Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

21
Definisi Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam trauma baik tumpul maupun tajam. Etiologi dan Patofisiologi Ada 2 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu 1. Trauma tajam 2. Trauma Iatrogenik 3. Trauma tumpul Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.Baik luka tikam atau tusuk pada abdomen bagian atas atau pinggang maupun luka tembak pada abdomen yang disertai hematuria merupakan tanda pasti cedera pada ginjal. Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Transcript of Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Page 1: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Definisi

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam trauma baik

tumpul maupun tajam.

Etiologi dan Patofisiologi

Ada 2 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

1. Trauma tajam

2. Trauma Iatrogenik

3. Trauma tumpul

Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada

ginjal di Indonesia.Baik luka tikam atau tusuk pada abdomen bagian atas atau pinggang maupun

luka tembak pada abdomen yang disertai hematuria merupakan tanda pasti cedera pada ginjal. 

Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi

intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy,

dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di

atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah

diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya

pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat kecelakaan

lalu lintas juga semakin meningkat.

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung

biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal

biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung

misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam

rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika

intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

Klasifikasi

Tujuan pengklasifikasian trauma ginjal adalah untuk memberikan pedoman dalam menentukan

terapi dan prognosis.

Page 2: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Grade I: Kontusio ginjal,terdapat perdarahan di ginjal tanpa adanya kerusakan

jaringan,kematian jaringan maupun kerusakan kaliks. Hematuria dapat mikroskopik

atau makroskopik.pencitraan normal.

Grade II: Hematom subkapsular atau perineal yang tidak meluas, tanpa adanya kelainan

parenkim.

Grade III: Laserasi ginjal < 1 cm dan tidak mengenai pelviokaliks dan tidak terjadi

ekstravasasi.

Grade IV: Laserasi > 1cm dan tidak mengenai pelviokaliks atau ekstravasasi urin.

Laserasi yang mengenai korteks,medulla dan pelviokaliks

Grade V: Cedera pembuluh darah utama, avulsi pembuluh darah yang mengakibatkan

gangguan perdarahan ginjal, laserasi luas pada beberapa tempat/ ginjal yang terbelah

Gejala Klinik

Pada trauma tumpul dapat ditemukan adanya jejas di daerah lumbal, sedangkan pada trauma

tajam tampak luka.

Pada palpasi didapatkan nyeri tekan daerah lumbal, ketegangan otot pinggang, sedangkan

massa jarang teraba. Massa yang cepat menyebar luas disertai tanda kehilangan darah merupakan

petunjuk adanya cedera vaskuler.

Nyeri abdomen umumya ditemukan di daerah pinggang atau perut bagian atas, dengan

intenitas nyeri yang bervariasi. Bila disertai cedera hepar atau limpa ditemukan adanya tanda

perdarahan dalam perut. Bila terjai cedera Tr. Digestivus ditemukan adanya tanda rangsang

peritoneum.

Fraktur costae terbawah sering menyertai cedera ginjal. Bila hal ini ditemukan sebaiknya

diperhatikan keadaan paru apakah terdapat hematothoraks atau  pneumothoraks

Hematuria makroskopik merupakan tanda utama cedera saluran kemih. Derajat hematuria

tidak berbanding dengan tingkat kerusakan ginjal. Perlu diperhatikan bila tidak ada hematutia,

kemungkinan cedera berat seperti putusnya pedikel dari ginjal atau ureter dari pelvis ginjal. Pada

pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda shock.

