dapat berkembang dari kombinasi efek mekanik dan hipoksia. Efek mekanis sebagai manifestasi dari kompresi terhadap vena kava superior dan inferior karena pergeseran mediastinum dan tekanan intratoraks yang meningkat. Hipoksia menyebabkan resistensi pembuluh darah paru meningkat melalui vasokonstriksi. Jika tidak diobati hipoksemia tersebut akan terjadi asidosis metabolik, dan penurunan curah jantung dan dapat terjadi kematian.5

Pneumotoraks Traumatik Sebuah pneumotoraks traumatik dapat terjadi dari trauma dada baik yang tembus maupun yang tidak tembus. Dengan adanya luka penetrasi di dada, hal ini membuat udara dapat masuk melalui luka yang terdapat didada atau bisa juga masuk melalui pleura visceral dari cabang trakeobronkial pada situasi trauma yang tidak tembus, pneumotoraks dapat berkembang jika terjadi robekan pada pleura yang diakibatkan oleh tulang iga yang patah atau dislokasi. Kompresi dada tibatiba juga dapat membuat pecahnya alveolus karena tekanan yang tiba-tiba meningkat. Setelah alveolus yang pecah, udara memasuki ruang interstisial dan masuk baik ke visceral pleura atau mediastinum. Sebuah pneumotoraks terjadi ketika baik pleura visceral atau pleura mediastinum ruptur sehingga memungkinkan udara masuk ke ruang pleura.1

2.7 Mekanisme dari Cedera Trauma Trauma tembus (misalnya, luka tusuk , luka tembak, dan tertusuk benda asing) terutama akan melukai perifer paru-paru, menghasilkan baik hemothorax dan pneumotoraks pada lebih dari 80% dari semua luka dada tembus.

7

Trauma tumpul dapat menyebabkan patah tulang rusuk, yang menyebabkan peningkatan tekanan intratoraks dan bronkial.1,4

Barotrauma Paru Karena volume massa gas pada suhu konstan berbanding terbalik dengan tekanannya, sehingga volume tertentu dari udara jenuh pada suhu tubuh meningkat untuk 1,5 kali di permukaan laut, jika ditempatkan pada ketinggian 3050 m, udara yang terjebak di pecah pleura bulb akan pecah dan dapat menghasilkan pneumotoraks seperti yang terlihat pada anggota awak udara. Demikian pula di penyelam scuba, dikompresi udara dikirimkan ke paru-paru oleh regulator dan selama pendakian barotrauma mungkin terjadi sebagai tekanan ambien turun dengan cepat, gas yang terkandung di paru-paru dan menyebabkan pneumotoraks.1

Tabel 1. Etiologi pneumotoraks1

8

Pneumotoraks iatrogenik Hal ini tergantung pada keadaan di mana ia berkembang. Penyebab utama pneumotoraks iatrogenik adalah aspirasi jarum trantorakal. Dua faktor yang mungkin bertanggung jawab untuk terjadinya pneumotoraks adalah kedalaman dan ukuran lesi. Jika lesi lebih dalam dan ukuran yang kecil kemungkinan meningkat pneumotoraks traumatik. Penyebab utama kedua pneumotoraks iatrogenik adalah kanulasi pusat, karena meningkatnya jumlah pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Tusukan arteri subklavia yang kurang hati-hati akan menyebabkan penusukan pada vena subklavia sebagai komplikasinya. Keseluruhan dilaporkan kejadian adalah dalam kisaran 1-13% dengan 2-5% yang khas. Kejadian ini meningkat sekitar 40% jika upaya dilakukan berulang kali. Torakosisntesis mungkin adalah penyebab utama ketiga pneumotoraks iatrogenik ini. Hal ini sebenarnya dapat dikurangi jika dilakukan dibawah panduan USG.1,6 Dalam sebuah studi menganalisis hasil dari 418 prosedur invasif, kejadian pneumotoraks iatrogenik adalah 13% untuk aspirasi jarum halus transtorakal yang dipandu dengan CT Scan dan 7,1% untuk biopsi pleura, 16,6% untuk biopsi transbronkial, 7,1% untuk TFNA yang dipandu fluoroskopi, dan 1,5% untuk Thoracentesis. Ventilasi mekanis yang dapat menyebabkan pneumotoraks telah turun karena dengan alat ventilasi yang lebih baru memungkin untuk pasien bernafas dengan tekanan puncak lebih rendah. Prosedur lainnya yang mungkin bertanggung jawab adalah, biopsi paru-paru transpleural dan transbronkial, resusitasi kardiopulmoner, akupunktur dada, dan saat pemberian obat intravena namun menggunakan vena leher.1