Diagnostik Radiologi

Page 3: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Ada beberapa tujuan pemeriksaan radiologis pada pasien yang dicurigai menderita trauma ginjal,

yaitu:

Klasifikasi beratnya trauma sehingga dapat dilakukan penenganan yang tepat dan

menentukan prognosisnya

Menyingkirkan keadaan ginjal patologis pre trauma

Mengevaluasi keadaan ginjal kontralateral

Mengevaluasi keadaan organ intra abdomen lainnya

Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan :

Grade I:

o Hematom minor di perinephric , pada IVP, dapat memperlihatkan

gambaran ginjal yang abnormal

o Kontusi dapat terlihat sebagai massa yang normal ataupun tidak

o Laserasi minor korteks ginjal dapat dikenali sebagai dfek linear pada

parenkim atau terlihat mirip dengan kontusi ginjal

o Yang lebih penting, pencitraan IVP pada pasien trauma ginjal grade I

dapat menunjukkan gambaran ginjal normal.

o Hal ini tidak terlalu menimbulkan masalah karena penderit grade I

memang tidak memerlukan tindakan operasi .

o Pada CT Scan, daerah yang mengalami kontusi terlihat seperti massa

cairan diantara parenkim ginjal

Grade II:

o Pada IVP dapat terlihat extravasasi kontras dari daerah yang mengalami

laserasi

o Extravasasi tersebut bisa hanya terbatas pada sinus renalis atau meluas

sampai ke daerah perinefron atau bahkan sampai ke anterior atau posterior

paranefron.

o Yang khas adalah, batas ;uar ginjal terlihat kabur atau lebih lebar.

o Dengan pemeriksaan CT Scan , fraktur parenkim ginjal dapat terlihats

Page 4: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

o Akumulasi masif dari kontras, terutama pada ½ medial daerah perinefron,

dengan parenkim ginjal yang masih intak dan nonvisualized ureter,

merupakan duggan kuat terjadinya avulsi ureteropelvic junction

Grade III:

o Secara klinis pasien dalam kadaan yang tidak stabil.

o Kdang kadang dapat terjadi shock dan sering teraba massa pada daerah

flank.dapt diertai dengan hematuria.

o Bila pasien sudah cukup stabil, dapat dilakukan pemeriksaan IVP, dimana

terlihat gangguan fungsi ekskresi baik parsial maupun total

o Ada 2 tipe lesi pada pelvis renalis yaitu trombosis A.Renalis dan avulsi A.

Renalis. Angiografi dapat memperlihtkan gambaran oklusi A.Renalis.

Viabilitas dari fragmen ginjal dapat dilihat secara angiografi.

o Arteriografi memperlihatkan 2 fragmen ginjal yang terpisah cukup

jauh.fragmen yang viabel akan terlihat homogen karena masih mendapat

perfusi cukup baik. Fragmen diantaranya berarti merupaka fragmen yang

sudah tidak viable lagi

Grade IV:

o Grade IV meliputi avulsi dari ureteropelvic junction. Baik IVP maupun

CT Scan memeperlihatkan adanya akumulasi kontras pada derah

perinefron tanpa pengisian ureter.

Sebagai kesimpulan, sampai sekarang belum ada pembatasan yang jelas kapan seorang

penderita yang diduga trauma ginjal memerlukan IVP atau CT Scan sebagai pemeriksaan

penunjangnya. Keputusan tersebut harus didasarkan kepada pemeriksaan manakah yang lebih

tersedia.

CT San biasanya diambil sebagai pemeriksaan penunjang pertama pada psien yang

mengalami trauma multiple organ intra abdomen, dan  pasien yang diduga trauma ginjal Grade

III atau IV.

CT Scan berfungsi sebagai pemeriksaan kedua setelah IVP pada pasien yang pada IVP

memperlihtkan gambaran kerusakan luas parenkim ginjal dan pasien yang keadaan umumnya

menurun.

Page 5: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Terapi dan Prognosis

Lesi minor, grade 1, biasanya diobati secara konservatif. Pengobatan konservatif tersebut

meliputi istirahat di tempat tidur, analgesik untuk menghilangkan nyeri, serta observasi status

ginjal dengan pemeriksaan kondisi lokal, kadar hemoglobin, hematokrit serta sedimen urin.

Penanganan trauma ginjal grade 2 masih menimbulkan suatu kontroversi.  Penenganan

secara konservatif, seperti yang dipilih oleh kebanyakan dokter, mengandalkan kemampuan

normal ginjal untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penenganan secara operatif biasanya

dilakukan apabila pasien tidak memberikan respon positif terhadap pengobatan konservatif,

seperti kehilangan darah yang terus bertambah, bertambah besarnya massa pada regio flank,  rasa

sakit yang terus menerus dan disertai dengan adanya demam. Pengecualian dari indikasi diatas

adalah oklusi pada A. Renalis ( grade 3 ). Tindakan konservatif ini dilakukan untuk menghindari

dilakukannya tindakan nephrektomi. Sedangkan dokter yang memilih tindakan operatif secara

dini mengemukakan bahwa finsidens terjadinya komplikasi lanjut dapat diturunkan dengan

tindakan nephrektomi.

Penanganan trauma ginjal unuk grade 3,4,dan 5 memerlukan tindakan operatif berupa

laparotomi.

Komplikasi

Komplikasi  awal: Perdarahan yang masiv sangat sering terjadi, terutama di retroperitoneal.

Persisten retroperitoneal persisten atau gross hematuri yang berat, indikasi untuk dilakukan

operasi.

Komplikasi lanjut: hypertensi, hydronephrosis, arteriovenous fistula, pembentukan

calculus, dan pyelonephritis. renal atrophy dapat muncul dari vascular compromise dan dapat

diditeksi dengan urography. Perdarahan yang berat dan lanjut dapat muncul setelah 1-4 minggu.

Trauma pada saluran kemih

Trauma  saluran kemih  sering tak terdiagnosa  atau terlambat terdiagnosa karena

perhatian penolong sering  tersita oleh jejas-jejas yang ada  di tubuh dan anggota  gerak saja,

kelambatan ini dapat menimbulkan  komplikasi yang berat seperti  perdarahan hebat dan

peritonitis oleh  karena  itu  pada setiap  kecelakaan  trauma saluran kemih  harus  dicurigai 

sampai dibuktikan tidak ada.

Page 6: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Trauma  saluran  kemih  sering  tidak  hanya  mengenai  satu organ  saja, sehingga 

sebaiknya  seluruh  sistem  saluran kemih  selalu  ditangani  sebagai  satu  kesatuan. Juga harus

dingat bahwa  keadaan  umum  dan  tanda-tanda vital  harus  selalu diperbaiki/dipertahankan 

sebelum melangkah ke pengobatan yang lebih spesifik.

  Trauma ginjal

Dapat disebabkan oleh trauma langsung baik  tajam atau  tumpul di daerah perut bagian

depan samping maupun daerah lumbal, dapat  pula  diakibatkan  trauma tidak  langsung seperti

jatuh terduduk atau jatuh berdiri.

Gejala dan tanda

a)Jejas  luka daerah ginjal, kadang-kadang disertai terbentuknya tumor daerah pinggang.

b) Hematuri keadaan ini   biasanya tidak  terjadi segera karena mula-mula terbentuk bekuan

darah yang menyumbat kaliks atau  ureter, hematuri baru timbul 24-48 jam kemudian setelah

sumbatan tersebut hilang. bekuan darah tersebut dapat menyebabkan clot colic. Derajat hematuri 

tidak sejajar dengan beratnya trauma bahkan pada avulsi ginjal tak ditemukan hematuri.

c) Rangsang peritoneum, timbul akibat darah dalam rongga perut, mungkin  disertai dengan ileus

paralitik

d)Laboratorik, nilai Hb dan Ht dapat menurun. Pengamatan nilai Ht secara berkala dapat

digunakan untuk memperkirakan beratnya perdarahan. Pada urin terdapat  hematuri makroskopik

dan mikroskopik

e)Pemeriksaan radiologi, khususnya pada foto polos perut dapat dijumpai keadaan skoliosis

ringan dengan bagian cekung menghadap ginjal yang terkena trauma, gambar psoas line kabur,

contour ginjal hilang dan dapat disertai dengan kelainan pada tulang-tulang iga dan tulang

belakang. Pielogram intravena perlu dilakukan secepatnya tanpa menunggu hematuri berhenti.