9

2.8 Diagnosis Diagnosis pneumotoraks dilakukan dengan pemeriksaan klinis yang menyeluruh. Namun interpretasi klinis dari tanda-tanda dan gejala ada sangatlah penting untuk membuat suatu diagnosis yang tepat dan untuk dan mengobati kondisi tersebut dengan benar.1,7 Temuan awal umum termasuk nyeri dada, dispnea, gelisahan, takipnea, takikardia, Hyper resonansi dari dinding dada pada sisi yang terkena, suara napas berkurang pada sisi yang terkena. Sedangkan temuan akhir meliputi, penurunan tingkat kesadaran, deviasi trakea ke sisi kontralateral, hipotensi, distensi dari vena leher (tidak terdapat tanda ini jika hipotensi sudah parah) dan sianosis.3 Tabel 2. Tanda Klasik dari Pneumotoraks1

Studi Pencitraan Radiografi Dada Dengan modalitas ini mayoritas dari kasus ditemukan. Pada beberapa pasien, mungkin lebih lebih baik untuk dilakuakan tindakan radiologis jika terdapat tension pneumotoraks lokal sebelum timbul morbiditas jika dilakukan tindakan dekompresi i. Namun pertimbangan ini harus dibatasi untuk pasien yang kondisinya sadar, stabil, tidak dalam tension pneumotoraks yang stadium lanjut dimana saat itu diperlukan tindakan dekompresi segera tanpa menunda. Idealnya, radiografi dada serial dilakuakn setiap 6 jam pada hari pertama cedera untuk menyingkirkan pneumotoraks.1

10

Tabel 3. Kesalahan diagnosis pneumotoraks dengan X-ray

Gambar 2. Foto polos dada menunjukkan pneumotoraks sekunder terhadap penyumbatan pipa dada (chest tube) A. Garis pleura, B. Pipa dada yang tersumbat

Udara dalam rongga pleura, deviasi kontralateral dari struktur mediastinum, adalah sugestif dari tension pneumothorax. Pada radiografi dada ditemukan volume dada yang meningkat, pelebaran jarak iga, deviasi mediastinum kontralateral dan penekanan middiagfragma.1,8 Rotasi dapat mengaburkan pneumotoraks dan meniru pergeseran

mediastinum. Dalam eveluasi radiografi dada, kesan pertam awal dari

11

pneumotoraks dapat saja menyesatkan. Untuk membantu dalam menentukan ukuran pneumotoraks pada radiografi yang tepat, batas 2,5 cm jarak dari gas ke paru-paru yang kolaps menunjukkan pneumotoraks sekitar 30%. Kolaps total paruparu adalah pneumotoraks 100%.8

Gambar 3. Emfisema Subkutan

Foto dada dengan posisi telentang merupakan hal yang tidak akurat. Karena hal ini akan menghasilkan udara yang menyebar di dada anterior, dan hal ini akan terkesan normal walaupun terdapat udara yang signifikan . Dalam keadaan tertentu bila terjadi pneumotoraks bilateral pasien dapat menunjukkan gejala gangguan pernapasan yang berat, dan tidak akan tampak pergerseran mediastinum dan kedua sisi akan tampak sama.8

CT scan dada CT scan merupakan radiografi dada yang sensitif dalam mengevaluasi pneumotoraksyang ukurannya kecil dan pneumomediastinum, meskipun tanda klinis dari pneumotoraks ini tidak jelas, terutama pada pasien stabil tidak diintubasi. Para pneumotoraks halus ini kini lebih sering terdiagnosis mengingat alat bantu diagnosis yang canggih saat ini. Saat ini CT scan merupaka baku standar