Bertujuan untuk menilai kedua fungsi ginjal baik yang terkena trauma atau yang  sehat, ini

penting bila  nantinya dipikirkan tindakan nefrektomi. Gambaran yang tak jelas dapat pula

disebabkan oleh gangguan ekskresi akibat syok.

Penatalaksanaan

1)Istirahat baring, sekurang-kurangnya sampai seminggu setelah hematuri berhenti, mobilisasi

dilakukan bertahap,  bila  kemudian hematuri timbul lagi, penderita diistirahatkan lagi.

Page 7: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

2)Periksa tanda vital dengan ketat. amati pembesaran tumor pada daerah pinggang dan evaluasi

nilai hematokrit untuk menduga perdarahan. Hematom dipinggang dapat mencapai 1-2 liter.

3) Awasi hematuri dengan menampung urin.

4) Antibiotika spektrum luas, karena bekuan darah sekitar ginjal dapat merupakan tempat

berkembangnya bakteri.

5)Bila telah diyakini dapat ditangani secara konservatif, penderita  dapat diberi minum  banyak

untuk  menigkatkan diuresis sehingga bekuan darah dalam ginjal  dapat keluar.

6)Bila perdarahan terus berlangsung  dan keadaan umum  memburuk, pikirkan tindakan bedah.

Tergantung  pada kelainan yang dijumpai  dapat dilakukan penjahitan, nefrektomi  parsial atau

total.

Trauma ureter

Keadaan ini jarang  terjadi, tapi biasanya akibat kesalahan sewaktu pembedahan. Gejala  yang 

timbul  tidak  khas, setelah  beberapa  saat mungkin  timbul  gejala  rangsang peritoneum akibat 

ekstravasasi urin. Untuk  memastikannya dapat dilakukan  pielografi  intravena atau pyelografi

retrograd. Pengobatan  satu-satunya  adalah  pembedahan mungkin dilakukan reanastomosis,

anastomosis ureteroureter  atau dibuat ureterostomi.

Kontusio   buli-buli

Penderita  mengeluh nyeri, terutama bila ditekan daerah suprapubik dan dapat ada hematuri 

tanpa  ada tanda rangsang peritoneum. Sulit dibedakan dengan laserasi buli-buli atau  ruptura

uretra intra pelvis.

Penatalaksanaan

1) Istirahat  baring sampai hematuri makroskopik hilang.

2) Minum banyak  untuk menigkatkan diuresis. Bila psnderita dapat miksi dengan lancar berarti

tidak ada ruptura  buli-buli ataupun  uretra.

Page 8: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

3) Bila  hematuri  berat dan menetap sampai 5-6 hari pasca trauma, buat sistogram untuk mencari

penyebab lainnya.

4) Obat-obatan, dapat diberikan obat  antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder

misalnya Ampisilin dosis 4 x 250-500 mg/hari

DEFINISI TRAUMA

Trauma adalah cedera atau rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002).

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam

rudapaksa baik tumpul maupun tajam didaerah perut bagian depan samping maupun daerah

lumbal, dapat pula diakibatkan trauma tidak langsung seperti jatuh terduduk, jatuh berdiri dan

kontraksi otot perut yang berlebihan pada hidronefrosis.

Trauma ureter adalah trauma yang disebabkan oleh intervensi iatrogenik yang dilakukan

oleh dokter. Lokasi ureter berada jauh di dalam rongga abdomen dan dilindungi oleh tulang dan

otot, sehingga cidera ureter karena trauma tidak umum terjadi.

Trauma kandung kemih adalah trauma yang disebabkan oleh trauma tumpul seringkali

terjadi pada kecelakaan sepeda motor dan bisa menyebabkan robekan pada kandung kemih. Luka

tembus, biasanya akibat tembakan, juga bisa mencederai kandung kemih.

Trauma uretra adalah trauma yang disebabkan oleh trauma langsung di daerah perineum

dan pelvis. Trauma uretra adalah trauma yang terjadi sepanjang uretra dan biasanya berhubungan

dengan intervensi pembedahan.

ETIOLOGI

Trauma ginjal : Dapat disebabkan oleh trauma langsung baik tajam atau tumpul, di daerah perut

bagian depan, samping maupun daerah lumbal. Dapat pula di akibatkan trauma tidak langsung

seperti jatuh terduduk, jatuh berdiri dan kontraksi otot perut yang berlebihan pada hidronefrosis.

Cedera dari luar, Rudapaksa tumpul, Fraktur /patah tulang panggul.

Trauma ureter: Luka tembak atau tusuk, Ruda paksa ureter disebabkan oleh ruda paksa tajam

atau tumpul dari luar maupun iatrogenik terutama pada pembedahan rektum, uterus, pembuluh

darah panggul atau tindakan endoskopik

Trauma kandung kemih: Cedera dari luar, Rudapaksa tumpul, Fraktur /patah tulang panggul.

Page 9: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Trauma uretra: Fraktur tulang pelvis terjadi robekan pars membranasea karena prostat dengan

uretra prostatika tertarik ke kranial bersama fragmen fraktur, sedangkan uretra membranasea

terikat diafragma urogenital. Cedera menyebabkan memar dinding dengan atau tanpa robekan

mukosa baik parsial maupun total. Jatuh terduduk atau terkangkang sehingga uretra terjepit

antara obyek yang keras dengan tulang simfisis. Instrumentasi urologik seperti pemasangan

kateter, brusinasi dan bedah endoskopi.

PATOFISIOLOGI

Trauma ginjal: Trauma tumpul akibat jatuh, olahraga dan kecelakaan lalu lintas menyebabkan

ginjal malposisi dan kontak dengan iga (tulang belakang). Penetrasi benda tajam (luka tembak

atau tikam) menyebabkan trauma pada ginjal sehingga terjadi syok akibat trauma multisistem.

Trauma renal berupa trauma minor seperti contusio, laserasi minor parenkim ginjal; trauma

mayor seperti laserasi mayor (kerusakan pada sistem kaliks) dan fragmen parenkim ginjal, ruptur

kapsul ginjal akibat hematom; kritis seperti multipel, laserasi berat dan cedera pedikel ginjal

(cedera pada pembuluh darah ginjal).

Trauma ureter: Cidera pada ureter kebanyakan terjadi karena pembedahan antara lain pada

operasi endourologi trans-ureter (uteroskopi atau uretorenoskopi, ekstrasksi batu dengan dormia

atau litotripsi batu ureter) dan operasi di daerah pelvis (diantaranya adalah operasi ginekologi,

bedah digestif atau bedah vaskular) sedangkan cidera ureter akibat ruda paksa dari luar lebih

jarang terjadi. Tindakan kateterisasi ureter yang menembus dinding ureter atau pemasukan zat

asam atau alkali yang terlalu keras dapat juga menimbulkan trauma ureter. Trauma ureter yang

paling sering terjadi biasanya lebih disebabkan oleh trauma tajam seperti luka tusuk dan tembak.

Trauma kandung kemih: Cedera tumpul karena kecelakaan sepeda motor menyebabkan

robekan pada kandung kemih. Luka tembus karna tembakan menyebabkan cedera pada kandung

kemih.

Trauma uretra: Trauma uretra terjadi akibat cedera yang berasal dari luar dan cedera iatrogenik

akibat instrumentasi pada uretra. Trauma tumpul yang menimbulkan fraktur tulang pelvis

menyebabkan ruptur uretra pars membranasea, sedangkan trauma tumpul pada selangkang atau

straddle injury dapat menyebabkan ruptur uretra para bulbosa. Pemasangan kateter pada uretra

yang kurang hati-hati dapat menimbulkan robekan uretra karena salah jalan (false route).