12

untuk evaluasi pneumotoraks halus traumatik ini ketika radiografi dada posisi telentang tidak menunjukkan gambarab pneumotoraks

Tabel 4. Penemuan Radiologi

Gambar 4. CT Scan pneumotoraks paru kiri9

13

Gambar 5. Pneumotaraks pada hemitoraks kiri 10

Ultrasonografi Penggunaan ultrasonografi dalam diagnosis pneumotoraks adalah

perkembangan yang relatif baru. Di beberapa pusat trauma, deteksi pneumotoraks dimasukkan sebagai bagian dari fokus sonografi abdominal untuk pemeriksaan trauma (FAST). Gambaran ultrasonografi digunakan dalam diagnosis pneumotoraks termasuk, adanya pergeseran paru-paru (sensitivitas dan spesifitas yang tinggi), adanya artefak komet-ekor (sensitivitas dan spesifitas yang tinggi), dan kehadiran titik paru-paru (spesifitas tinggi, sensitivitas rendah). Dalam sebuah penelitian, ultrasonografi dilakukan pada pasien dengan trauma toraks tumpul dan memiliki sensitivitas 94% dan 100% spesifitas untuk deteksi pneumotoraks dibandingkan spiral CT scan spiral.

14

Gambar 6. Gambaran normal Ultrasonografi longitudinal torak8

Gambar 7. Pneumotoraks pada pria 25 tahun. USG longitudinal pada ICS 48

15

Tabel 5. Perbandingan foto polos Thorak dibandingkan dengan CT dan USG dibandingkan dengan CT dalam deteksi pneumotoraks8

Tabel 6. Tanda konvensional paru pada USG8

Analisis Gas Darah Arteri Gas darah arteri (ABG) tidak boleh menggantikan posisi diagnosis fisik. Namun, ABG analisis dapat berguna dalam mengevaluasi hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis pernafasan.1

Elektrokardiografi Pada pneumotoraks sisi kiri elektrokardiogram (EKG) menunjukkan: pergeseran ke kanan dari sumbu QRS frontal, pengecilan dari tegangan R prekordial, penurunan amplitudo QRS, dan Gelombang T inversi prekordial.

16

Dengan pneumotoraks yang tepat EKG dapat menunjukkan penyusutan QRS deviasi tegangan prekordial, sumbu kanan, dan gelombang yang menonjol R di V2 terkait dengan hilangnya gelombang S, meniru infark miokard posterior. Semua perubahan dianggap karena efek mekanik dan harus tidak dianggap sebagai iskemia jantung atau infark.1

Diagnosis Klinis dari Pneumotoraks Iatrogenik Diagnosis pneumotoraks iatrogenik dari harus dicurigai pada dalam setiap pasien yang diobati dengan ventilasi mekanis yang tiba-tiba kondisi klinisnya memburuk. Diagnosis ini harus dicurigai pada setiap pasien yang menjadi lebih sesak setelah tindakan medis atau prosedur bedah yang yang memang diketahui terkait dengan terjadinya pneumotoraks. Namun, sinar-X dada yang segera dilakukan setelah kanulasi pusat dapat saja tidak menunjukkan pneumotoraks.1 2.9 Penatalaksanaan1 Manajemen tidak hanya bergantung pada pengaturan klinis, tempat dimana kita memperlakukan pasien di (tempat trauma atau di rumah sakit), setiap prosedur yang menyebabkan pneumotoraks, tetapi juga pada ukuran pneumotoraks, terkait kondisi co-morbid, apakah itu terbuka / tertutup dan sederhana / tension pneumothorax. Metode untuk memperkirakan ukuran pneumotoraks yang benar masih kontroversial. Saat ini ada dua metode yang dijelaskan pada orang dewasa, jika tepi lateral paru-paru adalah > 2 cm dari dinding dada. Hal ini menyiratkan pneumotoraks paling tidak 50% dan karena itu besar ukurannya. Hitunglah rasio jari-jari melintang dari pneumotoraks dengan radius melintang dari hemithorax. Untuk menampilkan ukuran dalam persentase, kalikan ukuran fraksi dengan 100.