Intervensi operasi trans-uretra dapat menimbulkan cedera uretra iotrogen.

Page 10: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

MANIFESTASI

Trauma ginjal: Pada rudapaksa tumpul dapat ditemukan jejas di daerah lumbal, sedangkan pada

rudapksa tajam tampak luka. Pada palpasi di dapat nyeri tekan, ketegangan otot pinggang,

sedangkan massa jarang teraba. Massa yang cepat meluas sering ditandai tanda kehilangan darah

yang banyak merupakan tanda cedera vaskuler. Nyeri abdomen pada daerah pinggang atau perut

bagian atas. Fraktur tulang iga terbawah sering menyertai cedera ginjal. Hematuria makroskopik

atau mikroskopik merupakan tanda utama cedera saluran kemih.

Trauma ureter: Pada umumnya tanda dan gejala klinik umumnya tidak spesifik. Hematuria

menunjukkan cedera pada saluran kemih. Bila terjadi ekstravasasi urin dapat timbul urinom pada

pinggang atau abdomen, fistel uretero-kutan melalui luka atau tanda rangsang peritoneum bils

urin masuk ke rongga intraperitoneal. Pada cedera ureter bilateral ditemukan anuria.

Trauma kandung kemih: Umumnya fraktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat. Nyeri

suprapubik. Ketegangan otot dinding perut bawah. Hematuria Ekstravasasi kontras pada

sistogram.

Trauma uretra: Pada ruptur uretra posterior, terdapat tanda patah tulang pelvis. Pada daerah

suprapubik dan abdomen bagian bawah dijumpai jejas, hematom dan nyeri tekan. Terdapat tetes

darah segar di meatus uretra Bila terjadi ruptur uretra total, penderita mengeluh tidak bisa buang

air kecil. Cedera uretra karena kateterisasi dapat menyebabkan obstruksi karena edema atau

bekuan darah. Abses periuretral atau sepsis mengakibatkan demam.

PENATALAKSANAAN

Trauma ginjal: Istirahat baring, sekurang-kurangnya sampai seminggu setelah hematuri berhenti,

mobilisasi dilakukan bertahap, bila kemudian hematuri timbul lagi, penderita diistirahatkan lagi.

Perhatikan tanda vital dengan ketat. Amati pembesaran tumor di daerah pinggang dan nilai Ht

untuk menduga pendarahan. Hematom di pinggang dapat mencapai 1-2 liter. Awasi hematuri

dengan menampung urin tiap 3 jam dan dideretkan pada rak, bila perdarahan berhenti maka

tabung-tabung akhir berwarna makin coklat, bila tetap/makin rendah, perdarahan tetap

berlangsung. Antibiotik spektrum luas selama 2 minggu, karena bekuan darah sekitar ginjal

dapat merupakan tempat berkembangnya bakteri. Bila telah diyakini dapat ditangani secara

konservatif, penderita dapat diberi minum banyak untuk meningkatkan diuresis sehingga bekuan

darah dalam ginjal cepat keluar. Bila perdarahan terus berlangsung dan keadaan umum

Page 11: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

memburuk, pikirkan tindakan bedah. Tergantung pada kelainan yang dijumpai dapat dilakukan

penjahitan, nefrektomi parsiil atu total.

Trauma kandung kemih: Istirahat baring sampai hematuri makriskopik hilang. Minum banyak

untuk meningkatkan diuresis. Bila penderita dapat miksi dengan lancar berarti tidak ada ruptur

buli-buli ataupun uretra. Bila hematuria berat dan menetap sampai 5-6 hari pasca trauma, buat

sistrogram untuk mencari penyebab lain. Obat- obatan : Antibiotik: Ampisilin 4x 250-500 mg/

hari per oral. Hemostatik: Adona AC- 17 per oral.

Klasifikasi trauma ginjal:

Trauma ureter: Ekstravasasi dari urin atau obstruksi tergantung dari jenis traumanya ( urinoma,

kerusakan ginjal). Macam-macam Cedera pada ureter: Terikat, Krussing karena terikat oleh

klem, Putus (robek), Devaskularisasi

Trauma kandung kemih: Komplikasi jarang terjadi namun dapat saja terjadi infeksi karena

kateter urine atau sepsis akibat ekstravasasi urine. Dapat berbentuk : Kontusio buli-buli: terdapat

memar jaringan dan mukosa buli-buli, Ruptura buli-buli ekstraperitoneal: biasanya terjadi akibat

trauma yang terjadinpada saat buli-buli kosong atau akibat patah tulang pelvis, Ruptura buli-buli

intraperitoneal; terjadi akibat trauma pada saat buli-buli penuh.

Trauma uretra: Perdarahan dan infeksi

PRIMARY SURVEY & SECOND SURVEY

Orang yang mengalami cedera berat harus dikaji dengan cepat dan efisien. Kriteria dan protokol

untuk memudahkan pengkajian awal, intervensi dan triage untuk korban trauma telah

dikembangkan oleh american college of surgeons, committee on trauma.

Primary survey

Mendeteksi masalah-masalah jalan napas, pernapasan dan sirkulasi dan menentukan

kemungkinan ancaman terhadap jiwa dan anggota badan. Informasi tentang mekanisme

terjadinya cedera dan gambaran tentang keadaan kecelakaan akan memberikan petunjuk tentang

kemungkinan terjadinya cedera serius. Pemeriksaan neurologik yang seksama juga dilakukan.

Resusitasi

Page 12: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

Resusitasi  seringkali mulai dilaksanakan selama evaluasi primer dan mencakup tindakan

terhadap kondisi-kondisi yang mengancam keselamatan jiwa. Pasien dapat memerlukan intubasi

endotrakeal, pemberian oksigen, terapi cairan intravena dan kontrol terhadap hemoragi. Kondisi-

kondisi yang mengancam keselamatan jiwa. Misalnya tension, pneumotoraks terbuka,

hemotoraks masif dan tamponade jantung, diatasi dengan cepat. Kecuali adanya kontraindikasi,

kateter urine dan selang nasogastrik dipasang.

Secondary survey

Apabila kondisi pasien sudah berhasil distabilkan riwayat kesehatan yang lengkap, termasuk

informasi tentang mekanisme terjadinya cedera, harus diperoleh dan pemeriksaan fisik secara

menyeluruh harus dilakukan. Pemeriksaan dapat mencakup elektrokardiogram (ECG), berbagi

uji laboratorium dan pemeriksaan radiologik.

Pola-pola cedera: Informasi tentang pola atau mekanisme terjadinya cedera sering kali

akan sangat membantu dalam mendiagnosa kemungkinan gangguan yang diakibatkan.

Trauma tumpul terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor (KKB) dan jatuh, sedangkan

trauma tusuk (penetrasi) sering kali diakibatkan oleh luka tembak atau luka tikam.

Umumnya makin besar kecepatan yang terlibat di dalam suatu kecelakaan akan makin

besar cedera yagn terjadi (mis, KKB kecepatan tinggi peluru dengan kecepatan tinggi

jatuh dari tempat yang sangat tinggi).

Trauma tumpul: Pada kecelakaan kendaraan mobil, badan kendaraan memberikan

sebagian perlindungan dan menyerap energi dari hasil benturan tabrakan. Pengendara

atau penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman, bagaimana pun akan

terlempar dari mobil dan dampaknya mendapatkan cedera tambahan. Pengendara sepeda

motor mempunyai perlindungan yang minimal dan sering kali akan menderita cedera

yang parah apabila terlempar dari motor. Perlambatan yang cepat selama KKB atau jatuh

dapat menyebabkan kekuatan yang terputus yang dapat merobek struktur tertentu. organ-

organ abdomen (limpa, ginjal, usus) akan terlepas dari mesenteri. Cedera karena benturan

seringkali menyebabkan kerusakan internal dengan sedikit tanda-tanda trauma eksternal.