Pertolongan Pertama Jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi harus diperiksa di semua pasien dengan trauma dada. keutuhan jalan napas dan kecukupan upaya ventilasi harus dievaluasi dengan penilaian integritas dada dan status sirkulasi. Tamponade

17

perikardial juga dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang sama dengan tension pneumothorax. Posisi tegak mungkin menguntungkan jika tidak ada kontraindikasi seperti cedera tulang belakang. Luka tembus (juga disebut sebagai luka dada hisap) memerlukan tindakan langsung dengan membalut oklusif atau tekanan membalut dengan tekanan yang terbuat dari plastik bersih dengan yang kedap udara. Bagian dalam dari kemasan plastik perban steril dapat digunakan dalam keadaan darurat. 1 Sebuah jarum tipis dapat digunakan untuk tujuan ini, untuk meringankan tekanan dan memungkinkan paru-paru untuk reinflasi pada dugaan tension pneumotoraks. Sebuah pneumotoraks yang tidak diobati adalah kontraindikasi mutlak untuk evakuasi pasien atau transportasi dengan penerbanga udara. Hemothorax dapat dikaitkan dengan pneumotoraks, dan pasien mungkin memerlukan infus intravena ukuran besar sebaiknya dipasang. 1

Terapi oksigen Segera berikan 100% oksigen. Pemberian oksigen tambahan mempercepat tingkat penyerapan udara pleura dalam situasi klinis dan eksperimental. Dengan pernapasan 100% oksigen bukan udara, tekanan alvelolar nitrogen jatuh dan juga nitrogen secara bertahap dicuci keluar dari jaringan dan oksigen diambil oleh sistem vaskular. Hal ini menyebabkan gradien substansial antara jaringan kapiler dan ruang pneumotoraks, hasilnya adalah terjadi peningkatan penyerapan udara dari rongga pleura. Disarankan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit dengan semua jenis pneumotoraks yang tidak ada indikasi untuk aspirasi thoracostomy atau harus diterapi dengan oksigen pada konsentrasi tinggi.1,3 Biasanya 1,25% dari volume diserap dalam 24 jam, maka 10% dari volume yang diserap dalam 8 hari dan 20% akan terjadi dalam 16 hari dan seterusnya. Mayoritas pasien dengan pneumotoraks yang kecil sering dikelola dengan pemberian oksigen dengan tanpa pengobatan lain, namun pengamatan ulang

melalui sinar-X dada mungkin diperlukan untuk mengamati perkembangan terapi.

18

Komplikasi tabung thoracostomy termasuk kematian, cedera pada paru-paru atau mediastinum, perdarahan (biasanya dari cedera arteri interkostal), cedera neurovaskular bundel, infeksi, fistula bronkopleural, dan penempatan tabung intraperitoneal atau subkutan. 1,2 Aspirasi Sederhana 1 Hal ini dilakukan oleh sebuah kanula plastik iv bukan dengan jarum tradisional yang dapat menyebabkan risiko laserasi paru-paru. Tempat penusukan adalah pada sela iga interkostalis kedua pada linea midklavikula adalah konvensional. Hal ini juga dapat dilakukan di ruang interkostalis kelima di ruang aksilaris anterior untuk mencegah perdarahan yang mengancam kehidupan. Terdapat tulisan oleh American College of Chest Physician (ACCP) yang mengatakan bahwa aspirasi jarum dan atau penyisipan kateter kecil yang efektif, nyaman, aman, dan ekonomis merupakan alternatif untuk thorcostmy pada pasien tertentu.