Tipe kerusakan pada kendaraan seringkali memberikan petunjuk-petunjuk cedera spesifik

yang diderita pada KKB. Benturan lateran dapat menyebabkan fraktur pelvis.

Trauma Penetrasi: Luka tembak berkaitan dengan derajat kerusakan yang lebih tinggi

dari luka-luka tikaman. Peluru dapat menyebabkan lubang disekitar jaringan dan dapat

Page 13: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

terpecah atau merubah arah di dalam tubuh mengakibatkan peningkatan cedera.

Perdarahan internal, perforasi organ dan fraktur kesemuanya dapat disebabkan oleh

cedera penetrasi. Dengan menggunakan ketrampilan pengkajian yang baik dan

kewaspadaan pada mekanisme terjadinya cedera, perawat unit perawatan kritis dapat

membantu dalam mengidentifikasi cedera yang tidak didiagnosa diunit kegawatdaruratan.

LABORATORIUM & DIAGNOSIS

Trauma ginjal

Hb dan Ht (hematokrit) menurun. Pengamatan nilai Ht secara berkala dapat digunakan

untuk memperkirakan beratnya perdarahan.

Pada Ro foto polos perut terdapat :

o Skoliosis ringan dengan bagian cekung menghadap ginjal yang terkena trauma

o Gambaran psoas kabur

o Countour ginjal hilang Perhatikan juga keadaan tulang-tulang iga dan tulang

belakang sekitarnya.

IVP dilakukan jika terdapat luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal, cedera

tumpul ginjal yang ditandai dengan hematuria (mikroskopik maupun kasat mata), cedera

tumpul ginjal dengan hematuria dan disertai syok. Hasilnya menunjukan trauma dengan

peningkatan gejala dan fungsi kontralateral ginjal.

CT scan/MRI atau arteriografi dilakukan bila dengan IVP belum dapat menjelaskan

keadaan ginjal. Hasilnya menunjukkan laserasi, hematoma, dan defek ekstravasasi urine.

Pielogram intravena perlu dilakukan secepatnya tanpa menunggu hematuri berhenti.

Bertujuan menilai kedua fungsi ginjal-baik yang terkena trauma maupun yang sehat-ini

penting bila nantinya dipikirnya tindakan nefrektomi. Gambaran yang tak jelas dapat pula

disebabkan oleh gangguan ekskresi akibat syok.

Trauma ureter

IVP dan ultrasound diperlukan untuk mendiagnose trauma ureter ini. Pembedahan

merupakan tindakan utama untuk memperbaiki kerusakan, mungkin dengan membuat

Page 14: Trauma Ginjal Dan Saluran Kemih

anastomosis. Kadang-kadang prosedur radikal seperti uterostomy cutaneus, transureterotomy,

dan reimplantasi mungkin dilakukan. Pemeriksaan diagnostik yang biasanya dilakukan

adalah urografi intravena, CT scan dan urografi retrograd.

Trauma kandung kemih

Untuk mendiagnosa luka kandung kemih sebaiknya melakukan cryptography yaitu suatu

prosedur di mana pewarna radioaktif (senyawa kontras) yang dapat dilihat dengan X-ray,

disuntikkan ke dalam kandung kemih. Prosedur selanjutnya adalah dengan melakukan CT

scan atau X-ray untuk melihat kebocoran. Sementara untuk luka kandung kemih yang terjadi

selama prosedur operasi biasanya diketahui tepat pada waktunya sehingga rangkaian tes tersebut

tidak perlu dilakukan.

Trauma uretra

Foto uretrografi dengan memasukkan kontras melalui uretra, sehingga dapat diketahui

adanya ruptur uretra dan lokasinya.