Pipa Torakostomi Prosedur ini direkomendasikan jika aspirasi sederhana terbukti tidak efektif dan thoracoscopy tidak tersedia. Tempat untuk penyisipan adalah sama seperti untuk aspirasi sederhana. Hal ini cepat menimbulkan re ekspansi dari paru-paru dan tidak memerlukan rawat inap yang lama. Risiko dari re-ekspansi paru adalah edema paru-paru jika re-ekspansi ini terjadi dengan sangat cepat, hal ini mungkin lebih baik untuk menggunakan segel air Sekarang inio kateter Melocot sudah digantikan oleh pipa plastik sekali pakai dengan trokar yang terbuat logam di tengahnya (18-24 Fr Gauge). Penempatan yang benar dari tabung dapat dilihat pada gelembung di selang selama ekspirasi dan batuk. Jika paru-paru tetap tidak mengembang atau jika ada kebocoran udara persisten 72 jam setelah pipa thoracostomy dipasang, sebaiknya dipertimbangk untuk tindakan thoracoscopy atau torakotomi.1

19

2.10 Pencegahan Sarankan orang ntuk memakai sabuk pengaman saat mengemudi. Ketika dilakukan kanulasi vena subklavia, gunakan pendekatan supraklavikula daripada infraklavikula untuk membantu mengurangi kemungkinan bentuk pneumotoraks prosedur transbronkial dan transtorakal sebaiknya dilakukan di bawah bimbingan USG.

20

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan Karena tension pneumothorax adalah kondisi yang mengancam jiwa, maka diagnosis dari tension pneumothorax harus dibuat berdasarkan riwayat dan dan pemeriksaan fisik yang ditemukan. Sebuah radiograf dada atau CT scan harus digunakan hanya di keadaan dimana ada satu keraguan mengenai diagnosis dan ketika konisi klinis pasien stabil. Diagnosis dini tension pneumothorax pada pasien tanpa gangguan pernapasan, hipoksia, hipotensi, atau gangguan cardiopulmonar tidak boleh dilakukan. Segera lakukan radiografi ada untuk membantu diagnosis yang tepats. Pertimbangkan diagnosis pneumotoraks / atau tension pneumotoraks jika terdapat trauma tumpul dan tajam. Dalam pasien dengan trauma tumpul, perubahan status mental, hipoksia dan asidosis dapat disebabkan oleh dugaan cedera intraserebral daripada tension pneumothorax. Radiografi dada portable harus selalu dimasukkan dalam awal radiografi evaluasi trauma besar. Ruptur miokard dengan tamponade dapat secara klinis menyerupai tension pneumotoraks. Mempertahankan indeks kecurigaan yang tinggi untuk tension pneumothorax pada pasien yang menggunakan ventilator yang memiliki onset cepat untuk ketidakstabilan hemodinamik atau gagal jantung, terutama jika mereka memerlukan peningkatan tekanan inspirasi puncak. Hindari asumsi bahwa pasien dengan tabung dada tidak memiliki tension pneumothorax jika ia memiliki sistem pernafasan atau hemodinamikyang tidak stabil. Tabung dada dapat menjadi terpasang atau bergeser dan berhenti berfungsi. Hindari penggunaan pipa satu ukuran untuk semua, Tabung thoracostomy merupakan prosedur yang sangat menyakitkan. Pada pasien stabil, analgesia yang memadai / sedasi harus tetap diberikan, diikuti dengan lokal anestesi ketika tabung dada dipasang. Dosis parenteral awal sefalosporin generasi pertama harus diberikan untuk dimasukkan dalam tabung/pipa dalam ruang gawat darurat untuk mengurangi

21

risiko empiema dan pneumonia. Pneumotoraks kecil harus diobati dengan pipa thoracostomy jika pasien mengalami ventilasi mekanis atau menjalani evakuasi untuk ditransfer ke fasilitas yang lebih baik. Pasien yang mendapatkan trauma (selanjutnya disebut sebagai pasien trauma) pada berisiko terjadi morbiditas dan mortalitas yang serius. Salah satu yang paling umum dan pneumotoraks. Pneumotoraks sering dideteksi dengan cara kombinasi pemeriksaan klinis dan radiografi dada. Meskipun teknik ini dapat diandalkan untuk mendeteksi pneumotoraks yang besar, pneumotoraks halus

mungkin sulit untuk dideteksi dalam situasi trauma karena beberapa alasan. Pneumotoraks sulit untuk benar-benar dideteksi secara klinis jika tidak benar-benar menyebabkan gangguan pernapasan substansial atau jika hanya menyebabkan penurunan halus dalam udara yang masuk, yang mungkin tidak terdeteksi pada auskultasi.

22